RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BALAI PELATIHAN

advertisement
HALAMAN JUDUL
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK)
BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2015 - 2019
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur keadiarat Allah Yang Maha Kuas, atas rahmat dan hidayah Nya, sehingga
kegiatan penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes)
Semarang Tahun 2015-2019 telah dapat dilaksanakan.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang merupakan dokumen perencanaan yang
mengimplementasikan Rencana Aksi Program (RAP) Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan (PPSDM) Kesehatan untuk kegiatan program dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam hal pelaksanaan pelatihan kesehaan bagi Sumber
Daya Manusia (SDM) Kesehatan dan masyarakat. Rencana Aksi Kegiatan ini juga digunakan
sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Balai Pelatihan
Kesehatan (Bapelkes) Semarang dari tahun 2015 – 2019.
Penyusunan RAK ini dimulai dari proses rapat persiapan, pelaksanaan penyusunan pertama,
sampai tersusunnya laporan ini. Penyusunan kegiatan ini terlaksana atas kerjasama,
dukungan berbagai pihak terkait. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan
semoga bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menjadi bahan perencanaan serta evaluasi
untuk masa mendatang.
Semarang,
Februari 2015
Kepala Bapelkes Semarang
Taufik Hidayat, SKM, M.Kes
NIP. 19671020 199403 1 012
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..............................
1
KATA PENGANTAR ……………………………………………………............................
2
DAFTAR ISI ……………………………………………………..........................................
3
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
Latar Belakang ……………………………………………………...............
Kondisi Umum ……………………………………………………...............
Lingkungan Strategis ……………………………………………...............
4
7
10
BAB II VISI, MISI, NILAI, SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A.
B.
C.
Tujuan …………………………………………………………….................
Nilai-Nilai ………………………………………………………….................
Sasaran Strategis ……………………………………………….................
12
12
13
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A.
B.
C.
Arah dan Kebijakan Bapelkes Semarang ……..........….…...................
Strategi Bapelkes Semarang...............................…………….................
Tugas dan Fungsi Bapelkes Semarang ..................………..................
14
14
15
BAB IV TARGET KINERJA KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN
A.
Target dan Kinerja Kegiatan.....………………………………....................
16
BAB V PENUTUP …………………….………………………………………….................
19
LAMPIRAN
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asazi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Kesehatan merupakan
investasi sumber daya manusia dan memiliki kontribusi besar untuk meningkatkan Indek
Pembangunan Manusia (IPM). Walaupun setiap tahunnya IPM meningkat, pada tahun
2014 Indonesia masih menempati urutan ke 108 dari 187 negara dengan angka IPM 68,4.
Hal ini menunjukkan kualitas hidup manusia di berbagai negara lebih baik dari tahun-tahun
sebelumnya.
Pembangunan Indonesia saat ini mengacu pada sembilan program yang dinamakan
Nawa Cita. Pembangunan bidang kesehatan tecantum pada cita ke-lima yaitu
menigkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan
dan pelatihan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025 sebagaimana
tertuang dalam UU Nomor 17 Tahun 2007, mengamanatkan bahwa pembangunan
kesehatan nasional diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tinggiya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan
berdasarkan peri kemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta
mengutamakan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu,
bayi, anak, kelompok usia lanjut dan keluarga miskin.
Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional (SKN), disebutkan bahwa pembangunan kesehatan dilaksanakan
dengan cara meningkatkan : 1) Upaya Kesehatan; 2) Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan; 3) Pembiayaan Kesehatan; 4) Sumber Daya Manusia Kesehatan; 5) Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan dan Makanan; 6) Manajemen dan Informasi Kesehatan ; dan
7) Pemberdayaan Masyarakat Yang Disertai Oleh Peningkatan Pengawasan dan
Manajemen Kesehatan.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
4
Program pembangunan kesehatan periode 2015 – 2019 adalah Program Indonesia Sehat,
yaitu upaya untuk mewujudkan masyarakat Indoesia yang berperilaku sehat, hidup dalam
lingkungan yang sehat dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tinggiya. Program ini tersiri dari : 1)
Paradigma Sehat; 2) Penguatan Pelayanan Primer; dan 3) Jaminan Kesehatan Nasional.
Ketiganya dilakkukan dengan menerapkan pendekatan Continuum of Care dan intervensi
berbasis resiko (Health Risk) (www.depkes.go.id : Program Indonesia Sehat untuk atasi
masalah kesehatan, 3 Feruari 2015).
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019 merupakan dokumen
perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat : 1) meningkatkan status kesehatan dan
gizi ibu dan anak; 2) meningkatkan pengendalian penyakit; 3) meningkatkan akses dan
mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama daerah terpencil, tertinggal dan
perbatasan; 4) meningkatnya cakupan palayanan kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan; 5) terpenuhinya kebutuan
tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta 6) meningkatkan responsivitas sistem
kesehatan.
