HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA

advertisement
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA KEHAMILAN
DI POLI HAMIL RSD dr. SOEGIRI LAMONGAN
Eka devi utami*, Lilin Turlina** , Siti Sholikah***
………….……….…… …… . .….…….ABSTRAK…… …. .… …….. .…….……….………
Status gizi ibu sangat penting untuk kelangsungan tumbuhkembang pada janinnya, status
gizi kurang berdampak negatif karena bisa terjadi anemia, abortus, partus prematurus, perdarahan
post partum, BBLR dan menyebabkan kecacatan janin. Desain penelitian menggunakan metode
analitik dengan pendekatan cross sectional, besar sampel 28 responden dari populasi 30 ibu hamil,
pemilihan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling, waktu penelitian mulai tanggal 2
sampai 17 Desember 2008. Analisa data menggunakan metode pengumpulan dan pengolahan data
dengan editing, coding, scoring, tabulating, kemudian dianalisa dengan uji korelasi Spearman yang
dipaparkan dalam bentuk presentasi dan narasi.
Hasil analisa menunjukkan bahwa ibu hamil trimester III memiliki IMT kurang dan
mengalami mengalami anemia. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti: sosial ekonomi,
paritas, umur, pendidikan, sehingga dapat disimpulan rata-rata status gizi ibu hamil kurang
sehingga terjadi anemia pada kehamilan. Hal ini perlu untuk mendapatkan perhatian yang lebih
baik pada ibu, keluarga maupun petugas kesehatan.
Kata kunci: Status Gizi, Anemia
PENDAHULUAN….…
mengakibatkan terjadinya anemi pada ibu
hamil, abortus, partus prematurus, inersia
uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis
puerperalis dan sebagainya. Sedangkan
kebutuhan gizi yang berlebihan juga dapat
mengakibatkan
komplikasi
seperti
kegemukan, pre eklamsi, janin besar dan
sebagainya (Rustam, 1998:59)
Anemi pada kehamilan merupakan
masalah nasional karena mencerminkan nilai
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat,
dan pengaruhnya sangat besar terhadap
kualitas sumber daya manusia (Manuaba,
1998:29).
Angka anemia kehamilan di
Indonesia menunjukkan nilai yang cukup
tinggi. Menurut WHO kejadian anemi ibu
hamil berkisar antara 20% sampai 89%
dengan menetapkan 11 gram sebagai
dasarnya. Hoo Swie Tjiong menemukan
angka anemia kehamilan 3,8% pada trimester
I, 13,6% trimester II, dan 24,8% trimester III
(Manuaba, 1998:29). Dari Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) AKI di
Indonesia tahun 2003, yaitu 307/100.000
kelahiran hidup ( Indoskripsi. 2008).
Menurut catatan dan perhitungan Dep.Kes
… …...….
Gizi merupakan salah satu penentu
kualitas sumber daya manusia. Kekurangan
gizi
akan
menyebabkan
kegagalan
pertumbuhan fisik dan perkembangan
kecerdasan, menurunkan produktifitas kerja
dan menurunkan daya tahan tubuh, yang
meningkatkan angka kesakitan dan kematian.
Kecukupan gizi sangat dibutuhkan oleh
setiap individu, sejak janin yang masih dalam
kandungan, bayi, anak–anak, masa remaja,
dewasa sampai usia lanjut. Ibu dan calon ibu
merupakan
kelompok
rawan
karena
membutuhkan gizi yang cukup sehingga
harus dijaga status gizi dan kesehatannya
agar dapat melahirkan bayi yang sehat.
Menyadari kondisi ekonomi masyarakat saat
ini, kebutuhan zat gizi sulit sekali terpenuhi
melalui konsumsi makanan yang kaya akan
zat besi, karena umumnya bahan makanan ini
harganya cukup mahal, mahalnya makanan
kaya zat besi ini seakan tidak dapat dijangkau
masyarakat yang berpenghasilan rendah/
miskin (Dep. Kes RI, 2003:1). Kebutuhan
gizi yang kurang pada ibu hamil dapat
SURYA
1
Vol.01, No.V, Aprl 2010
Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Kehamilan
R.I., di Indonesia sekitar 67% ibu hamil
mengalami anemia dalam berbagai jenjang.
