MODEL PENERAPAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI SHOWTIME PROJECT WORK PADA SISWA SMA KRISTA MITRA SEMARANG Oscar Yustino Carascalao SMA Krista Mitra Semarang, [email protected] Ani Nur Wasiah Mahasiswa PPS Universitas Negeri Semarang [email protected] Abstrak Artikel ini membahas tentang penerapan showtime project work dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing untuk siswa Sekolah Menengah Atas. Artikel ini menyajikan teori tentang project-based learning, kesulitan-kesulitan yang dihadapi, dan manfaat dari partisipasi siswa dalam penerapan showtimeproject work. Untuk memperoleh data, semi-structured interview telah digunakan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai penerapan showtime project work. Pengolahan data telah dianalisa secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana penerapan showtime project work dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Kata kunci:Project-based learning, showtime project work, kemampuan berbicara, Pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa Asing PENDAHULUAN Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi di era globalisasi mengharuskan orang-orang Indonesia untuk mempelajari bahasa Inggris sebagai alat komunikasi secara global. Mengingat peran bahasa Inggris yang semakin penting di era globalisasi ini maka orang-orang Indonesia harus dapat menguasai kompetensi-kompetensi dari bahasa Inggris tersebut. Penguasaan bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan harus dikuasai oleh orang-orang Indonesia. Kemampuan bahasa Inggris membantu orang-orang Indonesia untuk berpartisipasi dalam kemajuan era globalisasi tersebut. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam keberhasilan proses pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing di Indonesia. Proses penyampaian informasi atau pengetahuan kepada siswa merupakan tantangan yang besar bagi para guru terutama untuk membantu siswa memahami penggunaan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi. Hal tersebut berhubungan dengan kemampuan berbicara siswa. Menurut Glen Fulcher (2003: 23) kemampuan berbicara adalah penggunaan bahasa secara verbal untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kemampuan berbicara merupakan salah satu kompetensi yang harus dikembangkan di dalam berkomunikasi. Sementara itu kemampuan berbicara merupakan kempetensi bahasa Inggris yang cenderung sulit untuk dikuasai oleh siswa. Oleh karena itu guru dituntut untuk dapat menerapkan pendekatan yang tepat yang dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan berbicara mereka. Guru harus menyampaikan informasi tersebut dengan baik dan dapat diterima oleh para siswa. Terdapat banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan bahasa Inggris mereka. Salah satu pendekatan yang bisa di gunakan guru untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa adalah melalui penerapan project-based learning. Pendekeatan yang tepat dapat membantu guru untuk menyampaiakan ilmu dan berbagai informasi dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa. Selain itu, pendekatan yang tepat juga membantu dan mendorong siswa untuk meningkatkan ketertarikan mereka terhadap mata pelajaran.Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) yaitu model pembelajaran yang berbasis konstruktivis dimana pendekatan 156 Seminar Nasional Unnes-TEFLIN pembelajaran mencakup pembangunan pengetahuan dengan berbagai perspektif, termasuk sebuah kegiatan sosial, dan memungkinkan untuk kesadaran diri dalam belajar dan mengetahui dengan bergantung pada konteks (Duffy & Cunningham, 1996). Pembelajaran ini juga merupakan pembelajaran yang mengacu pada kegiatan murid untuk merancang, merencanakan dan menghasikan sebuah projek yang luas dimana mengasilkan sebuah hasil pencapaian dalam pameran umum seperti sebuah produk, publikasi atau presentasi. (Alec patton, 2012). Maka dari itu di dalam artikel ini terdapat penjelasan-penjelasan dari pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penerapan Showtime project work di dalam proses pembelajaran? 