Polibisnis, Volume 4 No. 1 April 2012 STRATEGI PEMASARAN KORPORAT Emrizal Dosen Politeknik Negeri Padang Jurusan Administrasi Niaga email : [email protected] ABSTRACT The purpose of this paper to see how the company's marketing strategy. Marketing planning is a systematic process of designing and coordinating marketing decisions, whether made by the top management and middle management and upper management. Broadly speaking, marketing plan includes the following aspects: executive summary and table of contents, the current marketing situation, SWOT analysis. Marketing objectives, marketing strategies, marketing programs, projected profit / loss, and controlling marketing. Most forms of long-term priority setting process, the company's marketing plan includes two basic types of decisions: corporate strategy and product mix strategies. Corporate strategy emphasizes a variety of markets to be served and the type-jens products you want to offer. Broadly speaking, corporate strategies can be grouped into two kinds. First, growth strategy, which consists of a growth strategy for the current market (market penetration strategies, product development, and vertical integration) and new market growth strategy (a strategy of market development, market expansion, and diversification). Second, consolidation strategies, such as downsizing, trimming, anddivestitures. Keyword: Marketing, Planning, Controlling, strategy 1. PENDAHULUAN Sudah kita ketahui bersama sejak tahun 1980-an merupakan era perobahan yang sangat besar menuju kemajuan teknologi. perobahan itu terjadi tidak hanya pada segelintir bidang tetapi sudah hampir pada semua bidang yang ada. Bisa kita lihat pada kemajuan teknologi komputer, kemampuan alat komunikasi, teknologi pertanian dan teknologi produksi Akibat dari perubahan tersebut menimbulkan munculnya perekonomian dan sistem yang baru. Perubahan ini juga dari adanya perubahan globalisasi yang semakin cepat dan dengan cepat dapat melakukan perubahan pada kebanyakan bisnis khususnya. Perubahan pada bidang transportasi, teknologi dan komunikasi pada saat ini yang semakin membaik, tercermin semakin efisiennnya prosedur dan pemakaian metode-metode internasional seperti untuk pembiayaan, produksi, sumber daya manusia, distribusi serta pemasaran produk dan jasa, telah terpadu sehingga membuka kesempatan bagi dunia usaha meraih tempat pasar yang besar dan punya potensi untuk ditingkkatkan. Kenyataannya dilapangan pengembangan pasar saat ini membutuhkan serangkaian analisis dan kerangka pengambilan keputusan yang dijadikan dasar guna mengumpulkan dan memperoses intelejensi pemasaran. Dengan demikian perlu sebuah perusaahaan atau organisasi untuk dapat merencanakan pemasaran secara korporat atau jangka panjang. Untuk menuju pasar yang nyata sangat dibutuhkan serangkaian alat analisis disamping perlunya kerangka pengambilan keputusan guna mengumpulkan dan memproses intelejensi pemasaran. Kerangka pengambilan keputusan tersebut sangat ISSN 1858-3717 43 Polibisnis, Volume 4 No. 1 April 2012 perlu sebagai acuan dalam implementasi orientasi pasar (Tjiptono, 2008:132). Hal tersebut dapat di contohkan secara spesifikasinya meliputi : a) Memutuskan peluang bisnis yang dapat meberikan kesempata terbaik bagi perusahan untuk menciptakan pelanggan yang puas, b) Menganalisis proses keputusan pelanggan dan mengindentifikasi berbagai pola prefrensi di pasar spesifik, c) Menilai keunggulan kompetitif dan posisi pesaing dalam pasar bersangkutan, d) Mengukur peluang pasar dan menilai dampak rencana peningkatan kepuasaan pelanggan atau keunggulan kompetitif pada profitabilitas, d) Menerapkan pengetahuan yang didapat dari intelijensi pemasaran pada perancangan penawaran pasar. Melihat aspek-aspek diatas mencerminkan adanya proses perencanaan pemasaran. Pada prinsipnya, perencaaan adalah cara sistematis yang dilakukan organisasi dalam rangka mengendalikan organisasi pada masa depannya. Rencana adalah pernyataan mengenai apa yang ingin dicapai organisasi (tujuan), bagaimana mencapainya (strategi dan program), dan kapan mewujudkannya (skedul). Manfaat penyusunan rencana antara lain: mendorong pemikiran sistematik mengenai masa depan; meningkatkan koordinasi organisasi; menetapkan standar kinerja untuk mengukur tren; memberikan dasar logis bagi pembuatan keputusan; meningkatkan kemampuan untuk menangani perubahan; dan meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi