1 ASUHAN KEBIDANAN PADA By

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA By ”U” USIA 3 BULAN DENGAN
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)
Mimatun Nasihah*
Eka Ayu Apriliana**
*Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan
**Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan
ABSTRAK
Bayi merupakan anak berusia 0-12 bulan. Pada masa ini, perkembangan
otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian umum. jumlah bayi ( usia 0 sampai 12
bulan) berjumlah 701 jiwa, jumlah balita ( usia 0 sampai 5 Tahun ) sebanyak
2.736 jiwa. Dari jumlah balita tersebut yang terkena penyakit ISPA sebanyak 247
jiwa. Pada studi kasus ini tinjauan pustaka dan tinjauan kasus menggunakan
metode pendekatan management kebidanan 7 langkah varney. Hasil pengumpulan
data maka ditemukan diagnosa By.”U” usia 3 bulan dengan Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA), keadaan anak cukup baik, kesadaran composmentis,
nadi 130 x/ menit, suhu 37,9°C, respirasi 60x/ menit disertai masalah gangguan
pemenuhan kebutuhan tidur.Diagnosa tersebut ditegakkan karena klien
mengalami batuk, pilek, panas.
Hasil dari penelitian mulai langkah pertama sampai langkah ketujuh ini
tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Maka
diharapkan bagi klien, hendaknya orang tua klien mencegah anaknya
berhubungan dengan penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan
menjaga kebersihan lingkungan.
Kata Kunci : Bayi, ISPA.
mortalitas pada golongan usia balita.
“Besarnya masalah Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) ini karena
setiap anak diperkirakan mengalami
3 sampai 6 episode penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
setiap tahunnya.
Penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) masih
menjadi urutan pertama 10 penyakit
terbesar dibeberapa Puskesmas di
Indonesia. Hasil Survey dari badan
Peneliti Kejadian Luar Biasa ( KLB )
tahun 2003 penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) menempati
urutan teratas sebagai penyebab
PENDAHULUAN
Bayi merupakan anak berusia
0-12 bulan. Pada masa ini,
perkembangan otak dan fisik bayi
selalu menjadi perhatian umum.
(Ngastiyah, 2005).
Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) merupakan “Suatu
penyakit Infeksi yang menyerang
saluran pernafasan mulai dari hidung
sampai paru – paru dan bersifat akut.
Infeksi Penyakit ini
merupakan
masalah kesehatan karena penyakit
Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) merupakan salah satu
penyebab utama morbiditas dan
1
Jurnal Midpro, edisi 2 /2012
utama kematian pada anak berumur
dibawah 1 tahun (43,4%).
Berdasarkan
data
Dari
beberapa hasil kegiatan Survey
Badan Peneliti Kejadian Luar Biasa (
KLB ) di ketahui bahwa 90,00%
dari seluruh kasus kematian Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
disebabkan pneumonia. Pneumonia
merupakan penyebab kematian pada
balita dengan peringkat pertama.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) sebagai penyebab utama
kematian pada bayi dan balita diduga
karena pneumonia dan merupakan
penyakit yang akut dan kualitas
penatalaksanaannya masih belum
memadai. Upaya dalam rangka
pemberantasan penyakit infeksi
saluran pernafasan akut lebih
difokuskan pada upaya penemuan
dini dan tatalaksana kasus yang cepat
dan tepat terhadap penderita
pneumonia bayi yang ditemukan
Terjadinya infeksi antara
bakteri dan flora normal disaluran
nafas. Infeksi oleh bakteri, virus dan
jamur dapat merubah pola kolonisasi
bakteri.
Timbul
mekanisme
pertahanan pada jalan nafas seperti
filtrasi udara inspirasi di rongga
hidung, refleksi batuk, refleksi
epiglottis, pembersihan mukosilier
dan fagositosis. Karena menurunnya
daya tahan tubuh penderita maka
bakteri pathogen dapat melewati
mekanisme
sistem
pertahanan
tersebut. Akibatnya terjadi invasi di
daerah-daerah saluran pernafasan
atas maupun bawah.
Berdasarkan
kenyataan
infeksi saluran pernafasan (ISPA)
disebabkan oleh virus seperti virus
sinsisial
pernafasan
(VSP),
virus parainfluenza, adenovirus,
rhinovirus, dan koronavirus, koksaki
virus A
dan
B
dan mikoplasma (Nelson, 2000).
Penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan (ISPA) juga bisa
disebabkan
karena
faktor
kelelahan,daya tahan tubuh lemah,
populasi udara, asap kendaraan dan
pembakaran hutan setelah pergantian
musim (Donna, 2001).
