analisis fungsi komunikasi organisasi vertikal

advertisement
ANALISIS FUNGSI KOMUNIKASI
ORGANISASI VERTIKAL DAN
HORIZONTAL PADA DIVISI MARKETING
COMMUNICATION
PT. CIPTA SKYNINDO
Tiara Lady Fadillah
Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University.
Jln. K.H. Syahdan No. 37, Palmerah, Jakarta Barat, 11480.
Telp. +62 896 289 99622, [email protected]
Tiara Lady Fadillah, Dr. Muhammad Aras
ABSTRACT
Organizational communication is very crucial in a firm. Organizational communication
comes in form of vertical and horizontal, these have several interesting features to be
assessed in a firm. This research was conducted using the qualitative approach using the
case study method and descriptive research to analyze object data that has been collected by
structured interviews with the internal party of the company and by direct observation
during the research. All the data collected is descriptively analyzed using the reduction data
technique, validation process and source triangulation.The result shows that there are four
communication functions that have already implemented at Marketing Communication
division PT. Cipta Skynindo. This organizational communication has following functions:
control, motivate, expressing emotion, and information. Based on the result, author
concluded that Marketing Communication division at PT. Cipta Skynindo has ran four
organizational communication functions both vertically and horizontally. Recommendations
for firm to increase organizational communication and run organizational communication
functions both vertically and horizontally in order to improve organizational communication
at this division to a better extent.(TLF)
Keywords: organizational
communication
communication,
vertical
communication,
horizontal
ABSTRAK
Komunikasi Organisasi sangat penting di dalam suatu perusahaan, komunikasi organisasi
tersebut terdiri dari komunikasi vertikal dan horizontal yang memiliki beberapa fungsi yang
menarik untuk di teliti pada suatu perusahaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode penelitian studi kasus dan menggunakan jenis penelitian deskriptif
untuk menganalisis data objek penelitian yang dikumpulkan melalui wawancara terstruktur
dengan pihak internal perusahaan serta observasi yang dilakukan oleh peneliti secara
langsung selama proses penelitian. Semua data yang dikumpulkan kemudian dianalisis
secara deskriptif dengan teknik reduksi data dan proses validasi serta menggunakan
triangulasi sumber. Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat empat fungsi komunikasi
organisasi yang sudah di terapkan pada divisi Marketing Communications PT. Cipta
Skynindo. Dimana komunikasi organisasi tersebut memiliki fungsi sebagai pengendalian,
motivasi, pengungkapan emosi dan informasi. Berdasarkan hasil penelitian peneliti
menyimpulkan bahwa divisi Marketing Communication PT. Cipta Skynindo menjalankan
empat fungsi komunikasi organisasi baik secara vertikal maupun horizontal. Saran pada
perusahaan agar dapat meningkatkan komunikasi organisasi yang ada pada perusahaan
dan menjalankan fungsi komunikasi organisasi baik vertikal maupun horizontal agar
komunikasi organisasi pada divisi tersebut menjadi lebih baik lagi.(TLF)
Keywords: komunikasi organisasi, komunikasi vertikal, komunikasi horizontal, motivasi
kerja
PENDAHULUAN
Komunikasi memiliki beberapa fungsi yang salah satunya adalah sebagai komunikasi sosial.
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu
penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh
kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat
menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain (Mulyana, 2008).
Menurut pakar – pakar komunikasi terdapat tingkatan dalam komunikasi yaitu dimulai dari
komunikasi intrapribadi (komunikasi dengan diri sendiri), komunikasi antarpribadi (komunikasi
antara orang – orang secara tatap muka), komunikasi kelompok (komunikasi yang dilakukan dengan
kelompok kecil seperti keluarga atau kelompok belajar), komunikasi publik (komunikasi antara
seorang pembicara dengan sejumblah besar khalayak seperti pidato), komunikasi organisasi
(komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi), dan yang terakhir yaitu komunikasi massa
(komunikasi yang menggunakan media massa sebagai tempat untuk menyampaikan pesannya)
(Mulyana, 2008).
Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di
antara unit – unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi
terdiri dari unit – unit komunikasi dalam hubungan – hubungan hierarkis antara yang satu dengan
lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi bisa terjadi kapanpun setidak –
tidaknta satu orang yang menduduki jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan sutu pertunjukan
(Pace & Faules,2013).
Di dalam sebuah organisasi tentunya tidak terlepas dari kegiatan komunikasi yang dimana
komunikasi tersebut sebagai alat penghubung antar seluruh anggota yang ada pada organisasi tersebut
dengan adanya komunikasi baik atasan ataupun bawahan dapat saling menyampaikan informasi antar
satu dan lainnya.
Begitu pula dengan organisasi yang ada di dalam PT. Cipta Skynindo pada perusahaan ini
tentu tidak lepas dari komunikasi organisasi yang dimana komunikasi ini merupakan penghubung
antara atasan dan karyawannya atau sebaliknya serta antar sesama karyawan yang ada di perusahaan
ini. PT. Cipta Skynindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyiaran yang
saat ini sedang berkembang di Indonesia pada perusahaan ini terdapat divisi marketing
communication dimana pada divisi ini juga tidak terlepas dari yang namanya komunikasi organisasi
sebagai penghubung antara karyawan dan atasan yang ada di divisi ini.
