BAB II METODE MENGHAFAL KOSA KATA DAN PEMBELAJARAN

advertisement
BAB II
METODE MENGHAFAL KOSA KATA DAN PEMBELAJARAN BAHASA
ARAB
A. Metode Menghafal Kosa Kata
1. Pengertian Metode Menghafal Kosa Kata
Metode pembelajaran adalah tingkat perencanaan program yang
bersifat menyeluruh yang berhubungan erat dengan langkah-langkah
penyampaian materi pelajaran secara prosedural, tidak saling bertentangan
dan tidak bertentangan dengan pendekatan. Dengan kata lain metode
adalah langkah-langkah umum tentang penerapan teori-teori yang ada pada
pendekatan tertentu.1
Penggunaan sebuah metode pembelajaran yang selama ini
digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar bukanlah hal yang asal
pakai. Akan tetapi, dalam penggunaanya, tentu telah melalui tahap,
penelian dan pemilihan yang ketat. Oleh karena itu pemilihan metode yang
kurang tepat akan menyebabakan kegagalan dalam sebuah pembelajaran.
Biasanya, kegagalan dalam pembelajaran diakibatkan karena metode yang
dipakai tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
dan ditargetkan. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan
1
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2011), hal. 168
21
22
pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya, hanya akan menjadi
penghalang untuk mencapain tujuan pembelajaran.2
Salah satu metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran
bahasa Arab adalah metode menghafal kosa kata. Metode menghafal
adalah penyajian materi dengan jalan menyuruh siswa untuk menghafal
kalimat-kalimat berupa; syair, cerita, kata-kata hikmah dan lain-lain yang
menarik hati mereka dan sarat nilai-nilai kehidupan. Kosa kata adalah
himpunan kata yang dimiliki oleh seseorang atau entitas lain, atau
merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu.3
Mengingat merupakan peranan penting dalam proses menghafal,
karena orang akan sukar menghafal bahan pelajaran bila daya ingatnya
sangat rendah. Oleh sebab itu daya ingat yang kuat sangat mendukung
ketahanan hafalan seseorang. Kemampuan mengingat tak mungkin
ditingkatkan dengan latihan menghafal saja, tetapi dengan mempelajari
cara mengingat yang lebih baik, orang akan lebih mudah mengingat bahan
yang lebih luas. Beberapa cara yang sangat berguna adalah :
a. Menguji diri secara aktif atau mengulang dengan kata-kata sendiri.
b. Mengadakan pengolahan data dan menggunakan irama.
2
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta : Diva
Press, 2012), hal. 162-163
3
Wikipedia Bahasa Indonesia, “Arti Kosa Kata”, https://id.m.org/wiki/kosakata. Diakses
tanggal 30 januari 2016 pukul 16.01)
23
c. Memperhatikan arti dan mengadakan asosiasi (menghubung-hubungkan
bahan pelalaran yang dihafal dengan bahan lainnya yang berhubungan
sebanyak mungkin).
d. Memusatkan perhatian dan jangan terlelap.
Menghafal kosa kata dalam bahasa Arab tidak perlu seluruhnya
dihafal, tetapi cukup mencari akar katanya (kata dasar). Misalnya dalam
bahasa ingris, ada kata harder atau hardest, sebenarnya kata-kata ini
berasal dari kata hard yang artinya “keras”.4
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengajaran kosa kata
adalah5 :
a. Pengajaran kosa kata tidak berdiri sendiri, disini kosa kata tidak
diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri melainkan
berkaitan dengan pengajaran muthâla’ah, istimâ, insyâ dan muhâdatsah.
b. Pembatasan makna, suatu kata dapat mempunayai beberapa makna,
namun untuk pemula sebaiknya guru mengajarkan makna yang sesuai
dengan konteks saja, agar tidak memecah perhatian dan ingatan siswa.
c. Kosa kata dalam konteks, banyak kosa kata yang tidak bisa dipahami
secara tepat tanpa mengetahui pemakaianya dalam kalimat, maka sebab
itu kosa kata semacam ini haruslah diajarkan dalam konteks agar tidak
mengacaukan pemahaman para siswa.
