sambutan MENKOMINFO MAKASAR.ok

advertisement
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
REPUBLIK INDONESIA
KEYNOTE SPEAKER MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Pada Acara PERTEMUAN TAHUNAN BAKOHUMAS TINGKAT
NASIONAL TAHUN 2012
Makasar, 6 November 2012
1. Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Selamat pagi, dan
Salam sejahtera bagi kita semua.
•
Yang kami hormati saudara Wakil Menteri Hukum dan HAM
•
Yang saya hormati saudara Wakil Menteri Pertahanan
•
Yang terhormat Gubernur Sulawesi Selatan
•
Yang terhormat saudara Kabareskrim Polri atau yang mewakili;
•
Yang terhormat saudara Ketua PERHUMAS
•
Yang terhormat saudara Direktur Pemberitaan Metro TV
•
Yang terhormat para narsumber, sekda dan para pejabat Humas
pemerintah,
Pemda,
serta
hadirin
peserta
Pertemuan
Tahunan
Bakohumas tingkat Nasional Tahun 2012 yang kami hormati.
2. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, bahwa pada pagi hari ini kita masih diberikan kesehatan dan
kesempatan, sehingga memungkinkan kita untuk bersama-sama hadir dan
bersilahturahim diantara kita, para pejabat dan praktisi humas pemerintah
seluruh Indonesia, dalam rangka “PERTEMUAN TAHUNAN BAKOHUMAS
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2012” di Makasar ini. Pertemuan silaturahim
para pejabat kehumasan/praktisi humas pemerintah seluruh Indonesia yang
1
diselenggarakan selama tiga hari kedepan ini diharapkan menjadi salah satu
wahana strategis dan potensial bagi para pejabat humas untuk membangun
sinergitas operasional humas pemerintah di seluruh wilayah Indonesia.
Sinerjitas “Government Public Relations/GPR” ) yang diharapkan
mampu
memberikan kontribusi bagi penciptaan citra positif pemerintah dan Kinerja
Pemerintah yang Berkualitas.
3. Pertemuan tahunan yang diselenggarakan secara rutin oleh Humas-humas
pemerintah Ini merupakan suatu bukti bahwa humas pemerintah baik di
tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota memiliki keperdulian dan
komitmen yang tinggi dalam upaya melakukan evaluasi dan sekaligus
berbenah diri guna mengoptimalkan peran Humas Pemerintah dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.
Tema yang diangkat dalam penyelenggaraan Pertemuan Tahunan ini adalah
“OPTIMALISASI PERAN HUMAS PEMERINTAH dalam MENCIPTAKAN
KINERJA PEMERINTAH yang OPTIMAL”. Tema ini
cukup penting dan
sangat relevan, dikaitkan dengan kondisi nyata dan tantangan yang dihadapi
oleh pemerintah pada umumnya, dan humas pada khususnya. Ada korelasi
antara peran yang diemban humas dengan kinerja pemerintah. Semakin baik
peran yang dilakukan oleh humas pemerintah, maka semakin baik pula citra
pemerintah dimata publik/rakyat. Semakin baik citra pemerintah di mata
publik/rakyat, maka semakin tinggi pula peran serta masyarakat
yang
diwujudkan. Hipotesis ini harus kita jawab dan buktikan kebenarannya,
apakah benar bahwa peran humas memiliki kontribusi bagi terciptanya kinerja
pemerintah yang optimal.
Sebagai contoh, mari kita lihat salah satu aspek saja tugas dan fungsi humas
dalam pengelolaan informasi publik, khusunya dalam pelayanan informasi
publik di masing-masing badan publik, dalam rangka implementasi UU No. 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Pertanyaan kita, apakah
semua Badan Publik Negara/pemerintah saat ini sudah melaksanakan tugas
dan
kewajiban
yang
diamanatkan
dalam
Undang-undang
tentang
Keterbukaan Informasi Publik ini?
2
Undang-undang yang kini sudah berumur 4 tahun 6 bulan, yang mewajibkan
Badan Publik untuk memberikan pelayanan informasi publik, apakah secara
operasional sudah dilaksanakan? Dari aspek kelembagaan bisa kita lihat
bahwa Komisi Informasi baik pusat Pusat maupun Provinsi seharusnya sudah
terbentuk semua, kenyataan yang ada baru 18 provinsi. PPID atau pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi seharusnya sudah terbentuk di semua
Badan Publik, kenyataannya baru 24% yang telah membentuk. Ini tentunya
akan berdampak dan berkorelasi langsung dengan kinerja humas atau satker
yang membidangi informasi dan komunikasi, yang pada gilirannya akan
berdampak pada kinerja pemerintah itu sendiri.
