IKANINGTYAS, SH.LLM FH UB 1. 2. 3. 4. 5. 6. Penandatanganan (signature) Pertukaran instrumen yang membentuk perjanjian (exchange of instrument constituiting a treaty) Ratifikasi (ratification) Akseptasi (acceptation) Persetujuan atau aksesi (approval atau accession) Atau dengan cara lain yang disepakati Diatur masing2 dalam pasal 12-17 KW 1969 Dilakukan pada PI yang substansinya kurang penting atau bersifat tekhnis. Pengikatan diri cukup dilakukan oleh wakil dari suatu negara pihak Dilakukan pada akhir perundingan PI Merupakan suatu langkah untuk menyatakan : pengadopsian, pengotentifikasian serta terikat pada PI tersebut secara sekaligus Diatur dalam pasal 12 KW 1969 Persetujuan suatu negara untuk terikat pada suatu perjanjian internasional dinyatakan dengan penandatanganan wakil-wakilnya, apabila : Ditentukan oleh PI itu sendiri Disepakati oleh negara2 para pihak Tampak dari full power dari wakil2nya selama perundingan Diatur dalam pasal 13 KW 1969 Persetujuan untuk terikat pada perjanjian dinyatakan dengan pertukaran tersebut, apabila : Instrumen tersebut menetapkan bahwa pertukaran itu memiliki efek sebagai pernyataan persetujuan untuk terikat pada PI itu Ditentukan jika negara2 pihak menyepakati bahwa pertukaran instrumen menimbulkan akibat bahwa mereka terikat pada PI itu Pertukaran yang dilakukan adalah dalam bentuk pertukaran note atau surat. Catatan atau surat tersebut ditandatanagani oleh pejabat pada organ suatu negara yang berkaitan dengan substansi dari PI tersebut. Artinya pertukaran instrumen ini dilakukan oleh organ pemerintah yang berwenang. Secara umum metode ini digunakan pada perjanjian yang bilateral. Dalam pasal 2 Konvensi Wina 1969, Ratifikasi didefinisikan sebagai tindakan internasional dimana suatu negara menyatakan kesediaannya atau melahirkan persetujuan untuk diikat oleh suatu perjanjian internasional. Oleh karena itu ratifikasi tidak berlaku surut, melainkan baru mengikat sejak tanggal penandatanganan ratifikasi. Dari segi substansinya dilakukan pada perjanjian yang penting baik bagi negara pihak maupun bagi masyarakat internasional. Mekanisme ini pun dilakukan oleh organ pemerintah yang berwenang dari masing-masing negara yang bersangkutan. PI tersebut memerlukan tahapan transformasi dalam bentuk legislasi sebelum berlaku. Kalaupun tidak dinyatakan memerlukan tahapan legislasi nasional, PI tersebut mungkin memerlukan persetujuan parlemen masing2 negara pihak. Kalaupun tidak memerlukan proses legislasi dan persetujuan parlemen setidaknya negara2 pihak memerlukan waktu untuk memeikirkan dampak dari PI tersebut pernyataan kehendak suatu negara tercantum dalam dokumen ratifikasi (instrument of ratification) yang ditandatangani oleh kepala negara atau Menteri Luar Negeri (MENLU) atau badan eksekutif, selanjutnya dokumen ini dipertukarkan antara negara yang satu dengan negara peserta perjanjiannya. Untuk perjanjian bilateral dokumen (nota ratifikasi) disimpan atau dideposit pada suatu negara, sedangkan untuk perjanjian multilateral disimpan di sekretariat suatu organisasi internasional Diatur dalam pasal 14 KW1969, ratifikasi diperlukan apabila : Dinyatakan dalam PI tersebut Disepakati oleh negotiating state Para wakil dari perundingan PI sepakat untuk tunduk pada tindakan ratifikasi Hal tersebut tampak dari full power masing2 wakil. Contoh kasus : perjanjian North Sea Continental Shelf 1958,dimana Jerman adalah pihak penandatanganan dari Geneva Convention on the Continental Shelf 1958 tetapi tidak pernah meratifikasi perjanjian tersebut. Akhirnya MI memutuskan bahwa perjanjian tersebut tidaklah mengikat Jerman, menimbang bahwa penandatanganan Jerman hanyalah bersifat sebagai langkah awal, tanpa memberikan kewajiban kontraktual apapun.` Aksesi adalah metode pengikatan yang dilakukan oleh negara-negara yang tidak turut menandatangani naskah PI (tidak menjadi negara perunding dalam perumusan PI tersebut) namun diundang atau diperbolehkan oleh perjanjian internasional itu sendiri. Konsekuensi hukum dari aksesi adalah sama dengan penandatanganan atau ratifikasi Aksesi sangat relevan dilakukan pada perjanjian multilateral. Diatur dalam pasal 15 KW 1969 Apabila dalam PI menentukan dapat dilakukan dengan aksesi Negara2 perunding sepakat Semua pihak sepakat untuk terikat itu dapat dengan aksesi Diatur dalam pasal 14 ayat (2) KW 1969 Diterapkan dalam kondisi yang sama pada perjanjian dengan cara ratifikasi. Biasanya diperlukan pada perjanjian multilateral Bisa dilakukan oleh negara atau organisasi yang ditunjuk. fungsinya : 1. administrative 2. archive and documentation 3. information source