4
Daryanto & Mulyo Rahardjo, Model Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta : Gava Media,
2012), hal. 73
5
Ahmad Fuad Efendy, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang : Misykat,
2012), hal. 128-129
24
d. Terjemah dalam pengajaran kosa kata.
e. Tingkat kesukaran, perlu disadari bahwa kosa kata bahasa Arab bagi
siswa Indonesia dapat
dibedakan
menjadi
tiga, ditinjau
dari
kesukaranya :
1) Kata-kata yang mudah, karena ada persamaanya dengan kata-kata
dalam bahasa Indonesia, seperti : ‫ علماء‬, ‫ كتاب‬, ‫ كرسى‬,‫رحمة‬
2) Kata-kata yang tidak sukar meskipun tidak ada persamaannya dalam
bahasa Indonesia, seperti : ‫ ذهة‬,‫ سوق‬,‫مدينة‬
3) Kata-kata yang sukar, baik karena bentuknya maupun pengucapanya,
seperti : ‫ تدهور‬,‫ استولى‬,‫استبق‬
Dapat disimpulkan bahwa pengertian dari metode menghafal kosa
kata bahasa Arab adalah cara menyajikan materi bahasa Arab dengan cara
menyuruh siswa untuk menghafal himpunan kata yang dimiliki oleh
bangsa Arab.
2. Tujuan Metode Menghafal Kosa Kata Bahasa Arab
Adapun tujuan menghafal kosa kata adalah:
a) Mengembangkan daya fantasi anak didik, serta melatih daya ingat
mereka.
b) Memperkaya perbendaharaan kata dan percakapan.
25
c) Mempermudah siswa dalam mempelajari sastra Arab dan uslub-uslub
gaya bahasa yang menarik hati.
d) Mendidik jiwa kesatria dan menanamkan budi luhur.
e) Melatih anak didik agar baik ucapanya, indah perkataanya dan menarik
hati pendengar-pendengarnya.
f) Melatih jiwa dan mental yang disiplin.6
Menurut Muhbib Abdul Wahab ada beberapa tujuan menghafal
kosa kata bahasa Arab yaitu :
a) Memperkenalkan kosa kata baru kepada siswa atau mahasiswa, baik
melalui bahan bacaan maupun fahm al-masmu’.
b) Melatih siswa atau mahasiswa untuk dapat melafalkan kosa kata
denngan baik dan benar karena melafalkan dengan baik dan benar
mengantarkan kepada kemahiran berbicara dan membaca secara baik
dan benar pula.
c) Memahami makna kosa kata, baik secara enotatif atau leksial (berdiri
sendiri) maupun digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna
konotatif dan gramatikal).
d) Mampu mengapresi lisan (bicara) maupun tulisan (mengarang) sesuai
dengan konteks yang benar.7
6
Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajran Bahasa Arab, (Bandung : Humaniora, 2004),
hal. 127
7
Abdul Hamid, Mengukur Kemampuan Bahasa Arab, (Malang : UIN Maliki Press,
2010), hal. 33
26
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih kalimatkalimat yang baik sebagai pengajaran menghafal, yakni sebagai berikut :
a) Hendaklah bahan untuk menghafal itu mengandung pengertianpengertian yang bermutu.
b) Hendaklah bahan untuk menghafal itu menarik, yang dapat mendidik
jiwa dan rasa cinta mereka.
c) Hendaklah bahan untuk menghafal itu bertujuan untuk mendidik jiwa
murid dan menigkatkan latihan perasaan mereka.
d) Hendaklah kalimat/bahasanya indah, susunan bahasanya bagus, tidak
menimbulkan kekakuan membacanya, jelas artinya, gampang dan
ringan didengar.
e) Jangan sampai bahan untuk menghafal itu melampaui tingkat pemikiran
murid.
f) Hendaklah yang banyak bersifat puisi, karena lebih meresap jiwa, lebih
mudah dan senang menghafalnya.8
8
Ahmad Muhtadi Anshori, Pengajaran Bahasa Arab Media Dan Metode-Metodenya,
(Yogyakarta : Teras, 2009), hal. 62
27
3. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Menghafal Kosa Kata Bahasa
Arab
Beberapa langkah yang bisa digunakan dalam penggunaan metode
menghafal yaitu :
a. Tes awal dan appersepsi.
b. Hendaklah materinya disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan
perkembangan peserta didik, serta materinya menarik untuk dipelajari.
c. Untuk tahap awal dipilih kalimat-kalimat yang tidak perlu panjang dan
pada tahap selanjutnya dapat diberikan cerita-cerita menarik, kata-kata
hikmah atau bait-bait syair yang indah.
d. Materinya sebaiknya tertulis dan ditulis dengan tulisan yang indah
sehingga dapat membangkitkan motivasi dan menggugah semangat
untuk belajar dan dibaca secara bersama-sama untuk mempercepat
proses hafalanya.9
Ada pula langkah-langkah menghafal kosa kata bahasa Arab
menurut Ismail Shiny dan Abdullah antara lain:
a. Dengan cara menunjuk langsung pada benda.
b. Dengan cara menghadirkan miniatur dari benda (kosa kata) yang
diajarkan.