4. Hasil survey dari beberapa LSM dan Kominfo sendiri juga menindikasikan
bahwa dari aspek kelembagaan dan pelayanan informasi oleh Badan Publik
masih belum berjalan secara maksimal. Dari sini sudah dapat diambil suatu
gambaran, bahwa dalam hal pelayanan informasi yang dilaksanakan oleh
satuan kerja Humas atau satuan kerja yang menangani informasi dan
komunikasi, baik tingkat pusat, Dinas, Badan, maupun Kantor Informasi dan
Komunikasi, kiranya perlu mendapat perhatian.
Dengan
tema
pertemuan
tahunan
ini
tentunya
diharapkan,
para
pejabat/praktisi humas, dan seluruh peserta pertemuan tahunan, disamping
tentunya mendapatkan kesegaran kognitif dibidang pelayanan informasi
publik,
juga
diharapkan
peningkatan/optimalisasi
mampu
peran
humas
memberikan
di
kontribusi
masing-masing
bagi
instansi
pemerintah.
5. Ada 3 aspek yang perlu kita perhatikan dan pertimbangkan masak-masak
daalam upaya kita meningkatkan kinerja kehumasan pemerintah, yakni
“suprastruktur”,”Infrastruktur”,dan “infostrukturnya”.
Dari aspek suprastruktur Badan Publik, yang perlu diperhatikan adalah
berkait dengan masalah “goodwill” pimpinan/kebijakan pimpinan, penyediaan
SDM dan legalitas pengelola layanan informasinya.
3
Aspek infrastruktur, yang terkait dengan sarana dan prasarana kerja dalam
mengoptimalkan layanan informasi; dan aspek ke tiga adalah bagaimana
informasi yang dimiliki oleh Badan Publik dapat distruktur sedemikian rupa,
dapat dikemas dengan baik sehingga informasi yang disampaikan kepada
publik memberi nilai tambah bagi kehidupan masyarakat
Pertanyaan sederhana kita adalah, sudah sejauhmana Pimpinan Badan
Publik telah berkomitmen untuk melaksanakan amanat Undang-Undang
tentang Keterbukaan Informasi Publik ini. Pertanyaan berikutnya adalah,
sudah sejauhmana pula kualitas layanan informasi publik yang dilaksanakan
oleh Badan Buplik.
Pertanyaan ini sengaja dimunculkan, untuk :
(1)
mengingatkan
kembali
kepada
seluruh
Badan
Publik
pemerintah/negara, bahwa aspek kelembagaan pengelolaan informasi
publik di setiap Badan Publik Pemerintah/Negara atau yang kita kenal
sebagai PPID merupakan keniscayaan yang perlu segera diwujudkan;
(2)
menyikapi beberapa hasil survey, monitoring dan evaluasi yang telah
dan sedang dilakukan terhadap pelaksanaan UU ini sebagaimana data
tersebut dimuka, serta berbagai masukan, kritikan yang sering muncul,
baik dari masyarakat, LSM, maupun pemerhati transparansi informasi,
bahwa Badan Publik Pemerintah/Negara, baik pusat maupun daerah,
harus memaksimalkan dan meningkatkan kualitas layanan informasi
publiknya, sebagai bentuk komitmen Badab Publik dalam menjalankan
amanat UU tentang Keterbukaan Informasi Publik;
(3)
memberikan motivasi atau dorongan kepada Badan Publik dalam
upaya mencari solusi dari berbagai persoalan menyangkut lambatnya
pengimplementasian UU tentang Keterbukaan Informasi Publik, yang
antara lain terkait persoalan: “political will” atau komitmen pimpinan
Badan Publik, terkait dengan kelembagaan pengelolaan informasi
4
publik, terkait dengan mind-set/culture/kualitas SDM, sarana dan
prasarana, anggaran serta kualitas layanan informasi publik.
6. Untuk itu, maka Badan Publik dalam kerangka pelaksanaan amanat UU
tentang Keterbukaan Informasi Publik ini, dan sekaligus dalam upaya
komitmen Pemerintah Indonesia sebagai salah satu Ketua “OGI” di Tahun
2013 (Open Government Inisiative), atau “OGP” (Open Government
Partnership), dituntut untuk mengejawantahkan transparansi, partisipasi
dan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Hal ini
selaras
dengan
komitment
Bapak
Presiden
dalam
pelaksanaan
Pemerintahan yang terbuka. Bapak Presiden menyatakan bahwa : “…
Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik meniscayakan apa yang
dilaksanakan oleh pemerintah, publik memiliki hak untuk mengetahuinya.
