42 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENGARUH KONSENTRASI MINYAK CENGKEH (Eugenia aromatica) TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA (Oreochromis sp) PADA PROSES TRANSPORTASI Oleh: Luh Gede Sumahiradewi Dosen pada Universitas 45 Mataram Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi minyak cengkeh yang optimum (efektif dan efisien) sebagai bahan anestesi yang dapat mencegah dan mengurangi kematian Ikan Nila (Oreochromis sp.) selama transportasi. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yang terdiri dari 4 aras yaitu kontrol (X0), konsentrasi 0,05% (X1), 0,10% (X2) dan 0,15% (X3) kemudian diulang 3 kali sehingga menjadi 12 unit perlakuan. Sedangkan variabel yang diamati adalah kelangsungan hidup Ikan Nila dan kualitas air.Benih Ikan Nila dengan ukuran panjang 5-7 cm dalam wadah plastik yang berisi air 1 liter ditrasportasikan selama 12 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase rata-rata kelangsungan hidup benih Ikan Nila (Oreochromis sp.) yang tertinggi pada perlakuan X3 yaitu pemakaian konsentrasi Minyak Cengkeh 0,15% sebesar 77,33%, sedangkan yang terendah yaitu X0 (kontrol) sebesar 45,33%. Kualitas air yang diukur selama penelitian adalah suhu, pH, dan oksigen terlarut (DO). Suhu berkisar antara 27º - 28ºC, pH berkisar antara 7,5-8, Oksigen terlarut (DO) berkisar anatara 4,8-5 ppm. Kata kunci : Minyak Cengkeh (Eugenia aromatica), Ikan Nila (Oreochromis sp) , transportasi PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang turut mengembangkan produksi Ikan Nila (Oreochromis sp). Dimana potensi sumber daya alam yang dimiliki relatif besar dibandingkan dengan negara Asia lainnya, pertumbuhan produksi Ikan Nila (Oreochromis sp.) di Indonesia masih tergolong rendah. Bahkan, dengan jumlah penduduk yang menduduki rangking empat terbesar di dunia, maka potensi pasar domestik masih sangat terbuka (Suparno, 1994). Sejak Ikan Nila (Oreochromis sp.) sangat digemari oleh masyarakat karena rasa dagingnya yang enak dan tebal, harganya cukup terjangkau, dapat dibudidayakan diberbagai habitat (di air tawar, payau, dan laut) karena Ikan Nila toleran terhadap salinitas yang luas (euryhaline), teknik pemeliharaannya mudah, laju pertumbuhan dan perkembangannya cepat, serta tahan terhadap gangguan hama dan penyakit dan pemanenan dapat diperoleh setiap saat tanpa dipengaruhi musim. Oleh karena itu Ikan Nila masih sangat terbuka untuk dikembangkan (Anonim, 2010). Menurut Suyanto (2001) bahwa variasi kepadatan ikan yang berbeda dapat menyebabkan variasi tingkat mortalitas yang berbeda selama transportasi dengan sistem tertutup, hal ini _____________________________________________ Volume 8, No. 1, Februari 2014 disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kepadatan, lama waktu transportasi dan kualitas air. Pada kenyataan dalam melakukan kegiatan transportasi ikan hidup selalu terjadi kompetisi penggunaan ruang dan pemanfaatan oksigen yang tersedia. Pengangkutan dengan sistim tertutup menggunakan kantong plastik, nilai oksigen merupakan parameter penentu pada transportasi ikan hidup (Berka, 1986). Ada beberapa Metode yang memungkinkan ikan dapat dikirim dengan keadaan hidup, salah satu cara transportasi untuk menekan angka mortalitas ikan adalah dengan cara pembiusan dengan menggunakan bahan anestesi. Bahan anestesi dapat berupa bahan alami dan bahan kimia sintetik (Berka, 1986). Penggunaan bahan anestesi seperti ether, propoxate, quinaldine sulfat dan MS-222 biasanya digunakan sebagai bahan penenang atau pembiusan dalam pengangkutan ikan hidup cukup efektif dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup (Grush et.al., 2004). Akan tetapi penggunaan bahan – bahan tersebut telah dilarang penggunaannya karena dapat meninggalkan residu dalam tubuh ikan. Belakangan ini penggunaan bahan anastesi kimia mulai ditinggalkan dan beralih ke bahan anstesi alami, salah satunya yaitu http://www.lpsdimataram.com ISSN No. 1978-3787 minyak Cengkeh yang merupakan salah satu tanaman dengan manfaat beragam. Minyak Cengkeh mempunyai komponen eugenol dalam jumlah besar yang mempunyai sifat sebagai stimulan, anastesik lokal, karminatif, antimetik, antiseptik dan antipasmedik (Nurdjanah, 1997). Menurut Erdman (2004), penggunaan minyak Cengkeh yaitu sebagai obat anastesi dalam penangkapan ikan hias dari tempat asalnya maupun selama proses penanganan, pemilihan dan transportasinya adalah sebagai alternatif pengganti larutan sianida (zat beracun yang mematikan). Munday dan Wilsan (1997) dan Keene et all., (1998) mendapatkan bahwa minyak Cengkeh memiliki beberapa keunggulan dibandingkan bahan lain yang terbuat dari bahan kimia termasuk MS-222, quinaldine sulfat, dan benzocain yaitu sangat efektif walaupun dalam dosis rendah, mudah dalam proses induksi, waktu pemulihan kesadaran lebih lama, dan harganya yang jauh lebih rendah dibandingkan bahan kimia lainnya. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka dilakukanlah penelitian ini. METODE PENELITIAN Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah air tawar (sepertiga dari ukuran kantong plastik), Ikan Nila ukuran 5-7 cm 300 ekor (25 ekor perkantong), oksigen dan Minyak Cengkeh hasil produksi pabrik. Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah Styrofoam, kantong plastik dengan ketebalan 0,50 cm dan lebar 60 cm, pH meter, DO meter, termometer, stopwatch, timbangan, gelas ukur, gelang karet, tissue, serok, kamera digital dan alat tulis-menulis. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dilanjutkan dengan analisis regresi, variable yang diamati adalah kelangsungan hidup benih ikan nila dan kualitas air. Persiapan yang dilakukan yaitu seleksi benih ikan, aklimatisasi dan pemberokan. Setelah itu dilakukan anastesi/pembiusan pada benih ikan nila menggunakan minyak cengkah dengan konsentrasi yang telah ditentukan yaitu kontrol (X0), konsentrasi 0,05% (X1), 0,10% (X2) dan 0,15% (X3). Setiap perlakuan menggunakan kantong plastik yang diisi dengan 1 liter air dan 25 ekor benih Ikan Nila. Media yang telah disiapkan diukur kualitas airnya meliputi pH, temperatur dan oksigen terlarut (DO), selanjutnya diberi oksigen dengan perbandingan volume dan oksigen 1 : 3 Media Bina Ilmiah43 (Bocek, 1992). Selanjutnya kantong plastik dimasukkan ke dalam Styrofoam. Ikan dibawa dengan kendaraan (mobil) selam 12 jam. Variabel yang diamati adalah kelangsungan hidup ikan dan parameter kualitas air. Data dianalisis dengan ANASRA (Analisis Sidik Ragam) dan dilanjutkan dengan analisis Regresi Polinomial untuk melihat pengaruh keterkaitan hubungan antara konsentrasi Minyak Cengkeh dengan kelangsungan hidup benih Ikan Nila. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Proses pengiriman dari Mataram ke Bima memakan waktu 12 jam (06.00 – 18.00), benih ikan nila yang telah sampai di tujuan kemudian dilakukan pemberokan (penyimpanan ikan sementara) pada air yang mengalir sampai kandungan minyak cengkeh yang digunakan sebagai bahan anestesi hilang dalam waktu ± 15 menit, sehingga diketahui berapa banyak benih ikan yang hidup dan mati setelah transportasi. Kematian ikan diduga karena bahan anestesi yang larut dalam air menyebankan laju respirasi pada benih ikan berkurang. Penurunan