Komunikasi organisasi memiliki fungsi yang menarik untuk diteliti baik secara vertikal
maupun horizontal. Terdapat empat fungsi komunikasi organisasi menurut (Robbins, 2006) hal ini
sangat menarik untuk di teliti pada divisi marketing communication PT. Cipta Skynindo bagaimana
fungsi komunikasi organisasi yang dijalankan pada divisi marketing communication tersebut.
Adanya komunikasi yang lancar baik itu secara vertikal maupun horizontal pada divisi
marketing communication PT. Cipta Skynindo membuat peneliti ingin mengetahui bagaimana fungsi
dari komunikasi organisasi yang ada pada divisi tersebut baik itu secara vertikal ataupun horizontal.
Dari pembahasan diatas, dapat dijelaskan bahwa komunikasi organisasi memiliki fungsi yang
penting di dalam suatu perusahaan khususnya pada komunikasi vertikal dan horizontal yang terjalin
dalam sebuah divisi dalam suatu perusahaan. Maka dari itu fungsi dari komunikasi baik itu vertikal
ataupun horizontal sangat menarik untuk di teliti agar kita dapat mengetahui bagaimana fungsi dari
komunikasi organisasi tersebut.
Objek dari penelitian ini adalah PT. Cipta Skynindo merupakan sebuah perusahaan yang
bergerak dalam bidang televisi berbayar dan merupakan pengguna pertama satelit Telstar-18. PT.
Cipta Skynindo diluncurkan dan beroperasi pada satelit Palapa D di Indonesia dan telah memiliki
pengalaman lebih dari 10 tahun sejak 17 Agustus 2010.
Skynindo telah mendapatkan lisensi penayangan dari Kementerian Komunikasi dan
Informatika, no.101/M.KOMINFO/03/2010. Skynindo berupaya untuk memenuhi permintaan pasar di
Indonesia akan saluran televisi berbayar yang berkualitas dengan harga yang murah. Dengan slogan
“Saat Bersama, Saat Bahagia”, perusahaan ini berharap agar mampu membawa kebersamaan dan
kebahagiaan kepada banyak keluarga di Indonesia.
Visi dari Skynindo adalah untuk menjadi permata seni dan kebudayaan yang menyatukan
kekayaan dunia. Untuk itu, Skynindo menjadi instrumen pembuka kemegahan Asia lebih jauh,
khususnya kepada penduduk Indonesia. Sedangkan misi dari perusahaan ini adalah mengantarkan
beragam informasi, hiburan, dan pendidikan dengan nuansa Asia melalui televisi digital berkualitas
dari Skynindo, juga menyediakan saluran internasional yang membawa petualangan baru ke televisi
Anda.
PT. Cipta Skynindo menargetkan pemirsa dari keluarga kalangan menengah ke atas di
seluruh Indonesia, terutama yang berada di luar Pulau Jawa, dengan gaya hidup modern yang
memerlukan informasi dan hiburan tambahan dari televisi dan menganggap bahwa berlangganan
televisi berbayar sebagai gaya hidup.
Selain menyajikan channel internasional yang terbaik, perusahaan ini juga menyajikan
channel-channel produksi sendiri, channel home shopping, serta membawahi sebuah yayasan sosial,
yaitu: More Mall, Haari Channels, Damai TV dan Yayasan Damai.
Penelitian ini difokuskan kepada fungsi komunikasi organisasi vertikal dan horizontal dalam
divisi marketing communication PT Cipta Skynindo. Divisi Marketing Communications PT. Cipta
Skynindo berfungsi layaknya divisi Marketing Communications pada umumnya, yaitu untuk
menciptakan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan brand perusahaan. Tugas utama dari divisi
Marketing Communications adalah mendukung tim penjualan dan promosi (sales team) dalam
mengkomunikasikan pesan perusahaan kepada masyarakat melalui berbagai macam media
komunikasi yang ada, juga menjadi penghubung komunikasi antara pelanggan dengan perusahaan,
media dengan perusahaan, dan juga antar perusahaan (business to business).
Selain itu, divisi ini juga menjalankan aktivitas Yayasan Damai yang merupakan bentuk
Corporate Social Responsibilty perusahaan dengan melakukan berbagai aktivitas sosial dan juga
berbagai aktivitas peduli lingkungan. Divisi Marketing Communications PT, Cipta Skynindo juga
memproduksi program acara in house sendiri untuk ditayangkan di Damai TV, serta mengadakan
barter promo dan barter program dengan beberapa perusahaan atau media lain.
Staf-staf yang bekerja di dalam divisi Marketing Communications pada PT. Cipta Skynindo
tidak semuanya berlatar belakang komunikasi. Hal ini dikarenakan staf-staf dalam divisi Marketing
Communications PT. Cipta Skynindo dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian marcomm dan bagian
desain grafis. Meskipun dibagi menjadi dua bagian, staf-staf divisi Marketing Communications PT.
Cipta Skynindo tetap bekerja sama dan saling membantu satu sama lain.
Melihat adanya kedekatan antara atasan dan karyawan pada divisi ini membuat peneliti ingin
mengetahui secara lebih lanjut mengenai komunikasi organisasi yang ada pada divisi marcomm
tersebut tidak hanya kedekatan antara atasan dan bawahan saja akan tetapi sesama karyawan yang ada
di divisi ini juga saling akrab satu sama lain sehingga tercipta komunikasi yang lancar diantara atasan
dan bawahan dan juga sesama karyawan.
