psikologi politik

advertisement
PSIKOLOGI POLITIK
KONFLIK DAN KEAMANAN
INTERNASIONAL
(Lusia Astrika, S.IP, M.Si)
Staff Pengajar Jurusan Ilmu Pemerintahan
FISIP - UNDIP
What is Conflict?
Conflict is……
• Konflik adalah pertentangan antara dua pihak
atau lebih, yang dapat terjadi antarindividu,
antarkelompok kecil, bahkan antarbangsa dan
negara (Sarlito W. Sarwono, 1999).
• Merupakan bentuk pertentangan,
ketidaksepakatan, ketidakcocokan antara dua
orang atau lebih, antar kelompok orang, yang
biasanya ditadai oleh kekerasan fisik (Wikipedia,
2007)
• Persepsi mengenai perbedaan kepentingan
(Pruitt dan Robin,2004)
KONFLIK DALAM BERBAGAI
PERSPEKTIF
Kajian sejumlah pakar pelopor (era abad 19)
• Charles Darwin: melakukan kajian pada suatu spesies untuk tetap
bertahan hidup (survival of the fittest). Konflik tidak selalu merusak, tetapi
juga hal yang produktif. Hasil produktif untuk dari perjuangan untuk
mempertahankan hidup adalah kemunculan suatu mutan/spesies yang
mengalami anomali berupa penyimpangan secara genetis; spesies yang
mampu bertahan hidup secara menyeluruh melalui berbagai penyesuaian
genetis untuk tetap bertahan hidup.
• Sigmud Freud: mengkaji tentang perang antar berbagai kekuatan
psikodinamika untuk mengontrol Ego yang terjadi pada diri seseorang.
Freud juga meneliti tentang perkembangan hidup individu dan buah pikir
(insight) yang timbul sebagai hasil perjuangan untuk memahami dan
menghadapi konflik di dalam diri.
• Karl Marx: mengembangkan analisis politis dan ekonomis berdasarkan
asumsi bahwa konflik adalah bagian tak terelakkan dalam sebuah
masyarakat yang mencerminkan filosofi dialektis. Marx mengatakan konflik
mendorong timbulnya konflik lebih lanjut, memicu (mendorong) perubahan;
perubahan hampir akan selalu mengarah pada peningkatan mutu kondisi
masyarakat.
3 aspek lain perlu dipertimbangkan
dalam membahas konflik:
•
•
•
Awareness aspect: kapan seseorang
menyadari telah terjadi konflik
Expression aspect: tampilan di depan
publik bahwa telah terjadi konflik
Affect aspect: konflik seringkali diikuti
oleh munculnya sejumlah emosi negatif
spt marah, cemas panik.
Maka……
KONFLIK merupakan percampuran antara unsur :
OBJEKTIF
•
ketidaksesuaian / ketidakcocokan tindakan, tujuan berkaitan dengan
sumber-sumber yang terbatas seperti uang, air, dan sebagainya; universal
atau spesifik.
SUBJEKTIF
•
lebih merujuk pada proses-proses psikologi sosial seperti persepsi,
•
•
komunikasi, atribusi
konflik subjektif terjadi terutama karena faktor ‘minds’ (persepsi dan
kognisi)
konflik dpt terjadi walaupun tidak ada ketidaksesuaian yang sifatnya
substantif/ mendasar
KAITAN UNSUR OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF DARI KONFLIK
•
Pada umumnya konflik memang dipicu oleh persoalan objektif, namun
intensitas ataupun keseriusan sebuah konflik tergantung pada bagaimana
individu atau kelompok mempersepsi dan menginterpretasikan situasi
(unsur subjektif)
TAHAP-TAHAP KONFLIK
ESKALASI KONFLIK
konflik
Konfrontasi
akibat
Pasca konflik
Pra konflik
Periode waktu
TEORI – TEORI KONFLIK
•
•
•
•
Menurut Sarwono (2001), penyebab munculnya konflik dalam kelompok
dilatarbelakangi oleh:
Dilema sosial: Adanya sikap yang tidak mau dirugikan dan keinginan untuk
mempertahankan diri, dimana setiap individu mempunyai latar belakang sendiri
– sendiri (suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin), individu yang tergabung
dalam suatu kelompok seringkali ‘ditebengi’ oleh kepentingan – kepentingan
tertentu dan senantiasa mengupayakan tercapainya tujuan dari kepentingan
tersebut.
Kompetisi : Menurut realistic group conflict, kompetisi menyebabkan adanya
permusuhan yang kemudian bermuara pada adanya saling berprasangka satu
dengan yang lain, serta saling memberikan evaluasi yang negatif.
Ketidakadilan: Adanya ketidakseimbangan antara input dengan output.
