presentasi sejarah bab 8

advertisement
BAB 8
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
TERJADINYA PERANG DINGIN
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
PERSENJATAAN DAN RUANG
ANGKASA PADA MASA
PERANG DINGIN
POLITIK LUAR NEGERI
INDONESIA
PERLUASAN PERANG DINGIN
KELUAR EROPA
PERANG VIETNAM DAN
PERKEMBANGAN POLITIK DI
KAWASAN ASIA TENGGARA
PERAN AKTIF INDONESIA DI
DUNIA INTERNASIONAL
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERANG DINGIN
Perang dingin adalah perang ideologi demokrasi-kapitalis
(Amerika Serikat) vs sosialis-komunis (Uni Sovyet).
A. Faktor penyebab:
1. Pertentangan paham yang dianut oleh Amerika Serikat
(demokrasi-kapitalis) dengan Uni Sovyet (sosialiskomunis).
2. Keinginan AS dan US menjadi penguasa di dunia dengan
cara-cara yang baru sesuai dengan paham yang
dianutnya.
3. Adanya program Marshall Plan dan Truman Doctrine yang
diluncurkan oleh AS.
4. Dibentuknya NATO oleh Blok Barat dan Pakta Warsawa
oleh Blok Timur.
HOME
PERLUASAN PERANG DINGIN KE LUAR EROPA
1. Pemerintahan komunis Cina
Kekuatan komunisme di Asia semakin besar dengan
menguatnya Partai Komunis Cina pimpinan Mao Zedong
dalam struktur pemerintahan Cina.
Pemerintahan komunis di cina tersebut menjadi salah
satu kekuatan Blok Timur dalam Perang Dingin.
Cina secara geopolitik dan geostrategis memiliki dua
keuntungan penting dalam Perang Dingin, yaitu:
a. Cina menjadi negara yang berpotensi besar sebagai
target perluasan pengaruh ideologi kedua negara dan
juga berperan sebagai kekuatan sentral dari ideologi
yang dimenangkan dalam pertarungan ideologi tsb.
b. Posisi geografis Cina yang strategis menguntungkan
bagi kedua negara adidaya dalam hal efektivitas
penyebarluasan ideologi masing-masing di kawasan
Asia Tengah dan Asia Tenggara.
2. Perang Korea
•Korea pecah menjadi dua, yaitu Korea Utara dipimpin oleh
Kim Il Sung dengan ideologi komunis dan Korea Selatan
dipimpin oleh Syngman Rhee yang anti komunis (liberal).
•Bentuk Perang Dingin di Korea terlihat pada saat pecah
perang Korea pada tahun 1948, dimana US mendukung Korut
dan AS mendukung Korsel. Dalam perang tsb Korea Selatan
kalah karena kalah persenjataan dan pasukan.
•Cina kemudian ambil bagian dalam perang tersebut dan
menyebabkan makin melebarnya ruang konflik Perang Dingin
di Asia.
•Perang urat syaraf antara kedua kubu tersebut belum reda
hingga sekarang.
3. Revolusi Kuba
Pada periode 1940-1944 & 1952-1958 Kuba mengalami
state- terrorism di bawah kekuasaan Fulgencio Batista, yaitu
kondisi dimana aparatur pemerintah melaksanakan teror
dan kekejaman terhadap rakyatnya dengan menggunakan
segenap perangkat negara. Melalui polisi dan tentara,
Batista mengekang kehidupan sosial politik masyarakat,
surat khabar dan pers dibungkam, pihak oposisi
diintimidasi dan dipenjarakan, wartawan diteror dan disiksa
dan lawan-lawan politik dibuang ke Miami.
Muncul dua kelompok gerilyawan revolusioner yang melawan Batista,
yaitu The Second Front pimpinan Eloy Guierez dan kelompok
revolusioner pimpinan Fidel Castro yang mendorong terjadinya
Revolusi Kuba.
Penyerangan Castro yang pertama dikenal dengan “26th of July
Movement”, walaupun gagal tetapi berhasil menggugah semangat
rakyat Kuba.