Sedangkan menurut SKRT tahun 2003 angka
ibu hamil dengan anemia yaitu 50%, pada
tingkat Propinsi Jawa Timur tahun 2004
menunjukkan angka ibu hamil dengan
anemia 55% ( Blog dokter. 2008 ). Menurut
Medical Record Dinas Kesehatan Kabupaten
Lamongan tahun 2007 terdapat 1511 ibu
hamil dengan anemia. Menurut Ikatan Bidan
Indonesia (2000) untuk deteksi anemia pada
kehamilan maka pemeriksaan kadar Hb ibu
hamil harus dilakukan
pada kunjungan
pertama dan minggu ke 28 Anemi dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
haemoglobin dibawah 11 gram% pada
trimester I dan 3 atau kadar <10,5 gram%
pada trimester II.. Pada survey awal yang
dilakukan selama tiga hari pada tanggal 13
sampai 16 september 2008 di RSD dr.
Soegiri Lamongan didapatkan mayoritas ibu
hamil trimester III mengalami anemia ringan
dengan IMT kurang.
Pada kehamilan relative terjadi
anemia karena darah ibu hamil mengalami
hemodilusi, dengan peningkatan volume 30%
sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan
32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan
sel darah 18% sampai 30% dan hemoglobin
sekitar 19%. Bila hemoglobin ibu sebelum
hamil sekitar 11 gram% maka dengan
terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan
anemia hamil yaitu Hb ibu akan menjadi 9,5
sampai 10 gram% (Manuaba, 1998:30). Pada
ibu hamil gizi yang kurang dapat
mengakibatkan terjadinya anemia, abortus,
partus prematurus,inersia uteri, perdarahan
pasca persalinan dan sebagainya, sedangkan
gizi lebih dapat mengakibatkan pre eklamsia,
bayi besar dan sebagainya (Rustam, 1998:
29).
Seorang ibu hamil memerlukan
makanan bergizi tambahan yang diperlukan
untuk kesehatannya dan pertumbuhan janin
yang dikandungnya, secara umum seorang
ibu hamil memerlukan makanan yang harus
bernilai gizi seimbang antara lain: susu,
buah–buahan, daging, ikan, tahu, tempe,
telur,
dan
kacang–kacangan.
Untuk
mencegah
dan
mengobati
penyakit
kekurangan darah (anemia), setiap ibu hamil
SURYA
harus mengonsumsi makanan yang kaya akan
zat besi, misalnya daging, ikan, hati dan
sayuran yang berdaun hijau seperti bayam,
kangkung dan daun papaya dan melakukan
pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat
diketahui data-data dasar kesehatan umum
calon ibu tersebut. Dalam pemeriksaan
kesehatan pada ibu hamil sebaiknya
dilakukan juga pemeriksaan laboratorium,
Bila kadar Hb kurang 11 gram% pada
kehamilan dinyatakan termasuk anemia dan
harus diberi suplement tablet besi yang berisi
60 mg zat besi dan 0,5 mg asam folat,
diminum secara teratur 1 tablet per hari
selama 90 hari berturut–turut, bila kadar Hb
masih kurang 11 gram% pemberian tablet
dilanjutkan.
METODE PENELITIAN….
…. …
Jenis
penelitian
menggunakan
analitik dengan pendekatan Cross Sectional,
pada penelitian ini populasinya adalah
seluruh ibu hamil yang diperiksa dipoli hamil
RSD dr.Soegiri Lamongan, dengan sampel
dalam penelitian ini adalah 28 ibu hamil
trimester III yang sesuai dengan kriteria
inklusi. Berdasarkan populasi diatas, maka
besar sampel ditentukan sesuai kriteria
inklusi dan eksklusi, sampling yang
digunakan dalam penelitian ini consecutive
sampling. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan Instrument :KMS, timbang
berat badan dan alat ukur tinggi badan
standart, mengecek kadar darah dengan
Hemoglobinometer Sahli.
Dalam penelitian ini waktu mulai
disusunya proposal pada bulan September
sampai disusunnya Karya Tulis Ilmiah pada
bulan Februari 2009, dipoli hamil RSD dr.
Soegiri Lamongan. Sesuai dengan tujuan dan
skala pengukuran maka untuk mengetahui
hubungan antara status gizi dengan kejadian
anemia pada ibu hamil dilakukan uji korelasi
Spearman’s Rank Analisa data ini
menggunakan bantuan piranti lunak Stastical
Product and Service Solution (SPSS).
