BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Mata Pelajaran IPA Pada Bab II tentang metode penelitian ini, berturut-turut akan dibahas mengenai pengertian IPA untuk sekolah dasar, karakteristik IPA, tujuan Pembelajaran IPA di SD, dan ruang lingkup IPA di SD 2.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Untuk Sekolah Dasar Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapakn dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Permendiknas, 2008:147). Selain itu Rusyan. 2007 dalam (Nurferi, 2010:19) mengemukakan bahwa : “ Bahwa IPA adalah cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan, kumpulan pengetahuan yang berupa konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi mengumpulkan menghubung-hubungkan fakta-fakta itu “. 5 fakta-fakta, dan bagaimana 6 Selain pengertian menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, penemuan (Permendiknas, 2008:147), dan Rusyan. 2007 dalam (Nurferi, 2010:19) terdapat pengertian lain yang diutarakan oleh para ahli lainnya, diantaranya : a) Kemeny dalam (Nurferi, S.2010:19) menyatakan bahwa IPA merupakan aktivitas dalam menemukan hukum-hukum alam dalam bentuk teori-teori berdasarkan fakta-fakta. b) Sund dalam (Nurferi, S.2010:19) mengemukakan bahwa “Scine is both a body of knowledge and process.” Dilihat dari pernyataan tersebut, bahwa yang dimaksud dengan IPA adalah kemampuan dari pengetahuan yang bersifat fakta, konsep, dan prinsip, dan lain-lain serta bagaimana proses untuk mendapatkan pengetahuan tersebut. c) Sementara itu, Depdiknas, 2006 (Aris,M 2010:11) mengemukakan bahwa IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. 2.1.2 Karakteristik IPA Karakteristik pembelajaran IPA 1) Melibatkan seluruh alat indera untuk melakukan suatu proses berpikir, dan melakukan gerakan otot. 2) Membutuhkan berbagai teknik (cara), seperti observasi, eksplorasi dan eksperimen. 3) Mengunakan alat bantu untuk memperoleh data yang obyaktif, sesuai dengan sifat IPA yang mengutamakan obyektivitas. 4) Kegiatan menemukan sesuatu yang baru (penemuan ilmiah), mengunjungi objek, studi pustaka, dan penyusunan hipotesis untuk memperoleh pengakuan kebenaran yang benar-benar objektif. 5) Proses belajar yang aktif, artinya belajar IPA merupakan suatu yang dilaksanakan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan untuk siswa. 7 2.1.3 Tujuan Pembelajaran IPA di SD Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah : 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya. 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. Carin dan Sund (1989) memberikan petunjuk tentang bagaimana seharusnya IPA diajarkan pada pendidikan dasar. Salah satu diantaranya adalah menanamkan ke dalam diri siswa keingintahuan akan alam sekitar, serta dapat memahami pejelasan-penjelasan ilmiah tentang fenomena alam. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan pendidikan IPA yaitu bahwa IPA harus mampu memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia dimana kita hidup, dan bagaimana kita sebagai makhluk hidup harus bersikap terhadap alam. 2.1.4 Ruang Lingkup IPA di SD Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam 8 Kurikulum KTSP relatif sama jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat dalam Kurikulum KTSP adalah: 1) Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. 2) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. 3) Energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. 4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. 2.2 Hasil Belajar IPA Pada hasil belajar IPA, berturut-turut akan dibahas mengenai pengertian hasil belajar IPA dan pembelajaran IPA sebagai berikut : 2.2.1 Pengertian Hasil Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar, merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah, pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai Tuhan Yang Maha Esa. Sejalan dengan itu maka hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar. Menurut Hidayat (2001 : 14) dapat di uraikan sebagai berikut : (1) siswa memiliki pemahaman tentang konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. (2) memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar; (3) mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari; (4) mengenal dan dapat memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar. Iskandar (2001:12) menarik kesimpulan bahwa hasil belajar IPA berupa fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip klasifikasi dan struktur. Hasil IPA penting bagi kemajuan hidup manusia, cara kerja memeroleh itu disebut proses IPA, dalam proses IPA terkandung cara kerja, sikap dan cara berfikir. 9 Beberapa pendapat menggambarkan bahwa hasil belajar IPA merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang ditunjukan dalam bentuk angkaangka seperti yang dapat dilihat dari nilai rapor. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan program pendidikan yang diterapkan. Berdasarkan uraian tentang pengertian hasil belajar IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar (Ilmu Pengetahuan Alam) dapat melatih pemahaman siswa terhadap konsep-konsep IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), melatih keterampilan siswa dalam menggunakan alat teknologi sederhana dalam memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan alam sekitar yang pada akhirnya dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari. 2.2.2 Pembelajaran IPA Suyitno (2004:2) menyimpulkan pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Pengajaran IPA dikembangkan berdasarkan persoalan atau tema untuk dapat dikaji dari aspek kemampuan siswa yang mencakup aspek mengkomunikasikan. konsep secara ilmiah,aspek pengem bangan konsep dasar, dan pengembangan kesadaran dalam konteks ekonomi dan sosial. 2.3 Pembelajaran Kooperatif Pada pembelajaran kooperatif, berturut-turut akan dibahas mengenai pengertian pembelajaran kooperatif,unsur-unsur pembelajaran kooperatif dan karakteristik pembelajaran kooperatif. 2.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama, berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.Slavin (1994) menyatakan bahwa “model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana para siswa 10 bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”. Johnson & Johnson (1987) dalam Isjoni (2009:17) menyatakan bahwa “pengertian model pembelajaran kooperatif yaitu mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut”. Lie (2008:12) menyatakan bahwa “model pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur”. Menurut Sugiyanto (2008:35) “pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”. Malik (2011) menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis untuk sampai kepada pengalaman individual dan kelompok, saling membantu, berdiskusi, ber- argumentasi dan saling mengisi untuk memperoleh pemahaman bersama”. Menurut Wikipedia (2011) “pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antar siswa”. Dari beberapa definisi dari para ahli tentang model pembelajaran kooperatif dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama, berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. 11 2.3.2 Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif Unsur-unsur pembelajaran kooperatif terbagi atas 5 bagian yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, interaksi tatap muka, komunikasi antar anggota kelompok, dan evaluasi proses kelompok sebagai berikut : 1) Saling Ketergantungan Positif Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi promotif yang memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal. Tiap siswa tergantung pada anggota lainnya karena tiap siswa mendapat materi yang berbeda atau tugas yang berbeda, oleh karena itu siswa satu dengan lainnya saling membutuhkan karena jika ada siswa yang tidak dapat mengerjakan tugas tersebut maka tugas kelompoknya tidak dapat diselesaikan. 2) Tanggung Jawab Perseorangan Pembelajaran kooperatif juga ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian individual tersebut selanjutnya disampaikan guru kepada kelompok agar semua kelompok dapat mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan. Karena tiap siswa mendapat tugas yang berbeda secara otomatis siswa tersebut harus mempunyai tanggung jawab untuk mengerjakan tugas tersebut karena tugas setiap anggota kelompok mempunyai tugas yang berbeda sesuai dengan kemampuannya yang dimiliki setiap individu. 3) Interaksi Tatap Muka Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melalukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi semacam ini memungkinkan siswa dapat saling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar lebih bervariasi dan ini juga akan lebih memudahkan siswa dalam belajar. Adanya tatap muka, maka siswa yang kurang memiliki kemampuan harus dibantu oleh siswa yang lebih 12 mampu mengerjakan tugas individu dalam kelompok tersebut, agar tugas kelompoknya dapat terselesaikan. 4) Komunikasi Antar Anggota Kelompok Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi sengaja diajarkan dalam pembelajaran kooperatif ini. Unsur ini juga menghendaki agar para siswa dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi.Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, guru perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi, karena tidak semua siswa mempuanyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Adakalanya siswa perlu diberitahu secara jelas mengenai cara menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang lain. 5) Evaluasi Proses Kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran cooperative learning. 2.3.3 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif 1) Dalam kelompoknya, siswa haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan”. 2) Siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lainnya dalam kelompok, di samping tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi. 3) Siswa haruslah berpandangan bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama. 13 4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya. 5) Siswa akan diberikan evaluasi atau penghargaan yang akan berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok. 6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. 7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani di dalam kelompoknya. 