1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teluk Bungus yang luasnya ± 17 km2 atau 1383,86 Ha berada di Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Kecamatan ini merupakan kecamatan pesisir di wilayah selatan Kota Padang dengan luas 100,78 km2 dan jumlah penduduk 23.400 jiwa. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Padang Tahun 20042013 Kecamatan Bungus Teluk Kabung merupakan daerah yang termasuk pada Sentra Pertumbuhan Selatan Kota Padang. Kawasan yang memiliki potensi sumberdaya pesisir dan laut ini direncanakan sebagai kawasan andalan pengembangan pariwisata (Pemerintah Kota Padang 2004). Kebijakan daerah yang tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kota Padang menunjukan bahwa konsep dan strategi pengembangan pariwisata Kota Padang diprioritaskan pada pengembangan pariwisata bahari dan pantai, dimana pusat pengembangan wisata pantai adalah Teluk Bungus (Pemerintah Kota Padang 2007). Saat ini di perairan Teluk Bungus sudah terdapat beberapa fasilitas yang mencerminkan rencana Kota Padang tersebut dan menjadi salah satu kawasan perairan yang telah dimanfaatkan untuk kegiatan kelautan dan perikanan seperti Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus, Pelabuhan ASDP, dan beberapa penginapan di sekitar pantai Teluk Bungus (Salim, 2007). Aksesibilitas menuju kawasan pariwisata Teluk Bungus dari Kota Padang cukup baik dengan melalui jaringan jalan provinsi dari Kota Padang menuju Teluk Bungus yang dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat kurang lebih 30-45 menit. Kondisi jalan cukup baik mengingat jalur ini juga merupakan jalur akses pendistribusian BBM Pertamina dari Pelabuhan Bungus ke wilayah sekitarnya. Teluk Bungus sarat dengan aktifitas pelayaran dan di lokasi ini dipasang mercusuar yang berfungsi sebagai rambu-rambu pelayaran arus lalu lintas laut. Di samping itu lokasi Pelabuhan di Teluk Bungus terletak terbuka menghadap laut dan memiliki akses yang baik menuju laut. Kondisi perairan teluk yang cukup luas dan dalam dengan berbagai sarana dan prasarana penunjang di dermaga pelabuhan sangat memungkinkan adanya akses yang baik untuk kapal-kapal yang 2 berukuran besar seperti kapal pesiar nasional maupun internasional untuk dapat singgah dan berlabuh di kawasan pariwisata Teluk Bungus. Pelabuhan Ferry Penumpang (ASDP) Bungus Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus Pabrik Pengolahan Kayu Pelabuhan Polair dan TNI AL T e l u k B u n g u s Gambar 1 Kawasan Teluk Bungus dengan aktifitas Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS), Pelabuhan Polair dan TNI AL, Pelabuhan Ferry Penumpang ASDP dan pabrik pengolahan kayu. Kawasan Teluk Bungus sebagai kawasan beberapa pelabuhan, yakni Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS), Pelabuhan Polair dan TNI AL, Pelabuhan Ferry Penumpang ASDP dan pabrik pengolahan kayu, sebagaimana ditunjukan pada Gambar 1. Kenyataan ini terkait dengan Rencana Tata Ruang Kota Padang yang telah menetapkan bahwa Teluk Bungus sebagai kawasan pengembangan pariwisata. Untuk mendukung kebijakan ini, pengembangan jaringan listrik dan jaringan telekomunikasi berjalan dengan baik. Ketersediaan kedua jaringan tersebut merupakan pendukung vital bagi sebuah kawasan wisata. Bagian barat Pantai Sumatera merupakan daerah rawan gempa bumi yang mempunyai titik-titik gempa berada di dalam laut dan juga daerah tersebut merupakan daerah rawan bencana tsunami, karena gempa yang terjadi di laut dapat mengakibatkan patahan di dasar laut yang menimbulkan gelombang yang sangat besar (tsunami) (Anonim 2007). Teluk Bungus termasuk dalam kawasan 3 rawan terlanda bencana tsunami yang pada dasarnya adalah kawasan pantai, di samping itu juga wilayah yang sering dilanda gempa bumi, terutama gempa bumi yang pusatnya di dasar laut dengan kedalaman pusat gempa yang dangkal. Dampak gempa bumi dan tsunami yang berkekuatan besar tersebut secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi aspek ekologi dan lingkungan terutama wilayah pesisir Teluk Bungus. Mustafa Badrul (2006) mengemukakan bahwa besarnya kekuatan gempa dan tsunami di daerah Teluk Bungus yang sangat dekat dengan sumbernya ini harusnya membuat pemerintah daerah Kota Padang harus berhati-hati dalam menyusun tata ruang wilayah ini. Perlu dipertimbangkan pengembangan wilayah ini ke arah yang minim pemukiman. Langkah antisipasi di dalam tesis ini, rawan gempa dan tsunami menjadi salah satu faktor yang diperhatikan. Keindahan alam yang