Status Mineral Mikro Non-Esensial Dan

advertisement
METODE
Disain Penelitian
Disain penelitian ini adalah cross-sectional, menggunakan data sekunder dari
penelitian sebelumnya yang berjudul "Studi Konsumsi Pangan dan Biomarkers di 10
Desa selutar proyek PT Freeport" yang dilakukan oleh IPB, Uncen, PTFI dan
Parametrix, Inc. Penelitian tersebut dilaksanakan pada bulan September 1998 sampai
April 1999. Lokasi dipilih dengan zinkaja (purpossive) berdasarkan agroekologi,
yaitu terdiri dari dua desa di dataran tinggi meliputi Aroanop dan Banti, empat desa
di dataran rendah meliputi Kwamki Lama, Kampung Pisang, Kali Kopi dan Iwaka
serta
empat
desa
di
daerah pantai
meliputi
Pad
XI,
Pulau
Karaka,
Pulau Poriri dan Atuka (Hardinsyah, dkk., 1999).
Waktu dan Tempat
Penelitian menggunakan data sekunder ini dilakukan di Jurusan Ilmu Gizi
Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, IPB Bogor. Penelitian ini dilakukan sejak
bulan Pebruari sampai Agustus 2001
Cara Pengambilan Contoh
Pengambilan contoh dilakukan melalui proses pendataan penduduk di masingmasing desa terpilih yang dikelompokkan menurut umur dan jenis kelamin (laki-laki
dan perempuan). Penarikan contoh pada penelitian sebelumnya dilakukan dengan
acak dari kerangka contoh per desa yang telah disusun sebelumnya. Jumlah contoh
diambil dalam jumlah yang sama per jenis kelamin dengan total 16 contoh per desa.
Setiap jenis kelamin terdiri dari 2 contoh umur 1 - 7 tahun, 3 contoh umur 8
-
17
tahun dan 3 contoh urnur >I7 tahun, sehingga jumlah total sampel 160 orang
(Hardinsyah & Effendi, 2000).
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi data umur dan jenis
kelamin, data konsumsi pangan, data kadar Fe, Zn, Se, Cu, Pb, As, Cd dan Hg dalarn
penciri biologis serum.
Data umur dan jenis kelamin dikumpulkan melalui
wawancara. Data konsumsi dikumpulkan dengan metode penimbangan langsung
(weighing method) selama 6 hari berturut-turut.
Apabila keadaan tidak
memungkinkan maka dilakukan metode recal, yaitu ketika responden tidak berada di
tempat I
ya tidak memungkinkan untuk di lakukan penimbangan
langsung. Pengumpulan data dilakukan oleh tenaga lapang yang terdiri dari sarjana
S1 dan S2 staf pengajar Universitas Cendrawasih yang telah terlatih.
Pengambilan sampel darah dalam studi biomarkers ini dilakukan pagi hari oleh
dokter dari staff pengajar GMSK IPB, dokter Rurnah Sakit dan Puskesmas setempat,
dibantu oleh tenaga medis dari Rumah Sakit dan Puskesmas setempat dan dua tenaga
lapangan dari staf pengajar Universitas Cendrawasih. Pengambilan sampel darah
dilakukan sebanyak 13 ml darah dari setiap remaja dan dewasa, dan 10 ml dari setiap
sampel anak yang terpilih sebagai contoh.
Selanjutnya semua sampel biomarkers yang telah dikumpulkan disimpan dalam
boks pendingin dan dibawa ke AEA Clinic di Kuala Kencana dalam waktu sekitar 0,5
- 6 jam setelah pengambilan.
Di klinik ini darah disentrifus untuk memisahkan antara
serum dengan plasma. Setelah dikemas dengan baik, semua sampel penciri biologis
kemudian di bawa ke Australian Government Analytical laboratory (AGAL), untuk
dianalisa mengenai kandungan berbagai mineral mikro antara lain Fe, Cu, Zn, Se, Pb,
As, Cd dan Hg dengan metode AAS (Atomic Absorpsi Spectrophotometry).