Inilah ciri-ciri dari open government yang menjadi salah satu nilai dalam
negara demokrasi.” “Open Government mengaktualisasikan secara
praktis pengertian pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat” “Open
Government
pada
dasarnya
adalah
pemerintahan
yang
terbuka/transparan, mengundang elemen masyarakat berpartisipasi, dan
mengajak
segenap
unsur
masyarakat
berkolaborasi
memecahkan
pelbagai masalah demi kesejahteraan rakyat”
7. Untuk itulah, pejabat Humas perlu memperhatikan, bahwa dalam
menjalankan aktivitas tugas dan fungsinya, hendaknya berposisi mampu
memelihara nama baik institusi, (sebagai “value indicator”), mampu
melakukan pelayanan atau services yang memadai, atau berperan
sebagai “value enhancer”, mampu menjalankan aktivitas yang sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan khalayak akan informasi, atau sebagai
“value enabler”. Dengan demikian, setiap informasi yang dikelola oleh
Humas, disamping mampu menjadi wahana “to enrich the value”, juga,
yang lebih penting lagi adalah sebagai institusi yang mampu “to create the
5
value”. Humas, disamping sebagai “image building institution” juga
sekaligus sebagai “public information service institution”
8. Sebagaimana kita maklumi bersama bahwa dewasa ini “access to
government records and information” sudah merupakan fenomena global,
dan era keterbukaan informasi telah dikenal di hampir seluruh negara.
Artinya, dengan menyikapi perkembangan situasi yang terjadi, khususnya
dalam pengelolaan informasi, maka Humas :
a. harus sudah mulai membuka diri terhadap informasi-informasi yang
sangat diperlukan oleh publik (masyarakat) untuk dapat diakses,
kecuali terhadap informasi yang memang berdasarkan undangundang dikecualikan.
b. Untuk itu, humas pemerintah perlu meningkatkan kinerjanya
melalui minimal 10 aktivitas kehumasan, antara lain : (1)
melakukan perencanaan, penyusunan, pembuatan serta pelayanan
informasi publik berbasis web 2.0; (2) melakukan perencanaan,
penyusunan, pembuatan informasi publik tercetak; (3) membuat
pres-release/news yang berkualitas (“fit to print”), artinya apa yang
dimuat di media massa, adalah sama apa yang direlease oleh
humas; (4) membina hubungan antar lembaga/sektor, hubungan
interpersonal internal, hubungan dengan media secara sinerjitas
dan harmonis; (5) meningkatkan qualitas pelayanan informasinya;
(6) mampu menjaga nama baik institusinya/institution identity; (7)
menyediakan bahan publikasi baik cetak, audio, maupun audiovideo;
(8)
mampu
menjadi
event
organizer
dlilingkungan
instansinya; (9) mampu mengatur ritme antara “supply” informasi
dengan “demand” masyarakat; oleh karena itu (10) dituntut untuk
bisa
mengetahui
sasarannya
karakter
melalui
dan
sifat
berbagai
demografis
cara,
khalayak
seperti
6
survey/penelitian/monitoring
khalayak.
Intinya
dalam
bekerja
Humas Pemerintah harus memedomi Kebenaran Bekerja (do the
things right and do the right things); dan “tell the truth but not
all the trurth” humas tahu bagaimana menerjemahkan istilah ini.
c. Fungsinya sebagai agen pembentuk opini publik, Humas harus
mampu berperan sebagai agen yang menghubungkan organisasi
dengan publiknya. Komponen yang harus dibangun oleh Humas
Pemerintah
adalah
citra
lembaga/institusinya
melalui
pendiseminasian elemen visual, verbal dan perilaku sebagai
cerminan
aktualisasi
dari
visi
pemimpin
organisasi,
yang
terintegrasi dengan misi dan rencana strategik lembaga/institusi itu
sendiri. Sehingga citra positif organisasi juga merupakan cerminan
identitas lembaga/institusi, yang pada gilirannya akan membangun
pula nama baik lembaga/institusi. Intinya Humas Pemerintah
dituntut untuk mampu mengemas agenda setting kebijakan
instansi, untuk disampaikan ke media sebagai agenda setting
media, dan diterima oleh publik sebagai agenda settingnya publik
atau masyarakat. Kemampuan pembentukan opini publik melalui
kemasan agenda setting kebijakan yang didistribusikan melalui
berbagai media, baik media tradisional, media konvensional dan
media
baru
inilah,
kini
telah
menjadi
keniscayaan
bagi
pejabat/petugas/praktisi humas pemerintah di seluruh lembaga
pemerintahan Indonesia. Melalui penciptaan Agenda Setting
Kebijakan oleh semua Humas Pemerintah, saya yakin, kedepan
publik akan mendapatkan informasi ALTERNATIF dan benar
adanya, sehingga masyarakat tidak lagi terbelenggu oleh “anomali”
informasi yang setiap detik membanjiri ranah publik, bahkan ranah
privasi seseorang.
d. Disinilah pentingnya koordinasi dan sinerjitas. Koordinasi dalam hal
“information resources” nya; koordinasi yang diwujudkan dalam
7
“link function” setiap simpul-simpul satuan kerja humas, baik di
tingkat Pusat, provinsi, maupun Kab/Kota dalam mengelola
informasi, khususnya informasi yang bersifat “short cut issues”
yang perlu segera ditangani. Sinerjitas perlu dibangun dalam hal
pendistribusian informasi-informasi dimaksud.melalui potensi media
yang sesuai dengan sifat-sifat demografis masyarakat/publiknya.
