Definisi Operasional No 1 2 Definisi Operasional Promkes Rumah tangga ber-PHBS Kesling Persentase penduduk memiliki akses air bersih Keterangan Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu : 1. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan 2. Memberi bayi ASI ekslusif 3. Menimbang balita setiap bulan 4. Menggunakan air bersih 5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6. Menggunakan jamban sehat 7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu 8. Makan buah dan sayur setiap hari 9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari 10. Tidak merokok di dalam rumah. Air minum yang berkualitas(layak) adalahair minum yang terlindung meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 m dari pembuangan kotoran, penampungan limbah dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air kemasan, air dari penjualkeliling, air yang dijual melalui tangki, air sumur dan mata air tidak terlindung Rumus yang digunakan : Jumlah/ banyaknya penduduk atau rumah tangga di wilayah tertentu dengan akses terhadap sumber Air minum berkualitas pada periode tertentu Persentase Akses Air=______________________________________________________________________ x100 % Jumlah penduduk atau rumah tangga pada wilayah & periode yang sama 3 Inspeksi sanitasi sumber air Pemeriksaan sarana air bersih dengan menggunakan formulir Inspeksi Sanitasi Sumber Air 4 Pembinaan tempat pengelolaan makanan a. Pengertian 1. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) adalah Usaha pengelolaan makanan yang meliputi : Jasa boga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum, kantin, dan makanan jajanan. 2. Jumlah TPM yang terdaftar adalah Jumlah seluruh TPM yang tercatat baik yang telah bersertifikat laik hygiene sanitasi maupun yang belum memiliki sertifikat laik hygiene sanitasi di wilayah kerja puskesmas dan atau Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) b. DEFINISI OPERASIONAL : 1. Jumlah TPM sehat adalah jumlah TPM yang memenuhi persyaratan hygiene sanitasi di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu 2. Persentase TPM Sehat adalah jumlah TPM sehat (memenuhi persyaratan hygiene sanitasi) di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah TPM seluruhnya di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dikalikan 100 % 3. Jumlah TPM seluruhnya adalah jumlah TPM memenuhi persyaratan hygiene sanitasi dan TPM yang tidak memenuhi syarat hygiene sanitasi 4. JUMLAH TPM dibina adalah jumlah TPM yang tidak memenuhi persyaratan hygiene sanitasi yang di bina di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu 5. Persentase TPM di bina adalah jumlah TPM yang tidak memenuhi persyaratan hygiene sanitasi yang dibina di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah seluruh TPM yang tidak memenuhi persyaratan hygiene sanitasi di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu di kali 100 % Rumus yang digunakan : Jumlah TPM sehat % TPM Sehat = ___________________ x 100 % Jumlah TPM seluruhnya Jumlah TPM dibina % TPM yang dibina = ____________________________________________ x 100 % Jumlah TPM yang tidakmemenuhisyarat hygiene sanitasi 5 Persentase rumah sehat a. Pengertian. 1) Rumah : Bangunan yg berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga; 2) Rumah Sehat : Rumah yang minimal memenuhi kriteria akses air minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi, dan pencahayaan (Kepmenkes Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Permenkes Nomor 1077/PER/V/MENKES/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah ) 3) Rumah yang Dibina : Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan, yang dibina untukmenjadi rumah sehat melalui pemantauan dan evaluasi b. Definisi Operasional. 1) Jumlah Rumah Sehat adalah, jumlah rumah sehat tahun sebelumnya ditambah rumah sehat hasil pembinaan tahun berjalan 2) Jumlah rumah yang dibina adalah, jumlah yang tidak memenuhi syarat kesehatan pada tahun sebelumnya, yang dibina pada tahun berjalan 3) Jumlah rumah dibina yg memenuhi syarat kesehatan adalah, jumlah rumah yang telah dilakukan pembinaan dan telah memenuhi syarat kesehatan c. Cara Perhitungan. 