Target Millenium Development Goals (MDGs) akan segera berakhir pada tahun 2015,
namun Angka Kematian Anak sebagai terget MDGs ke-4 belum mencapai target karena
terjadinya stagnasi selama 5 tahun terakhir pada angka kematian neonatal yaitu 19/1000
kelahiran hidup. Demikian juga dengan Angka Kematian Ibu sebagai terget MDGs nomor
5, walaupun sudah mengalami penurunan selama satu dekade, tetapi masih jauh dari
terget MDGs. Tujuan pembangunan dalam MDGs sebagai momenklatur tidak akan
terhenti pada tahun 2015. Agenda ke depan dikembangkan suatu konsepsi agenda
pembangunan pasda 2015 yang disebut Sustainability Development Goals (SDGs). Tiga
pilar yang akan menjadi indikator dalam konsep pembangunan SDGs salah satunya yaitu
indikator dalam konsep melekat pada pembangunan manusia diantaranya pendidikan dan
kesehatan (www.bappenas.go.id)
Fokus kebijakan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) untuk periode 2015 – 2019
adalah penguatan Pelayanan Kesehatan Primer. Prioritas ini didasari oleh permasalahan
kesehatan yang mendesak seperti angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi, angka
gizi buruk, serta angka harapan hidup yang sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan
primer. Penguatan pelayanan kesehatan
primer mencakup tiga hal yaitu fisik
(pembangunan infrastruktur), sarana (pembenahan fasilitas) dan Sumber Daya Manusia
(penguatan tenaga kesehatan selain dokter).
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
5
Pada Rencana Stategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019 disebutkan bahwa
jumlah SDM kesehatan pada tahun 2012 sebanyak 707.234 orang dan meningkat menjadi
877.088 orang pada tahun 2013. Dari jumlah tersebut sekitar 40% bekerja di Puskesmas.
Hasil Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) mengungkap data persebaran SDM kesehatan
masih belum merata. Selain itu, komposisi jenis tenaganya pun masih sangat tidak
berimbang. Komposisi tenaga kesehatan tersebut antara lain : tenaga medis (9,37 orang
per puskesmas), perawat termasuk perawat gigi (13 orang per puskesmas), dan bidan
(10,6 orang per puskesmas). Begitu pula dengan tenaga penyuluh kesehatan di
puskesmas baru mencapai 0,46 orang per puskesmas.
Pelayanan kesehatan di rumah sakit, masih terdapat kendala yaitu kekurangan jumlah
tenaga. Dokter umum yang memiliki STR berjumlah 88.309 orang, sehingga rasio dokter
umum sebesar 3,61 orang dokter per 10.000 penduduk. Padahal menurut rekomendasi
WHO seharusnya 10 orang dokter umum per 10.000 penduduk. Masalah kompetensi,
mutu lulusan tenaga kesehatan juga masih belum sesuai harapan, hasil dari uji
kompetensi presentase tenaga kesehatan yang lulus uji kompetensi belum memadahi,
yaitu dokter 71,3%, dokter gigi 76%, perawat 63%, D3 keperawatan 76,5%, dan D3
Kebidanan 53,5%.
Perbaikan kuallitas dan kuantitas SDM Kesehatan perlu dilakukan berkaitan dengan
diterapkannya sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan peluncuran Kartu
Indonesia Sehat (KIS) pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia
mempunyai komitmen terhadap perbaikan derajat kesehatan masyarakat.
Hal ini perlu diikuti dengan penguatan sistem layanan kesehatan primer, dimana
penguatan layanan primer menjadi vital dalam perannya sebagai garda terdepan menjaga
kesehatan masyarakat dalam melakukan upaya preventif atau pencegahan peyakit
secara luas termasuk melalui edukasi kesehatan, konseling serta skrining/penapisan.
Kuatnya sistem pelayanan kesehatan hingga ke akar rumput dan meminimalisir
ketidakadilan akses terhadap kesehatan antar kelompok masyarakat.
Rencana Aksi Program Badan PPSDM Kesehatan tahun 2015 – 2019 merupakan
dokumen implementasi Renstra Kementerian Kesehtan RI di Bidang Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan. Semua kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
6
mutu SDM Kesehatan haruslah mengacu pada Rencana Aksi Program Badan Badan
PPSDM Kesehatan.
Kepmenkes
RI
Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015
tentang
Rencana
Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019 merupakan acuan bagi Kemenkes RI dalam
menyelenggarakan program pembangunan kesehatan termasuk peningkatan kualitas
SDM Kesehatan. Institusi yang berperan diantaranya Balai Pelatihan Kesehatan
(Bapelkes) Semarang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kesehatan dalam
merencanakan kegiatan pengembangan program pendidikan dan pelatihan yang
diwujudkan dalam bentuk Rencana Aksi Kegiatan (RAK).
RAK Bapelkes Semarang merupakan Dokumen perencanaan lima tahunan (tahun2015 –
2019) sebagai pedoman implementasi Rencana Kerja Tahunan untuk mendukung
program pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehtan.
B. Kondisi Umum
1. Organisasi / Kelembagaan
Undang undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pasal 70
menyatakan
bahwa
Pegawai
Negeri
Sipil
(PNS)
mempunyai
hak
untuk
pengembangan kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus dan
penataran.
Berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sispil (PNS) untuk mengikuti Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat) yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan
dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan
dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi.
Dalam rangka peningkatan mutu, profesionalisme dan kompetensi tenaga kesehatan
diperlukan berbagai upaya, diantaranya melalui pendidikan dan pelatihan, yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 725/Menkes/SK/V/2003
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di Bidang Kesehatan.
Sesuai
dengan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
2361/Memkes/Per/IX/2011 tentang Orgasnisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
di Bidang Kesehatan, Bapelkes Semarang mempunyai tugas melaksanakan
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
7
pendidikan dan pelatihan serta pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan
masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas, Bapelkes Semarang menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana program dan kegiatan pendidikan dan pelatihan sumber
daya manusia kesehatan dan masyarakat;
b. pelaksanaan kerjasama nasional maupun internasional di bidang pendidikan dan
pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat;
c. pelaksanaan advokasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia kesehatan dan masyarakat;
d. pengembangan metode dan teknologi pelatihan, informasi, pemantauan, evaluasi,
dan penyusunan laporan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia kesehatan dan masyarakat;
e. penyiapan pengembangan kemitraan;
f.
pengkajian dan pengendalian mutu pelatihan; dan
g. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.
Struktur Organisasi Bapelkes Semarang terdiri Kepala setingkat eselon IIIa, satu Sub
Bagian Tata Usaha setingkat eselon IVa mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
koordinasi dan pelaksanaan penyusunan perencanaan anggaran dan pelaporan,
pengelolaan keuangan, urusan kepegawaian, tata usaha, rumah tangga, dan
perlengkapan. 3 Seksi setingkat eselon IVa yaitu Seksi Pengkajian dan
Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengkajian dan
analisis kebutuhan pendidikan, kurikulum pelatihan, metode dan teknologi pendidikan
dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat. Seksi Pengendalian
Mutu
mempunyai
tugas
melakukan penyiapan
bahan
pengembangan dan
pengendalian mutu, sertifikasi, evaluasi pasca pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia kesehatan dan masyarakat. Seksi Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran,
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, penyiapan bahan kerjasama nasional dan
internasional,
dan
informasi
pendidikan
dan
pelatihan,
serta
advokasi
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kesehatan.
2. Luas Tanah dan Bangunan
Bapelkes Semarang berdiri di atas tanah yang terletak di 2 lokasi yang berbeda.
Bangunan kantor pertama berlokasi di Kantor I Jalan Pahlawan no 1 Semarang
dengan luas tanah 2.295 m2 dan luas keseluruhan bangunan 9.000 m2, bangunan
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
8
kedua terletak di Jalan Raya Salaman No 48 Salaman Magelang Jawa Tengah dengan
luas tanah 16.310 m2.
3. Keadaan dan Perkembangan Sumber Daya
Pada Tahun 2015 jumlah tenaga Bapelkes Semarang terdiri dari 81 tenaga PNS dan
3 tenaga honorer, dengan tingkat pendidikan bervariasi dari SD sampai S2. Dilihat dari
latar belakang pendidikan, tenaga dengan tingkat pendidikan pasca sarjana (S2)
sebesar 23,81%, Sarjana (S1) sebesar 19,05%,
Diploma sebesar 9,52%, SLTA
sebesar 45,53%, SLTP sebesar 7,14% dan SD sebesar 5,95%.
Distribusi tenaga PNS Bapelkes Semarang menurut jabatannya terdiri dari seorang
Kepala dibantu 1 orang Kepala Sub Bagian Tata Usaha, 3 Orang Kepala Seksi, 13
orang Widyaiswara, dan 63 jabatan fungsional umum.
4. Sarana Penunjang
Sarana penunjang pendidikan dan pelatihan yang ada di Bapelkes Semarang terdiri
dari :
a. Asrama
Bapelkes Semarang memiliki asrama dengan kapasitas 275 tempat tidur.
b. Ruang kelas
Bapelkes Semarang mempunyai ruang kelas sebanyak 10 unit kapasitas 20 – 40
orang.
c. Ruang rapat
Ruang rapat Bapelkes Semarang sebanyak 4 unit kapasitas 10 - 20 orang.
d. Auditorium
Bapelkes Semarang memiliki 2 unit auditoirum kapasitas 100 – 250 orang
e. Sarana Audio Visual Aids (AVA).
Sarana AVA Bapelkes Semarang mengacu pada Standart sarana dan prasarana
Diklat Kesehatan yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM
Kesehatan Tahun 2009.
f.
Perpustakaan
Perpustakaan Bapelkes Semarang mempunyai koleksi sebanyak 5.621 buku.
g. Laboratorium Pembelajaran untuk pengembangan kompetensi di Bapelkes
Semarang berupa Laboratorium Komputer dan laboratorium Lapangan yang
berupa daerah binaan yang dipergunaan bagi peserta diklat dalam orientasi
lapangan.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
9
h. Sarana Olah Raga
Sarana olah raga berupa lapangan batminton, tenis meja, Fitness.
i.