peluang pasar. Selama ini perusahaan hanya fokus pada bagaimana supaya dapat menciptakan produk dengan bagus dan konsumen sangat suka, tetapi perusahaan kadang lengah dalam membangun dan merencanakan perusahaan dalam merencanakan pemasaran dalam jangka waktu panjang. Perencanaan pemasaran korporat merupakan menyangkut jangka penjang mengenai organisasi atau perusahaan tentang pasar atau lainnya sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu maka penting untuk melihat dan mengkaji lebih jauh bagaimana strategi juga dapat menunjang dalam merencankan pemasaran korporat. Perencanaan pemasaran sangat penting untuk dilakukan karena menyangkut keadaan organisasi pada masa datang yang mana itu dapat di tentukan pada masa sekarang dengan cara menetapkan perencanaan organisasi yang matang dan mengarah pada pencapaian tujuan. 2. TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan pemasaran korporat (corporate marketing planning) berfokus untuk masa yang panjang dengan cara melakukan penyusunan arahan jangka panjang bagi organisasi, menyangkut pasar dan kebutuhan yang ingin dilayani. Selain itu, manfaatnya juga meliputi penetapan tujuan bagi berbagai produk dan bisnis (atau disebut pula unit bisnis strategik = Strategic Business Unit) yang digeluti (Tjiptono, dkk, 2008:128). Lebih lanjut Tciptono mengungkapkan, Perencanaa pemasaran merupakan proses sistematis dan tersrtuktur dalam merancang dan mengoordinasikan keputusan pemasaran. Keputusan pemasaran dapat dilakukan pada dua level berbeda, yaitu level manajemen puncak dan level manajemen madya (lihat Tabel 1.1). Rencana pemasaran memberikan fokus bagi pengumpulan informasi , dan struktur bagi pengembangan dan pengoordinasian respons strategik dan taktikal perusahaan. Sedangkan pada perencanaan manajemen madya menjabarkan bagaimana cara mngimplementasikan rencana pemasaran korporat ke dalam rencana per produk, dengan jalan berfokus pada penjualan dan profitabilitas produk, merek, atau lini produk individual yang saling berkaitan. Lingkup pokok perencanaan manajemen madya terdiri atas analisis kebutuhan pelanggan dan kekutan pesaing, serta tindaka rinci yang berkaitan erat dengan desain produk, periklanan, harga, direct marketing, wiraniaga da ISSN 1858-3717 44 Polibisnis, Volume 4 No. 1 April 2012 distribusi, layanan pelanggan, promosi penjualan, dan strategi lainnya untuk merespons pelanggan dan pesaing. Table 2.1 Level Manajemen Pemasaran NAMA JABATAN LEVEL TIPE KEPUTUSAN MANAJERIAL YANG DIBUAT Chief Executive Officer Manajemen puncak Pasar yang akan dilayani (CEO) Produk yang akan Vice President of Marketing ditawarkan Vise President lainnya Sasaran produk Alokasi sumber daya Manajer pemasaran Manajemen madya Desain produk Manajer produk dan merek Harga Manajer penjualan Periklanan Manajer periklanan Promosi penjualan Manajer promosi Penjualan dan distribusi Manajer layanan pelanggan Layanan pelanggan Sumber: Tjiptono, 2008 Langkah-langkah pokok dalam perencanaan pemasaran pada level korporat dan level manajemen madya meliputi : (Tjiptono, dkk, 2008:129) 1. Melakukan analisis situasi. Analisis yang dilakukan dalam tahap ini adalah analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, dan Threats). Analisis ini mencakup peluang dan masalah yang ditimbulkan oleh tren dan situasi pembeli, pesaing, biaya, dan rgulasi. Selain itu, termasuk pula didalamnya adalah kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. 2. Menetapkan tujuan/sasaran. Tujuan dirumuskan secara spesifik dan mengindentifikasi tingkat kerja yang diharapkan untuk dicapai organisasi pada waktu tertentu di masa dating, dengand mempertimbangkan relitas masalah dan peluang lingkungan, serta kekuatan dan kelemahan perusahaan. 3. Menyusun strategi dan program. Brdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, kemudian mengambil keputusan merancang strategi (tindakan jangka panjag untuk mencapai tujuan) dan program (tindakan jangka pendek spesifik untuk mengimplementasikan strategi). 4. Melakukan koordinasi dan pengendalian. Rencana komprehensif sering kali meliputi berbagai strategi dan program. Masing-masing strategi dan program mungkin menjadi tanggung jawab manajer yang berbeda. Oleh sebab itu, dibutuhkan mekanisme khusus untuk memastikan bahwa strategi dan program trsbut diterapkan secara efektif. Lebih lanjut aspek diatas dapat di jabarkan secara garis besar, menjadi elemenelemen pokok yang perlu dicakup dalam sebuah rencana pemasaran meliputi aspek – aspek berikut (Kotler, 2008:61) : 1. Rangkuman eksekutif dan daftar isi: memberikan gambran singkat tentang rencana pemasaran yang diusulkan. 