Analisis Isi Unsur Kekerasan dalam Film 9 Naga

advertisement
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1
Komunikasi Massa
1. Pengertian Komunikasi Massa
Pengertian komunikasi massa bila diadopsi dari bahasa Inggris,
komunikasi massa atau mass communication kependekan dari mass
media communication (komunikasi media massa). Dalam artian
komunikasi yang bermassa atau komunikasi yang ber “mass mediated”.
Komunkasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap
kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan
menggunakan media (Effendy, 1993:80).
Pool dalam Wiryanto (2003:3) mendefinisikan komunikasi massa
sebagai “Komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika
antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesanpesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran
media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi”.
2. Karakteristik Komunikasi Massa (Effendy, 1993:81)
a. Komunikasi bersifat umum
Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah
terbuka untuk semua orang. Benda-benda tercetak, film, radio dan
televisi apabila dipergunakan untuk keperluan pribadi dalam
20
lingkungan organisasi tertutup, tidak dapat dikatakan komunikasi
massa.
b. Komunikasi bersifat Heterogen
Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang-orang heterogen
yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang
bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan
kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat,
memiliki pekerjaan yang berbeda, maka oleh karena itu mereka
berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup dan derajat
kehormatan, kekuasaan dan pengaruh.
c. Media Massa menimbulkan keserempakan
Yang dimaksudkan dengan keserempakan ialah keserempakan
kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari
komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya beda dalam
keadaan terpisah.
3. Unsur-unsur Komunikasi Massa
Komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur sumber (source),
pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver), dan efek
(effect). Menurut (Wiryanto, 2003:3) Harold D Lasswell untuk
memahami komunikasi massa, harus dipahami unsur-unsur yang
diformulasikan dalam bentuk penayangan, who, says what in which
channel to whom and with what effect.
21
a. Unsur who (sumber atau komunikator)
Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga,
organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau
organisasi (institutionalized person). Yang dimaksud dengan
institutionalized person adalah orang, seperti redaktur surat kabar
yang melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan
fasilitas lembaga.
Di Indonesia, surat kabar, radio, film, televisi, dan
komunikasi maya (cyber communication) dapat diusahakan oleh
pemerintah atau swasta. Dengan demikian, yang juga menarik dari
unsur who menyangkut perihal ownership dari organisasi
komunikasi itu. Dari sisi lain, yang penting bukan wartawan, bukan
sutradara atau pemain film, bukan juga penyiar yang meneruskan
pesan-pesan komunikasi lewat pemancar radio atau televisi,
melainkan pemilik yang membayar mereka untuk melaksanakan
kemauannya dalam bentuk tulisan atau keragaman surat kabar,
film, acara-acara radio atau program-program televisi. Dengan kata
lain pemilik organisasi sangat berkuasa. Ia yang sesungguhnya
mempengaruhi jutaan ribu penonton film, pembaca surat kabar,
pendengar radio atau pemakai internet.
22
b. Unsur says what (pesan)
Charles Wright dalam Wiryanto (2003:5) memberikan
karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai berikut :

Publicy
Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan
kepada perorangan-perorangan terntentu yang eksklusif,
melainkan bersifat terbuka untuk umum atau publik. Semua
orang mengetahui dan menerima pesan yang sama dan
disampaikan.

Rapid
Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai
audiens yang luas dalam waktu singkat. Pesan-pesan dibuat
secara massal dan tidak seperti fineart yang dapat dinikmati
berabad-abad.

Transient
Pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk
memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi sekali pakai dan
bukan untuk tujuan-tujuan yang bersifat permanen.
c. Unsur in which channel (saluran atau media)
Unsur saluran menyangkut peralatan mekanik yang digunakan
untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Tanpa
saluran pesan-pesan tidak dapat menyebar secara cepat, luas dan
23
stimulan. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat
kabar, radio, film, televisi, dan internet.
d. Unsur to whom (penerima atau mass audience)
Unsur ini menyangkut sasaran komunikasi massa. Menurut
Charles Wright memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :

Large
Besarnya mass audience adalah relatif dan menyebar dalam
berbagai lokasi. Ukuran untuk large biasanya digunakan suatu
prinsip pihak komunikator pada dasarnya tidak dapat
mengadakan interaksi secara tatap muka dengan khalayak.
