7 BAB II KAJIAN TEORI A. Sikap Komunikatif Pendidikan karakter

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Sikap Komunikatif
Pendidikan karakter pada saat ini mulai gencar diterapkan dalam
pendidikan,
peranan
guru
dalam
pendidikan
karakter
tidak
hanya
berhubungan dengan mata pelajaran tetapi juga menempatkan dirinya dalam
seluruh interaksinya dengan kebutuhan, kemampuan, dan kegiatan siswa.
Zubaedi (2011:75) menyatakan bahwa “Komunikatif merupakan tindakan
yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama
dengan orang lain. Komunikatif merupakan kemampuan seseorang untuk
mempergunakan bahasa yang secara sosial dapat diterima dan memadai”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Komunikatif merupakan keadaan
saling dapat berhubungan atau mudah di pahami”. Dari uraian tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa sikap komunikatif merupakan bentuk kemampuan
seseorang untuk mampu berinteraksi dengan baik dilingkungannya sehingga
mudah diterima keberadaanya.
Kecenderungan sikap anak usia sekolah dasar adalah senang bermain,
untuk itu sikap komunikatif perlu ditanamkan agar siswa mampu
berkomunikasi dengan baik. Sikap komunikatif perlu ditanamkan tiap peserta
didik agar mempunyai jiwa sosial yang baik dan mampu berinteraksi dengan
lingkungan. Penanaman sikap komunikatif diharapkan sebagai bekal untuk
siswa dalam menghadapi situasi lingkungan yang baru sehingga siswa mudah
7
Upaya Meningkatkan Sikap…, Panggih Wijaya, FKIP, UMP, 2017
8
berinteraksi dengan baik dilingkungan barunya. Sikap komunikatif dapat
menolong bagi siswa yang lemah dalam penguasaan materi sehingga dapat
membuka peluang baru bagi siswa untuk menentukan apa yang dapat
dilakukan kedepannya dengan memahami aspek kognitif, afektif, dan
psikomotornya. Indikator sikap komunikatif dapat dilihat pada tabel 2.1
berikut:
Tabel 2. 1 Indikator Sikap Komunikatif
NILAI
INDIKATOR
Komunikatif:
Tindakan yang
memperlihatkan
rasa senang
berbicara,
bergaul, dan
bekerjasama
dengan orang
lain
Kelas 1-3
Bekerjasama dengan
kelompok di kelas
Berbicara dengan teman
sekelas
Bergaul dengan teman
sekelas ketika istirahat
Bergaul dengan teman lain
kelas
Kelas 4-6
Memberi pendapat dalam
kerja kelompok di kelas
Memberi dan mendengarkan
pendapat dalam diskusi kelas
Aktif dalam kegiatan sosial
dan budaya kelas
Aktif dalam kegiatan
organisasi kelas
Aktif dalam kegiatan sosial
dan budaya sekolah
Berbicara dengan guru,
Berbicara dengan guru,
kepala sekolah, dan
kepala sekolah, dan
personalia sekolah lainnya
personalia sekolah lainnya
(Daryanto, Suryatri, D, dan Bintoro, M.T. 2013: 155)
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan mencari informasi. Slameto (2010:2)
menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Kegiatan belajar dilakukan untuk memperoleh
sebuah perubahan yang baik menuju sebuah prestasi yang diinginkan
Upaya Meningkatkan Sikap…, Panggih Wijaya, FKIP, UMP, 2017
9
setiap orang”. Abdilah dalam (Anurrahman, 2010: 35) mengemukakan
bahwa “Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan individu dalam
perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh
tujuan tertentu”. Berdasarakan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperbaiki
sebuah perilaku untuk menjadi lebih baik.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena
belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar merupakan
hasil dari proses pembelajaran tersebut. Pengertian prestasi belajar
menurut Hamdani (2011: 137) “Prestasi belajar merupakan hasil suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun
secara kelompok. Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh
seseorang setelah menempuh kegiatan belajar. Arifin (2014: 12) bahwa
“Prestasi belajar adalah hasil yang dapat dicapai oleh seseorang setelah
melakukan
kegiatan
belajar
dalam
kurun
waktu
tertentu
yang
menghasilkan perubahan pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap”.