9
76
Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta : Teras, 2011), hal. 75-
28
c. Dengan cara memberikan gambaran dari kosa kata yang ingin
diajarkan.
d. Dengan cara memperagakan dari kosa kata yang ingin disampaikan.
e. Dengan cara memasukan kosa kata yang diajarkan kedalam kalimat.
f. Dengan cara memberikan padanan kata.
g. Dengan cara memberikan lawanan kata.
h. Dengan cara memberikan definisi dari kosa kata yang diberikan.10
B. Pembelajaran Bahasa Arab
1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab
Pembelajaran berasal dari kata “ajar”, yang kemudian menjadi
sebuah kata kerja berupa “pembelajaran”. Pembelajaran sebenarnya
merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang hal tersebut tidak
dapat sepenuhnya dijelaskan dengan detail. Adapun maksud dari
pembelajaran secara sederhana adalah produk interaksi berkelanjutan
antara pengenbangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih
kompleks, hakikat dari pembelajaran adalah usaha sadar diri seorang guru
untukmembelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan
sumber
berlajar
lainya)
dalam
rangkai
mencapaai
tujuan
yang
diharapkan.11
10
Abdul wahab Rosyidi, Media Pembelajran Bahasa Arab, (Malang : UIN Malang Press,
2009), hal. 54-55
11
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab....... , hal. 153
29
Sanjaya mengemukakan kata pembelajaran adalah terjemah dari
kata
instruction,
yang
diasumsikan
dapat
mempermudah
siswa
mempelajari segala sesuatu melalui berbagai macam media, seperti bahanbahan cetak, program televisi, gambar, audio dan lain sebagainya.
Sehingga semua itu mendorog terjadinya perubahan peranan guru dalam
mengelolah proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar
menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar. Media
pembelajaran merupakan sarana proses pembelajaran untuk mempertinggi
efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran.12
Sedangkan pembelajaran bahasa Arab adalah kegiatan mengajar
yang dilakukan secara maksimal oleh seorang guru agar anak didik yang
dia ajari bahasa Arab melakukan kegiatan belajar dengan baik, sehingga
kondusif untuk mencapai tujuan belajar bahasa Arab. Pembelajaran bahasa
Arab melibatkan sekurang-kurangnya tiga disiplin ilmu, yakni linguistik,
psikologi dan ilmu pendidikan. Linguistik memberi informasi kepada kita
mengenai bahasa secara umum dan mengenai bahasa-bahasa tertentu.
Psikologi menguraikan bagaimana orang belajar sesuatu. Sedangkan ilmu
pendidikan atau pedagogi memungkinkan kita untuk meramu semua
keterangan dari linguistik dan psikologi menjadi suatu cara atau metode
12
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasinya, (Yogyakarta :
Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 76
30
yang sesuai untuk dipakai di kelas untuk memudahkan proses
pembelajaran bahasa Arab oleh pelajar.13
Proses
dalam
pembelajaran
bahasa
Arab,
guru
perlu
mempertimbangakan prinsip dasar sebagai panduan dalam kegiatan kelas
bahasa Arab. Prinsip ini dapat membantu mempermudah langkah yang
akan dilakukan dalam pengajaran. Brown mengemukakan ada beberapa
prinsip yang harus diketahui oleh guru bahasa yang meliputi :
a. Prinsip Kognitif yang meliputi :
1) Prinsip Otomatisasi
Prinsip otomatisasi mempercayai bahwa belajar bahasa yang
efesien adalah proses subconcious atau ambang sadar seperti halnya
bayi yang belajar bahasa dari ibunya atau lingkungan keluarganya
yang berjalan otomatis tanpa menghiraukan bentuk-bentuk bahasa.
2) Prinsip Pembelajaran Kebermaknaan
Prinsip pembelajaran kebermaknaan meyakini pentingnya
faktor ini dalam belajar untuk menjadikan pelajar menyerap
pelajaran secara lebih lama dari pada belajar secara hafalan.
13
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2011), hal. 32-33
31
3) Prinsip Pujian dan Imbalan
Prinsip pujian dan imbalan menegaskan bahwa manusia
secara universal terdorong untuk melakukan sesuatu karena ada
imbalan. Dan imbalan yang paling ampuh dalam mempengaruhi
keberhasilan belajar yaitu motivasi intrinsik, dorongan untuk
melakukan suatu kegiatan atas dasar keinginan yang muncul dari
dirinya.
4) Prinsip Motivasi Intrinsik
Prinsip motivasi intrinsik menegaskan dalam proses belajar
mengajar, guru harus berupaya agar motivasi seperti ini tumbuh
dalam diri pelajar yaitu dengan selalu berupaya agar kegiatan belajar
mengajarnya menarik, menyenangkan dan menantang sehingga
pelajar mau belajar bukan karena imbalan.