Prinsip ini penting sebab yang dimaksud dengan mass
audience adalah perorangan-perorangan yang tidak terikat oleh
tempat yang sama. Mereka dapat tersebar diberbagai tempat
yang relatif luas.

Heterogen
Heterogen adalah semua lapisan masyarakat dengan berbagai
keragamannya. Mass audience disini adalah sasaran-sasaran
yang menduduki berbagai posisi.

Anonim
Anonim diartikan anggota-anggota dari mass audience pada
umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan
komunikator.
24
e. Unsur with what effect (unsur efek atau akibat)
Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi didalam diri
audiens sebagai akibat keterpaan pesan-pesan media. David Berlo
mengklasifikasikan efek ke dalam tiga kategori, yaitu perubahan
dalam ranah pengetahuan, sikap dan perilaku yang nyata. Ketiga
jenis perubahan itu biasanya tidak berlangsung secara berurutan.
Perubahan perilaku biasanya diawali dengan perubahan sikap dan
perubahan sikap didahului dengan perubahan pengetahuan.
Perubahan efek dapat diketahui melalui tanggapan khalayak
yang digunakan sebagai umpan balik (feedback). Jadi, umpan balik
merupakan sarana untuk mengetahui efek.
2.2
Film
2.2.1 Pengertian Film
Pengertian sederhana dari film adalah gambar yang bergerak
(moving picture). Yang dimaksudkan peneliti dengan film disini
adalah film yang berjenis teatrikal. Film teatrikal adalah film yang
diproduksi secara khusus untuk dipertunjukan di gedung-gedung
pertunjukan atau gedung bioskop (cinema). Film jenis ini berbeda
dengan film televisi (television film) atau sinetron yang dibuat
khusus untuk siaran televisi (Effendy 1993 : 201).
Film merupakan penemuan teknologi yang baru muncul pada
abad ke 19, tapi apa yang diberikan sebenarnya tidak terlalu dilihat
dari segi sisi atau fungsi. Film berperan sebagai sarana baru yang
25
digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi
kebiasaan terdahulu, serta menjadikan cerita, peristiwa, musik,
drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum.
Kehadiran film sebagian merupakan respons terhadap “penemuan”
waktu luang di luar jam kerja dan jawaban terhadap kebutuhan
menikmati waktu senggang secara hemat dan sehat bagi seluruh
anggota keluarga. Film sebagai media massa memiliki kelebihan
antara lain dalam jangkauan, realism, pengaruh emosional, dan
popularitas yang hebat. Film juga memiliki kelebihan dalam segi
kemampuannya menjangkau sekian banyak orang dalam waktu
singkat dan mampu memanipulasi kenyataan tanpa kehilangan
kredibilitas. Kita perlu menyimak unsur-unsur ideologi dan
propaganda yang terselubung dan tersirat dalam banyak film hiburan
umum, suatu fenomena yang tampaknya tidak tergantung pada ada
atau tidak adanya kebebasan masyarakat. Fenomena semacam itu
mungkin juga bersumber dari keinginan untuk memanipulasi
(McQuail, 2003:14).
Film menjadi lebih bebas untuk memenuhi kebutuhan akan
sajian yang berbau kekerasan, mengerikan dan pornografis. Terlepas
dari adanya iklim yang bebas seperti itu, yang disebabkan oleh
adanya perubahan norma-norma sosial, film masih tetap tidak
mampu menikmati hak-hak politik dan ekspresi artistik secara penuh
26
dan masih banyak Negara yang tetap mempertahankan sistem
pemberian izin, sensor dan pengendalian terhadap film.8
Film mengalami integrasi besar-besaran dengan media
lainnya, terutama dengan penerbit buku, musik popular, dan bahkan
dengan televisi sendiri. “Terlepas dari kenyataan menurunnya
jumlah penonton film, justru mampu mencapai kekhususan tertentu,
yakni sebagai sarana pameran bagi media lain dan sebagai sumber
budaya yang berkaitan erat dengan buku, film kartun, bintang
televisi dan film seri serta lagu. Dengan demikian dewasa ini film
berperan sebagai pembentuk budaya massa, bukan semata-mata
mengharapkan media lainnya sebagaimana peran film pada masa
kejayaannya yang lalu.” (McQuail, 2005:15)
2.2.2 Film sebagai Media yang Berpengaruh
Film adalah medium komunikasi massa yang ampuh sekali,
bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan
pendidikan. Dalam ceramah-ceramah penerangan pendidikan kini
banyak digunakan film sebagai alat pembantu untuk memberikan
penjelasan (Effendy 1993 : 209).