Pengertian prestasi belajar yang dikemukakan oleh Hamdani dan Arifin
dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang
dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya
setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar dapat diketahui
Upaya Meningkatkan Sikap…, Panggih Wijaya, FKIP, UMP, 2017
10
dengan mengadakan penilaian tes prestasi belajar, ditunjukkan dalam
bentuk nilai.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hamdani
(2011: 139) mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu faktor dari dalam atau
interen yang meliputi kecerdasan, faktor jasmaniah, sikap, minat, bakat,
dan motivasi. Selain itu juga terdapat faktor eksternal yang terdiri dari
keadaan keluarga, kseadaan sekolah dan lingkungan masyarakat. Faktor
tersebut mempengaruhi dalam prestasi belajar siswa. Faktor internal dan
eksternal akan dikaji lebih terperinci.
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah yang berasal dari dalam diri siswa, faktor ini
antara lain:
1) Kecerdasan (intelegensi)
Kartono dalam (Hamdani, 2011:139) kecerdasan merupakan
salah satu aspek aspek penting dan sangat menentukan berhasil atau
tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat
kecerdasan normal atau diatas normal, secara potensi ia dapat
mencapai prestasi yang tinggi.
2) Faktor jasmaniah atau faktor biologis
Uzer dan Lilis dalam (Hamdani, 2011:140) mengatakan
bahwa faktor jasmaniah, yaitu pancaindra yang tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh, atau
perkembangan yang tidak sempurna membawa kelainan tingkah
laku.
3) Sikap
Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap
suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka, acuh tak acuh.
Sikap sesorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan,
kebiasaan dan keyakinan.
4) Minat
Minat memiliki pengaruh yang besar teradap kegiatan
belajar. Pelajaran yang menarik perhatian siswa akan lebih mudah
dipelajari dan diserap oleh siswa.
Upaya Meningkatkan Sikap…, Panggih Wijaya, FKIP, UMP, 2017
11
5) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
6) Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal
tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk
belajar.
a. Faktor Eksternal
1) Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama karena dalam
keluarga inilah anak pertama kali mendapat pendidikan dan
bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan
anak adalah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan
pandangan hidup keagamaan, adanyarasa aman dalam keluarga
sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
2) Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa untuk
belajar lebih giat. Oleh karena itu lingkungan sekolah yang baik
dapat mendorong siswa belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini
meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alatalat pelajaran dan kurikulum.
3) Lingkungan masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam
proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat
berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam
kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan
lingkungan tempat ia berada.
C. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1. Pengertian
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mapel penting dalam
pendidikan. Susanto, A (2012:167) menyatakan bahwa “Sains atau
IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui
pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur,
dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu
kesimpulan”. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP bahwa IPA
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsipsaja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan (Departemen Pendidikan
Nasional, 2006: 17).
Upaya Meningkatkan Sikap…, Panggih Wijaya, FKIP, UMP, 2017
12
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA
merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sebagai
proses penemuan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan seharihari yang dilakukan secara ilmiah melalui pengalaman belajar langsung.
2. Tujuan Pembelajaran IPA:
Setiap pembelajaran memiliki tujuan pembelajarannya masingmasing. Mata pelajaran IPA SD/MI betujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkanketerampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
(Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 13-14)
Tujuan pembelajaran tersebut menjadi acuan bagi guru ketika
mengajarkan pembelajaran IPA. Tercapainya tujuan pembelajaran IPA
membantu peningkatan kualitas prestasi belajar IPA dan kualitas
pendidikan dalam upaya peningkatan sumber daya manusia. Kualitas
pendidikan mempengaruhi sumber daya manusia dan sumber daya alam.
Peningkatan dalam aspek sumber daya manusia membantu peningkatan
dalam aspek sumber daya alam sehingga membantu dalam penataan sistem
Upaya Meningkatkan Sikap…, Panggih Wijaya, FKIP, UMP, 2017
13
negara yang baik. Pembelajaran IPA diharapkan mampu menghasilkan
sebuah penemuan baru guna membantu mengatasi permasalahan yang
bersifat ilmiah dalam kehidupan sehari-hari.