5) Prinsip Strategic Investment
Prinsip
strategic
investment
atau
investasi
strategi
mempercayai bahwa keberhasilan pelajar dalam belajar pada
dasarnya disebabkan oleh kemauan pelajar untuk menginvestasikan
waktu, upaya dan perhatianya dalam proses belajarnya dengan
menggunakan stategi belajar dalam proses belajarnya.
32
b. Prinsip Afektif yang meliputi :
1) Prinsip Egoisme Bahasa
Prinsip egoisme bahasa meyakini bahwa dalam belajar
bahasa kedua atau bahasa asing, pelajar mengembangkan cara
berperilaku baru, perasaan baru dan perilaku yang baru.
2) Prinsip Percaya Diri
Prinsip percaya diri merupakan prinsip afektif yang sangat
penting dikembangkan dalam diri pelajar bahasa karena akhir dari
keberhasilan yang dicapai tergantung pada prinsip percaya diri
sehingga pelajar bisa memahami pelajaran tersebut.
3) Prinsip Pengambilan Resiko
Prinsip pengambilan resiko bermanfaat untuk menumbuhkan
keberanian pelajar agar tidak takut menggunakan bahasa asing.
4) Prinsip Kaitan Budaya dengan Bahasa
Prinsip kaitan budaya dengan bahasa merupakan faktor yang
juga penting dipertimbangkan dalam mengajar bahasa. Oleh sebab
itu, dalam mengajar bahasa asing guru harus memperkenalkan katakata, frase atau kalimat-kalimat yang lazim digunakan dan tidak
lazim digunakan dalam berkomunikasi dalam bahasa target,
bagaimana beraksi pada pujian, cara makan, cara mengekspresikan
33
mimik, bahkan arti senyum dalam bahasa Indonesia kadang
maknanya berbeda dengan bahasa asing yang dipelajari.
c. Prinsip Linguistik yang meliputi :
a) Prinsip Kemahiran Berbahasa
Prinsip
kemahiran
berbahasa
atau
prinsip
perbedaan
kemampuan berbahasa merujuk pada prinsip yang menyakini adanya
proses perkembangan yang sistimatis atau bertahan dalam belajar
bahasa. Hal ini yang menyebabakan interlanguage setiap individu di
dalam kelas berbeda antara pelajar satu dengan pelajar lainya.
Perbedaan ini dapat dijadikan pertimbangan oleh guru dalam
menentukan
kegiatan
kelas,
seperti
pemilihan
metode
dan
penyusunan materi pelajaran.
b) Prinsip Komunikasi
Prinsip komunikasi merupakan prinsip yang terpenting dalam
perangkat linguistik. Dimana para pelajar harus lebih sering
berkomunikasi dengan bahasa asing yang mereka pelajari.14
14
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab........ , hal 34-38
34
2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab
Menurut sejarah, tujuan pembelajran pertama kali diperkenalkan
oleh B. F. Skiner pada tahun 1950 yang diterapkanya dalam ilmu perilaku
dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kemudian
diikuti oleh Robert Mager yang menulis buku yang berjudul Preparing
Instructional Objective pada tahun 1962. Selanjutnya diterapkan secara
meluas pada tahun 1970 di seluruh lembaga pendidikan termasuk di
Indonesia. Penuangan tujuan pembelajaran ini bukan saja memperjelas
arah yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan belajar, tetapi dari segi
efisiensi diperoleh hasil yang maksimal. Keuntungan yang dapat diperoleh
melalui penuangan tujuan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut :
a. Waktu pengajaran dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat.
b. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi
pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.
c. Guru dapat menetapkan beberapa banyak materi yang dapat atau
sebaiknya disajikan dalam setiam jam pelajaran.
d. Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara
tepat.
e. Guru dapat dengan mudah menetapkan mempersiapkan strategi belajar
mengajar yang paling cocok dan menarik.
f. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan
peralatan maupun bahan dalam keperluan belajar.
g. Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar.
35
h. Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik
dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.
Banyak pengertian yang diberikan para ahli pembelajaran tentang
tujuan pembelajaran, yang satu sama lain memiliki kesamaan di samping
ada perbedaan sesuai dengan sudut pandang garapanya. Robert F. Maneger
memberikan pengertian dari tujuan pembelajaran sebagaimana dikutip oleh
Hamzah B. Uno yakni, tujuan pembelajaran sebagai perilaku yang hendak
dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat
kompetensi tertentu. Pengertian kedua dikemukakan oleh Edwar L.
Dejnozka, David E. Kapel dan Kemp sebagaimana dikutip oleh Hamzah B.