2. Situasi pemasaran terkini (saat kini): memberikan data latar belakang relevan menyangkut pasar, produk, persaingan, distribusi dan ligkungan makro. 3. Analisis SWO, dilakukan dengan cara mengidentifikasi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan pokok, serta perkembangan dari lini produk. 4. Merumuskan tujuan pemasaran dengan melihat sasaran finansial dan dalam volume penjualan 5. Strategi pemasaran, dengan menyiapkan rancangan pemasaran secara garis besar ISSN 1858-3717 45 Polibisnis, Volume 4 No. 1 April 2012 6. Program Pemasaran, membuat program pemasaran secara rinci untuk dapat mencapai tujuan bisnis 7. Proyeksi laporan laba/rugi 8. Pengendalian, cara untuk dapat memantau rencana pemasaran Melihat paparan diatas maka dalam menjalankan perencanaan pemasaran maka diperlukan strategi korporat (jangka panjang) agar tujuan perusahaan ataupun organisasi dapat tercapai sesuai dengan apa yang telah di tetapkan. Setiap perusahaan akan berusaha mengembangkan strategi korporat dengan melihat perkembangan isu-isu yang selalu berhubungan dengan pencapaian tujuan perusahaan. Sebenarnya apa itu strategi sampai sekarang belum ada konsensus dikalangan akademik meskipun signifikan peranan dan kontribusi strategi terhadap kesuksesan organisasi tidak terbantahkan. Salah satu pakar strategi terkemuka di dunia, Michael Porter dari Harvard University mempublikasikan artikel berjudul “ What is strategy ?” di Harvard Business Review. Selanjutnya Gary Hamel dari London Business School, dengan judul yang tidak kalah impresifnya “ The search for strategy “. Publikasi Porter dan Hamel justru terbit setelah 40 tahun riset di bidang strategi berlangsung. Kedua artikel tersebut berusaha menelaah lebih rinci lingkup dan definisi strategi. Hal ini mengindikasikan bahwa selama ini banyak terjadi kerancuan dalam hal definisi, lingkup, konten, dan perspektif strategi. Sebelumnya Hambrick (1983) telah menyatakan bahwa tidak adanya konsistensi dalam hal definisi strategi dikarenakan dua faktor : 1) strategi bersifat multi-ddimensional; 2) strategi bersifat situasional, sehingga barvariasi antar-industri. Pakar lainnya seperti Mintzberg (1987c:11-24) mengajukan lima definisi strategi: plan, ploy, pattern, position, dan perspective. Sebagai rencana (plan), strategi didefinisikan sebagai “consciously intended course of action, a guideline (or set guidelines) to deal with situation”. Karakteristik utama dfinisi ini adalah: 1) strategi ditentukan sebelum tindakan diambil; 2)strategi disusun secara sadar dan sengaja (terncana). Sebagai ploy, strategi diartikan sebagai maneuver spesifik yag dimaksudkan untuk mengecohkan atau mengelabui lawan/pesaing. Sebagai pola (pattern), strategi adalah “ a pattern in a stream of actions”. Dengan kata lain, strategi lbih merupakan konsistnsi dalam prilaku, baik itu disengaja /terncana maupun tidak. Sebagai posisi, strategi dirumuskan sebagai “ a means of locating an organization in what organization theorist like to call an environment”. Dalam konteks ini strategi merupakan mediating force atau wahana yang menyelaraskan lingkungan internal dan eksternal organisasi. Sebgai perspektif, strategi mencerminkan “reflections and actions of the collectivityhow intentions diffuse through a group of people to become shared as norms and values, and how patterns of behavior become deeply ingrained in the group”. Lebih lanjut, Mintzberg & Lampel (1999) dan Mintzberg, Alhstrand & Lampel (1998) mengindentifikasikan sepuluh aliran pemikiran formasi strategi sejak berkembangnya literature strategi di decade 1960-an: design school, planning school, entrepreneurial school, cognitive school, learning school, power school, cultural school, environmental school, dan configuration school. 