BAB II DASAR TEORI Pada bab ini penulis membahas tentang teori-teori mulai dari gambaran umum tentang tensimeter (alat pengukur tekanan darah), jantung, kalibrasi sampai dengan komponen yang digunakan untuk pembuatan alat yang akan direncanakan. 2.1 Pengukur tekanan darah Bunyi detak jantung yang baik dapat memberikan informasi yang baik tentang keadaan sehat atau tidaknya jantung kita. Suara jantung dapat didengar melalui Stetoskop oleh karena adanya vibrasi pada jantung dan pembuluh darah besar. Pada saat buka tutupnya valve/katup jantung maka akan terdengar suara korofkoff, yang dapat didengar karena adanya aliran turbulasi pada saat-saat tertentu. Dimana mula-mula akan terjadi kontraksi pada jantung, dan katup akan membuka dan pada saat itu pula tekanan ventrikel dan tekanan aorta akan meningkat bersamaan pada saat terdengarnya bunyi suara jantung pertama. Pada saat tertutupnya valev aorta akan terdengar detakan dan suara jantung kedua yaitu tekanan rendah diastole. Realisasi dari pemecahan masalah diatas akan dirumuskan secara umum pada gambar blok diagram dimana rangkaian sensor akan melakukan pengindraan yaitu dengan mendeteksi tekanan udara yang dirubah menjadi arus listrik dan akan mengkondisikan setiap parameter satuan pengukuran hingga dapat ditampilkan sesuai dengan rancangan. 6 2.1.1 JANTUNG DAN TEKANAN DARAH Jantung Jantung adalah organ yang berupa otot, yang berbentuk kerucut dan berongga yang berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh melalui pembuluh darah. Jantung terletak didalam rongga torak ( rongga dada ), dibelakang sternum (tulang dada) diantara paru-paru dan diatas diafragma dengan pangkal diatas dan puncaknya (apex) dibawah. Gambar II.1 Sistem Sirkulasi Peredaran Darah Jantung terbagi dua belah yaitu sebelah kanan dan kiri oleh sebuah sekat (septum). Setiap belahan terbagi menjadi dua ruang. Sehingga jantung memiliki empat ruang yaitu bagian atas atrium kanan dan atrium kiri, bagian bawah ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Antara belahan kanan dan belahan kiri jantung tidak terhubung. Ukuran jantung manusia kira-kira sebesar kepalan tangan manusia dengan berat kira-kira 220 sampai dengan 260 gram. 7 Banyak informasi yang kita dapat dari bunyi jantung, antara lain adalah kita mengukur tekanan sistolik dan diastolic. Bunyi jantung ini dapat didengar oleh sebuah alat yang bernama stetoskop. Terjadinya bunyi itu sendiri dikarenakan adanya vibrasi pada jantung dan pembuluh darah besar. Biasanya terdengar pada saat terbuka dan tertutupnya valvula atau katup jantung. Tekanan Darah Tekanan darah merupakan kekuatan yang ditimbulkan oleh gerakan jantung yang berkontraksi seperti pompa sehingga darah terus mengalir dalam pembuluh darah tanpa adanya tekanan darah secara terus menerus dalam sistem peredaran darah, sistem peredaran darah merupakan suatu sistem yang tertutup karena setelah tiba diujung jaringan tubuh, darah akan dikembalikan kejantung sehingga dalam peredaran darah diperlukan suatu tekanan minimum agar dapat saling bertukaran zat secara kimiawi. Pada hakekatnya pembuluh darah memiliki sejumlah otot halus yang dapat menyempit dan melebar apabila otot pembuluh darah dalam keadaan santai, maka pembuluh darah akan melabar dan darah akan mengalir lebih banyak begitu sebaliknya apabila pembuluh darah mengalami penyempitan maka darah yang mengalir lebih sedikit. Dengan adanya kontraksi pembuluh darah yang melebar dan menyempit tersebut maka akan membantu mengendalikan tekanan darah, sejumlah darah yang dipompa oleh jantung dinamakan cardiac output yang tergantung pada kecepatan jantung berdenyut dan darah yang dipompa pada setiap denyutan. Pada saat istirahat cardiac output (darah yang dipompa oleh jantung ) rata-rata adalah 5 