Sarana Ibadah
Tersedia Mushola sebagai sarana ibadah.
j.
Ruang ASI/menyusui
Dalam rangka responsif gender, Bapelkes Semarang mempunyai sarana ruang
menyusui untuk memfasilitasi peserta atau pelanggan yang membutuhkan.
C. Lingkungan Strategis
1. Identifikasi Isu
Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Semarang berperan aktif dalam pengembangan
kompetensi SDM Kesehatan, melalui pendidikan dan pelatihan yang diarahkan untuk
menghasilkan tenaga kesehatan profesional sesuai standart pelayanan dan standart
kompetensi dan pengembangan pola karier, serta peningkatan kemandirian dan
pemberdayaan profesi kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masih dijumpai isu-isu internal maupun isu
eksternal organisasi yang antara lain berkaitan dengan implementasi Rencana Aksi
Kegiatan Bapelkes Semarang 2015 – 2019 antara lain :
a. Bahwa setiap warga negara berhak atas pelayanan kesehatan, yaitu pelayanan
kesehatan yang bermutu (Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan).
b. Bahwa setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) wajib mengikuti peningkatan
kompetensinya ( Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN);
c. Bahwa kesehatan harus mengikuti peningkatan kompetensi di institusi diklat yang
terakreditasi (Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan);
d. Bahwa unit diklat harus terakreditasi (Peraturan Kepala Lembaga Adminstrasi
Negara Monor 16 Tahun 2013 tentang Pedoman Akreditasi Lembaga Pendidikan
dan Pelatihan Pemerintah Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
dan Kepemimpinan);
e. Bahwa Penyelenggara Diklat Teknis mengacu pada pedoman atau juknis yang
dikeluarkan oleh Lembaga Administrasi Negara (Keputusan Kepala Lembaga
Administrasi Negara Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pembinaan
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis);
f.
Bahwa pembiayaan pendidikan dan pelatihan diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2013 tentang Jenis dan Fasilitas, Jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Kesehatan) dan :
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
10
g. Untuk meningkatkan pelayanan diklat kepada pengguna, maka diperlukan
mekanisme koordinasi antar setiap unit dan sektor terkait, dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
2. Isu Strategis
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi sebagaimana tersebut di atas dan
memperhatikan pesatnya perkembangan Ilmu dan Teknologi dewasa ini, maka isu
strategis yang diangkat dalam Rencana Aksi Kegiatan Bapelkes Semarang tahun
2015 – 2019 adalah sebagai berikut :
a. Negara wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu.
b. Aparatur Sipil Negara (ASN) wajib mengikuti peningkatan kompetensinya.
c. Tenaga kesehatan harus mengikuti peningkatan kompetensi di istitusi diklat yang
terakreditasi.
d. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan atau unit diklat harus terakreditasi.
Isu-isu strategis tersebut menuntut kesigapan dan kesiapan yang prima dari seluruh
komponen Bapelkes Semarang. Mengantisipasi isu tersebut, maka fokus kegiatan
yang harus ditangani berkaitan dengan tugas dan fungsi. Untuk menterjemahkan isu
strategis di atas, dipersiapkan perencanaan yang cermat dan akurat.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
11
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN SRTATEGIS BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG
Dalam menentukan tujuan dan sasaran strategis tidak luput dari visi, misi dan tujuan
Kementerian Kesehatan. Pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 –
2019, Kementerian Kesehatan tidak mempunyai visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi
Presiden Republik Indonesia, yang disebut dengan Visi Pembangunan Nasional untuk tahun
2015 – 2019 yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
Berdasarkan Gotong Royong”. Upaya untuk mewujudkan visi adalah melalui 7 (tujuh) Misi
Pembangunan dimana Kementerian Kesehatan berada pada Misi ke 4 Mewujudkan kualitas
hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera dan Misi 5 yaitu Mewujudkan
bangsa yang berdaya saing.
Selain terdapat 9 (sembilan) agenda prioritas yang dikenal dengan Nawa Cita dengan sebutan
Agenda Pembangunan, dimana Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan kontribusi
dalam tercapainya seluruh Nawa Cita terutama pada Nawa Cita ke 5 yaitu Meningkatkan
kualitas hidup manusia Indonesia.
A. Tujuan
Tujuan Balai Pelatihan Kesehatan Semarang merujuk pada tujuan Kementerian
Kesehatan dan Badan PPSDM Kesehatan. Selain itu juga menyesuaikan dengan tugas
dan fungsi Bapelkes Semarang adalah Meningkatkan kualitas dan kuantitas diklat
aparatur SDM Kesehatan dan Masyarakat dalam mendukung peningkatan status
kesehatan masyarakat.
B. Nilai – nilai
Nilai-nilai Bapelkes Semarang adalah nilai-nilai yang diharapkan mampu menggerakkan
organisasi untuk pencapaian visi dan misi, dijunjung tinggi oleh segenap karyawan
Bapelkes Semarang. Adapun nilai-nilai dimaksud adalah :
1. Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia Kesehatan, calon tenaga kesehatan
dan kemampuan memberdayakan masyarakat.
