Mata Kuliah Persepsi Bentuk

advertisement
Modul ke:
Mata Kuliah Persepsi
Bentuk
Pertemuan 9
Fakultas
FDSK
Program Studi
Desain Produk
Grafis Dan
Multimedia
www.mercubuana.ac.id
Nina Maftukha, S.Pd., M.Sn.
BENTUK DAN WUJUD
Manusia diciptakan ke dunia dengan memiliki berbagai macam bentuk. Seiring
bertambahnya usia atau menjadi dewasa, maka bentuk akan mengalami perubahan
yang dalam prosesnya terdapat proses“terbentuk dan membentuknya manusia”.
“setiap bentuk dasar berkembang dari titik awal.”
Setiap bentuk menceritakan perkembangan dan memiliki arti tertentu yang di
dalamnya “melekat sebuah kualitas yang tidak berubah dan jelas terkait dengan
bentuknya.”
Proses penciptaan bentuk dapat berawal dari dalam atau dari luar. Namun
pembentukan bagian dalam tidak serta merta hadir dalam proses. Melainkan harus
memiliki bentuk yang terdapat dari luar.
BENTUK DAN WUJUD
“Proses berkarya seni dan desain sudah
diketahui proses terciptanya yaitu melalui
pemikiran manusia sebagai kreator, lalu
menuangkan pemikirannya yang dilanjutkan
dengan pembentukannya.”
Kreasi yang dilakukan oleh
kreator seni atau desain tidaklah
dilakukan secara “sembarangan”
perlunya pemikiran yang
mendalam untuk mencapai
pemikiran suatu bentuk.karena
di dalam suatu bentuk terdapat
batasan yang harus dpahami.
Namun terkadang bentuk yang
diciptakan oleh kreator
cenderung sederhana, yang
terkesan asal – asalan. Namun
perlu ditekankan. Bahwa bentuk
yang dihasilkan sederhana
namun tidak sembarangan atau
asal – asalan.
BENTUK
Bentuk dapat diartikan secara sederhana yaitu “yang ditampilkan”.
Bentuk dalam karya seni atau desain akan berhubungan dengan garis yang
menutup atau memberikan suatu batasan.
Bentuk dalam karya seni atau desain dibuat oleh kreatornya yaitu seniman atau
desainer.
“Hadirnya sebuah bentuk tidak selalu dikarenakan adanya kreasi oleh seniman
atau desainer.” Namun terdapat juga bentuk yang berasal dari alam. Bentuk yang
berasal dari alam merupakan ciptaan dari “sang kreator” alam pula.
BENTUK
Bentuk memiliki dua macam yaitu bentuk realis dan bentuk abstrak. Keduanya
memiliki persamaan dan perbedaan.
1. Bentuk realis merupakan bentuk yang nyata dan jelas dalam pemahamannya oleh
manusia. Sedangkan
2. Bentuk abstrak memiliki kesamaan dalam ‘kenyataannya” namun memiliki
perbedaan dalam pemahamannya yang membutuhkan waktu dalam
menyimpulkannya.
Bentuk juga memiliki berbagai macam penjelasan berdasarkan hasil yang
didapatkan yaitu
1. Bentuk organik sering dikaitkan dengan bentuk yang terdapat di alam. Hal itu
tidak sepenuhnya benar namun juga tidak sepenuhnya salah. Karena bentuk organik
merupakan bentuk yang dibatasi oleh “lengkung yang bebas yang mengesankan
kejelangan dan pertumbuhan.”
2. Bentuk geometris dibuat “berdasarkan kaidah matematika.”.
“Karena suatu bentuk selalu dapat diperbarui.”
BENTUK
Bentuk sebagai Kebenaran
“Bentuk dapat menjelaskan sebuah kebenaran," Kebenaran dalam
hal ini dimaksudkan kepada “sesuatu yang sebagaimana adanya”
Bentuk merupakan suatu konsep kebanaran yang universal karena
berdasarkan suatu fakta yang dikualifikasikan oleh pemikiran.
“Teknologi” dimaksudkan untuk memberikan suatu kondisi nyata
dalam memberikan suatu yang benar. Namun seiring perkembangannya.
Suatu yang benar tersebut sudah dapat dimodifikasi untuk “menipu” si
penikmat.
BENTUK
Karena dalam suatu bentuk terdapat batasan, kaidah yang menjadikannya tetap
benar.
Untuk saat ini, bentuk yang memiliki nilai kebenaran yang hakiki. baru bentuk
geometri. Karena berdasar kepada aturan, batasan dan kaidah yang terdapat di
dalamnya.
Seperti bentuk kotak akan memiliki nilai kebenaran yang berbeda jika terdapat
perubahan di dalamnya entah akan menjadi bentuk persegi dalam pengucapannya.
Namun perlu ditekankan kembali adalah pengucapannya yang berbeda naun
kebenarannya tetap.
“bentuk menceritakan dan memiliki perkembangan tertentu, kualitas yang
terdapat pada suatu bentuk tidak berubah dan mudah untuk dikenali. Jika berbicara
mengenai kulaitas maka akan ada nilai dalam suatu bentuk. Yang dapat dipersepsikan
secara beragam.”
NILAI BENTUK
Nilai Bentuk
“Di dalam sebuah bentuk terdapat nilai yang dapat menjadikan adanya kebenaran.”
