BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Dalam bab ini akan

advertisement
BAB 3
ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai riwayat perusahaan, bidang usaha
perusahaan, struktur organisasi, dan hal-hal yang berhubungan dengan perusahaan.
Penjelasan akan dilanjutkan dengan analisis sistem yang sedang berjalan di
perusahaan, identifikasi permasalahan yang terjadi, analisis Functional dan NonFunctional requirements.
3.1
Riwayat Perusahaan
3.1.1
Sejarah Perusahaan
Selama beberapa dekade terakhir ini, Mayora Group telah
tumbuh menjadi salah satu perusahaan yang memiliki nama dalam
Fast Moving Consumer Goods Industry. Kemampuan dalam
mengidentifikasi pasar dan komitmen dalam menghasilkan produk
dengan kualitas yang baik menjadikan beberapa produk dari Mayora
Group dikenal di kalangan dunia, seperti Kopiko, Danisa, Astor,
Energen, Torabika dan masih banyak lagi.
Didirikan pada tahun 1977, Mayora Group telah berkembang
dari sebuah industri rumahan menjadi salah satu perusahaan Fast
Moving Consumer Goods Industry.
Mayora Group menjadi perusahaan umum pada tahun 1990,
dengan mencantumkannya dalam Bursa Efek Jakarta, dan beberapa
38
39
tahun setelahnya, Mayora group berkembang untuk menjadi
perusahaan berbasis ASEAN, dengan membangun beberapa fasilitas
produksi dan kantor penjualan di beberapa negara Asia Tenggara.
Saat ini, produk dari Mayora Group telah dijual oleh banyak
negara di dunia. Tidak hanya didukung oleh logistik modern dan
sistem manajemen gudang, tetapi juga didukung oleh jaringan
distribusi yang kuat, Mayora Group telah menjamin ketersediaan
produknya di pasar.
Mayora Group telah membuktikan dirinya sebagai produsen
dari produk berkualitas yang telah mendapatkan pengakuan dan
penghargaan seperti “Top 100 Exporter Companies in Indonesia” dari
Swa Magazine, “Top Five Best Managed Companies in Indonesia”
yang diprakarsai oleh Asia Money, “Top 100 public listed companies”
pada tahun 2009 dan 2010 di urutan pertama dalam bidang Food and
Beverages yang diprakarsai oleh Investor Magazine Indonesia, dan
juga “Best Manufacturer of Halal Products” pada tahun 2004 oleh
Majelis Ulama Indonesia.
3.1.2
Notaris, Nomor Akta, dan Alamat
PT. Mayora Indah, Tbk. (perusahaan) didirikan pada tanggal
17 Februari 1977 berdasarkan akta No. 204 yang diubah dengan akta
No. 320 tanggal 22 Juni 1977, keduanya dibuat di hadapan Notaris
Poppy Savitri Parmanto S.H., sebagai pengganti dari Notaris Ridwan
Suselo S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
40
Keputusan no. Y.A.5/5/14 tanggal 3 Januari 1978 dan telah
didaftarkan pada Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tangerang
No. 2/PNTNG/1978 tanggal 10 Januari 1978 serta diumumkan dalam
Berita Negara RI No. 39 tanggal 15 Mei 1990, Tambahan No. 1716.
Anggaran Dasar Perusahaan diubah dengan akta No. 421
tertanggal 30 Desember 1989 dan diubah kembali dengan akta No.
155 tertanggal 16 Januari 1990, keduanya dibuat dihadapan S.P.
Henny Sidkhi S.H., notaris di Jakarta dan telah mendapatkan
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C21696.HT.01.04.TH.90 tertanggal 26 Maret 1990. Anggaran Dasar
Perusahaan juga diubah secara menyeluruh dengan akta No. 49
tertanggal 4 April 1990 dibuat dihadapan S.P. Henny Sidkhi S.H.,
notaris di Jakarta dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C22609.HT.01.04.TH.90 tertanggal 7 Mei 1990. Perubahan tersebut
antara lain meningkatkan modal dasar Perusahaan dari Rp.
20.000.000.000,-
(dua
puluh
milyar
rupiah)
menjadi
Rp.
30.000.000.000,- (tiga puluh milyar rupiah) yang terbagi atas Rp.
30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) saham biasa dengan nominal Rp.
1000,- per saham.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali
perubahan, yang terakhir dengan akta Notaris Adam Kasdarmadji
S.H., No. 448 tanggal 27 Juni 1997, antara lain mengenai maksud dan
tujuan perusahaan. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan
41
dari
Menteri
Kehakiman
Republik
Indonesia
No.