8
http://mengaisilmu.blogspot.com/2009/07/sejar-perfilman.html
27
Sebagai salah satu bentuk media massa, film dinilai paling
berpengaruh terhadap kejiwaan para penontonnya. Pertama-tama
disebabkan oleh suasana didalam gedung bioskop sendiri dan
keduanya dikarenakan sifat dari media massa itu sendiri.9
Suasana bioskop membuat para penonton memusatkan
segenap perhatian dan mencurahkan seluruh perasaannya kepada
film itu. Tak ada pengaruh lain yang menganggu perhatiannya.
Dalam keadaan bioskop yang gelap, penonton dapat tertawa
sekenanya, menangis sepuasnya, duduk senang semuanya tanpa
gangguan siapapun.
Tak ada
orang
yang melihatnya
dan
menegurnya.10
Dalam hal ini orang-orang film pandai selalu menimbulkan
emosi penonton. Teknik perfilman, baik peralatannya maupun
pengaturannya telah berhasil menampilkan gambar-gambar yang
semakin mendekati kenyataan. Dalam suasana gelap dalam gedung
bioskop itu penonton menyaksikan suatu cerita yang seolah-olah
benar-benar terjadi dihadapannya.11
9
http://icalsensei.multiply.com/reviews/item/94
10
http://www.imdb.com/title/tt0770710/
11
http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Kutip_sumber_tulisan
28
Sehubungan dengan itu dalam ilmu jiwa social terdapat gejala
apa yang disebut identifikasi psikologis. Dalam melihat atau lebih
tegas lagi, dalam menghayati sebuah film kerap kali penonton
menyamakan (mengidentifikasikan) seluruh pribadinya dengan salah
seorang pemegang peranan dalam film itu. Ia bukan saja dapat
“memahami” atau “merasakan” apa yang dipikirkan atau dialami
pemain itu dalam menjalankan peranannya, tetapi lebih lagi dari
pada itu : antara pemain dan penonton hamper tidak ada lagi
perbedaan (Effendy 1993 : 207).
2.2.3 Kualitas Film
Menurut Effendy (1993 : 226) film yang bermutu dan
berkualitas adalah sebagai berikut :
1.
Memenuhi Trifungsi Film
Fungsi film adalah hiburan, pendidikan dan penerangan.
Filmnya sendiri sudah merupakan saran hiburan. Orang yang
menonton film tentunya untuk mencari hiburan, apakah film
itu membuat tertawa, mencucurkan air mata, atau membikin
gemetar ketakutan.
Kalau saja film ini membawakan pesan yang sifatnya
mendidik atau memberikan penerangan, barangkali dapat
dinilai sebagai memenuhi salah satu unsur bermutu.
29
2.
Konstruktif
Film yang bersifat konstruktif ialah kebalikan dari yang
bersifat deskruktif, yakni film dimana perilaku aktor atau aktris
serba negatif yang bisa ditiru oleh masyarakat, terutama mudamudi. Andai kata sebuah film tidak mempertontonkan adegan
seperti itu, barangkali dapat dinilai sebagai memenuhi unsur
lain dari film bermutu.
3.
Artistik-etis-logis
Film memang harus artistik itulah sebabnya, film sering
disebut hasil seni. Kalau saja sebuah film membawakan cerita
yang mengandung etika, lalu penampilannya memang logis,
film seperti itu dapat dinilai sebagai memenuhi ciri ketiga dari
kriteria film bermutu.