3. PEMBAHASAN Dalam melakukan perencanaan jangka panjang (korporat) maka ada dua jenis keputusan manajemen puncak yang masuk dalam kategori perencanaan pemasaran korporat, yaitu strategi korporat (corporate strategy) dan strategi bauran produk menurut Tjiptono (2008:135). ISSN 1858-3717 46 Polibisnis, Volume 4 No. 1 April 2012 3.1 Strategi Korporat Saat ini strategi dapat dibedakan berdasarkan tingkat agregasi (level of agregation). Klasifikasi yang banyak dijumpai dalam literatur manajemen strategik adalah level fungsional, bisnis, dan korporat. Dalam hal ini, tingkat agregasi tertingginya adalah strategi level bisnis. Sementara prusahaan-perusahaan yang beroperasi pada lebih dari satu bidang bisnis (memiliki lebih dari satu unit bisnis), strategi level korporat (multi-business strategies) dibutuhkan untuk menyelaraskan berbagai level strategi bisnisnya. Perbedaan fokus diantara ketiga level tersebut bisa dijabarkan lebih rinci dalam Gambar 2.1. Strategi korporat berfokus pada penciptaan nilai tambah bagi shareholder value, sementara strategi bisnis pada peningkatan business value, dan strategi pemasaran (sebagai salah satu bentuk strategi funsgional) berorientasi pada penciptaan customer value. ______________________________________________________________________ FOKUS • Portofolio bisnis • Investasi modal dan aloksi sumber daya • Budaya organisasi • Struktur perusahaan • • • • • Portofolio produk/pasar Alokasi sumber daya Produk/pasar Budaya bisnis Manajemen biaya strategik • • • • • Pasar Produk dan jasa Strategi profit-yelding Manajemen merek Peningkatan laba Shareholder value STRATEGI KORPORAT Membangun kompetensi inti Economic value added STRATEGI BISNIS • • • Kompetensi unik Pengembangan posisis kompetitif Keunggulan kompetitif STRATEGI PEMASARAN Pengembangan posisi pasar • Kepuasan pelanngan FOKUS Business value Economic value added FOKUS • Economic value added Customer value ________________________________________________________________ Gambar 3.1 Fokus Strategi Korporat, Bisnis, dan Fungsional Ketiga level strategi tersebut (fungsional, bisnis dan korporat) berlaku pada konteks satu organisasi individual. Dinamika bisnis dewasa ini memunculkan pula kebutuhan akan keterkaitan strategi pada level yang lebih tinggi, yakni kerjasama antar organisasi (strategi level jaringan atau multi-company strategy, Gambar 3.2). Contoh bentuk kerja sama antarorganisasi yang dapat dijalin tersaji dalam Tabel 3.1. Jalinan kerjasama dapat dibina dengan berbagai pihak, di antaranya : (1) pembeli (downstream vertical relations); (2) pemasok (upstream vertical relations);( 3) complementors atau industry outsiders (indirect horizontal relations); (4) pesaing atau industry insiders (direct horizontal relations); (5) socio-cultural actors (seperti kelompok komunitas, media, opinion leaders, organisasi religious dan seterusnya); (6) economic actors (seperti, kantor pajak, bank sentral, serikat pekerja, pasar modal, asosiasi dagang dan lain-lain); (7) political/regulatory actors (seperti pemerintah, lobbyists, lembaga pembuat peraturan, intitusi internasional, dan lain-lain); (8) technological actors (seperti direktorat paten, universitas, lembaga riset, lembaga standarisasi mutu, dan lain-lain. Guiltinan, Paul dan Madden (1997) mengungkapkan pula , strategi korporat merupakan rencana jangka panjang yang dirancang untuk mmilih berbagai jenis bsnis ISSN 1858-3717 47 Polibisnis, Volume 4 No. 1 April 2012 yang ingin digeluti perusahaan. Dalam buku brjudul “Coporate Strategy”, Collis dan Montgomery (1998:20) merumuskan strategi korporat sebagai cara yang dilakukan perusahaan dalam menciptaka nilai melalui konfigurasi dan koordinasi berbagai aktivitas multimarket yang dilayaninya. Pada prinsipnya, kedua definisi ini menekankan proses penciptaan nilai, lingkup multimarket dari perusahaan (dalam hal produk geografis, dan batas vertikal rantai nilai), dan urgensi keselarasan antara unit bisnis dan korporat secara keseluruhan. Tabel 3.1 Bentuk-Bentuk Kerjasama Antarorganisasi Kesepakatan Non Kontraktual Kesepakatan Kontraktual • Lobbying coalition (contohnya, • Research consortium European Roundtable of (contohnya, Symbian Industrialists) dalam PDA) • Joint standard setting • International marketing (contohnya,Linux coalition) alliance (misalnya, Star Alliance dalam jasa • Learning communities penerbangan) (contohnya, Strategic Management Society) • Export partnership (contohnya, Netherlands Exports Combination) • Cross-selling deal (contohnya, • Licensing agreement antar perusahaan obat-obatan) • Co-development • R&D staf exchange contrac • Market information • Co-branding alliance Kesepakatan Berbasis Modal • Shared payment system (contohnya, Visa) • Construction consortium (contohnya, Eurontunnel) • Joint reservation system (contohnya, Galileo) • New product joint venture • Cross-border joint venture • Local joint venture Sumber: Tjiptono, 2008 