Kesalahan persepsi: Kesalahan persepsi seringkali muncul karena cara
pandang yang subyektif (tidak obyektif), jadi tidak mudah untuk mengetahui
mana yang benar. Ibarat sebuah bola, inti bola adalah kebenaran itu sendiri,
sedangkan lapisan yang menyelimuti inti adalah persepsi –persepsi yang
ditimbulkan oleh subyek. Jadi, dalam hal ini kebenaran akan selalu tertutup
dengan adanya ‘persepsi – persepsi yang belum tentu benar’. (mirror image
perception)
Teori Konflik Menurut Kajian
Psikologi Sosial
• Pendekatan psikodinamika: the authoritarian
personality theory (Adorno), the open and
closed mind theory (Rokeach), the scapegoat
theory (Dollar & Miller)
• Konflik tingkat sosial: the realistic conflict theory,
the contact hypothesis theory, social identity
theory
• Kognisi sosial: pemrosesan informasi, stereotip
• THE REALISTIC CONFLICT THEORY
Konflik terjadi karena adanya kompetisi dalam permainan,
antarkelompok saling mengejek, berkelahi, adanya upaya
saling mengalahkan (win-lose), segala upaya damai dan
komunikasi dihambat (autistic hostility), serta muncullah
distorsi persepsi.
• THE CONTACT HYPOTHESIS TEORIES
Konflik terjadi karena kegagalan mengenal pihak lain akibat
ketidaktahuan atau tidak adanya informasi yang memadai.
Untuk itu diperlukan adanya kontak, sehingga dapat
membuka kesempatan untuk mendapatkan informasi yang
memadai, mengklarifikasi kesalahan persepsi, belajar kembali
berdasarkan informasi yang baru, walaupun tidak semua
kontak bisa menyelesaikan konflik bahkan dapat
mempertajam konflik.
• TEORI IDENTITAS SOSIAL
Setiap individu memiliki identitas sosial yang berbeda.
Identitas sosial dalam hal ini adalah kesadaran individu
bahwa dirinya merupakan anggota dari suatu kelompok
tertentu, yang meliputi kesadaran akan perasaan - perasaan,
nilai - nilai penting bagi dirinya sebagai anggota dari
kelompok tersebut. Untuk itulah identitas sosial menjadi
bagian dari konsep diri individu. Identitas sosial itu bisa
berupa kategori-kategori sosial yang merupakan
penggolongan individu menurut negara, ras, kelas sosial,
pekerjaan, jenis kelamin, etnis, agama, golongan, dan
sebagainya. Identitas sosial tersebut kemudian menjadi
penghalang bagi seseorang untuk bekerjasama dalam suatu
kelompok, karena adanya kepentingan dan latar belakang
yang dibawanya. Konflik seringkali terjadi karena tidak
adanya kesamaan persepsi dan kurangnya empati karena
setiap individu yang berkelompok senantiasa
mempertahankan identitas sosialnya masing – masing.
• STEREOTIP (KOGNISI SOSIAL)
Stereotip terjadi karena adanya kesalahan
persepsi (terjebak pada penilaian yang
salah), dimana informasi –informasi yang
diterima kurang lengkap dan bersifat
subyektif. Kesalahan persepsi yang
menimbulkan stereotip kemudian
berkembang menjadi faktor penyebab
munculnya konflik. Sifat stereotip seperti
munculnya kesan kaku yang jauh dari
kenyataan, keyakinan yang berlebihan,
generalisasi yang berlebihan, tidak akurat
dan irasional.
CONTOH STEREOTIP PADA
PIKIRAN KELOMPOK
•
Pikiran kelompok sebagai cara berpikir seseorang pada saat ia mencari
kesepakatan dengan anggota kelompok yang lain.
• Cara berpikir tertentu sangat dominan dalam kelompok yang terpadu /
kohesif sehingga mengalahkan dan mengabaikan penilaian lain yang lebih
realistik.
• Pikiran kelompok sebagai proses pembuatan keputusan yang kurang baik,
yang besar kemungkinannya akan menghasilkan keputusan yang jelek
dengan akibat yang sangat merugikan. Hal ini didukung oleh adanya
konformitas dalam kelompok.
Contoh :
• Peristiwa Pearl Harbour
Desember 1941, komandan militer AS di Hawaii menerima laporan tentang
persiapan Jepang untuk menyerang AS di suatu tempat di Pasifik. Intel –
intel militer kemudian kehilangan kontak dengan kapal – kapal Jepang yang
mulai bergerak ke Hawaii. Tetapi para komandan memutuskan untuk
mengabaikan informasi tersebut, akibatnya, Pearl Harbour sama sekali
tidak siap ketika diserang. 18 kapal tenggelam, 170 pesawat udara hancur,
dan 3.700 orang meninggal.
• Penyerangan Bay of Pigs
J.F Kennedy pada tahun 1961 mencoba menggulingkan Fidel
Castro dari Kuba dengan menyusupkan 1.400 pelarian Kuba yang
sudah dilatih CIA ke Kuba melalui pantai Babi di Kuba. Tetapi,
mereka mengabaikan peringatan inteligen bahwa rencana operasi
ini sudah bocor ke pihak Kuba, dan bahkan Kuba sudah
mengadakan persiapan untuk menggagalkan operasi tersebut.
Hasilnya, hampir semua penyusup terbunuh, dan Fidel Castro
makin kuat.