4.
Persuasif
Film yang bersifat persuasif ialah film yang ceritanya
mengandung ajakan secara halus, dalam hal ini sudah tentu
ajakan berpartisipasi dalam pembangunan, “national and
character building” yang sedang dilancarkan Pemerintah.
Sebagaimana kita maklumi bersama, bahwa abad XXI merupakan
abad komunikasi atau informasi berbagai penemuan penting dalam pola
hubungan atau interaksi antar manusia, dari berbagai belahan bumi. Dengan
dukungan teknologi komunikasi seperti teknologi satelit, serat optik serta
teknologi digital dengan kompensasinya, maka percepatan perkembangan
30
teknologi dan informasi makin meningkat tajam terutama dalam mendukung
berbagai aspek kehidupan manusia namun banyak diketahui bahwa semakin
canggih sarana komunikasi maka semakin tidak ada hubungan tatap muka
antara pemberi informasi dengan penerima informasi, sehingga komunikasi
yang terjadi cenderung bersifat satu arah. Akibatnya berbagai pengaruh
yang disebarkan oleh sarana komunikan seperti itu tidak bisa dihindari.
Ikatan satu arah tersebut diperkuat oleh daya tariknya yang luar biasa.
Meskipun film sebagai penemuan teknologi baru telah muncul pada
akhir abad kesembilan belas, tetapi apa yang diberikannya sebenarnya tidak
terlalu baru dilihat dari segi isi atau fungsi. Film berperan sebagai sarana
baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi
kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama,
lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum.
Kehadiran film sebagian merupakan respon terhadap “penemuan”
waktu luang di luar jam kerja dan jawaban terhadap kebutuhan menikmati
waktu senggang secara hemat dan sehat bagi seluruh anggota keluarga. Jadi,
film membuka kemungkinan bagi kelas pekerja untuk menikmati unsur
budaya yang sebelumnya telah dinikmati oleh orang-orang yang berbeda di
“atas” mereka. Dengan demikian, jika ditinjau dari segi perkembangan
fenomenalnya, akan terbukti bahwa peran yang dimainkan oleh film dalam
memenuhi kebutuhan tersembunyi memang sangat besar.
Karakterisasi masalah film sebagai usaha bisnis pertunjukan baru
dalam pasar yang kian berkembang belumlah mencakup segenap
31
permasalahan film. Dalam sejarah perkembangan film terdapat tiga tema
besar dan satu atau dua tonggak sejarah yang penting. Tema pertama ialah
pemanfaatan film sebagai alat propaganda. Tema ini penting terutama dalam
kaitannya dengan upaya pencapaian tujuan nasional dan masyarakat. Hal
tersebut berkenaan dengan pandangan yang menilai bahwa film memiliki
jangkauan, realisme, pengaruh emosional dan popularitas yang hebat. Kedua
tema lainnya dalam sejarah film ialah muculnya beberapa aliran seni film
(Huaco, 1963) dan lahirnya aliran film dokumentasi sosial (Denis McQuail :
1987).
2.3 Analisis isi
Menurut Wazer dan Weiner (Bulaeng, 2004:171), analisis isi adalah
suatu prosedur sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang
terekam. Dan alat untuk menganalisis pesan dari komunikator tertentu
sebagai pengganti menginterview orang atau meminta mereka untuk
menjawab kuesioner (Tankard, 2005:40).
Menurut Ashadi Siregar (2006:15) asumsi tentang analisis isi:
Kajian isi media disebut obyektif jika ketentuan-ketentuan dalam
instrumen yang digunakan dirumuskan dengan kriteria yang dapat
menghindari multi interpretasi, sehingga pengkaji berbeda dengan
menjalankan instrumen yang sama atas obyek yang sama akan memperoleh
data dan kesimpulan yang sama, dengan derajat eror yang rendah. Dengan
kata lain, melalui kriteria kerja, interpretasi subyektif dari person-person
yang berbeda dapat menghasilkan hal yang sama. Sedangkan pengertian
32
sistematik merupakan seleksi dan analisa data didasarkan pada langkahlangkah terencana dan tidak bisa. Sementara unsur kuantitatif yang menjadi
ciri kajian analisis isi terlihat dari hasilnya yang diwujudkan dalam angka,
dapat berupa distribusi frekuensi, tabel kontingensi koefisien korelasi, atau
lainnya. Analisis isi terbagi atas 2 jenis yaitu analisis isi kuantitatif dan
analisis kualitatif.
