arsitektur.net 2009 vol. 3 no. 1 Arsitektur Vis-a-vis Zeitgeist M. Riou Badar T. Arsitektur dalam Bingkai Jaman Berawal ketika umat manusia berjalan dengan langkah terbata-bata menelusuri sebuah dasar ketidaktahuan akan alam semesta, lalu mencoba membaca alam semesta dengan berbagai metode. Berpikir tentang alam semesta lalu sebagai fenomenologi tubuh, yaitu membuat manusia bersituasi, tertanam, dan menyejarah sebagai langkah di dalam rentang waktu yang melahirkan sejarah arsitektur. Secara etimologi, kata arsitektur atau arche-tekton lahir dari tradisi Yunani. Dalam ranah metode berpikir Yunani terdapat pola pencampuran antara Dari dasar itulah terbentuk wujud arsitektur Yunani seperti arsitektur kuil tempat Section yang lahir dari konsep Pythagoras serta kolom-kolom Doric, Ionic, Corinthian sebagai sistem simbol feodalisme Yunani. dengan menyusun naskah arsitektur pertama berjudul “The Ten Books of melirik warisan tradisi bangsa Yunani sebagai bangsa jajahannya dan mencoba untuk mengambil keuntungan darinya, dalam rangka memperbaiki selera estetis memperluas kekuasaannya (will to power menambahkan sentuhan pada khasanah arsitektur Yunani dengan harapan arsitekturnya kepada bangsa-bangsa diseluruh daratan Eropa. Dapat disebutkan bahwa kedua era itu ialah era arsitektur Klasik. kegelisahan yang sangat mendasar yaitu hilangnya orientasi akan wujud arsitektur. Bahkan era ini disebut era kegelapan bagi bangsa-bangsa di Eropa karena keluar dari kerangka berpikir Yunani sebagai kemajuan arsitektur. Mulai berkembang tradisi-tradisi arsitektur yang bernuansa keagamaan yang mewujudkan arsitektur pada skala Tuhan dengan harapan mendekatkan manusia dengan Tuhan. Di era ini sistem nalar rasional dibungkam sehingga sisi kreativitas dibatasi yang mengakibatkan kemajuan terhambat di segala lini kehidupan termasuk arsitektur. Di dalam carut marutnya realitas yang sudah tidak bisa lagi mengatasi 12 arsitektur.net 2009 vol. 3 no. 1 Perkembangan budaya dan teknologi terjadi sangat pesat di era ini,ditandai oleh juga mempengaruhi arsitektur yaitu dengan munculnya era arsitektur modern. Seperti judul novel Charles Dickens, “A Tale of Two Cities” yang menggambarkan sebuah situasi perkotaan di mana terdapat ketidakadilan dan kekumuhan di tengah kemewahan kota. Situasi ini segera menyadarkan bahwa perumahan buruh perlu ini akibat dari penemuan berbagai teknologi bahan dan teknologi konstruksi untuk kepentingan produksi massal. Juga penemuan mekanika modern elevator sehingga bangunan bisa dipanjangkan ke atas mencakar langit. Selain arah selera estetika ditujukan pada kelas sosial ke bawah, teknologi juga dihayati efek Maka konsep modernisme memang semakin mengkristal ke arah rasionalisme sebuah manifesto yang sangat pas dengan logika industri bangunan, bahwa estetika arsitektur harus berdasarkan prinsip itu. Dari tradisi modern kemudian lahir sebuah pemahaman yang mencari otentisitas dari arah manifesto arsitektur modern yaitu gerakan avant garde. Di era ini arsitektur modern, arsitektur tradisional, dan klasik adalah representasi dan simbol dari penindasan yang dilakukan baik oleh feodalisme maupun totalitarianisme arsitokrasi. Dalam era arsitektur avant garde, seluruh tuntutan fungsionalisme modern secara teknis harus dapat dirumuskan terlebih dahulu ke dalam program arsitektur baru. Program menyimpan aksi-aksi dan rasionalitas ini yang kemudian membimbing lahirnya tipe-tipe rancangan arsitektur baru yang menurut Pevsner “jika sejarawan arsitektur meremehkan gaya, ia mandeg sebagai sejarawan”. mengorganisir biennale arsitektur dengan tema”kekinian masa lalu” di sebuah Kedua pertunjukan itu menunjukkan terjadinya perubahan besar dalam arsitektur selama dua dekade terakhir. Di sana terlihat hilangnya formalisme kesederhanaan yang universal-internasional ini. Bentuk yang muncul dalam era ini selain terpecahpecah juga sering tak beraturan,diisi oleh rincian dekoratif dan ornamental yang walaupun tak persis sama. Architecture mencela arsitektur modern yang baik dalam praktek maupun akademis ”penyederhana besar” dan mengubah doktrinnya dari “less is more” menjadi “less 13 arsitektur.net 2009 vol. 3 no. 1 Memahami Jaman dalam Arsitektur studi tentang arsitektur sebenarnya terkait erat dengan segala upaya penafsiran/ pemahaman terhadap makna obyek atau tanda-tanda yang membentuk arsitektur tersebut terhadap jamannya. Pembacaan wujud arsitektur sebagai teks harus juga dipahami dalam konteksnya sebagai perwujudan dari jamannya. dan akan memiliki perbedaan yang jelas, seperti bagaimana wujud arsitektur di suatu era mengalami perubahan yang memang terasa, bukan hanya dari sisi visual tapi juga makna yang terkandung di dalamnya. sangat dipengaruhi sekali oleh jaman, seperti: arsitektur yang setiap jamannya berbeda-beda satu sama lain. -Terbentuknya arsitektur yang bermakna (meaningful life warisan jaman. -Wujud arsitektur tidak bermakna tunggal, sehingga keunikan jaman tetap dapat terlihat. -Keberadaan arsitektur yang memiliki unsur-unsur metaforis, simbolik maupun unsur mistik di dalam suatu jaman yang melatarbelakangi terbentuknya wujud arsitektur. Dapat disimpulkan bahwa perwujudan arsitektur yang dihasilkan dalam rentang jaman akan selalu memiliki karakteristik yang khas walaupun saling mempengaruhi satu sama lain. Kondisi ini dibuktikan oleh adanya proses kritik ketika pada suatu jaman mengalami sebuah kebosanan yang akut dan baru kita harus dapat melihat sisi lemah dari bentuk lama lalu memperbaikinya. References 32. bentang Budaya. 14