pastoral konseling

advertisement
PASTORAL
KONSELING
Pdt. Drs. Dongani Sitanggang, M.Th. & Pdt. Dr. Jonathan Trisna
PENDAHULUAN
Pastoral Konseling adalah Pelayanan Penggembalaan yang dilakukan Gembala
melalui Konseling. Gembala dan pasangannya harus mau dan berani melakukan
penggembalaan melalui konseling karena 3 alasan, yaitu:
• Menyelesaikan Dosa Melalui Kristus.
Kepada pria yang disembuhkan dari penyakit lumpuh 38 tahun (Yoh 5:14) Yesus
mengatakan: “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya jangan
terjadi yang lebih buruk. 1 Yoh 1:6-10, Yak 5:16.
• Mencari Jemaat yang bergumul bahkan terhilang.
1. Selain Gembala, Yesus adalah Penasehat Ajaib (Counsellor, KJV) Yes 9:6. Kita
harus menggembalakan jemaat dengan yang Tuhan percayakan pada kita
(1 Pet 5:1-4).
Dalam kondisi hidup yang berat, jemaat membutuhkan kehadiran gembala
untuk menolong, menguatkan agar tidak rapuh dan kalah terhadap godaan
kuasa roh-roh jahat. Luk15:4 mencatat: “Tinggalkan yang 99, cari 1 jiwa yang
terhilang”.
2. Roh Kudus memimpin kita (Yoh 16:13) dan mengajarkan segala sesuatu (Yoh
14:26) termasuk mengajarkan bagaimana menggembalakan jemaat melaui
pelayanan pastoral konseling.
• Memulihkan Kondisi yang Rapuh serta Menolong yang
Membutuhkan Uluran Tangan.
3. Ikuti pembinaan yang dilakukan BPH GBI dengan serius dan lebih lanjut
mempelajari bagaimana menjadi konselor yang baik.
Uluran tangan dan telinga gembala sebagai utusan Kristus , harus nyata bagi
jemaat.
• Berusaha menemukan solusi
perubahan tingkah laku.
Gembala tidak boleh menemukan sendiri solusi bagi konseli lalu cukup dengan
memberi nasihat. Gembala sebagai konselor melalui percakapan, membimbing
dan menuntun konseli menuju satu titik yaitu solusi atas persoalannya.
DEFINISI / PENGERTIAn PASTORAL KONSELING
Pastoral Konseling adalah penggembalaan yang dilakukan oleh Konselor (gembala
dan hamba Tuhan lainnya) melalui hubungan timbal-balik dengan Konseli (jemaat)
untuk membimbing jemaat dalam jalan Tuhan.
tujuan pelayanan PASTORAL KONSELING
Memaksimalkan potensi jemaat merupakan tujuan utama penggembalaan melalui
konseling, sesuai dengan Ef 4:11-16, secara kusus ayat 12 “untuk memperlengkapi
orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, …”
Penggembalaan melalui konseling bila dilakukan secara terencana dan terprogram
dengan baik, akan mempersiapkan jemaat untuk menjadi PELAYAN dan jadi
PEMBANGUN tubuh Kristus.
Berikut ini adalah tujuan yang hendak dicapai melalui pastoral konseling.
pelaksanaan / proses KONSELING
1. Mendengar apa masalah, tantangan, kerinduan dan tujuan
hidup mereka.
Mendengarkan, dengan penuh perhatian. Hal-hal yang harus didengar meliputi
hal-hal yang diucapkan (verbal) dan yang tidak terucapkan (non verbal).
Gembala yang menggembalakan melalui konseling harus mengurangi
kebiasaan: menasihati lalu memberi ayat untuk meneguhkan nasihatnya lalu
mengakhiri dengan doa.
Menumbuhkan sikap empaty dengan penuh pengertian yang lahir dari KASIH
Kristus. Perwujudan sikap empaty dalam proses konseling dimulai pada tahap
menanggapi.
• Mendampingi dan Membimbing. Contoh dalam Alkitab: adalah Barnabas dengan Saulus Kis 11:19-30). Dalam
pasal 13 sudah terjadi perubahan. Ayat 9-12, Saulus yang dipanggil Paulus
bahkan selain menghancurkan pekerjaan iblis yang merasuk dalam tubuh
Elimas, juga membuat Gubernur pulau Siprus bertobat.
bahkan sampai mengalami
2. Menerima dan menghormati.
Kesediaan konselor menerima keberadaan konseli sebagaimana ia ada, tidak
ada sikap mengadili. Penerimaan inilah jalan untuk menemukan INTI PERSOALAN
yang sebenarnya dan MENEMUKAN JALAN KELUAR UNTUK MENYELESAIKAN
PERSOALAN yang sedang mengganggu kehidupan konseli.
macam-macam konseling
KONSELING PENGAJARAN
3. Melatih Ketrampilan. Konselor perlu memiliki 3 ketrampilan,
yaitu:
•
Ketrampilan Menunjukkan Perhatian.