“nilai dalam suatu bentuk, dapat dikaitkan dengan adanya angka namun dapat juga tidak
dikaitkan dengan angka. Karena jika berbicara tentang angka, maka akan ada penilaian
tentang ukuran, sudut kemiringan, perputaran dsb. Sedangkan nilai yang tidak berbicara
tentang angka dapat dilihat dari. Persepsi yang dihasilkan. Karena berkaitan dengan
penglihatan manusia secara “sepintas”.
“penilaian terhadap suatu bentuk memiliki proses perjalanan penglihatan ke otak lalu diolah
sehingga menghasilkan penilaian terhadap apa yang dilihat. Namun jika dibahas
menggunakan angka maka proses yang dilakukan adalah melakukan pengukuran
menggunakan alat, lalu dapat menyimpulkan suatu bentuk. “
Dalam penilaian suatu bentuk, keduanya terdapat suatu kesamaan, yaitu “harus melalui
proses. Walaupun dengan cara yang berbeda. dalam perkemabangannya suatu bentuk dapat
berkembang menjadi suatu wujud. “
WUJUD
Bentuk dan wujud merupakan kesatuan yang tidak bisa dilepaskan diantara keduanya.
1. bentuk memiliki arti “wujud yang ditampilkan”.
2. wujud memiliki arti “rupa dan bentuk yang dapat diraba” atau dapat juga diartikan
dengan “benda yang nyata”.
“bentuk merupakan elemen yang pertama kali ada dalam suatu wujud.”
Jika berbicara tentang bentuk maka bentuk terdiri dari dua macam yaitu bentuk “dua
dimensi” dan bentuk “tiga dimensi”.
wujud dapat diarahkan kepada bentuk “tiga dimensi”. Kesatuan sebuah bentuk diketahui
dihasilkan dari adanya pemanfaatan titik yang dijadikan garis. Lalu garis tersebut memberikan
batasan yang dapat menghasilakan suatu bentuk.
“wujud sendiri tercipta karena adanya bentuk.”
Dalam membahas wujud, sudah tidak ada lagi pembahasan menganai garis lengkung, lurus,
dll. Namun sudah membahas tentang wujud secara terfokus. Karena jika sudah berbicara
mengenai wujud, maka hanya akan membahas volume, isi, dan tidak menutup kemungkinan
membahas mengenai fungsi.
Jika kembali kepada pengertian “rupa dan bentuk yang dapat diraba”. Maka jika membahas
wujud sudah mulai membahas tentang keadaan nyata yang dapat diwujudkan menggunakan
panca indera. Sulit untuk memahami perbedaan antara bentuk dan wujud. karena bentuk
secara langsung sudah memiliki wujud. sedangkan wujud sudah dipastikan memiliki bentuk.
BATAS WUJUD
Batas Wujud
Saat ini dikenal dua macam wujud :
1. Wujud yang terlihat, maka dengan mudah suatu wujud ditunjuk sebagai wakil dari apa
yang terlihat. Seperti jika melihat wujud buah apel maka akan mudah menunjuk suatu
buah apel.
2. Wujud yang tidak terlihat. Karena dalam mengartikannya perlu pemahaman bahasa yang
diketahui bahwa bahasa berkaitan dengan sutu budaya. Seperti “buah simalakama”. Maka
tidak akan bisa ditunjukan melalui suatu objek. Namun harus dimengerti arti dan maksud
dari “buah simalakama”
Saat ini terdapat jenis wujud yang pengertiannya keluar dari dua macam wujud tersebut.
Yaitu bentuk yang memiliki wujud yang tergambar namun tak terlihat. Seperti adanya wujud
dari “penampakan”. Saat ini wujud tersbut sudah menjadi “trend” yang berlaku di masyarakat.
Karena memberikan rasa penasaran kepada masyarakat. Dengan danya istilah penampakan
tersebut secara tidak langsung, menjadikan batasan – batasan mengenai wujud menjadi
kabur.
“terlihat tetapi tidak telihat”.
NILAI WUJUD
“Suatu wujud dapat dinilai jika di dalam wujud tersebut memiliki
bentuk yang pasti. “
“Nilai dari sebuah wujud tidak dapat disamaratakan.”
“Penilaian wujud yang terlihat akan berbeda dengan penilaian wujud
yang tidak terlihat.” Contoh penilaian suatu objek radio akan berbeda
dengan penilaian musik yang keluar dari radio.
Nilai wujud dari yang terlihat akan mengarah kepada penilaian bagus
atau tidaknya suatu bentuk objek.
NILAI WUJUD
Dalam menilai wujud yang bagus atau tidak, pemahaman estetika
secara mendalam perlu dilakukan. Estetika yang merupakan cabang
filsafat yang mempelajari keindahan. Tidak dapat memastikan mana
wujud yang bagus dan mana wujud yang jelek.
“Perlu dilakukannya penelitian yang lebih lanjut, agar dapat
memastikan adanya penilaian yang pasti mengenai wujud yang bagus
dan yang jelek. “
Nilai suatu wujud, akan kembali kepada manusia sebagai
penikmatnya. Dan dapat berdasarkan pengalaman yang
didapatkannya, namun dapat juga berdasarkan penilaian yang pasti.
Nilai suatu wujud akan berbeda tergantung kapada manusianya
kembali. Dan dapat berubah. Oleh karena itu jika mengacu kepada
manusia. Maka nilai suatu wujud tidak dapat dipaksakan.
Terima Kasih
Nina Maftukha, S.Pd., M.Sn.
Download