BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai riwayat perusahaan, bidang usaha perusahaan, struktur organisasi, dan hal-hal yang berhubungan dengan perusahaan. Penjelasan akan dilanjutkan dengan analisis sistem yang sedang berjalan di perusahaan, identifikasi permasalahan yang terjadi, analisis Functional dan NonFunctional requirements. 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Selama beberapa dekade terakhir ini, Mayora Group telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan yang memiliki nama dalam Fast Moving Consumer Goods Industry. Kemampuan dalam mengidentifikasi pasar dan komitmen dalam menghasilkan produk dengan kualitas yang baik menjadikan beberapa produk dari Mayora Group dikenal di kalangan dunia, seperti Kopiko, Danisa, Astor, Energen, Torabika dan masih banyak lagi. Didirikan pada tahun 1977, Mayora Group telah berkembang dari sebuah industri rumahan menjadi salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods Industry. Mayora Group menjadi perusahaan umum pada tahun 1990, dengan mencantumkannya dalam Bursa Efek Jakarta, dan beberapa 38 39 tahun setelahnya, Mayora group berkembang untuk menjadi perusahaan berbasis ASEAN, dengan membangun beberapa fasilitas produksi dan kantor penjualan di beberapa negara Asia Tenggara. Saat ini, produk dari Mayora Group telah dijual oleh banyak negara di dunia. Tidak hanya didukung oleh logistik modern dan sistem manajemen gudang, tetapi juga didukung oleh jaringan distribusi yang kuat, Mayora Group telah menjamin ketersediaan produknya di pasar. Mayora Group telah membuktikan dirinya sebagai produsen dari produk berkualitas yang telah mendapatkan pengakuan dan penghargaan seperti “Top 100 Exporter Companies in Indonesia” dari Swa Magazine, “Top Five Best Managed Companies in Indonesia” yang diprakarsai oleh Asia Money, “Top 100 public listed companies” pada tahun 2009 dan 2010 di urutan pertama dalam bidang Food and Beverages yang diprakarsai oleh Investor Magazine Indonesia, dan juga “Best Manufacturer of Halal Products” pada tahun 2004 oleh Majelis Ulama Indonesia. 3.1.2 Notaris, Nomor Akta, dan Alamat PT. Mayora Indah, Tbk. (perusahaan) didirikan pada tanggal 17 Februari 1977 berdasarkan akta No. 204 yang diubah dengan akta No. 320 tanggal 22 Juni 1977, keduanya dibuat di hadapan Notaris Poppy Savitri Parmanto S.H., sebagai pengganti dari Notaris Ridwan Suselo S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat 40 Keputusan no. Y.A.5/5/14 tanggal 3 Januari 1978 dan telah didaftarkan pada Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tangerang No. 2/PNTNG/1978 tanggal 10 Januari 1978 serta diumumkan dalam Berita Negara RI No. 39 tanggal 15 Mei 1990, Tambahan No. 1716. Anggaran Dasar Perusahaan diubah dengan akta No. 421 tertanggal 30 Desember 1989 dan diubah kembali dengan akta No. 155 tertanggal 16 Januari 1990, keduanya dibuat dihadapan S.P. Henny Sidkhi S.H., notaris di Jakarta dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C21696.HT.01.04.TH.90 tertanggal 26 Maret 1990. Anggaran Dasar Perusahaan juga diubah secara menyeluruh dengan akta No. 49 tertanggal 4 April 1990 dibuat dihadapan S.P. Henny Sidkhi S.H., notaris di Jakarta dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C22609.HT.01.04.TH.90 tertanggal 7 Mei 1990. Perubahan tersebut antara lain meningkatkan modal dasar Perusahaan dari Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah) menjadi Rp. 30.000.000.000,- (tiga puluh milyar rupiah) yang terbagi atas Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) saham biasa dengan nominal Rp. 1000,- per saham. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta Notaris Adam Kasdarmadji S.H., No. 448 tanggal 27 Juni 1997, antara lain mengenai maksud dan tujuan perusahaan. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan 41 dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C2- 620.HT.01.04.TH.98 tanggal 6 Februari 1998. Pada tanggal 25 Mei 1990, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. SI-109/SHM/MK.10/1990 untuk menawarkan 3.000.000 saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek di Indonesia. Saham tersebut mulai tercatat di Bursa Efek pada tanggal 4 Juli 1990. Adapun tujuan perusahaan menawarkan sebagian dari modal sahamnya kepada masyarakat melalui Bursa Efek di Indonesia antara lain untuk memperkuat struktur permodalan Perusahaan dengan cara pengurangan kewajiban jangka panjang, meningkatkan kegiatan usaha dengan ekspansi atau perluasan di bidang makanan ringan dan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas baik perorangan maupun lembaga/badan usaha untuk memiliki saham Perusahaan. Selanjutnya pada tanggal 16 Oktober 1992, Perusahaan memperoleh surat dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S1710/PM/1992, perihal pemberitahuan efektifnya Pernyataan Pendaftaran Perusahaan, atas penawaran umum terbatas kepada pemegang saham sebanyak 63.000.000 saham, yang mulai tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 30 Desember 1992. Pada tanggal 7 Februari 1994, Perusahaan memperoleh surat dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S-219/PM/1994, perihal pemberitahuan efektifnya Pernyataan Pendaftaran Perusahaan, atas penawaran umum terbatas II kepada para pemegang saham sebanyak 24.570.000 saham, yang mulai tercatat di Bursa Efek Jakarta dan 42 Surabaya pada tanggal 1 Maret 1994. Pada tanggal 31 Desember 2004 seluruh saham Perusahaan sejumlah 766.584.000 saham telah tercatat pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Pada tanggal 26 Mei 1997, Perusahaan memperoleh surat dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. 001/MI/V/97 perihal pemberitahuan efektifnya Pernyataan Pendaftaran Perusahaan atas penawaran umum obligasi kepada masyarakat sebesar Rp. 300.000.000.000,- pada tingkat bunga tetap sebesar 14.65% per tahun. Seluruh obligasi dijual dengan harga nilai nominal dan dicatat di Bursa Efek Surabaya. Pada tahun 2004, obligasi telah dilunasi Perusahaan. Pada tanggal 27 Juni 2003, Perusahaan memperoleh surat dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S-1542/PM/2003 perihal pemberitahuan efektifnya Pernyataan Pendaftaran Perusahaan atas penawaran umum obligasi kepada masyarat sebesar Rp. 200.000.000.000,- pada tingkat bunga tetap sebesar 14% per tahun. Seluruh obligasi dijual dengan harga nilai nominal dan dicatat di Bursa Efek Surabaya. Perusahaan berdomisili di Tangerang dengan pabrik berlokasi di Tangerang dan Bekasi. Kantor pusat perusahaan beralamat di Gedung Mayora, Jalan Tomang Raya No. 21-23, Jakarta 11440. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1978. Jumlah karyawan perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2003, 2004, dan 2005 masing-masing adalah 4.310 karyawan, 4.650 karyawan, dan 5.317 karyawan. Perusahaan 43 tergabung dalam kelompok usaha (group) Mayora. Perusahaan juga merupakan induk perusahaan dengan memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham anak perusahaan berikut: 1. PT. Sinar Pangan Barat (SPB) yang berdomisili di Medan. Jenis usahanya industri makanan dan olahan, mulai beroperasi sejak tahun 1991. 2. PT. Sinar Pangan Timur (SPT) yang berdomisili di Surabaya. Jenis usahanya industri makanan dan olahan, mulai beroperasi sejak tahun 1992. 3. PT. Torabika Eka Semesta (TES) yang berdomisili di Tangerang. Jenis usahanya industri pengolahan kopi bubuk dan instan, mulai beroperasi sejak tahun 1990. 4. PT. Kakao Mas Gemilang (KMG), dimiliki TES dengan kepemilikan 96%, berdomisili di Tangerang. Jenis usahanya industri pengolahan biji kakao, mulai beroperasi sejak tahun 1985. 5. Mayora Nederland B.V., berdomisili di Belanda. Yang jenis usahanya jasa keuangan dan mulai beroperasi sejak tahun 1996. 