BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank Indonesia atau

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bank Indonesia atau lebih dikenal dengan Bank Sentral Republik Indonesia
adalah Lembaga Negara yang Independen yang memiliki tugas dan wewenang bebas
campur tangan pemerintah atau pihak lain. Salah satu tugas Bank Indonesia adalah
menjaga kelancaran sistem pembayaran. Pembayaran menjadi komponen yang sangat
penting bagi setiap perdagangan dan jasa, terutama bagi perbankan khususnya bank
umum sebagai lembaga keuangan.
Di dalam dunia perbankan terdapat istilah kliring yang sering kali kita
dengar. Ketika seseorang mentransfer uang dari satu rekening bank ke rekening bank
yang berbeda, misalnya dari bank BCA ke bank Mandiri dan sebaliknya maka
terjadilah proses kliring. Kata kliring sebenarnya berasal dari istilah asing, yakni kata
dalam bahasa Inggris yang berbunyi Clearing. Kliring sebagai suatu istilah dalam
dunia perbankan dan keuangan menunjukkan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat
terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga selesainya pelaksanaan
kesepakatan tersebut. Kliring dibutuhkan untuk mempercepat penyelesaian transaksi
perdagangan yang membutuhkan perlengkapan aset transaksi. Hal yang paling mudah
dipahami dalam kliring adalah kesepakatan antar lembaga keuangan mengenai hutang
piutang dalam suatu transaksi keuangan.
Pengertian kliring adalah cara perhitungan hutang atau piutang dalam
bentuk surat-surat dagang dan surat-surat berharga jangka pendek obligasi dari satu
bank ke bank lainnya dengan tujuan mudah dalam penyelesaiannya dan sudah
terjamin keamanannya oleh bank, selain itu dapat memperlancar dalam transaksi
dalam bentuk pembayaran giral. Sedangkan kliring antar bank adalah pertukaran
warkat atau data keuangan elektronik antar bank baik atas nama bank atau nasabah
yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Bank peserta kliringkliring sebagai suatu istilah dalam dunia perbankan dan keuangan menunjukkan suatu
aktivitas yang berjalan sejak saat terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga
selesainya pelaksanaan kesepakatan tersebut.
Bank yang termasuk sebagai peserta kliring adalah bank umum yang berada
di dalam wilayah kliring tertentu dan tidak dihentikan kepesertaannya dalam kliring
oleh Bank Indonesia. Sebuah bank dapat dilarang untuk mengikuti kliring karena
berbagai alasan. Pada dasarnya alasan tersebut berkenaan dengan pelanggaranpelanggaran terhadap ketentuan Bank Indonesia atau ketidak mampuannya untuk
menyelesaikan kewajiban giralnya. Sebagai contoh, apabila jumlah kewajiban dari
suatu peserta melampaui jaminan kliring yang tersedia pada penyelenggara, maka
peserta yang bersangkutan diberi kesempatan untuk menyelesaikan saldo negatif itu
dalam 30 menit setelah pertemuan kliring retup ditutup. Jika sampai batas waktu
tersebut
yang
bersangkutan
tidak
dapat
menyelesaikan
juga
maka
atas
persetujuan Bank Indonesisa penyelenggara dapat memperpanjang batas waktu
tersebut sampai hari kliring berikutnya sebelum kas dari kantor penyelenggara
dibuka. Apabila saldo negatif tidak dapat diselesaikan juga, maka peserta itu dapat
dihentikan untuk sementara dari keikutsertaannya kliring.
Kliring diselenggarakan setiap hari kerja, sedangkan pertemuan kliring
diadakan dua kali sehari yang jadwalnya ditetapkan oleh penyelenggara. Jika salah
satu peserta kliring karena suatu hal tidak dapat turut serta dalam kliring, peserta
tersebut wajib mengajukan permohonan pengunduran diri antara lain:
a. Kesulitan keuangan sehingga tidak dapat memenuhi syarat-syarat ikut kliring
b. Masalah dalam kepengurusan seperti perselisihan dan lain-lain.
