Abstraksi - Jurnal STAIN Kediri

advertisement
Pengaruh Metode Penugasan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama IslamKelas XII di SMK Negeri 2 Kediri Tahun Pelajaran 2013/2014
Oleh : Moh Ismail, M. Noer Hadi, Salma Sunaiyah
Abstraksi
As we know that the development and progress of science and technology more
rapidly today, directly or indirectly, in the world of education would have the effect of
advances in science and technology. In the daily reality of the problems faced is how the
religion teacher educators can do their job properly, because lately many learners are still
lacking in understanding Islam. Whether this is due to the students who are still less active in
following the teaching and learning process on the part of the teacher or the lack of attention
to teaching methods, causing students to become apathetic and less motivated to learn. While
it is known that the process of delivering a teacher in the padasiswa greatly influenced by
how to implement learning methods, such as the assignment method that can motivate student
learning. Starting from these ideas, the author is interested in conducting research on: Effects
of Assignment Method Against Student Motivation in the subject of PAI Class XII at SMK
Negeri 2 Kediri in the academic year 2013-2014.
This research is a quantitative research. The study population was all students of
class XII SMK kediri which Muslims are 319 students. While the sample in this study were
175 students. Sampling was determined by random sampling technique. The collection of
data by using questionnaires and documentation. While statistical data analysis product
moment formula effect.
Based on the results obtained a conclusion that Assignment Method Class XII PAI
at SMK Negeri 2 Kediri 2013-2014 school year included in the category enough. It is based
on the acquisition of real score with the average value (Mean) are 130.86. While the student's
motivation is also in fair category based on the acquisition value of the average (mean) of
116.55. Based on calculations of influence, it can be deduced that there is a strong and
significant influence between the Assignment Method on the students motivation in class XII
PAI subjects at SMK Negeri 2 Kediri 2013-2014 school year. The magnitude of the influence
coefficient is 0.616, while the result obtained significant effect of value = 10.2858. The value
is greater than = 1.654 at 5% error rate. While the determination coefficient test result
0,37,94. this means that 37.94% of the Assignment Method affect class XII student
motivation on the subjects of Islamic Religious Education at SMK Negeri 2 Kediri 20132014 school year.
Key words : Assignment Method, Student Motivation
Kata Kunci: Metode Penugasan, Motivasi Belajar Siswa
Sebagaimana kita ketahui bahwa perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan
serta teknologi yang semakin pesat pada zaman sekarang, secara langsung maupun tidak
langsung dalam dunia pendidikan akan mendapat pengaruh dari kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi tersebut. Dalam kenyataan sehari-hari permasalahan yang dihadapi adalah
bagaimana pendidik guru agama tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, sebab
akhir-akhir ini banyak peserta didik yang masih kurang dalam memahami ajaran agama
Islam. Apakah hal ini disebabkan siswa yang masih kurang aktif dalam mengikuti proses
belajar mengajar atau dari pihak guru yang kurang memperhatikan metode-metode
pengajaran, sehingga menyebabkan siswa menjadi apatis dan kurang termotivasi untuk
belajar. Sementara diketahui bahwa proses penyampaian guru dalam pembelajaran padasiswa
sangat dipengaruhi oleh cara menerapkan metode-metode pembelajaran, seperti metode
penugasan yang dapat memotivasi belajar siswa. Berawal dari pemikiran tersebut maka
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai: Pengaruh Metode Penugasan
Terhadap Motivasi Belajar Siswa pada mata pelajaran PAI Kelas XII di SMK Negeri 2 Kediri
Tahun Pelajaran 2013-2014.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah semua siswa
kelas XII SMKkediriyang beragama Islam berjumlah 319 siswa. Sedangkan sampel dalam
penelitian ini sebanyak 175siswa. Pengambilan sampel ditentukan dengan teknik Random
sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan metode angket dan dokumentasi.
Sedangkan analisis data statistik dengan rumus pengaruh product moment.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh suatu kesimpulan bahwa Metode
PenugasanPAI Kelas XII di SMK Negeri 2 Kediri tahun pelajaran 2013-2014 termasuk dalam
kategori cukup. Hal ini berdasarkan perolehan real score dengan nilai rata-rata (Mean)
sebasar 130,86. Sedangkan motivasi belajar siswa juga dalam kategori cukup berdasarkan
perolehan nilai rata-rata (mean) sebesar 116,55. Berdasarkan hasil perhitungan pengaruh,
dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang kuat dan signifikan antara Metode
Penugasan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas XII di SMK Negeri
2 Kediri tahun pelajaran 2013-2014. Besarnya koefisien pengaruh adalah 0,616, sedangkan
hasil signifikansi pengaruh didapatkan nilai t hitung = 10,2858. nilai tersebut lebih besar dari
t tabel =1,654 pada tingkat kesalahan 5%. Sedangkan pada pengujian koefisien determinasi
diperoleh hasil 0,37,94. hal ini berarti bahwa sebesar 37,94% Metode Penugasan
mempengaruhi motivasi belajar siswa kelas XII pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMK Negeri 2 Kediri tahun pelajaran 2013-2014.
A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan pola perkembangan yang terorganisasi dan kelengkapan
dari semua potensi manusia: moral, intelektual, jasmani (pancaindra), untuk kepribadian
individunya dan kegunaan masyarakatnya, yang diarahkan demi menghimpun semua
aktifitas tersebut bagi tujuan hidupnya. Maka untuk tercapainya tujuan tersebut, proses
belajar mengajar (PBM) merupakan aktivitas penting dan paling utama.