Dengan adanya situasi dan kondisi yang terjadi dari latar belakang yang ada, maka timbul
keinginan untuk melakukan penelitian dengan topik Professional Image and Acting dengan judul
“Analisis Fungsi Komunikasi Organisasi Vertikal Dan Horizontal Pada Divisi Marketing
Communication PT. Cipta Skynindo”. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui
bagaimana fungsi komunikasi organisasi baik itu vertikal ataupun horizontal pada divisi ini.
Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana fungsi komunikasi vertikal dan
horizontal pada divisi Marketing Communication PT. Cipta Skynindo.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana fungsi komunikasi vertikal
dan horizontal pada divisi Marketing Communication PT. Cipta Skynindo.
Untuk mendukung penelitian yang dilakukan, digunakan kajian pustaka antara lain;
komunikasi, komunikasi organisasi, fungsi komunikasi organisasi, jaringan komunikasi organisasi,
dan komunikasi antarpribadi. Sedangkan teori yang digunakan adalah teori fungsi komunikasi dalam
organisasi pada buku Robbins (2006).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif seorang
peneliti adalah instrumen kunci. Ada beberapa karakteristik penelitian kualitatif, yaitu penelitian
kualitatif menggunakan ilmu-ilmu lunak, fokus penelitiannya kompleks dan luas, holistik dan
menyeluruh, subjektif dan menggunakan perspektif emik, penalarannya dialik ke induktif, basis
pengetahuannya makna dan temuan, mengembangkan/membangun teori, komunikasi dan observasi,
elemen dasar analisisnya menggunakan kata – kata, merupakan interpretasi individu, dan
unik.(Ardianto, 2010).
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif
merupakan jenis yang melahirkan teori-teori tentatif. Ciri – ciri dalam jenis penelitian deskriptif
adalah jenis penelitian tersebut mencari teori bukan menguji teori dan menitik beratkan pada kegiatan
observasi dalam keadaan suasana yang alamiah. Selain itu, peneliti juga langsung terjun ke lapangan
dimana peneliti bertindak sebagai pengamat yang membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan
melakukan pencatatan.Sehingga peneliti juga tidak dapat memanipulasi variable.(Ardianto, 2010).
Sedangkan metode penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus. Studi kasus
merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang menelaah satu kasus secara intensif, mendalam,
mendetail, dan komprehensif. Studi kasus bisa dilakukan terhadap individu, seperti yang lazim
dilakukan pada para ahli psikologi analisid; juga terhadap kelompok, seperti yang dilakukan beberapa
ahli antropologi, sosiologi, dan psikologi sosial. Pada penelitian yang menggunakan metode ini,
berbagai variabelnya ditelaah dan distelusuri, termasuk kemungkinan hubungan antarvariabel yang
ada.(Ardianto, 2010)
Data yang di peroleh berupa hasil wawancara, terkait masalah fungsi komunikasi organisasi
vertikal dan horizontal pada divisi marketing communication PT. Cipta Skynindo, data diperoleh
langsung berdasarkan wawancara dan observasi terhadap pihak perusahaan yang terkait.
Dalam menganalisis data yang digunakan dalam penelitian ini, digunakan teknik analisis data model
Miles dan Huberman yang membagi kegiatan analisis databerdasarkan tiga aktifitas sebagai berikut
(Sugiyono, 2014).
1. Reduksi Data
Kegiatan reduksi ialah merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya. Sehingga data yang direduksi akan memberikan gambaran dan
pemahaman yang jelas serta mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data tersebut.Penyajian data dapat
berupa uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowchart ataupun sejenisnya. Biasanya
dalam sebuah penelitian kualitatif, sajian data berupa teks naratif. Tujuan adanya penyajian data ialah
memudahkan dan memberikan pemahaman apa yang sedang terjadi, perencanaan kerja , dan langkah
selanjutnya apa yang harus dilakukan.
3. Verifikasi
Langkah selanjutnya ialah verifikasi kesimpulan.Biasanya kesimpulan yang diambil ialah bersifat
sementara dan sewaktu-waktu dapat berubah bila tidak ditemukan bukti yang cukup memperkuat dan
mendukung penelitian tersebut. Tujuan adanya verifikasi kesimpulan untuk menjawab segala rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal atau rumusan masalah akan terjawab seiring melakukan
penelitian langsung di sebuah lapangan.
Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas.
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan
antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Dan
kebenaran realitas data dalam penelitian kualitatif bersifat jamak dan tergantung pada konstruksi
manusia dengan berbagai latar belakangnya (Sugiyono, 2014).
HASIL DAN BAHASAN
Fungsi Komunikasi Vertikal Pada Divisi Marketing Communication PT. Cipta
Skynindo
Salah satu bentuk komunikasi organisasi adalah komunikasi vertikal dimana pada
komunikasi vertikal ini terdapat dua aliran komunikasi yaitu komunikasi ke bawah atau yang biasa di
sebut Downward communication dan komunikasi ke atas atau Upward communication. Pada
penelitian ini peneliti berfokus pada fungsi komunikasi kebawah yang dilakukan oleh manajer divisi
marketing communication kepada bawahannya.
Dalam buku Perilaku Organisasi, Robbins (2006) mengatakan terdapat empat fungsi utama
komunikasi dalam organisasi yaitu pengendalian, motivasi, pengungkapan emosi dan yang terakhir
informasi. Karena komunikasi vertikal merupakan salah satu bentuk dari komunikasi organisasi fungsi
ini juga berlaku pada komunikasi vertikal.