3.1.3 Visi dan Misi Perusahaan 1. Untuk menjadi produsen makanan dan minuman berkualitas baik yang dipercaya oleh konsumen baik domestik maupun internasional, dan mengontrol pangsa pasar dalam setiap bidang usaha yang didalami. 2. Untuk menambah nilai kepada setiap pemegang saham. 44 3. Menyediakan kontribusi positif kepada lingkungan dan negara dimana perusahaan beroperasi. 3.1.4 Bidang Usaha Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini Perusahaan menjalankan bidang usaha industri makanan olahan, antara lain biskuit, kembang gula, wafer, cokelat, dan jelly. Produk-produk perusahaan telah memasuki pasar dan telah mendapat tempat yang baik di kalangan konsumen makanan ringan. Untuk menjangkau seluruh lapisan konsumen telah diciptakan berbagai macam produk dengan nama, kualitas dan harga yang berbeda. Beberapa merk dagang dari Perusahaan yang telah dikenal masyarakat antara lain: 1. Biskuit: Roma (dalam berbagai jenis), Danisa (dalam berbagai jenis) dan Better. 2. Kembang Gula: Kopiko, Swissel, Kiss, Pee Wee, Tamarin, dan lain-lain. 3. Wafer: Roma Chocolate Wafer, Sando, Beng-Beng, Astor, dan lain-lain. 4. Cokelat: Choki-choki, Hits, Oka, dan lain-lain. 5. Jelly: Long Jelly. 45 Selain itu perusahaan juga memproduksi produk-produk sejenis untuk ekspor dengan menggunakan merk-merk yang berbeda. Bahan-bahan utama yang dipergunakan oleh Perusahaan dalam memproduksi produk-produk di atas lain: a. Tepung (gandum, tapioka, beras, jagung) b. Minyak (minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak kedelai, minyak cokelat, mentega, dll) c. Gula d. Susu e. Cokelat, Kopi f. Bahan-bahan pembungkus, dll. Perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam pembelian atas bahan baku yang dipergunakan karena lebih dari 90% bahan-bahan tersebut dihasilkan di dalam negeri. Bahan baku yang masih diimport oleh Perusahaan adalah “flavor” (pengharum) yang digunakan pada produk seperti kembang gula dan jelly. Untuk menjaga kualitas produk, Perusahaan telah mendirikan laboratorium untuk setiap unit produk yang dihasilkan dengan melakukan penelitian tidak hanya pada produk akhir tetapi juga bahan-bahan baku yang dipergunakan. Laboratorium, sebagai contoh, melaksanakan percobaan terhadap seluruh bahan baku. Lebih jauh lagi, laboratorium juga melaksanakan percobaan guna menghindarkan pencemaran terhadap produk yang akan dibuat. 46 Selain menjaga kualitas produk yang akan dihasilkan, laboratorium Perusahaan juga berfungsi sebagai pusat pengembangan produk-produk baru tersebut berdasarkan atas hasil penelitian di kalangan konsumen mengenai jenis atau rasa yang tengah digemari oleh konsumen. Untuk meningkatkan pelayanan pemasaran dan kemudahan jalur distribusi, Perusahaan telah menyerahkan masalah tersebut kepada PT. Inbisco Niaga yang bertindak sebagai pemasok dan distribusi tunggal perusahaan. PT. Inbisco Niaga didirikan oleh Inbisco Group pada tahun 1985 sebagai salah satu group perusahaan Inbisco Group, baik pasar domestik maupun ekspor. Pada saat ini, PT. Inbisco Niaga memiliki kantor cabang di seluruh cabang di seluruh Indonesia yang dilengkapi dengan sarana pergudangan, administrasi, armada distribusi dan penjualan untuk menyebarluaskan produk-produk Perusahaan di seluruh Indonesia. Dengan adanya PT. Inbisco Niaga, perusahaan berhasil menembus pasaran ekspor seperti Singapura, Hongkong, Timur Tengah, Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa. 47 3.2 Struktur Organisasi Perusahaan Berikut adalah struktur organisasi PT. Mayora Indah, Tbk: Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Mayora Indah, Tbk. 48 Berikut adalah struktur organisasi pabrik JATAKE: Gambar 3.2 Struktur Organisasi Pabrik Jatake 49 3.3 Tata Laksana/Prosedur yang Sedang Berjalan 3.3.1 Terminologi Terminologi memiliki pengertian sebagai suatu peristilahan atau ilmu mengenai batasan atau definisi istilah. Berikut adalah daftar terminologi yang digunakan perusahaan: 1. Quality Control, adalah petugas pengecekan yang menangani pengecekan kualitas di pabrik. 