1 cover-16 tokoh.qxd

advertisement
KOMUNITAS
#2 | OKTOBER 2010 |
T
14
ARIF FADILLAH (TEMPO)
ak hanya Lady Gaga yang sedang hot. Gara-gara cuaca
ekstrem yang sedang menyelimuti Ibu Kota akhir-akhir
ini, banyak orang menderita
sakit.
Afifuddin Syahkubat, Kepala Puskesmas Kelapa Gading Timur, menjelaskan, berdasarkan data September
lalu, penyakit yang paling banyak diderita oleh warga masih berkutat seputar ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), seperti demam, pilek, batuk,
dan radang tenggorokan.
“Untuk saat ini, penyakit yang sedang banyak menyerang di Kelapa
Gading adalah ISPA,” ujarnya Senin
lalu kepada Tempo Gading.
Penderita ISPA kurang-lebih 189
orang. Sedangkan penyakit terbanyak
kedua yang dialami warga Kelapa Gading adalah darah tinggi (hipertensi),
sebanyak 96 orang, dengan rata-rata
usia penderita 24-70 tahun. Adapun
peringkat ketiga adalah penyakit
maag, sebanyak 60 orang.
Menurut Afifuddin, penyakit ISPA
terutama dipengaruhi faktor perubahan cuaca yang belakangan ini sedang berlangsung, dan menyerang segala umur. Adapun mereka terkena
hipertensi karena merasa jenuh tidak
dapat berbuat apa-apa karena cuaca
yang tidak menentu ini.
Sementara itu, para penderita sakit maag disebabkan oleh pengaruh
pola makan, yang pada akhirnya
berakibat pada lambung. Lagi-lagi
karena pengaruh cuaca ekstrem, sehingga membuat mereka malas makan.
Untuk mengantisipasi habisnya
obat yang berhubungan dengan ISPA, pihak puskesmas, yang sebelumnya memiliki stok terbatas, kini
harus mengajukan permintaan lebih. Permintaan tersebut juga didasari data yang telah dibuat, dan secara langsung data tersebut gunanya
untuk menyesuaikan dengan kebutuhan.
Selain menyediakan kebutuhan
obat yang diperlukan, pihak puskesmas dalam menghadapi perubahan
cuaca yang tidak menentu ini bekerja
sama dengan pihak kelurahan membuat posko darurat.
Tujuan posko itu didirikan, apabila
terjadi banjir, pihak puskesmas sudah
siap mengobati warga yang terserang
HALAMAN
SAKIT
GARA-GARA CUACA EKSTREM
Pengaruh cuaca
yang tak menentu.
penyakit. Jadwal para petugas pun
sudah disiapkan, dan mereka akan
berada di posko apabila banjir datang.
“Apabila kita memberikan pelayanan yang bagus, tentunya mereka yang
datang sudah merasa seperti di rumah sendiri, dan tentunya tempat
yang mereka tuju akan mereka datangi lagi,” ujarnya.
Untuk itu, ia menyarankan warga
menjaga diri sendiri (memperhatikan
lingkungan tempat tinggal), selalu
memeriksa agar jangan sampai ada
genangan air, dan bila hujan tiba, ada
baiknya cukup tinggal di dalam rumah untuk menghindari terkena penyakit.
“Penyakit ISPA sangat dengan
mudah menyerang siapa saja, terutama bila kondisi tubuh tidak dalam
keadaan sehat,” kata Afifuddin. Faktor perubahan cuaca membuat kondisi tubuh seseorang menjadi lemah.
Ketika panas datang, mereka terpancing untuk mencari minuman yang
segar.
Padahal cuaca panas tersebutlah
yang membuat daya tahan tubuh seseorang menjadi berkurang dan, bila
“dihantam” dengan air dingin, badan
memang menjadi segar. Tapi, dampaknya, beberapa jam kemudian, radang tenggorokan akan menyerang.
“Ada baiknya, bila cuaca panas, cukup
minum air putih hangat,” tuturnya.
● M. FAHRIZAL
KONGKO
Saling Berbagi di Komunitas Kanker
ancer Information and Support
Center (CISC) mengadakan seminar dan latihan line dance bagi
para penderita kanker. Komunitas
yang bertujuan memberikan penyuluhan dan memberikan semangat bagi
penderita kanker ini rutin menggelar
acara bersama.
Komunitas ini telah memiliki
kurang-lebih seribu anggota. Salah
satu anggota CISC, Yuli Tirta, 52
tahun, mengatakan bahwa di sinilah ia
C
bisa bercerita dan berbagi pengalaman bagaimana bisa bertahan hidup
dalam kondisi seperti itu. “Saya
merasa tidak sendiri, di sini mereka
saling memberikan support meskipun
saya tahu kondisi mereka sama dengan saya. Hal itulah yang membuat
saya nyaman di CISC,” ujarnya, Jumat
dua pekan lalu.
Komunitas ini didirikan pada 3 April
2010 oleh A.I. Aryanthi Baramuli Putri
dan Yuniko Deviana, yang juga pernah
terkena kanker payudara. Sri Sukarti,
Ketua Harian CISC, mengungkapkan
bahwa tujuan didirikan CISC adalah
menjadi wadah di mana penderita
kanker dapat bertukar pikiran dengan
penderita yang lainnya dan saling
memberikan dukungan agar mereka
bisa tetap bertahan dalam menghadapi
setiap permasalahan yang mereka
alami.
“Di sini mereka bisa melupakan
kesedihan yang mereka simpan dari
orang-orang sekelilingnya. Mereka
juga dapat berbagi bagaimana bisa
tetap bertahan meskipun menderita
penyakit kanker,” ujar Sri.
Pada awalnya, pertemuan dilaksanakan seminggu sekali. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, pertemuan tersebut menjadi dua minggu
sekali, di mana setiap pertemuan diisi
dengan seminar, yang menampilkan
narasumber yang berpengalaman di
bidang penyakit kanker.
Dalam melaksanakan kegiatan
tersebut, CISC bekerja sama dengan
beberapa rumah sakit, salah satunya
Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa
Gading. Rumah sakit tersebut memberikan fasilitas tempat untuk
menggelar pertemuan tersebut.
Sementara itu, setiap seminar yang
dilaksanakan dibiayai CISC sendiri
tanpa adanya bantuan dari pemerintah.
● BINTANG
Download