Terdapat empat fungsi komunikasi vertikal yang ada pada divisi ini yaitu: fungsi pertama
sebagai pengendalian dimana ibu Felice sebagai atasan mengendalikan setiap karyawannya dalam
mengerjakan setiap job desc yang diberikan dengan memantau pekerjaan seluruh karyawannya serta
ditanyakan secara langsung bagaimana perkembangan dari job desc yang di berikan kemudian setelah
job desc tersebut selesai kemudian beliau melakukan evaluasi terhadap job desc yang sudah diberikan
hal tersebut sesuai dengan fungsi pertama komunikasi dalam organisasi pada buku Robbins (2006)
pengendalian, yaitu untuk mengendalikan perilaku anggota dengan beberapa cara. Setiap organisasi
mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh pegawai. Bila pegawai,
misalnya, diminta untuk terlebih dahulu mengkomunikasikan setiap keluhan yang berkaitan dengan
pekerjaan ke atasan langsungnya, sesuai dengan uraian tugasnya, atau sesuai dengan kebijakan
perusahaan, komunikasi itu menjalankan fungsi pengendalian. Namun komunikasi informal juga
mengendalikan perilaku. Kemudian fungsi kedua sebagai motivasi dimana komunikasi vertikal disini
berfungsi untuk memotivasi para karyawan agar kinerja mereka menjadi lebih baik ibu Felice sebagai
atasan selalu memotivasi bawahannya dengan cara menciptakan suasana kekeluargaan dan juga
memberi nasehat – nasehat yang dapat memotivasi karyawannya sesuai dengan fungsi ke dua pada
buku Robbins (2006) motivasi, yaitu komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para
pegawai apa yang harus dilakukannya. Seberapa baik mereka bekerja,dan apa yang dapar dikerjakan
untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar. Fungsi yang ketiga yaitu pengungkapan emosi
disini komunikasi vertikal dipakai sebagai bentuk pengungkapan emosi ketika ada karyawan yang
tidak disiplin dalam bekerja hal tersebut disalurkan dengan cara face to face yaitu dengan memanggil
karyawan untuk di bicarakan dan di nasehati kemudian diberikan masukan agar tidak mengulangi
perbuatan yang sama pada buku Robbins (2006) fungsi pengungkapan emosi ini berfungsi sebagai
“Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok atau organisasi merupakan mekanisme fundamental
dimana para anggota menunjukkan kekecewaan dan kepuasan. Oleh karena itu, komunikasi
memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial”. dan yang
terakhir fungsi informasi dimana komunikasi vertikal berguna untuk menyampaikan seluruh informasi
yang harus diketahui karyawan yang disampaikan oleh Ibu Felice selaku manager, fungsi ini
dilakukan baik secara langsung maupun melalui media seperti group chat ataupun personal chat sesuai
dengan fungsi ke empat dari buku Robbins (2006) informasi dimana komunikasi memberikan
informasi yang diperlukan dan kelompok untuk mengambil keputusan melalui penyampaian data guna
mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif.
Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)
Dalam buku komunikasi organisasi.strategi meningkatkan kinerja perusahaan, (Pace & Faules,
2013) komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan
berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah.
Arus komunikasi dari atasan kepada bawahan tidak selalu berjalan lancar, arus komunikasi
tersebut dipengaruhi lima faktor, yaitu: (Muhammad, 2011)
1. Keterbukaan: Kurangnya sikap terbuka di antara pimpinan dan karyawan akan menyebabkan
pemblokkan atau tidak mau menyampaikan pesan dan gangguan dalam pesan. Umumnya para
pemimpin tidak begitu memperhatikan arus komunikasi ke bawah. Pemimpin mau memberikan
informasi ke bawah bila mereka merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas.Tetapi
apabila pesan tidak relevan dengan tugas pesan tersebut tetap dipegangnya.
2. Kepercayaan pada pesan tulisan: Kebanyakan para pemimpin lebih percaya pada pesan tulisan
dan metode difusi yang menggunakan alat – alat elektronik daripada pesan yang disampaikan
secara lisan dengan tatap muka. Hal ini menjadikan pemimpin lebih banyak menyampaikan
pesan tertulis berupa bulletin, manual yang mahal – mahal, buklet, dan film sebagai pengganti
kontak personal secara tatap muka antara atasan dan bawahan. Hasil penelitian Dahle (1981)
menunjukkan bahwa pesan itu lebih efektif bila dikirimkan dalam bentuk lisan dan tulisan.
3. Pesan berlebihan: Karena banyaknya pesan – pesan dikirimkan secara tertulis maka karyawan
dibebani dengan memo – memo, bulletin, surat – surat pengumuman, majalah dan pernyataan
kebijaksanaan, sehingga banyak sekali pesan – pesan yang harus di baca oleh karyawan. Reaksi
karyawan biasanya yerhadap pesan – pesan tersebut cenderung untuk tidak membacanya.
4. Timing: Timing atau ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi komunikasi ke
bawah.Pemimpin hendaklah memperimbangkan saat yang tepat bagi pengiriman pesan dan
dampak yang potensial kepada tingkah laku karyawan.
5. Penyaringan: Pesan – pesan yang dikirimkan kepada bawahan tidaklah semuanya diterima oleh
mereka. Tetapi mereka saring mana yag lebih mereka perlukan.