2. Production, adalah sistem produksi yang terjadi di pabrik. 3. Quality Production, adalah petugas pengecekan produksi yang memiliki kewenangan dalam verifikasi data hasil pengecekan yang telah dikerjakan oleh Quality Control. 4. Quality Control Corporate adalah orang yang menetapkan standar kualitas pabrik dan melakukan pengecekan kualitas terhadap data yang diinput oleh Quality Control. 5. Line, adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan satu mesin produksi. 6. Shift, adalah jadwal bekerja yang dimiliki oleh masingmasing Quality Control, satu hari memiliki tiga shift utama yang masing-masingnya delapan jam. 7. Task, adalah sebutan untuk kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh Quality Control. 8. Activity, adalah sebutan untuk jenis kegiatan yang dilakukan oleh Quality Control. 9. Module, adalah sebutan untuk modul yang akan dikerjakan oleh Quality Control. 50 10. Upload Database, merupakan kegiatan yang dilakukan Quality Control untuk mengirimkan data pencatatan ke aplikasi QMS Connector. 11. Upload Data to Device, merupakan kegiatan yang dilakukan Quality Control untuk mengirimkan modul pekerjaan ke Mobile Device setiap awal shift. 12. Download Data from Device, merupakan kegiatan dimana Quality Control mengirimkan data pencatatan ke server. 13. Server, dalam pihak ini adalah tempat menyimpan data yang terletak di kantor pusat. 14. Client, yaitu aplikasi yang digunakan oleh pengguna, yaitu aplikasi QMS pada Mobile Device. 15. Form, yaitu daftar standar-standar pengecekan harian yang harus dikerjakan oleh Quality Control pada sistem lama. 16. Quality Checking, yaitu proses dimana Quality Control melakukan pengecekan terhadap Activity yang terdapat pada aplikasi. 17. Finished Form, adalah form yang telah selesai dikerjakan oleh Quality Control. 18. QMS, adalah singkatan dari Quality Management System, istilah ini lebih mengacu kepada aplikasi yang digunakan pada Mobile Device. 19. QMS Connector, adalah singkatan dari Quality Management System Connector, istilah ini lebih mengacu kepada aplikasi yang digunakan pada sisi interface yang 51 berfungsi sebagai penengah antara database server dengan Mobile Device. 20. Docking, adalah istilah yang digunakan untuk menandakan bahwa proses pengiriman data dilakukan secara langsung melalui koneksi kabel USB. 21. Incident, adalah hal di lapangan yang menyebabkan kegiatan produksi tertunda atau terhenti. 22. Six Big Loses, adalah jenis-jenis Incident. 23. Interface, adalah perantara berupa aplikasi antara satu sistem dengan basis data pada server yang dalam hal ini adalah QMS Connector. 24. Generate Data adalah proses untuk mendapatkan daftar Task yang dikirimkan ke Mobile Device yang digunakan Quality Control. 25. End Day adalah proses yang menyatakan bahwa shift telah berakhir dan akan digantikan dengan shift selanjutnya. 26. Verifying Quality Data adalah proses memverifikasi data yang telah dicatat apakah sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan. 27. Mobile Device, adalah perangkat berbasis Android yang digunakan oleh Quality Control. 3.3.2 Prosedur yang Sedang Berjalan PT. Mayora Indah, Tbk. adalah salah satu perusahaan yang telah menganut sistem manajemen kualitas. Sistem manajemen 52 kualitas yang digunakan saat ini adalah sistem yang belum memanfaatkan teknologi mobile dalam penerapannya. Berikut adalah diagram dari sistem manajemen kualitas yang berjalan saat ini: Gambar 3.3 Proses Bisnis Sistem Manajemen Kualitas Gambar di atas merupakan diagram proses bisnis sistem manajemen kualitas dari PT. Mayora Indah, Tbk. yang berjalan saat ini. Berikut penjelasan mengenai skenario proses bisnis yang terjadi di lapangan: 1. Prosedur Quality Management System akan dimulai setiap shift. 