Infeksi Saluran pernafasan
atas (ISPA) memerlukan pengobatan
dengan antibiotik.bayi juga bisa
terserang Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) bila mana daya tahan
tubuhnya
menurun.
Keadaan
demikian apabila dibiarkan anak
akan
menderita
radang
paru
(pnemonia) yang bisa mengakibatkan
kematian. karena itu asuhan yang
diberikan harus berdasarkan pada
kebutuhan bayi bukan kepentingan
dan kebutuhan bidan. Asuhan yang
diberikan hendaknya tidak hanya
melibatkan bayi atau
ibu melainkan juga keluarga.
Berdasarkan
permasalahan
diatas, peran petugas kesehatan
dalam upaya mendukung kesehatan
bayi
adalah
meningkatkan
keterampilan dalam memberikan
asuhan kebidanan bayi dalam
penanganan penyakit
Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Tujuan Penulisan
Penulis mendapat gambaran
nyata tentang teori dan praktek di
lapangan untuk mengembangkan
pola pikir dalam melaksanakan
asuhan
kebidanan
dengan
menggunakan manajemen kebidanan
(Hellen Varney) pada By. “U” usia
3 bulan dengan infeksi saluran
pernafasan atas (ISPA).
PEMBAHASAN
Asuhan
kebidanan pada
By.“U” usia 3 bulan dengan infeksi
saluran pernafasan atas (ISPA),
2
Jurnal Midpro, edisi 2 /2012
Berdasarkan Asuhan
Hellen Varney, yaitu:
Kebidanan
Data obyektif adalah data
yang
diperoleh
melalui
pemeriksaan
fisik,
berupa
inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi
serta
pemeriksaan
penunjang seperti pemeriksaan
neurologi,
pemeriksaan
antropometri, pertumbuhan dan
perkembangan.
Sedangkan pada tinjauan
pustaka didapat tanda dan gejala :
Batuk, pilek, panas.
Pada
pemeriksaan fisik sesuai dengan
teori adalah melalui pemeriksaan
inspeksi,
palpasi,auskultasi,
perkusi : terdapat sekret pada
hidung, bunyi nafas krokkrok,bibir kering dan akral
hangat. Pada tinjauan kasus
dilakukan dan didapatkan hasil
melalui pemeriksaan fisik, berupa
inspeksi, palpasi, auskultasi,dan
perkusi serta pemeriksaan tumbuh
kembang, Pada tinjauan kasus
berdasarkan data pengkajian pada
klien ditemukan hasil TTV yaitu
nadi: 130 x/menit, suhu : 37,9 °C,
respirasi : 60 x/menit, inspeksi
terdapat sekret di hidung, pada
auskultasi
pernafasan
ronchi/terdengar bunyi krok-krok,
bibir kering , tumbuh kembang
anak sesuai dengan usia anak.
Pada pemeriksaan didapatkan
hasil Infeksi Saluran Pernafasan
Atas (ISPA). Jelas pada data
obyektif tidak ada kesenjangan
antara tinjauan pustaka dengan
tinjauan kasus karena data pada
tinjauan teori dan tinjauan kasus
tidak terlihat perpedaan.
Pengkajian
1. Data Subyektif
Data subyektif adalah data
yang diperoleh dari wawancara
langsung kepada klien dan
keluarga yang terdiri dari biodata,
keluhan utama, riwayat kesehatan
sekarang, riwayat kesehatan yang
lalu, riwayat kesehatan keluarga,
latar belakang sosial budaya,
riwayat
neonatal,
riwayat
imunisasi, pola kebiasaan seharihari,
riwayat
kesehatan
lingkungan. Pada tinjauan pustaka
didapatkan biodata klien dan
sebab keluarga membawa klien ke
pelayanan
kesehatan
karena
merasa
kesehatan
anaknya
terganggu. Beberapa keluhan
yang terjadi pada anak antara lain
batuk, pilek, panas.
Pada
tinjauan
pustaka
disebutkan bahwa komplikasi
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
( ISPA) adalah sinusitis, sesak
napas,
pneumonia,
demam
reumatik.
Pada tinjauan kasus di
dapatkan biodata yang berisi klien
berumur 3 bulan dan keluarga
membawa klien ke petugas
kesehatan karena klien sekarang
menderita batuk, pilek, panas
sejak 3 hari yang lalu dan sulit
tidur. Dan masalah yang muncul
adalah gangguan kebutuhan tidur.