Menurut Davis (1976) dalam Muhammad (2011) terdapat beberapa cara penyampaian pesan
dari atasan yang efektif dalam memberikan saran yaitu :
1. Pemimpin hendaklah sanggup memberikan informasi kepada karyawan apabila dibutuhkan
mereka. Jika pemimpin tidak mempunyai informasi yang dibutuhkan mereka dan perlu
mengatakan terus – terang dan berjanji akan mencarikannya.
2. Pemimpin hendaklah membagi informasi yang dibutuhkan oleh karyawan. Pemimpin hendaklah
membantu karyawan merasa diberi informasi.
3. Pemimpin hendaklah mengembangkan suatu perencanaan komunikasi, sehingga karyawan dapat
diharapkannya untuk diperoleh berkenaan dengan tindakan – tindakan pengelolaan yang
mempengaruhi mereka.
4. Pemimpin hendaklah berusaha membentuk kepercayaan di antara pengirim dan penerima pesan.
Kepercayaan ini akan mengarahkan kepada komunikasi yang terbuka yang akan mempermudah
adanya persetujuan yang diperlukan antara atasan dan bawahan.
Sementara menurut Pace (2013) terdapat enam kriteria yang sering digunakan untuk memilih
metode penyampaian pesan kepada para karyawan (Level & Galle, 1988) :
1. Ketersediaan: Metode – metode yang sudah tersedia dalam suatu organisasi lebih cenderung
untuk digunakan. Setelah menginventarisasikan metode yang tesedia, organisasi dapat
memutuskan metode apa yang dapat ditambahkan untuk suatu program keseluruhan yang lebih
efektif.
2. Biaya: Metode yang dinilai paling murah cenderung dipilih untuk penyebaran informasi rutin
dan tidak mendesak.Bila diperlukan atau diinginkan penyebaran informasi yang tidak rutin atau
mendesak, metode yang lebih mahal tetapi lebih cepat dapat digunakan.
3. Pengaruh: Metode yang tampaknya member pengaruh atau kesan paling besar sering dipilih
diripada metode yang baku.
4. Relevansi: Metode yang tampak paling relevan dengan tujuan yang ingin dicapai akan lebih
sering dipilih. Bila tujuannya singkat dan sekedar menyampaikan informasi, dapat dilakukan
dengan pembicaraan diikuti oleh memo. Bila tujuannya menyampaikan masalah yang rinciannya
rumit, metode laporan teknis tertulis adalah metode yang mungkin akan dipilih.
5. Respons: Metode yang dipilih akan dipengaruhi oleh ketentuan apakah dikehendaki atau
diperlukan respons khusus terhadap informasi tersebut. Dalam lingkungan pelatihan mungkin
diinginkan menggunakan metode yang memungkinkan dan mendorong peserta pelatihan untuk
bersikap tanggap dan mengajukan pertanyaan.Dalam kasus seperti ini, pertemuan tatap muka
mungkin menjadi metode yang dipilih.
6. Keahlian: Metode yang tampaknya sesuai dengan kemampuan pengirim untuk
menggunakannya dan dengan kemampuan penerima untuk memahaminya cenderung digunakan
daripada metode yang tampaknya diluar kemampuan komunikator atau di luar kemampuan
pemahaman pegawai yang menerimanya.
Fungsi Komunikasi Horizontal Pada Divisi Marketing Communication PT. Cipta
Skynindo
Fungsi komunikasi horizontal yang terjadi pada divisi marketing communication PT. Cipta
Skynindo disebutkan ada empat fungsi sesuai dengan buku perilaku organisasi (Robbins, 2006) yaitu:
1. Pengendalian: Fungsi komunikasi ini untuk mengendalikan perilaku anggota dengan beberapa
cara. Setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh
pegawai. Bila pegawai, misalnya, diminta untuk terlebih dahulu mengkomunikasikan setiap
keluhan yang berkaitan dengan pekerjaan ke atasan langsungnya, sesuai dengan uraian tugasnya,
atau sesuai dengan kebijakan perusahaan, komunikasi itu menjalankan fungsi pengendalian.
Namun komunikasi informal juga mengendalikan perilaku. Fungsi ini digunakan sebagai sarana
pengendalian antar sesama karyawan pada divisi marketing communication PT. Cipta skynido,
pengendalian yang di maksud adalah mengendalikan sesama rekan kerja dalam menyelesaikan
tugas yang di berikan atasan dan saling mengingatkan deadline tugas seperti yang dipaparkan
saudari Florencia dan saudari Michelle.
2. Motivasi: Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para pegawai apa yang
harus dilakukannya. Seberapa baik mereka bekerja,dan apa yang dapar dikerjakan untuk
memperbaiki kinerja yang dibawah standar. Menurut saudari Florencia dan Saudari Michelle
fungsi motivasi berfungsi untuk menyemangati rekan sesama karyawan ketika menga.ami
penurunan semangat dalam bekerja dan juga sebagai sarana saling support satu sama lain.
3. Pengungkapan Emosi: Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok atau organisasi merupakan
mekanisme fundamental dimana para anggota menunjukkan kekecewaan dan kepuasan. Oleh
karena itu, komunikasi memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan
kebutuhan sosial. Pada divisi marketing communication khususnya dalam penerapan komunikasi
horizontal yaitu antar sesama karyawan pengungkapan emosi berfungsi sebagai pengungkapan
rasa kekecewaan antar sesama rekan kerja ketika tidak menyelesaikan tugas yang seharusnya
diselesaikan bersama – sama dengan baik sesuai dengan penuturan dari saudari Michelle dan
saudari Florencia.
