ANALISIS PERBEDAAN IHSG PERUSAHAAN PERBANKAN

advertisement
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 11 (2013)
ANALISIS PERBEDAAN IHSG PERUSAHAAN PERBANKAN SEBELUM DAN
SESUDAH PELANTIKAN GUBERNUR DKI JAKARTA
Muhamad Faizal Muzammil
[email protected]
Rahayu
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the difference of composite index at banking companies before
and after the inauguration of Ir.H.Joko Widodo as the governor of Special Area of Capital Jakarta. The
objects of the research are banking companies groups which are listed in the Indonesia Stock Exchange
(IDX). The analysis technique in this research is hypothesis test with paired test to the difference of
composite index before and after the inauguration. The next stage is using z test.During 100 days
after the inauguration of Ir.H.Joko Widodo the average of composite index is higher than before the
inauguration. The result of paired sample t test shows that banking companies composite index before
and after the inauguration of Ir.H.Joko Widodo from 1-20 days period; 1-40 days period; 1-60 days
period; 1-80 days period; and 1-100 days period have significant difference. This result is indicated by
the acquisition of significant level of each period is below 5%.
Keywords:Composite Index, Inauguration, Difference, Before, and After
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan indeks harga saham gabungan pada
perusahaan perbankan sebelum dan sesudah pelantikan Ir.H.Joko Widodo sebagai gubernur
DKI Jakarta. Dalam penelitian ini obyek penelitian yang digunakan adalah kelompok
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik analisa yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji hipotesis dengan uji beda dua rata-rata
berpasangan terhadap perbedaan indeks harga saham gabungan sebelum dan sesudah
pelantikan. Selanjutnya dengan menggunakan uji z. Hasil penganalisaan 5 periode yang
telah dilakukan dengan menghitung rata-rata data indeks harga saham gabungan 100 hari
sebelum dan 100 hari sesudah pelantikan. Selama masa 100 hari setelah kepemimpinan
Ir.H.Joko Widodo memiliki rata-rata indeks harga saham gabungan lebih tinggi
dibandingkan masa 100 hari sebelum pelantikan. Sedangkan hasil yang di dapat dari uji
paired sample t test menunjukkan indeks harga saham gabungan perusahaan perbankan
sebelum dan sesudah pelantikan Ir.H.Joko Widodo dari periode 1-20 hari, 1-40 hari, 1-60
hari, 1-80 hari, dan 1-100 hari terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil ini diindikasikan
dengan perolehan tingkat signifikansi masing-masing periode tersebut masih dibawah 5 %.
Kata kunci : IHSG, Pelantikan, Perbedaan, Sebelum, dan Sesudah.
PENDAHULUAN
Pergantian pemerintahan di suatu wilayah sangat berpengaruh terhadap
perkembangan dalam wilayah tersebut. Salah satu perubahan yang terjadi dan masih marak
saat ini adalah dilantiknya Ir.H.Joko Widodo sebagai gubernur DKI Jakarta. Ir.H.Joko
Widodo sebagai gubenur DKI Jakarta saat ini hampir memperlihatkan kemajuan yang cukup
bagus baik dalam bidang keuangan maupun bidang politik. Untuk mengetahui beberapa hal
tentang kemajuan DKI Jakarta yang dipimpin oleh Ir.H.Joko Widodo maka harus
mengetahui informasi-informasi yang ada.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 11 (2013)
1
Informasi pada dasarnya merupakan salah satu unsur penting yang tidak dapat
terpisahkan dari aktivitas investor di pasar modal. Sebab dengan adanya informasi yang
relevan, investor dapat memiliki gambaran mengenai risiko dan expected return dari suatu
sekuritas dalam rangka menentukan keputusan serta strategi investasi untuk memperoleh
tingkat pengembalian yang maksimal.Berbagai peristiwa yang terjadi di sekitar pasar modal,
baik itu lingkungan ekonomi maupun non ekonomi, pada dasarnya juga mengandung
informasi, oleh karena itu tidak dapat dipisahkan dari pasar modal. Peristiwa-peristiwa
politik merupakan salah satu bagian dari lingkungan non ekonomi yang dapat berpengaruh
pada kondisi pasar modal, karena dinamika situasi politik pada dasarnya juga berkaitan
dengan stabilitas perekonomian suatu Negara. Lebih jauh dijelaskan bahwa dalam
lingkungan politik, berbagai peristiwa politik seperti pemilihan umum, pergantian kepala
negara, ataupun berbagai kerusuhan politik, cenderung akan mendapat respon dari pelaku
pasar. Hal itu dikarenakan peristiwa-peristiwa politik tersebut dapat berdampak positif
maupun negatif bagi kestabilan iklim kondusif yang di inginkan para investor untuk
melakukan transaksi di pasar modal.
Stabilitas politik yang diikuti dengan kestabilan kondisi ekonomi, akan membuat
para investor merasa aman untuk menginvestasikan dananya di pasar modal. Oleh karena
itulah, investor umumnya akan menaruh ekspektasi terhadap setiap peristiwa politik yang
terjadi dan ekspektasi mereka akan tercermin pada fluktuasi harga ataupun aktivitas volume
perdagangan saham di bursa efek.