Tercapainya tujuan pendidikan, akan ditentukan oleh berbagai unsur yang
menampungnya. Makmun menyatakan tentang unsur-unsur yang terdapat dalam PBM
diantaranya: “1) Siswa, dengan segala karakteristiknya berusaha untuk mengembangkan
dirinya seoptimal mungkin melalui kegiatan belajar; 2) Tujuan, ialah sesuatu yag
diharapkan setelah adanya kegiatan belajar mengajar; 3) Guru, yang selalu mengusahakan
terciptanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga memungkinkan terjadinya proses
pengalaman belajar.”1 Dari uraian ini tampak dua posisi subjek yaitu siswa sebagai pihak
yang belajar sedangkan guru sebagai pihak yang mengajar. Mereka berinteraksi aktif
secara timbal balik untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
Sardiman mengungkapkan bahwa siswa menempati posisi sentral karena siswalah
sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan ingin mencapai secara
optimal. Untuk itu siswa dapat dikatakan sebagai subjek belajar yang tugas utamanya
adalah belajar.2 Lebih lanjut Dimyati dan Mudjiono mengungkapkan bahwa di Indonesia
banyak ditemukan siswa yang memperoleh hasil belajar yang rendah. Salah satu
penyebabnya ialah siswa tidak dapat belajar dengan maksimal dan efektif. Dalam
kegiatan sehari-harinya ditemukan kebiasaan belajar siswa yang tidak teratur, siswa
sering menyia-nyiakan kesempatan belajarnya, siswa belajar secara musiman yaitu belajar
ketika akan menghadapi ujian dan bahkan ada siswa yang tidak pernah belajar. Untuk
sebagian kebiasaan tersebut, menurut Dimyati dan Mudjiono disebabkan oleh
ketidakmengertian siswa pada arti, manfaat dan pentingnya belajar bagi dirinya sendiri.3
Ketidakmengertian siswa akan manfaat dan pentingnya belajar tersebut menurut
hemat peneliti, diantaranya disebabkan oleh kurangnya motivasi yang ada pada siswa
untuk giat belajar. Motivasi belajar bagi siswa sangat penting, karena motivasi itulah
siswa dapat belajar dengan semangat dan giat serta dapat membantu siswa dalam
mencapai prestasi. Penguatan motivasi belajar tersebut berada di tangan para guru atau
pendidik dan anggota masyarakat lain.4
Menurut Maghfira Wijayanti motivasi akan menjadi pendorong yang dapat
memunculkan energi yang berupa kekuatan untuk bertindak mewujudkan tujuan tertentu,
agar siswa dapat meraih prestasi puncak dalam belajarnya, maka guru dapat
membangkitkan dan memberi motivasi dengan mendorong siswa untuk berprestasi.5
Maka tugas utama seorang guru sekarang diantaranya adalah mengajar bagaimana
cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri siswa dan memberikan
keterampilan kepada siswa. Dan ini semua perlu dikondisikan oleh guru supaya siswa
termotivasi untuk belajar. Untuk mengondisikan itu semua, menurut peneliti perlu
diterapkan metode mengajar yang sesuai, untuk memotivasi siswa dalam belajar terutama
1
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), 3.
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), 111.
3
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 246.
4
Ibid., 94.
5
Maghfira Wijayanti, “Motivasi Salah Satu Upaya Peningkatan Mutu Belajar Siswa,” Buletin Pusat Pembukuan
Depsiknas, vol. 10, (2006), 27.
2
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Supaya metode tersebut dapat tercapai
dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka seorang guru yang baik dan
profesional dapat melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, dengan memiliki ketrampilan
menggunakan segala teknik menolong sehingga dapat dengan mudah mempertinggi
efisiensi metode yang dicapai dari berbagai macam-macam metode pembelajaran yang
ada. Adapun salah
satunya seorang pendidik/guru dapat mengaplikasikan metode
penugasan (resitasi) dari berbagai metode pembelajaran yang dipakai.6
Dengan metode penugasan tersebut akan lebih mudah meringankan siswa yang
akhirnya dapat menanamkan akan pentingnya arti dan manfaat belajar bagi dirinya
sehingga siswa akan termotivasi untuk semangat dan giat di dalam belajarnya. Dalam
kehidupan nyata seorang guru banyak mengetahui tentang kemalasan-malasan belajar
pada siswa, baik di rumah maupun di sekolah. Biasanya seorang siswa tidak akan belajar
apabila tidak mendapatkan tugas belajar dari gurunya, baik tugas belajar kelompok
maupun individu. Oleh karena itu dalam setiap pembelajaran seorang guru selalu
memberikan tugas belajar kepada siswanya, baik mulai dari pendidikan usia dini sampai
dengan pendidikan tinggi, tetap menggunakan metode penugasan.
Adapun alasan penulis memilih SMK Negeri 2 Kediri sebagai objek penelitian,
karena SMK Negeri 2 Kediri merupakan salah satu rintisan sekolah yang bertaraf
internasional dan favorit di Kota Kediri, yang lulusannya disiapkan untuk lebih
profesional, terampil dan mandiri dalam dunia kerja dan industri.
Dengan hal tersebut penulis tertarik ingin meneliti apakah dengan metode
penugasan pada pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, khususnya
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Sehubungan banyaknya mata pelajaran lain
yang dituntut untuk lebih optimal. Untuk itulah penulis mengambil judul skripsi tentang:
“Pengaruh Metode PenugasanTerhadapMotivasi Belajar Siswa Pada MataPelajaran
Pendidikan Agama IslamKelas XII
di SMK Negeri 2 Kediri Tahun Pelajaran
2013/2014”.