8 liter permenit dan sewaktu mengadakan latihan olah raga yang berat rata-rata bisa mencapai 20 sampai 30 liter permenit. Selama dua puluh empat jam tekanan darah tidak pernah tetap karena tekanan darah akan berubah-ubah sesuai dengan aktivitas kita, tekanan darah yang terendah adalah pada waktu tubuh dalam keadan istirahat begitu juga sebaliknya apabila tekanan darah tinggi tubuh sedang melakukan aktifitas. Dalam pembuluh darah, darah tidak mengalir secara terus menerus dan merata tetapi secara berdenyut berupa semburan atau dorongan sesuai dengan denyut jantung jika jantung memompa sejumlah darah dari biliknya ( ventrikel) kedalam peredaran darah maka setiap denyutan akan terjadi suatu dorongan. Tekanan dalam pembuluh arteri yang dihasilkan oleh dorongan tersebut dinamakan tekanan sistolik, yaitu kekuatan maksimum darah menekan dinding pembuluh arteri setelah jantung berdenyut, tekanan dalam pembuluh arteri menurun yaitu selama jantung beristirahat atau waktu diantara denyutan. Tekanan darah vena yang rendah mempengaruhi pada sistem kerja paru-paru yang akan menjadi relatif rendah. Jumlah darah pada orang dewasa pada umumnya sekitar 4,5 liter pada setiap kontraksi jantung akan terpompa 80 ml darah dalam satu menit, dan sel darah merah berputar dalam satu siklus. Pada setiap saat 80% darah berada dalam siklus sistematik 20% dalam sistem sirkulasi pada paru-paru. Klasifikasi tekanan darah berdasarkan umur pada umumnya dapat dilihat pada tabel II.1 dibawah ini. 9 Tabel II.1 Klasifikasi darah normal berdasarkan umur dalam satuan mmHg UMUR DIASTOLIK SISTOLIK Pada masa bayi 50 70 sampai 90 Pada masa anak-anak 60 80 sampai 100 Selama masa remaja 60 90 sampai 110 Dewasa muda 60 sampai 70 110 sampai 125 Umur lebih muda 80 sampai 90 130 sampai 150 Untuk mengetahui pengukuran tekanan darah, Rev Stephen hales (1733 great Britain) mula-mula menggunakan pipa gelas yang panjangnya 9 ft yang dihubungkan langsung ke pembuluh arteri dengan penghantar trachea. Para ahli bedah sering pula mengukur pembuluh darah dengan memasang cateter secara langsung pada pernbuluh darah, yang sebelumnya salah satu ujung cateter dihubungkan dengan tranduser tekanan. Pcngukuran secara Stephen maupun para ahli bedah ini sangat praktis sehingga diciptakan sphygmomanometer yang terdiri dari manometer air raksa, pressure cuff dan stetoskop. Mengacu pada hal-hal tersebut maka teknik pengukuran darah dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu : a. Pengukuran darah secara langsung pengukuran darah secara langsung adalah pengukuran darah dengan memasukan pressure tranduser pada suatu tempat sistem peredaran darah. Beberapa tranduser dirancang khusus untuk dapat dimasukan langsung kedalam sistem peredaran darah melalui kateter, hal ini juga bisa digunakan untuk 10 merekam tekanan darah. Contoh-contoh tranduser yang biasa digunakan ialah strain gauge sensor. Cardiac kateter dibentuk dari bahan karet, tevlon atau polyethylene, dengan salah satu ujungnya berbentuk bulat tumpul seperti peluru agar mudah dimasukan pada urat atau arteri (pembuluh darah). Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 120 100 80 60 40 20 10 Kateter Pressure Transducer Gambar II.2 pengukur tekanan darah secara langsung Hal tersebut harus dilakukan secara hati-hati dan perlahan-lahan pada ujung kateter kedalam atrium kanan melalui inferior vena kava. Sehingga kerusakan pada kardiak dalam lubang-lubang saluran pada jantung dapat dicari. Cara ini dianjurkan pada kateterisasi cardiac. Khususnya pada penyelidikan ventrikel kiri kateterisasi melalui aorta. 