1.
Analisis isi kuantitatif
Menurut Barelson dan Kerlinger, analisis isi merupakan
komunikasi secara sistematik, obyektif, dan kuantitatif terhadap pesan
yang tampak (Wimmer Dominick, 2003:135). Sedangkan menurut
Budd (1967), analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk
menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk
mengobservasi dan menganalisis isi pelaku komunikasi yang terbuka
dari komunikator yang dipilih.
a.
Prinsip Sistematik
Ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang
dianalisis. Periset tidak dibenarkan menganalisis hanya pada isi
yang sesuai dengan perhatian dan minatnya, tetapi harus ada pada
keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diriset.
b.
Prinsip Objektif
Hasil analisis tergantung pada prosedur riset bukan pada
orangnya. Kategori yang sama bila digunakan untuk isi yang
33
sama dengan prosedur yang sama, makanya hasilnya harus sama,
walaupun risetnya beda.
c.
Prinsip Kuantitatif
Mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan
berbagai jenis isi yang didefinisikan. Diartikan juga sebagai
prinsip digunakannya metode deduktif.
d.
Prinsip Isi yang Nyata
Yang diriset dan di analisis adalah isi yang tersurat (tampak)
bukan makna yang dirasakan periset. Perkara hasil akhir dari
analisis nanti menunjukkan adanya sesuatu yang tersembunyi, hal
itu sah-sah saja. Namun semuanya bermula dari analisis terhadap
isi yang tampak.
Penggunaan analisis isi mempunyai beberapa manfaat dan tujuan. Mc
Quail dalam buku Mass Communication Theory (2000:305) mengatakan
bahwa tujuan dilakukan analisis terhadap isi pesan komunikasi adalah :

Mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media.

Membuat perbandingan antara isi media dengan realitas sosial.

Isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai sosial dan budaya
serta sistem kepercayaan masyarakat.

Mengetahui fungsi dan efek media.

Mengevaluasi media perfomance.

Mengetahui apakah ada bias media.
34
2. Analisis Isi Kualitatif
Analisis isi kualitatif memfokuskan risetnya pada isi komunikasi
yang tersurat (tampak atau manifest). Karena itu tidak dapat
digunakan untuk mengetahui isi komunikasi yang tersirat (latent).
Oleh karena itu diperlukan analisis isi yang lebih mendalam dan detail
untuk memahami produk isi media dan mampu menghubungkannya
dengan konteks sosial/realitas yang terjadi sewaktu pesan dibuat.
Karena semua pesan (teks, simbol, gambar dan sebagainya adalah
produk sosial dan budaya masyarakat. Inilah yang disebut dengan
analisis kualitatif. Al theide (1996 : 2) mengatakan bahwa analisis isi
kualitatif disebut pula Enthnografic Content Analysis (ECA), yaitu
perpaduan analisis isi obyekstif dengan observasi partisipan.
Analisis kualitatif ini bersifat sistematis, analisis tapi tidak kaku
seperti dalam analisis isi kuantitatif. Kategorisasi hanya dipakai
sebagai guide, diperbolehkan konsep-konsep atau kategorisasi yang
lain muncul selama proses riset. Periset dalam melakukan analisis
bersikap kritis terhadap realitas yang ada dalam teks yang dianalisis.
2.4 Originalitas Penelitian atau Penelitian Sebelumnya
Dalam penelitian ini, penulis mencantumkan beberapa penelitian yang
sama dengan yang akan teliti. Ada beberapa penelitian tentang film yang
serupa dengan penelitian penulis. Agar penulis bisa mengetahui hasil-hasil
dari penelitian yang penulis ambil.
