peran pemerintah dlm menjaga keanekaragaman

advertisement
M.HALIM MAIMUN
 Keragaman
budaya daerah
memang memperkaya
khazanah budaya dan menjadi
modal yang berharga untuk
membangun Indonesia yang
multikultural.
 Tetapi, kondisi aneka budaya
itu sangat berpotensi
memecah belah dan menjadi
lahan subur bagi konflik dan
kecemburuan sosial.
Keterbukaan dan kedewasaan apabila
dikesampingkan, besar kemungkinan
tercipta masalah2 yg menggoyahkan
persatuan dan kesatuan bangsa.Seperti
1.
Disharmonisasi adalah tidak adanya
penyesuaian atas keragaman antara
manusia dg dunia lingkungannya.
2.
Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau
kelompok masyarakat tertentu akan
memunculkan masalah yg lain.
3.
Ekslusivisme, rasialis, bersumber dari
superioritas diri,alasan dpt
bermacam2,antara lain keyakinanya bahwa
secara kodrati ras/sukunya kelompoknya
lebih tinggi dari ras/kelompok lain
Sesungguhnya peran pemerintah dalam
konteks menjaga keanekaragaman
budaya adalah sangat penting.Dalam
konteks ini pemerintah berfungsi
sebagai pengayom dan pelindung bagi
warganya,sekaligus sebagai penjaga
tata hubungan interaksi antar
kelompok- kelompok kebudayaan yang
ada di Indonesia namun sayangya
pemerintah kita dianggap sebagai
pengayom dilain sisi yg tidak mampu
untuk memberikan ruang yg cukup
bagi semua kelompok-kelompok di
Indonesia.
Kesetaraan berasal dari kata setara
atau sederajat.
 Kesetaraan atau kesederajatan
menunjukkan adanya tingkatan
yang sama, kedudukan yang sama,
tidak lebih tinggi atau tidak lebih
rendah antara satu sama lain.
 Kesetaraan adalah suatu kondisi
dimana dalam perbedaan dan
keragaman yang ada manusia
tetap memiliki suatu kedudukan
yang sama dan satu tingkatan
hierarki(Elly Setiadi)

 Kesetaraan
atau
kesederajatan tidak sekedar
bermakna adanya
persamaan kedudukan
manusia.
 Kesederajatan adalah suatu
sikap mengakui adanya
persamaan derajat,
persamaan hak, dan
persamaan kewajiban
sebagai sesama manusia.
Pengakuan akan prinsip
kesetaraan dan kesederajatan
itu secara yuridis diakui dan
dijamin oleh Negara melalui
UUD 1945.
 Hal ini dinyatakan dalam Pasal
27 ayat 1 UUD 1945.
 Warga Negara tanpa dilihat
perbedaan ras, suku, agama dan
budayanya diperlakukan sama
dan memiliki kedudukan yang
sama dalam hukum dan
pemerintahan.

 Persamaan
di bidang
politik misalnya
memperoleh kesempatan
sama untuk warga Negara
memilih dan
dipilih,berkesempatan
untuk berpartisipasi
dalam kehidupan politik
Negara.
Persamaan di depan hukum
mengharuskan setiap warga
negara diperlakukan sama dan
adil.
 Prinsip persamaan warga
negara di depan hukum adalah
jaminan atas harkat dan
martabatnya sebagai manusia.
 Hukum bertujuan untuk
menegakkan keadilan dan
ketertiban.

Persamaan di bidang ekonomi
adalah setiap warga negara
mendapat kesempatan yang
sama untuk mendapatkan
kesejahteraan ekonomi.
 Warga negara yang kurang
mampu, negara wajib
memberikan bantuan agar
bisa hidup sejahtera.
 Demokrasi ekonomi
mengharapakan distribusi
yang adil dalam hal
pendapatan dan kekayaan.

Persamaan di bidang social
budaya itu meliputi bidang
agama, pendidikan, kesehatan,
kebudayaan, seni dan iptek.
 Persamaan warga negara di
bidang sosial budaya berarti
warga negara memiliki
kesempatan, hak dari
pemerintah.
 Negara tidak membedabedakan kelas sosial, status
sosial, ras, suku, dan agama
dalam memberikan pelayanan.