2. Merencanakan diklat sesuai kebutuhan.
3. Menyelenggarakan diklat yang berkualitas dan bergaransi sesuai standart.
4. Meningkatkan sarana dan prasarana dan pemberdayaan sumber daya Bapelkes
secara optimal.
5. Memperluas jaringan kemitraan dengan lembaga pemerintah maupun swasta
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
12
C. Sasaran Strategis
Berdasarkan pada lingkungan strategis Kementerian Kesehatan, Badan PPSDM
Kesehatan dan Pusdiklat aparatur, maka sasaran strategis Bapelkes Semarang 2015 –
2019 adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
Sasaran kegiatan ini adalah jumlah SDM Kesehatan yang mengikuti pelatihan
sebanyak 9.000 orang (target RPJMN) terdiri dari pelatihan teknis, fungsional dan
penjenjangan. Jumlah sasaran ini merupakan target Badan PPSDM Kesehatan dalam
5 tahun dengan jumlah total sebanyak 59.600 yang akan dibebankan 3 Balai Besar
Pelatihan Kesehatan (BBPK) dan 3 Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Nasional.
2. Meningkatnya Pengembangan dan Pengendalian Mutu Diklat
Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan pengembangan dan pengendalian mutu
diklat. Indikator pencapaian sasaran adalah sebagai berikut :
a. Jumlah Evaluasi Pasca Pelatihan (EPP) sebanyak 5 dokumen
b. Akreditasi institusi sebanyak 1 dokumen
c. Presentase akreditasi dan sertifikasi jenis pelatihan sebesar 100%
d. Jumlah penelitian/riset yang dikembangkan sebanyak 1 dokumen
e. Jumlah pengkajian kebutuhan pelatihan/Training Need Assesment (TNA) bidang
kesehatan sebanyak 5 dokumen
f.
Jumlah pengkajian metode dan teknologi diklat sebanyak 5 dokumen
g. Jumlah kurikulum dan modul diklat kesehatan sebanyak 5 dokumen
3. Meningkatnya Dukungan Manajemen Diklat
Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan dukungan manajemen Diklat. Indikator
pencapaian sasaran adalah sebagai berikut :
a. Jumlah perencanaan dan pengelolaan anggaran 5 paket.
b. Jumlah laporan memejemen keuangan dan kekayaan negara 5 paket.
c. Jumlah laporan kinerja 5 paket.
d. Jumlah sarana dan prasarana kediklatan yang dikembangkan 1 paket.
e. Layanan perkantoran 12 bulan/tahun.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
13
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STATEGI, TUGAS DAN FUNGSI
A. Arah Kebijakan Bapelkes Semarang
Arah kebijakan Bapelkes Semarang didasarkan pada arah kebijakan Kementerian
Kesehatan dan arah kebijakan Badan PPSDM Kesehatan. Arah kebijakan Kementerian
Kesehatan adalah meningkatnya jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga
kesehatan. Arah kebijakan Badan PPSDM Kesehatan yaitu peningkatan mutu pelatihan
melalui akreditasi pelatihan dan peningkatan pelatihan yang berbasis kompetensi dan
persyaratan jabatan.
Adapun arah dan kebijakan Bapelkes Semarang adalah :
1. Peningkatan kualitas dan kuantitas diklat aparatur SDM Kesehatan
2. Peningkatan kuantitas dan kualitas diklat tenaga kesehatan dan masyarakat
B. Strategi Bapelkes Semarang
Strategi Balai Pelatihan Keseahtan Semarang disusun sebagai tahapan pencapaian
tujuan Bapelkes Semarang. Tujuan Bapelkes Semarang diarahkan dalam rangka
mendukung pencapaian tujuan Badan PPSDM Kesehatan dan Kementerian Kesehatan.
Mengacu pada isu strategis dan tujuan tersebut di atas, maka telah ditetapkan srtategi
Bapelkes Semarang pada rentang waktu 2015 – 2019, yaitu :
1. Meningkatkan kuantitas pelatihan
Strategi untuk meningkatkan kuantitas pelatihan meliputi :
a. Pengembangan jenis diklat melalui peningkatan TNA (Training Need Assesment);
b. Pengembangan volume diklat;
c. Peningkatan penyusunan kurikulum dan modul
2. Peningkatan kualitas diklat melalui akreditasi.
Strategi untuk meningkatkan kualitas pelatihan meliputi :
a. Penyelenggaraan akreditasi pelatihan.
b. Peningkatan pemantauan terhadap semua diklat.
c. Mendeteksi ketidakseuaian dalam proses penyenggaraan diklat;
d. Peningkatan tingkat kepuasan pelanggan;
e. Percepatan proses sertifikasi bagi peserta diklat;
f. Peningkatan penyelenggaraan Evaluasi Pasca Pelatihan (EPP).