4. Informasi: Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan dan kelompok untuk mengambil
keputusan melalui penyampaian data guna mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan
alternatif. Fungsi informasi pada divisi marcomm berguna untuk berbagi informasi dengan
sesama karyawan yang ada di divisi tersebut baik disampaikan secara langsung maupun melalui
media seperti group chat ataupun personal chat.
Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi di antara rekan – rekan sejawat
dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu – individu yang ditempatkan pada tingkat
otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama. (Pace & Faules, 2013)
Tujuan komunikasi horizontal
Dalam buku Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Pace & Faules,
2013), penelitian dan pengalaman menyatakan bahwa komunikasi horizontal muncul paling sedikit
karena enam alasan berikut:
1. Untuk menginformasikan penugasan kerja. Ketika staf divisi mendapatkan tugas dari
atasannya, para staf tersebut akan melakukan komunikasi antara staf yang satu dengan staf
lainnya yang berada dalam divisi yang sama untuk mengkoordinasikan tugas yang mereka
terima agar tugas tersebut dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan yang
diperintahkan oleh atasan.
2. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan. Komunikasi horizontal yang terjadi dalam
divisi juga terjadi untuk saling bertukar informasi. Informasi tersebut dapat berupa informasi
umum seperti berita-berita terbaru, rencana ataupun kegiatan-kegiatan yang akan diadakan
oleh divisi maupun perusahaan.
3. Untuk memecahkan masalah. Ketika divisi diperhadapkan dengan suatu hambatan atau
masalah, maka anggota dalam divisi tersebut dapat berunding untuk melakukan
brainstorming untuk mencari solusi yang tepat dalam memecahkan masalah yang mereka
hadapi.
4.
5.
6.
Untuk memperoleh pemahaman bersama. Komunikasi horizontal dalam divisi dapat
membantu staf-staf divisi tersebut untuk memahami suatu informasi yang mereka dapatkan,
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menanggapi informasi tersebut. Hal ini juga
dilakukan saat terjadi konflik seperti miskomunikasi, staf-staf divisi dapat melakukan
komunikasi untuk saling memahami sehingga konflik dapat dihindari atau mudah
diselesaikan.
Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan. Komunikasi horizontal dapat
menjadi jembatan penghubung ketika ada staf dalam divisi yang memiliki perbedaan
pendapat, selain itu komunikasi horizontal juga biasanya dilakukan oleh staf untuk berunding
membahas suatu masalah dan juga dapat menjadi alat untuk mendamaikan staf-staf yang
sedang berkonflik.
Untuk menumbuhkan dukungan antar persona. Ketika seorang staf membutuhkan motivasi,
staf yang lain dapat melakukan komunikasi horizontal untuk memotivasi, menyemangati,
ataupun mendukung rekan kerjanya. Begitu juga dengan tugas kerja, seorang staf dapat
membantu menyelesaikan tugas staf yang lainnya untuk saling mendukung, sehingga tujuan
divisi dapat tercapai.
Hambatan yang mungkin terjadi dalam komunikasi horizontal adalah: (Pace & Faules, 2010):
a. Adanya rasa ketiadaan kepercayaan diantara rekan-rekan kerja
b. Perhatian yang tinggi pada mobilitas ke atas
c. Persaingan dalam sumber daya dapat menganggu komunikasi pegawai yang sama tingkatannya
dalam organisasi dengan sesamanya, sehingga dengan adanya rasa saling bersaing satu dengan
yang lainnya dapat membuat setiap individu di dalam organisasi cenderung bersifat tertutup yang
akan menghambat proses komunikasi di dalam organisasi secara keseluruhan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berikut adalah kesimpulan yang dihasilkan setelah melakukan kegiatan penelitian, berupa
wawancara mendalam dengan beberapa informan dan observasi partisipan, berupa kegiatan kerja
praktek sebagai karyawan magang selama tiga bulan periode Januari hingga April 2015 di divisi
marketing communication PT. Cipta Skynindo.
Dari penelitian yang dilakukan pada divisi marketing communication PT. Cipta Skynindo,
dapat disimpulkan bahwa :
1. Fungsi komunikasi vertikal yang ada pada divisi marketing communication PT. Cipta Skynindo,
yaitu:
a.
Pengendalian: Untuk mengendalikan pemberian job desc dari atasan yaitu ibu Fellice Arlene
selaku manager divisi marketing communication PT. Cipta Skynindo contohnya ketika ada
suatu project yang harus di selesaikan ibu Felice selaku manager yang mengatur kepada siapa
tugas itu diberikan, siapa penanggung jawabnya, dan kapan tugas itu harus diserahkan.
b.
Motivasi: Pada komunikasi vertikal khususnya dari atas kebawah ibu Felice selalu memotivasi
karyawannya baik itu dalam melaksanakan tugas ataupun ketika ibu Felice melihat
bawahannya sedang tidak bersemangat motivasi diberikan secara langsung, seperti
mencipatakan suasana kekeluargaan, memberi nasehat berupa motivasi ataupun perlakuan baik
seperti mentraktir bawahannya dan juga menyempatkan waktu membuat ghatering kecil –
kecilan dengan karyawannya.
c.
