Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas V MI Darussalam Palembang Nurchafsah dan Mardiah MI Darussalam Palembang [email protected] ABSTRAK Penelitian ini berangkat dari latar belakang perlunya dilakukan pembaharuan dalam proses pembelajaran fiqih sebagai respons karena rendahnya hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran fiqih, guru terlalu menitikberatkan pembelajaran fiqih pada “ fiqih sebagai produk”, maksudnya adalah guru langsung memberikan kepada siswa hukum-hukum yang telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku teks, sehingga pembelajaran fiqih terasa kaku, kurang menarik, siswa menjadi bosan dan kurang aktif dalam pembelajaran, akibatnya berpengaruh pada hasil belajar siswa, hal ini dilihat dari nilai tes formatif yang tidak sesuai dengan standar ketuntasan belajar. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Darussalam Palembang, adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Darussalam Palembang. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MI Darussalam Palembang pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 21 orang, yaitu siswa laki-laki 10 orang dan siswa perempuan 11 orang dalam mata pelajaran fiqih dengan kriteria ketuntasan minimal 75. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan dilakukan tes formatif dan observasi. Dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan, diperoleh hasil yaitu siswa yang mendapat nilai sesuai KKM, pada saat prasiklus 29 % atau 6 siswa, meningkat menjadi 81 % atau 17 siswa pada siklus 1, dan pada siklus 2 mencapai 100 % atau 21 siswa dan rata-rata hasil tes formatif siswa dari 66,8 (prasiklus) sebelum menerapkan pendekatan saintifik menjadi 75,9 (siklus 1) dan 82,8 (siklus 2) setelah menerapkan pendekatan saintifik. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas V MI Darussalam. Kata kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran Fiqih, Pendekatan Saintifik. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola secara sistematis dan konsisten berdasarkan berbagai pandangan teori dan praktik yang berkembang dalam kehidupan. Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana mencapai cita-citanya. Akan tetapi dibalik itu, semakin tinggi cita-cita yang hendak Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” diraih, maka semakin kompleks jiwa manusia itu, karena didorong oleh tuntutan hidup (rising demands) yang meningkat pula (Rusmaini: 2014). Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013, kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Secara umum pembelajaran fiqih bertujuan untuk menerapkan aturanaturan atau hukum-hukum syari’ah dalam kehidupan. Sedangkan tujuan dari aturan-aturan itu untuk mendidik manusia agar memiliki sikap dan karakter taqwa dan menciptakan kemaslahatan bagi manusia. Kata “Taqwa” adalah kata yang memiliki makna yang luas yang mencakup semua karakter dan sikap yang baik. Dengan demikian pembelajaran fiqih dapat digunakan untuk membentuk karakter (Zain:2012). Berdasarkan pengalaman penulis selama mengajar fiqih di MI Darussalam Palembang, guru terlalu menitikberatkan pembelajaran fiqih pada “ fiqih sebagai produk”, maksudnya adalah dalam proses pembelajaran fiqih guru langsung memberikan kepada siswa hukum-hukum yang telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku teks, sehingga pembelajaran fiqih terasa kaku, kurang menarik, siswa menjadi bosan dan kurang aktif dalam pembelajaran, akibatnya berpengaruh pada hasil belajar siswa, hal ini dilihat dari nilai ulangan harian yang tidak sesuai dengan standar ketuntasan belajar. Untuk mengatasi masalah di atas maka dibutuhkan inovasi dalam pembelajaran fiqih. Salah satu pembelajaran yang sesuai dengan standar isi kurikulum 2013 yaitu dengan meninggalkan pendekatan tradisional dan beralih ke pendekatan ilmiah (Kemdikbud: 2013). Oleh karena itu penulis tertarik dengan proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, bukan hanya diberi tahu. Berdasarkan teori Dyer dapat dikembangkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang memiliki komponen proses pembelajaran antara lain : 1) mengamati; 2) menanya; 3) mencoba/mengumpulkan informasi; 4) menalar/asosiasi, membentuk jejaring (melakukan komunikasi). Penulis berharap dengan menggunakan Pendekatan Saintifik dalam proses pembelajaran fiqih di Kelas V MI Darussalam Palembang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. MATERI Menurut Rusmaini pendekatan dalam bahasa Inggris, disebut dengan approach dan dalam bahasa Arab disebut dengan madkhal. Dalam bahasa Indonesia, pendekatan adalah: 1) proses perbuatan, cara mendekati; 2) usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti; metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian. Pembelajaran pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik berikut ini dijabarkan masingmasing aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran saintifik. Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” a. Mengamati Kegiatan pertama pada pendekatan ilmiah (scientific approach) adalah pada langkah pembelajaran mengamati/observing. Menurut Ridwan, observasi adalah menggunakan panca indra untuk memperoleh informasi. Dengan metode observasi, siswa akan merasa tertantang mengeksplorasi rasa ingin tahunya tentang fenomena dan rahasia alam yang menantang. Dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar siswa meliputi melihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak. b. Menanya Langkah kedua dalam pendekatan saintifik adalah menanya. Kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. Kompetensi yang dikembangkan adalah kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Dalam kegiatan menanya, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. c. Mencoba/mengumpulkan informasi Mengumpulkan informasi merupakan tidak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperiman. Dalam Permendikbud Nomor 81a tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kajian/aktivitas wawancara dengan narasumber, dan sebagainya. Menurut Ridwan, metode yang digunakan siswa adalah dengan mengajukan pertanyaan yang dapat mengembangkan ide mereka dan membantu siswa berfikir mendalam. d. Menalar/mengasosiasikan Langkah selanjutnya pada pendekatan saintifik adalah mengasosiasikan/mengolah informasi/menalar. Dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana Permendikbud Nomor 81a tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kegiatan ini dilakukan untuk menentukan keterkaitan informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berfikir induktif serta deduktif dan menyimpulkan (Daryanto: 2013) e. Membentuk jejaring/mengkomunikasikan Dalam kegiatan mengkomunikasikan, peserta didik diharapkan sudah dapat mempresentasikan hasil temuannya untuk kemudian ditampilkan di depan khalayak ramai sehingga rasa berani dan percaya diri nya lebih terasah. Peserta didik lain pun dapat memberikan komentar, saran, atau perbaikan mengenai apa yang dipresentasikan oleh rekannya. Dalam Permendikbud Nomor 81a tahun2013, kegiatan mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” f. sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berfikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.Adapun langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran Fiqih yakni: Proses Mengamati Dalam rangka menerapkan pendekatan saintifik, proses pembelajaran diawali dengan berlatih membaca dalil naqli yang terkait dengan makanan/minuman yang halal dan yang haram, dilanjutkan dengan mengamati gambar-gambar makanan dan minuman yang halal. 1) Proses Menanya Setelah membaca dalil naqli yang terkait dengan makanan/minuman yang halal dan yang haram, dan mengamati setiap gambar yang ditampilkan. Guru membimbing siswa untuk dapat mengajukan pertanyaan yang relevan dengan permasalahan. Pertanyaan tersebut berfungsi sebagai pertanyaan penuntun seperti pada tabel berikut: Tabel 1. Pertanyaan Penuntun 2) Proses Mencoba/mengumpulkan informasi Pada proses mencoba, siswa diberi kesempatan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh pada proses mengamati, dan menanya. Pada proses ini siswa secara berkelompok mendiskusikan lembar aktivitas yang diberikan, menganalisis kriteria makanan dan minuman yang halal dan haram dan menyimpulkan pengertian makanan dan minuman yang halal dan haram. 3) Proses Menalar/mengasosiasikan Proses menalar Proses penalaran dilakukan secara induktif dan melibatkan proses tanya jawab yang dapat terjadi antara guru-siswa, siswa-siswa, siswa-guru. Dalam proses penalaran terjadi terjadi proses menganalisis terhadap data yang diperoleh dari jawaban-jawaban pertanyaan. Tabel 2 ini merupakan salah satu contoh proses penalaran siswa dengan dibantu dengan pertanyaan penuntun dari guru. Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” Tabel 2. Pertanyaan Proses Menalar 4) Proses Membentuk Jejaring/mengkomunikasikan Pada langkah ini siswa membentuk jejaring melalui pembelajaran kolaboratif yang dapat dibangun sejak siswa melakukan langkah awal. Dalam hal ini, pembelajaran kolaboratif akan tampak pada saat siswa secara berkelompok mencari kriteria makanan dan minuman yang halal dan haram pada langkah mencoba‟, lalu secara bergantian setiap anggota dalam kelompok wajib menyampaikan hasil pencarian mereka dan diharapkan setiap siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh teman sekelasnya. Pembelajaran Fiqih adalah pembelajaran seperangkat pengetahuan tentang hukum-hukum syari‟ah (agama) tentang perbuatan manusia yang digali atau ditemukan dari dalil-dalil terperinci (Zain: 2012). Tujuan pembelajaran fiqih di MI menurut Ibid adalah untuk menjadikan siswa mampu mengetahui, memahami, mengamalkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan seharihari aspek ibadah maupun muamalah. Untuk lebih memahami pembelajaran Fiqih di MI dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3. Kurikulum Mata Pelajaran Fiqih di MI kelas V Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Darussalam Palembang tahun ajaran 2015-2016 dalam pembelajaran fiqih pokok bahasan binatang halal dan haram menggunakan pendekatan saintifik, dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang yaitu siswa laki-laki berjumlah 10 orang dan siswi perempuan berjumlah 11 orang. Penelitian ini berlokasi di MI Darussalam Kecamatan Kertapati Palembang. Fokus dalam penelitian ini adalah hasil belajar Fiqih siswa yang dapat diukur dengan menggunakan tes setiap akhir siklus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode tes dimana untuk mengukur hasil belajar secara kognitif siswa setelah tes akhir siklus dan penilaian sikap dan kinerja guru dalam melakukan pembelajaran apakah sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun berdasarkan pendekatan saintifik dinilai melalui lembar observasi. Indikator kinerja pada penelitian ini adalah bahwa penelitian akan dinyatakan berhasil apabila hasil belajar pada siswa kelas V pada pokok bahasan binatang halal dan haram secara individu memperoleh nilai minimal 75. Dikatakan tuntas belajar klasikal apabila dari siswa satu kelas yang memperoleh nilai 75 atau lebih mencapai 85%. Untuk ketuntasan hasil belajar psikomotor dan afekti secara klasikal persentase minimal yang diharapkan sebesar 85% sedangkan secara individu diharapkan 80% siswa aktif mengikuti proses pembelajaran untuk setiap aspek yang diamati. 4. HASIL PENELITIAN Hasil belajar siswa pada prasiklus masih berasa di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) seperti dalam tabel berikut ini. Tabel 4. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Prasiklus Dari hasil belajar kognitif siswa ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes akhir siklus I dan siklus II. Data rata-rata hasil belajar kognitif siswa dari prasiklus sampai siklus II pada grafik 1 berikut ini. Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” Grafik 1. Data Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Untuk penilaian sikap dilihat dari lembar observasi (pengamatan) ditunjukkan dengan pengamatan dengan acuan lembar observasi pada setiap pertemuan. Berikut tabel data rekapitulasi nilai rata-rata sikap siswa. Tabel 5. Data Rekapitulasi Nilai Rata-rata Sikap Siswa Hasil penilaian dari sikap siswa selama pembelajaran berlangsung disajikan dalam tabel 2 berikut ini. Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” Tabel 6. Data Rekapitulasi Peningkatan Kriteria Penilaian Sikap Siswa Data hasil observasi kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh observer. B. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penggunaan Pendekatan Saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan Pendekatan Saintifik, siswa tidak hanya mendengarkan ceramah yang monoton saja namun siswa ikut terlibat dalam pembelajaran melalui kegiatan kelompok. Melalui kegiatan kelompok ini juga menciptakan adanya interaksi antar siswa sehingga nuansa pembelajaran menjadi lebih aktif. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan pendekatan saintifik juga berhasil merangsang sikap ingin tahu siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu prasiklus, siklus 1, dan siklus II. Prasiklus Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 21 siswa hanya 6 siswa yang tuntas atau 29%, sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah 15 siswa atau 71%. Dimana, pelakasanaan pembelajaran pada prasiklus berlangsung seperti biasanya yaitu dengan metode ceramah. Dengan demikian tingkat keberhasilan belajar siswa pada prasiklus masih sangat rendah, oleh karena itu perbaikan pembelajaran perlu dilakukan. a. Siklus I Pelaksanaan siklus I ini membutuhkan waktu 2 jam pelajaran (2x35 