53 2. Quality Control akan mengambil Quality Form harian yang telah disediakan di ruang produksi setiap kali akan memulai pekerjaannya. 3. Quality Form akan berisi tabel-tabel Task sesuai dengan shift yang harus dikerjakan oleh Quality Control. 4. Quality Checking akan dikerjakan sampai semua kolom pada Quality Form telah diisi. 5. Setiap proses Quality Checking, Task yang diisi harus sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan, oleh karena itu ada seorang Quality Production yang akan melakukan verifikasi data. 6. Setelah verifikasi data, maka dicek kembali apakah masih ada Task yang harus dikerjakan oleh Quality Control. 7. Setelah proses pengecekan selesai, maka Form yang telah selesai diberikan kepada Quality Control Corporate. 8. Quality Control Corporate akan menerima data tersebut dan memverifikasi apakah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 9. Apabila terdapat Task dengan standar yang berbeda, maka akan dilanjutkan tinjauan lebih lanjut mengenai apa yang menyebabkan perbedaan standar pada produksi. 10. Task dengan standar yang sesuai akan di-input ke dalam spreadsheet yang kemudian akan digunakan sebagai laporan. 54 11. Apabila spreadsheet tersebut telah disimpan, maka proses bisnis dari Quality Management System telah selesai. 3.4 Permasalahan yang Dihadapi Berdasarkan pengamatan di lapangan dan komunikasi dengan stakeholder di perusahaan, maka ada beberapa permasalahan yang dihadapi saat ini. Beberapa permasalahan yang didapatkan dari hasil komunikasi dengan stakeholder adalah: 1. Biaya cukup besar yang harus dikeluarkan perusahaan setiap hari saat proses pengecekan harus dilakukan. Biaya tersebut antara lain dari pencetakan form-form standar yang harus diperiksa oleh Quality Control, dan pengadaan alat tulis. 2. Proses input data yang tidak setiap hari dilakukan dikarenakan Quality Control Corporate tidak setiap hari mengunjungi pabrik. 3. Kesulitan Quality pengecekan Control kualitas. Corporate Quality Control dalam melakukan Corporate harus mengunjungi pabrik untuk melakukan pengecekan kualitas. 4. Ketidakdisiplinan Quality Control. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, terdapat satu permasalahan yang memiliki dampak cukup berat terhadap sistem manajemen kualitas. Permasalahan itu adalah ketidakdisiplinan Quality Control dalam melaksanakan tugasnya. Quality Control di lapangan seringkali mengerjakan Task tertentu sekaligus pada jadwal lain secara 55 bersamaan. Padahal proses pengecekan kualitas harus dilakukan pada jadwal yang telah ditentukan. Contoh dari kasus di atas adalah sebagai berikut: 1. Quality Control X mendapatkan shift pagi dalam tugasnya dimana setiap shift adalah 8 jam kerja. 2. Shift pagi berlangsung dari jam 07:00 sampai jam 15:00. 3. Quality Control X mendapatkan tugas untuk memeriksa “Berat Adonan” pada jam 07:15, jam 10:15 dan jam 13:15. 4. Tiga tugas yang sama di atas seharusnya dikerjakan pada waktu yang berbeda. 5. Tetapi Quality Control X mengerjakannya hanya satu kali, yaitu pada jam 13:15. 6. Quality Control X memeriksa “Berat Adonan” pada jam 13:15, dan mencatat “Berat Adonan” tersebut sekaligus dengan “Berat Adonan” pada jam 07:15 dan jam 10:15. 7. Sehingga, satu nilai yang dicatat tersebut digunakan pada tiga waktu yang berbeda. 3.5 Functional Requirements Berikut adalah Functional Requirements dari sistem yang hendak dikembangkan: 1. Quality Control dapat melakukan input data. 2. Quality Control dapat menyimpan data yang telah diinput. 3. Quality Control dapat menyimpan data di server. 56 4. Sistem mampu membatasi jam peng-input-an Task sehingga tidak melewati jadwal yang telah dibuat. 