Penjaringan Aspirasi Pembangunan Dalam Proses Penyusunan RPJMD Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengungkapkan kata rencana atau perencanaan dalam memulai suatu pekerjaan. Namun dalam pelaksanaannya, kita juga sering melupakan perencanaan yang sudah dibuat atau disusun tersebut. Perencanaan itu sendiri merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. Secara proses, perencanaan pembangunan dapat dibagi ke dalam 4 (empat) proses, yaitu pertama perencanaan politik dimana Pemilihan langsung dipandang sebagai proses perencanaan karena menghasilkan rencana pembangunan dalam bentuk Visi, Misi, dan Program yang ditawarkan Kepala Daerah terpilih pada saat kampanye dan penyampaian visi dan misinya; kedua proses perencanaan teknokratik, dimana dalam proses ini Perencanaan dilakukan oleh perencana profesional, atau oleh lembaga / unit organisasi yang secara fungsional melakukan perencanaan; ketiga proses perencanaan partisipatif dimana Perencanaan yang dilakukan dengan melibatkan para pemangku kepentingan pembangunan (stake holders) dengan penjaringan aspirasi masyarakat; keempat proses perencanaan topdown dan Bottom up, dimana Perencanaan yang aliran prosesnya dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas dalam hirarki pemerintahan Pada kesempatan ini, tentunya cukup menarik untuk membahas penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, selain perencanaan yang dilakukan mengadop keempat proses perencanaan tersebut di atas, dan juga Pemerintah Provinsi Jambi sendiri serta beberapa Kabupaten dan Kota di Provinsi Jambi, baru saja menyelesaikan Pemilukada serentak pada tanggal 09 Desember 2015 yang lalu, dengan lancar dan sukses tanpa sanggahan. Seiring dengan tuntutan reformasi, baik dibidang politik, pemerintahan maupun pengelolaan keuangan negara, telah menuntut perubahan mendasar dalam 1 sistem perencanaan pembangunan. Sistem pemilihan kepala negara yang dilaksanakan secara langsung, diikuti pula tata cara pemilihan kepala daerah termasuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi, juga turut ambil bagian dalam perubahan sistem perencanaan pembangunan. Dalam Undang-undang Pemerintahan Daerah, telah diisyaratkan bahwa Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota dipilih secara langsung. Janji politik yang disampaikan calon kepala daerah pada saat kampanye, tentunya akan menjadi bahan utama dalam penyusunan agenda kerja 5 (lima) tahun kepala daerah yang dituangkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD. Dalam reformasi pengelolaan keuangan negara dan daerah, seperti UndangUndang Nomor 17 tahun 2003, tentang Keuangan Negara, Undang-undang nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara dan Undang-undang nomor 15 tahun 2004, tentang, Pertanggungjawaban Keuangan Negara, telah mengisyaratkan terjadinya perubahan yang mendasar dalam pelaksanaan perencanaan dan penganggaran di daerah. Perencanaan program/kegiatan dan penganggaran merupakan satu kesatuan dalam perencanaan anggaran, sehingga program kerja dan kegiatan yang direncanakan akan sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang tersedia. Untuk memenuhi kondisi tersebut, maka dalam penyusunan dokumen perencanaan jangka menengah daerah, juga harus dilengkapi dengan perencanaan pembiayaan jangka menengah. Permasalahan perencanaan dan penganggaran Untuk mewujudkan dokumen perencanaan pembangunan yang berkualitas, bukanlah suatu hal yang mudah, banyak permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan perjalanan penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran selama ini, tercatat beberapa pemasalahan yang dihadapi, antara lain; Penganggaran selama ini lebih banyak didasarkan pada tugas pokok dan fungsi daripada pencapaian sasaran pembangunan yang efektif dan efisien; Karena penekanan pada tupoksi, 2 maka suatu proyek terpaksa dilakukan oleh berbagai SKPD tanpa melakukan kordinasi yang efektif, sehingga suatu bagian proyek yang dikerjakan SKPD A telah selesai, namun bagian lain yang dikerjakan oleh SKPD lainnya terkadang belum dimulai, dan bahkan belum dialokasikan anggaranya; Terjadinya in-efisiensi anggaran, misalnya duplikasi program dengan tingkat kompetensi dan efektifitas yang berbeda; Penyebaran anggaran yang tidak fokus dan cenderung menganut prinsip dibagi rata, tanpa indikator dan formula yang tepat. Penjaringan Aspirasi Pembangunan Dalam RPJMD RPJMD merupakan satu dokumen rencana resmi daerah untuk mengarahkan pembangunan daerah dalam jangka waktu lima tahun ke depan masa pimpinan kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Sebagai suatu dokumen rencana yang penting, sudah sepatutnya Pemerintah Daerah, DPRD dan masyarakat memberikan perhatian penting pula baik pada sisi Kualitas proses penyusunan dokumen RPJMD dan Pemantauan, Evaluasi dan Review berkala atas implentasinya. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang disusun juga harus mampu menjawab tiga pertanyaan dasar yaitu; Kemana Daerah akan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak dicapai dalam lima tahun mendatang serta bagaimana mencapainya dan terakhir adalah langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan agar tujuan tercapai. Pembangunan yang baik, akan tercapai apabila diawali dengan suatu perencanaan yang baik, sehingga mampu dilaksanakan oleh seluruh pelaku pembangunan serta memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk maksud tersebut, maka proses perencanaan memerlukan keterlibatan masyarakat, yang diantaranya dilakukan melalui konsultasi publik atau musyawarah perencanaan pembangunan atau musrenbang. Musrenbang merupakan forum konsultasi para pemangku kepentingan untuk menghasilkan kesepakatan perencanaan pembangunan sesuai dengan tingkat wilayah dan kewenangan. Musrenbang merupakan wahana utama konsultasi public 3 yang dimanfaatkan pemerintah dalam penyusunan rencana pembangunan, yang pada dasarnya mendata aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Reformasi yang digulirkan, telah memberikan semangat untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik dan berorieintasi pada perwujudan kesejahteraan rakyat. Untuk itu, masyarakat diharuskan melakukan tindakan-tindakan aktif atau partisipasi, dalam kerangka mengawal seluruh rangkaian proses penyusunan perencanaan pembangunan yang dilakukan. Karena masyarakat saat ini sudah bukan lagi berposisi sebagai objek pembangunan semata, akan tetapi juga menjadi subjek pembangunan. Dalam Undang-undang nomor 25 tahun 2004, disebutkan bahwa perencanaan pembangunan harus melibatkan penyelenggara negara dan masyarakat. Memahami makna dari Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional tersebut, bahwa aturan ini telah menjamin dan membuka ruang partisipasi seluruh pelaku pembangunan secara luas. Ada tiga azaz penting yang terkandung dalam undang-undang SPPN terkait partisipasi masyarakat; pertama, Asas keterbukaan yaitu, membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara (proses pembangunan yang telah dilakukan); kedua, asas kepentingan umum, yaitu mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara aspiratif, akomodatif, dan selektif; ketiga asas akuntabilitas yaitu setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan pembangunan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Dalam Undang-undang Pemerintahan Daerah, disebutkan pentingnya partisipasi masyarakat dalam sistem pemerintahan daerah untuk; pertama, mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat; kedua, menciptakan rasa memiliki pemrintahan; ketiga, menjamin keterbukaan, akuntabilitas dan kepentingan umum; keempat, mendapatkan aspirasi masyarakat; kelima, sebagai wahana dalam agresi kepentingan dan mobilisasi pembiayaan. 4 Proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah tersebut, agar optimal implementasinya, perlu membangun komitmen serta kesepakatan dari semua stakeholder, agar tercapai tujuan daripada RPJMD. Penutup Perencanaan adalah proses pemilihan alternatif menentukan tindakan setelah melihat dan mempelajari berbagai pilihan dalam mencapai tujuan pembangunan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, merupakan proses pemilihan alternatif tindakan pembangunan daerah untuk lima tahun kedepan, yang berisi arah pengembangan dan apa yang hendak dicapai dalam lima tahun mendatang serta bagaimana mencapainya dan terakhir adalah langkahlangkah strategis apa yang perlu dilakukan agar tujuan tercapai. Sebagai rekomendasi dalam penyusunan RPJMD tentunya perlu memperhatikan dimensi keruangan struktur ruang dan pola ruang yang termuat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota serta Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau dan Nasional. Dalam dimensi keruangan tersebut, harus memperhatikan aspek aspirasi pembangunan. Selanjutnya penyusunan RPJMD juga harus dilakukan secara holistic-tematik, integrative dan spasial, karena perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi dan terpadu adalah kunci untuk mencapai efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program sehingga sasaran dan manfaat pembangunan lebih mudah dapat tercapai. . 5