35
Tabel 2.2
Originallitas Penelitian atau Penelitian Sebelumnya
No.
1.
Peneliti
Judul
Tujuan
Metodologi
Hasil
Angelita P.
Kandungan Unsur Mendsekripsikan
Analisis Isi Film
- Adegan Sex
Hamantara
Sex, Mistis dan
seberapa sering
Tali Pocong
merupakan adegan
Kekerasan Film
isi yang
Perawan
yang paling
Tali Pocong
menyangkut seks,
banyak
Perawan (Analisis kekerasan, mistis
- Adegan mistis
Isi Film Tali
ditampilkan
didominasi dengan
Pocong Perawan.
dalam film Tali
visualisasi yaitu
Pocong Perawan.
penampakan
makhluk halus
- Bentuk adegan
kekerasan yang
paling menonjol
adalah kekerasan
fisik
- Motif tidak
disengaja
- Banyak laki-laki
dari pada
perempuan.
2.
Dwi
Motif Gratifikasi
Mardikowati Dalam Menonton
Mendeskripsikan
Deskripsi
motif-motif
Eksploratif.
- Motif Integrasi
Sosial dalam
Film Ayat-Ayat
gratifikasi yang
keinginan
Cinta.
terpenuhi setelah
menonton film
menonton film
Ayat-Ayat Cinta.
Ayat-Ayat Cinta.
- Motif terbesar
kedua adalah
36
Motif Afeksi.
- Motif Kognisi dan
Motif Hiburan
masing-masing
hanya berpengaruh
kecil.
- Perbedaan jenis
kelamin tidak
berpengaruh dalam
penulisan ini.
3.
- Adegan seks visual
Ayundra
Analisis Isi
Mendeskripsikan
Analisis Isi Film
Rizki
Adegan Seks
bagaimana isi
Basahhh
Rengganis
Dalam Film
yang menyangkut
”Basahhh”
seks dalam film
- Dalam adegan
komedi remaja
Film Basahhh
”Basahhh”
banyak
lebih banyak
ditampilkan.
menyimpang dari
peraturan Komisi
Penyiaran
Indonesia.
- Lebih banyak
adegan eksploitasi
keindahan tubuh
wanita.
- Film memiliki
pengaruh yang
besar terhadap
perkembangan
psikologi remaja.
37
4.
Satrio Putra
Analisis Isi Unsur
Mendeskripsikan
Analisis Isi Film
Yuganto
Kekerasan Dalam
seberapa sering
9 Naga.
Film 9 Naga.
isi yang
- ?????
menyangkut
kekerasan yang
ditampilkan
dalam film “9
Naga”.
2.5
Sinopsis Film “9 Naga”
Film 9 Naga menceritakan tiga orang pembunuh bayaran dengan satu
kepala geng. Tiga orang ini sudah bersahabat dari kecil, Marwan, Leni dan
Doni, mereka tergabung dalam pembunuh bayaran. Mereka tinggal di suatu
daerah padat penduduk. Mereka mempunyai masalah ekonomi sendirisendiri. Doni mempunyai adik yang masih duduk di bangku SMA,
membutuhkan biaya sekolah yang tidak sedikit. Doni yang kesehariannya
tidak mempunyai aktivitas untuk mendapatkan uang. Marwan yang setiap
harinya selalu mendapatkan uang lebih, Marwan mencoba untuk
menawarkan pekerjaan haram ini kepada Doni. Doni yang sedang
membutuhkan uang, ia mencoba pekerjaan yang ditawarkan oleh Marwan.
Marwan mempunyai istri dan seorang anak. Keseharian Marwan tidak
pernah bersinggah dirumah. Marwan pulang hanya memberikan uang
kepada istrinya lalu bersiap-siap untuk bekerja sebagai pembunuh bayaran.
Di sebuah perkampungan kecil yang selam, mereka bertiga tinggal.
Marwan yang selalu menawarkan pekerjaan kepada Doni. Di sebuah
38
warung tuak mereka bertiga menyempatkan diri mampir untuk meminum
segelas tuak. Di warung tersebut, mereka memulai untuk melakukan
pekerjaannya. Mereka menculik korban dan membawanya ke sebuah tempat
untuk melakukan penembakan. Korban yang sudah mati, dimasukan dalam
karung dan dibuang ke sungai.
