Mengapa Harus ASI? - Pokjanal Posyandu

advertisement
Mengapa Harus ASI?
Pada saat hamil, ibu harus menjaga
kondisi janin. Salah satu caranya dengan
mengonsumsi makanan sehat yang kandungan
gizinya tinggi karena selain untuk ibu, nutrisi
tersebut juga untuk si bayi. Seperti halnya ketika
anak dalam kandungan, hal tersebut juga
diperlukan ketika anak pertama kali menghirup
udara di dunia. Kebutuhan bayi akan zat gizi
melampaui kebutuhan orang dewasa, nyaris dua
kali lipat. Kebutuhan nutrisi bayi sampai usia 6
bulan dapat dipenuhi hanya dengan memberikan
air susu ibu (ASI) saja atau yang dikenal sebagai
“ASI eksklusif”. ASI eksklusif adalah pemberian
ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi
berumur 0-6 bulan. Bayi tidak diberikan apa-apa, kecuali makanan yang langsung
diproduksi oleh ibu karena bayi memperoleh nutrisi terbaiknya melalui ASI. Pilihan ini
tak perlu diperdebatkan lagi. ASI cocok sekali untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam
segala hal.
Meskipun khasiat ASI begitu besar, namun tidak banyak ibu yang mau atau
bersedia memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan seperti yang disarankan
organisasi kesehatan dunia (WHO). Saat ini, jumlah ibu yang memberikan ASi
eksklusif kepada bayinya sampai berumur 6 bulan masih rendah. Hal tersebut lebih
disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain karena pengetahuan ibu tentang
pentingnya ASI masih rendah, tata laksana rumah sakit yang salah, dan banyaknya
ibu yang mempunyai pekerjaan diluar rumah. Beberapa rumah sakit memberikan susu
formula pada bayi yang baru lahir sebelum ibunya mampu memproduksi ASI. Hal itu
menyebabkan bayi tidak terbiasa mengisap ASI dari putting susu ibunya dan akhirnya
tidak mau lagi mengonsumsi ASI atau sering disebut dengan “bingung puting”.
Menghisab susu dari botol sangat berbeda dengan menghisap putting susu ibu. Bayi
harus belajar sejak awal dan ibu juga harus belajar menyusui karena keterampilan itu
memang harus dipelajari oleh keduanya.
Makanan terbaik bagi bayi sebenarnya bukan susu formula, tetapi ASI
eksklusif. Susu formula tidak mempunyai antibodi seperti dalam ASI. Bahaya
pemberian susu formula di kota-kota tidak begitu nyata karena : ada pengendapan air
yang baik (untuk membuat susu dan membersihkan alat), pendidikan ibu cukup, yang
sangat penting dalam penakaran susu dan sterilisasi alat-alat, sosial ekonomi lebih
baik sehingga memungkinkah membeli susu sesuai dengan kebutuhan. Lain halnya di
pedesaan dimana sarana seperti tersebut kurang memenuhi syarat karena umumnya
di pedesaan pengadaan air bersih kurang baik, pendidikan ibu kurang dan juga
keadaan sosial ekonomi kurang baik.
Rasanya tidak berlebihan kalau susu formula telah beredar secara luas di
pedesaan, apa yang dikatakan oleh jelliffe yang menganggap susu botol sebagai
“BABBY KILLER”, karena seperti dikatakan oleh beliau, susu botol tersebut dapat
mengakibatkan :
meningkatkan morbiditas diare karena kuman dan moniliasis mulut yang
meningkat, sebagai akibat dari pengadaan air dan sterilisasi yang kurang baik
•
Terjadi marasmus pada bayi karena kesalahan dalam penakaran susu sebagai
akibat dari pendidikan dan keadaan sosial ekonomi yang kurang baik.
Khusus mengenai kekurangan kalori dan protein pada bayi (infantile malnutrition,
marasmus) di pedesaan, di samping penakaran susu yang kurang tepat juga sering
disebabkan karena penyapihan yang terlalu dini. Pada masyarakat yang buta gizi
dimana ASI diganti dengan susu formula dengan penakaran yang tidak tepat atau ASI
diganti dengan air tajin atau pisang. Infantile Malnutrition ini sangat berbahaya karena
jumlah sel otak dan juga luas permukaan otak yang sebenarnya masih dalam taraf
perkembangan yang cepat sampai akhir tahun kedua, perkembangannya akan
terganggu/terhenti sehingga menyebabkan penurunan kapasitas mental, intelektual
dan juga fisik dimasa mendatang. Jika penyiapan tidak memenuhi syarat kebersihan
(misalnya peralatan yang digunakan tidak bersih dan air pencampur tidak dimasak
dengan sempurna) memberikan susu formula melalui botol hamper identik dengan
menanam bibit penyakit ke dalam tubuh bayi (sumber infeksi). Selain itu, sisa susu
yang tidak disimpan di dalam lemari pendingin mestinya tidak digunakan lagi (jika
disimpan di lemari pendingin masih dapat digunakan paling lama 4 jam). Susu buatan
boleh jadi berperan sebagai wahana pembiakan bakteri pathogen enteric dan atau
produksi enterotoksin.