Salah satu hal yang memiliki reaksi cukup tinggi dari pemegang saham dan menjadi
gerakan yang mendukung semakin baiknya pemerintahan yang di jalankan oleh Ir.H.Joko
widodo adalah IHSG (indeks harga saham gabungan). Dimana IHSG merupakan pergerakan
saham biasa dan saham preferen. Saham preferen memiliki gabungan saham biasa dan
obligasi. Sedangkan saham biasa adalah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan hanya
satu kelas saham saja. Dimana, hanya pemegang saham yang memilki hak untuk
mengeluarkan saham biasa.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah suatu rangkaian informal historis
mengenai pergerakan harga saham gabungan sampai pada tanggal tertentu. Para investor
sering menggunakan indeks harga saham gabungan (IHSG) sebagai patokan dalam
berinvestasi karena dengan IHSG investor dapat menentukan apakah saat yang tepat untuk
berinvestasi sudah tiba dan kapankah saat investasi dihentikan, kenaikan indeks harga
saham gabungan yang terus menerus menandakan bahwa pasar yang sedang bullish dan
IHSG yang menurun adalah indikator bahwa pasar sedang bearish.
Dari banyaknya perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Perusahaanperusahaan yang memiliki standart IHSG baik dan memiliki indek harga saham gabungan
selama 100 hari sebelum dan sesudah pelantikan Ir.H.Joko Widodo segai gubernur DKI
Jakarta adalah kelompok perusahaan perbankan. Karena perusahaan perbankan merupakan
perusahaan yang masuk dalam Indeks Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah Apakah ada perbedaan yang signifikan IHSG pada perusahaan
perbankan sebelum dan sesudah pelantikan Ir.H.Joko Widodo ?
Dan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan
yang signifikan IHSG pada perusahaan perbankan sebelum dan sesudah pelantikan
Ir.H.Joko Widodo.
TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS
Pasar Modal
Menurut Anoraga (2006) pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang
memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan financial assets (dan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 11 (2013)
2
hutang) pada saat yang sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan
menyesuaikan portofolio investasi.
Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang
diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dana guna
menunjang pembiayaan pembangunan. Kehadiran pasar modal sebagai salah satu
mobilisasi dana masyarakat, sangat berperan aktif dalam pengumpulan dana investasi.
Ada bermacam-macam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar
modal adalah sama. Berikut adalah pengertian atau definisi dari pasar modal:
a) Sunariyah (2003:4)
Pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna
memperdagangkan saham, obligasi dan jenis surat berharga dengan memakai jasa
perantara pedagang efek.
b) Husnan (2004:1)
Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal
sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan
swasta.
c) Sartono (2003:21)
Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka panjang
atau long-term financial assets.
Manfaat Pasar Modal
Pasar modal yang telah berkembang baik merupakan sarana investasi lain yang
dapat dimanfaatkan pemodal (investor). Investasi melalui pasar modal dapat dilakukan
dengan cara membeli instrument keuangan di pasar modal seperti saham, obligasi atau
surat berharga lainnya.
Menurut Sartono (2003), adapun manfaat pasar modal dapat ditinjau
dari segi
perusahaan (emiten), investor, lembaga penunjang dan Pemerintah. Berikut adalah
penjelasan dari pasar modal, yaitu:
a) Manfaat bagi perusahaan (emiten)
1.
Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar dan dapat sekaligus
diterima oleh emiten pada saat perdana.
2.
Tidak ada covenant sehingga manajemen dapat lebih bebas (mempunyai
kekuasaan) dalam mengelola dana yang diperoleh perusahaan.
3.
Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga dapat memperbaiki citra perusahaan
dan ketergantungan terhadap bank kecil dan jangka waktu penggunaan dana
tidak terbatas.
4.
Cash Flow hasil penjualan saham biasanya akan lebih besar dari pada harga
nominal perusahaan.
5.
Tidak ada beban financial yang tetap, profesionalisme manajemen meningkat.
b) Manfaat bagi pemodal (investor)
1.
Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi, peningkatan
tersebut akan tercermin pada meningkatnya harga saham yang menjadi capital
again.
2.
Sebagai pemegang saham investor memperoleh deviden, dan sebagai
pemegang obligasi memperoleh bunga setiap tahun.
3.
Bagi pemegang saham mempunyai hak suara dalam RUPS (Rapat Umum
Pemegang Saham) dan hak suara dalam RUPO bagi pemegang obligasi.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 11 (2013)
3
4.
5.
6.
Dapat dengan mudah mengganti instrument investasi.
Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrument untuk
memperkecil risiko secara keseluruhan dan memaksimalkan keuntungan.
Kehadiran pasar modal memperbaiki pilihan investasi, sehingga kepastian
akan return akan semakin besar.
c) Manfaat bagi lembaga penunjang
Berkembangnya pasar modal akan mendorong perkembangan lembaga
penunjang lebih professional dalam memberikan pelayanan sesuai dengan bidang
masing-masing dan munculnya lembaga penunjang baru sehingga semakin
bervariasi, likuiditas, efek semakin tinggi.
d) Manfaat bagi Pemerintah
e) Sebagai sumber pembiayaan BUMN sehingga tidak lagi tergantung pada subsidi dari
Pemerintah.
f) Manajemen badan usaha menjadi lebih baik, manajemen dituntun untuk lebih
professional
g) Meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, penghematan devisa bagi pembiayaan
pembangunan serta memperluas kesempatan kerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pasar modal
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu pasar modal (Husnan, 2004) antara
lain adalah:
1. Supply Sekuritas
Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas
di pasar modal. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah (1) apakah terdapat jumlah
perusahaan yang cukup banyak disuatu Negara yang memerlukan dana yang bisa
diinvestasikan dengan menguntungkan ? dan (2) apakah mereka bersedia memenuhi
persyaratan full disclosure (artinya mengungkapkan kondisi perusahaan) yang di
tuntut pasar modal?