C2-
620.HT.01.04.TH.98 tanggal 6 Februari 1998.
Pada tanggal
25 Mei 1990, Perusahaan memperoleh
persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan
No.
SI-109/SHM/MK.10/1990
untuk
menawarkan
3.000.000 saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek di Indonesia.
Saham tersebut mulai tercatat di Bursa Efek pada tanggal 4 Juli 1990.
Adapun tujuan perusahaan menawarkan sebagian dari modal
sahamnya kepada masyarakat melalui Bursa Efek di Indonesia antara
lain untuk memperkuat struktur permodalan Perusahaan dengan cara
pengurangan kewajiban jangka panjang, meningkatkan kegiatan usaha
dengan ekspansi atau perluasan di bidang makanan ringan dan
memberikan kesempatan kepada masyarakat luas baik perorangan
maupun lembaga/badan usaha untuk memiliki saham Perusahaan.
Selanjutnya pada tanggal 16 Oktober 1992, Perusahaan
memperoleh surat dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S1710/PM/1992, perihal pemberitahuan efektifnya
Pernyataan
Pendaftaran Perusahaan, atas penawaran umum terbatas kepada
pemegang saham sebanyak 63.000.000 saham, yang mulai tercatat di
Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 30 Desember 1992.
Pada tanggal 7 Februari 1994, Perusahaan memperoleh surat
dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S-219/PM/1994, perihal
pemberitahuan efektifnya Pernyataan Pendaftaran Perusahaan, atas
penawaran umum terbatas II kepada para pemegang saham sebanyak
24.570.000 saham, yang mulai tercatat di Bursa Efek Jakarta dan
42
Surabaya pada tanggal 1 Maret 1994. Pada tanggal 31 Desember 2004
seluruh saham Perusahaan sejumlah 766.584.000 saham telah tercatat
pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
Pada tanggal 26 Mei 1997, Perusahaan memperoleh surat dari
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. 001/MI/V/97 perihal
pemberitahuan efektifnya Pernyataan Pendaftaran Perusahaan atas
penawaran
umum
obligasi
kepada
masyarakat
sebesar
Rp.
300.000.000.000,- pada tingkat bunga tetap sebesar 14.65% per tahun.
Seluruh obligasi dijual dengan harga nilai nominal dan dicatat di
Bursa Efek Surabaya. Pada tahun 2004, obligasi telah dilunasi
Perusahaan.
Pada tanggal 27 Juni 2003, Perusahaan memperoleh surat dari
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S-1542/PM/2003 perihal
pemberitahuan efektifnya Pernyataan Pendaftaran Perusahaan atas
penawaran
umum
obligasi
kepada
masyarat
sebesar
Rp.
200.000.000.000,- pada tingkat bunga tetap sebesar 14% per tahun.
Seluruh obligasi dijual dengan harga nilai nominal dan dicatat di
Bursa Efek Surabaya.
Perusahaan berdomisili di Tangerang dengan pabrik berlokasi
di Tangerang dan Bekasi. Kantor pusat perusahaan beralamat di
Gedung Mayora, Jalan Tomang Raya No. 21-23, Jakarta 11440.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1978.
Jumlah karyawan perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 31
Desember 2003, 2004, dan 2005 masing-masing adalah 4.310
karyawan, 4.650 karyawan, dan 5.317 karyawan. Perusahaan
43
tergabung dalam kelompok usaha (group) Mayora. Perusahaan juga
merupakan induk perusahaan dengan memiliki, baik secara langsung
maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham anak perusahaan
berikut:
1. PT. Sinar Pangan Barat (SPB) yang berdomisili di Medan. Jenis
usahanya industri makanan dan olahan, mulai beroperasi sejak
tahun 1991.
2. PT. Sinar Pangan Timur (SPT) yang berdomisili di Surabaya.
Jenis usahanya industri makanan dan olahan, mulai beroperasi
sejak tahun 1992.
3. PT. Torabika Eka Semesta (TES) yang berdomisili di Tangerang.
Jenis usahanya industri pengolahan kopi bubuk dan instan, mulai
beroperasi sejak tahun 1990.
4. PT. Kakao Mas Gemilang (KMG), dimiliki TES dengan
kepemilikan 96%, berdomisili di Tangerang. Jenis usahanya
industri pengolahan biji kakao, mulai beroperasi sejak tahun 1985.