Sekalipun tidak ada kesepakatan umum dikalangan eksekutif, akademisi, maupun konsultan manajemen menyangkut karateristik dan lingkup strategi korporat. Porter (1996) menyatakan bahwa strategi yang efektif harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a) Posisi kompetitif unik bagi perusahaan, b) Aktivitas-aktvitas yag disesuiakn dengan strategi, c)Pilihan dan trade-off yang jelass disbanding para pesaing, d)Keunggulan kompetitif dihasilkan dari keselarasan antaraktivitas, e) Kesinambungan (sustainability) dihasilkan dari system aktivitas, bukan dari masing-massing komponennya, f) Efektifitas oprrasional sudah tertentu (given). Namun menurut Kotler (2008:44) untuk menhasilkan misi dan korporat yang baik memeiliki lima karakteristik utama, yaitu: 1. Menfokuskan diri pada jumlah tujuan yang terbatas. Pernyataan misalnya kami ingin membuat produk bermutu tinggi, menawarkan layanan yang paling baik, mencapai distribusi yang paling luas dan menjual dengan harga termurah atau mengklaim terlalu banyak. 2. Pernyataan misi menekankan kebijakan dan nilai utama perusahaan. Pernyataan misi mempersempit kisaran penilaian pribadi sehingga karyawan bertindak secara konsisiten terhadap masalah-masalah penting. 3. Pernyataan misi mendefinisikan bidang kompetitif utama tempat perusahaan beroperasi. Bidang ini terdiri dari industri, produk dan aplikasi, kompetensi, segmen pasar, vertikal dan geografis. 4. Pernyataan mengambil pandangan jangka panjang. Pernyataan misi harus dapat bertahan. Pernyataan misi dan korporat harus pernyataan yang pendek, mudah diingat dan mempunyai arti. ISSN 1858-3717 48 Polibisnis, Volume 4 No. 1 April 2012 ______________________________________________________________________ Level Organisasi Perusahaan Y Perusahaan z Level Jaringan Aliansi/Kemitraan Perusahaan X Unit Bisnis B Unit Bisnis A Korporasi/kelompok Bisnis Level Korporat Unit Bisnis C Keungan &akuntansi Manajemen SDM Riset & Pengem Sistem informasi Pemasaran Operasi logistik Level Bisnis Unit Operasi Manajemen produk Level Fungsional PEMASARAN Branding Komunikasi pemasaran Penetapan harga Departemen Fungsional Manajemen distribusi Sumber : Tjiptono, 2008 ______________________________________________________________________ Gambar 3.2 Level Strategi ISSN 1858-3717 49 Polibisnis, Volume 4 No. 1 April 2012 3.2 Strategi Bauran Produk Strategi korporat memberikan arahan dasar bagi organisasi melalui penetapan produk general dan lingkup pasar yang dilayani. Berdasarkan lingkup tersebut, perusahaan bisa menentukan kapan harus berinvestasi atau menegembangkan unit usaha yang sejalan dengan strategi keseluruhan dan kapan harus berinvestasi atau mengembangkan unit usaha yang sejalan dengan strategi keseluruhan dan kapan harus menciutkan, memangkas atau menghentikan produk atau bidang usaha yang tidak sesuai dengan strategi perusahaan. Kendati demikian, kebanyakan organisasi memiliki sejumlah produk dan bisnis dalam lingkup pasar produk tertentu yang membutuhkan prioritas dan pertimbangan khusus. Strategi bauran produk bermanfaat dalam menetukan prioritas tersebut. Jelasnya, strategi bauran produk menentukan dua hal berikut (Tjiptono,2008:150)): 1) Tujuan yang harus ditetapkan untuk masing-masing produk atau bisnis agar bisa mewujudkan tujuan perusahaan. 2) Prioritas produk atau bisnis dalam kaitannya dengan alokasi sumber daya yang langka. Seperti halnya investor yang memiliki potofolio investasi finansial, organisasi juga sering kali memiliki portofolio produk dengan bermacam-macam risiko, pendapatan, dan pertumbuhan. Salah satu model analisis yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan produk atau unit bisnis dalam rangka mengidentifikasifokus strategik yang sesuai adalah the Business Screen. Model ini merupakan modifikasi dari matriks BCG (Boston Consulting Group) yang didasarkan pada temuan-temuan Strategic Planning Institute dalam proyek database Profit Impact of Market Strategy (PMS). Sementara itu, strategi bauran produk merinci jenis kontribusi yang diharapkan dari masing-masing produk atau lini produk dan pangsa relatif sumber daya perusahaan yang dicurahkan bagi masing-masing produk atau lini produk bersangkutan. Salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk merumuskan strategi bauran produk adalah matriks BCG dan variannya, the Business Screen. Penyusunan strategi korporat harus konsisten dan didasarkan pada tiga faktor (Tjiptono, 2008:140), yaitu : 1. Ancaman dan peluang lingkungan Setidaknya ada enam kekuatan lingkungan yang bisa memunculkan peluang atau ancaman dalam pasar perusahaan saat ini maupun pasar potensial : (1) Demografis, seperti distribusi usia populasi, tingkat kelahiran, pertumbuhan populasi, perpindahan populasi regional. Dan persentase rumah tangga dengan penghasilan ganda. (2) Nilai sosial dan kultural, seperti sikap terhadap kesehatan dan nutrisi, kebutuhan akan ekspresi diri, materialisme, perhatian pada ekologi, dan keamanan produk. (3) Faktor eknomi. Di antaranya tingkat inflansi dan pengangguran, pertumbuhan ekonomi, kelangkaan bahan mentah, biaya energi, suku bunga, tarif impor, dan cukai. (4) Teknologi, terutama perubahan yang tengah berlangsung dan yang dapat diantisipasi berpengaruh terhadap tipe produk yang tersedia di pasar dan jenis proses (misalnya otomatisasi atau pemakaian bahan sintetis) yang digunakan untuk menghasilkan produk-produk tersebut. (5) Lingkungan hukum dan peraturan, meliputi regulasi menyangkut tipe iklan yang diperbolehkan untuk produk tertentu, persyaratan labeling dan pengujian produk, pembatasan terhadap kandungan produk, pengendalian polusi, pembatasan atau ISSN 1858-3717 50 Polibisnis, Volume 4 No. 1 April 2012 insentif atas impor dan ekspor, registrasi merek, standarisasi kualitas, kepemilikan asing dan seterusnya. (6) Persaingan, terutama menyangkut identitas pesaing dan tipe fokus persaingan (misalnya price-orientaed versus technology-oriented) yang dapat berubah dikarenakan : • Masuknya perusahaan baru (terutama perusahaan asing), • Akuisisi pesaing kecil oleh organisasi besar yang lebih kuat keuangannya, • Deregulasi, perubahan kondisi ekonomi, atau proses produk baru yang menyebabkan persaingan harga semakin intensif, • Perubahan nilai sosial dan kultural atau teknologi baru yang menyebabkan para konsumen membeli produk atau jasa yang sebelumnya dianggap nonkompetitif. 2. Misi dan tujuan korporat Di sebagian besar organisasi, keputusan strategi didasarkan pada pesyaratan misi perusahaan an/atau tujuan perusahaan. Misi perusahaan menggambarkan tujuan umum organisasi dan memberikan kriteria umum dalam menilai efektifitas organisasional jangka panjang, sedangkan tujuan perusahaan mencerminkan ekspektasi spesifik manajemen terhadap kinerja organisasi. Tipe-tipe tujuan perusahaan ,sebuah organisasi bisa saja memiliki lebih dari satu tujuan utama yang menjadi dasar perumusan strategi korporat. Sering dengan perjalanan waktu dan perubahan lingkungan, dimugkinkan bahwa organisasi memodifikasi misi dan tujuannya. Sebagai contoh, American Telephone and Telegraph Corporation’s (AT&T’s) memperluas lingkup bisnisnya dari sekadar “telephone company” menjadi perusahaan telekomunikasi yang kemudian bisnisnya merabah ke berbagai sektor, seperti office automation, data systems, TV kabel, dan aneka ragam produk dan layanan yang menggunakan basis teknologi terkait. 3. Kekuatan dan kelemahan perusahaan Dalam rangka memanfaatkan peluang atau menghindari ancaman lingkungan, serta perusahaan harus benar- benar mampu mendayagunakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Kekuatan perusahaan ditetapkan oleh sumber daya (resources) dan kompetensi (competencies) yang dimiliki. Sumber daya dan kompetensi meliputi berbagai macam bentuk, di antaranya: sumber daya finansial; keterampilan karyawan dan manajemen; kapasitas produksi dan peralatan yang efisien; keterampilan riset dan pengembangan; hak paten; kendali atas bahan mentah pokok; jumlah dan keahlian wiraniaga; serta saluran dan sistem distribusi yang efisien atau efektif. ____________________________________________________________ Ancaman dan Peluang Lingkungan Misi dan Tujuan Korporat Strategi Korporat Kekuatan dan Kelemahan Organisasi Sumber:Tjiptono, 2008 ____________________________________________________________ Gambar 3.