laju respirasi tersebut menyebabkan hilangnya seluruh rasa pada bagian tubuh ikan sebagai akibat dari penurunan fungsi syaraf. Selain itu secara langsung atau tidak langsung bahan anastesik mengganggu keseimbangan ionik dalam otak benih ikan. Hal ini terjadi karena penurunan konsentrasi kation K+ dan peningkatan katio Na+, Fe3+, dan Ca2+. Kemudian gangguan ini akan mempengaruhi kerja syaraf motorik dan pernafasan, sehingga menyebabkan kematian rasa atau pingsan (Yanto, 2009). Data hasil analisis Pengaruh Konsentrasi Minyak Cengkeh Terhadap Rata-Rata Persentase Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila (Oreochromis Sp)disajikan pada Tabel 1 dan Gambar 1. Tabel 1. Pengaruh Konsentrasi Minyak Cengkeh Terhadap Rata-Rata Persentase Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila (Oreochromis sp). X1 (0,05%) PERSENTASE KELANGSUNGAN HIDUP (%) 46,33 60,00 X2 (0,10%) 64,00 X3 (0,15%) 77,33 PERLAKUAN (X) X0 _____________________________________ http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 1, Februari 2014 PERSENTASE KELANGSUNGAN HIDUP (%) 44 Media Bina Ilmiah GRAFIK PENGARUH KONSENTRASI MINYAK CENGKEH TERHADAP RATA RATA-RATA PERSENTASE KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA ISSN No. 1978 1978-3787 Berdasarkan hasil Analisa Sidik Ragam (ANASRA) menunjukan bahwa persentase tingkat kelangsungan hidup Ikan I Nila (Oreochromis Oreochromis sp.) pada masing-masing masing masing perlakuan Berbeda Nyata dimana F hitung > F tabel pada taraf 55% (7,365 > 4,07). Keterkaitan hubungan antara konsentrasi Minyak Cengkeh dengan rata – rata kelangsungan hidup Ikan Nila dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini. RATA-RATA KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA (%) PERLAKUAN Gambar1. Grafik Pengaruh Konsentrasi Minyak Cengkeh terhadap Rata – Rata Persentase Kelangsungan Hidup Ikan Nila Kelangsungan hidup merupakan hasil penghitungan jumlah benih IIkan Nila (Oreochromis sp.)) yang hidup pada akhir penelitian. Pengamatan dilakukan sejak benih ikan di transportasikan, sehingga diperoleh persentase rata-rata rata kelangsungan hidup benih Ikan N Nila (Oreochromis sp.) yang tertinggi pada perlakuan X3 yaitu dengan konsentrasi Minyak Cengkeh 0,15% sebesar 77,33% 77,33%. Sedangkan rata-rata kelangsungan hidup benih Ikan Nila terendah diperoleh pada perlakuan X0 yaitu perlakuan kontrol (tanpa penggunaan minyak cengkeh) sebesar 45,33%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian Minyak Cengkeh dengan konsnentrasi yang berbeda dapat memberikan ketahanan terhadap hidup Ikan an Nila selama proses transportasi, dimana semakin meningkat konsentrasi yang diberikan maka semakin meningkat pula ketahanan hidup benih Ikan Nila selama proses transportasi. Tingginya tingkat kelangsungan hidup benih Ikan Nila pada konsentrasi 0,15% diba dibandingkan dengan konsentrasi lainnya diduga karena Ikan Nila sudah terlebih dahulu dalam keadaan pingsan sepenuhnya sebelum dilakukan pengangkutan. Kondisi ikan pingsan ini dapat mengurangi kondisi stres sebelum pengangkutan sehingga mempengaruhi kondisi ke ketahanan tubuh ikan selama proses transportasi berlangsung. Hal ini sesuai dengan pendapat Handayani (1992) yang menyatakan bahwa pengangkutan ikan hidup dalam kondisi pingsan dan tidak mengalami stres dapat mengurangi tingkat kematian sehingga memungkinkan kan dilakukannya pengangkutan lebih lama. _____________________________________________ Volume 8, No. 1, Februari 2014 GRAFIK HUBUNGAN ANTARA PERSENTASE MINYAK CENGKEH DENGAN RATA-RATA RATA KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA y = 9.9x + 46.73 R² = 0.705 KONSENTRASI MINYAK CENGKEH (%) Gambar2. Grafik Hubungan Persentase Minyak Cengkeh dengan Rata – Rata Kelangsungan Hidup Ikan Nila Grafik tersebut menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi minyak cengkeh hingga konsentrasi 0,15% dapat meningkatkan kelangsungan hidup Ikan Nila selama transportasi secara linier dengan persamaan Y = 46,73 + 9,9X, dengan keterkaitan hubungan sebesar sebesar 70,5%. Hal ini dikarenakan pada minyak cengkeh memiliki senyawa eugenol yang berfungsi sebagai bahan anestesik (Nurjanah, 2004) dengan rumus kimia sebagai berikut. CH 3O OH Eugenol b. Pengamatan Kualitas Air Kualitas air yang diukur selama penelitian adalah suhu, pH, dan oksigen terlarut (DO). Suhu berkisar antara 27º - 28ºC, pH berkisar antara 7,5 7,5-8, Oksigen terlarut (DO) berkisar anatara 4,8 4,8-5 ppm. http://www.lpsdimataram.com ISSN No. 1978-3787 PENUTUP a. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa Minyak Cengkeh memberikan pengaruh terhadap kelangsungan hidup Ikan Nila dan juga mempunyai kemampuan anestesi terhadap Ikan Nila selama proses transportasi dimana rata-rata kelangsungan hidup tertinggi yaitu pada perlakuan X3 (konsentrasi 0,15%) sebesar 77,33% sedangkan yang terendah yaitu pada X0 (kontrol) sebesar 45,33%. b. Saran Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian maka, penulis menyarankan bahwa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh penggunaan Minyak Cengkeh dengan konsentrasi yang lebih tinggi dan bervariasi sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2010. Budidaya Ikan Nila Gesit Keramba Jaring. http://arifinkerpunatuna.blogspot.com. Diakses pada hari Sabtu, tanggal 06 November 2010. Berka, 1986. Teknik Penangkapan dan Penanganan Ikan Hidup. Direktorat Jendral Perikanan Departemen Pertanian. Jakarta. 65 hal. Media Bina Ilmiah45 Junianto, 2003. Teknik Penanganan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. 119 hal. Keene, J.L., D.G. Noakes, R.D. Moccia & C.G. Soto. (1998). The efficacy of clove oil as an anaesthetic for rainbow trout, Oncorhynchus mykiss (Walbaum). Aquaculture Research. 29 : 89-101 Mauday, P.L. and S.K. Wilson, 1997. Comperative efficacy of clove oils and other chemicals in anaesthization of Pomacentius amboinensis, a coral reff fish, Journal Fish Biology. 51 : 931-938 Nurdjanah, 1997. Diversifikasi Penggunaan Cengkeh. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian. Jakarta. Nurjanah, 2004. Diversifikasi penggunaan Cengkeh. Prespektif 3(2) : 61-70 Suparno, 1994. Pengaruh kadar Protein Pakan yang berbeda dan pemotongan Sirip Ekor Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila Merah. Tesis.Yogyakarta: UGM Suyanto, R.2001. Nila. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.105. Yanto, H. 2009. Penggunaan MS-222 dan larutan Garam pada Transportasi Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii). Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. (16) 1 : 47-54. Bocek, A. 1992. Pengankutan Ikan. Pedoman Teknis. Proyek Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Jakarta. 17 hal. Erdman, 2004. Clove Oil: an” eco friendly” alternative to cyanida use in the live reef fish industry. Grush J, Noakes DLG & Moccia RD. 2004. The Efficacy of Clove Oil As An Anesthetic for the Zebrafish, Danio rerio (Hamilton). Journal ZEBRAFISH. Mary Ann Liebert Inc. 1 (1) Handayani, S.A. 1992. Prospek Penggunaan Cairan Ekstrak Biji Karet dalam Pengangkutan Benih Ikan Windu. Skripsi IPB. Bogor. 67 hal _____________________________________ http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 1, Februari 2014