BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri patogen hingga kini masih terus menjadi masalah kesehatan masyarakat. Data dari WHO (2012) melaporkan bahwa penyakit akibat infeksi merupakan penyakit dengan tingkat kejadian tinggi dan menjadi salah satu penyebab kematian terbesar. Profil data kesehatan Indonesia tahun 2011 melaporkan bahwa penyakit infeksi termasuk dalam 10 besar penyakit rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit pada tahun 2010 (Kemenkes, 2012). Salah satu bakteri patogen menyebabkan penyakit yaitu Escherichia coli yang seringkali menjadi penyebab terjadinya infeksi pada saluran pencernaan dan ditandai dengan gejala diare. Sebagian besar penyakit akibat bakteri patogen masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi. Antibiotik merupakan obat pilihan utama dalam mengatasi penyakit infeksi terutama yang diakibatkan oleh bakteri. Davies dan Davies (2010) menyebutkan bahwa resistensi bakteri terhadap antibiotik saat ini meningkat dan menjadi masalah utama dalam mengatasi penyakit infeksi di samping masalah toksisitas dan efek samping yang ditimbulkan. Pengembangan jenis antibakteri baru perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan resistensi ini. Pirazolina merupakan senyawa heterosiklik cincin lima yang mengandung dua atom nitrogen yang berikatan rangkap dua endosiklik dimana atom nitrogen pada pirazolina tersebut memiliki aktivitas sebagai antibakteri (Levai, 1997). Pirazolina mampu menghambat pertumbuhan bakteri secara luas sehingga turunannya perlu dikembangkan sebagai agen antibakteri. Sahu et al. (2008) juga melaporkan bahwa beberapa turunan senyawa pirazolina yang aktif sebagai antimikroba (antibakteri dan antijamur) mengandung gugus p-kloro, p-nitro dan hidroksi pada cincin aromatisnya. Berdasarkan strategi retrosintesis dapat diketahui bahwa senyawa pirazolina dapat disintesis dari reaksi antara senyawa kalkon dengan 1 2 fenilhidrazin. Senyawa kalkon sebagai senyawa intermediet dapat diperoleh dari senyawa aril aldehida dengan aril keton melalui reaksi kondensasi ClaisenSchmidt. Reaksi kondensasi Claisen-Schmidt menggunakan prosedur yang mudah dengan metode pengadukan suasana basa. Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan alam melimpah potensial untuk dikembangkan seperti vanilin, minyak adas, minyak cengkeh, dan minyak nilam. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan intermediet senyawa kalkon yaitu vanilin. Vanilin secara alami terdapat di dalam buah tanaman Vanilla planifolia. Secara sintetik vanilin dapat dibuat dari eugenol, guaiakol, safrol, glukosida koniferin, dan lignin (Rinarsih, 1998). Vanilin diketahui telah memiliki gugus fungsi aldehida, hidroksi dan metoksi sehingga dapat digunakan sebgai bahan dasar pembuatan senyawa pirazolina. Pemanfaatan vanilin sebagai bahan dasar senyawa pirazolina telah dilakukan Triyanto (2013) dan Priastomo (2014). Keduanya telah melakukan sintesis dan uji antibakteri senyawa pirazolina dari turunan vanilin dan asetofenon. Senyawa pirazolina yang disintesis mampu menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus, B. subtillis, B. cereus, dan E. coli. Gupta et al. (2010) melaporkan bahwa senyawa turunan dikloropirazolina yang dihasilkan mampu menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli dengan konsentrasi secara berurutan 200 dan 800 ppm. Senyawa yang memiliki aktivitas biologis sebagai antibakteri, pada dasarnya mengandung gugus-gugus halogen, hidroksi, metoksi dan nitro. Oleh karena itu, perlu dilakukan sintesis senyawa turunan pirazolina yang mengandung subtituen kloro, hidroksi dan metoksi yang dapat disintesis dari turunan vanilin sebagai sumber aril aldehida dan p-kloroasetofenon sebagai sumber aril ketonnya. Sintesis senyawa turunan pirazolina dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap awal pembentukan senyawa klorokalkon dengan variasi sumber aril aldehida yaitu vanilin dan veratraldehida dengan pkloroasetofenon dalam suasana basa dan temperatur kamar. Selanjutnya senyawa klorokalkon direaksikan lebih lanjut dengan fenilhidrazin dalam suasana asam kondisi refluks untuk membentuk senyawa pirazolina yang diharapkan mampu 3 menghambat pertumbuhan bakteri gram positif yaitu Staphylococus aureus, Bacillus cereus, Bacillus subtillis, dan gram negatif yaitu Escherichia coli dan Shigella flexnerri. 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan sintesis senyawa kalkon 1a dan 1b dari veratraldehida atau vanilin dengan p-kloroasetofenon dalam suasana basa dan temperatur kamar, 2. Melakukan sintesis senyawa pirazolina antara kalkon 1a atau 1b dengan fenilhidrazin dalam suasana asam dan menggunakan metode refluks selama 4 jam, 3. Melakukan uji aktivitas antibakteri terhadap senyawa pirazolina 2a dan 2b secara in vitro. 1.3 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu meningkatkan nilai guna dari suatu sumber daya alam Indonesia sehingga hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk menambah kesejahteraan manusia dan menghasilkan senyawa aktif sebagai antibakteri yang berkontribusi terhadap perlindungan kesehatan makhluk hidup.