Uno yang memandang bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan
yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang
diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil yang
diharapkan. Perilaku ini dapat berupa fakta yang konkret serta dapat dilihat
dan fakta yang tersamarkan. Definisi yang ketiga dikemukakan oleh Fred
Percival dan Henry Ellington yang dikutip oleh Hamzah B. Uno yakni
tujuan pembelaran adalah suatu pernyataan yang jelas dan menunjukan
penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat
dicapai sebagai hasil belajar.15
Sedangkan
tujuan
pembelajaran
bahasa
adalah
pencapaian
kompetensi komunikatif, yaitu kemampuan dalam menggunakan bahasa
15
35
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), hal. 34-
36
sebagai alat komunikasi. Kemampuan ini dapat dicapai dengan cara
memberi perhatian yang utama pada penggunaan bahasa dan bukan pada
kaidah bahasa, pada kemahiran berbahasa bukan pada ketetapan
penggunaan kaidah bahasa, pada bahasa yang otentik dan kontekstual, dan
pada kebutuhan akhir siswa yaitu dapat menerapkan pelajaranya di kelas
pada kegiatan keseharianya dalam koteks dunia nyata.16
Departemen Agama menjelaskan bahwa secara umum tujuan dari
pembelajaran bahasa Arab adalah 17:
a. Untuk dapat memahami Al-Qur’an dan Hadist sebagai sumber hukum
ajaran Islam.
b. Untuk dapat memahami buku-buku agama dan kebudayaan Islam yang
ditulis dalam bahasa Arab.
c. Untuk dapat berbicara dan mengarang dalam bahasa Arab.
d. Untuk dapat digunakan sebagai alat pembantu keahlian lain.
e. Untuk membina ahli bahasa Arab, yakni benar-benar profesional.
Tujuan pembelajaran, berdasarkan pada tiga hal yang diharapkan
dan dapat dicapi melalui pendidikan atau pembelajaran seperti yang
dikemukakan dalam taksonomi Bloom sebagaimana dikutip oleh
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, yaitu :
16
17
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab...... , hal. 38
Najieb
Taufiq,”
Tujuan
Pembelajaran
Bahasa
http://najiebtaufiq.blogspot.co.2a/202/06Q/tujuan-pembelajaran-bahasa-arab.htmi?m=1
tanggal 3 februari 2016 pukul 15.13)
Arab”,
(Diakses
37
1) Ranah Kognitif
Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual,
seperti pengetahuan, pengertian dan keeterampilan berfikir. Ranah
kognitif ini terdiri atas enam tingkatan yang secara hierarkis berurut
dari yang paling rendah (pengetahuan) sampai ke yang paling tinggi
(evaluasi). Dan dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Pengetahuan, berisikan tentang kemampuan untuk mengenali dan
mengingat peristilahan, difinisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan,
metodologi, prinsip dasar dan lain sebagainya.
b. Pemahaman, berisikan kemampuan mendemonstrasikan fakta dan
gagasan
mengelompokan
membandingkan,
dengan
menerjemahkan,
mengorganisir,
memberi
memaknai,
deskripsi
dan
menyatakan gagasan utama.
c. Aplikasi, di tingkat ini seseorang memiliki kemampuan untuk
menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori dan lain
sebagainya di dalam kondisi kerja.
d. Analisis, di tingkat ini, seseorang akan mampu menganalisis
informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan
informasi kedalam bagaimana yang lebih kecil untuk mengenali pola
atau hubungannya dan mampu mengenali serta membedakan faktor
penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.
e. Sintesis, seseorang ditingkat ini akan mampu menjelaskan struktur
atau pola dari skenario yang sebelumnya tidak terlihat dan mampu
38
mengenali
data
atau
informasi
yang
harus
didapat
untuk
menghasilkan solusi yang dibutuhkan.
f. Evaluasi, dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian
terhadap solusi, gagasan, metodologi dan lain sebagainya dengan
menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk
memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
2) Ranah Afektif
Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan
emosi, seperti minat, sikap, apresiasi dan cara penyusaian diri. Ranah
afektif berlandasan pada lima kategori, yaitu:
a. Penerimaan, aspek ini mengacu pada kepekaan dan kesedian
menerima dan menaruh perhatian terhadap nilai tertentu, seperti
kesediaan menerima norma-norma disiplin yang berlaku di sekolah.
b. Pemberian respons, aspek ini menunjukan kesedian dan kerelaan
merespons, memperhatikan secara aktif, turut berpartisipasi dalam
suatu kegiatan serta merasakan kepuasan dalam merespons, misalnya
mulai berbuat sesuai tata tertib disiplin yang telah diterimanya,
merupakan model pemberian respons.
c. Penghargaan atau penilaian, aspek ini mengacu pada kecenderungan
menerima
suatu
norma
tertentu,
menghargai
suatu
norma,
memberikan penilaian terhadap sesuatu dengan memposisikan diri
pada suatu norma.