Jelas pada langkah pertama data
subyektif tidak ada kesenjangan
antara tinjauan teori dan tinjauan
kasus. Karena atas kerjasama
keluarga pasien yang kooperatif,
memudahkan petugas kesehatan
melakukan pengkajian.
2. Data Obyektif
Identifikasi Diagnosa, Masalah
dan Kabutuhan
Identifikasi diagnosa masalah
dan kebutuhan diperoleh dari
pengumpulan data subyektif dan
obyektif yang dianalisis untuk
3
Jurnal Midpro, edisi 2 /2012
menentukan suatu masalah dan
penyebab dari konsep asuhan
kebidanan.
Pada
tinjauan
pustaka
terdapat diagnosa dan masalah yang
muncul adalah Infeksi Saluran
Pernafasan Atas (ISPA) yang
menujukkan adanya
persamaan
dengan tinjauan pustaka tentang
gejala/keluhan subjektif maupun
obyektif yang timbul berupa adanya
batuk,
pilek,
panas.
Serta
menimbulkan masalah gangguan
pada kebutuhan tidur. Kebutuhan:
pemenuhan kebutuhan tidur.
Sedangkan pada tinjauan
kasus berdasarkan data pengkajian
pada klien ditemukan diagnosa
By.“U” usia 3 bulan dengan Infeksi
Saluran Pernafasan Atas (ISPA),
masalah
yang
yang
muncul
gangguan
kebutuhan
tidur
penangananan yang di berikan
adalah pemenuhan kebutuhan tidur
Sehingga tidak ada kesenjangan
antara tinjauan pustaka dan tinjauan
kasus. Hal ini terjadi karena masalah
muncul dianggap sebagai masalah
yang serius dari komplikasi Infeksi
Saluran Pernafasan Atas (ISPA),
sehingga kemungkinan masalah
muncul apabila tidak diperhatikan
secara seksama bisa mengalami
resiko lebih serius.
terjadinya pneumonia, sedangkan
pada tinjauan kasus, berdasarkan
data subyektif dan obyektif yang
telah ada, terdapat masalah potensial
yang timbul pada bayi dengan
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
(ISPA) yaitu pneumonia (RR ; 60
x/menit, auskultasi terdengar bunyi
ronchi/ bunyi nafas krok-krok). Jelas
pada langkah ketiga ini tidak terdapat
kesenjangan antara tinjauan pustaka
dan tinjauan kasus.
Identifikasi Kebutuhan Segera
Identifikasi kebutuhan segera
merupakan
langkah
yang
menggambarkan
sifat
berkesinambungan
dari
proses
penatalaksanaan bukan hanya selama
asuhan
primer
periodik
atas
kunjungan akseptor saja, tetapi juga
pada saat bidan berada bersama
klien.
Pada
tinjauan
pustaka
kebutuhan segera dilakukan sesuai
dengan kebutuhan klien saat itu dan
merupakan antisipasi pencegahan
terhadap masalah potensial yang
mungkin timbul dan bila tidak segera
ditangani
akan
mengganggu
kenyamanan
klien.
Adapun
kebutuhan
segera
yang harus
dilakukan pada bayi dengan Infeksi
Saluran Pernafasan Atas (ISPA) yaitu
tindakan rujukan/ kolaborasi dengan
dr.Sp.A untuk tindakan selanjutnya.
Pada tinjauan pustaka dan
tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena pada tinjauan
pustaka memerlukan tindakan segera
yaitu tindakan rujukan/ kolaborasi
dengan dr.Sp.A dan pada tinjauan
kasus di lakukan tindakan kolaborasi
dengan dr.Sp.A untuk tindakan
kebutuhan segera.
Antisipasi Masalah Potensial
Masalah potensial merupakan
langkah
antisipasi
terjadinya
diagnosa atau masalah yang sudah
diidentifikasi,
langkah
ini
membutuhkan
antisipasi
bila
memungkinkan
dilakukan
pencegahan.