2. Demand akan sekuritas
Faktor ini berarti bahwa terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana
yang cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang
ditawarkan. Calon pembeli sekuritas bisa berasal dari individu, perusahaan nonkeuangan, maupun lembaga-lembaga non keuangan.
3. Kondisi politik dan ekonomi
Faktor ini akhirnya akan mempengaruhi supply dan demand akan
sekuritas.Kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi
yang pada akhirnya akan mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas.
4. Masalah Hukum dan Peraturan
Pembeli sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi
yangdisediakan oleh perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Kebenaran
informasi menjadi sangat penting disamping kecepatan dan kelengkapan informasi.
Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar yang
menyesatkan menjadi mutlak diperlukan.
5. Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal dan
berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan secara efisien.
Kegiatan di pasar modal pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukanoleh
pemilik dana dan pihak yang memerlukan dana secara langsung (artinya tidak ada
perantara keuangan yang mengambil alih risiko investasi). Dengan demikian peran
informasi yang dapat diandalkan kebenarannya dan cepat tersedianya informasi
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 11 (2013)
4
menjadi penting agar transaksi dapat dilakukan secara efisien dan dapat diandalkan.
Oleh karena itu, diperlukan berbagai lembaga dan profesi yang menjamin
persyaratan-persyaratan tersebut dapat dipenuhi.
Lembaga-lembaga pendukung pada pasar modal :
1. BAPEPAM. Merupakan lembaga yang dibentuk pemerintah untuk mengawasi
pasar modal Indonesia.
2. Bursa Efek. Merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan perdagangan
sekuritas.
3. Akuntan Publik. Peran akuntan publik adalah memeriksa laporan keuangan dan
memberikan pendapat terhadap laporan keuangan.
4. Underwriter. Perusahaan yang akan menerbitkan sekuritas di bursa (perusahaan
tersebut disebut sebagai emiten) tentu ingin agar sekuritas yang dijualnya laku
semua, sehingga dana yang diperlukan bias diperoleh.
5. Wali Amanat. Jasa wali amanat diperlukan untuk penerbitan obligasi.
6. Notaris. Jasa notaris diperlukan untuk membuat berita acara Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) dan menyusun pernyataan keputusan-keputusan
RUPS.
7. Konsultan Hukum. Jasa konsultan diperlukan agar jangan sampai perusahaan
yang menerbitkan sekuritas di pasar modal ternyata terlibat persengketaan
hokum dengan pihak lain.
8. Lembaga Clearing. Perdagangan sekuritas tidak mungkin dilakukan dengan
melakukan perpindahan fisik sekuritas-sekuritas yang diperdagangkan.
Saham
Menurut Sunariyah (2003:20), saham adalah penyertaan modal suatu perseroan
terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten, pemilik saham merupakan pemilik sebagian
dari perusahaan tersebut.Sedangkan menurut Tandelilin (2001:18) menyatakan bahwa
saham merupakan suatu bukti kepemilikan atas asset-aset perusahaan yang menerbitkan
saham. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup popular diperjualbelikan di
pasar modal. Nilai pasar saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang
berlangsung di bursa efek. Apabila bursa efek telah tutup, maka harga pasar adalah harga
penutupannya (clossing price). Salah satu aspek yang menjadi bahan penilaian pemodalan
adalah kemampuan emiten dalam menghasilkan laba. Oleh karena itu, harga pasar selalu
berfluktuasi dari waktu ke waktu selama saham tersebut masih terdaftar pada pasar
sekunder.
Jenis-jenis saham
Saham merupakan bentuk surat berharga yang paling popular dan dikenal luas
masyarakat. Secara umum saham yang dikenal sehari-hari adalah saham biasa (common
stock). Jenis saham dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a.) Saham Biasa (Common Stock)
Saham Biasa adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa
tersebut mempunyai hak atas kepemilikan atas asset-aset perusahaan. Oleh karena itu
pemegang saham biasa mempunyai hak suara (voting right). Untuk memilih direktur
ataupun manajemen perusahaan dan ikut berperan dalam pengambilan keputusan
penting perusahaan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
b.) Saham Preferen (Preferen Stock)
Saham Preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi karakteristik gabungan
dari obligasi maupun saham biasa. Saham preferen memberikan pendapatan yang
tetap seperti halnya obligasi dan juga mendapatkan hak kepemilikan seperti pada
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 11 (2013)
5
saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapatkan hak terhadap pendapatan
pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran
kewajiban pemegang obligasi dan hutang. Perbedaannya dengan saham biasa adalah
bahwa saham preferen tidak memberikan hak suara kepada pemegangnya untuk
memilih direksi ataupun manajemen perusahaan, seperti layaknya saham biasa.
Menurut Jogiyanto (2004) bahwa pemegang saham mempunyai beberapa hak
diantaranya Hak Kontrol, Hak untuk menerima pembagian keuntungan, Hak Preemptive.