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu bank umum agar dapat menjadi
peserta kliring yaitu:
a. Suatu kantor bank umum diwajibkan ikut serta dalam kliring, setelah mendapat
persetujuan dari Bank Indonesia.
b. Mempunyai izin yang sah.
c. Keadaan administrasi dan keuangan memungkinkan bank itu untuk memenuhi
kewajibannya dalam kliring.
d. Simpanan masyarakat dalam bentuk giro dan kelonggaran tarik kredit yang
diberikan oleh kantor tersebut telah mencapai sekurang- kurangnya 20% dari
syarat modal disetor minimum bagi pendirian bank baru diwilayahnya.
e. Menyetor jaminan kliring sebesar 50% rata- rata kewajiban 20 hari terakhir
dikurangi 40% rata- rata tagihan harian 20 hari terakhir. Kewajiban ini hanya
berlaku bagi kantor bank yang baru menjadi peserta kliring atau yang baru
direhabilitasi. Jaminan kliring ini hanya berlaku 6 bulan terhitung sejak tanggal
penyetoran. Kewajiban menyetor jaminan kliring ini tidak berlaku bagi peserta
tidak langsung atau peserta yang pindah wilayah kliring.
f. Bank peserta menunjukan minimal orang wakil tetap pada lembaga kliring Bank
Indonesia sebagai bank penyelenggara kliring melalui ACH dituntut untuk
memiliki administrasi yang sempurna yang dapat membantu seluruh arus dana
yang masuk dan keluar dari semua peserta kliring yang terlibat.
Kliring sangat dibutuhkan sebab kecepatan dalam dunia perdagangan jauh
lebih cepat dari pada waktu yang dibutuhkan guna melengkapi pelaksanaan aset
transaksi. Kliring melibatkan manajemen dari pasca perdagangan, pra penyelesaian
eksposur kredit, guna memastikan bahwa transaksi dagang terselesaikan sesuai
dengan aturan pasar, walaupun pembeli maupun penjual menjadi tidak mampu
melaksanakan penyelesaian kesepakatannya.
Di Indonesia, untuk kliring antar bank atas transfer dana secara elektronik
dan atas cek dilaksanakan oleh Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral. Sedangkan
proses kliring atas transaksi efek dilaksanakan oleh PT Kliring Penjaminan Efek
Indonesia (KPEI) dan proses kliring atas transaksi kontrak berjangka dilaksanakan
olek PT Kliring berjangka Indonesia (KBI).
Proses kliring ketika seseorang melakukan transfer antar bank, yang mana
biasanya proses ini memakan waktu yang tidak sebentar jika menggunakan sistem
kliring. Jadi pada intinya kliring adalah mempercepat transaksi keuangan supaya
tidak terjadi keterlambatan penyelesaian pembayaran dalam suatu transaksi. Kliring
juga dapat dikatakan sebagai transaksi utang piutang antar bank.
Melihat fenomena bahwa kliring sangat diperlukan dalam mempercepat
transaksi keuangan, maka penulis mengangkat judul dalam penelitian ini yaitu
“Prosedur Kliring Oleh Bank Umum Pada Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Bali”.
1.2
Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1.2.1
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang dikemukakan diatas maka yang akan
menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Prosedur Kliring oleh Bank
Umum pada Bank Indonesia.
1.2.2
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat yang mengacu baik dari segi teoritis
maupun praktis.
1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu atau wawasan, dan informasi
serta bahan referensi bagi mahasiswa/i yang terkait mengenai Prosedur Kliring
oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali.
2) Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
operasional selanjutnya terutama yang berkaitan dengan Prosedur Kliring oleh
Bank Umum di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali.
1.3
Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara garis besar mengenai isi dan susunan
laporan ini, maka berikut ini dikemukakan sistematika dari masing-masing bab yakni:
BAB I
Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, tujuan
penulisan, kegunaan penelitian, sistematika penulisan.
BAB II
Kajian Pustaka
Bab ini membahas tentang landasan teori yang mendasari
pembahasan penelitian ini.
BAB III
Metode Penelitian
Bab ini disajikan lokasi penelitian, obyek penelitian, jenis dan
sumber data, metode pengumpulan data, teknik analisis data.
BAB IV
Pembahasan Hasil Penelitian
Bab ini membahas gambaran umum daerah atau deskripsi hasil
penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V
Simpulan dan Saran
Bab ini disajikan simpulan dan saran dari hasil penelitian ini.
Download