B. LANDASAN TEORI
A. Kajian Tentang Metode Penugasan
6
Imansjah Alipandie, Buku Pegangan Guru : Dikdaktik Metodik Pendidikan Umum (Surabaya: Usaha Nasional,
2004), 73.
Menurut Ahmadi dan Prasetya, Metode pemberian tugas belajarsering disebut
metode pekerjaan rumah yaitu metode dimana murid diberi tugas di luar jam
pelajaran.7
Menurut Alipandie, “Metode ini biasa disebut metode Pekerjaan Rumah (PR),
yaitu cara mengajar yang dilakukan guru dengan jalan memberi tugas khusus kepada
para murid untuk mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran”.8
Menurut Daradjat, “Yang dimaksud metode pemberian tugas ialah suatu cara
dalam proses belajar mengajar bilamana guru memberi tugas tertentu dan muridnya
mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru”.9
Kesimpulan dari pendapat di atas bahwa metode pemberian tugas merupakan
perintah dari guru yang dapat dikerjakan di luar jam pelajaran, di rumah maupun
sebelum pulang sekolah dan bisa dipelajari atau dikerjakan bersama temannya sendiri
dalam batas waktu tertentu. Tugas tersebut disusun dalam bentuk laporan/resume.
Menurut Simandjuntak dan Pasaribu, jenis-jenis tugas antara lain:
a. Tugas latihan, tugas ini terdiri dari soal-soal yang sudah dijelasan, tetapi
memerlukan latihan yang lebih banyak di luar jam pelajaran, misalnya
pelajaran matematika, bahasa dan lain-lain.
b. Tugas mempelajari sejumlah halaman
c. Tugas mempelajari satu bab
d. Tugas mempelajari satu topik atau pokok, misalnya tentang mata
pencaharian bangsa Indonesia, tentang iklim, tentang binatang buas dan
lain-lain.
e. Tugas unit/proyek, tugas yang berhubungan dengan unit yang dibicarakan
di dalam kelas.
f. Tugas eksperimen, anak diberi tugas untuk membuat suatu percobaan,
umpamanya dalam IPA
g. Tugas praktis, anak diberi tugas sesuatu dengan menggunakan
keterampilan motorik.
h. Tugas individual, tugas yang dilakukan oleh masing-masing murid.
i. Tugas kelompok, tugas yang dilakukan oleh sekelompok murid.
7
Ahmadi, Abu, Joko Prasetya,SBM (Strategi Belajar Mengajar) untuk Fakultas Tarbiyyah Komponen MKDK
(Bandung: CV. Pustaka Setia2007), 61.
8
Alipandie Imansjah,Didaktik Metodik Pendidikan Umum(Surabaya: Usaha Nasional, 2004), 91.
9
Zakiah Daradjat, dkk,Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), 298.
j. Pemberian tugas-resitasi, dengan resitasi yang dimaksud, bahwa anak itu
diberikan tugas bukan hanya semata-mata menghafal, mengerjakan, tetapi
berusaha merenungkan isinya, mengolah kembali isinya dengan kata-kata
sendiri, dengan pengertian dan interpretasi sendiri.10
Menurut Sudjana, “Jenis-jenis tugas sangat banyak macamnya, bergantung
pada tujuan yang akan dibaca, seperti tugas meneliti, tugas menyusun laporan
(lisan/tulisan), tugas motorik (pekerjaan motorik), tugas di laboratorium dan lainlain”.11
Sekolah berkewajiban mempersiapkan murid-murid agar tidak canggung
hidup di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu guru hendaknya berusaha melatih
teknik kemampuan anak untuk mencocokkan berbagai masalah yang mungkin akan
dihadapinya kelak dengan memberikan berbagai macam masalah/tugas agar mereka
dapat menyelesaikan, menanggapi dan memikirkan tugas tersebut sesuai kemampuan
masing-masing siswa.12
Menurut Daradjat, dalam metode pemberian tugas, guru harus mengetahui
beberapa syarat yang harus diketahui juga oleh murid yang akan diberi tugas, yaitu:
a. Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang telah mereka
pelajari, sehingga murid disamping sanggup mengerjakannya juga
sanggup menghubungkannya dengan pelajaran tertentu.
b. Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang
diberikan kepada murid akan dapat dilaksanakannya karena sesuai dengan
kesanggupan dan kecerdasan yang dimilikinya
c. Guru harus menanamkan kepada murid bahwa tugas yang diberikan
kepada mereka akan dikerjakan atas kesadaran sendiri yang timbul dari
hati sanubarinya
d. Jenis tugas yang diberikan kepada murid harus dimengerti benar-benar,
sehingga murid tidak ada keraguan dalam melaksanakannya.13
10
Simandjuntak dan Pasaribu, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2006),
111-112.
11
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004), 81.
12
Daradjat Zakiah, dkk,Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam.(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 299.
13
Zakiah Daradjat, dkk,Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam., 299-300.
Dengan syarat-syarat di dalam pemberian tugas tersebut maka baik bagi siswa
yang belajar maupun gurunya yang memberi pelajaran harus sama-sama mengetahui
arah dari tujuan pembelajaran yang ingin dica. Sehingga pemberian tugas tersebut
bisa jelas.