Akhirnya pada tahun 1956 bersama dengan Che Guevara, Fidel Castro
berhasil menggulingkan pemerintahan diktator Batista. Castro
menjadi pemimpin Kuba dan menjalankan negaranya dengan haluan
komunisme.
Secara strategis, AS melihat kekuatan komunisme di Kuba sebagai
suatu ancaman karena ada efek domino penyebaran paham
komunisme di Kuba dan kedekatan jarak antara Kuba dan AS yang
menyebabkan kedekatan jarak tempur Kuba-AS dan memungkinkan US
menyimpan rudalnya di Kuba.
Oleh karena itu AS membangun kekuatan penangkal untuk
menghadapi ancaman tsb, yaitu dengan memperkuat dominasi
persenjataan dan militernya di kawasan Kuba.
Ketegangan Perang Dingin antara AS dan Kuba memuncak pada
Oktober 1962 dalam bentuk Cuban Missile Crisis.
Krisis Misil Kuba berakhir dengan kesepakatan antara Nikita
Khrushchev dan John F. Kennedy yang terdiri atas: US menarik semua
hulu ledak nuklirnya dari Kuba dan tidak membangun instalasi nuklir
di sana, dan AS tidak diperbolehkan menginvasi Kuba.
HOME
PERANG VIETNAM DAN PERKEMBANGAN
POLITIK DI KAWASAN ASIA TENGGARA
Perang Vietnam (1955 – 1975) & perluasannya di kawasan Asia
Tenggara merupakan salah satu bentuk nyata Perang Dingin.
Perang Vietnam menyebabkan pecahnya negara ini menjadi dua
bagian, yaitu:
Vietnam Utara Vietnam Selatan
Ideologi
Blok
Pemimpi
n
Komunis
Liberalis
Timur
Barat
Nguyen Tat
Thanh (Ho Chi
Minh)
Ngo Dinh Diem




Pada 31 Januari 1973 ditandatangani kesepakatan perdamaian
antara Komunis Vietnam Utara, Vietnam Selatan dan Amerika
Serikat yang dikenal dengan The Paris Accords
Implementasi dari kesepakatan tersebut adalah ditariknya
kekuatan pasukan Amerika Serikat dari Vietnam secara besarbesaran.
Tahun 1974 Vietnam Utara melanggar kesepakatan perdamaian
tersebut dengan menganeksasi beberapa daerah Vietnam
Selatan. Alhasil perang dimenangkan oleh Vietnam Utara.
Dampak dari Perang Vietnam bagi kondisi politik dan
perkembangan ideologi di kawasan Asia Tenggara adalah
menangnya ideologi komunisme di berbagai Negara dikawasan
Indocina, seperti Kamboja dan Laos.
Penyebaran paham komunisme di Asia Tenggara didalangi oleh sebuah
lembaga di Uni Sovyet yang bernama Communist International (Comintern)
Dengan pola kaderisasi menjaring para tokoh Negara atau pemuda-pemuda
yang pintar untuk dididik menjadi agen-agen penyebar paham komunisme.
Kekuatan komunisme di Asia Tenggara tersebar di beberapa kawasan, yaitu
kawasan Indocina (Vietnam, Laos, Kamboja) dan Indonesia.
Di Laos, paham komunisme diterapkan oleh Pathet Lao, yaitu sebuah
organisasi yang terbentuk dari proses konsolidasi militer dan perseteruan
politik dalam negeri.
Di Kamboja, pengaruh komunisme disebarkan oleh rezim otoriter bernama
Khmer Merah.
Tahun 1977 terjadi pertikaian antara Kamboja dan Vietnam, Kamboja
didukung oleh Cina, Vietnam didukung oleh Uni Sovyet Dengan puncak
pertikaian usaha invasi Vietnam atas Kamboja pada tahun 1979, yang
berlanjut pada penyerangan Vietnam oleh Cina.