1). Jenis variabel : a) b) c) d) Jumlah rumah Jumlah rumah sehat Jumlah rumah yang dibina Jumlah rumah yang dibina dan telah menjadi rumah sehat 2). Rumus yang digunakan : Jumlah rumah dibina yg memenuhi syarat kesehatan % Rumah Dibina = ------------------------------------------------------------------------- X 100% yg sehat Jumlah rumah yang dibina % Rumah Sehat = 6 Jumlah desa yang melaksanakan 1. Jumlah rumah sehat ------------------------------------------------------------------- X 100% Jumlah rumah Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan STBM sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. 2. Desa STBM : adalah Desa yang sudah melakukan pemicuan minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja masyarakat, dan telah mempunyai rencana tindak lanjutuntuk menuju Sanitasi Total. Jumlah Desa yang melaksanakan STBM adalah desa yang melaksanakan minimal 2 pilar dan sudah melakukan pemicuan minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja masyarakat, dan telah mempunyai rencana tindak lanjut untuk menuju Sanitasi Total. 7 P2 Jumlah pasien baru TB BTA positif yang ditemukan dan di obati a. Penemuan pasien baru TB BTA positif adalah penemuan pasien TB melalui pemeriksaan dahak SPS dan diobati di wilayah puskesmas pada waktu tertentu. b. Pasien baru adalah pasien yang belum pernah diobati OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu) c. Diobati adalah pemberian pengobatan pada pasien baru TB BTA positif dengan OAT sesuai pedoman 8 Jumlah perkiraan pasien baru TB BTA positif a. Suspek TB = (64/10000) x jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas b. Perkiraan pasien baru TB BTA positif adalah insiden rate TB baru BTA positif per 100000 penduduk x jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas. c. Insiden rate kabupaten menggunakan hasil survey nasional tentang prevalensi TB tahun terakhir = 64 per 100000 penduduk 9 Jml pasien BTA positif yang dinyatakan sembuh 10 Jml pasien BTA positif yang diobati 11 Cakupan penawaran tes HIV /AIDS pada ibu hamil yang d. Perkiraan TB baru BTA positif = (64/100000)xjumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas Berdasarkan review dari kartu pasien TB.01, seluruh pasien baru BTA positif yang mulai berobat 9-12 bulan sebelumnya, kemudian dihitung jumlah yang sembuh atau konversi menjadi negatif setelah selesai pengobatan. Untuk mudahnya data laporan tahun sebelumnya yang dipakai. Contoh pasien tahun 2015, baru dapat dinilai sembuh atau tidaknya di tahun 2016. Berdasarkan review kartu pasien TB.01, seluruh pasien TB BTA positif yang diobati 9-12 bulan sebelumnya. Untuk mudahnya data laporan tahun sebelumnya yang dipakai.Contoh pasien tahun 2015, baru dapat dinilai sembuh atau tidaknya di tahun 2016. a. Setiap bumil yang berkunjung ke puskesmas minimal 1 kali ditawari untuk tes HIV pada saat ANC periksa di puskesmas terpadu b. Adalah jumlah bumil ditawari tes HIV / jumlah bumil 12 13 14 15 16 cakupan ibu hamil yang di periksa HIV/ AIDS a. minimal 30% bumil yang ditawari melakukan pemeriksaan b. adalah jumlah bumil di tes HIV / jumlah bumil Jumlah suspek campak yang Diambil dan Dikirim tepat waktu ke BLK atau dinkes kabupaten sie survailance diambil sampel darah dan dikirim Penyakit tidak menular Presentase jumlah perempuan a. Jumlah WUS yang mendapatkan pemeriksaan IVA target 30% --> (jumlah WUS di IVA/Jumlah WUS) usia 30 - 50 tahun yang dideteksi x100% dini /skrining kanker servik dan b. Pemeriksaan payudara oleh petugas kesehatan bersamaan saat dilakukan pemeriksaan IVA payudara Imunisasi Persentase desa yang mencapai minimal 80% dari jumlah bayi yang ada di desa sudah mendapat imunisasi lengkap di tahun sebelumnya Universal Child Imunisasi (UCI ) Diare Jumlah Insiden diare a. perkiraan penderita diare yang datang ke sarana pelayanan kesehatan = 10 % dari kasus diare 17 Jumlah kasus diare ditemukan 18 DBD Jumlah penderita DBD yang ditangani Pengobatan b. Angka morbiditas diare berdasarkan SKRT 2012 adalah 214/1000 c. Jumlah insiden diare yang datang ke sarana pelayanan kesehatan (puskesmas, kader) adalah perkiraan penderita diare yang datang ke pelayanan kesehatan (puskesmas, kader) x angka morbiditas diare x jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas d. adalah 10% x (214/1000)xjumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas jumlah penderita diare yang ditemukan (puskesmas, kader) a. Persentase penderita DBD yang ditangani sesuai standar di dalam wilayah kerja puskesmas dalam satu tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan/dilaporkan dalam kurin waktu satu tahun yang sama b. penderita DBD yang ditangani sesuai standar (SPO) : didiagnosis dan terapi sesuai