Menurut Simandjuntak dan Pasaribu, syarat-syarat dalam memberikan suatu
tugas yang baik diantaranya:
a. Setiap tugas harus dipikirkan dan dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru.
b. Guru harus berusaha, tugas itu diterima baik oleh murid karena
bermanfaat bagi dirinya.
c. Guru harus dapat melihat taraf kesulitan tugas yang diberikannya.
d. Tugas itu harus dipahami oleh semua murid.
e. Jangan terlampau banyak memakan waktu untuk membuatnya.
f. Tugas harus sesuai dengan perbedaan kesanggupan dan minat anak.
g. Setiap tugas diperlukan petunjuk-petunjuk tentang cara membuat tugas
itu.
h. Menyediakan sumber-sumber tambahan/bahan-bahan tambahan.
i. Tugas yang baik adalah yang akan memberikan pendorong kepada anak
untuk berpikir, untuk menyelidiki.
j. Sebaiknya guru memberikan alat atau cara kepada murid untuk menilai
hasil pekerjaannya.14
Dari petunjuk-petunjuk tentang memberikan tugas di atas dapat disimpulkan
bahwa seorang guru dalam memberikan tugas kepada siswanya harus direncanakan
terlebih dahulu supaya sesuai dengan situasi dan kondisi siswanya sehingga dengan
tugas tersebut dapat memberikan pendorong kepada siswa untuk lebih semangat lagi
di dalam belajar
Menurut Namsa, langkah-langkah pelaksanaannya pemberian tugas:
a. Pemberian tugas dan penjelasan
1) Tujuan yang harus dicapai mestilah dirumuskan terlebih dahulu secara
jelas.
2) Terangkan dengan jelas tugas-tugas yang akan dikerjakan peserta didik.
14
Simandjuntak dan Pasaribu, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar., 110.
3) Selidiki apakah metode resitasi satu-satunya yang terbaik untuk bahan
yang akan diajarkan.
b. Pelaksanaan tugas
1) Setiap tugas yang diberikan harus dikontrol.
2) Peserta didik yang mengalami kegagalan harus dibimbing.
3) Hargailah setiap tugas yang dikerjakan peserta didik.
4) Berikan dorongan bagi peserta didik yang kurang bergairah.
5) Tentukan bentuk-bentuk resitasi yang akan dica dan dioperasikan.15
Menurut Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik/Kuriklum IKIP
Surabaya, fase memberikan tugas yang wajar:
a. Tujuan yang jelas
Agar hasil belajar siswa memuaskan, guru perlu merumuskan tujuan yang
jelas, yang hendak dica oleh murid. Sifat dari pada tujuan-tujuan itu
adalah sebagai berikut:
1) Merangsang agar siswa berusaha lebih baik memupuk inisiatif,
bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
2) Membawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga kepada minat
siswa yang masih terluang.
3) Memperkaya pengalaman-pengalaman sekolah dengan memulai
kegiatan-kegiatan di luar kelas.
d) Memperkuat hasil belajar di sekolah dengan menyelenggarakan
latihan-latihan yang perlu integrasi dan penggunaannya.
b. Petunjuk-petunjuk yang jelas
Tugas yang harus dilakukan oleh siswa perlu jelas, berarti bahwa guru
dalam memberikan tugas harus menjelaskan aspek-aspek yang perlu
dipelajari oleh siswa. Agar siswa tidak merasa bingung sehingga perhatian
siswa waktu belajar akan lebih dipusatkan pada aspek-aspek yang
dipentingkan itu.16
15
16
Namsa Yunus,Metodologi Pengajaran Agama Islam., 76-77.
Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik IKIP Surabaya,Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM.,
58-59.
Menurut Ahmadi dan Prasetya, pelaksanaan teknik pemberian tugasperlu
memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan khusus dari tugas yang diberikan.
b. Pertimbangkan betul-betul apakah pemilihan teknik resitasi itu telah tepat
dapat menca tujuan yang telah dirumuskan.
c. Merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dimengerti.
d. Menetapkan bentuk resitasi yang akan dilaksanakan, sehingga siswa pasti
mengerjakannya, karena bentuknya telah pasti.
e. Menyiapkan alat evaluasi, sehingga setelah resitasi selesai dilaporkan di
depan kelas atau didiskusikan atau untuk tanya jawab, guru segera bisa
mengevaluasi hasil kerja siswa.
Maka dapat disimpulkan dari langkah-langkah pemberian tugas di atas bahwa
seorang guru tidak boleh terlalu sering memberikan tugas walaupun teknik ini baik
digunakan, karena apabila sering digunakan dapat menyita waktu dan membantu
pertumbuhan dan perkembangan siswa secara wajar. Itulah sebabnya mengapa harus
ada langkah-langkah di dalam memberikan tugas supaya tugas tersebut dapat terarah
pada tujuan pelajaran yang diajarkan oleh guru.
B. Kajian Tentang Motivasi Belajar
Motivasi belajar menurut Frederick J. Mc Donald dalam Nashar, “Adalah
suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk menca tujuan.”17
Menurut Mc. Cellend dalam Nashar, “Motivasi belajar siswa adalah
kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat
untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.”
Menurut Nashar,“Motivasi belajar dalam hal ini adalah suatu dorongan
internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang (individu) untuk bertindak atau
berbuat menca tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan
terjadi.”18
Kesimpulannya motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong
siswa untuk belajar dengan senang dan belajar secara sungguh-sungguh, yang pada
17
18
Nashar,Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal(Jakarta: Delia Press, 2010), 39.
Ibid., 42.
gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan
dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya.
Pada umumnya motivasi intrinsik lebih kuat dan lebih baik dari pada motivasi
ekstrinsik dan karena itu bangunlah motivasi intrinsik pada anak-anak didik kita.