3. Peningkatan sarana dan prasarana pelatihan
Strategi untuk meingktakan sarana prasarana pelatihan meliputi :
a. Pengadaan sarana prasarana pelatihan
b. Peningkatan pemeliharaan sarana prasarana pelatihan
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
14
4. Peningkatan kompetensi SDM pengelola Diklat
Srtategi untuk meningkatkan kompetensi SDM pengelola diklat meliputi :
1). Pengembangan SDM Bapelkes Semarang
2). Peningkatan pendidikan SDM Bapelkes Semarang.
C. Tugas dan Fungsi Bapelkes Semarang
Permenkes Nomor 2361/Menkes/PER/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis di Bidang Pelatihan Kesehatan. Bapelkes mempunyai tugas
melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan sumber daya manusia
kesehatan dan masyarakat. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas
Bapelkes Semarang menyelenggarakan fungsi sebagi berikut :
1. penyusunan rencana program dan kegiatan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia kesehatan dan masyarakat;
2. pelaksanaan kerjasama nasional maupun internasional di bidang pendidikan dan
pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat;
3. pelaksanaan advokasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia kesehatan dan masyarakat;
4. pengembangan metode dan teknologi pelatihan, informasi, pemantauan, evaluasi, dan
penyusunan laporan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia kesehatan dan masyarakat;
5. penyiapan pengembangan kemitraan;
6. pengkajian dan pengendalian mutu pelatihan; dan
7. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
15
BAB IV
TARGET KINERJA KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN
Peyusunan target kinerja dan kerangka pendanaan berdasarkan rencana awal RPJMN 2015
– 2019, visi dan misi, tujuan, strategi dan saran yang sudah ditetapkan.
A. Target Kinerja Kegiatan
Target kinerja kegiatan sebagai penilaian dari pencapaian akhir yang diukur secara
berkala dan di evaluasi pada akhir tahun 2019, dan sasaran kinerja kegiatan dihitung
secara komulatif selama lima tahun dan berakhir pada tahun 2019. Kegiatan yang
dilakukan dalam mendukung kinerja yang ingin dicapai yaitu :
1. Kegiatan peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
Indikator pencapaian sasaran adalah jumlah SDM Kesehatan yang mengikuti
pelatihan sebanyak 9.000 orang terdiri dari pelatihan teknis, fungsional dan
penjejangan. Jumlah sasaran ini merupakan target Badan PPSDM Kesehatan dalam
5 tahun dengan jumlah total sebanyak 56.910 yang akan dibebankan pada 3 Balai
Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) dan 3 Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK).
Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka kegiatan di Bapelkes Semarang akan
dilakukan adalah :
a. Pendidikan dan pelatihan teknis sebanyak 450 orang
b. Pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional/manajemen sebanyak 1.930 orang
c. Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan sebanyak 300 orang
d. Pendidikan dan pelatihan prajabatan sebanyak 300 orang
e. Pelatihan dibidang kesehatan bagi masyarakat sebanyak 0 orang
2. Kegiatan Pengembangan dan Pengendalian Mutu Diklat.
Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan pengembangan dan pengendalian mutu
diklat. Indikator pencapaian sasaran adalah peningkatan pengembangan dan
pengendalian mutu diklat sebanyak 5 dokumen.
Untuk mencapai sasaran dan hasil tersebut, maka yang akan dilakukan adalah :
a. Evaluasi Pasca Pelatihan (EPP) sebanyak 5 dokumen.
b. Akreditasi institusi sebanyak 1 dokumen.
c. Akreditasi dan sertifikasi jenis pelatihan sebanyak 75 dokumen.
d. Jumlah penelitian/riset yang dikembangkan sebanyak 0 dokumen.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
16
e. Jumlah pengkajian kebutuhan diklat bidang kesehatan sebanyak 5 dokumen
f.
Jumlah pengkajian dan teknologi diklat sebanyak 5 dokumen
g. Jumlah kurikulm dan modul diklat kesehatan sebanyak 0 dokumen
3. Dukungan manajemen Diklat
Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan dukngan manajemen diklat. Indikator
pencapaian sasaran adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan dan pengelolaan anggaran 5 paket.
b. Laporan memajemen keuangan dan kekayaan negara 5 paket.
c. Laporan kinerja 5 paket.
d. Pengembangan sarana prasarana kediklatan 5 paket.
e. Layanan perkantoran 12 bulan/tahun.
4. Rencana Pembiayaan 2015 – 2019
Dalam memperkirakan kebutuhan biaya setiap program indikatif, digunakan minimal
asumsi kenaikan linier inflasi yang terjasi pada tahun berjalan. Selanjutnya
penyesuaian anggaran dapat dilakukan apabila terjadi kenaikan pembiayaan karena :
a. Diterapkannya amanah undang-undang kesehatan minimal 5% dari APBN untuk
sektor kesehatan.
b. Adanya peningkatan PNBP yang signifikan.
Pemenuhan kebutuhan pembiayaan ini diperoleh dari sumber APBN dan PNBP.