Harga pasar saham
Sunariyah (2003) harga saham diartikan sebagai harga saham (market value) yaitu harga
saham yang ditentukan oleh mekanisme modal. Harga saham hakikatnya merupakan
penerima besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan
dalam perusahaan. Nilai adalah pasar saham adalah harga suatu saham pada pasar yang
sedang berlangsung di bursa efek. Apabila bursa efek telah tutup, maka harga pasar adalah
harga penutupannya (closing price). Salah satu aspek yang menjadi bahan penilaian
pemodalan adalah kemampuan emiten dalam menghasilkan laba. Oleh karena itu, harga
pasar selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu selama saham tersebutmasih terdaftar pada
pasar sekunder. Harga saham dipasar sekunder bergerak sesuai dengan kekuatan
permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham tinggi rendahnya harga saham lebih
banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli atau penjual tentang kondisi internal dan
eksternal.
a. Kondisi ekonomi
Keadaan ekonomi yang lesu atau tidak bergairah akan menurunkan minat
investor pada saham.
b. Tingkat suku bunga
Bila suku bunga naik maka investor lebih suka menabung dari pada saham
karena tidak beresiko.
c. Tingkat inflasi
Apabila inflasi maka investor lebih suka menginvestasikan berupa saham,tetapi
apabila deflasi maka investor cenderung memegang uang tunai dari pada saham.
Analisis harga saham merupakan hal yang sangat mendasar yang dilakukan oleh pemegang
saham sebelum melakukan investasi suatu saham. Tanpa analisis saham maka pemodal
saham akan memperoleh kerugian yang besar. Harga saham dapat dikatakan sebagai
indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan,dimana kekuatan pasar ditunjukkan dengan
transaksi perdagangan saham perusahaan di pasar modal.
Indeks harga saham
Menurut Darmadji (2012 : 129) indeks harga saham adalah indikator yang
menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar,
artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar
sedang aktif atau lesu. Di pasar modal, sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Sebagai indikator tren pasar.
Sebagai indikator tingkat keuntungan.
Sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio.
Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif.
Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 11 (2013)
6
Para investor dapat memantau posisi indeks harga saham melalui beberapa cara,
antara lain :
1. Memantau pergerakan indeks harga saham melalui monitor yang terdapat di
kantor perusahaan efek.
2. Melihat indeks harga saham melalui website bursa atau fasilitas internet lainnya.
3. Melihat indeks harga saham diharian atau surat kabar
4. Memantau indeks harga saham melalui radio.
Dalam perhitungan indeks harga saham diperlukan waktu dasar dan waktu yang
berlaku. Harga dasar sering disebut dengan
dan harga yang berlaku sering disebut
dengan
. Harga dasar ditetapkan sebesar 100% secara sederhana. Rumus untuk
menghitung indeks harga saham adalah berikut ini :
x 100 %
Keterangan :
IHS
= indeks harga saham
Ht
= harga pada waktu yang berlaku
Ho
= harga pada waktu dasar
Pergerakan nilai indeks akan menunjukkan perubahan situasi pasar yang terjadi. Pasar
yang sedang baik atau terjadi transaksi yang aktif, ditunjukkan dengan indeks harga saham
yang mengalami kenaikan. Kondisi inilah yang biasanya menunjukkan keadaan yang
diinginkan. Keadaan stabil ditunjukkan dengan indeks harga saham yang tetap, sedangkan
pasar yang lesu ditunjukkan dengan indeks harga saham yang mengalami penurunan.
Karena waktu dasar merupakan komponen yang penting dalam penentuan indeks harga
saham, maka untuk menentukan waktu dasar harus dilakukan dengan benar karena akan
dipakai sebagai patokan. Waktu dasar dipilih pada saat situasi stabil.
Pada saat situasi tidak stabil, misalkan pada saat indeks harga tinggi, untuk penentuan
indeks harga selanjutnya hasilnya kurang valid. Karena akan menunjukkan bahwa indeks
harga cenderung terus menerus menurun. Sebaliknya, jika penentuan waktu dasar pada saat
pasar sedang lesu, indeks harga akan cenderung menunjukkan peningkatan. Indeks saham
individual sangat penting, khususnya bagi calon investor dalam penentuan jenis saham
yang akan dibelinya.
Indeks saham individual tidak akan berubah jika harga pasar saham tersebut tidak
berubah. Hal ini disebabkan karena harga dasar bersifat tetap.besarnya harga dasar ini akan
tetap, sepanjang tidak ada perubahan harga pasar akibat dari harga teoritis baru suatu
saham sebagai hasil perhitungan dari pengaruh aksi emiten seperti rights issue, stock split,
saham bonus, dividen saham, warrant redeption, dan sebagainya.
Jenis indeks harga saham
Menurut Anoraga (2006) Penentuan indeks harga saham, bisa dibedakan menjadi
dua, yaitu indeks harga saham individu dan indeks harga saham gabungan. Indeks harga
saham individu hanya menunjukkan perubahan dari suatu harga saham suatu perusahaan.
Indeks ini tidak bisa untuk mengukur harga dari suatu saham perusahaan tertentu, apakah
mengalami perubahan, kenaikan, atau penurunan. Atau bisa dikatakan bahwa individual
saham merupakan suatu nilai yang mempunyai fungsi untuk mengukur kinerja kerja suatu
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 11 (2013)
7
saham tertentu terhadap harga dasarnya. Sedangkan untuk indeks harga saham gabungan
(IHSG) akan menunjukkan pergerakan saham secara umum yang tercatat di bursa efek.
