BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembuatan film, pasti mengharapkan filmnya ditonton orang sebanyakbanyaknya. Ironisnya banyak produser yang sering mengabaikan bidang promosi. Promosi yang diperlukan untuk memperkenalkan sebuah film adalah: trainer (ekstra film), poster, baliho, iklan, preview, penayangan di TV, dan berbagai cara lainnya. (below the line media) yang terdiri dari direct mail, pameran, display material, kalender, agenda, kalender, souvenir. 1 Dari kalimat di atas, menunjukan bahwa promosi merupakan aspek penting untuk memberitakan secara terus-menerus di berbagai mass media. Baik itu media cetak, maupun media elektronik televise dan radio. Poster film memiliki peran penting sebagai media promosi dan alat ke depan untuk mengajak dan mampu merangsang imajinasi penonton serta mengkomunikasikan apa yang ada dalam film kepada penonton. Poster film yang kuat dapat menjadi elemen untuk dikoleksi dan diingat orang seperti “Gone With The Wind”. 2 Poster-poster film jadul sangat berbeda dengan poster film yang ada seperti saat ini. Sangat sederhana namun punya daya tarik sendiri, sehingga dengan melihat posternya saja, kita sudah ingin sekali menonton filmnya. Poster-poster jaman dahulu dibuat secara manual dengan cara melukisnya berbeda dengan jaman sekarang yang menggunakan digital. Sejak ada pembuatan poster dengan cara digital maka pembuatan poster secara manual mengalami penurunan. Hal tersebut karena banyak rumah produksi 1 Nawawi, Bustal, “Tidak Mendesain Promosi Kelemahan Produser Film Nasional” Majalah Film no. 156/123/th.VIII, 27 Juni – 10 Mei 1992 2 Dikutip dari acara TVRI “Festival Film Indonesia” 14 Februari 2004 yang memilih membuat poster dengan cara digital karena secara kualitas pembuatan poster digital lebih bagus dan mengerjakannya juga sangat cepat.3 Dengan memahami bentuk yang ingin disampaikan, maka seorang komunikator akan dengan mudah mengendalikan target sasaran untuk masuk kedalam jaringan komunikasi visual yang ditawarkan oleh sang komunikator. Karena pada dasarnya, karya desain visual mengandung dua bentuk pesan sekaligus, yaitu pesan verbal dan pesan visual. Tetapi dalam konteks desain komunikasi visual, bahasa visual mempunyai kesempatan untuk merobek konsentrasi target sasaran, karena pesannya lebih cepat dan sangat mudah dipahami setiap orang. Manusia sebagai makhluk yang berbahasa, berkomunikasi melalui simbol-simbol, baik itu simbol verbal maupun simbol non verbal. Mengenai bahasa simbolik, menurut A.H Baker, yang dikutip oleh Alex Sobur dalam buku Analisis Teks Media menjelaskan beberapa ungkapan sebagai berikut: Pertama, manusia hanya sadar dalam bahasa, anganangan yang memakai fantasi dan konsep-konsep. Komunikasi simbolis mengandalkan kesadaran mendalam dan karena itu menuntut penyertaan bahasa. Kedua, bahasa simbolis menciptakan situasi yang simbolis juga. Artinya, penuh dengan tanda tanya atau hal-hal yang mesti diungkapkan maksud dan arti yang terkandung didalamnya. Ketiga, Bahasa simbolis terletak ditengah antara bahasa mistis dan alegoris seperti halnya pula berlaku dalam tindakan. 4 Jadi bisa dipahami bahwa komunikasi adalah proses pertukaran makna, yang diwujudkan melalui bahasa, warna, gambar, ekspesi wajah, gerak tubuh, dan lain sebagainya. Yang sifatnya konvensional, dipahami berdasarkan kesepakatan bersama di dalam budaya masyarakat dimana tanda-tanda itu berada. 3 http://www.tnol.co.id/id/uptodate/9126-pelukis-poster-film-dulu-diburu-kini-digeser.html 4 Alex Sobur, Op.cit, (Bandung:2004) Hal140-141 Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukan sesuatu yang lain, dan sifatnya konvensional. Menurut James P.Spardley yang dikutip Alex Sobur dalam buku Semiotika Komunikasi, mendefinisikan simbol sebagai: ”Objek atau peristiwa apapun yang menunjuk pada sesuatu”. 5 Pemaknaan tanda-tanda selalu berbedabeda, tergantung di latar budaya seperti apa, tanda itu berada. Oleh karena itu, tanda, simbol, makna adalah hal yang penting dalam sebuah poster film. Kata-kata tidak bermakna apa-apa, karena kita sebagai manusialah yang berperan aktif memaknai segala hal. Sangat penting memahami pemakaian tanda dan simbol agar terjadi kesesuaian makna dalam menyampaikan pesan. Penggunaan semiotika dalam penelitian desain komunikasi visual sendiri diesebabkan semakin kompleks dan luasnya perkembangan desain itu sendiri. Adapun salah satu bidang desain komunikasi visual yang memerlukan metode semiotika yang spesifik. Oleh karena perencanaan unsur-unsur visual dalam poster film daun diatas bantal pada tahun 1998 merupakan salah satu poster film yang erat kaitannya dengan tanda, simbol, dan makna. Maka untuk menganalisanya peneliti akan menggunakan analisis semiotika dengan pendekatan semiotika dari Charles Sanders Peirce. Karena titik tekan semiotika Pierce adalah pada semiotika visual. Dipilihnya poster film DAUN diatas BANTAL pada tahun 1998 dengan pertimbangan pada film tersebut banyak sekali disukai oleh masyarakat karena isi ceritanya yang menceritakan tentang kehidupan nyata anak jalanan dan telah mendapatkan penghargaan dari industri perfilman luar maupun dalam negeri. 5 Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. (Bandung:2003). Hal 154 1.2 Batas Ruang Lingkup Penelitian Pada skripsi ini akan dilakukan analisis terhadap gaya visual poster-poster film bioskop Indonesia dengan penjabaran sebagai berikut: 1. Objek penelitian adalah poster film bioskop Indonesia “DAUN DI ATAS BANTAL”. 2. Subjek materi dibatasi pada unsur-unsur visual pada poster film daun diatas bantal. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan terdahulu, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana Perencanaan Unsur-unsur Visual Dalam Poster Film Daun Diatas Bantal? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini : 1. Mengetahui makna dan tanda dari poster film daun diatas bantal 2. Menganalisa makna dan tanda pada poster film daun diatas bantal 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Akademis Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi kemajuan ilmu komunikasi khususnya yang mengkaji masalah pemaknaan tanda-tanda yang terdapat di dalam sebuah poster film. Dan dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian yang mengunakan metode analisis yang sama. 1.5.2 Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebuah acuan bagi siapa saja dalam memecahkan masalah pemaknaan dari simbol-simbol yang terdapat di dalam sebuah poster film.