5. Mayora Nederland B.V., berdomisili di Belanda. Yang jenis
usahanya jasa keuangan dan mulai beroperasi sejak tahun 1996.
3.1.3
Visi dan Misi Perusahaan
1. Untuk menjadi produsen makanan dan minuman berkualitas baik
yang
dipercaya
oleh
konsumen
baik
domestik
maupun
internasional, dan mengontrol pangsa pasar dalam setiap bidang
usaha yang didalami.
2. Untuk menambah nilai kepada setiap pemegang saham.
44
3. Menyediakan kontribusi positif kepada lingkungan dan negara
dimana perusahaan beroperasi.
3.1.4
Bidang Usaha
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang
lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang
industri, perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini Perusahaan
menjalankan bidang usaha industri makanan olahan, antara lain
biskuit, kembang gula, wafer, cokelat, dan jelly. Produk-produk
perusahaan telah memasuki pasar dan telah mendapat tempat yang
baik di kalangan konsumen makanan ringan. Untuk menjangkau
seluruh lapisan konsumen telah diciptakan berbagai macam produk
dengan nama, kualitas dan harga yang berbeda.
Beberapa merk dagang dari Perusahaan yang telah dikenal
masyarakat antara lain:
1. Biskuit: Roma (dalam berbagai jenis), Danisa (dalam
berbagai jenis) dan Better.
2. Kembang Gula: Kopiko, Swissel, Kiss, Pee Wee, Tamarin,
dan lain-lain.
3. Wafer: Roma Chocolate Wafer, Sando, Beng-Beng, Astor,
dan lain-lain.
4. Cokelat: Choki-choki, Hits, Oka, dan lain-lain.
5. Jelly: Long Jelly.
45
Selain itu perusahaan juga memproduksi produk-produk
sejenis untuk ekspor dengan menggunakan merk-merk yang berbeda.
Bahan-bahan utama yang dipergunakan oleh Perusahaan dalam
memproduksi produk-produk di atas lain:
a. Tepung (gandum, tapioka, beras, jagung)
b. Minyak (minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak
kedelai, minyak cokelat, mentega, dll)
c. Gula
d. Susu
e. Cokelat, Kopi
f. Bahan-bahan pembungkus, dll.
Perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam pembelian atas
bahan baku yang dipergunakan karena lebih dari 90% bahan-bahan
tersebut dihasilkan di dalam negeri. Bahan baku yang masih diimport
oleh Perusahaan adalah “flavor” (pengharum) yang digunakan pada
produk seperti kembang gula dan jelly.
Untuk menjaga kualitas produk, Perusahaan telah mendirikan
laboratorium untuk setiap unit produk yang dihasilkan dengan
melakukan penelitian tidak hanya pada produk akhir tetapi juga
bahan-bahan baku yang dipergunakan. Laboratorium, sebagai contoh,
melaksanakan percobaan terhadap seluruh bahan baku. Lebih jauh
lagi, laboratorium juga melaksanakan percobaan guna menghindarkan
pencemaran terhadap produk yang akan dibuat.
46
Selain menjaga kualitas produk yang akan dihasilkan,
laboratorium Perusahaan juga berfungsi sebagai pusat pengembangan
produk-produk baru tersebut berdasarkan atas hasil penelitian di
kalangan konsumen mengenai jenis atau rasa yang tengah digemari
oleh konsumen.
Untuk meningkatkan pelayanan pemasaran dan kemudahan
jalur distribusi, Perusahaan telah menyerahkan masalah tersebut
kepada PT. Inbisco Niaga yang bertindak sebagai pemasok dan
distribusi tunggal perusahaan. PT. Inbisco Niaga didirikan oleh
Inbisco Group pada tahun 1985 sebagai salah satu group perusahaan
Inbisco Group, baik pasar domestik maupun ekspor.
Pada saat ini, PT. Inbisco Niaga memiliki kantor cabang di
seluruh cabang di seluruh Indonesia yang dilengkapi dengan sarana
pergudangan, administrasi, armada distribusi dan penjualan untuk
menyebarluaskan produk-produk Perusahaan di seluruh Indonesia.
Dengan adanya PT. Inbisco Niaga, perusahaan berhasil menembus
pasaran ekspor seperti Singapura, Hongkong, Timur Tengah, Amerika
Serikat, Kanada, dan Eropa.
47
3.2
Struktur Organisasi Perusahaan
Berikut adalah struktur organisasi PT. Mayora Indah, Tbk:
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Mayora Indah, Tbk.
