12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serangga

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Serangga masuk dalam filum Arthropoda dan kingdom Animalia yang
memiliki keragaman Spesies terbesar dibandingkan dengan binatang yang lain
yaitu hampir 75% dari total binatang yang hidup di dunia (Listiani, 2008).
Serangga telah hidup di bumi kira-kira 350 juta tahun yang lalu, dibandingkan
dengan manusia yang kurang dari dua juta tahun yang lalu. Selama kurun ini
mereka telah mengalami evolusi dalam beberapa hal dan dapat menyesuaikan
kehidupan pada hampir setiap tipe habitat (Borror et al., 1992).
Menurut Adebanjo (2012) serangga memiliki integumen yang kuat dan
ringan, membentuk kulit luar yang digunakan untuk melindungi organ yang ada di
dalam tubuhnya. Kulit luar dari serangga biasanya dilapisi oleh lapisan kitin yang
berguna untuk mencegah hilangnya air dari dalam tubuh karena adanya
penguapan.Hal ini, merupakan bagian yang penting bagi binatang khususnya yang
bertubuh kecil yang hidup di darat.
Serangga memiliki banyak peran di dalam berbagai ekosistem, termasuk
sebagai perombak bahan organik, pamakan tumbuhan, parasitoid, predator dan
penyerbuk. Sebagai penyerbuk, serangga memiliki peran sangat strategi dalam
dalam mempertemukan serbuk sari (polen) dengan putik (calon buah) sehingga
terjadi pembuahan. Tanpa proses polinasi tidak pernah ada pembentukan buah dan
secara ekosistem tidak terjadi regenerasi tumbuhan.Serangga yang berperan
sebagai penyerbuk, melakukan proses penyerbukan lebih dari seperempat juta
Spesies tanaman yang ada di dunia. Untuk itu tanpa adanya serangga maka
keseimbangan lingkungan dan ekosistem global tidak akan terjaga. Peranan lain
serangga adalah sebagai Herbivora, Predator, dekomposer dan parasitoid juga
sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem(Mcgavin, 2007).
12
Menurut Borroret al (1992) serangga berperan sebagai detrivor ketika
serangga memakan bahan organik yang membusuk dan penghancur sisa
tumbuhan. Selain itu, serangga juga berperan bioindikator dalam memantau
perubahan lingkungan serta kesehatan dan kelestarian dari hutan baik pada
ekosistem perairan maupun terestrial.Serangga sebagai bioindikator sangat
penting untuk menggambarkan adanya keterkaitan dengan kondisi faktor biotik
dan abiotik lingkungan. Indonesia memiliki puluhan ribu Spesies serangga
sebagai predator dan Spesies sebagai parasitoid (ubaidillah & perscom, 2015).
Hymenoptera merupakan salah satu dari 4 Ordo terbesar dalam
serangga(LaSalle and Gauld, 1993).Ordo Hymenoptera, SuperFamiliChalcidoidea
merupakan SuperFamili kedua terbesar di dalam Ordo ini, diperkirakan terdapat
sekitar 21 ribu Spesies (Boucek, 1988; Noyes, 1989).Kebanyakan dari Famili ini
adalah parasitoid, fitofag dan terdapat pula predator bagi serangga yang lain
(Boucek, 1988; Noyes, 1989; Arias, 2003). Saat ini, Ordo Hymenoptera memiliki
lebih dari 80 Famili dan lebih dari 115 ribu Spesies yang telah dilakukan proses
identifikasi. Hymenoptera memiliki dua Subordo, masing-masing adalah
Symphyta dan Apocrita, dan pada Subordo Symphyta mempunyai ciri khusus
yaitu memiliki venasi sayap lebih terikat sempurna dan tidak ada penyempitan
pada abdomen pada ruas kedua, dan sering disebut dengan Subordo Hymenoptera
primitif. Subordo Apocrita mempunyai ciri khas yaitu venasi sayap lebih
sederhana dan ada penyempitan pada bagian abdomen ruas ke dua (Goulet &
Hubert, 1993).
FamiliChalcididae memiliki karakter tubuh yang mudah untuk dikenali
dibandingkan dengan Famili dari Ordo Hymenoptera yang lain, antara lain tubuh
yang kokoh dan sebagian berukuran besar, berwarna hitam atau berwarna
kemerahan dengan tanda berupa guratan berwarna kuning, memiliki femur pada
kaki belakang yang membesar, memiliki bagian perut yang bergerigi, tibia
belakang melengkung untuk menopang femur, prepectus lebih kecil dari tegula,
propodeum sebagian besar areolate, mesepisternum dengan bagian yang menonjol
pada bagian ventral dibatasi carina epocnemial anterior. Karakter ini juga
ditemukan pada Famili lain seperti Eurytomidae, Leucospidae dan Torymidae
13
tetapi tidak pernah terjadi kombinasi diantara karakter- karakter tersebut (Boucek,
1988 ;Lotfalizadeh et al., 2012).