Indeks inilah yang paling banyak digunakan dan dipakai sebagai acuan tentang
perkembangan kegiatan di pasar modal. IHSG ini bisa untuk menilai situasi pasar secara
umum atau mengukur apakah harga saham mengalami kenaikan atau penurunann. Indeks
harga ini melibatkan seluruh harga saham yang tercatat di bursa efek.
Indeks harga saham gabungan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggambarkan suatu rangkaian informal
histories mengenai pergerakan harga saham gabungan sampai pada tanggal tertentu. Para
investor sering menggunakan IHSG sebagai patokan dalam berinvestasi karena dengan
IHSG investor dapat menentukan apakah saat yang tepat untuk berinvestasi sudah tiba dan
kapankah saat investasi dihentikan, kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang
terus-menerus menandakan bahwa pasar yang sedang bullish dan indeks harga saham
gabungan yang menurun adalah indicator bahwa pasar sedang bearish.
Istilah dari bearish yang sering dilambangkan dengan simbol beruang
menggambarkan suatu pasar yang sedang tidak aktif, lamban dan kondisi pasar secara
umum didominasi oleh para penjual. Sehingga mengakibatkan harga-harga saham
mengalami penurunan. Sedangkan istilah bullish merupakan kebalikan dari bearish, dan
sering dilambangkan dengan simbol banteng. Hal ini menggambarkan suatu situasi pasar
yang sedang aktif, bergerak cepat dan kondisi pasar yang secara umum didominasi oleh aksi
beli. Sehingga mengakibatkan harga-harga saham mengalami kenaikan. Rumus untuk
menghitung indeks harga saham gabungan (IHSG) :
∑
∑
x 100 %
Keterangan :
∑
= Total harga semua saham pada waktu yang berlaku
∑ Нₒ = Total harga semua saham pada waktu dasar
Dari angka indeks inilah kita bisa mengetahui apakah kondisi pasar sedang ramai, lesu,
atau dalam keadaan stabil. Angka IHSG menunjukkan di atas 100 berarti kondisi pasar
sedang ramai, sedangkan pada saat IHSG menunjukkan dibawah 100 berarti kondisi pasar
sedang lesu, IHSG menunjukkan nilai 100 berarti pasar dalam keadan stabil.
Kedua cara di atas dalam menentukan baik indeks harga saham individual maupun
indeks harga saham gabungan merupakan cara sederhana (tertimbang). Indeks tertimbang
merupakan indeks yang mempertimbangkan faktor-faktor yang akan mempengaruhi naik
turunnya angka indeks tersebut. Besar kecilnya bobot tergantung dari besarnya pengaruh
dari perubahan harga saham tersebut mempengaruhi keseluruhan harga saham yang ada.
Saham yang berperan besar dalam mempengaruhi pasar, akan diberi bobot besar.
Sedangkan untuk saham yang berperan kecil dalam mempengaruhi pasar akan diberi bobot
kecil.
Menurut Anoraga (2006 : 103) metode perhitungan angka indeks dengan menggunakan
timbangan (pembobotan) dikemukakan oleh Laspeyres dan Paasche. Kedua orang ini
menggunakan faktor timbangan yang berbeda. Laspeyres mendasarkan pada jumlah saham
pada waktu dasar, sedangkan Paasche menggunakan jumlah saham pada waktu yang
bersangkutan.
Pembobotan saham dipengaruhi oleh jumlah saham yang didaftarkan oleh perusahaan.
Semakin besar jumlah saham yang didaftarkan, semakin besar pula bobotnya. Biasanya
dengan besarnya jumlah saham yang didaftarkan, saham ini akan semakin likuid dalam
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 11 (2013)
8
perdagangan atau transaksi. Jumlah saham yang dipakai pada saat waktu dasar didasarkan
pada saat perusahaan melakukan go public atau melakukan emisi perdana.
Cara yang mendasarkan pembobotan pada waktu dasar ini ditemukan oleh Laspeyres.
Adapun untuk perhitungan menggunakan rumus berikut :
∑
ₒ
∑Нₒ ₒ
𝛫ₒ
x 100 %
= jumlah semua saham yang beredar pada waktu dasar.
Sedangkan untuk perhitungan angka indeks dengan menggunakan waktu berlaku
sebagai bobot dikemukakan oleh Paasche. Rumus yang digunakan adalah berikut :
∑
∑ Нₒ
𝛫t
x 100 %
= jumlah semua saham yang beredar pada waktu yang berlaku
Jika diperbandingkan, sebenarnya dilihat dari segi praktis, rumus yang dikemukakan
oleh Laspeyres lebih baik, karena bobot yang dipakai tidak berubah, tetapi secara teoritis
kurang baik. Karena yang berpengaruh terhadap harga sebenarnya adlaah jumlah saham
pada waktu yang bersangkutan. Sebaliknya, secara teoritis rumus Paasche sangat baik,
karena perubahan jumlah saham diperhitngkan pengaruhnya terhadap perubahan harga,
tetapi dari segi praktis, cukup sulit diterapkan.
Pedagangan indeks harga saham gabungan
IHSG memperdagangkan saham-saham biasa dan saham preferen di Bursa Efek
Indonesia (BEI). IHSG memiliki Hari Dasar perhitungan yaitu pada tanggal 10 Agustus 1982.