Pada
tinjauan
pustaka
ditemukan adanya antisipasi masalah
potensial yang terjadi pada bayi
dengan Infeksi Saluran Pernafasan
Atas
(ISPA)
yaitu
potensial
Intervensi
4
Jurnal Midpro, edisi 2 /2012
Merupakan
pelaksanaan
rencana asuhan menyeluruh yang
ditentukan dari langkah-langkah
sebelumnya, berdasarkan tujuan dan
kriteria yang diharapkan intervensi
disusun berdasarkan diagnosa yang
timbul dan disesuaikan pada By. “U”
usia 3 bulan dengan Infeksi Saluran
Pernafasan atas (ISPA). tujuan
setelah dilakukan asuhan kebidanan
selama 3x kunjungan diharapkan
Infeksi Saluran Pernafasan atas
(ISPA)
sembuh,
tidak
ada
pengeluaran secret, batuk dan tidak
panas. Kriteria hasil yang didapatkan
keadaan umum baik, tanda-tanda
vital dalam batas normal (nadi : 120160 x/menit, suhu : 365-375oC, RR :
40-60 x/menit). Rencana yang akan
dilakukan antara lain yaitu : lakukan
pendekatan pada klien dengan
komunikasi terapeutik, jelaskan pada
klien tentang keadaannya saat ini,
jaga kebersihan tubuh bayi, berikan
ASI sesuai kebutuhan, kolaborasi
dengan dokter spesialis anak untuk
pemberian terapi, motivasi orang tua
pasien untuk memberikan kompres
dingin ( pada daerah ketiak, lipatan
paha dan dahi ), anjurkan untuk tidak
mengenakan
baju
yang
bisa
menyerap
keringat,
lakukan
pendokumentasian pada buku KMS.
Pada
tinjauan
pustaka
berdasarkan tujuan jangka pendek
dan tujuan jangka panjang dan
kriteria dari masing-masing tujuan
yang di harapkan intervensi yang di
susun berdasarkan diagnosa yang
timbul dan disesuaikan pada
By.”...”usia ... dengan Infeksi
Saluran Pernafasan Atas (ISPA),
tujuan setelah dilakukan asuhan
kebidanan selama 3x kunjungan
diharapkan
Infeksi
Saluran
Pernafasan atas (ISPA) sembuh,
tidak ada pengeluaran secret, batuk
dan tidak panas. Kriteria hasil yang
didapatkan keadaan umum baik,
tanda-tanda vital dalam batas normal
(nadi : 120-160 x/menit, suhu : 365375oC, RR : 40-60 x/menit). Rencana
yang akan dilakukan antara lain yaitu
: lakukan pendekatan pada klien
dengan
komunikasi
terapeutik,
jelaskan
pada
klien
tentang
keadaannya saat ini, jaga kebersihan
tubuh bayi, berikan ASI sesuai
kebutuhan, kolaborasi dengan dokter
spesialis anak untuk pemberian
terapi, motivasi orang tua pasien
untuk memberikan kompres dingin (
pada daerah ketiak, lipatan paha dan
dahi ), anjurkan untuk memakaikan
pakaian yang mudah menyerap
keringat, lakukan pendokumentasian
pada buku KMS.
Pada langkah kelima ini tidak
ada kesenjangan antara tinjauan
pustaka
dan
tinjauan
kasus,
meskipun
demikian
asuhan
kebidanan yang disusun telah
disesuaikan dengan masalah yang
ditemukan pada penulis, dimana
perencanaan pada tinjauan kasus,
tidak jauh berbeda dengan tinjauan
pustaka.
Implementasi
Pada
tinjauan
kasus
implementasi yang dilakukan yaitu
menjelaskan keadaan klien kepada
keluarga bahwa klien menderita
penyakit ISPA yang disebabkan oleh
virus dan akan sembuh dengan
sendirinya,memberikan
terapi
Etamox syrup 3 x 1 sendok teh,
Zetamol
3 x 1sendok teh,
menganjurkan ibu untuk memberikan
kompres hangat pada daerah ketiak,
lipatan paha dan dahi pada bayi,
menggunakan baju yang tipis dan
bisa menyerap keringat,melakukan
pencatatan di buku KMS sebagai
pendokumentasian.
5
Jurnal Midpro, edisi 2 /2012
Pada
tinjauan
pustaka
implementasi
dilakukan
sesuai
dengan intervensi yaitu menjelaskan
keadaan klien kepada keluarga
bahwa klien menderita penyakit
ISPA yang disebabkan oleh virus dan
akan
sembuh
dengan
sendirinya,memberikan terapi obat
antipeuretik
jika
panas,
dan
antibiotik, menganjurkan ibu untuk
memberikan kompres hangat pada
daerah ketiak, lipatan paha dan dahi
pada bayi, menggunakan baju yang
tipis dan bisa menyerap keringat dan
melakukan pendokumentasian di
KMS.
Pada langkah keenam ini
tidak terjadi kesenjangan antara
tinjauan pustaka dan tinjauan teori
karena tinjauan kasus sama persis
dengan tinjauan pustaka. Hal ini
didukung adanya sarana prasarana
yang memadai dan keluarga pasien
yang kooperatif.