3. Materi Memahami Hubungan antara Sumber Daya Alam dengan
Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat.
Lingkungan, teknologi, dan masyarakat tidak pernah terlepas dari
dari hubungan dengan sumber daya alam. Sumber daya alam yang sering
kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air, udara, makanan, dan
lain sebagainya. Manusia memanfaatkan sumber daya alam sebagai bentuk
kebutuhan yang tidak dapat digantikan. Hal tersebut akan terus
berlangsung aktivitas manusia masih berlangsung. Seiring berkembangnya
jaman pemanfaatan sumber daya alam semakin kompleks dan diharapkan
tindakan manusia dapat memberikan efek positif untuk lingkungan
sekitarnya. Standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran IPA
dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut:
Tabel 2. 2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
IPA Kelas IV
Standar kompetensi
Kompetensi Dasar
11Memahami hubungan
antara sumber daya alam
dengan lingkungan
teknologi dan
masyarakat.
11.1Menjelaskan hubungan antara
sumber daya alam dengan
lingkungan
11.2Menjelaskan hubungan antara
sumber daya alam dengan teknologi
yang digunakan
11.3 Menjelaskan dampak pengambilan
bahan alam terhadap pelestarian
lingkungan
Upaya Meningkatkan Sikap…, Panggih Wijaya, FKIP, UMP, 2017
14
D. Metode Mind Mapping
1. Pengertin
Metode pembelajaran sering digunakan guru dalam kegiatan
pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan dengan mudah
dalam kegiatan pembelajaran yaitu metode Mind Mapping. Buzan (2013:
4) mengatakan bahwa “Mind Mapping merupakan cara mencatat yang
kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran individu”.
Setiap kunci dalam sebuah Mind Mapping merupakan fakta, ide, dan
informasi yang juga dapat membuka dan melepaskan potensi yang
sebenarnya dari pikiran seseorang. Mind Mapping dikembangkang oleh
Tony Buzan, Kepala Brain Foundation, Mind Mapping adalah metode
mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi
(DePorter, 2003: 175).
Mind Mapping menirukan proses berpikir yang memungkinkan
untuk berpindah-pindah topik. Merekam informasi melalui simbol,
gambar, arti emosional, dan dengan warna, persis seperti cara otak
memprosesnya. Mind Mapping melibatkan kedua belah otak,
sehingga dapat mengingat informasi dengan mudah (DePorter, 2003:
176).
Pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi setiap siswa untuk
menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau
merencanakan tugas baru. Meminta siswa untuk membuat peta
pikiran memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi dengan jelas
dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau apa yang tengah
mereka rencanakan (Silberman, 2006: 200).
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Mind
Mapping merupakan sebuah peta konsep pemikiran berisi fakta, ide, dan
informasi melalui penggunaan simbol, gambar, dan pola-pola tetentu.
Penggunaan Mind Mapping dalam pembelajaran memberikan kesempatan
Upaya Meningkatkan Sikap…, Panggih Wijaya, FKIP, UMP, 2017
15
bagi siswa untuk mendapatkan informasi dengan mudah dan guru dapat
memahami apa yang dipikirkan siswa melalui pengamatan hasil pemetaan
pikiran siswa. Memahami apa yang dipikirkan siswa dapat membantu guru
dalam mengevalusai pembelajaran sehingga diharapkan
apa yang
dibutuhkan siswa dapat terfasilitasi dengan baik.
Prosedur Peta Pikiran
1. Pilihlah topik untuk pemetaan pikiran.
2. Buatkan sebuat peta pikiran sederhana untuk siswa dengan
menggunakan warna, gambar, atau simbol.
3. Sediakan kertas, spidol, dan materi sumber lain yang
membantu siswa menciptakan peta pikiran yang semarak dan
cerah.
4. Sediakan waktu yang banyak bagi siswa untuk menyusun peta
pikiran mereka.
5. Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang peta pikiran
mereka.