Perkiraan kebutuhan biaya program indikatif sebagimana tabel berikut :
Tabel 1
Perkiraan Kebutuhan Biaya 2015 – 2019
No
1
Kegiatan
Pelatihan
2015
2016
2017
2018
2019
SDM 21.394.087 22.463.800 23.586.990 24.766.340 26.004.700
Kesehatan
2
Dukungan
4.433.520
4.655.190
4.888.000
5.132.400
5.389.000
manajemen dan
pelaksanaan
tugas
teknis
lainnya
Jumlah
25.827.607 26.118.990 27.474.990 29.898.740 31.433.720
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
17
5. Rencana Kerja Tahunan
Balai Pelatihan Kesehatan Semarang dalam merancang dan menyusun Rencana
Kerja Tahunan (RKT) berdasarkan pada indikator kinerja 2015 – 2019
Pada Rencana Kerja Tahunan ini disajikan secara rinci paket-paket kegiatan yang
akan dilaksanakan dalam kurun waktu 4 tahun (2015 – 2019) yang berisikan
komponen, indikator dan target tahunan. Rincian kegiatan setiap komponen pertahun
disajikan dalam Matrik komponen dan kegiatan terlampir.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
18
BAB V
PENUTUP
Dengan ridho dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Balai Pelatihan
Kesehatan Semarang tahun 2015 – 2019 dapat disusun. RAK Bapelkes Semarang diharapkan
dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
penyelenggaraan kediklatan dalam kurun waktu 5 tahun mendatang. Penyusunan RAK ini
mengacu pada Rencana Aksi Badan Pengembangan dan Pembedayaan Sumber Daya Manusia
(PPSDM) Kesehatan, sehingga hasil pencapaiannya dapat mendukung kinerja Badan PPSDM
Kesehatan
Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan RAK ini kami sampaikan penghargaan
setinggi-tingginya. Tentunya RAK Bapelkes Semarang Tahun 2015 – 2019 ini dapat dilaksanakan
dan mencapai tujuannya, bila dilakukan dengan dedikasi yang tinggi dan kerja keras dari segenap
aparatur kesehatan dan lingkungan Bapelkes Semarang.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
19
Lampiran 1 :
MATRIK KEGIATAN PENINGKATAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) KESEHATAN BAPELKES SEMARANG
TAHUN 2015 – 2019
NO
PROGRAM/KEGIATAN
SASARAN
INDIKATOR
CARA
PERHITUNGAN
A
Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM
Kesehatan
Meningkatnya
Sumber Daya
Manusia (SDM)
Kesehatan
Jumlah SDM Kesehatan yang
mendapat sertifikat pada
pelatihan terakreditasi
Peningkatan mutu
Sumber Daya Manusia
(SDM) Kesehatan
Meningkatnya
Mutu Sumber
Daya Manusia
(SDM)
Kesehatan
a. Jumlah Aparatur
kesehatan yang
mendapat sertifikat
pada pelatihan teknis
Berdasarkan jumlah
sertifikat yang
diterbitkan untuk
peserta pelatihan
yang telah
mengikuti pelatihan
terakreditasi
Berdasarkan jumlah
sertifikat yang
diterbitkan untuk
peserta pelatihan
yang telah
mengikuti pelatihan
teknis
Berdasarkan jumlah
sertifikat yang
diterbitkan untuk
peserta pelatihan
yang telah
mengikuti pelatihan
jabatan fungsional /
manajemen
1
b. Jumlah Aparatur
kesehatan yang
mendapat sertifikat
pada pelatihan jabatan
fungsional/manajemen
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
BASE
LINE
2014
TAHUN
2015
2016
2017
2018
2019
357
357
357
357
357
357
120
120
120
120
120
120
20
c. Jumlah Aparatur
kesehatan yang
mendapat sertifikat
pada Diklat
Kepemimpinan
d. Jumlah Aparatur
kesehatan yang
mendapat sertifikat
pada Diklat Prajabatan
Jumlah
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
Berdasarkan jumlah
sertifikat yang
diterbitkan untuk
peserta pelatihan
yang telah
mengikuti Diklat
Kepemimpinan
Berdasarkan jumlah
sertifikat yang
diterbitkan untuk
peserta pelatihan
yang telah
mengikuti Diklat
Prajabatan
40
30
30
30
30
30
160
160
160
160
160
160
21
Lampiran 2 :
MATRIK KEGIATAN PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PENGENDALIAN MUTU DIKLAT BAPELKES SEMARANG
TAHUN 2015 – 2016
NO
PROGRAM/KEGIATAN
2
Pengembangan dan
Pengendalian Mutu
Diklat
Jumlah
SASARAN
INDIKATOR
Meningkatnya a. Jumlah Evaluasi Pasca
Mutu Diklat
Pelatihan (EPP)
b. Jumlah Akreditasi
c. Jumlah Akreditasi dan
Sertifikasi Jenis
Pelatihan
d. Jumlah
Penelitian/riset yang
dikembangkan
e. Jumlah Pengkajian
Kebutuhan
Pelatihan/TNA yang
dikembangkan
f. Jumlah Pengkajian
Metode dan
Teknologi Diklat
g. Jumlah Kurikulum dan
Modul Diklat Bidang
Kesehatan
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
BASE
LINE
2014
2015
2016
2017
Nilai Absolut dari Dokumen
EPP yang dihasilkan
1
1
1
1
1
1
Nilai Absolut dari dokumen
sertifikasi yang dihasilkan
Nlai Absolut dari Dokumen
Sertifikasi Jenis Pelatihan
yang Dihasilkan
Nilai Absolut Dari Dokumen
Penelitian /Riset yang
Dihasilkan
Nilai Absolut dari Dokumen
TNA yang dihasilkan
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