Langkah-langkah analisis: editing, coding,
scoring, tabulasi data.
2
Vol.01, No.V, Aprl 2010
Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Kehamilan
HASIL PENELITIAN….…
memiliki IMT lebih jumlah 2 responden
(7,1%)
…. …….
Hubungan status gizi dengan kejadian
anemia pada Kehamilan
Tabel
1
Distribusi
Responden
Berdasarkan imt ibu sebelum
hamil di RSD dr. Soegiri
Lamongan
Tabel
2
Distribusi
Responden
Berdasarkan kejadian anemia di
RSD dr. Soegiri Lamongan
NO
NO
1
2
3
IMT
Kurang
Normal
Lebih
TOTAL
Frekuensi
15
11
2
28
Prosentase
53,60%
39,30%
7,10%
100%
1
2
Kejadian
Anemia
Anemia
Ringan
Tidak
Anemia
Frekuensi
Persentase
18
64,3%
10
35,7%
Dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwa
ibu hamil pada trimester ke III mengalami
anemia atau Hb kurang dari 11 gram%
sebanyak 18 orang(64,3%) dan yang tidak
anemia atau normal, Hb sama dengan atau
diatas 11 gram% sebanyak 10 orang(35,7%).
Dari tabel 1 dapat dijelaskan bahwa
responden yang paling banyak yaitu ibu yang
memiliki IMT kurang pada ibu sebelum
hamil berjumlah 15 responden (53,6%) dan
responden yang paling sedikit yaitu ibu yang
Tabel 3 Tabulasi silang hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada kehamilan di
RSD dr. Soegiri Lamongan
HEMOGLOBIN
IMT
Tidak Anemia
Kurang
14
1
15
Normal
4
7
11
Lebih
0
2
2
10
28
Total
18
rs: 0,676
p: 0,00 (p<0,05)
PEMBAHASAN….
Dari hasil tabulasi silang pada tabel 3
menunjukkan bahwa dari 15 responden yang
memiliki IMT kurang dari normal sebelum
hamil mengalami anemia pada kehamilan 14
responden(93,6%)
sedangkan
1
responden(6,7%) tidak mengalami anemia
pada kehamilan, 11 responden yang memiliki
IMT normal sebelum hamil mengalami
anemia pada kehamilan sebanyak 4
responden(36,4%) dan 7 responden(63,6%)
yang tidak mengalami anemia pada
kehamilan. Dan pada 2 responden(100%)
yang memiliki IMT sebelum hamil lebih dari
normal tidak mengalami anemia pada
kehamilan.
SURYA
TOTAL
Anemia Ringan
…
…
1. Status gizi ibu hamil
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
IMT(Indeks Masa Tubuh) sebelum hamil
yang kurang sebanyak 15 orang(53,6%) dan
ibu hamil dengan IMT normal 11
orang(39,9%).
Dari
data
tersebut
menunjukkan bahwa ibu yang hamil
trimester III yang memiliki IMT sebelum
hamil
yang
kurang
lebih
banyak
dibandingkan dengan ibu hamil yang
memiliki IMT normal, tapi dari penelitian
menunjukkan bahwa ibu hamil yang IMT nya
kurang mengalami peningkatan berat badan
yang cukup ideal sehingga pada akhir
3
Vol.01, No.V, Aprl 2010
Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Kehamilan
kehamilan berat badan sudah sesuai
meskipun masih ada yang kurang.
Kehamilan
selalu
berhubungan
dengan perubahan fisiologis yang berakibat
peningkatan volume cairan dan sel darah
merah serta penurunan konsentrasi protein
pengikat nutrisi dalam sirkulasi darah, begitu
juga dengan penurunan nutrisi mikro. Pada
kebanyakan negara berkembang, perubahan
ini dapat diperburuk oleh kekurangan nutrisi
dalam kehamilan yang berdampak pada
defisiensi nutrisi mikro seperti anemia yang
dapat berakibat fatal pada ibu hamil dan bayi
baru lahir(Parra, B. E., L. M. Manjarres, et al.
2005). Pada kekurangan asupan mineral
seng(zinc) dalam kehamilan misalnya, dapat
berakibat gangguan signifikan pertumbuhan
tulang. Pemberian asam folat tidak saja
berguna untuk perkembangan otak sejak
janin berwujud embrio, tetapi menjadi kunci
penting pertumbuhan fungsi otak yang sehat
selama kehamilan(Christiansen, M. and E.