Dengan demikian, secara yuridis maupun
politis, segala warga negara memiliki
persamaan kedudukan, baik dalam
bidang politik, hukum, pemerintahan,
ekonomi, dan sosial.
Negara tidak boleh membeda-bedakan
kedudukan warga negara tersebut
terutama dalam hal kesempatan.
Kesempatan yang sama bagi semua
warga negara tersebut dalam berbagai
bidang kehidupan berlaku tanpa
membedakan unsur-unsur primodial dari
warga negara itu sendiri.
Primodial artinya hal-hal yang berkaitan
dengan asal atau awal seseorang,
misalnya suku, agama, ras, kelompok,
sejarah.
Tuhan memiliki tingkat atau
kedudukan yang sama. Semua
manusia diciptakan dengan
kedudukan yang sama, yaitu
sebagai makhluk mulia dan tinggi
derajatnya dibanding makhluk lain.
 Di hadapan Tuhan, semua manusia
sama derajatnya,kedudukan atau
tingkatannya. Yang membedakan
adalah tingkat ketakwaan manusia
tersebut terhadap Tuhan.

Problema yang terjadi dalam
kehidupan, umumnya adalah
munculnya sikap dan perilaku
untuk tidak mengakui adanya
persamaan derajat, hak, dan
kewajiban antar manusia atau
antar warga.
 Perilaku yang membedabedakan orang disebut
diskriminasi. Undang-undang
No. 39 Tahun 1999 tentang HAM
menyatakan bahwa diskriminasi


setiap pembatasan, pelecehan, yang
langsung ataupun tak langsung didasarkan
pada pembedaan manusia atas dasar
agama, suku, ras, etnik, kelompok,
golongan, status sosial, status ekonomi,
jenis kelamin, bahasa, dan keyakinan
politik, yang berakibat pada pengurangan,
penyimpangan, atau penghapusan
pengakuan, pelaksanaan, atau penggunaan
HAM dan kebebasan dasar dalam
kehidupan baik individu maupun kolektif
dalam bidang politik, ekonomi, hukum,
sosial, budaya, dan aspek kehidupan
lainnya.
Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi
begitu saja,akan tetapi karena adanya
beberapa faktor penyebab.antara lain
adalah :
1.
Persaingan yang semakin ketat dalam
berbagai bidang kehidupan, terutama
ekonomi.
2.
Tekanan dan intimidasi biasanya
dilakukan oleh kelompok yg dominan
terhadap kelompok atau golongan yg
lebih lemah.
3.
Ketidaksamaan golongan miskin akan
intimidasi yang mereka dapatkan
membuat mereka terus terpuruk dan
menjadi korban diskriminasi.


Program pembangunan jangka menengah
nasional (RPJMM) 2004-2009 memasukkan
program penghapusan diskriminasi dalam
berbagai bentuk sebagai program
pembangunan bangsa.
Berkaitan dengan ini, arah kebijakan yang
diambil adalah sebagai berikut :
 Meningkatkan upaya penghapusan
segala bentuk diskriminasi termasuk
ketidakadilan gender bahwa setiap
warga negara memiliki kedudukan yang
sama dihadapan hukum tanpa terkecuali.
 Menerapkan hukum dengan adil melalui
perbaikan system hokum yang
professional, bersih, dan berwibawa.






Undang-undang No. 7 Tahun 1984 tentang
Ratifikasi atas Konvensi Internasional tentang
Penghapusan Segala Bentuk Dikriminasi
Terhadap Perempuan.
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1999 yang
merupakan ratifikasi atau Konvensi Internasional
tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
Rasial.
UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
UU No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Ditetapkannya Imlek sebagai Hari Libur Nasional
untuk penghapusan diskriminasi rasial
Konstitusi secara tegas juga menyatakan bahwa
Indonesia adalah negara yang berkesetaraan.
Pasal 27 menyatakan: “Setiap warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan” adalah rujukan yang melandasi
seluruh produk hukum dan ketentuan moral yang
mengikat warga negara.
 MEMBUAT
PAPER/ MAKALAH TERKAIT
KERAGAMAN DAN KESETARAAN DI
INDONESIA
 TULIS TANGAN YA….
 CONTOH:
SIDANG ISTBAT KEPUTUSAN “KELOMPOK”
ATAU KEPUTUSAN UMAT ISLAM
INDONESIA?
WALIKOTA SOLO MENGHALANGI WARGA
MUHAMMADIYAH SHOLAT ID’
Download