11 Dengan menggunakan kateterisasi pembuluh nadi ini dapat menyebabkan kekeliruan yang menimbulkan kerusakan pada pembuluh nadi dan kebocoran didalam jaringan. Oleh sebab itu maka lebih baik menggunakan jarum dari pada menggunakan kateter yang lebih fleksibel. Dimana jarum lebih mudah dimasukan kedalam sistem peredaran darah. Sehingga dapat dipakai untuk mengukur tekanan darah secara langsung. Biasanya jarum ini dimasukan kedalam arteri terdekat dengan permukaan. Sehingga pada saat perekaman tekanan pada arteri memungkinkan dokter untuk melakukan penyuntikan juga. Tekanan darah arteri biasanya diukur dalam satuan mmHg dan tekanan darah vena diukur dengan satuan cmH2O. satuan ini berasal dari teknik pengukuran tekanan darah yang sudah lama dengan menggunakan manometer Hg atau air raksa. a. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung adalah dengan menggunaka teknik bunyi koroktof. Pada pengukuran ini biasanya menggunakan sensor mikropon atau stetoskop yang ditempatkan pada lipatan lengan yang sebelumnya pada bagian atas lengan telah diikat oleh suatu kantung gelembung udara. Lalu dihubungkannya juga lipatan gelembung udara itu oleh sebuah alat penunjuk tekanan yang biasanya terbuat dari air raksa. Untuk lebih jelasnya hal ini dapat kita lihat pada gambar II.3 dibawah ini. 12 Gambar II.3 Bagian-Bagian Dari Alat Tensimeter Pada Umumnya. Alat tensimeter untuk pengukuran tekanan darah ini merupakan seperangkat alat. Sehingga bagian satu dengan yang lain saling berhubungan. Bagian-Bagian dari alat tensimeter ini ialah: 1. Suatu kantong udara yang dapat digelembungkan, biasanya disebut sebagai cuff yang diletakan pada lengan bagian atas dan dilipatkan, digunakan untuk aplikasi tekanan pada tekanan nadi. 2. Suatu alat untuk mengukur atau mengetahui berapa tekanan udara yang terjadi dalam satuan mmHg, dan biasanya disebut manometer atau biasa juga menggunakan galvano. Dihubungkan dengan cuff. 13 3. Suatu alat yang digunakan untuk mengeluarkan udara menuju cuff, biasanya disebut pompa yang telah dihubungkan ke cuff. 4. Suatu klep yang dapat mengatur tekanan udara yang keluar dan masuk, biasanya disebut dengan adjuster valve. Yang menghubungkan udara yang keluar dari pompa menuju cuff. Dari keempat bagian itu, hal penting utama dan perlu diperhatikan dengan baik-baik ialah pada bagian manometer dan cuffnya. Karena keduanya dapat menyebabkan hasil dari ketelitian pengukuran. Seperti lebar dari cuff, sangatlah mempenguruhi pembacaan tekanan sistolik dan diastolic. Menurut hasil riset para ahli mengatakan bahwa untuk menghasilkan pengukuran tekanan darah yang maksimal maka lebar kantong tekanan udara harus kira-kira 20% lebih lebar jaraknya dari diameter anggota badan dimana cuff tersebut ditempatkan. Untuk lebih jelasnya maka kita dapat melihat hal tersebut pada tabel dibawah ini. Tabel II.2 Hubungan umur dengan lebar cuff yang digunakan Umur Lebar cuff Dewasa 13 cm 4 – 8 tahun 9 cm 1 – 4 tahun 6 cm Kurang dari 1 tahun 2,5 cm 14 Cara kerja dari tensi meter ini ialah manset yang menyatu dibalutkan pada lengan atas, bagian yang dapat mengembang dari manset ini ditunjukan oleh tekenan meter mekanik atau manometer Hg yang didalamnya terdapat air raksa, manset mengambang untuk menekan arteri dilengan dan menyumbat aliran darah pada tangan. Ketika tekanan manset dihilangkan secara berangsur-angsur dengan menggunakan klep (adjuster valve) yang terdapat pada pompa tangan. Pada saat itu tekanan puncak arteri melebihi tekanan manset dan darah dapat mengalir dengan cepat (memancar). Aliran darah yang cepat ini akan menghasilkan suara gemuruh dalam arteri (bunyi korotkoff). Suara ini biasanya dideteksi oleh stetoskop yang diletakan diatas arteri. Tekanan pada manset terus turun, suara korotkoff terdengar terus menerus sampai suatu titik dimana tidak terdapat suara gemuruh lagi, yang berati tidak ada lagi kontraksi pada arteri di tangan. Hal ini ditunjukan pada gambar II.4 dibawah ini. 15 Gambar II.4 Bunyi korotkoff dan tekanan sistolik diastolic Teknik tensimeter ini tidak dapat dipercaya utuk menghasilkan ketepatan yang lebih baik ±5 mm Hg, hal tersebut terjadi karena: 1. Tekanan darah akan terbaca berbeda oleh perbedaan penempatan transduser, besarnya jarak antara transducer dengan tekanan darah nadi haruslah diperhitungkan. 