Pengolahan dan Analisis Data
Data konsumsi pangan dikonversi ke zat gizi (protein, vitamin C, kalsium, zat
besi dan zink) menggunakan Daftar Komposisi Bahan makanan (DKBM) Indonesia
(Hardinsyah & Briawan, 1994). Konversi dihitung dengan menggunakan mmus :
Kgij = (Bj1100) X Gij X (Bddj1100)
Keterangan :
Kgij = kandungan zat gizi dalam bahan makanan j dengan berat B gram
Bj = berat makanan j yang dikonsumsi (gram)
Gij = kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan j
Bddj = bagian bahan makanan j yang dapat dimakan
Menurut Hardinsyah dan Effendi (2000) data konsumsi pangan untuk keperluan
penelitian ini menyebar dengan normal sedangkan untuk data kadar mineral mikro
non-esensial dan mineral mikro cscnsial
dalam serum antar agroekologi tidak
menyebar normal. Untuk mengetahui hubungan antara konsumsi zat gizi (protein,
vitamin C, kalsium, besi dan zink) dengan kadar mineral mikro non-esensial (Pb, Hg,
Cd dan As) dan hubungan antara kadar mineral mikro non-esensial dengan mineral
mikro esensial pada serum menurut agroekologi dilakukan dengan uji korelasi
Spearman (Siegel, 1990) dengan rumus :
A.
Uji Korelasi antara Konsumsi Zat Gizi (protein, vitamin C, Ca, Fe, Zn)
dengan Kadar Mineral Mikro Non-esensial (Pb, Hg, Cd dan As)
Keterangan : di
B.
=
N
=
p
=
beda antar 2 pengamatan berpasangan [ I X-Y 1, X
konsumsi zat gizi (protein, vitamin C, Ca, Fe, Zn), Y
kadar mineral mikro non-esensial (Pb, Hg, Cd dan As)]
total pengamatan (n = 160)
koefisien korelasi Spearman
=
=
Uji Korelasi antara Mineral Mikro Non-esensial (Pb, Hg, Cd dan As) dengan
Mineral Mikro esensial (Fe, Zn, Cu dan Se)
Keterangan : di
=
N
=
p
=
beda antara 2 pengamatan berpasangan [ I X-Y 1, X =
kadar mineral mikro non-esensial (Pb, Hg, Cd dan As),
Y = kadar mineral mikro esensial (Fe, Zn, Cu, dan Se)]
total pengamatan (n = 160)
koefisien korelasi Spearman
Untuk mengetahui perbedaan konsumsi zat gizi (vitamin C, protein, kalsium,
besi, zink) dan perbedaan status mineral mikro non-esensial pada serum menurut
agroekologi dianalisis dengan menggunakan uji Man Whitney-U pada P < 0.05
(Siegel, 1990), dengan rumus sebagai berikut :
A. Uji Beda Konsumsi Zat Gizi (protein, vitamin C, kalsium, besi dan zink)
Keterangan : RI
R2
n~
?l,~z
=jumlah
=jumlah
rank untuk sampel konsumsi zat gtzi wilayah 1
rank untuk sampel konsumsi zat gizi wilayah 2
=jumlah sampel 1
=jum!ahsam 12
=nila~p e r b e L , nilai U diperoleh dari U I atau U2
terkec~l,kemudian dibandin kan dengan U tabel, jika U
hitun lebih besar dari U ta el pada P < 0,05 maka Ho
ditolafc, artinya ada
rbedaan pada masing-masin
atau bila Fhitung leb~hkecil dar~U tabe
;?%%k?O,Ol,
maka Ho d~terima,artinya tidak ada
perbedaan pada masing-masing agroekologi
%
7
B. Uji Beda Mineral Mikro Non-esensial (Pb, Hg, Cd dan As)
Keterangan : R I
=jumlah rank untuk sampel mineral mikro non-esensial
wilayah 1
=jumlah
rank untuk sampel mineral mikro non-esensial
R2
wilayah 2
n~
=jumlah sampel 1
nz
=jumlah sampel2
U,,U2 =nilai perbedaan, nilai U diperoleh dari U 1 atau U2
terkecil, kemudian dibandingkan dengan U tabel, jika U
hitung lebih besar dari U tabel pada taraf 0,05 maka Ho
ditolak, artinya ada perbedaan pada masing-masing
agroekologi atau bila U hitung lebih kecil dari U tabel
pada taraf 0,05, maka Ho diterima, artinya tidak ada
perbedaan pada masing-masing agroekologi
Untuk menganalisis sebaran persentase responden dengan status mineral mikro
non-esensial dalam serum normal atau tinggi, yaitu dengan membandingkan data
kadar mineral mikro non-esensial responden dengan nilai kisaran normal menurut
WHO (1996). Status mineral mikro non-esensial responden dinyatakan normal jika
berada dalam kisaran normal dan dinyatakan tinggi apabila berada di atas kisaran
normal (Tabel 5).