(Silberman, 2006: 200-201)
E. Media Visual
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah
membawa pengaruh dalam dunia pendidikan. Pendidikan pada dasarnya
mempunyai tujuan, untuk mencapai tujuan maka perlu dilaksanakan proses
pembelajaran yang didukung oleh media pendidikan yang tepat dan efektif.
Media menjadi salah satu alternatif guna mencapai tujuan pembelajaran.
Penggunaan media oleh guru membantu mempermudah penyampaian materi.
Keberhasilan
media
dalam
menjembatani
pembelajaran
memberikan
penerimaan informasi dengan mudah oleh siswa.
Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely dalam (Arsyad, 2013: 3)
menyatakan bahwa „Media adalah manusia, materi, atau kejadian yang
Upaya Meningkatkan Sikap…, Panggih Wijaya, FKIP, UMP, 2017
16
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap‟. Sementara itu, Gagne dan Briggs dalam (Arsyad,
2013:4) menyatakan bahwa „Media adalah alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape
recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar,
grafik, televisi,dan sebagainya‟. Berdasarkan uraian diatas, media merupakan
sebuah perantara penyampaian pesan agar pesan dapat diterima dengan baik
sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan mudah.
Visual berkaitan dengan penglihatan atau pandangan, karena
seseorang dapat menghayati suatu objek melalui penglihatan. bentuk
visual berupa (a) gambar representasi seperti gambar, lukisan, atau
foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya suatu benda; (b)
diagaram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi,
dan struktur isi materi; (c) peta yang menunjukkan hubunganhubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi; (d) garafik
seperti tabel, garfik, dan chart (bagan) yang mentyajikan gambaran
data atau hubungan seperangkat gambar atau angka-angka (Arsyad,
2013: 91-92).
Media visual yang akan digunakan untuk berupa gambar mati atau
gambar diam (stilll picture). Melalui gambar dapat ditunjukkan kepada siswa
disuatu tempat, koran, dan segala sesuatu dari daerah yang jauh dari
jangkauan
pengalaman
belajar
siswa
sendiri.
Gambar
juga
dapat
menunjukkan waktu yang telah lalu atau gambaran masa yang akan datang.
Media visual dapat disimpulkan sebagai perantara yang menggunakan unsur
penglihatan atau pandangan. Penambahan media visual diharapkan mampu
memunculkan
sebuah
proses
pembelajaran
yang
lebih
aktif
guna
meningkatkan sikap komunikatif pada siswa. Melalui pembelajaran yang
aktif dan komunikatif diharapkan memunculkan interaksi belajar yang baik
Upaya Meningkatkan Sikap…, Panggih Wijaya, FKIP, UMP, 2017
17
antara siswa dengan guru dan siswa yang satu dengan siswa lainnya sehingga
aspek proses penerimaan informasi dapat tercapai dengan baik.
F. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Syam, N., dan Ramlah, R. (2015) tentang
Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas
IV SDN 54 Kota Parepare. Hasil penelitian menunjukkan hasil evaluasi
akhir siklus I, menunjukkan nilai yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) ≥ 70 hanya mencapai 73% atau berada pada kategori
cukup (C) siswa mencapai kategori tuntas dan selebihnya 27% belum
mencapai nilai KKM. Pencapaian tersebut belum mencapai target
keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu minimal 76% siswa memperoleh
nilai ≥ 70, maka pembelajaran harus dilanjutkan ke siklus II. Hasil
evaluasi akhir siklus II menunjukkan siswa berada telah mencapai
keberhasilan belajar sebagaimana yang telah ditargetkan yaitu minimal
76% siswa mencapai nilai KKM ≥ 70. Pencapaian hasil belajar pada siklus
II yaitu 88% siswa telah memperoleh nilai berdasarkan KKM ≥ 70
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sunarman, I. P. A., Suniasih, N. W., &
Made Putra, M. P. (2015) tentang Model Pembelajaran Mind Mapping
Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD
Gugus 2 Luwus Mekarsari. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar
matematika secara signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran Mind Mapping dengan siswa yang dibelajarkan dengan
Upaya Meningkatkan Sikap…, Panggih Wijaya, FKIP, UMP, 2017
18
pembelajaran konvensional. Dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran Mind Mapping adalah 71,96,
sedangkan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional
adalah 67,00. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran Mind Mapping hasil belajarnya
lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan
pembelajaran konvensional. Hal ini dapat disebabkan oleh suasana
pembelajaran diskusi multi arah yang diiringi dengan unsur permainan
yang menyenangkan sehingga siswa dapat dengan mudah mempelajari
suatu konsep pembelajaran matematika.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Parikh, N. D. (2016) tentang Effectiveness
of Teaching through Mind Mapping Technique. Hasil penelitian
menunjukkan penggunaan Mind Mapping lebih efektif dari pada metode
tradisional. Terdapat perubahan signifikan antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Keberhasilan akademik anak-anak diajarkan melalui Mind
Mapping lebih baik dibandingkan dengan anak-anak diajarkan melalui
metode tradisional.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Tabrizi, A. R. N., PhD., and Esmaeili, Z.