Ketrampilan menunjukkan perhatian lewat sikap tubuh dan tanda-tanda
lahiriah, sebagai ekspresi perhatian, minat dan hormat pada konseli.
•
Ketrampilan Mengamati.
Kemampuan konselor untuk melihat dan memahami cara konseli
menampilkan diri dan situasinya. Tujuannya untuk dapat mengerti perasaanperasaan konseli.
•
Ketrampilan Mendengarkan.
Kemampuan mendengar dan mengingat kembali semua data verbal yang
diucapkan konseli.
4. Menanggapi (Responding)
Tujuan. Jawaban terhadap perasaan dan kontennya penting untuk menunjukkan
pada konseli, bahwa konselor memahami situasi konseli.
•
Menunjukkan pemahaman yang empatik pada pengalaman perasaan
konseli dan pada akhirnya membangun hubungan psikologis yang baik
dengan konseli.
•
Memfasilitasi penelitian diri konseli terhadap perasaannya dan sebabsebabnya.
•
Menguji kemampuan konselor dalam hal memahami perasaan konseli.
•
Membangun dasar agar konselor dapat mempersonalisasi pemahaman
konseli mengenai dirinya pada proses konseling berikutnya.
Konselor melayani konseli secara unik dalam pengajaran sesuai dengan
kebutuhannya, misalnya:
• Konseling Pra-Nikah (Premarital Counseling). Di sini konselor mengajarkan
dasar-dasar pernikahan Kristen, memberi daftar pertanyaan untuk diisi
calon suami/istri serta menganalisa hasilnya, dan dalam konseling mungkin
memperingatkan kemungkinan-kemungkinan konflik dalam hubungan suamiistri yang akan datang.
• Konseling karir dan panggilan hidup. Konseling ini diperlukan mereka yang
harus menentukan pilihan karir atau profesi, bagi mereka yang merasa
menerima panggilan Tuhan untuk menjadi pelayan-Nya (pendeta, guru agama
Kristen, penginjil, dll.)
• Konseling bagi mereka yang dihadapkan pada usaha baru, pindah profesi dan
tempat tinggal, menerima tawaran pelayanan baru, dll.
• Konseling bagi mereka yang membutuhkan anugerah Allah seperti
keselamatan, keyakinan keselamatan, baptisan Roh Kudus, pengampunan, dll.
KONSELING DUKUNGAN
Konseling ini dilakukan pada konseli yang dalam keadaan musibah karena suatu
kehilangan atau AKAN menghadapi suatu kehilangan—grieving ministry, misalnya:
•
Kehilangan orang yang dikasihinya melalui kematian, putus hubungan dengan
pacar, perceraian dengan suami/istri, dimadu, dll.
•
Kehilangan anggota-anggota tubuh tertentu (kebutaan, kelumpuhan,
diamputasi tangan/kaki) karena penyakit atau kecelakaan, bangkrut dalam
usaha, dll.
•
Menghadapi kehilangan: menderita penyakit terminal yang akan membawa
kematian, akan diamputasi, akan bangkrut, akan di PHK., dll.
KONSELING KRISIS
Ini adalah konseling dalam keadaan krisis. Konseling ini memerlukan ketrampilan
tinggi karena memerlukan kecepatan dan ketepatan tindakan konselor. Untungnya
saat-saat kritis tidak sering terjadi. Konseling semacam ini serupa dengan
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, contoh:
•
Konseling pada seorang yang baru melahirkan dan histeris karena bayi yang
dilahirkan cacat parah.
•
Konseling pada seorang yang mengancam membunuh dirinya (dengan
melompat dari atas gedung tinggi).
•
Konseling pada seorang yang mengancam membunuh orang lain (siap dengan
pisau atau senjata lainnya).
•
Konseling pada seorang putus asa dan mengancam berbuat sesuatu yang akan
parah akibatnya.
KONSELING PROBLEMA / MASALAH
Konseling macam ini mungkin lebih sukar dari macam-macam di atas karena dapat
memerlukan waktu yang lama (berkali-kali konseling), ketekunan dan kesabaran
karena biasanya konseli datang dengan problema yang sudah parah dan mendarahdaging. Lebih awal konseli datang (sebelum problema menjadi parah), lebih mudah
persoalan diatasi, contoh:
•
Keluarga berantakan dan menjurus pada perceraian.
•
Kasus-kasus perjinahan, dimadu, pemabuk, penjudi, morfinis, dll.
•
Rasa bersalah yang dalam.
•
Dendam, kebencian dan kepahitan yang sudah disimpan selama bertahuntahun.
•
Pola hidup sehari-hari yang salah dan parah (cerewet, dusta yang merupakan
penyakit, kesombongan, cemburu yang luar biasa, uang sebagai tujuan utama
hidup seorang, dll.)
Download