standar, ditindaklanjuti dengan PE dan penanggulangannya, dalam satu tahun di wilayah kerja puskesmas 19 Kunjungan rawat jalan umum (gigi) 19 Upaya Kesehatan Usia Lanjut Cakupan lansia yang mendapat pelayanan kesehatan 20 MANAJEMEN KETENAGAAN Presensi pegawai (Manual & Elektronik) 21 Register pegawai 22 Daftar Nominatif Pegawai 22 b File Pegawai Jumlah kunjungan rawat jalan baru (umum/gigi) di puskesmas termasuk pelayanan luar gedung, dan pusling Jml lansia yang mendapat pelayanan kesehatan di dalam dan luar gedung Ada rekapitulasi presensi setiap bulan dalam 1 tahun Manual: ada buku absen manual, yg terdapat catatan jam datang dan jam pulang Elektronik: print out rekapitulasi presensi elektronik Ada buku register pegawai yang memuat catatan dan riwayat tiap pegawai mulai dari CPNS sampai dengan pensiun, ada data keluarga, buku register pegawai di update setiap ada perubahan. Data yang memuat keseluruhan pegawai (berisi: Nama, NIP, Pangkat/Gol, Jabatan) data nomitatif di update setiap ada perubahan dan biasanya data ini di tempel di dinding. File masing-masing pegawai mulai dari CPNS sampai dengan SK terakhir FARMASI 22 Laporan Penggunaan obat Rasional a. Sampling kepada pasien mak 30 pasien per bulan b. sampling dilakukan untuk masing masing diagnose c. Ispa non pnemonia, diare non spesifik, infeksi pada myalgia, di rata - rata item obat peresep Perawatan Kesehatan Masyarakat (PHN) 23 Keluarga rawan khususnya keluarga yang berpenghasilan rendah yan penderita penyakit yang belum memanfaatkan kesehatan dan dalam salah satu diantaranya terdapat ibu hamil,menyusui,usia lanjut 60 th Jml keluarga rawan dihitung 2,66xjml pddk No 1 2 3 Indikator Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan DO Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan ruj Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatann yang memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disatu wilayah Rumus Keterangan Jumla sasaran ibu hamil dihitung melalui estimasi dengan rumus : 1,10 X Crude Birth Ratr X Jumlah Penduduk (pada tahun yang sama). Angka CBR dan jumlah penduduk kabupaten didapat dari data BPS masing-masing Kabupaten pada waktu tertentu. 1,1 adalah konsta Perhitungan jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama : dihitung berdasarkan angka estimasi 20% dari total ibu hamil disatu wilayah pada kurun waktu yang sama Jumlah seluruh ibu bersalin dihitung melalui estimasi dengan rumus : 1,05 X CBR X Jumlah Penduduk. Angka CBR dan juml penduduk Kabupaten didapat dari data BPS masing-masing kabupaten pada kurun waktu tertentu. 1,05 adalah konstanta kerja pada kurun waktu tertentu. 4 5 Cakupan Pelayanan Nifas Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan. untuk menghitung ibu be Jumlah seluruh ibu nifas dihitung melalui estimasi dengan rumus : 1,05 X CBR X Jumlah Penduduk. Angka CBR dan juml penduduk Kabupaten didapat dari data BPS masing-masing kabupaten pada kurun waktu tertentu. 1,05 adalah konstanta untuk menghitung ibu nifas Perhitungan sasaran neonatus dengan komplikasi : dihitung berdasarkan 15% dari jumlah bayi baru lahir. Jika tidak diketahui jumlah bayi baru lahir maka dapat dihitung dari CBR X Jumlah penduduk. Angka CBR dan juml penduduk Kabupaten didapat dari data BPS 6 7 Cakupan Kunjungan Bayi Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali disatu wialayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan Pelayanan Anak Balita Cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12 59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan. 8 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin 9 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu 10 No 1 2 Cakupan peserta KB aktif Cakupan peserta KB aktif adalah jumlah peserta KB aktif dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Definisi Operasional Mutu Klinik Waktu tunggu 3 4 Dokter penanggung jawab pasien rawat inap Visite dokter Infeksi pasca operasi 5 Infeksi nosokomial 6 Kejadian operasi salah sisi 7 8 Kejadian salah tindakan pada operasi Kejadian tertinggalnya benda asing 9 Komplikasi anastesi Keterangan waktu yang diperlukan mulai pasien mendaftar sampai dilayani oleh dokter/ tenaga kesehatan lain (bidan, perawat, gizi) Penanggung jawab rawat inap adalah dokter yang mengkoordinasikan kegiatan pelayanan rawat inap sesuai kebutuhan pasien Visite dokter adalah kunjungan dokter setiap hari kerja kepada setiap pasien yang menjadi