Sulawesi adalah salah satu pulau yang memiliki keragaman flora dan
fauna yang melimpah.Salah satu bagian pulau yang memiliki keanekaragaman
tinggi adalah Sulawesi Tenggara (LIPI, 2014). Salah satu bagian pulau yang
melimpah adalah Sulawesi Tenggara. Karena, memiliki berbagai tipe ekosistem
yang membentuk kawasan konservasi dan berbagai tipe ekosistem antara lain
ekosistem perairan laut, pesisir pantai dan terestrial. Berbagai flora dan fauna
(dilindungi maupun
tidak dilindungi) yang dominan di kawasan konservasi
Provinsi Sulawesi Tenggara (Anonime, 2014).Penelitian parasitoid Hymenoptera
baru di lakukan oleh beberapa peneliti termasuk Noyes (1989) Ubaidillah (2006)
dan Ubaidillah dan Kojima (2006).
Pegunungan Mekongga terdapat pada wilayah barat Sulawesi Tenggara,
yaitu wilayahnya terletak di tiga Kabupaten. Sebelah utarawilayah Kabupaten
Kolaka Utara, Sebelah timurwilayah Kabupaten Konawe, Sebelah selatan wilayah
Kabupaten Kolaka. Mekongga adalah kawasan pegunungan yang memiliki tipe
karst dan berada pada dataran tinggi yang merupakan kawasan dengan ciri khas
yang spesifik dan menggambarkan berbagai jenis fauna dan flora yang hidup pada
ketinggian yang bebeda.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka beberapa permasalahan yang hendak
dikaji dalam penelitian ini yaitu:
1. Informasi keanekaragaman Spesies parasitoid Hymenoptera di Indonesia
dan khususnya di Sulawesi masih sangat terbatas
2. Informasi hubungan antara serangga fitophagous dengan entomophagous
(parasit) sangat sedikit khususnya kelompok Chalcididae yang merupakan
komponen ekosistem yang sangat penting dalam dinamika ekosistem terkait.
Serangga entomophagous (parasitoid) berperan penting didalam menjaga
keseimbangan dinamika ekosistem tersebut karena entomophagous akan
mengendalikan populasi
fitophagous
oleh karena itu pengetahuan
14
keanekaragaman Chalcididae sangat diperlukan untuk konservasi ekosistem
hutan.
3. Bagaimana pola penyebaran anggota SpesiesChalcididae pada ekosistem di
lokasi penelitian kawasan Gunung Mekongga, Desa Tinukari, Kecamatan
Wawo, Kabupaten kolaka utara provinsi sulawesi tenggara?
4. Bagaimana proses identifikasi dari FamiliChalcididae sampai dengan Genus
dan Spesies sebagai alat bantu untuk pengenalan keanekaragaman Spesies di
kawasan Gunung Mekongga Desa Tinukari Kecamatan Wawo Kabupaten
Kolaka Utara Provinsi Sulawesi Tenggara?
C.
Tujuan
Tujuan penelitian ini antara lain:
1. Memahami pola penyebaran anggota SpesiesChalcididae pada ekosistem
dari berbagai ketinggian di lokasi penelitian kawasan Gunung Mekongga,
Desa Tinukari, Kecamatan Wawo, Kabupaten kolaka utara provinsi
sulawesi tenggara.
2. Membuat alat bantu identifikasi dari FamiliChalcididae sampai dengan
Genus dan Spesies untuk pengenalan keanekaragaman Spesies di kawasan
Gunung Mekongga Desa Tinukari Kecamatan Wawo Kabupaten Kolaka
Utara Provinsi Sulawesi Tenggara?
D.
Hipotesis
Anggota Superfamili Chalcidoidea, Famili Chalcididae yang dapat
ditemukan adalah Subfamili Chalcidinae, Haltichellinae, Dirhininae, Epitraninae
yang memiliki penyebaran yang mengelompok pada ketinggian tertentu sehingga
dapat menggambarkan habitat spesifik pada setiap Spesies.
E.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain
1. Mengetahui Informasi keanekaragaman Spesies parasitoid Hymenoptera di
Indonesia dan khususnya di Sulawesi yang masih sangat terbatas
15
2. Mengetahui Informasi hubungan antara serangga fitophagous dengan
entomophagous
(parasit)
kelompok
Chalcididae
yang
merupakan
komponen ekosistem. Serangga entomophagous (parasitoid) berperan
penting didalam menjaga keseimbangan dinamika ekosistem tersebut
karena entomophagous akan mengendalikan populasi fitophagous
3. Memiliki pengetahuan tentang bagaimana metode identifikasi terutama
untuk tingkat Spesies, Genus dan FamiliChalcididae yang dilakukan
dengan bimbingan ahli.
4. Mengetahui persebaran SpesiesChalcididae sebagai landasan untuk
konservasi dan pemanfaatan Spesies parasitoids sebagai agen pengendali
serangga hama (Biological control) di kawasan Sulawesi tenggara.
5. Data Spesies dan persebaran Chalcididae sebagai bahan untuk penelitian
lebih lanjut dalam pengelolaan menajemen konservasi.
16
Download