48
Berikut adalah struktur organisasi pabrik JATAKE:
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Pabrik Jatake
49
3.3
Tata Laksana/Prosedur yang Sedang Berjalan
3.3.1
Terminologi
Terminologi memiliki pengertian sebagai suatu peristilahan
atau ilmu mengenai batasan atau definisi istilah.
Berikut adalah daftar terminologi yang digunakan perusahaan:
1. Quality
Control,
adalah
petugas
pengecekan
yang
menangani pengecekan kualitas di pabrik.
2. Production, adalah sistem produksi yang terjadi di pabrik.
3. Quality Production, adalah petugas pengecekan produksi
yang memiliki kewenangan dalam verifikasi data hasil
pengecekan yang telah dikerjakan oleh Quality Control.
4. Quality Control Corporate adalah orang yang menetapkan
standar kualitas pabrik dan melakukan pengecekan kualitas
terhadap data yang diinput oleh Quality Control.
5. Line, adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan
satu mesin produksi.
6. Shift, adalah jadwal bekerja yang dimiliki oleh masingmasing Quality Control, satu hari memiliki tiga shift utama
yang masing-masingnya delapan jam.
7. Task, adalah sebutan untuk kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan oleh Quality Control.
8. Activity, adalah sebutan untuk jenis kegiatan yang
dilakukan oleh Quality Control.
9. Module, adalah sebutan untuk modul yang akan dikerjakan
oleh Quality Control.
50
10. Upload Database, merupakan kegiatan yang dilakukan
Quality Control untuk mengirimkan data pencatatan ke
aplikasi QMS Connector.
11. Upload Data to Device, merupakan kegiatan yang
dilakukan Quality Control untuk mengirimkan modul
pekerjaan ke Mobile Device setiap awal shift.
12. Download Data from Device, merupakan kegiatan dimana
Quality Control mengirimkan data pencatatan ke server.
13. Server, dalam pihak ini adalah tempat menyimpan data
yang terletak di kantor pusat.
14. Client, yaitu aplikasi yang digunakan oleh pengguna, yaitu
aplikasi QMS pada Mobile Device.
15. Form, yaitu daftar standar-standar pengecekan harian yang
harus dikerjakan oleh Quality Control pada sistem lama.
16. Quality Checking, yaitu proses dimana Quality Control
melakukan pengecekan terhadap Activity yang terdapat
pada aplikasi.
17. Finished Form, adalah form yang telah selesai dikerjakan
oleh Quality Control.
18. QMS, adalah singkatan dari Quality Management System,
istilah ini lebih mengacu kepada aplikasi yang digunakan
pada Mobile Device.
19. QMS
Connector,
adalah
singkatan
dari
Quality
Management System Connector, istilah ini lebih mengacu
kepada aplikasi yang digunakan pada sisi interface yang
51
berfungsi sebagai penengah antara database server dengan
Mobile Device.
20. Docking, adalah istilah yang digunakan untuk menandakan
bahwa proses pengiriman data dilakukan secara langsung
melalui koneksi kabel USB.
21. Incident, adalah hal di lapangan yang menyebabkan
kegiatan produksi tertunda atau terhenti.
22. Six Big Loses, adalah jenis-jenis Incident.
23. Interface, adalah perantara berupa aplikasi antara satu
sistem dengan basis data pada server yang dalam hal ini
adalah QMS Connector.
24. Generate Data adalah proses untuk mendapatkan daftar
Task yang dikirimkan ke Mobile Device yang digunakan
Quality Control.
25. End Day adalah proses yang menyatakan bahwa shift telah
berakhir dan akan digantikan dengan shift selanjutnya.
26. Verifying Quality Data adalah proses memverifikasi data
yang telah dicatat apakah sesuai dengan standar kualitas
yang telah ditetapkan.
27. Mobile Device, adalah perangkat berbasis Android yang
digunakan oleh Quality Control.
3.3.2
Prosedur yang Sedang Berjalan
PT. Mayora Indah, Tbk. adalah salah satu perusahaan yang
telah menganut sistem manajemen kualitas. Sistem manajemen
52
kualitas yang digunakan saat ini adalah sistem yang belum
memanfaatkan teknologi mobile dalam penerapannya. Berikut adalah
diagram dari sistem manajemen kualitas yang berjalan saat ini:
Gambar 3.3 Proses Bisnis Sistem Manajemen Kualitas
Gambar di atas merupakan diagram proses bisnis sistem
manajemen kualitas dari PT. Mayora Indah, Tbk. yang berjalan saat
ini. Berikut penjelasan mengenai skenario proses bisnis yang terjadi di
lapangan:
1. Prosedur Quality Management System akan dimulai setiap
shift.