2. Jika pendengaran suara korotkoff melalui stetoskop, maka stetoskop itu haruslah mempunyai klasifikasi standar, yang telah dipesan sebelumnya. 3. Sering bergeraknya pasien dalam saat pengukuran tekanan darah tersebut. 16 4. Tehnik pengukuran salah, karena hal teknis seperti dalam pembacaan, penempatan manometer yang tidak vertikal, dan lain sebagainya. Ditangan operator yang ahli, hasil dengan pengulangan yang tinggi dapat mencapai hasil yang maksimal. Atau biasanya seorang dokter akan menganjurkan pasien untuk mengukur tekanan darahnya sendiri dirumah. Karena hal ini sangat berguna untuk pasien penderita penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi. Karena dokter dan perawat biasanya lebih tertarik kepada tujuan dari pada angka yang sebenarnya, tehnik dibawah ini mungkin cocok digunakan bahkan untuk semua orang. Tehnik tensimeter dapat dibuat otomatis dengan mengganti pompa manset otomatis, seperti terlihat pada gambar II.5 dibawahi ini. Gambar II.5 Tensimeter otomatis 17 Pompa menset otomatis dapat dijalankan dengan menekan tombol yang berada pada panel untuk menghasilkan satu putaran memompa dan mengeluarkan udara atau dapat diset untuk putaran yang berulang pada jarak yang berbeda-beda untuk mengamati terus menerus tekanan darah untuk waktu periode yang lama. Mikropon ini terdiri dari transduser piezioelektrik kecil, khusus dibuat untuk menghasilkan kembali bunyi korotkoff secara efficient. Alat pengukur dapat diganti dengan transduser tekanan yang digunakan untuk pengukuran tekanan secara langsung. 2.1.2 Alat kalibrasi pengukur tekanan darah Suatu alat yang dapat mengembalikan nilai parameter-parameter atau nilai standar dari alat yang akan dikalibrasi, dimana dalam bidang kesehatan yang berhubungan dengan pengukuran sangatlah penting untuk mendapatkan nilai standar agar tidak terjadi kesalah dalam pengukuran, karena jika terjadi kesalahan dalam pengukuran akan berakibat fatal bagi pengguna alat tersebut. Layak atau tidaknya alat tersebut untuk di gunakan maka perlu di kalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan, karena alat kalibrasi adalah membuat atau mengembalikan standar nilai parameter-parameter dari suatu alat. Sehingga pemakai alat tersebut tidak akan salah untuk mendiagnosa tekanan darah. Dimana dalam melakukan kalibrasi alat pengukur tekanan darah (sphygmomano meter), yang pertama kita harus menyiapkan alat kalibrasi yang mana fungsinya telah disebutkan diatas kemudian kita menyiapkan alat yang akan dikalibrasi itu sendiri bersama perangkat pendukungnya seperti balp (pompa), manset, konektor tri way dan yang terakhir air raksa (Hg). 18 Sphygmo Manometer Alat kalibrasi 140 mmHg 140 120 100 80 60 40 Zero 20 10 Manset KonektorTri way Balp Gambar II.6 Cara mengkalibrasi Alat pengukur tekanan darah (Sphygmo manometer) Dari gambar diatas dimana alat kalibrasi tersebut mempunyai tampilan display dan zero yang fungsinya untuk pngenolan, setelah itu ada konektor tri way yang mempunyai fungsi sebagai pengatur udara yang keluar dan yang masuk dari manset menuju alat kalibrasi dan sphygmo manometer. Sebelum melakukan pengukuran semuanya harus sudah terpasang dan alat kalibrasi harus dinolkan terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan dalam perhitungan. Jika dalam melakukan pengukuran nilainya selalu turun maka kita harus periksa selang, manset dan balp yang mudah sekali bocor yang menyebabkan udara tidak fakum dengan udara yang tidak fakum tersebut maka nilainya akan selalu turun dan sulit sekali untuk menetapkan nilai pengukuran karna selalu berubah. 