IHSG pada tanggal tersebut memiliki tetapan angka atau nilai saham pertama yaitu 100 dan
saham yang ikut didalamnya hanya 13 saham. IHSG memiliki beberapa komponen saham
atau biasa yang kita ketahui yaitu jenis-jenis saham yang diperdagangkan. IHSG mencakupi
beberapa saham kebutuhan kita sehari-hari hingga saham keuangan dan pertambangan.
Berikut jenis-jenis sektor saham yang terdapat pada IHSG :









Pertanian
Pertambangan
Industri Dasar dan Kimia
Aneka Industri
Industri Barang Konsumsi
Properti
Infrastruktur
Keuangan
Perdagangan
Pergerakan indeks harga saham gabungan
Pergerakan IHSG perhari dipengaruhi oleh nilai saham, entah nilai saham tersebut
naik atau turun tajam tetaplah berpengaruh pada IHSG. Tetapi berapapun besar kenaikan
saham tersebut mempengaruhi IHSG tetap bergantung juga pada bobot saham itu sendiri.
Saham-saham besar umumnya yang berpengaruh besar pada nilai IHSG. Pengaruh naik
turun saham tersebut pada nilai IHSG itulah yang disebut dengan motor penggerak IHSG.
IHSG menggunakan harga saham yang terdiri dari harga saham yang berada pada pasar
reguler. Harga tersebut didasarkan pada harga yang berlaku pada sistem lelang.
Perhitungan IHSG dilaksanakan setiap hari tepatnya pada akhir perdagangan atau pada
penutupan perdagangan. Kemungkinan di masa yang akan datang perhitungan IHSG dapat
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 11 (2013)
9
dilakukan dengan cepat yaitu beberapa kali dalam satu waktu dan mungkin bisa saja
perhitungan IHSG bisa dilakukan dalam waktu per menit.
Hal ini bisa saja terjadi jika saja sistem otomatisasi perdagangan IHSG berjalan
dengan baik dan dapat diimplementasikan secepatnya sehingga waktu penghitungan bisa
dilakukan berkali-kali.
Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai indeks harga saham gabungan telah banyak dilakukan oleh
beberapa peneliti dari berbagai pihak dengan tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda.
Salah satunya dilakukan oleh :
1. Lolo (2008) melakukan penelitian dengan judul “Analisis perbandingan kinerja
reksadana saham dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) dengan
menggunakan metode Raw Return, Sharpe, Treynor, Jensen, dan Sortino periode 20092011 “. Dalam penelitian ini melihat permasalahan perbedaan kinerja reksadana
dibandingkan kinerja pasar (IHSG) dengan pengukuran kinerja Raw Return, Sharpe,
Treynor, Jensen, dan sortino. Metode penelitian yang digunakan adalah metode one
sample t test dan one way ANOVA dengan menggunakan program statistic SPSS.
2. Puspitasari (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) dengan menggunakan regresi kernel “. Dalam penelitian ini hanya
menganalisis indeks harga saham gabungan dengan menggunakan metode
penelitian regresi kernel.
HIPOTESIS
Hipotesis adalah suatu proporsi, kondisi atau prinsip yang umtuk sementara waktu
dianggap benar dan kemungkinan tanpa keyakinan. Agar bisa ditarik suatu konsekuensi
yang logis dan dengan cara ini kemudian diadakan pengujian tentang kebenarannya dengan
mempergunakan data empiris hasil penelitian.
HA : Ada perbedaan yang signifikan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada
perusahaan perbankan sebelum dan sesudah pelantikan Ir.H.Joko Widodo
sebagai gubernur DKI Jakarta.
METODA PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian komparatif. Menurut Sugiyono (2012:11),
penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan, dimana
peneliti akan membandingkan IHSG sebelum dan sesudah terjadinya pelantikan Ir.H.Joko
Widodo. Tanggal 15 Oktober 2012.
Gambaran populasi penelitian
Obyek penelitian ini adalah Perusahaan Perbankan, Karena perusahaan perbankan
merupakan kelompok perusahaan yang memiliki indeks harga saham gabungan sebelum
dan sesudah pelantikan dari gubernur DKI Jakarta Ir.H.Joko Widodo. Dan terdaftar dalam
Bursa Efek Indonesia (BEI).
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan purposive
sampling. Menurut Sugiyono (2012:78) purposive sampling adalah teknik penarikan sampel
yang dilakukan untuk tujuan tertentu. Dalam penelitian ini untuk melihat perbedaan indeks
harga saham gabungan (IHSG), peneliti mengambil sampel berupa data harga saham agar
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 11 (2013)
10
dapat melihat perbedaan indeks harga saham gabungan pada perusahaan perbankan.
Adapun kriteria pengambilan sampel pada penelitian ini sebagai berikut:
Perusahaan perbankan yang terdaftar dalam bursa efek Indonesia (BEI).
Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data (Jenis dan Sumber Data)
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang
berasal dari Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) STIESIA dan media yang
dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (Dunia Investasi dan ICMD). Serta website
resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id dan sumber-sumber lain yang
mendukung penelitian ini.
Data yang diperlukan antara lain:
a.
Daftar nama perusahaan perbankan yang dijadikan sample.
b.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 100 hari sebelum pelantikan Ir.H.Joko
Widodo dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 100 hari sesudah
pelantikan Ir.H.Joko Widodo.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) STIESIA pada tahun pengamatan.