Setelah pekerjaan mereka selesai, mereka nongkrong disebuah gang
sambil meminum minuman keras. Keesokan harinya, Doni bilang kepada
Marwan kalau Doni ingin berhenti untuk beberapa waktu. Doni dan adiknya
Adi, ingin membuka usaha sablon. Akhirnya mereka bertiga singgah di
warung tuak langganannya. Doni mengeluarkan gambar Naga, yang telah
digambar oleh Adi. Mereka berdua berinspiransi oleh sebuah komik 9 Naga
terakhir di Bumi. Leni setuju dengan Doni yang ingin membuka usaha
sablon. Tapi Marwan tidak setuju karena menurut Marwan, penghasilan
yang didapat tidak banyak.
Setelah Doni bercerita dengan Marwan dan Leni. Doni kembali
pulang kerumahnya dan Doni menceritakan apa yang ia ceritakan kepada
teman-temannya. Ternyata Adi mengetahui pekerjaan kakaknya Doni. Doni
menceritakan kenapa ia begitu patuh dengan Marwan. Pada waktu kecil,
Doni diselamatkan oleh Marwan dan Leni saat Doni di rampas uangnya oleh
preman. Dari saat itu lah Doni berteman dengan Marwan dan Leni. Dan
pada saat itu juga, Doni tidak bisa melupakan kejadian yang pernah ia
alami. Ketika Doni bercerita tentang kisahnya, Adi tidak peduli dengan
semuanya.
39
Marwan yang kesehariannya tidak pernah pulang, akhirnya Marwan
pulang untuk melihat anak istrinya. Anak istrinya yang membutuhkan sosok
Ayah dan Suami. Pagi harinya, Marwan dihubungi via handphone oleh
bosnya untuk melaksanakan tugasnya lagi sebagai pembunuh bayaran. Pada
saat itu juga Marwan menghubungi kedua temannya. Doni yang tadinya
ingin berhenti beberapa waktu, akhirnya ikut lagi dalam pekerjaannya.
Dalam hati kecil, Doni terpaksa melakukan pekerjaan ini karena
terdesak oleh keadaan. Leni yang selalu patuh dengan Marwan, ia tidak
berpikir panjang ikut pekerjaan Marwan. Akhirnya mereka bertiga menemui
bosnya untuk melaksanakan pekerjaan yang sudah menunggu. Mereka
berangkat ketika hari sudah gelap. Mereka berangkat ke suatu Restoran
untuk membidik salah satu tamu restoran tersebut. Dengan keahlian
Marwan, akhirnya Marwan menembakkan pistol ke arah target dan ternyata
tembakan Marwan kali ini meleset. Suasana restoran menjadi ricuh dengan
suara tembakan.12
Marwan terus mengejar target dengan terus menembakkan ke arah
target sedangkan Doni mengikuti Marwan untuk mendapatkan target. Target
yang terus menghindar dan masuk ke dalam dapur yang akhirnya
menemukan pintu keluar untuk meloloskan diri. Ketika Marwan mengejar
target, polisi patroli mendengar suara tembakan. Akhirnya Polisi mengejar
Marwan dan Doni sampai ke belakang restoran.
12
http://sinema-indonesia.com/neo/2007/04/01/9-naga-2006/
40
Marwan mengetahui bahwa dirinya dikejar Polisi, akhirnya Marwan
bersembunyi disuatu tempat. Marwan menunggu saat-saat Polisi mendekati
Marwan, saat Marwan keluar dari persembunyian dan menembakkan
peluru, ternyata yang ia tembak temannya sendiri, Doni.
Marwan kaget dan langsung memeluk Doni, dan hanya bisa menangis
di hadapan Doni. Marwan mengambil gambar Naga dan Komik yang selalu
dibawa oleh Doni. Ketika itu Leni yang sedang menunggu di dalam sebuah
mobil, langsung menyalakan mobil dan pergi. Setelah kejadian itu Marwan
dan Leni pergi ke suatu sungai sambil membawa Doni untuk dibuang agar
jejak mereka tidak diketahui oleh Polisi. Sungai ini biasa untuk membuang
mayat oleh mereka. Target-target yang mati, dibuang di sungai ini. Setelah
kejadian itu, Marwan dan Leni bingung bertemu dengan adiknya Doni, Adi.