19 2.2. TRANDUSER Strain gauge adalah salah satu transduser yang banyak dipakai untuk mendeteksi dan mengukur gaya, beban, torsi, dan tegangan. Prinsip kerjanya adalah mengubah gaya mekanik menjadi besaran resistansi yang sebanding. Piranti ini dibuat dari kawat tahanan tipis berdiameter sekitar 1 mm. Kawat tahanan yang biasa digunakan adalah campuran dari bahan “ konstantan” ( 60% Cu dan 40% Ni) atau logam campuran “479” terdiri dari 92% Pt dan 8% Wo. Kawat tahan ini diletakan pada papan penyangga membentuk strain gauge dengan kawat berliku-liku atau bengkok-bengkok yang dikenal dengan bonded strain gauge. Bentuk kawat yang berliku-liku dimaksudkan untuk memudahkan pendeteksian terhadap gaya tekanan yang tegak lurus dengan arah panjang lipatan, karena tekanan akan menarik kabel sehingga meregang. Hal ini menyebabkan perubahan resistansi pada kawat. Jika kawat tahan yang berliku-liku itu mendapat tekanan dari luar, maka resistansinya akan bertambah sebear ΔR dan panjangnya berubah sebesar ΔL. Karakteristik sebuah stain gauge ditentukan oleh sensitifitas (S) atau gauge factor (GF). Sensitivitas didefinisikan sebagai perbandingan antara perubahan nilai tahanan dan perubahan panjang. Transduser adalah suatu alat yang diaktifkan oleh suatu bentuk energi dan mengubah energi tersebut menjadi bentuk energi lain yang dapat lebih mudah diukur. Didalam dunia elektronika, pemakaian transduser bukanlah sesuatu yang baru. Didalam penerapannya transduser digunakan dalam bidang elektronika untuk mengubah energi yang diterimanya menjadi sinyal-sinyal listrik atau juga disebut transduser elektrik. 20 Transduser elektrik yang dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: 1. Transduser Aktif Adalah transduser yang dapat membangkitkan sendiri sinyal-sinyal listrik tertentu. Transduser ini beroperasi sesuai dengan prinsip konversi energi dan membangkitkan sinyal listrik yang sesuai. Misalnya mikropon, mengubah energi suara menjadi energi potensial listrik tanpa memerlukan sumber energi dari luar. 2. Transduser pasif Adalah transduser yang beroperasi menurut prinsip energi terkontrol dan membutuhkan sumber energi dari luar. Contohnya transducer strain gauge yang digunakan pada timbangan digital. Begitu juga transducer yang akan penulis gunakan akan merubah tekanan udara menjadi sinyal-sinyal listrik. Dimana tranduser ini diibaratkan seperti rangkaian jembatan Wheatstone. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini: R1 Vin R2 GF R3 Gambar II. Rangkaian Jembatan Wheatstone Pada gambar tersebut GF adalah sebuah tahanan yang dapat berubah-ubah nilai tahanannya seiring perubahan tekanan yang masuk pada traanduser. 21 Perubahan GF ini sesuai dengan materi yang menjadi penyusunnya dan bertambah panjang akibat tekanan. Hal ini dapat kita lihat melalui rumus dibawah ini. ∆R S = GF = ∆L R L Dimana : S = GF : Sensitifitas atau gauge faktor R : Resistansi kawat ( awal ) ΔR : Perubahan nilai resistansi kawat L : Panjang awal ΔL : Perubahan panjang kawat Dengan berubahnya nilai tahanan mengakibatkan hilangnya keseimbangan pada Vout. Dari penjabaran-penjabaran tersebut maka dapat diambil kesimpulan, bahwa terdapat hubungan antara tekanan dengan selisih potensial (tegangan). Hubungan antara tegangan dan tekanan ini dapat dilihat melalui gambar II.8. 