HOME
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PERSENJATAAN
DAN RUANG ANGKASA PADA MASA PERANG
DINGIN
a. Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (Nonproliferation Treaty)
Perjanjian Nonproliferasi Nuklir dilaksanakan pada tahun 1968 yang
diikuti oleh negara Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Soviet. Pertemuan
itu menyepakati bahwa mereka tidak akan menjual senjata nuklir atau
memberikan informasi kepada negara-negara nonnuklir.
b. Perjanjian Pembatasan Persenjataan Strategis (Strategic Arms
Limitation Talks/SALT I)
Perjanjian SALT I ditandatangani oleh Richard Nixon, Presiden Amerika
Serikat dan Leonid Breshnev, Sekjen Partai Komunis Uni Soviet pada
tanggal 26 Mei 1972. Pertemuan kedua pemimpin negara adidaya itu
menyepakati untuk:
1)pembatasan terhadap sistem pertahanan antipeluru kendali (AntiBalistic Missile=ABM)
2) pembatasan senjata-senjata ofensif strategis, seperti InterContinental Ballistic Missile (ICBM = Peluru Kendali Balistik Antarbenua)
dan Sea-Launched Ballistic Missile (SLBM = Peluru Kendali Balistik yang
diluncurkan dari laut/ kapal).
c. Perjanjian Pengurangan Persenjataan Strategis (Strategic Arms
Reduction Treaty/START)
Perjanjian pengurangan persenjataan strategis dilakukan oleh Amerika
Serikat dan Uni Soviet pada tahun 1982. Perjanjian itu menyepakati
bahwa kedua negara adidaya akan memusnahkan persenjataan nuklir
yang dapat mencapai sasaran jarak menengah.
Upaya menghindari bahaya perang nuklir juga diadakan oleh negaranegara lain yang tidak memiliki persenjataan nuklir. Negara-negara itu
khawatir kawasan atau wilayahnya akan menjadi sasaran ataupun salah
sasaran akibat perang nuklir itu.
Perlombaan teknologi luar angkasa
Selama perang dingin, amerika serikat dan uni soviet berlomba untuk
mencapai ruang angkasa.
Rusia meluncurkan sputnik I 4 oktober 1957 dengan sputnik II yang
membawa seekor anjing. Vostok I membawa astronot Yuri Gagarin yang
berhasil mengitari bumi 1 jam 29 menit. Vostok II membawa astronot
Gheman S. Titov yang berhasil mengitari bumi 25 jam.
Amerika serikat meluncurkan Explorer I, II, Discoverer dan vanguard. Neil
amstrong mendarat dibulan pada bulan juli 1969. Alan Batlet shepard jr. di
luar angkasa selama 15 menit. John H. Glen mengitari bumi selama 3 hari
dengan pesawat Friendship IV.
HOME
POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA
1.Indonesia dan Asia Tenggara
Kegiatan Indonesia dalam lingkungan Asia Tenggara belakangan ini
menunjukkan
komitmen Politik Luar Negeri yang bebas. Indonesia tetap menjauhi
ikatan-ikatan militer formal dan tetap mendukung terciptanya zona damai,
bebas dan netral (ZOPFAN) di Asia Tenggara. Indonesia juga memainkan
peranan
yang sangat menentukan dalam menyelesaikan konflik di Kamboja dan dalam
mengurangi ketegangan di Laut Cina Selatan. Politik Luar Negeri Indonesia yang
low profile pada umumnya diakui berhasil memulihkan citra Indonesia pascakonfrontasi dan membantu pembangunan
ekonomi nasional. Indonesia menjalin hubungan erat dengan negara-negara
industri maju yang non-komunis yang secara langsung dapat membantu
pembangunan ekonomi, serta dengan negara-negara berkembang yang
sehaluan.
Asia Tenggara menjadi perhatian utama sedangkan ASEAN menjadi soko guru
Politik Luar Negeri Indonesia. Kebijakan regional ini menyumbang terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia dan terciptanya lingkungan regional yang
aman
dan stabil.
Indonesia menjalin hubungan erat dengan negara-negara
industri maju yang non-komunis yang secara langsung dapat membantu
pembangunan ekonomi, serta dengan negara-negara berkembang yang
sehaluan.