53
2. Quality Control akan mengambil Quality Form harian
yang telah disediakan di ruang produksi setiap kali akan
memulai pekerjaannya.
3. Quality Form akan berisi tabel-tabel Task sesuai dengan
shift yang harus dikerjakan oleh Quality Control.
4. Quality Checking akan dikerjakan sampai semua kolom
pada Quality Form telah diisi.
5. Setiap proses Quality Checking, Task yang diisi harus
sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan, oleh karena itu
ada seorang Quality Production yang akan melakukan
verifikasi data.
6. Setelah verifikasi data, maka dicek kembali apakah masih
ada Task yang harus dikerjakan oleh Quality Control.
7. Setelah proses pengecekan selesai, maka Form yang telah
selesai diberikan kepada Quality Control Corporate.
8. Quality Control Corporate akan menerima data tersebut
dan memverifikasi apakah sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
9. Apabila terdapat Task dengan standar yang berbeda, maka
akan dilanjutkan tinjauan lebih lanjut mengenai apa yang
menyebabkan perbedaan standar pada produksi.
10. Task dengan standar yang sesuai akan di-input ke dalam
spreadsheet yang kemudian akan digunakan sebagai
laporan.
54
11. Apabila spreadsheet tersebut telah disimpan, maka proses
bisnis dari Quality Management System telah selesai.
3.4
Permasalahan yang Dihadapi
Berdasarkan pengamatan di lapangan dan komunikasi dengan
stakeholder di perusahaan, maka ada beberapa permasalahan yang dihadapi
saat ini. Beberapa permasalahan yang didapatkan dari hasil komunikasi
dengan stakeholder adalah:
1. Biaya cukup besar yang harus dikeluarkan perusahaan setiap hari
saat proses pengecekan harus dilakukan. Biaya tersebut antara lain
dari pencetakan form-form standar yang harus diperiksa oleh
Quality Control, dan pengadaan alat tulis.
2. Proses input data yang tidak setiap hari dilakukan dikarenakan
Quality Control Corporate tidak setiap hari mengunjungi pabrik.
3. Kesulitan
Quality
pengecekan
Control
kualitas.
Corporate
Quality
Control
dalam
melakukan
Corporate
harus
mengunjungi pabrik untuk melakukan pengecekan kualitas.
4. Ketidakdisiplinan Quality Control.
Berdasarkan
hasil
pengamatan
di
lapangan,
terdapat
satu
permasalahan yang memiliki dampak cukup berat terhadap sistem
manajemen kualitas. Permasalahan itu adalah ketidakdisiplinan Quality
Control dalam melaksanakan tugasnya. Quality Control di lapangan
seringkali mengerjakan Task tertentu sekaligus pada jadwal lain secara
55
bersamaan. Padahal proses pengecekan kualitas harus dilakukan pada jadwal
yang telah ditentukan.
Contoh dari kasus di atas adalah sebagai berikut:
1. Quality Control X mendapatkan shift pagi dalam tugasnya dimana
setiap shift adalah 8 jam kerja.
2. Shift pagi berlangsung dari jam 07:00 sampai jam 15:00.
3. Quality Control X mendapatkan tugas untuk memeriksa “Berat
Adonan” pada jam 07:15, jam 10:15 dan jam 13:15.
4. Tiga tugas yang sama di atas seharusnya dikerjakan pada waktu
yang berbeda.
5. Tetapi Quality Control X mengerjakannya hanya satu kali, yaitu
pada jam 13:15.
6. Quality Control X memeriksa “Berat Adonan” pada jam 13:15,
dan mencatat “Berat Adonan” tersebut sekaligus dengan “Berat
Adonan” pada jam 07:15 dan jam 10:15.
7. Sehingga, satu nilai yang dicatat tersebut digunakan pada tiga
waktu yang berbeda.
3.5
Functional Requirements
Berikut adalah Functional Requirements dari sistem yang hendak
dikembangkan:
1. Quality Control dapat melakukan input data.
2. Quality Control dapat menyimpan data yang telah diinput.
3. Quality Control dapat menyimpan data di server.
56
4. Sistem mampu membatasi jam peng-input-an Task sehingga tidak
melewati jadwal yang telah dibuat.