Garne 2005). Kasus-kasus gangguan
penutupan
jaringan
saraf
tulang
belakang(spina bifida) dan kondisi dimana
otak
janin
tidak
dapat
terbentuk
normal(anencephaly) dapat dikurangi hingga
50% dan 85% jika ibu hamil mendapat
asupan cukup asam folat sebelum dia hamil.
Ibu hamil harus mendapatkan asupan vitamin
yang cukup sebelum terjadinya kehamilan
karena pembentukan otak janin dimulai pada
minggu-mingu pertama kehamilan, justru
pada saat sang ibu belum menyadari dirinya
telah hamil(Obeid, R. and W. Herrmann
2005). Pada kasus-kasus dimana janin
mengalami defisiensi asam folat, sel-sel
jaringan utama (stem cells) akan cenderung
membelah lebih lambat daripada pada janin
yang dikandung ibu hamil dengan asupan
asam folat yang cukup. Sehingga stem cells
yang dibutuhkan untuk membentuk jaringan
otak juga berkurang. Selain itu, sel-sel yang
mati juga akan bertambah, jauh lebih besar
daripada yang seharusnya(Santoso, M. I. and
M. S. Rohman (2005).
Dampak kekurangan gizi selama
hamil dapat menyebabkan bayi berat lahir
rendah, terhambatnya pertumbuhan otak
janin,
bayi
lahir
dengan
kurang
darah(anemia), bayi mudah kena infeksi dan
SURYA
dapat mengakibatkan abortus. Status gizi
pada ibu hamil dapat ditingkatkan dengan
menganjurkan
ibu
hamil
untuk
mengkomsumsi makanan yang memenuhi
zat-zat gizi.
2. Kejadian anemia pada kehamilan
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui
bahwa dari 28 ibu hamil trimester III yang
diteliti terdapat 18 ibu hamil yang Hb nya
kurang 11 gram% dan 10 ibu hamil yang Hb
nya 11 gram% atau lebih. Dari data tersebut
menunjukkan bahwa ibu yang hamil
trimester III yang Hb kurang dari 11 gram%
lebih banyak dari ibu hamil yang Hb nya
diatas atau sama dengan 11 gram %.
Namun seharusnya ibu hamil
trimester III tidak mengalami anemia, sebab
anemia pada kehamilan dapat berpengaruh
pada saat persalinan, masa nifas serta janin.
yang bisa menyebabkan berbagai komplikasi
diantaranya terjadi:
1) Pengaruh anemia terhadap kehamilan
diantaranya:
Dapat terjadi abortus, Persalinan
premature, hambatan tumbuh kembang janin
dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman
dekompensasi kordis atau Hb < 6 gr %, mola
hidatidosa,
hiperemesis
gravidarum,
perdarahan antepartum, ketuban pecah dini
atau KPD.
2) Bahaya saat persalinan:
Gangguan his-kekuatan mengejan, kala I
dapat berlangsung lama dan terjadi partus
terlantar, kala II berlangsung lama sehingga
dapat melelahkan dan sering memerlukan
tindakan operasi kebidanan, kala III dapat
diikuti retensio plasenta, kala VI dapat terjadi
perdarahan post partum sekunder dan atonia
uteri.
3) Pada masa nifas:
Terjadi
subinvolusi
uteri
yang
menimbulkan perdarahan post partum,
memudahkan
infeksi
puerperium,
pengeluaran ASI berkurang, dekompensasi
kordis, mendadak setelah persalinan terjadi
anemia, dan mudah terjadi infeksi mamae.
4) Bahaya terhadap janin.