Asia Tenggara menjadi perhatian utama sedangkan ASEAN menjadi soko
guru.Politik Luar Negeri Indonesia. Kebijakan regional ini menyumbang
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan terciptanya lingkungan
regional yang aman dan stabil.
2.Indonesia dan Gerakan Non Blok
Gerakan Non Blok merupakan perhatian utama Politik Luar Negeri
Indonesia
dewasa ini, jika tampaknya akan berlanjut pada tahun-tahun mendatang.
Pada 4 September 1991 Indonesia terpilih di Accra, Ghana, untuk
menjadi tuan rumah KTT GNB X dan sebagai ketua GNB periode 19921995 menggantikan Yugoslavia.
Indonesia meraih posisi ketua GNB di saat relevansi organisasi ini
dipertanyakan. Seperti diketahui GNB merupakan kebijakan sebagian
besar
negara-negara berkembang, untuk melepaskan diri dari dominasi politik
blok yang kaku. GNB didirikan di Belgrade, Yugoslavia pada bulan
September 1961. Lima negara yaitu Yugoslavia, Mesir, India, Ghana dan
Indonesia, memutuskan untuk tidak memihak kepada salah satu blok
yang
berkonfrontasi dan memilih untuk menentukan jalan mereka sendiri.
Dengan berakhirnya Perang Dingin adalah wajar bahwa relevansi GNB
dipertanyakan. Banyak pihak yang menganggap bahwa GNB semata-mata
merupakan produk Perang Dingin, yang tidak lagi memiliki fungsi setelah
Perang Dingin usai. Pandangan skeptis ini terutama ditunjukan oleh para
pengamat asing, terutama dari negara-negara Barat.
3.Hubungan ekonomi luar negri Indonesia
Apabila berakhirnya Perang Dingin memperluas kesempatan Indonesia
untuk memainkan Politik Luar Negeri yang semakin aktif, terutama dalam
hubungannya dengan negara-negara berkembang lainnya, ia juga
meningkatkan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam hubungan
dengan negara-negara Barat.
Pemerintahan Orde Baru selama ini menikmati dukungan dari negaranegara industri maju yang berkepentingan mendukung tumbuhnya negara
Indonesia yang anti komunis dan berorientasi ekonomi pasar. Walaupun
terjadi berbagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia di Indonesia,
pemerintah negara-negara maju tetap memberikan bantuan ekonomi yang
besar kepada pemerintahan Orde Baru.
Hal ini disebabkan karena ia dianggap sebagai sahabat penting Barat
dalam membendung komunisme, dan Indonesia di bawah
Presiden Soeharto telah memberikan sumbangan besar terhadap stabilitas
dan keamanan regional.
Sejak tahun 1967 Indonesia menerima bantuan ekonomi dari suatu
konsorsium internasional yang dikenal dengan nama IGGI (Inter
Governmental Group on Indonesia) yang terdiri dari beberapa negara
donor dan lembaga keuangan internasional di bawah kepemimpinan
pemerintah Belanda.
Akibat dari tiga masalah pokok pembahasan ini Uni Soviet runtuh
menyisakan kepingan-kepingan negara-negara berdaulat. Rusia bersama
republik lainnya ( minus negara-negara Balkan ) bekas raksasa komunis
ini membentul sebuah uni baru dengan hubungan yang lebih longgar
yang menjamin kedaulatan masing-masing. RSFSR yang kemudian
menjadi Federasi Rusia adalah kepingan terbesar bekas negara adikuasa
tersebut yang sekaligus memiliki hak sebagai pewaris kebesaran Uni
Soviet.
HOME
PERAN AKTIF INDONESIA DI DUNIA
INTERNASIONAL
A. Konferensi Asia Afrika
Indonesia menganut politik bebas aktif. Bebas maksudnya bebas
menjalin persahabatan dengan negara manapun dan tidak
memihak suatu blok (netral). Aktif maksudnya turut serta secara
aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia.