tanggungjawabnya Adanya infeksi nosokomial pada semua kategori luka sayatan operasi bersih yang dilaksanakan di puskesmas yang ditandai oleh rasa panas (kalor), kemerahan (color), pengerasan (tumor) dan keluarnya nanah (pus) dalam waktu lebih dari 3 x 24 jam infeksi yang dialami oleh pasien yang diperoleh selama dirawat di puskesmas yang meliputi dekubitus, phlebitis, sepsis, dan infeksi luka operasi kejadian dimana pasien dioperasi pada sisi yang salah, misalnya yang semestinya dioperasi pada sisi kanan, ternyata yang dilakukan operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya kejadian pasien mengalami tindakan operasi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan kejadian dimana benda asing Seperti kapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh pasien akibat tindakan suatu pembedahan kejadian yang tidak diharapkan sebagai akibat komplikasi anastesi lokal antara lain karena over dosis dan reaksi anastesi lokal 10 1. Perdarahan adalah perdarahan yang terjadi pada saat kehamilan semua skala persalinan dan nifas 2. Pre-eklampsia dan eklampsia mulai terjadi pada kehamilan trimester kedua, pre- eklampsia dan elampsia merupakan kumpulan dari dua dari tiga tanda, yaitu : Kematian ibu melahirkan yang a. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolik >110 mmHg disebabkan karena perdarahan, pre b. Protein uria > 5 gr/24 jam 3+/4-pada pemeriksaan kualitatif eklamsia, eklampsia, partus lama dan c. Oedem tungkai sepsis. 3. Eklampsia adalah tanda pre eklampsia yang disertai dengan kejang dan atau penurunan kesadaran 4. Sepsis adalah tanda-tanda sepsis yang terjadi akibat penanganan aborsi, persalinan dan nifas yang tidak ditangani dengan tepat oleh pasien atau penolong. 11 12 13 14 15 Pemberi pelayanan persalinan normal Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit BBLR Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto Pelaksana ekspertisi rontgen 5. Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari18-24 jam sejak dimulai dari tanda-tanda persalinan dokter umum terlatih (asuhan persalinan normal) dan bidan Tim PONED yang terdiri dari dokter umum dan bidan (perawat yang terlatih). bayi yang lahir dengan berat badan 2000 gr-2500 gr dengan umur kehamilan cukup bulan tenggang waktu mulai pasien di foto sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi dokter spesialis Radiologi atau dokter umum yang tersertifikasi, yang mempunyai kewenangan untuk melakukan pembacaan foto rontgen/ hasil pemeriksaan radiologi. Bukti pembacaan dan verifikasi adalah dicantumkannya tanda tangan dokter spesialis radiologi pada lembar hasil pemeriksaan yang dikirimkan kepada dokter yang meminta kerusakan foto yang tidak dapat dibaca 16 17 Kegagalan pelayanan rontgen Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium untuk pemeriksaan laboratorium 18 Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik yang telah diisi lengkap oleh dokter meliputi diagnosa, nama pasien, tanda tangan & nama pemeriksa dalam waktu < 24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan atau setelah pasien rawat inap diputuskan untuk pulang, yang meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, tindak lanjut dan resume. 19 Limbah padat berbahaya sampah akibat proses pelayanan yang mengandung bahan-bahan yang tercemar jasad renik yang dapat menularkan penyakit dan/atau dapat mencederai, antara lain : Sisa jarum suntik, Sisa ampul, Kasa bekas, dan Sisa jaringan Pengolahan limbah padat berbahaya harus dikelola sesuai dengan aturan dan pedoman yang berlaku tenggang waktu mulai pasien diambil sample sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi Pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah pelayanan pemeriksaan laboratorium rutin dan kimia darah.. 20 21 22 Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih Tersedianya APD (Alat Pelindung Diri) Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di puskesmas anggota Tim PPI yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI Alat terstandar yang berguna untuk melindungi tubuh, tenaga kesehatan, pasien atau pengunjung dari penularan penyakit di puskesmas seperti masker, sarung tangan karet, penutup kepala, sepatu boots dan gaun Kegiatan pengamatan faktor resiko infeksi nosokomial, pengumpulan data (cek list) pada unit yang tersedia di puskesmas, minimal 1 parameter (ILO/ Infeksi Luka Operasi, ILI/ Infeksi Luka Infus, ISK/ Infeksi Saluran Kemih)