(2016) tentang The Effect of Mind Mapping on Reading Comprehension
Ability Of Iranian Intermediate Efl Learners. Berdasarkan perhitungan
statistik, ada perbedaan yang signifikan antara mengajar membaca
pemahaman dengan menggunakan teknik Mind Mapping dan tanpa
menggunakan pikiran teknik Mind Mapping. Hasilnya menunjukkan
Upaya Meningkatkan Sikap…, Panggih Wijaya, FKIP, UMP, 2017
19
bahwa rata-rata kelompok eksperimen di posttest lebih tinggi daripada
rata-rata kelompok kontrol. Oleh karena itu, pikiran teknik pemetaan
efektif untuk meningkatkan prestasi siswa dalam membaca pemahaman
dari peserta didik. Mind Mapping dapat membantu guru dalam
mengembangkan kreatifitas dan pola pikir siswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping meningkatakan
prestasi belajar dan penerapan metode Mind Mapping lebih efektif
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dari pada menggunakan metode
tradisional.
Hasil
penelitian
tersebut
menjadikan
peneliti
untuk
menggunakan metode Mind Mapping untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa dan juga diharapkan dapat meningkatkan sikap komunikatif siswa
melalui pembelajaran yang aktif dengan menerapkan metode Mind
Mapping dan media visual.
G. Kerangka Berpikir
Penggunaan metode dan kelengkapan dalam pengajaran adalah bagian
dari kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru. Guru harus dapat
menciptakan kondisi dan situasi, serta ketertarikan siswa untuk belajar.
Komunikasi memegang peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Sikap
komunikatif yang masih terbilang rendah sangat berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa, maka dari itu peneliti ingin menerapakan metode Mind
Mapping dan media visual untuk dapat meningkatkan sikap komunikatif dan
prestasi belajar siswa. Metode Mind Mapping dan media visual diharapkan
Upaya Meningkatkan Sikap…, Panggih Wijaya, FKIP, UMP, 2017
20
dapat digunakan untuk meningkatkan sikap komunikatif dan prestasi belajar
siswa, siswa akan berinteraksi dan bekerjasama untuk berbagai informasi
melalui media yang ada. Adanya interaksi yang baik di dalam kelas dapat
meningkatkan dan memotivasi siswa untuk memperoleh prestasi belajar yang
baik.
Pola kerangka berpikir dapat ditunjukan pada gambar 2.1, melalui
tahapan sebagai berikut:
Kondisi Awal
Tindakan
Sikap komunikatif siswa
kelas IV masih rendah
ditandai ketika kegiatan
pembelajaran berlangsung di
kelas siswa belum aktif
menanggapi pertanyaan dan
memberi pendapat, kemudian
prestasi belajar IPA kelas IV
SD N Gumingsir rendah.
Guru menggunakan
metode Mind
Mapping dan media
visual
Siklus I
Siklus II
Kondisi Akhir
Penggunaan metode Mind Mapping dan media visual dapat
meningkatkan sikap komunikatif dan prestasi belajar siswa
mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Gumingsir
Gambar 2. 1 Skema Kerangka Berpikir
Upaya Meningkatkan Sikap…, Panggih Wijaya, FKIP, UMP, 2017
Download