Pengungkapan Emosi: Fungsi ini sebagai sarana bagi ibu Felice selaku manager untuk
meluapkan emosi kepada bawahannya dengan cara memberikan teguran secara langsung tetapi
tetap di bicarakan dengan baik dan jugan dengan cara face to face.
d.
Informasi: Sebagai sarana untuk memberikan informasi penting dari atasan kepada
bawahannya baik itu informasi mengenai pekerjaan ataupun informasi penting yang mendadak,
contohnya: ketika banjir pada bulan februari lalu ibu Felice mengirim pesan singkat atau sms
kepada seluruh karyawannya bahwa kantor di liburkan
2. Fungsi komunikasi horizontal yang ada pada divisi marketing communication PT. Cipta
Skynindo, yaitu:
a.
Pengendalian: Dimana fungsi ini berguna untuk mengendalikan sesama karyawan yang ada di
dalam divisi marcomm tersebut dalam pembagian tugas ataupun pembentukan tim kerja
contohnya: ketika diberi suatu tugas antar sesama karyawan dapat mengendalikan karyawan
lain untuk mengerjakan tugasnya dan mengingatkan kapan pekerjaan tersebut harus
dikumpulkan.
b.
Motivasi: Pada divisi ini fungsi motivasi berguna untuk saling support antar sesama karyawan
contohnya: seperti pengalaman saya sendiri ketika merasa tidak bersemangat dan lelah untuk
bekerja teman sesama karyawan memberikan dukungan kepada saya untuk dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan dan kembali bersemangat untuk bekerja.
c.
Pengungkapan Emosi: Sebagai sarana pengungkapan emosi ketika sesama rekan kerja
melakukan kesalahan, contohnya: pada saat salah satu karyawan melakukan kesalahan pada
saat mengerjakan suatu tugas karyawan lainnya yang kebetulan merupakan penanggung jawab
dari tugas tersebut menegur karyawan tersebut dengan cara face to face.
d.
Informasi: Fungsi ini pada divisi marcomm PT. Cipta Skynindo khususya pada komunikasi
horizontal antar sesama karyawan berfungsi sebagai penyampaian segala bentuk informasi baik
itu mengenai pekerjaan ataupun hal – hal penting lainnya bisa secara langsung ataupun melalui
media sosial.
5.1
Simpulan
Berikut adalah kesimpulan yang dihasilkan setelah melakukan kegiatan penelitian, berupa wawancara
mendalam dengan beberapa informan dan observasi partisipan, berupa kegiatan kerja praktek sebagai
karyawan magang selama tiga bulan periode Januari hingga April 2015 di divisi marketing
communication PT. Cipta Skynindo.
Dari penelitian yang dilakukan pada divisi marketing communication PT. Cipta Skynindo, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Fungsi komunikasi vertikal yang ada pada divisi marketing communication PT. Cipta Skynindo,
yaitu:
a.
Pengendalian: Untuk mengendalikan pemberian job desc dari atasan yaitu ibu Fellice Arlene
selaku manager divisi marketing communication PT. Cipta Skynindo contohnya ketika ada
suatu project yang harus di selesaikan ibu Felice selaku manager yang mengatur kepada siapa
tugas itu diberikan, siapa penanggung jawabnya, dan kapan tugas itu harus diserahkan.
b.
Motivasi: Pada komunikasi vertikal khususnya dari atas kebawah ibu Felice selalu
memotivasi karyawannya baik itu dalam melaksanakan tugas ataupun ketika ibu Felice
melihat bawahannya sedang tidak bersemangat motivasi diberikan secara langsung, seperti
mencipatakan suasana kekeluargaan, memberi nasehat berupa motivasi ataupun perlakuan
baik seperti mentraktir bawahannya dan juga menyempatkan waktu membuat ghatering kecil
– kecilan dengan karyawannya.
c.
Pengungkapan Emosi: Fungsi ini sebagai sarana bagi ibu Felice selaku manager untuk
meluapkan emosi kepada bawahannya dengan cara memberikan teguran secara langsung
tetapi tetap di bicarakan dengan baik dan jugan dengan cara face to face.
d.
Informasi: Sebagai sarana untuk memberikan informasi penting dari atasan kepada
bawahannya baik itu informasi mengenai pekerjaan ataupun informasi penting yang
mendadak, contohnya: ketika banjir pada bulan februari lalu ibu Felice mengirim pesan
singkat atau sms kepada seluruh karyawannya bahwa kantor di liburkan
2. Fungsi komunikasi horizontal yang ada pada divisi marketing communication PT. Cipta Skynindo,
yaitu:
a.
Pengendalian: Dimana fungsi ini berguna untuk mengendalikan sesama karyawan yang ada
di dalam divisi marcomm tersebut dalam pembagian tugas ataupun pembentukan tim kerja
contohnya: ketika diberi suatu tugas antar sesama karyawan dapat mengendalikan karyawan
lain untuk mengerjakan tugasnya dan mengingatkan kapan pekerjaan tersebut harus
dikumpulkan.
b.
Motivasi: Pada divisi ini fungsi motivasi berguna untuk saling support antar sesama
karyawan contohnya: seperti pengalaman saya sendiri ketika merasa tidak bersemangat dan
lelah untuk bekerja teman sesama karyawan memberikan dukungan kepada saya untuk dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan dan kembali bersemangat untuk bekerja.
c.