Jangan sam anak mau belajar dan bekerja hanya karena takut dimarahi, dihukum,
mendapat angka merah, atau takut tidak lulus dalam ujian.
Apabila motivasi intrinsik siswa-siswi telah bangkit untuk belajar apapun
bentuk rintangan, tekanan atau hambatan-hambatan lain, pasti akan diatasinya dengan
sekuat tenaga dengan caranya sendiri. Lebih-lebih kalau siswa itu mendapat arahan
dari gurunya maka hasil yang diperolehnya jauh lebih baik, melebihi dugaan
sebelumnya.
Motivasi belajar mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar
seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi
berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsipprinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterapkan
dalam aktivitas belajar mengajar.
Menurut Djamarah, ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam
uraian berikut:
a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
b. Motivasi intrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam belajar.
c. Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman.
d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.
e. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.
f. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.19
Menurut Kanneth H. Hoover dalam Hamalik, mengemukakan prinsip-prinsip
motivasi belajar sebagai berikut:
a. Pujian lebih efektif dari pada hukuman
b. Para siswa mempunyai kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) yang
perlu mendapat kepuasan.
c. Motivasi yang bersumber dari dalam diri individu lebih efektif dari pada
motivasi yang berasal dari luar.
19
Syaiful,Bahri Djamarah, Psikologi Belajar., 118-121.
d. Tingkah laku (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu
dilakukan penguat (reinforcement).
e. Motivasi mudah menjalar kepada orang lain.
f. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang motivasi
belajar.
g. Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat
yang lebih besar.
h. Ganjaran dari luar kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang
minat belajar.
i. Teknik dan prosedur pembelajaran yang bervariasi.
j. Minat khusus yang dimiliki oleh siswa bermanfaat dalam belajar.
k. Perbedaan tingkat kemampuan pada siswa.
l. Kecemasan dan frustasi yang lemah membantu siswa belajar.
m. Kecemasan yang serius akan menyebabkan kesulitan belajar.
n. Tugas-tugas yang sulit menyebabkan frustasi siswa.
o. Kadar emosi yang berada pada siswa.
p. Pengaruh lingkungan lebih efektif dalam motivasi belajar.
q. Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan kreativitas.20
Guru yang berpengalaman cukup bijak di dalam memanfaatkan kebutuhan
anak didik, dapat memancing semangat anak didik agar menjadi anak yang gemar
belajar. Oleh karena itu guru harus dapat menguasai prinsip-prinsip motivasi dalam
belajar sehingga dapat mengetahui dan memahami kedaan-keadaan siswa pada saat
membutuhkan motivasi dalam belajarnya. Dengan demikian guru dapat memotivasi
belajar siswa dengan kemungkinan-kemungkinan masalah-masalah yang terjadi
dalam proses belajar mengajar.
Menurut Dimyati dan Mudjiono, unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi
belajar sebagai berikut :
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
b. Kemampuan siswa
c. Kondisi siswa
20
Oemar, Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran(Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 114-116.
d. Kondisi lingkungan siswa
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa21
Dapat diketahui bahwa motivasi belajar ada dalam diri siswa, jadi apabila guru
melakukan tindakan, perbuatan mengajar dengan baik dan mempunyai persiapan
mengajar yang baik maka siswa akan lebih termotivasi beljar dengan baik pula.
Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya
terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Jadi motivasi
akan belajar pada siswa bisa berkembang naik atau turun itu semua banyak sekali
faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu merupakan salah satu tugas seorang
guru untuk mengetahui cara-cara atau upaya-upaya yang dapat menumbuhkan
kembali motivasi belajar pada siswa.
Secara umum guru wajib berupaya sekeras mungkin untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa. Secara khusus guru perlu melakukan berbagai upaya tertentu
secara nyata untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya.
Adapun menurut Dimyati dan Mudjiono “Upaya meningkatkan motivasi
belajar antara lain:
a. Optimalisasi penerapan prinsip belajar
b. Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran
c. Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa
d. Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar.”22
Menurut Hamalik “Upaya meningkatkan motivasi belajar yaitu:
a. Upaya menggerakkan motivasi
b. Upaya pemberian harapan
c. Upaya pemberian insentif
d. Upaya pengaturan tingkah laku siswa”23
Kesimpulannya ada 4 fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan
cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik, yaitu guru harus
21
Dimyati, Mudjiono,Belajar dan Pembelajaran(Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2005), 97-100.
Dimyati, Mudjiono,Belajar dan Pembelajaran., 101-107.
23
Oemar, Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran., 116-121
22
dapat menggairahkan anak didik, memberikan harapan yang realistis, memberikan
insentif dan mengarahkan perilaku anak didik ke arah yang menunjang tercapainya
tujuan pembelajaran.
C. Metodologi Penelitian
Adapun pendekatan yang di gunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, yaitu pendekatan yang hasil penelitianya disajikan dalam bentuk deskripsi
dengan menggunakan angka-angka statistik.24 Sedangkan jenis dari penelitian ini adalah
penelitian pengaruh, dimana dalam penelitian jenis ini, peneliti berusaha menghubungkan
suatu variable dengan variable lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara
menentukan tingkat atau derajat hubungan diantara variable-variabel tersebut.
Maka dalam penelitian ini dapat dirancangkan sebagai berikut :
1. Variabel Bebas/Independen (X) :
Variable yang diduga berpengaruh terhadap keberadaan dalam variable terikat.
Variable bebas dalam penelitian ini adalah Metode Penugasan.