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Strategi Korporat ISSN 1858-3717 51 Polibisnis, Volume 4 No. 1 April 2012 Secara garis besar, tipe strategi korporatdapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu strategi pertumbuhan dan strategi konsolidasi. Masing-masing tipe berbagi lagi menjadi beberapa jenis strategi berikut : 1. Strategi pertumbuhan (growth strategies) Strategi pertumbuhan dapat dijabarkan lagi berdasrkan fokusnya pada pasar saat ini atau pasar baru (lihat Gambar 3.4) (1) Strategi pertumbuhan untuk pasar saat ini Perusahaan yang menjumpai banyak peluang dan sedikit masalah dalam pasar yang dilayaninya saat ini kemungkinan besar akan memilih alternatif strategi pertumbuhan berbasis pasar terkini. Secara garis besar, ada tiga variasi strategi korporat yang berbasis pada pasar saat ini: • Strategi penetrasi pasar (market penetration strategy), yaitu strategi yang ditujukan untuk meningkatkan penjualan produk saat ini pada pasar yang sudah ada. Biasanya penetrasi pasar dilakukan dengan cara menaikkan tingkat usaha-usaha pemasaran (seperti melalui peningkatan aktivitas iklan atau distribusi) atau menurunkan harga. Selama kinerja saat ini dianggap memuaskan dan sejauh lingkungan mendukung pertumbuhan serta memberikan peluang laba, perusahaan bisa saja ingin bertahan dengan bisnis intinya. • Strategi pengembangan produk (product development strategy), yaitu strategi yang berusaha mengembangkan produk baru untuk pasar yang sudah ada dalam rangka memenuhi perubahan kebutuhan dan keinginan konsumen; menyamai penawaran kompetitif baru; memanfaatkan teknologi baru; dan memenuhi kebutuhan segmen pasar spesifik • Strategi Integrasi Vertikal (vertical integration startegy), yaitu strategi memperluas usaha perusahaan sebagai pemasok (backward integration) atau perantara (forward integration) bagi perusahaannya sendiri. Sebagai pedoman umum, strategi ini paling cocok jika pasar memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, karena integrasi menuntut sumber daya yang exstensif. Sebagai contoh, IBM selain memproduksi komputer juga menghasilkan sendiri seni konduktor yang diperlukan sebagai komponen vial komputernya. _______________________________________________________________ Saat ini PRODUK Saat ini Baru Baru Strategi Pengembangan Strategi Penetrasi Pasar Pasar • Meningkatkan pangsa pasar • Meningkatkan pemakaian • Memperluas pasar bagi produk saat ini (ekspansi geografis, produk (frekuensi pemakaian, menargetkan segmen baru) kuantitas pemakaian, aplikasi baru) Strategi Pengembangan Strategi Diversifikasi Produk • Integrasi vertikal (forwar integration dan backward • Penyempurnaan produk integration) • Perluasan lini produk • Produk baru ditujuka pada • Diversifikasi ke bisnis terkait (concertric diversification) pasar yang sama • Diversifikasi ke bisnis tidak terkait (conglomerate diversification) Sumber : Tjiptono, 2008 ISSN 1858-3717 52 Polibisnis, Volume 4 No. 1 April 2012 _______________________________________________________________ Gambar 3.4 Strategi Pertumbuhan Bisnis (2) Strategi pertumbuhan untuk pasar baru Apabila pasar yang dilayani saat ini dinilai kurang prospektif dalam hal pertumbuhan penjualan maupun profitabilitasnya, perusahaan cenderung akan berusaha mencari pasar baru yang lebih menjanjikan. Dalam rangka memasuki pasar baru, ada tiga alternatif strategi korporat yang bisa dijumpai • Strategi pengembangan pasar (market the development strategy), yaitu strategi yang berusaha menawarkan produk saat ini kepada pasar baru. Biasanya alternatif ini di pilih jika pasar saat ini sudah stagnan atau jika peningkatan pangsa pasar sudah sulit dilakukan dikarenakan pangsa pasar saat ini sudah sangat tinggi atau karena pesaing sangat kuat.. • Strategi ekspansi pasar (market expasion strategy), yaitu berekspansi ke pasar geografis baru. Salah satu tren ekspansi yang banyak dilakukan adalah ekspansi pasar internasional yang bisa dilakukan dengan tiga cara : strategi ekspansi regional, strategi ekspansi multinasioanl, dan strategi ekspansi global. Strategi eksapansi regional dilakukan dengan jalan berkonsentrasi pada satu atau dua kawasan tertentu, seperti halnya mobil fiat dari Italia yang dipusatkan di Eropa dan Amerika Latin • Strategi diversifikasi (diversification strategy), yaitu strategi menegembangkan produk baru untuk pasar baru. Situasi yang mendukung penerapan strategi ini adalah jika sudah tidak ada lagi peluang pertumbuhan untuk produk atau pasar saat ini; lingkungan pasar yang dilayani sangat tdak stabil dan berdampak pada fluktuasi penjualan atau laba; dan perushaan bermaksud mengoptimalkan kompetensi intinya.). 