3. Teknik Pengumpulan Data.
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder yang diperlukan
dalam menyusun penelitian ini berasal dari lembaga atau instansi yang
terkait.Instansi yang menyediakan data tersebut adalah Pojok Bursa Efek
Indonesia(BEI) STIESIA. Data tersebut merupakan data Indeks Harga Saham
Gabungan 100 hari sebelum dan sesudah pelantikan Ir.H. Joko Widodo sebagai
gubernur DKI Jakarta.
Teknik Analisis Data
Analisis ini akan dilakukan uji hipotesis dengan Uji Beda Dua Rata-rata Berpasangan
terhadap perbedaan indeks harga saham gabungan sebelum dan sesudah pelantikan
Ir.H.Joko Widodo. Selanjutnya dengan menggunakan uji-z untuk mengetahui perbedaan
indeks harga saham sebelum dan sesudah .
Dalam uji hipotesis ini digunakan SPSS 12.0 dalam ANALYZE SPSS uji-z dapat
digantikan dengan uji t. Dengan lain, jika jumlah sampel cukup besar, untuk uji beda dua
rata-rata, uji satu, atau uji berpasangan, tetap saja menggunakan metode uji t; hasil yang bias
ditafsir sebagai perolehan uji z; seperti t hitung pada jumlah sampel akan sama dengan
angka z hitung. Untuk akurasi perhitungan z hitung pada setiap indeks harga saham
gabungan sebelum dan sesudah pelantikan Ir.H.Joko Widodo
1. Hipotesis
: Tidak ada perbedaan signifikan pada indeks harga saham
gabungan sebelum dan sesudah pelantikan Ir.H.Joko Widodo.
: Ada perbedaan signifikan pada indeks harga saham gabungan sebelum dan
sesudah pelantikan Ir.H.Joko Widodo.
2. Menentukan z tabel dengan tingkat signifikasi 5% (α=0,05)
z tabel = ⁄
: dk = (n-1)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 11 (2013)
11
3. Kriteria sebagai berikut :
Jika –z tabel < z hitung < z tabel, maka H0 diterima
Jika z tabel didapat dari daftar normal baku dengan peluang z tabel, maka H0
ditolak
4. Menentukan z hitung
X1  X 2
z=

1
1

n1 n2
Untuk observasi berpasangan pada uji-z. Jika Вı = 𝚇ı ­ yı, В₂ - y₂, …,
В𝗇 = 𝚇𝗇 - y𝗇, maka data Вı, В₂, …, В𝗇 menghasilkan rata-rata 𝙱 dan simpangan baku
Sв. Untuk pengujian hipotesis, menggunakan statistik:
t =
B
SB
n
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Hasil perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan perusahaan Perbankan 100 hari
setelah pelantikan pelantikan Ir. H. Joko Widodo memiliki rata-rata IHSG lebih tinggi
dibanding masa 100 hari sebelum pelantikan pelantikan Ir. H. Joko Widodo. Kondisi seperti
yang ditunjukkan pada tabel 1:
Tabel 1
Rata-Rata (Mean) IHSG
100 Hari Sebelum dan Setelah Pelantikan pelantikan Ir. H. Joko Widodo
Rata-rata IHSG
Periode Hari Ke
Sebelum Pelantikan
Setelah Pelantikan
1-20
538.560
551.326
21-40
529.815
553.844
41-60
520.464
554.868
61-80
498.537
592.283
81-100
482.491
638.716
Dari tabel 1 diatas memperlihatkan bahwa selama masa 100 hari setelah
kepemimpinan Ir. H. Joko Widodo memiliki rata-rata Indeks Harga saham Gabungan lebih
tinggi dibandingkan masa 100 hari sebelum pelantikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada grafik berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 11 (2013)
12
700,000
600,000
638,716
538,560
551,326
529,815
553,844
520,464
592,283
554,868
498,537
500,000
482,491
400,000
300,000
200,000
100,000
0
1-20
21-40
41-60
61-80
81-100
Sebelum Pelantikan
Setelah Pelantikan
Gambar 1
Tingkat Rata-rata IHSG Perbankan
Sebelum dan Setelah Pelantikan Ir. H. Joko Widodo
Dari grafik diatas terlihat rata-rata Indeks Harga Saham Gabungan perusahaan
perbankan setelah pelantikan Ir. H. Joko Widodo cenderung meningkat sedangkan kondisi
sebaliknya terlihat pada saat sebelum pelantikan, rata-rata Indeks Harga Saham Gabungan
terlihat menurun.
Terjadinya perbedaan nilai rata-rata Indeks Harga Saham Gabungan pada periode
pengamatan sebelum dan setelah peristiwa pelantikan Ir. H. Joko Widodo menunjukan
bahwa situasi dan kondisi sebelum dan setelah peristiwa pelantikan tersebut memiliki
kandungan informasi yang cukup untuk membuat pasar bereaksi. Indeks Harga Saham
Gabungan sebelum pelantikan yaitu 100 hari yang cenderung turun, menunjukkan para
investor melakukan profit tacking (mengambil keuntungan) dan beberapa investor beralasan
wait and see (menunggu) gebrakan Ir. H. Joko Widodo apakah menguntungkan mereka atau
merugikan mereka.
