Penemuan Ekosistem Lamun Sebagai Observasi Habitat Pakan Dugong di Perairan Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan Dafiuddin Salim1; Baharuddin2; Getreda M. Hehanussa3; Syarif Iwan Taruna Alkadrie4;Andrian Saputra5; Didit Eko Prasetiyo6 1,2 Fak. Perikanan dan Kelautan, Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan 3,4,5,6 Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Pontianak, Ditjen. PRL Jl. A. Yani KM 36 Kotak Pos 6 Banjarbaru Kalimantan Selatan e-mail: [email protected] 082195061978 ABSTRAK Dugong diklasifikasikan sebagai vulnerable (rentan) dari kepunahan oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature), hal ini berdasarkan atas penurunan kualitas habitat dan tingkat eksploitasinya yang tinggi. Di perairan Kalimantan Selatan, kelompok terbesar dari Dugong sering ditemukan di dekat pulau-pulau kecil Kabupaten Kotabaru dan pantai pesisir Kalimantan Selatan. Dalam 1 tahun terakhir, penulis melakukan pengamatan keberadaan Dugong yang terdampar di daerah ini termasuk keberadaan ekosistem lamun di perairan Kalimantan Selatan. Penelitian ini pertama kali dilakukan dan bersifat deskriftif serta sebagai studi pendahuluan (observasi) untuk informasi awal ditemukannya ekosistem lamun di perairan Kabupaten Tanah Bumbu yang diduga sebagai habitat pakan Dugong. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kerapatan dan kondisi tutupan lamun di Perairan Kabupaten Tanah Bumbu dan mengetahui keberadaan populasi Dugong. Hasil menunjukkan bahwa jenis lamun yang didapatkan pada perairan ini adalah jenis Halophila ovalis dan Halodule uninervis dengan persentase tutupan sebesar > 60% (kondisi baik). Adanya ekosistem lamun di perairan ini memberikan alasan kuat atas keberadaan Dugong, hal ini juga terlihat beberapa kasus Dugong yang ditemukan dalam kondisi terdampar dan tidak sengaja tertangkap (by catch) oleh nelayan. Pada kasus Dugong terdampar termasuk dalam kode 1 (alive) dan 2 (fresh dead). Hasil penelitian ini diharapkan sebagai informasi bagi pemerintah daerah dan pusat untuk melestarikan dan merehabilitasi ekosistem lamun dalam suatu rencana yang terpadu dan tetap melibatkan pihak akademisi sebagai masukan untuk memantau dan meningkatkan pengetahuan tentang perilaku dan distribusi Dugong di perairan Kalimantan Selatan khususnya di perairan Kabupaten Tanah Bumbu. Kata Kunci: Lamun, Dugong, Terdampar, Kalimantan Selatan ABSTRACT Dugong is classified as vulnerable (vulnerable) from extinction by the IUCN (International Union for Conservation of Nature), it is based on a loss of quality habitat and high levels of exploitation. In the waters of South Kalimantan, the largest groups of Dugong often found near the small islands and the coast of Kotabaru district, South Kalimantan. In the past one year, the authors observed the presence of Dugongs are stranded in this area include the presence of seagrass in the waters of South Kalimantan. This study was first conducted and are descriptive as well as preliminary studies (observational) to update the initial discovery of seagrass in the waters of Tanah Bumbu alleged Dugong feeding habitat. The purpose of this study was to determine the density and condition of seagrass cover in the waters of Tanah Bumbu 1 and know the whereabouts of Dugong population. The results showed that the types of seagrass found in these waters are Halophila ovalis and Halodule uninervis which the cover percentage of > 60% (good condition). The presence of seagrass in these waters provides a strong rationale for the existence of Dugong, it is also seen some cases Dugong found in a state of being stranded and not accidentally caught (by catch) by fishermen. In the case of stranded, Dugong included in code 1 (alive) and 2 (fresh dead). The results of this study are expected for the information of local and central government for the conservation and restoration of seagrass ecosystems in an integrated plan and keep engaging the academia as inputs to monitor and improve the knowledge about the behavior and distribution of Dugong in waters off South Kalimantan, especially in the waters of Tanah Bumbu regency. Keywords: Seagrass, Dugong, Stranded, Kalimantan 2