Pengungkapan Emosi: Sebagai sarana pengungkapan emosi ketika sesama rekan kerja
melakukan kesalahan, contohnya: pada saat salah satu karyawan melakukan kesalahan pada
saat mengerjakan suatu tugas karyawan lainnya yang kebetulan merupakan penanggung
jawab dari tugas tersebut menegur karyawan tersebut dengan cara face to face.
d.
Informasi: Fungsi ini pada divisi marcomm PT. Cipta Skynindo khususya pada komunikasi
horizontal antar sesama karyawan berfungsi sebagai penyampaian segala bentuk informasi
baik itu mengenai pekerjaan ataupun hal – hal penting lainnya bisa secara langsung ataupun
melalui media sosial.
Saran
Saran Praktis
a.
Manajer divisi marketing communication PT. Cipta Skynindo hendaknya melakukan briefing
dan memberi arahan yang lebih jelas ketika memberi suatu pekerjaan agar tidak terjadi
miskom kepada karyawan yang diberikan arahan atau briefing tersebutdalam, dan juga
setelah memberikan arahan atau briefing manajer dapat memastikan karyawan apakah
mengerti maksud dari arahan yang diberikan agar tidak terjadi miskom.
b.
Manajer divisi marketing communication PT. Cipta Skynindo dapat berkomunikasi lebih
baik lagi terhadap karyawan, dalam arti menyampaikan sesuatu tidak ambigu sehingga tidak
terjadi miskom dan sulit di mengerti karyawannya.
c.
Manajer tetap selalu memotivasi dengan cara positif yang biasa dilakukan.
d.
Sesama anggota karyawan hendaklah menjalin komunikasi yang baik agar dapat membentuk
tim kerja yang baik.
e.
Sesama karyawan memiliki kesadaran agar dapat saling memotivasi kerja satu sama lain.
Saran Akademis
a.
Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi pengetahuan dan dapat digunakan sebagai
pedoman untuk penelitian selanjutnya khususnya mengenai komunikasi organisasi.
b.
Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi panduan bagi perusahaan khususnya mengenai
komunikasi vertikal dan horizontal dalam suatu divisi pada perusahaan.
Saran Masyarakat Umum
a.
Peneliti berharap agar penelitian ini dapat menambah pengetahuan pembaca dalam
komunikasi, terutama mengenai fungsi komunikasi organisasi.
b.
Diharapkan penelitian ini dapat menimbulkan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya
fungsi komunikasi organisasi pada suatu perusahaan khususnya komunikasi vertikal dan
horizontal.
REFERENSI
Buku.
A Devito, Joseph. (2011). Komunikasi Antarmanusia. Tangerang Selatan:
Karisma Publishing Group.
Ardianto, E. (2010). Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta
:Simbiosa Rekatama Media.
Arni, Muhammad. (2011). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Kriyantono, Rachmat. (2012). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Liliweri, A. (2007). Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyana, Deddy. ( 2008). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.
Nurjaman, Kadar dan Khaerul Umam. (2012). Komunikasi & Public Relation. Bandung: Pustaka
Setia.
Pace, R. Wayne & Don F. Paules. (2010). Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja
Karyawan). Editor: Deddy Mulyana. Cetakan Ketujuh. Bandung :Remaja Rosdakarya.
Robbins, Stephen. P.(2006). Perilaku Organisasi (alih bahasa Drs. Benjamin Molan),Edisi Bahasa
Indonesia, Klaten: PT. Intan Sejati.
Ruslan, Rosady.(2013). Metode Penelitian PR dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
West, R. & Turner, L.H. (2008). Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta :
Salemba Humanika.
Jurnal
Rahmi yuliana. (2012). Peran Komunikasi dalam Organisasi, Vol.
http://www.jurnal.stiesemarang.ac.id/~stiesema/jurnal/index.php/JSS/article/view/54
4
(3)
dari
2
(2)
dari
Fadly Pangumpia. (2013). Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan di Bank Prisma Dana
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/article/view/1136
Manado,
Vol.
Kenan Spaho. (2011). Organizational Communication as an Important Factor Of Company
Success:
Case
Study
Of
Bosnia
and
Herzegovina,
Vol.
4
(2)
dari
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:DA2NHDdq6kwJ:www.saycocorporativo.co
m/saycoUK/BIJ/journal/Vol4No2/Case_2.pdf+&cd=1&hl=en&ct=clnk&gl=id
Tariszka Semegine, Eva. (2012). Organizational Internal Communication As A Means Of Improving
Efficiency (Proquest), Vol. 8 (15) dari http://www.eujournal.org/index.php/esj/article/view/232
Memari,Hamid; Valikhani, Mashallah; Aghababaee, Zohreh;Mehdi Davali,Mohammad. (2013). The
Effect of Positive Organizational Behavior of the Staff on Organizational Performance, Based on the
Luthans
Model
in
Public
Organizations
of
Behbahan,
Vol.4
(9)
dari
http://search.proquest.com/openview/7cbe0ac35047e857d184ce603aa37a8f/1?pq-origsite=gscholar
RIWAYAT PENULIS
Tiara Lady Fadillah lahir di kota Rengat Riau pada 18 Jumi 1993. Penulis menamatkan pendidikan
S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Komunikasi Pemasaran dengan peminatan
Public Relations pada tahun 2015.
Download