1. Dasar diselenggarakan KAA
a. Persamaan nasib dan sejarah, yaitu bangsa terjajah
imperialisme Barat
b. Kesadaran untuk memperoleh kemerdekaan
c. Kecemasan akan persaingan blok Barat dan blok timur
d. Kecemasan akan perang nuklir
e. Terdapat Asia-Afrika yang bersengketa sehingga blok yang
bersaing dapat turut campur. Misalnya Korea Utara-Korea
Selatan
f. Perlunya persatuan antar negara Asia-Afrika
2. Tujuan KAA
a. Memajukan kerjasama antar negara Asia-Afrika
b. Memberantas kolonialisme dan rasdiskriminasi
c. Memperbesar peran Asia-Afrika didunia internasional
d. Menggalang solidaritas Asia-Afrika
B. GERAKAN NON BLOK
¯ Tokoh GNB:
Soekarno (Indonesia),
Joseph Bros Tito (Yugoslavia),
Gamal Abdul Nasser (Mesir),
Jawaharlal Nehru (India),
Kwame Nkrumah (Ghana)
¯ Latar belakang GNB: perang dingin blok Barat dan blok Timur, KAA
mengilhami GNB
¯ Prinsip GNB: netral terhadap blok yang ada, anti kolonialisme, menolak
aliansi militer, menolak pendirian basis militer
¯ Kekuasaan tertinggi GNB ada pada sidang KTT
¯ Kerjasama GNB meliputi politik dan perdamaian dunia, bidang ekonomi
berupa kerjasama antar negara anggota, dan GNB dengan negara maju
C. ASEAN
a. Latar Belakang
Q Konfrontasi Indonesia-Malaysia mengguncang kawasan Asia Tenggara
Q Perlu adanya kerjasama untuk percepatan pembangunan di Asia Tenggara
Q Perlu adanya stabilitas di Asia Tenggara
Q Persetujuan Bangkok menjadi dasar pembentukan ASEAN
b. Tokoh Pendiri:
Q Adam Malik (Indonesia)
Q Tun Abdul Razak (Malaysia)
Q S. Rajaratnam (Singapura)
Q Narsisco Ramos (Filipina)
Q Thanat Koman (Thailand)
c. Tujuan
Q Mempercepat kemajuan ekososbud di Asia tenggara
Q Meningkatkan perdamaian di kawasan
Q Kerjasama dalam berbagai bidang
D. Perserikatan Bangsa-Bangsa
a. Perkembangan PBB
PBB didirikan di San Francisco pada tanggal 24 Oktober 1945. Pendirian PBB
dilakukan setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington. Sidang umum PBB
pertama berlangsung pada tanggal 10 Januari 1946 di Church House, London.
Sidang ini dihadiri wakil dari 51 negara. Pada tahun 1919–1946 terdapat
sebuah organisasi yang mirip PBB. Organisasi ini bernama Liga Bangsa-Bangsa
dan dianggap sebagai pendahulu PBB. Sejak berdiri pada tahun 1945–2007
jumlah anggota PBB mencapai 192 negara. Sekretaris Jenderal PBB sekarang
bernama Ban Ki-Moon, berasal dari Korea Selatan. Ia menjabat sebagai
sekretaris jenderal PBB sejak tanggal 1 Januari 2007. PBB memiliki enam organ
utama sebagai berikut:
1) Sidang Umum PBB.
2) Dewan Keamanan PBB.
3) Dewan Ekonomi dan Sosial PBB.
4) Dewan Perwalian PBB.
5) Sekretariat PBB.
6) Mahkamah Internasional.
b. Peran Indonesia dalam PBB
Indonesia memiliki peran besar dalam PBB. Indonesia
terdaftar dalam beberapa lembaga di bawah naungan PBB.
Misalnya, ECOSOC (Dewan Ekonomi dan Sosial), ILO
(Organisasi Buruh Internasional), maupun FAO (Organisasi
Pangan dan Pertanian). Indonesia juga terlibat langsung
dalam pasukan perdamaian PBB. Dalam hal ini Indonesia
mengirimkan Pasukan Garuda untuk mengemban misi
perdamaian PBB di berbagai negara yang mengalami
konflik. Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap
Dewan Keamanan PBB untuk masa bakti 2007–2009.
HOME
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA !!!
Download