2. Bagaimanakah pendapat siswa setelah Showtime Project work dilaksanakan di dalam proses pembelajaran? 3. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam penerapan Showtime Project work? 4. Bagaimanakah Showtime Project work dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris? LANDASAN TEORI DAN METODE LANDASAN TEORI Project Based Learning Dalam proses belajar pembelajaran hendaknya guru tidak hanya menggunakan metode konvensional. Di era globlasisasi sekarang ini guru dituntut menjani kreatif, dan inovatif serta murid diharapkan dapat berkontribusi dalam dunia nyata dengan apa yang telah dipelajari di sekolah. Salah satu pembelajaran yang bisa diaplikasikan adalah Pembelajaran berbasis projek (PjBL). Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) yaitu model pembelajaran yang berbasis konstruktivis dimana pendekatan pembelajaran mencakup pembangunan pengetahuan dengan berbagai perspektif, termasuk sebuah kegiatan sosial, dan memungkinkan untuk kesadaran diri dalam belajar dan mengetahui dengan bergantung pada konteks (Duffy & Cunningham, 1996). Project based learning juga adalah model pembelajaran otentik atau strategi di mana siswa merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proyek-proyek yang memiliki aplikasi dunia nyata di luar kelas. (Blank, 1997; Harwell, 1997; Dickinson et al., 1998; Westwood, 2008). Pembelajaran ini juga merupakan pembelajaran yang mengacu pada murid untuk merancang, merencanakan dan menghasikan sebuah projek yang luas dimana mengasilkan sebuah hasil pencapaian dalam pameran umum seperti sebuah produk, publikasi atau presentasi. (Alec patton, 2012). Oleh karena itu, dalam penerapan PjBL tersebut peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Manfaat Project Based Learning Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Project Based Learning bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk siap mengaplikasikan ilmunya dalam dunia nyata. Adapun beberapa manfaat yang dikemukakan oleh para ahli. Wolk (1994) menerangkan bahwa PjBL merupakan sebuah sarana yang dapat digunakan untuk membantu siswa mendapatkan pengalaman lapangan secara langsung sehingga merasa berhasil dalam proses belajar. Katz & Chard (1992) di dalam Tamin and Grant (2013) menambahkan bahwa melalui PjBL siswa dapat mendapatkan pengetahuan dan meningkatkan kemampuan dalam bidang tertentu dengan merasa sukses. Sedangkan Noe dan Neo (2009) menambahkan juga bahwa minat belajar siswa, kemampuan berfikir kritis, kemampuan mempresentasikan sesuatu, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan bekerja secara kelompok dapat ditingkatkan dengan menggunakan aktivitas PjBL. Didukung pula oleh Hernandez-Ramos and 157 Seminar Nasional Unnes-TEFLIN Pas (2009) berpendapat bahwa proses belajar melalui PjBL tidak membatasi siswa hanya mempresentasikan sebuah fakta namun juga memberi kesempatan pada siswa untuk mengintepretasikan informasi berdasarkan pengalaman lapangan dengan bekerja secara kelompok. Showtime Project Work Dalam proyek ini siswa membuat dan menampilkan sebuah mini drama. Menurut Fried-Booth (2012), berikut ini hal-hal yang terkait dengan showtime project work dan prosedur pelaksanaan: (a) Rentang usia: remaja, (b) Alokasi waktu: sekitar 6 jam pelajaran atau lebih, (c) Tujuan umum: untuk menampilkan sebuah mini drama yang mengharuskan siswa berbicara dalam bahasa inggris, (d) Tujuan khusus: untuk