• Perang Vietnam
1964 – 1967 Presiden Lindon Johnson dan penasehat politiknya
memutuskan untuk meningkatkan perang di Vietnam dengan
perkiraan bahwa pemboman dari udara dan operasi search and
destroy oleh AS dapat memaksa Vietnam Utara untuk duduk di meja
perundingan dan mengakui Vietnam Selatan. Mereka mengabaikan
peringatan oleh ahli inteligen mereka dan semua sekutu AS.
Hasilnya 46.500 orang AS dan lebih dari satu juta orang Vietnam
tewas. Presiden Johnson tak terpilih lagi dan AS terlibat defisit
anggaran yang sangat besar, sehingga tahun 1970-an terjadi inflasi,
dan akhirnya tahun 1974 AS harus angkat kaki dari Vietnam.
STRATEGI MENGHADAPI
KONFLIK
Menurut Pruit dan Robin (2004), strategi menghadapi konflik adalah sebagai
berikut :
• Contending : cara ini adalah cara pemecahan masalah secara WIN – LOSE
SOLUTION, yaitu dengan menyelesaikan masalah tanpa memperdulikan
kepentingan pihak lain.
• Problem Solving : yaitu menyelesaikan masalah dengan memperdulikan
kepentingannya sendiri dan pihak lain. Individu akan berinisiatif melakukan
pemecahan masalah dengan negosiasi untuk mengatasi konflik. Solusi diarahkan
pada agar kedua pihak dapat sepenuhnya mencapai tujuan dan mengatasi
ketegangan dan perasaan negatif antara kedua pihak. Motivasi yang berkembang
adalah untuk berkolaborasi.
• Yielding: yaitu dengan mengalah, menurunkan aspirasinya sendiri dan bersedia
menerima ‘kurang’ dari yang sebenarnya diinginkan. Motivasi yang berkembang
adalah keinginan untuk menyerah.
• Inaction : yaitu dengan diam, tidak melakukan apapun. Masing-masing pihak saling
menunggu tindakan pihak lain.
• Withdrawing: yaitu dengan menarik diri, memilih meninggalkan situasi konflik, baik
secara fisik maupun psikologis.
RESOLUSI KONFLIK
• Merupakan suatu proses untuk mengatasi
perselisihan, konflik.
Metode Resolusi menurut Sarwono (1999):
• Kontak: hubungan langsung
• Komunikasi:
– Bargaining: tawar menawar
– Mediasi: mediator, win-lose menjadi win-win
– Arbitrasi: pihak ketiga tidak hanya menawarkan, jika
perlu memaksa
– Konsiliasi: mundur, peredaan ketegangan
3 MATRA PERDAMAIAN
•
•
•
•
•
3 Matra perdamaian menurut Like Wilardjo, 1990:
Kemanan atau tegasnya keamanan dalam negeri (internal security) ialah
ketidakberdayaan, atau terkendalinya anasir – anasir yang hendak mengacau
masyarakat dengan tindak kekerasan dan atau intimidasi dan teror psikologis.
Kedamaian, mengacu pada keamanan regional atau internasional dalam hubungan
antar bangsa. Jadi matra ini kena mengena dengan ancaman dari luar negeri.
Penghianat misalnya, warga negara yang menjadi mata – mata untuk kepentingan
pihak asing, atau penguasa bermental komprador yang menjual Negara dengan
membuat transaksi yang menguntungkan negara asing dan dirinya sendiri tetapi
mengorbankan kepentingan rakyat, merupakan contoh pengganggu perdamaian.
Ketentraman adalah suasana hati perseorangan dan keadaan masyarakat yang
bebas dari kekhawatiran terhadap pelanggaran haknya oleh pihak lain dan atau
terhadap tuduhan oleh dan sangsi dari pihak lain karena dianggap melanggar hak
pihak lain itu (termasuk dan terutama penguasa) atau karena dianggap melanggar
hukum yang berlaku. Jadi, matra ini lebih subyektif sifatnya, walaupun ada sebab
obyektif yang menimbulkan suasana mencekam yang sarat ketidakpastian dan
penuh saling curiga.
Ketiga matra perdamaian ini saling terkait satu sama lain, maka secara timbal balik
matra yang satu mempengaruhi matra yang lain.
POSITIF & NEGATIFNYA
KONFLIK
POSITIF (produktif)
NEGATIF (destruktif)
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Persemaian yang subur bagi
terjadinya perubahan sosial.
Memfasilitasi tercapinya
kesepakatan atas berbagai
kepentingan.
Dapat mempererat persatuan
kelompok.
Memperkuat identitas kelompok
asal.
Meningkatkan prestasi kelompok
asal.
Memberi peluang untuk belajar.
2.
Terjadi ketidakadilan dan solusi
yang digunakan seringkali
destruktif seperti win – lose
solution, peperangan, ektrimis,
genocide, dll.
Penyelesaian masalah secara
destruktif semakin terbuka,
sehingga memperkeruh
keadaan.
Pada dasarnya orang lebih menyukai
kerjasama daripada konflik. Akan tetapi,
mengapa tetap saja terjadi konflik?
Apakah benar bahwa konflik itu selalu
merugikan? Apakah konflik dapat diubah
menjadi kerjasama?
Download