2.4 Model Pembelajaran picture and picture Model pembelajaran picture and picture merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran picture and picture ini dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan tentunya dengan kemasan dan kreatifitas guru. Sejak di populerkan sekitar tahun 2002, model pembelajaran ini mulai menyebar di kalangan guru di Indonesia. Dengan menggunakan model pembelajaran tertentu maka pembelajaran menjadi menyenangkan. Selama ini hanya guru sebagai actor di depan kelas, dan seolah-olah guru-lah sebagai satusatunya sumber belajar. 2.4.1 Pengertian Model Pembelajaran picture and picture Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah Model Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada 14 peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Menurut Siti Fatimah (2008) model pembelajaran picture and picture adalah model pembelajaran yang dilakukan pendidik dengan cara memberdayakan potensi gambar-gambar yang berkorelasi dan berkaitan dengan materi/kompetensi yang ingin dicapai. Dengan penerapan metode pembelajaran picture and picture siswa dapat memperdalam konsep secara leluasa, terkondisi untuk mengembangkan daya nalarnya, dan memperkaya penglamannya di sekolah. Menurut Agus Suprijono dalam Zainur Rofi’ah (2009:110) model picture and picture adalah model belajar yang menggunakan gambar dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Dalam hal ini guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menyampaikan materi sebagai pengantar. Menurut Johnson & Johnson , prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut: 1) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. 2) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. 3) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya. 4) Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi. 5) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. 6) Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. 15 Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Dari beberapa pengertian tentang model pembelajaran kooperatif picture and picture dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. 2.4.2 Prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut : 1) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. 2) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. 3) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya. 4) Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi. 5) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. 6) Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. 2.4.3 Langkah-langkah dari pelaksanaaan picture and picture adalah sebagai berikut : Langkah Aktivitas Guru dan Siswa Langkah- 1 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin Menyampaikan dicapai. Pada langkah ini guru diharapkan untuk kompetensi yang ingin menyampaikan dicapai kompetensi bersangkutan. apa dasar yang mata ingin pelajaran menjadi yang 16 Langkah- 2 Guru menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian Materi Penyajian materi sebagai pengantar adalah sesuatu yang sangat penting. Langkah- 3 Guru menunjukkan/ memperlihatkan gambar- Penyajian gambar gambar kegiatan berkaitan dengan materi. Dengan gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Langkah-4 Pengurutan gambar Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian ataupun membagi siswa kedalam kelompok untuk memasang /mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang lebih logis. Langkah- 5 Guru menyanyakan alasan/dasar pemikiran Penjelasan gambar urutan gambar tersebut. Peran siswa dan teman oleh siswa yang lain diajak sebanyak-banyaknya untuk membantu sehingga proses diskusi PBM semakin menarik. Langkah- 6 Dari alasan/ urutan gambar tersebut guru Penanaman konsep memulai menanamkan konsep/materi sesuai materi Langkah- 7 Kesimpulan atau dengan kompetensi yang ingin dicapai. Guru menyimpulkan dan merangkum materi pembelajaran serta mengadakan evaluasi. rangkuman 2.5 Penerapan model pembelajaran picture and picture Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture dengan menggunakan beberapa tahap: 1) Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan) adalah sebagai bentuk penerapan belajar Pada tahap ini untuk membangkitkan minat siswa, guru meminta siswa untuk berjalan dengan mata yang tertutup sebagai apersepsi. Kemudian guru 17 mengarahkan materi dengan menyampaikan kompetensi atau tujuan pembelajaran yang akan di capai. 2) Tahap Penyampaian dan Pelatihan (kegiatan inti) adalah sebagai bentuk penerapan belajar Pada tahap ini guru menunjukan sebuah gambar kepada siswa dan melakukan tanya jawab seputar gambar tersebut. Kemudian guru menjelaskan materi kepada siswa. Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok dengan masingmasing kelompok beranggotakan 5 orang. Guru membagikan lembar kerja kelompok dan siswa bekerja di kelompok masing-masing. Setiap kelompok siswa melaporkan hasil diskusi di depan kelas dan memasangkan gambar sesuai kolom yang disediakan guru. Guru membahas hasil diskusi yang telah disampaikan oleh setiap kelompok. Kemudian siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dipelajari. 