PENDAHULUAN Latar belakang Sesuai kondisi saat ini, strategi pengendalian hama hams memenuhi persyaratan yang ada hubungannya dengan keamanan lingkungan tanpa efek samping. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah memanfaatkan proses alami dan interaksi biologi yang menguntungkan dalam proses produksi pertanian. Plutella xylostella Linn. (Lepidoptera : Yponomeutidae) adalah serangga herbivora penting yang menyerang tanaman famili Brassicaceae dan serangannya tinggi saat musim kemarau (Kalshoven 1981). Pengendalian P. xylostella saat ini lebih ditekankan dengan memanfaatkan parasitoid sebagai salah satu komponen agens hayati. Parasitoid merupakan serangga yang hidup dan berkembang pada inang yang berupa serangga dan mematikan inang untuk menyelesaikan siklus hidupnya. Istilah parasitoid pertama kali digunakan oleh Reuter pada tahun 1913. Umumnya serangga parasitoid didominansi oleh ordo Hymenoptera, Diptera dan Strepsiptera (Quicke 1997). Untuk aplikasi di lapang, parasitoid banyak digunakan dalarn pengendalian serangga harna (Waage & Hassell 1982). Pengendalian P. xylostella dengan parasitoid di Indonesia secara berhasil dilakukan tahun 1950 dengan introduksi parasitoid A. cerophaga Grav. (D. eucerophaga Horstm / D. semiclausum Hellen) berasal dari Selandia Baru yang beriklim hangat (Vos 1953). Introduksi ini berhasil karena parasitoid tersebut berkembang baik utamanya di daerah Jawa Barat dengan tingkat parasitisasi mencapai 86 % (Sastrosiswoyo 1987). Di Indonesia mulai dikenal parasitoid 2 Hymenoptera famili Trichogrammatidae yang menyerang telur P. xylostella yaitu Trichogrammatoidea cojuangcoi, Trichogrammatoidea armigera Nagaraja dan TrichogrammaJIandersi (Meilin 1999). Parasitoid Hymenoptera mempunyai dua fase berbeda dalam perkembangannya. Pradewasa mendapatkan nutrisi dari inang yang ditempatinya seperti yang terjadi pada parasitoid telur dan larva, dan dewasanya mendapatkan nutrisi dalam bentuk nektar dan tepung sari dari tumbuhan berbunga (Jervis et al. 1993). Adanya perbedaan kebutuhan nutrisi terhadap kedua fase pertumbuhan parasitoid menyebabkan perlunya diteliti potensi tumbuhan berbunga yang berada di sekitar lahan tanaman budidaya tempat parasitoid bennukim. Idris dan Grafius (1995) melaporkan nektar tumbuhan Brassica kaber dan Daucus carota dapat meningkatkan lama hidup dan keperidian parasitoid D. insulare (Hym : Ichneumonidae). Selain menyediakan nektar dan tepung sari, tumbuhan berbunga menghasilkan embun madu yang merupakan produk kutu daun yang hidup pada turnbuhan tersebut. Parasitoid Lysiphlebus testaceipes Cress (Hym : Braconidae) dewasa yang memarasit kutu daun famili Aphididae dan Coccidae mendapat pakan tambahan lewat embun madu. Pradewasanya mendapatkan nutrisi lewat nimfa kutu daun sebagai inangnya. Sumber pakan tambahan lain bagi parasitoid dewasa adalah mengisap sedikit cairan tubuh inangnya (host feeding) seperti Pimpla turionellae (Hym : Ichneurnonidae) yang memarasit larva Galleria mellonella (Lepidoptera : Pyralidae). Pada inang yang sama terjadi dua proses kehidupan yaitu peletakan telur dan host feeding (Sandlan 1979 dalam Godfray 1994). 3 Beberapa peneliti mulai memperhatikan pentingnya habitat untuk menunjang keberhasilan pengendalian hayati dalam percobaan lapangan maupun laboratorium. Baggen dan Gurr (1998) melaporkan bunga tumbuhan liar famili Umbelliferae, Borginaceae dan Fabaceae dapat memperpanjang lama hidup, meningkatkan keperidian dan tingkat parasitisasi parasitoid Copidosoma koehleri (Hym : Encyrtidae), musuh alami dari hama kentang Pthorimaea operculella (Lepidoptera : Gelechiidae). Banyak pelepasan parasitoid ke lapangan menemui kegagalan karena tidak terdapat pakan tambahan. Takasu dan Lewis (1995) melaporkan parasitoid Microplitis croceipes (Hym : Braconidae) yang diberi pakan tambahan sebelum dilepas menunjukkan peningkatan daya mencari inang (searching capacity) dan persentase parasitisasi secara nyata. Berdasarkan fakta yang telah disebutkan perlu dilakukan percobaan mengenai potensi tumbuhan berbunga sebagai sumber pakan tambahan untuk meningkatkan kebugaran parasitoid Diadegma semiclausum Hellen (Hymenoptera : Ichneumonidae). Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian adalah : 1. Mengetahui pengaruh kehadiran tumbuhan berbunga terhadap populasi P. xylostella dan parasitoid D. semiclausum. 2. Mempelajari preferensi parasitoid D. semiclausum betina pada berbagai macam turnbuhan berbunga. 3. Mempelajari pengaruh sumber pakan dan larva P. xylostella terhadap kebugaran parasitoid D. semiclausum betina. 4. Mengetahui jenis tumbuhan berbunga yang menunjang lama hidup dan kemampuan reproduksi parasitoid D. semiclausum. Kegunaan Penelitian Diharapkan hasil penelitian konservasi dapat digunakan sebagai landasan upaya parasitoid D. semiclausum dan pengelolaan habitat pada sentra pertanaman kubis sekaligus mengurangi efek negatif penggunaan pestisida.