Marwan hanya bisa merenung dan terus merenung. Sedangkan Leni
yang hanya bisa mabuk dengan menghabiskan beberapa gelas tuak di
warung, sambil merenungkan sahabatnya yang kini telah tiada. Mereka
bingung harus berbuat apa dengan Adi adik Doni. Adi terus menunggu
kedatangan kakaknya yang sudah lama tidak pulang. Akhirnya Marwan
memberanikan diri untuk bertemu dengan Adi. Marwan memberikan
gambar Naga dan komik yang ia bawa kepada Adi. Adi langsung menangis
dan memukuli Marwan.
Istri Marwan ingin sekali pindah rumah, menurut ia lingkungan
rumahnya tidak baik untuk anak kesayangannya itu. Keesokan harinya
Marwan pergi ke suatu developer perumahan untuk membeli sebuah rumah.
41
Dengan uang yang ia bawa, tidak cukup untuk memenuhi pembelian rumah.
Akhirnya Marwan, datang ke bosnya untuk meminta uang hasil kerjanya.
Saat Marwan meminta bosnya marah-marah karena menurut bosnya, kerja
Marwan tidak tuntas. Marwan tidak terima dengan perkataan si bos.
Marwan langsung membunuh dan mengambil setumpuk uang yang ada di
lemari. Marwan langsung kabur dari kantor dan anak buah bosnya
mengetahui kalau bosnya sudah mati.
Akhirnya Marwan pulang dan berkemas membawa anak dan istrinya
ke rumah Leni. Marwan langsung membawa uang curiannya ke developer,
untuk membeli sebuah rumah untuk anak dan istrinya. Ketika itu, Marwan
masih dicari oleh anak buah bosnya dan di sebuah gang kecil, Leni diculik
oleh anak buah bosnya. Marwan mengetahui kalau Leni diculik. Akhirnya
Marwan menyerahkan diri dengan Leni karena menurut Marwan, pencurian
uang bosnya tidak ada kaitannya oleh Leni.
Penculik meminta Marwan untuk mengembalikan uang yang ia curi.
Di malam hari, Marwan menyerahkan diri dan membawa tas berisi uang
yang ia curi dan barter dengan Leni. Ketika Marwan dan Leni bertemu,
Marwan memberikan sebuah kunci rumah baru untuk istri dan anaknya.
Akhirnya Marwan masuk ke dalam ruangan, yang didalamnya penculik
meminta untuk membuka tas yang berisi uang. Ternyata, tas yang ia bawa,
sudah diganti Marwan dengan sobekan kertas koran. Marwan hanya tertawa
dan penculik akhirnya menembak Marwan.
42
2.6
Kerangka Pikir Penelitian
Komunikasi
Massa
FILM
“9 NAGA”
Analisis Isi :
 Transkrip
 Koding
 Tabulasi
Kuantitaf
Kualitatif
Statistik Deskriptif
Deskripsi
Kandungan Unsur
Bentuk Tampilan
 Kekerasan
 Kekerasan
Bagan 2.1
Kerangka Pikir Penelitian
43
Dari Bagan 2.1 kerangka pikir penelitian dalam dijelaskan sebagai berikut:
Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan
yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media, salah
satunya melalui Film. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis isi dari film
9 Naga dengan menggunakan transkrip, koding, dan tabulasi sebagai alat dan cara
untuk menganalisis film tersebut. Dalam penelitian ini metode yang digunakan
peneliti untuk menganalisis film 9 Naga adalah dengan metode kuantitatif statistik
deskriptif yang akan menganalisis isi yang menyangkut kandungan unsur
kekerasan dalam film 9 Naga dan metode kualitatif deskriptif yang digunakan
untuk menjelaskan isi yang menyangkut tampilan dari film 9 Naga.
44
Download