Nilai Absolut dari Dokumen
Pengkajian Metode dan
Teknologi Diklat
Nilai Absolut dari Dokumen
Jumlah Kurikulum dan Modul
Diklat Bidang Kesehatan
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
CARA PERHITUNGAN
TAHUN
2018 2019
22
Lampiran 3 :
MATRIK KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DIKLAT DAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BAPELKES SEMARANG
TAHUN 2015 – 2016
NO
PROGRAM/KEGIATAN
SASARAN
3
Dukungan Menejemen
Diklat dan Tugas Teknis
Lainnya
Meningkatnya
Dukungan
Manajemen
Diklat dan
Tugas Teknis
Lainnya
INDIKATOR
BASE
LINE
2014
TAHUN
2015
2016
2017
2018
2019
a. Jumlah
Perencanaan
dan Pengelolaan
Program
Anggaran
Menghitung jumlah
dokumen
perencanaan dan
pengelolaan program
dan anggaran
1
1
1
1
1
1
b. Jumlah Laporan
Manajemen
Keuangan dan
Kekayaan Negara
Menghitungan
Jumlah Dokumen
Laporan Manajemen
Kuangan dan
Kekayaan Negara
Menghitung Jumlah
Dokumen Laporan
Kinerja
Menghitung Jumlah
Fasilitas Perkantoran
Yang Ditingkatkan
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Menghitung Jumlah
Dokumen Layanan
Perkantoran
12
12
12
12
12
12
c. Jumlah Laporan
Kinerja
Jumlah
CARA PERHITUNGAN
d. Jumlah peralatan
Fasilitas
Perkantoran
Yang
Ditingkatkan
e. Jumlah Bulan
Layanan
Perkantoran
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
23
KEPUTUSAN KUASA PENGUNA ANGGARAN/PENGGUNA BARANG
BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG
NOMOR : HK.02.05/1/146.1/2015
TENTANG
RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2015 – 2019
KUASA PENGGUNA ANGGARAN/PENGGUNA BARANG
BALAI PELATIHAN KEEHATAN SEMARANG
Menimbang
Mengingat
:
:
a.
Bahwa dalam rangka mencapai tujuan Pembangunan
Nasional di bidang kesehatan sesuai amanat UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, dan untuk mewujudkan Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun
2015 – 2019, perlu disusun Rencana Aksi Kegiatan;
b.
Bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, maka diperlukan tujuan,
sasaran, strategi, tugas dan fungsi, dalam Rencana Aksi
Kegiatan;
c.
Bahwa Rencana Aksi Kegiatan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b telah disusun satu dokumen
perencanaan indikatif yang memuat kegiatan-kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh Balai Pelatihan Kesehatan
Semarang selama 5 tahun mendatang.
1.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan;
3.
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
4.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 –
2019;
5.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tantang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan;
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
24
Memperhatikan
6.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2361/Menkes/Per/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis di Pelatihan Bidang Kesehatan;
7.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indinesia Nomor
725/Menkes/SK/V/2003 tantang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan di Bidang Kesehatan;
8.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.01/Mekes/52/2015 tentang Rencana Strategis
Kementarian Kesehatan Tahun 2015 – 2019.
1.
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran
2015 Nomor 024.12.2.4.416233/2015 tanggal 14 November
2014 Satuan Kerja Balai Pelatihan Kesehatan Semarang;
2.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.03?I/000141/2015 tentang Penetapan Pejabat Kuasa
Pengguna Anggaran/Barang, Bendahara Pengeluaran dan
Bendahara Penerima pada Balai Pelatihan Kesehatan
Semarang.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
:
Kesatu
:
Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Balai
Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Semarang tantang Rencana Aksi
Kegiatan Tahun 2015 – 2019;
Kedua
:
Rencana Aksi Kegiatan Balai Pelatihan Kesehatan Semarang
Tahun 2015 – 2019 tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Balai Pelatihan
Kesehatan Semarang;
Ketiga
:
Rencana Aksi Kegiatan Balai Pelatihan Kesehatan Semarang
Tahun 2015 – 2019 sebagimana dimaksud dalam Diktum kesatu
digunakan sebagai acuan bagi Balai Pelatihan Kesehatan
Semarang dalam perencanaan tahunan dan pelenggaraan
kegiatan;
Keempat
:
Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Semarang
Pada tanggal : 12 Februari 2015
Kepala
Taufik Hidayat
NIP. 19671020 199403 1 012
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
25
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Bapelkes Semarang 2015 - 2019
26
Download