22 mmHg Tekanan mV tegangan Gambar II.8 Hubungan antara Tegangan dengan Tekanan 2.3 Operasional Amplifier Penguat oprasional ( Op-Amp ) adalah piranti elektronik yang mampu memperkuat sinyal masukan baik AC maupun DC. Op-Amp terdiri atas tiga rangkaian dasar, yakni penguat diferensial impedansi masukan tinggi, penguat tegangan penguatan tinggi, dan penguat keluaran impedansi rendah. Pada umumnya Op-Amp memerlukan catu positif dan catu negatif. Karena catunya demikian, tegangan keluarannya dapat berayun positif atau negatif terhadap bumi. Karakter Op-Amp yang terpenting adalah : a. Impedansi masukan amat tinggi, sehingga arus masukan praktis dapat diabaikan penguat loop terbuka amat tinggi. 23 b. Impedansi keluaran amat rendah, sehingga keluaran penguatan tidak terpengaruh oleh pembebanan. Symbol Op-Amp standar dinyatakan dengan sebuah segitiga, seperti tampak pada gambar II.9. terminal-terminal masukan ada pada bagian atas segitiga. Masukan membalik dinyatakan dengan tanda minus (-). Tegangan DC atau AC yang dikenakan pada masukan ini akan digeser fasanya 1800 pada keluaran. Masukan tak membalik dinyataka dengan tanda plus (+). Tegangan DC atau AC yang diberikan pada masukan ini akan sefase dengan keluaran. Terminal-terminal satu dan kaki lainya untuk kompensasi 4 frekuensi atau pengaturan nol diperlihatkan pada gambar dibawah ini : 2 - 3 + 7 6 Gambar II.9 Bentuk penguat oprasional standar Keterangan gambar: 1. Pena 7 adalah catu positif (+ Vcc) 2. Pena 4 adalah catu negatif (- V cc) 3. Pena 3 adalah masukan tak membalik 4. Pena 2 adalah masukan membalik 5. Pena 6 adalah terminal keluaran 24 6. Pena 1 dan 5 adalah untuk kompensasi frekuensi atau pengaturan nol. Op-Amp pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan : penguat diferensial impedasi masukan tinggi, penguatan tegangan penguatan tinggi dengan pergeseran level sehingga keluaran dapat berayun positif dan negatif) dan penguat pengeluaran impedasi rendah. 2.4 Rangkaian Buffer Rangkaian Buffer merupakan penguat gain satu, atau penguat penyangga. Tegangan masukannya,Vi, ditetapkan langsung memasukan tak membalik. Umpan baliknya tidak ada atau sama dengan 0. Vo = Vi……………………………………………………………(II.1) Dengan menganggap bahwa penguat op-amp tersebut ideal,maka tegangan keluaran sama dengan tegangan masukan baik besar maupun tandanya. Rangkaian ini memiliki impedansi masukan yang amat tinggi serta impedasi keluran yang amat rendah. Keuntungan ini menjadikan amat ideal untuk menyangga atau mengisolasi rangkaian. - VCC 4 2 6 3 + Vo = Vi Vi 7 + VCC Gambar II.10 Rangkaian buffer 25 Karena seperti dibayangkan oleh rangkaian tersebut,tegangan keluaran mengikuti tegangan masukannya atau sumbernya, gain tegangannya Acl = Vo =1 Vi adalah 1 …………………………………… …..(II.2) 2.5 Rangkaian Pengatur Tegangan Referensi Rangkaian ini terdiri dari rangkaian pembagi tegangan dan rangkaian penguat membalik yang diharapkan keluaranya dapat menjadi salah satu masukan pada rangkaian penjumlah dengan penguatan membalik. Rangkaian pembagi tegangan dengan penguatan membalik dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Vcc Rf 4 R4 R2 2 - 3 + R3 Vo 7 6 Gambar II.11 Rangkaian Pengatur Tegangan Referensi Tegangan yang ada di R2 adalah tegangan yang dihasilkan dari rangkaian pembagi tegangan antara R3 dan R4 yang kemudian akan dikuatkan oleh 26 rangkaian penguat membalik. Hal tersebut dapat dinyatakan dengan rumus dibawah ini : VR2 = R3 Vcc R3 + R 4 Rf Vo = - VR2 ………………….……………………..(II.3) R2 2.6 Rangkaian Penjumlah Membalik Dengan menggunakan tegangan penguat pembalik dasar dan menambah resistor masukan lainnya, kita dapat membuat penguat Penjumlah pembalik atau jumlah analog, seperti tampak pada gambar II.12 tegangan keluaran di balikan polaritasnya dan nilainya sama dengan penjumlahan aljabar dari masing-masing tegangan masukan dengan hasil bagi resistor masukan dengan resistor umpan balik yang sesuai, atau dapat dinyatakan sebagai berikut: Vout = Rf Rf Rf V1 + V2 + ... + Vn..............................................II.4 R1 R2 Rn Suku Rf / Rn (Vn) dalam rumus di atas menyatakan bahwa dalam rangkaian tersebut mungkin terdapat lebih dari dua masukan. Bila semua resistor luar sama nilainya (Rf = Rf + R2=…..