S = 36,6°C, N = 120x/mnt, RR =
48x/mnt. Pada pemeriksaan fisik :
tidak terdapat secret di hidung.
Catatan perkembangan III :
Ibu mengatakan anaknya sudah tidak
batuk, pilek. Didapatkan hasil TTV :,
S = 36,5°C, N = 124x/mnt, RR =
48x/mnt. Inspeksi : tidak terdapat
secret di hidung, akral dingin.
Anjurkan untuk kontrol sewaktuwaktu bila ada keluhan. Ibu senang,
lega dan tidak cemas lagi dengan
keadaannya karena langkah evaluasi
merupakan
penilaian
dan
pelaksanaan sesuai dengan kriteria
hasil dan alokasi waktu yang telah
diberikan. Jelas terlihat tidak ada
kesenjangan antara teori dengan
tinjauan kasus.berdasarkan evaluasi
yang ada penatalaksanaan asuhan
kebidanan berhasil sesuai dengan
standar kebidanan.
Evaluasi
Pada tinjauan kasus telah
dilakukan asuhan kebidanan pada
By.“U” usia 3 bulan dengan Infeksi
Saluran Pernafasan atas (ISPA).
Sehingga penulis dapat melakukan
sesuai dengan tinjauan kasus, klien
mengerti dan memahami penjelasan
yang diberikan oleh petugas.
Catatan perkembangan I : Ibu
mengatakan anaknya masih pilek,
batuknya sudah berkurang dan
panasnya sudah turun. Didapatkan
hasil TTV :,S = 36,9°C, N =
128x/mnt, RR = 48x/mnt. Terdapat
sedikit secret di hidung, nafas sudah
tidak krok-krok, Ibu menjelaskan
tentang : ibu sudah memberikan ASI
dan Obat sudah diminumkan
Catatan perkembangan II: Ibu
mengatakan anaknya sudah tidak
pilek, panas dan batuknya sudah
berkurang. Didapatkan hasil TTV :,
1. Pada tahap pengkajian didapatkan
klien mengalami batuk, pilek,
panas sejak 3 hari yang lalu dan
sulit tidur.
2. Diagnosa yang muncul adalah
By.”U”usia 3 bulan dengan
infeksi saluran pernafasan atas
(ISPA). Dan masalah yang
muncul
adalah
ganguan
kebutuhan tidur
3. Antisipasi masalah potensial yang
terjadi pada By.”U”usia 3 bulan
dengan infeksi saluran pernafasan
atas (ISPA). pada tinjauan pustaka
adalah pneumoni dan pada
tinjauan kasus Antisipasi masalah
potensial yang terjadi juga
pneumoni tapi pada tinjauan
kasaus masalah potensial tidak
sampai terjadi karena dilakukan
penanganan yang tepat sesuai
dengan kasus.
KESIMPULAN
6
Jurnal Midpro, edisi 2 /2012
4. Identifikasi kebutuhan segera
yang harus dilakukan pada
By.”U”usia 3 bulan dengan
infeksi saluran pernafasan atas
(ISPA) adalah tindakan rujukan /
kolaborasi dengan dr. Sp.A, pada
tinjauan kasus tindakan segera
adalah tindakan rujukan /
kolaborasi dengan dr. Sp.A
5. Intervensi
yang
dibuat
disesuaikan dengan keadaan klien
dan sarana yang ada berdasarkan
diagnosa yang ditegakkan dan
masalah
yang
ditemukan
dilakukan asuhan
kebidanan
secara maksimal.
6. Semua rencana yang telah disusun
dilaksanakan
sesuai
dengan
prioritas dan didiskusikan terlebih
dahulu dengan klien dan suami.
7. Setelah
dilakukan
asuhan
kebidanan selama 3x kunjungan
klien merasa puas dan lega karena
anaknya sudah sembuh total.
DAFTAR PUSTAKA
Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak
Bagian III, EGC : Jakarta
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak
Sakit. EGC : Jakarta.
Suriadi, Yuliana R. 2001. Asuhan
Keperawatan Pada Anak
Edisi I. Jakarta : PT Fajar
Intrapratama
Varney Hellen, 2007. Varney’s
Midwifery. Boston, London,
Singapore: Jones and Bartlett
Publisher.
Wong, Donna L. (2001). Nursing
Pediatrik (sixth edition).
MOSBY
7
Jurnal Midpro, edisi 2 /2012
Download