39
d. Pengorganisasian, aspek ini mengacu pada proses pembentukan
konsep tentang suatu nilai serta menyusun nilai-nilai dalam dirinya.
e. Karakteristik, aspek ini mengacu pada pembentukan pola hidup dan
proses mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga membentuk
watak yang tercemin dalam dirinya.
3) Ranah Psikomotorik
Berisi tentang perilaku-perilaku yang menekankan aspek
keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang dan
mengoprasikan mesin. Ranah psikomotorik terbagi atas tujuh kategori
yaitu :
a. Persepsi, aspek ini mengacu pada penggunaan alat untuk
memperoleh kesadaran akan suatu objek atau gerakan dan
mengalihkanya kedalam kegiatan atau pebuatan.
b. Kesiapan, aspek ini mengacu pada kesiapan memberikan respons
secara mental, fisik maupun perasaan untuk suatu kegiatan.
c. Respons terbimbing, aspek ini mengacu pada pemberian respons
perilaku, gerakan-gerakan yang diperlihatkan dan didemonstrasikan
sebelumnya.
d. Mekanisme, aspek ini mengacu pada keadaan dimana respons fisik
yang dipelajari telah menjadi kebiasaan.
e. Respons yang kompleks, aspek ini mengacu pada pemberian respons
atau penampilan perilaku atau gerakan yang cukup rumit dengan
trampil dan efesien.
40
f. Penyesuaian pola gerakan atau adaptasi, aspek ini mengacu pada
kemampuan menyesuaikan respons atau perilaku gerakan pada
situasi yang baru.
g. Originalisasi, aspek ini mengacu pada kemampuan menampilkam
pola-pola gerak-gerik yang baru, dalam arti menciptakan perilaku
dan gerakan yang baru dilakukan atas prakarsa atau inisiatif
sendiri.18
3. Teknik-Teknik Pembelajaran Bahasa Arab
1) Teknik Pengajaran Unsur Bahasa19
Ada beberapa unsur bahasa dalam pembelajaran bahasa Arab
yakni tata bunyi, tata tulis, tata kata, tata kalimat dan kosa kata.
a. Teknik Pembelajaran Baca Tulis
Ada
beberapa
teknik
yang
dapat
digunakan
dalam
pembelajaran baca-tulis huruf Arab atau mengenalkan bunyi dan
menulis huruf Arab yakni :
a) Teknik alpabetik yaitu pembelajaran dengan mengenalkan namanama huruf dan bentuk tulisanya.
b) Teknik bunyi yaitu pembelajaran dimulai langsung dengan
pengenalan bunyi huruf. Ada tiga cara yang umum digunakan,
18
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2008), hal.203-206
19
Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab......... , hal. 133-151
41
yaitu cara sintetis (merangkai), cara analisis (mengupas) dan cara
analisis-sintetis (gabungan).
b. Teknik Pembelajaran Tata-Bahasa atau Struktur
Pembelajaran tata-bahasa berfungsi sebagai alat penunjang
tercapainya kemahiran berbahasa. Tata-bahasa bukan tujuan,
melainkan sarana untuk dapat menggunakan bahasa dengan benar
dalam berkomunikasi. Pada dasarnya, kegiatan pembelajaran tatabahasa terdiri dari dua bagian, yaitu pengenalan kaidah-kaidah
bahasa dan pemberian latihan atau drill.
a) Pengenalan kaidah, pengenalan kaidah dapat dilakukan dengan
cara deduktif atau induktif. Ada sekurang- kurangnya dua hal
yang perlu dicatat berkaitan dengan pengenalan kaidah ini.
Pertama, bahwa yang terpenting dituntut dari siswa bukanlah
kemampuan menghafaln
kaidah diluar kepala, melainkan
kemampuan memahami dam memfungsikan kaidah-kaidah
tersebut dalem praktek berbahasa. Kedua, tidak semua topik
dalam nahwu mesti diajarkan.
b) Latihan (drill), penekan latihan bukanlah penguasaan kaida akan
tetapi membuat kalimat-kalimat gramatikal. Latihan yang
diberikan berbentuk latihan-latihan pola kalimat, materi yang
disajikan pun tidak mengikutu aturan topik-topik dalam ilmi
nahwu melainkan menurut pola-pola kalimat yang banyak dipakai
dalam pemakaian bahasa sehari-hari. Ada tiga jenis latihan yang
42
masing-masing bisa berdiri sendiri atau bisa merupakan suatu
urutan yang merupakan suatu kesatuan, yakni latihan mekanis,
latihan makna dan latihan komunikatif.