2. Variabel Terikat/Dependen (Y ):
Variable yang diharapkan timbul akibat variable bebas. Variable terikat dalam
penelitian ini adalah Motivasi Belajar
Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini ialah siswa kelas XII di
SMK Negeri 2 Kediri berjumlah 344 siswa, sedangkan yang beragama islam 319
siswa dengan rincian sebagai berikut:
Tabel I.Jumlah siswa kelas XII SMK Negeri 2 Kediri Berdasarkan
Agama
Agama
Agama
Non muslim
Non muslim
Laki-Laki
35
5
Perempuan
284
20
TOTAL
319
25
Kelas VII
24
Ibnu hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo
Persada , 2009 ), 30 .
peneliti mengambil banyaknya sampel dari jumlah populasi yang paling
mendekati 319 yakni sebanyak 320, sehingga jumlah sampel yang peneliti ambil dari
total populasi sebanyak 319 siswa tersebut adalah sebanyak 175 siswa.
untuk mendapatkan data yang dapat dipertanggungjawabkan serta relevan dengan
masalah yang diteliti, peneliti menggunakan metode/teknik sebagai berikut :
1. Metode Angket (questionnaire)
2. Metode Dokumentasi
Dan Untuk memperoleh data serta hasil penelitian yang sempurna, maka kami
menggunakan instrumen-instrumen sebagai alat pengumpul dan sebagai jawaban dari
masalah yang ada.Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Angket atau kuesioner
2. Pedoman dokumentasi
Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut :
1. Persiapan, adapun yang termasuk dalam tahapini adalah:
a. Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi25
b. Mengecek kelengkapan data yang diterima,
c. Mengecek kelengkapan jawaban responden terhadap variabel-variabel utama.26
2. Tabulasi
Kegiatan tabulasi adalah kegiatan memasukan data dalam tabel-tabel yang
telah dibuat dan mengatur angka-angka untuk di analisis. Termasuka dalam kegiatan
tabulasi ini adalah :
a. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor.
b. Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.
3. Analisa data sesuai dengan pendekatan penelitian
Dalam analisis pengaruh langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai
berikut :
a. Pengujian validitas data dan reabilitas data
25
26
Arikunto, Prosedur Penelitian, 235.
Ibid., 236.
1. Pengujian validitas data
Pengujian validitas data dilakukan dengan cara menghitung pengaruh antara
masing-masing skor butir jawaban dengan skor total dari butir jawaban.
Pengaruh yang digunakan adalah pengaruh pearson atau product moment.
2. Pengujian reliabilitas data
Pengujian reliabilitas data dengan menggunakan metode “Cronbach Alpha”,
dimana suatu instrument angket/ kuesioner dikatakan reliable apabila nilai “
cronbach alpha”, lebih besar dari 0,60
b. Menghilangkan item pernyataan (angket) yang tidak valid dan tidak reliabel.
c. Selanjutnya menguji asumsi kenormalan data. Pengujian normalitas data
menggunakan uji kolmogrof_smirnov.
d. Apabila uji asumsi kenormalan data terpenuhi, maka dilakukan pengujian hipotesis
asosiatif menggunakan tehnik analisis pengaruh Product Moment dengan rumus:27
Keterangan :
Rxy
rxy 
= Angka pengaruh “ r “ products moment
N  xy  ( x)( y)
{n x 2  ( X ) 2 }{n y 2  ( y) 2 }
N
= Jumlah pengamatan (sampel)
X
= Variabel bebas (metode penugasan)
Y
= Variabel terikat (motivasi belajar siswa)
x
= Jumlah skor variabel bebas (metode penugasan)
y
= Jumlah skor variabel terikat (motivasi belajar siswa)
 xy
= jumlah hasil perkalian antara variabel bebas (metode
penugasan) dan skor variabel terikat (motivasi belajar siswa)
e. Menguji signifikan koefisien pengaruh, menggunakan statistic uji t dengan
rumusnya sebagai berikut:
t
r
n2
1 r
28
2
dengan criteria tolak HO apabila t hitung > dari t table dengan dk
 / 2, n  2 .
f. Manguji koefisien determinasi dengan rumus R= r2 untuk mengetahui sejauh mana
variabel X mempengaruhi varuiabel Y.
27
28
Ibid., 274.
Arikunto, Prosedur Penelitian, 236.
g. Mengambil Kesimpulan atau Generalisasi
Dalam perhitungannya maka peneliti juga akan menggunakan bantuan
Program SPSS 17.5 for windows.
D. PEMBAHASAN
Dalam penelitian yang penulis lakukan dilapangan, ditemukan hal-hal yang
berkaitan dengan tujuan penelitian ini.
A. Metode Penugasan Pendidikan Agama Islam
Untuk mengetahui bagaimana Metode Penugasan Pendidikan Agama Islam Islam
siswa kelas XII di SMK Negeri 2 Kediri tahun pelajaran 2013-2014, Maka penulis telah
mengumpulkan data tentang Metode Penugasan Pendidikan Agama Islam siswa kelas XII
di SMK Negeri 2 Kediri dengan menyebarkan angket. Hasil angket tersebut menunjukan
total skor responden sebesar 22916, kemudian untuk mengetahui mean( nilai rata-rata)
dari jumlah tersebut dibagi dengan jumlah responden sebanyak 175 siswa. Hasil dari
pembagian tersebut didapatkan hasil nilai mean 130,86. Setelah dicocokan dengan
berpedoman pada pembuatan absolute score, menunjukan bahwa Metode Penugasan
Pendidikan Agama Islam Islam kelas XII di SMK Negeri 2 Kediri dikategorikan baik.