5. Sistem mampu menampilkan data dalam bentuk report.
Berdasarkan Functional Requirements dari sistem, maka sistem ini
akan memiliki dua aplikasi yang berfungsi sebagai client dan server.
Aplikasi yang berfungsi sebagai client disebut dengan nama QMS
(Quality Management System) dan dijalankan pada Mobile Device dengan
sistem operasi Android.
Aplikasi yang berfungsi sebagai server disebut dengan nama QMS
Connector (Quality Management System Connector) dan dijalankan pada
komputer.
Berikut adalah Functional Requirements untuk aplikasi QMS:
1. Aplikasi harus bisa menampilkan daftar Task yang akan
dikerjakan.
2. Aplikasi harus bisa menampilkan Task sesuai dengan shift yang
berjalan.
3. Aplikasi mampu menerima input data dari pengguna.
4. Quality Control dapat menyimpan data inputan di aplikasi.
5. Aplikasi mampu mengirimkan data yang telah disimpan ke
aplikasi QMS Connector.
6. Aplikasi mampu mengirimkan data via jaringan wireless ataupun
via kabel USB (docking).
7. Aplikasi mampu menerima inputan data berupa teks, angka
desimal, checkbox, dan juga foto.
57
8. Aplikasi mampu mengirimkan foto ke server, baik melalui
jaringan ataupun docking.
9. Aplikasi mampu menerima inputan Incident apabila terdapat
hambatan saat melakukan inputan Task.
10. Quality Control mampu menyimpan inputan Incident pada
aplikasi dan mengirimkannya ke server.
11. Aplikasi mampu menampilkan album gambar dari hasil inputan
data foto yang telah dilakukan sesuai shift yang berjalan.
12. Aplikasi harus bisa memblok penginputan data apabila waktu
penginputan telah lewat.
13. Aplikasi memiliki tampilan login sehingga tidak sembarang orang
bisa menggunakan aplikasi.
14. Quality Control mampu mengakhiri shift dan mengganti shift.
15. Aplikasi dapat menampilkan pemberitahuan jika shift akan
berakhir.
Berikut adalah Functional Requirements dari aplikasi QMS
Connector:
1. Pengguna dapat melihat pengaturan dan mengubah pengaturan
pada server.
2. Aplikasi mampu menerima data yang dikirim dari aplikasi QMS.
3. Aplikasi mampu mengolah data yang diterima dan menyimpannya
di server.
4. Aplikasi mampu mengirimkan task ke aplikasi QMS.
58
5. Aplikasi mampu membatasi hak akses bagi username yang
berbeda.
6. Aplikasi harus bisa menerima data dari aplikasi QMS via jaringan
wireless atau docking.
7. Aplikasi harus bisa mengirimkan data ke aplikasi QMS via
jaringan wireless atau docking.
8. Pengguna mampu melihat data-data Master dari tabel yang ada di
server sesuai dengan hak akses yang dimiliki.
9. Pengguna mampu menambah, menghapus, dan mengubah datadata Master sesuai dengan hak akses yang dimiliki.
10. Pengguna dengan hak akses tertentu dapat melihat data-data hasil
inputan yang telah disimpan di server.
11. Pengguna dengan hak akses tertentu dapat melihat data-data
Incident hasil inputan yang disimpan di server.
12. Pengguna dengan hak akses tertentu dapat melihat data-data
tersebut dalam bentuk laporan.
3.6
Non Functional Requirements
Berikut adalah Non Functional Requirements dari sistem:
1. Data transaksi yang disimpan pada server tidak boleh hilang atau
rusak.
2. Data transaksi hanya dapat diakses oleh orang-orang yang
berwenang.
59
Berikut adalah Non Functional Requirements dari aplikasi QMS :
1. Data yang disimpan di dalam Mobile Device tidak boleh hilang
sebelum data tersebut dipastikan telah diterima di aplikasi QMS
Connector.
2. Kualitas foto yang ditampilkan harus sama dengan kualitas foto
yang diambil oleh user.
3. Pengiriman data harus secure, yaitu apa yang dikirim harus sama
dengan apa yang diterima.
4. Mobile Device akan dikunci agar tidak dipakai untuk hal lain
selain untuk bekerja.
Berikut adalah Non Functional Requirements dari aplikasi QMS
Connector :
1. Aplikasi harus aman dari orang yang tidak bertanggung jawab.
2. Foto yang telah dikirim dari QMS harus dapat disimpan dalam
folder dengan baik.
3. Data tidak boleh hilang atau rusak saat pengiriman.
Download