sangat asri dengan perpaduan antara nuansa alam pegunungan, pantai dan laut telah menjadikan kawasan ini sebagai kawasan wisata pantai kategori rekreasi yang sangat potensial untuk dikembangkan. Kondisi alam yang demikian memberikan keunggulan komperatif dan kompetitif berupa keindahan alam dan panorama yang dimiliki yang dapat dijadikan objekobjek wisata unggulan, yang bila dikemas dengan baik dapat dijual kepada wisatawan domestik dan mancanegara, berupa paket-paket pariwisata yang akan menjadi salah satu sumber Pendapatan Daerah (PAD) yang potensial. Apabila potensi tersebut dikembangkan secara optimal dan dikendalikan keberlanjutan pemanfaatannya dalam jangka panjang, maka kemakmuran bagi seluruh warga Kecamatan Bungus Teluk Kabung dapat diwujudkan. 1.2. Perumusan Masalah Pembangunan wisata pantai merupakan upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik wisata yang sesuai dengan sumberdaya alam yang ada. Kawasan pesisir Teluk Bungus memiliki sumberdaya alam yang sangat potensial seperti pantai yang landai dan berpasir putih. Kawasan Teluk Bungus memiliki potensi wisata alam dan pantai yang sangat potensial untuk dikembangkan dengan kondisi alam berbentuk pantai membujur dari utara ke selatan dengan ketinggian 2 m dari permukaan laut pada daerah yang datar dan 4 200 m di atas permukaan laut untuk dataran tinggi. Pantai pasir putih dan landai, sesuai untuk berbagai kegiatan wisata pantai kategori rekreasi seperti berenang, berjemur, bersampan, memancing ataupun berjalan-jalan menelusuri pantai. Selama ini pemanfaatan potensi wisata di kawasan Teluk Bungus belum dikelola dan dikembangkan secara optimal, hal ini disebabkan kualitas sumberdaya manusia yang terlibat relatif rendah serta perhatian pemerintah daerah yang kurang terutama berkaitan dengan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga potensi dan objek wisata kurang berkembang dengan baik (Rahmi 2007). Meskipun sering dikunjungi oleh masyarakat lokal, tetapi kawasan ini belum menjadi daerah tujuan wisata utama bagi masyarakat Kota Padang dan Sumatera Barat umumnya (Pemerintah Kota Padang 2008). Berdasarkan riset atau penelitian yang dilakukan oleh PRWLSDNH (2006), dinyatakan bahwa Teluk Bungus mempunyai kondisi lingkungan pesisir yang cukup baik. Hal tersebut ditunjukan oleh kualitas perairan di Teluk Bungus menunjukkan kondisi yang tercemar ringan hingga sedang dengan nilai rata-rata DO sebesar 6,14 mg/l, BOD 14,93 mg/l dan COD 49,11 mg/l, diduga karena adanya limbah rumah tangga dari pemukiman dan pelabuhan. Diperlukan penegakan peraturan dalam menjaga lingkungan pesisir yang ada. Hal ini sangat penting untuk dipertimbangkan dalam rencana pengembangan wisata pantai kategori rekreasi di Teluk Bungus. Dengan adanya penegakan peraturan yang ada, kerusakan dan pencemaran dapat dihindari sehingga lingkungan pesisir dapat terjaga secara lestari, serta dapat meminimalisir konflik antara pihak yang berkepentingan. Pengembangan lahan pantai Teluk Bungus di Kecamatan Bungus Teluk Kabung sebagai objek wisata diperlukan adanya keterlibatan dari seluruh komponen serta instansi-instansi yang terkait, yaitu masyarakat sekitar, masyarakat pendatang (pengunjung/wisatawan), pengusaha wisata dan pemerintah daerah setempat. Jika arahan kebijakan dan rencana strategi pengembangan dilakukan secara terpadu, maka pemanfaatan sumberdaya pesisir secara optimal berkesinambungan dapat terwujud dan timbulnya konflik diantara pemanfaatan ruang yang ada dapat dihindari dengan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan 5 berkelanjutan dengan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat dan ramah lingkungan. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mengidentifikasi kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori rekreasi Teluk Bungus. b. Mengkaji pengembangan kegiatan wisata pantai kategori rekreasi yang sesuai dengan aspek biofisik, ekonomi, sosial budaya dan kelembagaan masyarakat di sekitar Teluk Bungus. c. Merumuskan masukan arahan kebijakan dan rencana strategi pengembangan wisata pantai kategori rekreasi. Manfaat penelitian ini diharapkan : a. Memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah dan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam penentuan kebijakan pembangunan kawasan pesisir Teluk Bungus. b. Memberikan pemahaman tentang pentingnya pemanfaatan ruang wilayah pesisir dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan pengembangan wisata pantai di Teluk Bungus.