Hal ini juga dapat dilihat pada hasil angket yang menyatakan bahwa metode penugasan
sangat tepat dan baik dalam prosen pembelajaran, dengan prosentase responden
menjawab sering mencapai 75%.
Metode Penugasan sangatlah penting diterapkan dalam proses belajar mengajar,
mengingat metode penugasan sangat membantu dan memotivasi siswa dalam belajar
agama islam. Hasil penelitian menunjukan Metode Penugasan di SMK Negeri 2 Kediri
tergolong cukup baik, hal ini ditandai dengan adanya semangat siswa dalam menjalankan
ibadah sehari-hari, baik disekolah maupun dirumah.
Hal ini sesuai dengan Pengertian metode penugasan adalah cara penyajian bahan
pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di luar jadwal sekolah
dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan (dilaporkan)
kepada guru instruktor”.29
29
Slameto,Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester SKS ( Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 115.
B. Motivasi belajar Pendidikan agama Islam
Untuk mengetahui bagaimana Motivasi Belajar Siswa Pendidikan Agama Islam
kelas XII di SMK Negeri 2 Kediri tahun pelajaran 2013-2014, Maka penulis telah
mengumpulkan data tentang Motivasi Belajar siswa Pendidikan Agama Islam kelas XII di
SMK Negeri 2 Kediri dengan menyebarkan angket. Hasil angket tersebut menunjukan
total skor responden sebesar 20397, kemudian untuk mengetahui mean( nilai rata-rata)
dari jumlah tersebut dibagi dengan jumlah responden sebanyak 175 siswa. Hasil dari
pembagian tersebut didapatkan hasil nilai mean 116,55. Setelah dicocokan dengan
berpedoman pada pembuatan absolute score, menunjukan bahwa motivasi belajar siswa
Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 2 Kediri dikategorikan baik. Hal ini juga dapat
dilihat dari hasil angket yang menyatakan bahwa siswa semangat untuk membaca buku
dan mendalami materi pelajaran. Dari item tersebut rata-rata siswa menjawab sering
dengan prosentase mencapai 52,14%, serta siswa yang aktif untuk bertanya jika kurang
faham mencapai 62 %
Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat diperlukan, sebab siswa yang
tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar,
mereka akan bermalas-malasan untuk belajar. Motivasi adalah suatu dorongan yang
timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar, sehingga seseorang
berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku atau aktifitas tertentu yang lebih
baik dari keadaan sebelumnya sehingga mencapai Tujuan tertentu.
Hal ini sesuai dengan pendapat Nana sudjana yang menyatakan bahwa “kegiatan
belajar mengajar siswa akan terjadi apabila siswa ada perhatian dan dorongan terhadap
stimulus belajar”30 Seperti halnya Tadjab dalam bukunya Ilmu Jiwa Pendidikan
mengemukakan,
“Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi
mencapa suatu tujuan”.31
C. Pengaruh metode penugasan terhadap motivasi belajar siswapada Pendidikan Agama
Islam kelas XII di SMK Negeri 2 Kediri tahun pelajaran 2013-2014.
30
31
Nana Sudjana, Proses Belajar Mengajar ( bandung : sinar baru algesindo) 160
Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan (Surabaya: Karya Abditama, 1994), 102.
Sedangkan untuk mengetahui apakah ada Pengaruh antara Metode Penugasan
Pendidikan Agama Islam terhadap motivasi belajar siswa Pendidikan Agama Islam kelas
XII di SMK Negeri 2 Kediri tahun pelajaran 2013-2014, Maka berdasarkan perhitungan
statistic melalui rumus pengaruh product moment diperoleh besarnya pengaruh =0,616,
yang selanjutnya dimasukan kedalam uji signifikansi pengaruh dan hasilnya sebesar
10,2858. hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang kuat dan signifikan
antara metode penugasan terhadap motivasi belajar siswa Pendidikan Agama Islam kelas
XII di SMK Negeri 2 Kediri tahun pelajaran 2013-2014.
Selanjutnya peneliti juga menganalisis sejauh mana metode penugasan
mempengaruhi motivasi belajar siswa dengan menggunakan koefisien determinasi dan
didapatkan nilai koefisien determinasi sebesar 0.3794. hasil tersebut menjelaskan bahwa
sekitar 37,94 % motivasi belajar siswa Pendidikan Agama Islam kelas XII di SMK Negeri
2 Kediri dipengaruhi oleh Metode Penugasan Pendidikan Agama Islam-nya, sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan hasil tersebut maka penting bagi guru untuk
meningkatkan metode penugasan sehingga diharapkan motivasi belajar siswa dapat
meningkatkannilai-nilai keagamaan para siswa.
Dengan metode penugasan tersebut akan lebih mudah meringankan siswa yang
akhirnya dapat menanamkan akan pentingnya arti dan manfaat belajar bagi dirinya
sehingga siswa akan termotivasi untuk semangat dan giat di dalam belajarnya.32
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penghitungan mean dan standart deviasi metode penugasan
Pendidikan Agama Islam
Kelas XII di SMK Negeri 2 Kediri dapat dikategorikan
menjadi lima kategori diantaranya; yang termasuk kategori sangat baik ada 19 responden
dengan prosentase 10,8%, kategori baik sebanyak 45 responden dengan prosentase
25,7%, kategori cukup sebanyak 52 responden dengan prosentase 29,7%,kategori kurang
sebanyak 54 responden dengan prosentase 30,9 % serta kategori sangat kurang hanya 5
responden dengan prosentase 2,9%. Selanjutnya didapatkan interpretasi dengan mengacu
pada absolute score dari data yang telah ada didapatkan nilai mean = 130,86, nilai
tersebut berada pada interval absolute score kategori baik, sehingga dapat disimpulkan
bahwa metode penugasan Pendidikan Agama Islam Kelas XII di SMK Negeri 2 Kediri
tahun pelajaran 2013-2014 dikategorikan baik.