=Rn), maka keluaran dapat dengan mudah dihitung seperti penjumlahan aljabar dari masing-masing tegangan masukan, atau Vuot = - (VI+V2+….+Vn)……………..………………….(II.5) 27 RF - U3 2 - 3 + 6 R2 Vout 7 V2 R1 4 V1 VCC 0 + VCC Gambar II.12 Rangkaian penjumlah Pembalik 2.7. Penguat tegangan Membalik Op-amp dapat di pakai sebagai penguat membalik sebagaimana terlihat pada gambar II.13 Dalam konfigurasi ini umpan balik yang di gunakan untuk mengatur penguat Vin diberikan pada masukan membalik. Sedangkan masukan tak membalik di berikan ground. Tegangan keluaran akan berlawanan fasa dengan tegangan masukan untuk rangkaian ini. Resistor-rensistor Rf dan Rin membentuk jaringan pembagi untuk memberi tegangan umpan balik (VA)yang di perlukan pada masukan membalik.Tegangan umpan balik (VA) dibentuk pada Rin. Rumus penguat tegangan adalah: Rf Ac = - …………………………………(II.7) Ri 28 Sehingga didapatkan tegangan keluaran adalah Rf Vout = - Vin …………………………………….(II.8) Ri Tegangan yang melintasi Rf samadengan Vo + - Rf + - 4 Tegangan yang melintasi Ri sama dengan Vin 2 - 3 + U2 6 Ri 7 Vin Gambar II.13 Rangkaian penguat pembalik 2.8 IC 7107 Sebagai Analog to Digital Converter (ADC) Sering kita jumpai pengkuran skala temperatur, tegangan, tekanan dan besaran skala lainnya dengan metode analog, artinya kita menerima data dalam besaran analog dengan membaca hasil pengukuran pada garis skala. Saat ini telah banyak diciptakan alat ukur yang menampilkan data angka langsung sebagai tampilan dari suatu proses pengukuran. Untuk dapat menampilkan data angka ke dalam bentuk digital tentu harus ada suatu proses, dimana skala analog tadi harus diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk skala digital. Seperti perubahan tekanan diubah terlebih dahulu menjadi perubahan resistansi atau tegangan, dan hasil perubahan tadi diubah lagi ke dalam skala digital. Dalam proses konversi dari besaran analog seperti resistansi atau tegangan tadi menjadi nilai digital yang 29 dapat ditampilkan melalui display diperlukan suatu rangkaian atau alat konversi dari analog ke digital (ADC). IC 7107 merupakan suatu paket IC Analog to Digital Converter yang bekerja dengan metode lereng ganda (Dual Slope ADC), jumlah kakinya sebanyak 40 kaki. IC ini dapat menampilkan 3½ digit pada seven segment, artinya segment 2,3 dan 4 dapat menampilkan angka penuh 0 sampai dengan 9, sedangkan segment satu hanya dapat menampilkan angka 0 dan 1. Dengan menambah beberapa komponen bagian luar akan menentukan rangkaian dalam menjadi clock dan integrator, pada bagian dalam terdapat antara lain comparator, integrator dan seven segment decoder. Cara kerja IC ADC 7107 secara garis besar terbagi menjadi dua bagian yaitu, bagian analog dan bagian digital. Pada bagian analog dibagi menjadi tiga siklus yang cara kerjanya terlihat pada gambar dibawah ini : Gambar II.14 Bagian Analog IC 7107 30 a. Siklus Auto Zero Selama siklus auto zero ada tiga hal yang terjadi pertama ,masukan high dan low tidak dihubungkan dengan kaki-kaki IC dan bagian dalam terhubung dengan analog common. Kedua, kapasitor referensi akan diisi sampai sebesar tegangan referensinya. Ketiga, umpan balik loop tertutup selama system pengisian kapasitor auto zero untuk memberi tegangan offset pada buffer amplifier,integrator dan comparator. Selama proses comparator terjadi pada siklus ini,auto zero hanya dibatasi oleh noise dari system. Pada beberapa kasus offset dikondisikan pada inputan kurang dari 10 µV. a. Siklus Integrate Selama sinyal integrate, loop auto zero terbuka dan hubungan didalam ditiadakan serta masukan high