Sekalipun tampaknya janin mampu
menyerap berbagai nutrisi dari ibunya,
dengan
adanya
anemia
kemampuan
4
Vol.01, No.V, Aprl 2010
Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Kehamilan
metabolisme tubuh akan berkurang sehingga
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim akan terganggu. Akibat anemia pada
janin antara lain adalah; Abortus, kematiam
intrauteri, persalinan prematuritas tinggi,
berat badan lahir rendah. Kelahiran dengan
anemia, dapat terjadi cacat bawaan (Manuaba
IBG, 2007 : 38-39)
kehamilan sebanyak 4 responden(36,4%) dan
7 responden(63,6%) yang tidak mengalami
anemia pada kehamilan. Dan pada 2
responden(100%) yang memiliki IMT
sebelum hamil lebih dari normal tidak
mengalami anemia pada kehamilan
Dokter Poerwo Soedarmo, seorang
ahli gizi telah mencetuskan ide untuk
makanan orang Indonesia dengan konsep
“empat-sehat”, yaitu nasi, sayur, lauk-pauk
dan buah serta “lima sempurna”, yaitu empat
sehat yang ditambah segelas susu. Konsep ini
sangat beralasan karena Idonesia Negara
agraris, dikelilingi oleh laut yang luas dan
beraneka ikannya dan ternak
Pada ibu hamil dan menyusui sudah
tentu ditambah dengan sekitar 10-15% dari
nilai gizi normal. Sebagai gambaran gizi
normal, ibu hamil dan menyusui dapat
dijabarkan sebagai berikut:
3. Hubungan status gizi dengan kejadian
anemia pada kehamilan
Pada penelitian dari hasil tabulasi
silang pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa
dari 15 responden yang memiliki IMT kurang
dari normal sebelum hamil mengalami
anemia pada kehamilan 14 responden
(93,6%) sedangkan 1 responden (6,7%) tidak
mengalami anemia pada kehamilan, 11
responden yang memiliki IMT normal
sebelum hamil mengalami anemia pada
Kebutuhan
Kalori
Protein
Kalsium(gr)
Ferrum(mg)
Vit A(IU)
Vit B(mg)
Vit C
Riboflavin(mg)
As Nikotin(mg)
Vit D(IU)
Folik asid
Tidak hamil
2.500
60
0,8
12
5.000
1,5
70
2,2
15
0,4
Dalam pemberian gizi
haruslah
adekuat, artinya sesuai dengan kebutuhan
sehingga badan mencapai kesehatan optimal.
Bagi kepentingan obstetri bukan bukan itu
yang menjadi masalah tetapi bagaimana
bertambahnya berat badan selama kehamilan
yang mencerminkan kecukupan gizi, kalori
dan protein untuk tumbuh kembang janin
dalam tubuhnya.
Pertambahan berat badan ideal ialah
sekitar 12-16 kg setelah kehamilan berusia 20
minggu. Sebelum kehamilan berumur 20
minggu perempuan hamil masih sering
mengalami emesis sampai hiperemesis
gravidarum, sehingga intake atau output
makanan tidak seimbang.
SURYA
Hamil
2.500
85
1,5
15
6.000
11,8
100
2,5
18
400-800
0,5
Menyusui
3.000
100
2
15
8.000
2,3
150
3
23
400-800
1
Kenaikan berat badan rata-rata sekitar 12kg,
dapat dirinci sebagai berikut
 Janin
3000
 Uterus bertambah
1000
 Plasenta
600
 Air ketuban
1000
 Mamae
500
 Pembentukan lemak tubuh 4500
 Retensi air dengan garam 1500__
Jumlah
12100 gram
Pada status gizi yang kurang pada
ibu hamil, “berat badan lahir rendah” akan
meningkat sekitar 2,38 kali dibandingkan
dengan kehamilan dengan gizi yang cukup
baik. Oleh karena itu, gizi ibu hamil
memegang peranan penting untuk dapat
5
Vol.01, No.V, Aprl 2010
Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Kehamilan
tumbuh kembang dengan baik serta
IQ(Intelegen Quotion) yang relative tinggi.
Disamping itu pelayanan antenatal yang
dianjurkan dan dianggap sudah memenuhi
kriteria ibu hamil cukup 4 kali selama hamil.
Pada pemeriksaan antenatal jangan lupa
lakukan pemeriksaan laboratorium dasar
seperti pemeriksaan darah lengkap, urine
lengkap dan gula darah. Berdasarkan
pemeriksaan
dasar
tersebut
dapat
dikembangkan pemeriksaan lebih lanjut
dengan indikasi tertentu. Angka anemia pada
kehamilan di Indonesia cukup tinggi sekitar
67% dari semua ibu hamil dengan variasi
tergantung pada daerah masing-masing.
Sekitar 10-15% tergolong anemia berat yang
sudah tentu akan mempengaruhi tumbuh
kembang janin dalam rahim.