2. Strategi konsolidasi (consolidation strategies) Tren strategi konsolidasi banyak dijumpai pada pertengahan dekade 1980-an dan era krisis moneter di pengujung dekade 1990-an, di mana kebanyakan perusahaan, baik konlomerat besar maupun perusahaan menengah dan kecil, mengalami kesulitan finansial dalam menopangpertumbuhan usahanya. Secara umum, terdapat tiga macam strategi konsolidasi : a. Strategi penciutan (retrenchment), yaitu mengurangi komitmen perusahaan pada produk-produk saat in dengan cara menarik diri dari pasar yang dinilai lemah atau gagal. Strategi ini merupakan kebalikan dari strategi pengembangan pasar. Strategi penciutan dijadikan pilihan strategi manakala perusahaan mengalami kinerja yang tidak seimbang di berbagai pasar yang berbeda dan bermaksud mengonsentrasikan seluruh sumber daya dan aktivitas pemasarannya pada pasar yang tingkat kesuksesannya tinggi. b. Strategi pemangkasan (pruning), yaitu strategi mengurnagi jumlah produk yang ditawarkan pada sebuah pasar spesifik. Strategi ini merupakan kebalikan dari strategi pengembangan produk. Seleksi produk yang akan dipangkas bisa didasarkan pada sejumlah pertimbangan, di antaranya kinerja dan potensi penjualan dan pertumbuhannya, kontribusi penjulan dan pangsa pasar produk bersangkutan bagi portofolio produk yang dimiliki perusahaan, kesesuaian strategi produk bersangkutan dalam portofolio produk, dan lain-lain. c. Strategi divestasi (divesment), yaitu menjual sebaguan bisnis perusahaan kepada perusahaan lain atau menutup unit usaha tertentu. Karena strategi divestasi biasanya dilakukan dengan cara menghentikan pemasaran lini produk tertentu atau keluar ISSN 1858-3717 53 Polibisnis, Volume 4 No. 1 April 2012 dari pasar tertentu, maka pada prinsipnya strategi divestasi merupakan kebalikan dari strategi diversifikasi.. 4. SIMPULAN Perencanaan pemasaran merupakan proses sistematis dalam merancang dan mengkoordinasian keputusan pemasaran, baik yang dibuat pada lewat manajemen puncak maupun manajemen puncak mapun manajemen madya. Secaara garis besar, sebuah rencana pemasaran mencakup aspek-aspek: rangkuman eksekutif dan daftar isis, situasi pemasaran terkini, analisis SWOT. Tujuan pemasaran, strategi pemasaran, program pemasaran, proyeksi laporan laba/rugi, dan pengendalian pemasaran. Sebagian bentuk proses penetapan prioritas jangka panjang, perencanaan pemasaran korporat meliputi dua jenis keputusan pokok: strategi korporat dan strategi bauran produk. Strategi korporat menekankan rentang pasar yang ingin dilayani dan jenis-jens produk yang ingin ditawarkan. Secara garis besar, strategi korporat dapat dikelompokkan menjadi dua macam. Pertama, strategi pertumbuhan, terdiri atas strategi pertumbuhan untuk pasar saat ini (strategi penetrasi pasar, pengembangan produk, dan integrasi vertikal) dan strategi pertumbuhan untuk pasar baru (strategi pengembangan pasar, ekspansi pasar, dan diversifikasi). Kedua, strategi konsolidasi, berupa penciutan, pemangkasan, dan divestasi. Sementara itu, strategi bauran produk merinci jenis kontribusi yang diharapkan dari masing-masing produk atau lini produk dan pangsa relatif sumber daya perusahaan yang dicurahkan bagi masing-masing produk atau lini produk bersangkutan. Salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk merumuskanstrategi bauran produk adalah matriks BCG dan variannya, the Business Screen. DAFTAR PUSTAKA Collis, D. J and Montgomery, C. A., 1998. Corporate Strategi : A Resaurce Based Approach. Boston, Massachusetts: Irwin/McGraw-Hill Collins,. 2006.,”Being Great is not Just a Matter of big ideas”.,Point, Juni, Hal 20 Guiltinan, S.J., Paul, G. W. and Madden, T. J., 1997. Marketing Management: Strategies and Program, 6 ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc Hambrick, D.C., 1983. Some Tets of The Effectiveness and Functional Attributes of Milles and Snows Strategic Types, Academy of Management Journal, Vol 26, pp. 5-25 Hamel,G. 1997, The Seach for strategy, Working Paper, London Business school. Mintzberg,H.(1987a) The Strategy concept I: Five Ps for strategy: California Management Review, Fall, pp, 11-24. Mintzberg,H. (1987b). The strategy concept II: anather look at why organizations need strategies”, Sloan Manajemen Review,Fall, pp. 25-32 Mintzberg,H. (1987c), Crafting strategy, Harvard Business Review, July-agustus, pp. 66-75. Mintzberg. H.,B. Alhstrand and J Lampel (1998), Strategy Safari : A Guided Tour through the Wilds of Strategic Management. London: Prentice Hall. Porter. 1996, What is strategy, Harvard Business Review, November-Desember Tjiptono, F. 2008, Pemasaran Strategic, Yogyakarta, Andi Offset Walker, O.C., Boyd H.W., and Larreche. J. C., 1999. Marketing Strategy Planning and Implementation, 3 ed.Boston: Irwin/McGraw-Hill ISSN 1858-3717 54