32
Imansjah Alipandie, Buku Pegangan Guru : Dikdaktik Metodik Pendidikan Umum (Surabaya: Usaha Nasional,
2004), 73.
Berdasarkan hasil penghitungan mean dan standart deviasi dari variabel
motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas XII di SMK Negeri 2 Kediri dapat
dikategorikan menjadi lima kategori diantaranya; yang termasuk kategori sangat baik ada
15 responden dengan prosentase 8,6 %, kategori baik sebayak 40 responden dengan
prosentase 22,9 %, kategori cukup sebanyak 71 responden dengan prosentase 40.5%,
kategori kurang sebanyak 40 responden dengan prosentase 22,9 % serta kategori sangat
kurang hanya 9 responden dengan prosentase 5,1%. Selanjutnya juga didapatkan
interpretasi dengan mengacu pada absolute score dari data yang telah ada didapatkan nilai
mean = 116,55, nilai tersebut berada pada interval kategori baik. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas XII di SMK Negeri 2 Kediri tahun pelajaran 2013-2014 dikategorikan baik.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian dengan analisis pearson
(product moment) dengan menggunakan softwere SPSS versi 17.5, didapatkan nilai
pengaruh kedua variabel adalah 0,616, sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang kuat dan signifikan antara metode penugasan terhadap motivasi belajar
siswa pendidikan agama islam kelas XII di SMK Negeri 2 kediri tahun pelajaran 20132014. adapun pada pengujian koefisien determinasi didapatkan nilai sebesar 0,3794, hasil
tersebut mejelaskan bahwa sekitar 37,94% motivasi belajar siswa pendidikan agama
islam di SMK Negeri 2 kediri dipengaruhi oleh Metode Penugasan Pendidikan Agama
Islam-nya. Dengan demikian, dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
metode penugasan terhadap motivasi belajar siswa Pendidikan Agama Islam kelas XII di
SMK Negeri 2 kediri tahun pelajaran 2013-2014.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Rahman Shaleh. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Prenada
Media Group, 2008.
Ahmadi, Abu, Joko Prasetya.SBM (Strategi Belajar Mengajar) untuk Fakultas Tarbiyyah
Komponen MKDK.Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007.
Alipandie Imansjah. Buku Pegangan Guru : Dikdaktik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya:
Usaha Nasional, 2005.
Alisuf, Sabri. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional. Jakarta: CV. Pedoman
Ilmu Jaya, 2006.
Aminudin, Pardi Yatim, Muhammad Suyono, Slamet Abidin.Pendidikan Agama Islam
kurikulum 2004 Kelas 1 SMA.Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004.
ArikuntoSuharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rhineka Cipta, 2006.
Bahri Djamarah, Syaiful, Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta,
2007.
Bahri Djamarah, Syaiful.Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004.
Balai Pustaka.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, 2009.
Daradjat,Zakiah dkk.Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Departemen Agama RI.Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Dirjen Kelembagaan
Agama Islam, 2002.
Dimyati, Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta, 2008.
Hajar,Ibnu.Dasar-dasar metodologi penelitian kuantitatif dalam pendidikan. Jakarta : raja
grafindo persada , 2010.
Imansjah, Alipandie.Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya: Usaha Nasional, 2004.
Ivor, K. Davies. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali Pers, 2006.
Majid, Abdul, Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetens. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya (off set), 2005.
Makmun, Syamsuddin Abin.Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
Margono.Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rienika Cipta, 2006.
Muhaimin, Suti'ah, Nur Ali. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
offset, 2004.
Namsa,Yunus.Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004.
Nashar.Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal. Jakarta: Delia Press, 2004.
Oemar, Hamalik.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Pasaribu, Simandjuntak. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2006.
Rahman Abdul, Shaleh.Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta : Prenada
Media Group, 2008.
Roestiyah. Didaktik Metodik. Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Sabri,Alisuf.Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional. Jakarta: CV. Pedoman
Ilmu Jaya, 2006.
Salim, Peter, Yenny salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English
Pers, 2011.
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada,2006.
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
Slameto.Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2005.
Subana.Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung : CV Pustaka Setia, 2006.
Subroto Suryo. Proses Belajar Mengajar di Sekolah : Wawasan Baru, Beberapa Metode
Pendukung dan Beberapa Komponen Layanan Khusus. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Subroto Suryo.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1997.
SudjanaNana.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004.
Sugiyono.Metode Penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009.
Sujana Nana. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2005.
Syamsuri. Pendidikan Agama Islam Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2006.
Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik IKIP Surabaya.Pengantar Didaktik Metodik
Kurikulum PBM. Jakarta: Grafindo Persada, 2005.
Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 3, 2006.
UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.Pendidikan Islam : Paradigma
Teologis, Filosofis dan Spiritualitas. Malang: UMM Press, 2008.
Wijayanti Maghfira. “Motivasi Salah Satu Upaya Peningkatan Mutu Belajar Siswa,” Buletin
Pusat Pembukuan Depsiknas, vol. 10, 2004.
------.Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester SKS. Jakarta: Bumi Aksara,
2010.
Yahya Yudrik.Wawasan Kependidikan. Jakarta: Depdiknas Departemen Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Pendidikan, 2007.
Yunus, Namsa.Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2009.
Zakiah,Daradjat dkk.Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Download