Sebagian besar anemia ibu hamil
tergolong kekurangan nilai gizi melalui
pendidikan, anemia dapat diturunkan dengan
jalan:
a. Gizi saat hamil
b. Menjarangkan kehamilan
c. Meningkatkan kesejahteraan diri dari
lingkungan
d. Melakukan antenatal intensif sambil
memberikan tambahan vitamin dan
preparat ferrum
Pada kenyataannya dalam penelitian
yang telah dilakukan pada tanggal 2 sampai
17 desember 2008 di RSD dr. Soegiri
Lamongan, telah didapatkan dari 28
responden ibu hamil trimester III 18 ibu
hamil dengan anemia yang memiliki indeks
masa tubuh kurang dari normal, kejadian
anemia tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang lain diantaranya umur,
pendidkan, pekerjaan yang mempengaruhi
keadaan status social ekonomi dalam
keluarga dan paritas seseorang. Hal ini
dipertegas dari uji korelasi Spearman(rs)
dengan nilai kemaknaan 5%(0,05), temukan
p = 0,00 (p< 0,05) dan rs = 0,676. Dari hasil
uji korelasi tersebut maka peneliti mengambil
kesimpulan bahwa ada hubungan antara
status gizi dengan kejadian anemia pada
kehamilan.
Keterbatasan dalam penelitian ini
yaitu pada ibu hamil yang tidak membawa
atau memiliki KMS ibu hamil sehingga tidak
SURYA
tahu berat badan ibu sebelum hamil sehingga
ibu hanya mengira-ngira ketika ditanya
tentang berat badan ibu sebelum hamil.
PENUTUP….
…
…
…… … ….
1. Kesimpulan
1) Didapatkan mayoritas ibu hamil dengan
IMT kurang.
2) Bahwa ibu hamil pada trimester ke III
mayoritas mengalami anemia ringan.
3) Ada hubungan antara status gizi dengan
kejadian anemia pada kehamilan.
2. Saran
disarankan bagi profesi Kebidanan
diharapkan tetap memberikan penyuluhan
tentang pentingnya tablet zat besi pada ibu
hamil dan cara peminumannya secara teratur
dan mudah dipahami, motivasi masyarakat
untuk memahami penyebab tentang kejadian
anemia serta pentingnya gizi sebelum atau
selama hamil, sehingga ibu dapat berperan
aktif dalam memotifasi diri mengatur
makanan yang seharusnya baik untuk ibu
hamil, memperbanyak pengetahuan tentang
anemia dan gizi yang seimbang, serta
diharapkan tetap rutin memeriksakan
kehamilaanya(ANC).
….…
…DAFTAR PUSTAKA… … …
Arisman. (2004). Gizi Dalam
Kehidupan. Jakarta : EGC
Blog
Daur
dokter.
(2008).
Anemia
(http://www.blogdokter.net/2007/06/
17/anemia/)
Budiman Candra. (1995). Pengantar Statistik
Kesehatan. Jakarta: EGC
Cunningham, F. Gary. (2005). Obstetri
Williams. Jakarta: EGC
Dep.
6
Kes
RI
(2003).
Program
Penanggulangan ANEMIA GIZI
PADA WANITA USIA SUBUR
(WUS). Jakarta : Depkes RI
Vol.01, No.V, Aprl 2010
Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Kehamilan
Gandasoebrata, R. (1999). Penuntun
Laboratorium
Klinik.
Jakarta:
Anggota IKAPI
Sarwono. (2002). Buku acuan nasional
PELAYANAN
KESEHATAN
MATERNAL NEONATAL, Jakarta :
YBPSP
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan
Dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC
Sarwono. (2005). ILMU
Jakarta : YBPSP
Soekidjo Notoatmodjo. (2002). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.
Rineka Cipta
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Konsep
Obstetri Dan Ginekologi Sosial
Indonesia, Jakarta : EGC
Sugiyono.(2006). Statistika Untuk Penelitian
Kesehatan.Bandung.Alfabeta
Nursalam. (2003). Pendekatan Praktis
Metodologi Riset Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Paath, erna francin. (2004). Gizi dalam
Kesehatan Reproduksi, Jakarta :
EGC
Rustam
SURYA
KEBIDANAN,
Supariasa, I Gde Nyoman. (2002). Penilaian
Status Gizi. Jakarta : EGC
Mochtar.
(1998).
SINOPSIS
OPSTETRI, Jakarta: EGC, Ed 2
7
Vol.01, No.V, Aprl 2010
Download