c. Teknik Pembelajaran Kosa Kata
Kosa kata merupakan salah satu unsur bahasa yang harus
dikuasai oleh pembelajaran bahasa asing tersebut. Adapun tahapan
dan teknik pembelajaran kosa kata atau pengalaman belajar siswa
dalam mengenal dan memeperoleh makna kosa kata dipaparkan
sebagai berikut :
a) Mendengarkan kata, mendengarkan merupakan hal penting dalam
pembelajaran bahasa, karena kesalahan dalam pendengaran
berakibat pada kesalahan dalam penulisan dan pengucapan.
b) Mengucapkan kata, dalam hal ini guru harus benar-benar
memperhatikan ketetapan atau kebenaran ucapan siswa, sebab
kesalahan dalam pengucapan berakibat salah dalam penulisan.
c) Mendapatkan makna kata, pemberian arti kata kepada siswa
sedapat mungkin agar menghindar terjemah dalam menerangkan
arti suatu kata, antara lain dengan pemberian konteks, definisi
sederhana, pemakaian benda asli atau gambar dan teknik-teknik
lain, seperti konteks, definisi, sinonim, antonim, peragaan,
penerjemah, membaca kata, menulis kata dan membuat kalimat.
43
2) Teknik Pembelajaran Kemahiran Berbahasa20
Ada beberapa kemahiran berbahasa dalam pembelajaran bahasa
Arab,
yakni
keterampilan
menyimak,
keterampilan
berbicara,
keterampilan membaca dan keterampilan menulis.
a. Teknik Pembelajaran Kemahiran Menyimak
a) Latihan pengenalan, latihan ini bisa berupa latihan mendengarkan
untuk membedakan dengan teknik mengontraskan pasanganpasangan ucapan yang hampir sama.
b) Latihan mendengarkan dan menirukan, latihan ini
difokuskan
pada bunyi-bunyi (‫ ق‬,‫ غ‬,‫ ع‬,‫ ظ‬,‫ ط‬,‫ ض‬,‫ ص‬,‫ ش‬,‫ ذ‬,‫ خ‬,‫ ح‬,‫)ث‬, juga
pada pengucapan vocal panjang dan pendek, bersyiddah dan tidak
bersyiddah, dan fitur-fitur lain yang tidak dikenal dalam bahasa
Arab.
c) Latihan mendengarkan dan membaca, guru mendengarkan materi
bacaan yang sudah direkam dan siswa membaca teks (dalam hati)
mengikuti materi yang dipendengarkan.
d) Latihan mendengarkan dan memahami, latihan mendengarkan
untuk pehaman ini bertingkat-bertingkat dan dapat dilakukan
dengan berbagai macan teknik, antara lain : latihan mendengarkan
dan melihat, latihan mendengarkan dan memeragakan dan latihan
mendengarkan dan memperoleh informasi.
20
Ahmad Fuad Efend, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab........ , hal 182-191
44
b. Teknik Pembelajaran Kemahiran Berbicara
a) Latihan Asosiasi dan identifikasi, latihan ini dimaksudkan untuk
melatih spontanita siswa dan kecepatanya dalam mengendifikasi
dan mengasosiakan makna ujaran yang didengarnya.
b) Latihan pola kalimat, latihan ini meliputi latihan mekanis, latihan
bermakna dan latihan komunikatif, semua atau sebagian jenis
latihan ini ketika dipraktikan secara lisan juga merupakan bentuk
permulaan dari latihan percakapan.
c) Latihan
percakapan,
menghafalkan
model
latihan
dialog,
ini
meliputi
percakapan
tanya
jawab,
terpimpin
dan
percakapan bebas.
d) Latihan berbicara.
e) Latihan diskusi, beberapa model diskusi antara lain, diskusi kelas
dua kelompok berhadapan, diskusi kelas bebas, diskusi kelompok
dan diskusi panel.
f) Latihan wawancara, yang perlu diperhatikan dalam latihan
wawancara adalah persiapan wawancara dan bentuk wawancara.
g) Latihan drama, persiapan-persiapan yang harus dilakukan
sebelum kegiatan ini dilakukan ialah, memilih naskah dan
memberi kesempatan siswa untuk melakukan latihan beberapa
hari.
45
c. Teknik Pembelajaran Kemahiran Membaca
Pembelajaran kemahiran membaca bisa menggunakan model
pembelajaran kooperatif dan pembelajaran kontekstual. Dan
pembelajaran kooperatif bisa dilaksanakan dengan cara sebagai
berikut :
a) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap siswa dalam
kelompok diberi nomer. Semua anggota dengan nomer yang sama
akan membentuk suatu grup ahli, sehingga membentuk beberapa
grup yang ahli.
b) Bahan bacaan dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan
jumlah grup ahli, setiap bagian ditangani (dipelajari) oleh satu
grup ahli.
c) Setelah pembahasa matang dalam waktu yang ditentukan, semua
grup kembali kegrup induknya.
d) Setiap anggota di grup induknya menjelaskan apa yang telah
dipelajari dgrup ahli. Semua anggota grup induk akan melengkapi
atau menyelesaikan tugas dengan memanfaatkan pengetahuan
yang diperoleh dari grup ahli.