5. Sistem mampu menampilkan data dalam bentuk report. Berdasarkan Functional Requirements dari sistem, maka sistem ini akan memiliki dua aplikasi yang berfungsi sebagai client dan server. Aplikasi yang berfungsi sebagai client disebut dengan nama QMS (Quality Management System) dan dijalankan pada Mobile Device dengan sistem operasi Android. Aplikasi yang berfungsi sebagai server disebut dengan nama QMS Connector (Quality Management System Connector) dan dijalankan pada komputer. Berikut adalah Functional Requirements untuk aplikasi QMS: 1. Aplikasi harus bisa menampilkan daftar Task yang akan dikerjakan. 2. Aplikasi harus bisa menampilkan Task sesuai dengan shift yang berjalan. 3. Aplikasi mampu menerima input data dari pengguna. 4. Quality Control dapat menyimpan data inputan di aplikasi. 5. Aplikasi mampu mengirimkan data yang telah disimpan ke aplikasi QMS Connector. 6. Aplikasi mampu mengirimkan data via jaringan wireless ataupun via kabel USB (docking). 7. Aplikasi mampu menerima inputan data berupa teks, angka desimal, checkbox, dan juga foto. 57 8. Aplikasi mampu mengirimkan foto ke server, baik melalui jaringan ataupun docking. 9. Aplikasi mampu menerima inputan Incident apabila terdapat hambatan saat melakukan inputan Task. 10. Quality Control mampu menyimpan inputan Incident pada aplikasi dan mengirimkannya ke server. 11. Aplikasi mampu menampilkan album gambar dari hasil inputan data foto yang telah dilakukan sesuai shift yang berjalan. 12. Aplikasi harus bisa memblok penginputan data apabila waktu penginputan telah lewat. 13. Aplikasi memiliki tampilan login sehingga tidak sembarang orang bisa menggunakan aplikasi. 14. Quality Control mampu mengakhiri shift dan mengganti shift. 15. Aplikasi dapat menampilkan pemberitahuan jika shift akan berakhir. Berikut adalah Functional Requirements dari aplikasi QMS Connector: 1. Pengguna dapat melihat pengaturan dan mengubah pengaturan pada server. 2. Aplikasi mampu menerima data yang dikirim dari aplikasi QMS. 3. Aplikasi mampu mengolah data yang diterima dan menyimpannya di server. 4. Aplikasi mampu mengirimkan task ke aplikasi QMS. 58 5. Aplikasi mampu membatasi hak akses bagi username yang berbeda. 6. Aplikasi harus bisa menerima data dari aplikasi QMS via jaringan wireless atau docking. 7. Aplikasi harus bisa mengirimkan data ke aplikasi QMS via jaringan wireless atau docking. 8. Pengguna mampu melihat data-data Master dari tabel yang ada di server sesuai dengan hak akses yang dimiliki. 9. Pengguna mampu menambah, menghapus, dan mengubah datadata Master sesuai dengan hak akses yang dimiliki. 10. Pengguna dengan hak akses tertentu dapat melihat data-data hasil inputan yang telah disimpan di server. 11. Pengguna dengan hak akses tertentu dapat melihat data-data Incident hasil inputan yang disimpan di server. 12. Pengguna dengan hak akses tertentu dapat melihat data-data tersebut dalam bentuk laporan. 3.6 Non Functional Requirements Berikut adalah Non Functional Requirements dari sistem: 1. Data transaksi yang disimpan pada server tidak boleh hilang atau rusak. 2. Data transaksi hanya dapat diakses oleh orang-orang yang berwenang. 59 Berikut adalah Non Functional Requirements dari aplikasi QMS : 1. Data yang disimpan di dalam Mobile Device tidak boleh hilang sebelum data tersebut dipastikan telah diterima di aplikasi QMS Connector. 2. Kualitas foto yang ditampilkan harus sama dengan kualitas foto yang diambil oleh user. 3. Pengiriman data harus secure, yaitu apa yang dikirim harus sama dengan apa yang diterima. 4. Mobile Device akan dikunci agar tidak dipakai untuk hal lain selain untuk bekerja. Berikut adalah Non Functional Requirements dari aplikasi QMS Connector : 1. Aplikasi harus aman dari orang yang tidak bertanggung jawab. 2. Foto yang telah dikirim dari QMS harus dapat disimpan dalam folder dengan baik. 3. Data tidak boleh hilang atau rusak saat pengiriman.