melatih kemampuan berbicara dan (e) Lokasi: kelas, ruang multimedia atau rumah siswa. Dalam pelaksanaanya Showtime Project Work diperuntukkan bagi remaja dengan membutuhkan waktu sekitar 6 jam pelajaran atau lebih. Tujuan secara umum yaitu siswa akan menggunakan bahasa inggris secra penuh dalam menampilkan sebuah mini drama dan bertujuan untuk melatih kemampuan berbicara mereka secara khususnya. Dalam memilih lokasi penampilan dapat fleksibel sesuai kesepakatan bersama. Misalnya, di kelas, ruang multimedia ataupun rumah siswa. Berikut ini merupakan prosedur pelaksanaan dari Showtime Project Work: • Membagi kelas ke dalam beberapa kelompok kecil 4 sampai 5 anak; • Memberitahu siswa untuk memilih sebuah cerita; • Memberi kesempatan siswa untuk mempersiapkan cerita; • Membuat inti cerita dan menetapkan pesan moral moral dari cerita tersebut; • Siswa diberi kesempatan untuk mengeksplor cerita dari berbagai sumber untuk menulis skenario; • Dengan bimbingan guru siswa meninjau kembali kesalahan-kesalahan dalam penulisan skenario dan membagi peran masing-masing; • Siswa mempersiapkan diri dengan berlatih memainkan mini drama yang akan ditampilkan dibawah pengawasan guru; • Siswa menyiapkan segala kebutuhan saat menampilkan mini drama; • Dengan latihan yang cukup, setiap kelompok menampilkan drama mereka dan dinilai oleh oleh guru. Kemampuan Berbicara (Speaking Skill) Kemampuan berbicara merupakan salah satu kompetensi yang harus dikembangkan di dalam berkomunikasi. Sementara itu kemampuan berbicara merupakan kempetensi bahasa Inggris yang cenderung sulit untuk dikuasai oleh siswa. Menurut Glen Fulcher (2003: 23) kemampuan berbicara adalah penggunaan bahasa secara verbal untuk berkomunikasi dengan orang lain. Chaney di dalam Kayi (1998) juga mengemukanan bahwa kemampuan berbicara adalah process membangun dan membagi pesan baik melalui penggunaan symbol verbal maupun non-verbal dalam berbagai konteks. Sementara Brown (2004) mengatakan bahwa kemampuan berbicara adalah sebuah kemampuan produktif yang diboservasi secara langsung dan empiris (Brown, 2004 : 140). METODE Subyek Penelitian Penelitian ini melibatkan 20 siswa yang merupakan siswa kelas XI IPA Dua SMA Krista Mitra Semarang. Terdiri dari dua belas siswa perempuan dan delapan siswa laki-laki. Instrument Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah wawancara. Wawancara yang digunakan menggunakan pertanyaan terbuka. Semi structured interview telah digunakan karena instrumen 158 Seminar Nasional Unnes-TEFLIN penelitian ini yang memungkinkan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan berdasarkan jawaban sebelumnya sehingga dapat mendapatkan informasi yang lebih mendalam. Prosedur Showtime Project work merupakan proyek yang melibatkan kerjasama tim. Oleh karena itu, ada 20 siswa kelas XI IPA 2 yang dibagi dalam 4 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang. Setelah membagi kelompok, guru memperkenalkan tema tentang cerita narrative. Kemudian siswa diminta untuk menampilkan cerita narrative dalam mini drama. Siswa diberi waktu selama dua minggu untuk mempersiapkan mini drama tersebut. Setelah siswa menampilkan pertunjukan, setiap kelompok diwawancarai mengenai proyek mereka dengan pertanyaan yang terkait dengan judul cerita, persiapan, keuntungan dari proyek tersebut dan kepuasan siswa dalam proyek tersebut. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pendapat Siswa mengenai Penerapan Showtime Project Work Project-based learning melalui showtime project work telah diterapkan dalam pembelajaran di kelas XI IPA Dua SMA Krista Mitra Semarang. Dalam proyek ini siswa harus menampilkan sebuah pertunjukan mini drama. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini semi-structured interview telah diterapkan sebagai instrumen penelitian. Seperti yang disajikan dalam table 1, wawancara yang dilakukan terfokus pada empat hal yang berhubungan dengan penerepan showtime project work tersebut yaitu mengenai jadwal tampil, kemampuan berbicara siswa, persiapan dan pendapat dan saran siswa. Dalam interview tersebut diperoleh bahwa beberapa siswa (Kelompok 1) berpendapat bahwa seharusnya jadwal tampil atau penilaian drama mini tersebut dilakuan diuar jam sekolah mengingat banyaknya tugas-tugas yang harus mereka kerjakan pada mata pelajaran lainnya. Senada dengan pendapat Kelompok 1, Kelompok 3 juga berpendapat bahwa mereka kurang senang dengan jadwal tampil yang diadakan pada saat jam pelajaran bahasa Inggris. Hal tersebut berkenaan dengan persiapan tampil yang harus mereka lakukan juga membutuhkan banyak waktu. Sementara itu, berkenaan dengan keseimbangan antara bahasa dan isi, beberapa siswa (Kelompok 2) menyatakan bahwa mereka tidak yakin dengan kemampuan bahasa Inggris yang mereka miliki mereka dapat menampilkan drama mini dengan baik dan benar. Namun beberapa siswa (Kelompok 3) berpendapat bahwa mereka senang karen melalui pertunjukan drama mini ini mereka dapat mengaplikasikan kemampuan berbicara bahasa Inggris mereka secara nyata. Diluar keterbatasan waktu yang mereka miliki, sebagian siswa mengaku sangat senang karena memiliki kesempatan untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris mereka melalui pertunjukan tersebut. Tabel 1. Data Wawancara Siswa Mengenai Isu terkait Penerapan Showtime Project Work Isu Data Wawancara Siswa Jadwal Tampil K1: Selain tugas mata pelajaran bahasa Inggris kami juga punya banyak tugas untuk dikerjakan dalam minggu-minggu ini. Jadi menurut saya jadwal tampil tersebut seharusnya dilakukan diluar jam pelajaran. K3: Mengenai jadwal tampil dalam penilaian bahasa Inggris ini kami kurang senang dengan jadwalnya karena banyak tugas-tugas lainnya pada mata pelajaran lain. 159 Seminar Nasional Unnes-TEFLIN Kemampuan berbicara siswa K2: Kami menampilkan drama ini dengan kemampuan bahasa Inggris yang kami pelajari pada materi-materi sebelumnya. Dan kami ragu apakah kami dapat menampilkan drama menggunakan bahasa Inggris dengan baik. K4: Kami menampilkan proyek drama mini ini dengan mengaplikasikan kemampuan bahasa Inggris yang kami pelajari dari guru dan sumber lainnya seperti internet. Persiapan Pendapat dan saran siswa K3: Proyek mini drama seperti ini sangat bermanfaat bagi kami untuk mengaplikasikan kemampuan bahasa Inggris kami. K1: Kemampuan bahasa Inggris kami masih paspasan, seharusnya diberi materi mengenai mini drama dan ragam bahasa yang dapat digunakan. K2: Proyek pertunjukan mini drama (showtime project work) in sangat bermanfaat bagi kami karena berhubungan dengan materi drama yang kita pelajari secara teori. K3: Saya berpendapat bahwa proyek ini sangat bermanfaat karena dapat membantu mengembangkan kemampuan bahasa Inggris kami pada saat berdialog dan dapat mengembangkan kemampuan menulis kami dalam bahasa Inggris pada saat penulisan naskah sekenario yang harus dikumpulkan. K4: Kami telah melakukan yang terbaik dalam penampilan tersebut dan itu sangat menyenangkan. K1: yang sangat disayangkan adalah waktu yang kami miliki terbatas dalam menampilkan mini drama tersebut. Apabila disediakan banyak waktu maka kami dapat menampilkan yang lebih baik. Keterangan: K=Kelompok, K1 merupakan data interview dari Kelompok 1, K2 merupakan data interview dari Kelompok 2, K3 merupakan data interview dari Kelompok 3 dan K4 merupakan data interview dari Kelompok 4. Pendapat Siswa Mengenai Bagaimana Penerapan Showtime Project Work dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Hasil wawancara dengan siswa menunjukan bahwa siswa-siswa