3). Tahap penampilan hasil, kesimpulan dan refleksi (kegiatan penutup) adalah sebagai bentuk belajar) Pada tahap terakhir, guru memberikan soal latihan/evaluasi secara individu dan melakukan refleksi terhadap pelajaran yang baru dipelajari. Dalam kegiatan refleksi ini dijadikan media untuk merefleksi (bercermin) pada kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi ini merupakan suatu cara untuk belajar, menghindari kesalahan di waktu yang akan datang dan untuk meningkatkan hasil belajar serta kinerja peneliti. 2.6 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang menggunakan model pembelajaran kooperatif picture and picture untuk menyelesaikan masalah pembelajaran IPA di sekolah dasar penelitian tersebut antara lain: Penelitian yang dilakukan oleh Irvan Putra Aditya (2010) yang berjudul penerapan Model Pembelajaran Kooperatif picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 5 SDN Dukuh 03 tahun pelajaran 2009/2010. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada siklus yang pertama,sebanyak 63,33% siswa berhasil menperoleh nilai rata-rata 60,03. 18 Sedangkan pada siklus yang kedua 75% siswa memperoleh nilai rata-rata 69,80. Kesimpulan penerapan model pembelajaran kooperatif picture and picture dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa kelas 5 SDN Dukuh 03 dalam menghitung pecahan materi pokok matematika penjumlahan dan pengurangan pecahan. Iswandi (2009) dalam skripsinya berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Tumbuhan Hijau Kelas 5 SDN Temenggungan 02 Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar” menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif Picture and Picture dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitiannya didapati bahwa terdapat segi positif dalam penelitiannya yaitu pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture sangat menyenangkan sehingga pembelajaran tidak monoton serta membuat siswa aktif bekerja diantaranya aktif berpendapat dalam berdiskusi, disamping itu juga terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II yaiutu sebanyak 78% dan nilai siswa telah mencapai standar kelulusan sebesar 75. Adrian (2011) dalam skripsi PTK yang berjudul “ penerapan model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture untuk meningkatkan pembelajaran IPA kelas 5 SDN Kidul Dalem Malang” menarik kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture dapat meningkatkan pembelajaran IPA materi “Bumi dan Alam Semesta” pada siswa kelas 5 SDN Kidul Dalem Malang. Kondisi awal siswa yang sebelum menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture terlihat ramai, tapi keramaian itu tidak disebakan siswa membahas tentang pembelajaran tetapi karena hal lain selain itu pembelajaran masih berpusat pada guru / guru mendominasi. Dengan digunakannya pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture maka didapati hasil belajar yang meningkat, yaitu pada siklus I hasil belajar 55 % dan disiklus II mengalami peningkatan yaitu 75,93 %. Sedangkan pada aspek keaktifan siswa meningkat dari sebesar 42,34% pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 64,03%. 19 Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Irvan Putra Aditya (2010) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SDN Dukuh 03 Tahun Pelajaran 2009/2010, Iswandi (2009) dalam skripsinya berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Tumbuhan Hijau Kelas 5 SDN Temenggungan 02 Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar”, Adrian (2011) dalam skripsi PTK yang berjudul “penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture untuk meningkatkan pembelajaran IPA kelas 5 SDN Kidul Dalem Malang”, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penggunaan model pembelajaran kooperatif picture and picture ternyata hasil belajar siswa semakin meningkat. Berdasarkan analisis judul yang pernah digunakan para peneliti dari beberapa peneliti maka dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Dengan analisis tersebut maka peneliti melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran picture and picture pada pelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar IPA sisw 20 2.7 Kerangka Pikir Kerangka pikir Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture dapat digambarkan sebagai berikut : Guru kurang memaksimalkan kegiatan siswa di kelas Hasil belajar IPA siswa rendah dibawah ≥ 60 Siswa menjadi jenuh dan cepat bosan serta tidak termotivasi dalam proses belajar mengajar Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture dalam pembelajaran IPA Kelebihan Model Pembelajaran Kooperati Picture and Picture 1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. 2. Melatih berpikir logis dan sistematis. 3. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir, 4. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik. 5. Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas Kegiatan pembelajaran lebih bermakna Hasil belajar IPA siswa kelas 5 meningkat di atas KKM ≥ 60 Siswa lebih termotivasi dalam pembelajaran Bagan 2.1 Kerangka pikir Penelitian 2.8 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka pikir di atas dapat dirumuskan hipotesis sementara dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif picture and picture dalam pembelajaran IPA KD: “Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya” dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 semester II SDN 03 Blotongan Tahun 2012/2013”