Untuk itu, BAKOHUMAS (Badan Koordinasi Humas Pemerintah),
baik yang berkedudukan di Pusat maupu di Daerah, perlu segera
membangun sinerjitas ini melalui aktivitas nyata; membangun
mekanisme aliran informasi dari pusat ke daerah atau sebaliknya,
dan sudah waktunya kita perlu membangun “SISTIM INFORMASI
NASIONAL”,
yang
mampu
mengelola
informasi
kebijakan
pemerintah dan kepentingan publik, menjadi informasi yang
memiliki nilai tambah, yakni: informasi yang mampu memberikan
pencerahan (enlightment), yang mampu memberikan kontribusi
bagi pendidikan publik (education), dan mampu memotivasi dan
mendorong masyarakat menjadi berdaya (empowerment).Itulah
sebenarnya makna Informasi, sebagai pencerahan, pendidikan,
dan pemberdayaan dalam kerangka NKRI. Hal ini selaras dengan
makna hakiki informasi itu sendiri sebagai pemenuhan kebutuhan
eksistensi
manusia,
warga
negara
Indonesia,
sebagaimana
diamanatkan dalam pasal 28F Undang-Undang Dasar Negara RI
Tahun 1945.
9. Dengan demikian eksistensi kehumasan pemerintah, banyak tergantung
seberapa besar humas pemerintah mampu mengejawantahkan 10
aktivitas tersebut di atas, secara sungguh-sungguh. Dengan layanan
informasi yang prima, dengan kontent yang berkualitas, didistribusikan
melalui media yang sesuai dengan karakter masyarakat, memanfaatkan
kemajuan TIK, serta mempertimbangkan kearifan lokal yang berlaku,
diharapkan humas menjadi garda terdepan dalam membangun citra positif
8
instansinya/pemerintah.
Output
aktivitasnya
diharapkan
disamping
memberikan pencerahan ( englightment), pendidikan (education), juga
mampu
memberikan
kontribusi
bagi
pemberdayaan
publiknya
(empowerment). Sehingga apa yang kita kerjakan kiranya bermanfaat
bagi masyarakat, Dan dapat lebih mendorong masyarakat menuju
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa
dan
bernegara
yang
lebih
demokratis dan berkualitas.
Membangun masyarakat demokratis berkualiatas melalui kemudahan
aksesibilitas informasi yang juga berkualitas. Informasi berkualitas dapat
lahir jika aspek kelembagaan pengelola informasinya memiliki legalitas,
kontennya memiliki kredibilitas, dan layanan informasinya memiliki
sinerjitas,
ketiganya
kita
kenal
sebagai
pengembangan
dan
pemberdayaan “ICIS”, yakni Institution,Content, Infrastructure, dan
Services. Dengan kelembagaan humas pemerintah yang memiliki
legalitas, konten yang kredibel dan penyampaian pesan yang sesuai
dengan kondisi publiknya, diharapkan humas pemerintah mampu
menjawab segala persoalan yang mendominasi perkehidupan kita dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Melalui suguhan informasi
yang benar dan utuh, tindak komunikasi yang lancar dan santun oleh
seluruh komponen kekuatan humas pemerintah, mudah-mudahan isueisue yang berkembang di masyarakat tentang radikalisme, terorisme,
korupsi, persatuan dan kesatuan, konflik-konflik horizontal dll, dapat
dieliminis dan dihilangkan. Insyaallah Humas pemerintah komitment dan
bekerja secara nyata untuk bangsa dan negara tercinta, Indonesia :
MEMBANGKITKAN SUKMA YANG TERLUKA KETIKA KITA SEMUA SULIT MENGEJA
INDONESIAKU TERCINTA, TERSEBAB KESALAH PAHAMAN, TUTUR KATA TAMAK,
DAN LUPA DIRI. KITA PUN TAK TAHU PINTU JALAN SOLUSINYA. ADALAH SUATU
HARAPAN BESAR BAGI BANGSA, KETIKA KITA HUMAS PEMERINTAH MAMPU
BERKARYA DALAM SURYA YANG MEMANCAR, UNTUK INDONESIA BERJAYA.
9
Demikian hal-hal yang dapat kami sampaikan dalam pertemuan ini, semoga
penyelenggaraan Pertemuan BAKOHUMAS Tingkat Nasional Tahun 2012 ini
bermanfaat bagi insan kehumasa pemerintah, bagi bangsa dan negara tercinta
Indonesia.
Terimakasih
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
TIFATUL SEMBIRING
10
Download