BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanasan global (global warming) adalah suatu kondisi yang menunjukkan terjadinya peningkatan suhu di permukaan bumi yang bisa mengakibatkan terjadinya perubahan iklim. Pemanasan global yang terjadi dikarenakan peningkatan kadar gas rumah kaca seperti (CO2, CH4, NOx, SOx, dan CFC) yang umumnya disebabkan oleh aktivitas manusia (Karyono, 2010). Pada perkotaan dampak dari pemanasan global lebih terasa, salah satu contohnya adalah Jakarta. Banyaknya populasi manusia dan aktivitasnya yang menambah jumlah gas rumah kaca, tingginya tingkat kemacetan sehingga mengakibatkan akumulasi polusi dari transportasi, dan kurangnya ruang hijau yang seharusnya mampu menyerap gas tersebut. Banyaknya manusia dan aktivitasnya berdampak pada meningkatnya pembangunan gedung-gedung bertingkat di perkotaan, terutama kota besar seperti Jakarta. Bahkan, terkadang pembangunan tersebut mengalihfungsikan ruang, dari ruang terbuka menjadi ruang terbangun. Hal ini tentunya akan mengurangi ruang terbuka yang bisa dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas lingkungan kota. Undang - Undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang mensyaratkan kota harus memiliki RTH minimal sebesar 30 persen dari total luas kota secara keseluruhan. Sebaliknya, dengan bertambahnya bangunan tersebut mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan perkotaan, ditambah lagi bangunan saat ini yang menggunakan sumber daya alam dan energi tidak ramah lingkungan. Hal yang lebih penting saat ini mencari solusi mengurangi gas rumah kaca, di tengah banyaknya bangunan yang tidak ramah lingkungan, dan minimnya ruang terbuka hijau di Jakarta, serta keterbatasan lahan yang ada. Sebuah perkembangan pengetahuan saat ini memberikan solusi dengan menjadikan bangunan menjadi sesuatu yang hijau dan lebih ramah lingkungan yaitu dengan konsep taman vertikal atau vertical garden dan taman atap atau roof garden sebagai salah satu usaha mengurangi gas rumah kaca, sekaligus memberikan nilai 2 keindahan bagi bangunan, memberikan sumbangan oksigen dan memberikan iklim mikro yang nyaman. Taman vertikal merupakan penanaman yang dilakukan pada struktur vertikal seperti dinding atau panel yang dilakukan dimana saja (Arifin dkk, 2008 dalam Noviandi, 2011). Vertical garden bisa manjadi salah satu solusi menghadirkan taman pada ruang yang terbatas. Selain memberikan keindahan pada bangunan, manfaat ekologis juga dapat dirasakan pemiliknya, menyerap gas rumah kaca, serta memberikan iklim mikro yang nyaman. Konsep ini akan membuat bangunan-bangunan di perkotaan menjadi lebih ramah lingkungan. Roof garden atau taman atap adalah satu bentuk penghijauan dengan wadah tanam atau ruang pada atap gedung dan struktur buatan lainnya (Pramukanto, 2005 dalam Lestari, 2008). Roof garden atau taman atap, khususnya di kota-kota besar (metropolis) memiliki peran penting seperti halnya ruang hijau lainnya. Pembangunan gedung-gedung diperkotaan dapat diimbangi dengan konsep taman ini. Taman ini memberikan manfaat seperti filter alami terhadap polusi udara, megendalikan iklim mikro, memberikan iklim mikro yang nyaman menampilkan keindahan visual, sebagai habitat satwa liar, dan menambah nilai ekonomi bangunan (Sulistyantara, Juwana, Sukaton, 2004). Untuk mengetahui proses perancangan vertical garden dan roof garden tersebut mahasiswa mengikuti kegiatan magang di Oemardi_Zain Landscape Consultant. Oemardi_Zain Landscape Consultant adalah sebuah konsultan lanskap yang sudah memiliki pengalaman yang cukup lama dibidang Arsitektur Lanskap. Pendirinya adalah Umar Zain yang sangat berpengalaman di bidang Arsitektur Lanskap dan didukung oleh 20 orang staf. Pada perusahaan tersebut terdapat proyek perancangan vertical garden dan roof garden, sehingga bisa dijadikan bahan studi mahasiswa, bersama dengan staf lainnya mahasiswa bisa belajar mengenal proses perancangan lanskap secara umum dan perancangan vertical garden dan roof garden secara khusus. 1.2 Tujuan Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah mempelajari dan meningkatkan soft skill serta keterampilan merancang dalam lingkup keprofesian 3 Arsitektur Lanskap, menambah pengetahuan mengenai dunia kerja profesi Arsitektur Lanskap, meningkatkan wawasan dan pengalaman keprofesian dalam bidang perancangan Arsitektur Lanskap. Sedangkan tujuan khususnya, antara lain: 1. menganalisis perancangan vertical garden, 2. menganalisis perancangan roof garden, 3. menganalisis kelebihan dan kekurangan vertical garden serta roof garden. 1.3 Manfaat Melalui kegiatan magang mahasiswa memperoleh manfaat antara lain: berkembangnya sikap profesionalisme kerja dalam lingkup keilmuan Arsitektur Lanskap yang terwujud melalui kegiatan praktek perancangan, meningkatnya keterampilan teknik perancangan dan menambah pengalaman serta sebagai media pertukaran informasi, ilmu dan teknologi dalam Arsitektur Lanskap antara mahasiswa dan pihak tempat magang, Selain itu, meningkatnya soft skill mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja, khususnya pada proses perancangan sebuah proyek, dan terjalinnya kerjasama dan hubungan yang baik antara Departemen Arsitektur Lanskap dengan perusahaan tempat magang.