kelas XI IPA Dua yakin bahwa kemampuan berbicara bahasa Inggris mereka meningkat setelah menampilkan showtime project work. Pada table 2 dapat kita ketahui pendapat siswa bahwa kemampuan berbicara mereka meningkat. Sebagian besar siswa berfikir bahwa showtime project work telah membantu mereka untuk melatih 160 Seminar Nasional Unnes-TEFLIN kemampuan berbicara mereka. Pada tahap persiapan siswa-siswa harus mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan mini drama termasuk penulisan skenario drama dan latihan berbicara dalam bahasa Inggris sesuai dengan skenario. Pada saat menulis skenario mereka mencari berbagai informasi tentang drma dan bagaimana cara menulis dan menyusun kalimat yang tepat dan benar. Seperti yang dikatakan Kelompok 1, Kelompok 3 dan Kelompok 4, mereka harus mempersiapkan skenario dan harus berlatih berbicara menggunakan bahasa Inggris dengan baik dan benar sesuai dengan skenario yang telah mereka persiapkan. Kelompok 2 juga mengemukakan bahwa dalam persiapan dan latihan merea harus mencari informasi terkait proyek tersebut dari berbagai sumber baik buku maupun internet. Tabel 2. Data mengenai Pendapat Siswa tentang Bagaimana Project-based Learning melalui Penerapan Showtime Project Work dapat Membantu Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Mereka. Pendapat Siswa G1 G2 G3 G4 : ―Dalam proyek ini kami harus mempersiapkan skenario sebelum menampilkannya dan membutuhakan banyak waktu untuk latihan, terutama latihan berbicara menggunakan bahasa Inggris sesuai dengan skenario dengan pengucapan yang tepat.‖ : ―Sebelum membuat skenario kami mencari banyak informasi tentang drama dan berbagai sumber yang dapat kami sadur untuk pertunjukan tersebut. Kegiatan tersebut membuat kami belajar tentang bagaimana menyusun kalimat yang baik dan mengucapkannya dengan tepat pada saat penilaian sehingga membantu kami meningkatkan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris.‖ : ―Dalam mempersiapkan proyek ini kami harus berlatih bagaimana cara berbicara bahasa Inggris yang baik dan benar agar dapat menampilkan mini drama yang baik dan berkesan bagi penonton dan tentunya juga untuk mendapatkan nilai yang bagus.‖ : ―Bagaimana cara berbicara bahasa Inggris yang baik dan benar sangat ditekankan dalam proyek ini karena kami harus menampilkan drama dalam bahasa Inggris. Jadi kami harus banyak berlatih bagaimana cara mengucapkan kata-kata dalam bahasa Inggris agar kami dapat menampilkan yang terbaik dan mendapatkan nilai yang maksimal. Keterangan: K=Kelompok, K1 merupakan data interview dari Kelompok 1, K2 merupakan data interview dari Kelompok 2, K3 merupakan data interview dari Kelompok 3 dan K4 merupakan data interview dari Kelompok 4. Hambatan yang Dihadapi serta Solusinya Berdasarkan hasil wawancara kepada siswa salah satu hambatan yang dilalui adalah tersedianya waktu untuk persiapan. Dalam mengerjakan proyek ini persiapan yang memerlukan banyak waktu sangat diperlukan. Mengingat jumlah mata pelajaran yang didapat oleh siswa-siswa SMA sangat banyak, maka waktu untuk mempersiapkan proyek ini terbentur dengan tugas-tugas dari guru mata pelajaran lain. Untuk menghadapi hambatan tersebut siswa diberi kebebasan untuk mengatur jadwal persiapan mereka secara mandiri dengan bimbingan dari guru diluar jam pelajaran bahasa Inggris yang sudah terjadwal untuk mereka. Oleh karena itu, mereka dapat memanfaatkan waktu pulang sekolah sesuai dengan kesepakatan mereka dimana semua anggota kelompok tidak ada jadwal kegiatan pada saat itu. Tidak hanya itu, hambatan lain muncul mengingat jumlah anggota setiap 161 Seminar Nasional Unnes-TEFLIN kelompok yang hanya lima orang. Hambatan tersebut terkait dengan berbagai properti yang harus disiapkan pada saat pertunjukan. Dalam pertunjukan tersebut setiap kelompok harus melengkapi pertunjukan mereka dengan propeti yang minimalis namun menunjang penampilan mereka. Dalam menghadapi hal ini siswa dapat bekerja sama antar kemolpok untuk mempersiapkan properti yang dibutuhkan sehingga memperingan pekerjaan mereka terkait dengan persiapan properti. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Showtime Project work merupakan proyek yang dapat memfasilitasi siswa untuk bereksplorasi. Melalui penerepan proyek ini siswa mampu mengekplorasi kemampuan mereka dalam mendiskusikan dan menampilkan sebuah mini drama yang mengharuskan mereka memperagakan sebuah cerita dengan menggunakan bahasa Inggris yang baik dan benar sehingga secara bersama-sama para siswa dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah. Show Time Project work dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam bahasa Inggris dan berpikir kreatif serta dapat memvisualisasikan suatu cerita melalui sebuah penampilan mini drama. Sehingga diharapkan setelah memainkan suatu peran melalui proyek tersebut, siswa dalam meningkatkan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris serta dapat memahami suatu cerita karena mereka diberikan pengalaman secara langsung memerankan suatu tokoh dalam cerita. Setelah kegiatan tersebut, siswa dapat mengingat cerita tersebut lebih lama sehingga tidak merasa kesulitan ketika harus menuliskan ceritanya kembali dan mengembangkan ceritanya berdasarkan daya imajinasi masing-masing siswa. Namun penelitian ini hanya mengumpulkan data dari hasil wawancara siswa. Akan lebih kuat lagi jika dalam penelitian selanjutnya peneliti mengumpulkan data berupa nilai berbicara siswa serta questionnaire. Saran • Siswa Siswa diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan mereka dalam berbicara bahasa Inggris melalui showtime project work. • Guru Guru hendaknya menerapkan Showtime Project work dalam mengajar siswa untuk membantu meningkatkan kemampuan berbicara siswa melaui pengalaman secarq langsung. • Pembaca Pembaca dari penelitian ini diharapkan mampu mengetahui lebih lanjut mengenai cara menerapkan variasi dari Showtime Project work dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris. DAFTAR PUSTAKA Bas, G. (2011). Investigating the Effects of Project-based learning on Students‘ Academic Achievement and Attitudes Towards English Lesson. The Online Journal of New Horizonz in Education, vol. 1, issue 4. Brown, H. Douglas. 2004. Language Assessment: Principles and Classroom Practices. New York: Pearson Education, Inc. Cohen, L., Manion, L. and Morrison, K. (2000). Research methods in education. (5th ed.). New York: RoutledgeFalmer. Creswell, J. W. (2003). Research design: Qualitative, quantitative and mixed methods approaches. Duffy, T. M. & Cunningham, D. J. (1996). Constructivism: Implications for the design and delivery of instruction. In D. H. Jonassen (Ed), Handbook of research for educational communicationsand technology (pp. 170–98). New York: Macmillan. Flucher, Glenn. 2003. Testing Second Language Speaking. London: Longman. Fried-Booth, D. L. (1997). Project work. (8th Ed.) Oxford: Oxford University Press 162 Seminar Nasional Unnes-TEFLIN Fried-Booth, D., L. (2002). Project work (2nd ed.). New York: Oxford University Press. Neo, M., & Neo, T.-K. (2009). Engaging students in multimedia-mediated constructivist learning— Students‘ perceptions. Educational Technology & Society, 12(2), 254–66. Patton, A. 2012. Works that Matter: The Teacher‟s Guide to Project-Based Learning. the Paul Hamlyn Foundation. Tamim, S. R. , & Grant, M. M. (2013). Definitions and Uses: Case Study of Teachers Implementing Project-based Learning. Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning, 7(2). 163