menit) yang diakhiri dengan tes akhir siklus I. Pada awal pertemuan guru juga membagi kelompok yang nantinya digunakan untuk kelompok diskusi dimana satu kelompokj terdiri dari 4-5 siswa. Guru juga membagikan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) yang berisi langkah-langkah dalam memahami ciri-ciri dari makanan dan minuman yang halal atau haram. Setelah kelompok terbentuk, maka mereka berdiskusi dalam melakukan setiap langkah-langkah yang terdapat dalam LAS. Beberapa kelompok memaparkan hasil diskusi dan menyimpulkan tentang ciri-ciri makanan dan minuman yang halal dan haram. Kemudian, siswa dibantu guru menyimpulkan dan merangkum isi pembelajaran terkait materi tersebut. Kemudian, guru memberikan tes formatif yang terdiri dari 10 pertanyaan sesuai dengan indicator pembelajaran. Setelah itu, siswa bersama guru membahas hasil tes tersebut. Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” Dari hasil tes akhir pada siklus 1 diperoleh hasil belajar siswa secara kognitif yaitu rata-ratanya 75,9. Dengan rincian 17 siswa tuntas atau 81% dan 4 siswa belum tuntas atau 19%. Dari hasil ini diketahui bahwa tingkat keberhasilan belajar siswa pada siklus I ini mengalami peningkatan yang cukup besar. Untuk hasil observasi terhadap sikap siswa pada saat proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti dan dibantu oleh observer yang dapat dilihat pada tabel 5. Berdasarkan data tersebut maka sikap siswa dalam proses pembelajaran berada dalam kategori sangat baik dan baik. Rata-rata tersebut menunjukkan tidak ada siswa yang memperoleh kriteria cukup maupun kurang. Pada saat awal siklus I pelakasanaan belum sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan karena sebagian siswa belum terbiasa menyesuaikan diri dengan anggota kelompok lainnya untuk berinteraksi dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut guru dengan insentif memberikan pengertian kepada siswa pentingnya kerjasama dalam kelompok. b. Siklus II Pelakasanaan siklus II ini membutuhkan waktu 2 jam pelajaran (2x35 menit) yang diakhiri dengan tes akhir siklus I. Siklus I diawali dengan apersepsi terkait ciri-ciri makanan dan minuman yang halal dan haram. Kemudian, pada langkah mengamati, siswa diberikan gambar-gambar yang berkaitan dengan hewan yang halal dan haram yang disertai pertanyaan-pertanyaan penuntun dari guru mengenai hewan yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan. Langkah mencoba atau mengumpulkan informasi guru membagi kelompok yang berbeda dengan kelompok pada siklus I. kemudian, siswa bersama kelompok melakukan kegiatan yang telah disusun dalam LAS. LAS ini berisi terkait hewan yang halal dan haram. Kemudian beberapa kelompok memaparkan hasil kegiatan diskusi mereka dan menyimpulkan tentang hewan yang halal dan haram. Setelah itu, siswa dengan dibantu guru menyimpulkan dan merangkum isi pembelajaran tentang pengertian makanan dan minuman yang halal atau haram serta guru memberikan latihan soal-soal terkait ketentuan hewan yang halal dan haram. Kegiatan pada siklus II diakhiri dengan pembahasan hasil tes. Pada saat siklus II, hasil belajar siswa semuanya sidah mencapai KKM, bahkan ada yang nilainya lebih dari KKM. Seperti yang terlihat pada grafik 1 dimana rata-rata siswa mencapai 82,8. Sehingga siklus II ini menjadi siklus terakhir. Berdasarkan hasil observasi pada tabel 5, sikap siswa dalam proses mengalami peningkatan yaitu sikap disiplin siswa pada saat siklus 1 adalah 3,29 menjadi 3,58 pada saat siklus 2, sikap tanggung jawab pada saat siklus 1 adalah 3,58 menjadi 3,72 pada siklus 2, dan sikap percaya diri pada saat siklus 1 adalah 2,54 menjadi 3,4 pada siklus 2. C. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih, maka peneliti memperoleh kesimpulan bahwa melalui Pendekatan Saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa di MI Darussalam Palembang. Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” DAFTAR PUSTAKA Abdullah Sani, Ridwan. 2014 Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta : PT Bumi Aksara. Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, Yogyakarta: Gava Media, 2014. Kemdikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi kurikulum 2013. Jakarta: Kemdikbud. _________. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum SD-MI. Jakarta: Kemdikbud. _________. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Jakarta: Kemdikbud. Rusmaini. 2014. Ilmu Pendidikan. Palembang: PT Raja Grafindo Persada. Zain, Lukman. 2012. Pembelajaran Fiqih, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama RI..