Tabel 5. Konsenfrasi mineral &o
1
Elemen
referensi pada manusia menurut WHO (1996)
1
Serum darah
Kadmiurn (Cd)
Timbel (Pb)
Merkurium (Hg)
Tembaga (Cu)
Besi (Fe)
Selen (Se)
Bukan perokok
Defini Operasional
Mineral Mikro disebut juga unsur sekelumit ( r r ~ c eelenzenr) merupakan unsur
mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil (/race), yaitu dalam
satuan milligram atau mikrogram perkilogram berat badan dan umumnya
berkontribusi kurang dari O.Oi % dan masa tuhuh~
Mineral Mikro Esensial acialah unsur sekelumit yang diperlukan untuk proses
fisiologis manusia, sehingga jika kekurangan dapat menyebabkan kelainan
proses fisiologis yang disebut sebagai defisiensi mineral. Dalam penelitian
ini meliputi zat besi (Fe), zink (Zn), tembaga (Cu), dan selen (Se).
Mineral Mikro Non-esensial adalah unsur sekelumit yang belum diketahui
kegunaannya dalam tubuh manusia, sehingga apabila jumlahnya dalam
tubuh lebih dari normal akan menyebabkan keracunan. Dalam penelitian ini
meliputi timbel (Pb), kadmium (Cd), merkurium (Hg), dan asenik (As).
Status Mineral adalah kadar mineral mikro (Pb, Cd, Hg, dan As) dalam serum yang
dibandingkan dengan kisaran normal menurut WHO (1996) dan
dikelompokkan pada status normal dan tinggi.
Zat Gizi adalah suatu zat dalam makanan yang diperlukan untuk menjadikan tubuh
sehat dan dalam penelitian ini zat gizi yang akan diteliti meliputi protein,
vitamin C, kalsiurn (Ca), zat besi (Fe) dan zink (Zn).
Interaksi Zat Gizi adalab keterkaitan antara zat gizi yang bersifat saling
menyntungkan (sinergis) ataupun merugikan (antagonistik) sehingga dapat
mempengaruhi metabolisme zat-zat gizi yang berinteraksi tersebut.
Penciri Biologis adalah bagian jaringan tubuh diantaranya adalah serum, urin dan
rambut, yang pada umumnya dapat digunakan untuk menilai status gizi.
Agroekologi adalah kondisi lingkungan
yang dicirikan oleh ketinggian dari
permukaan laut dan sistem pertanian yang mempunyai kualitas dan
karakteristik yang relatif homogen. Di dalam penelitian ini, yang dimaksud
adalah dataran tinggi (>700 m dpl), dataran rendah (200 - 700 m dpl) dan
pantai (tidak termasuk pesisir).
Penduduk Lokal adalah penduduk setempat yang telah menetap selama lebih dari
lima belas tahun
Bahan Pangan Pokok adalah bahan makanan yang dikonsumsi secara teratur dalam
jumlah besar sehingga memberikan kontribusi zat gizi yang paling besar.
Download