dan low dari dalam dihubungkan ke kakikaki IC. Converter kemudian digabungkan dengan tegengan differensial antara masukan high dan masukan low dalam waktu yang telah ditetapkan. Tegangan differensial terjadi selama dalam jangkauan luas common mode : 1 volt untuk setiap masukan, jika dalam penanganan yang lain, sinyal masukan tidak berpengaruh dan tidak terjadi perubahan, maka masukan low dapat diperbesar untuk mendapatkan tegangan common mode yang benar. b. Siklus De-Integrate De-integrate adalah siklus terakhir dari analog siklus atau disebut reference integrate. Masukan low terhubung dengan bagian dalam analog 31 common dan masukan high terhubung langsung dengan kapasitor referensi sebelumnya. Sirkuit dalam chip meyakinkan kapasitor terhubung dengan polaritas yang benar agar keluaran integrator kembali ke nol. Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan keluaran kembali ke nol ditentukan oleh sinyal masukan. Secara sepesifik pembacaan digital ditampilkan melalui persamaan dibawah ini : Vin Display Count = 1000 Vref Pada bagian digital dari IC 7107 yang terpenting adalah system pewaktu.. Frekuensi osilator dibagi menjadi empat sebelum clock masuk ke decade counters. Untuk masuk tahap decoder harus melalui tiga siklus perubahan yaitu, sinyal integrate (1000 counts), reference de-integrate (0 2000 counts) dan auto zero (1000 –3000). Untuk sinyal yang kurang dari full scale, auto zero tidak mendapatkan masukan yang sesuai dari reference de-integrate. Untuk mencapai siklus yang lengkap diperlukan 4000 counts (16000 clock pulse) yang bebas dari tegangan masukan. Untuk tiga penbacaan dalam satu detik dibutuhkan frekuensi pada osilator sebesar 48 KHz. Bagian digital ditunjukan pada gambar dibawah ini 32 Gambar II.15 Bagian Digital 2.9 Seven Segment Penampil 7-segmen ( seven segment ) terdiri dari tujuh buah led, dimana masing – masing led tersebut akan menyala pada saat ada arus yang mengalir melaluinya. Dengan mengkombinasikan segmen-segmen tersebut maka kita dapat membentuk digit desimal. Misal untuk membentuk angka satu maka segmen segmen b dan c harus menyala, untuk membentuk angka 3 maka segmen a, b, c, d dan g harus menyala dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat konstruksi seven segmen pada gambar II.20. 33 VCC A B C D E F G A B C D E F G (a) (b) Gambar II.20 a. Seven Segment Common Anoda b. Seven Segment Common Katoda Dari kedua seven segment tersebut penulis menggunakan Seven Segment Common Anoda. Dimana seven segment mempunyai sifat antara lain : 1. Tanggapan terhadap perubahan logika cepat. 2. Menyala jika mendapat logika rendah (ground) yang sesuai dengan inputan yang telah disesuaikan. 3. Dengan mengkombinasikan segment-segment tersebut akan kita dapat membentuk digit desimal. Misalkan, untuk membentuk angka 8, maka segment a,b,c,d,e,f dan g akan menyala. 34 Tabel II.3 Keluaran Aktif Seven Segment DIGIT Segmen yang diaktifkan 0 a,b,c,d,e,f 1 b,c 2 a,b,d,e,g 3 a,b,c,d,g 4 b,c,f,g 5 a,c,d,f,g 6 c,d,e,f,g 7 a,b,c 8 a,b,c,d,e,f,g 9 a,b,c,d,f,g 7- segment ( Seven Segmen ) dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu common anoda dan Common katoda. a. Common anoda Pada jenis ini masing-masing segment digabungkan dan dihubungkan ke Vcc, pada saat taraf rendah diberikan pada masukan segment maka led akan dibias 35 maju, arus akan mengalir Vcc ke segment dan menuju taraf rendah yang disedikan rangkaian pengendali. b. Common katoda Pada seven segment katoda masing-masing segment digabungkan dan dihubungkan ke ground. Pada jenis ini diperlukan driver yang menjadi taraf tinggi untuk mengaktifkan sebuah segment. Pada saat taraf tinggi di berikan pada masukan pada segment, maka led akan dibias maju, arus akan mengalir dan menyalakan led dan segment.