Ada
beberapa
komponen
yang
diterapkan
dalam
pembelajaran kontekstual menurut nurhadi yaitu :
a) Kontruktivisme, sebagai filosofi yang mengembangkan pemikiran
bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
46
sendiri, menemukan sendiri, mengkontruksi sendiri pengetahuan
dan keterampilan barunya.
b) Inquiri (menemukan), sebagai strategi pembelajaran untuk
mencapai kompetisi yang diinginkan.
c) Bertanya, sebagai alat beljar untuk mengembangkan sifat ingin
tahu siswa.
d) Masyarakat belajar, dalam bentuk kelompok-kelompok, sebagai
wadah lingkungan belajar.
e) Pemodelan (guru, siswa lain, penutur asli dan karya inovasa)
sebagai acuan pencapaian kompetensi.
f) Refleksi, sebagai langkah akhir dalam proses belajar, agar siswa
merasa bahwa mereka telah mempelajari sesuatu.
g) Penilaian sebenarnya (autentik), untuk men ilai apa yang
seharusnya dinilai, meliputi proses dan hasil, dari berbagai
sumber dan dengan berbagai cara.
d. Teknik Pembelajaran Kemahiran Menulis
a) Kemahiran Membentuk Huruf
Ada dua kemahiran membentuk huruf yaitu pra-penulisan
huruf Arab dan latihan penulisan, latihan pra-penulisan antara lain
yaitu, latihan membentuk huruf sebaiknya dimulai dengan
latihan-latihan pra-penulisan huruf, meliputi latihan memegamg
pena dan meletakan kertas atau buku pada posisi yang tepat,
latihan membuat garis-garis lurus vertikal dan horisontal dengan
47
panjang pendek yang bervariasi, latihan membuat garis-garis
miring dengan variasi kemiringan yang berbeda-beda dan latihan
membuat garis melengkung, dari kiri ke kana ataupun sebaliknya
dan dari atas ke bawah ataupun sebaliknya.
b) Latihan Penulisan Huruf
Latihan penulisan huruf ini dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut : dimulai dengan menulis huruf-huruf lepas, yaitu
bentuk huruf yang berdii sendiri, latihan menulis huruf hijaiyah
secara berurutan atau dikelompokan menurut kesamaan atau
kemiripan bentuk, diteruskan dengan latihan penulisan huruf
dalam posisi bersambung dengan huruf lain, di awal, di tengah
dan diakhir, latihan menulis maqtha (gabungan dua huruf)
sebelum penulisan kata dan kalimat.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
penulisan huruf, seperti posisi huruf atau bagian-bagianya, apakah
di atas garis, di bawah haris atau ditengah garis, keserasian jarak
huruf lepas dengan huruf lainya dalam satu kata dan jarak antar
kata dan yang terakhir keserasian garis vertikal (ketegak kurusan
atau kemiringan) antara bagian huruf dan antara huruf.
c) Kemahiran Mengungkapkan dengan Tulisan
Latihan menulis ini pada prinsipnya diberikan setelah
latihan menyimak, berbicara dan membaca. Akan tetapi tidak
48
berarti bahwa latihan menulis hanya dapat diberikan setelah siswa
memiliki ketiga kemahiran tersebut.
d) Tahap-Tahapan Latihan Menulis
Tahapan-tahapan latihan menulis ini seperti latihan
kebahasaan, mencontoh, reproduksi, imlak, mengarang terpimpin,
mengisi formulir, bagan dan mengarang bebas.
e) Mengarang atau Insya
Jenis-jenis insya (karangan) adalah eksposisi sederhana,
narasi atau cerita, deskripsi atau pemerian, surat, kreasi atau
argumentatif dan imajinasi.
f) Masalah Pembentulan dan Sistematika Penulisan
Pembetulan hasil kerja siswa mutlak harus dilakukan oleh
guru, betapa pun hal itu sangat dirasa berat karena memerluka
waktu yang cukup. Menurut Prof. Donald Knapp sebagaimana
yang dikutip oleh Ahmad Fuad Efendy, pembetulan kesalahan
dalam ejaan, nahwu dan shorof hanyalah tujuan sekunder dalam
pengajaran menulis. Tujuan utamanya adalah membimbing
pembelajar mengungkapkan apa yang ingin dia komunikasikan
dengan tulisan yang benar.
Download