Kopalit H: Struktur Komunitas Padang Lamun ISSN 0216-9231 STRUKTUR KOMUNITAS PADANG LAMUN DI PERAIRAN MANOKWARI PAPUA BARAT [Structure Community of Seagrass Bed in Manokwari Papua Barat] Herry Kopalit 1) 1) Jurusan Perikanan – FPPK UNIPA Jl. Gunung Salju – Kampus Unipa Manokwari, Telp/Faks: 0986 – 211675 ABSTRACT Manokwari waters serve as one of the region in Indonesia that harbors high marine biodiversity including seagrass and fish which justify the urgent need to preserve these waters along with the resources that make up the whole system. However, research and information about marine resources in Manokwari in general about seagrass and fish in particular are still very limited. This study aims to assess the distribution, composition and community structure of seagrass and fish; and examine the difference in fish species associated with seagrass beds by comparing healthy and damaged beds. Based on the results of the research carried out in Rendani, Wosi and Lemon Island, eight species of seagrass were found: Cymodocea rotundata,Cymodocea serrulata, Halodule pinifolia, Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis, Halodule uninervis, Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides. As far as the assessment of cover percentage is concerned, the seagrass beds in Rendani were found healthy with a 60% cover, while the ones in Wosi and Lemon Island were less healthy (40% cover). Keywords : seagrass, Rendani, Wosi and Lemon island, cover percentage, healthy PENDAHULUAN Secara ekologis padang lamun di perairan pesisir dapat berperan sebagai daerah perlindungan ikan-ikan ekonomis penting seperti ikan baronang dan dugong, menyediakan nutrient ke perairan sekitarnya (Fortes, 1990). Kikuchi & Peres, (1977) menjelaskan ekosistem padang lamun di daerah pesisir memiliki fungsi sebagai produsen primer, pendaur ulang zat hara, sebagai habitat biota, tempat memijah ikan mencari makan berbagai biota laut, stabilisator dasar perairan, perangkap sedimen, penahan erosi dan dapat memproduksi 10 gr per hari. Pada padang habitat lamun hidup berbagai macam spesies hewan, yang berasosiasi dengan padang lamun, sebagai contoh menurut Nybakken (1988) diperairan teluk Ambon Ambon ditemukan 48 famili dan 108 jenis ikan yang adalah sebagai penghuni lamun, Hutomo & Martosewojo in Dahuri (2003) menemukan 360 spesies di teluk Banten. Sedangkan Nasution (2003b) menemukan 33 jenis ikan dari 22 famili di Pulau Bintan; Merryanto (2000) menemukan 72 jenis dari 39 famili ikan yang berasosiasi dengan lamun di teluk Awur Jepara. Kondisi ekosistem padang lamun di perairan pesisir Indonesia telah mengalami kerusakan sekitar 30%-60% (Fortes, 1990). Begitu juga dengan kerusakan padang lamun di Manokwari berada dalam status kurang kaya dan miskin dengan prosentase 14-45% (Lefaan, 2008), 1-16% (Lahumeten, 2009). Perairan Manokwari yang memiliki jenis kekayaan laut yang tinggi seperti lamun dan ikan-ikan di laut yang tersebar di sepanjang perairan laut yang perlu di lestarikan karena dapat memberikan kontribusi pada peningkatan hasil perikanan dan sektor pariwisata. Namun penelitian dan informasi mengenai ekosistem ini masih sangat terbatas. Mengingat pentingnya pentingnya peranan lamun dan ikan-ikan yang hidup didalamnya bagi ekosistem perairan laut dan semakin banyaknya tekanan dari aktivitas manusia maupun secara alami, maka perlu diupayakan pengelolaan yang baik dan berkelanjutan. © Jurnal Perikanan dan Kelautan, Mei 2011, Volume 7 Nomor 1 19