Bayi yang diberi minum ASI harus bekerja keras mengisap putting susu,
sedangkan bayi peminum susu botol pasif saja : menanti tetesan susu dari botol.
Dampaknya, karena harus bekerja, bayi yang minum ASI akan segera berhenti
mengisap jika dia telah merasa kenyang. Sebaliknya, bayi peminum susu botol tidak
akan berhenti meneguk susu kecuali botolnya telah kosong, hal yang cepat mengarah
ke obesitas.
ASI merupakan pilihan terbaik bagi bayi karena didalamnya mengandung
antibodi dan lebih dari 100 jenis zat gizi, seperti AA, DHA, Taurin, dan spingomyelin
yang tidak terdapat dalam susu sapi. Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang
terbanyak dalam ASI,yang berfungsi sebagai neurotransmiter dan berperan penting
untuk proses pematangan sel otak. DHA dan AA adalah asam lemak tak jenuh berantai
panjang yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA
dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan
anak. DHA dan AA dalam ASI dapat dibentuk dari substansi pembentuknya, yaitu
masing-masing omega 3 dan omega 6.
Salah satu kandungan ASI yang sangat fenomenal adalah kolostrum.
Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama immunoglobulin A (IgA) untuk
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, seperti diare. Jumlah kolostrum yang
diproduksi bervariasi, tergantung isapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran,
walaupun sedikit, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Mengandung
protein dan vitamin A yang tinggi serta mengandung karbohidrat dan lemak yang
rendah sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran
bayi. Kolostrum membantu mengeluarkan mekonium, yaitu kotoran bayi yang pertama
berwarna hitam kehijauan.
Selain itu, ibu juga harus mengetahui beberapa hal penting lainnya tentang
ASI. ASI mudah dicerna karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga
mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat gizi yang terdapat dalam ASI
tersebut, mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan
dan perkembangan kecerdasan bayi. Selain mengandung protein yang tinggi, ASI juga
memiliki perbandingan antara “whey” dan “kasein” yang sesuai untuk bayi. Rasio
•
whey dan kasein merupakan salah satu keunggulan dari ASI jika dibandingkan dengan
susu sapi. ASI mengandung whey-kasein lebih banyak, yaitu 65:35. Komposisi ini
menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Susu sapi memiliki whey-kasein
dengan perbandingan 20:80 sehingga tidak mudah diserap.
ASI sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan
anak. ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, mudah dicerna dan
diserap karena mengandung enzim pencernaan, dapat mencegah terjadinya penyakit
infeksi karena mengandung zat penangkal penyakit, praktis dan mudah
memberikannya, serta murah dan bersih. Selain itu, ASI mengandung rangkain asam
lemak tak jenuh yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan otak
anak. ASI selalu berada dalam suhu yang tepat, tidak menyebabkan alergi, dapat
mencegah keerusakan gigi, dan dapat mengoptimalkan perkembangan bayi.
Manfaat lain dari ASI adalah menangkal alergi susu. Alergi tak mengenal usia,
termasuk pada balita. Justru merekalah yang paling rentan mengalami alergi, baik
terhadap lingkungan yang tidak sehat maupun dari makanan yang dikonsumsi.
Kematangan atau maturasi saluran cerna pun sangat penting. Bayi semakin rentan
karena maturasinya belum sempurna. Itulah sebabnya ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama dapat mengurangi kemungkinan terjadinya alergi. Reaksi alergi tidak jelas
gejala klinisnya dan reaksinya di dalam tubuh pun bermacam-macam. Oleh karena itu,
penangananya juga harus tepat, jangan berlebihan, dan jangan dibiarkan begitu saja.
Selain pada anak, pemberian ASI juga sangat bermanfaat bagi ibu. Selain dapat
diberikan dengan cara mudah dan murah, ASI juga dapat mencegah terjadinya
pendarahan setelah persalinan, mempercepat mengecilnya rahim, menunda masa
subur, mengurangi anemia, serta menunda terjadinya kehamilan berikutnya. Menyusui
juga dapat menurunkan risiko terjadinya kanker payudara dan kanker ovarium pada
ibu di kemudian hari. Semakin lama ibu tersebut menyusui maka semakin sedikit
risiko terserang kanker payudara. Hal lain yang jauh lebih penting adalah timbulnya
ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak. Ibu juga tidak perlu susah-susah
melakukan diet untuk mengecilkan perut setelah melahirkan karena isapan anak pada
puting susu ibu merangsang keluarnya hormon yang dapat mengencangkan dindingdinding perut ibu kembali. Ibu yang menyusui juga memiliki keuntungan karena
badannya akan kembali normal dengan cepat.
Telah diuraikan mengenai kebaikan ASI dan keuntungan menyusui. ASI
sebagai makanan yang terbaik untuk bayi, merupakan pemberian Tuhan yang tidak
akan dapat ditiru oleh para ahli dalam bidang pembuatan makanan bayi. ASI
mengandung nutrient yang cukup dan nilai nutrisi/biologinya tinggi. Untuk
berhasilnya pemberian ASI, keyakinan bahwa menyusui adalah tugas yang wajar dan
mulia dari seorang ibu harus betul-betul tertanam pada ibu-ibu.
Download