Analisis Empiris
Bursa saham bukan tidak hanya sekedar hitungan laporan keuangan dan teknikal
analisis yang bisa diprediksi dengan melihat gerak grafik yang terjadi. Situasi politik akan
sangat mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual
saham di Bursa, sekalipun kinerja perusahaan bagus atau secara tehnikal juga mendukung
apabila situasi politik dan keamanan tidak nyaman untuk investor maka mereka tidak akan
melakukan investasi, bahkan akan menghindarinya.
Pesta demokrasi pemilihan gubernur DKI Jakarta berlangsung melalui pemilu,
masyarakat Jakarta mempunyai hak untuk menetapkan gubernurnya yang akan ambil
bagian dalam menentukan keadaan kota Jakarta dimasa depan, setidaknya 5 tahun yang
akan datang. Demokrasi pasti ada perbedaan, jika perbedaan ini disikapi dengan arif dan
berpikir dewasa maka akan menjadi persatuan yang kokoh, dan siapapun pemenangnya
dalam pemilu akan mendapat dukungan untuk memajukan kota Jakarta. Namun sebaliknya
jika perbedaan yang ada disikapi dengan rasa emosional dan rasa permusuhan maka yang
dikhawatirkan akan tejadi ketidakstabilan negara, apalagi sampai terjadi kerusuhan antar
peserta pemilu yang melibatkan rakyat sampai ujungnya menghambat perkembangan
perekonomian.
Dalam hal ini, penulis cenderung untuk memilih kesimpulan yang menyatakan
bahwa peristiwa pelantikan Ir. H. Joko Widodo lebih mengarah kepada good news, karena
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 11 (2013)
13
para investor ramai-ramai melakukan profit tacking dan beberapa investor beralasan
menghindari situasi yang tidak menentu selama pemilu berlangsung, dan aksi beli saham /
permintaan (demand) juga dilakukan oleh para investor begitu bursa dibuka setelah libur
panjang, investor asing juga kembali masuk bursa.
Para pelaku pasar dapat menyimpulkan bahwa jika pemerintahan terdahulu yang
kembali memimpin negeri ini, arah kebijakan ekonomi ke depan sudah bisa di tebak. Hal
inilah yang menjadi penyebab meningkatnya rata-rata aktivitas indeks Harga Saham
Gabungan Perusahaan Perbankan pada periode pengamatan sebelum dan setelah peristiwa
pelantikan Ir. H. Joko Widodo. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa pelantikan Ir. H. Joko
Widodo dapat dianggap berita baik (good news) oleh para investor.
Analisis pengujian uji beda berpasangan
Untuk menguji apakah ada perbedaan Indeks Harga Saham Gabungan perusahaan
perbankan yang dijadikan sampel penelitian sebelum dan sesudah pelantikan Ir. H. Joko
Widodo maka digunakan uji t dua sampel berpasangan (Sample Paired Test) yaitu sebuah
sampel dengan subyek yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda.
Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut :
1. Jika -t table < t hitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak terdapat
perbedaan tingkat Indeks Harga Saham Gabungan perusahaan perbankan sebelum dan
sesudah pelantikan Ir. H. Joko Widodo
2. Jika t hitung < -t table atau thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti
terdapat perbedaan tingkat Indeks Harga Saham Gabungan perusahaan perbankan
sebelum dan sesudah pelantikan Ir. H. Joko Widodo
Dari hasil uji paired sample t testdiperoleh hasil analisa yang ditunjukkan pada tabel 2
berikut :
Tabel 2
Paired samples t test
Sebelum pelantikan 1-20
Setelah pelantikan 1-20
Sebelum pelantikan 1-40
Setelah pelantikan 1-40
Sebelum pelantikan 1-60
Setelah pelantikan 1-60
Sebelum pelantikan 1-80
Setelah pelantikan 1-80
Sebelum pelantikan 1-100
Setelah pelantikan 1-100
Mean
t
df
Sig
-12765,2
-7,692
19
,000
-18397,1
-11,021
39
,000
-23732,7
-11,909
59
,000
-44611,0
-8,218
79
,000
-66933,8
-10,630
99
,000
Dari hasil pengujian pada tabel 2 menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan
perusahaan perbankan sebelum dan sesudah pelantikan Ir. H. Joko Widodo dari periode 120 hari, 1-40 hari, 1-60 hari, 1-80 hari dan 1-100 hari terdapat perbedaan yang signifikan.
Hasil ini diindikasikan dengan perolehan tingkat signifikansi masing-masing periode
tersebut masih dibawah 5 %.
Hal ini mengindikasikan bahwa dengan adanya pelantikan Ir. H. Joko Widodo
mempengaruhi tingkat Indeks Harga Saham Gabungan Perusahaan Perbankan. Adanya
perbedaan yang semakin besar rata-rata Indeks harga saham gabungan selama 100 hari
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 11 (2013)
14
sebelum dan sesudah pelantikan Ir. H. Joko Widodo seperti yang terlihat periode 1-20 hari
sebesar Rp -12.765,2,- periode 1-40 hari sebesar Rp -18.397,1,- periode 1-60 hari sebesar Rp 23,732,7,- periode 1-80 harisebesar Rp -44.611,0 serta periode 100 hari sebesar Rp -66.933,8,diakibatkan oleh terjadinya peningkatan permintaan (demand), maka dapat diartikan bahwa
peristiwa pelantikan Ir H, Joko Widodo merupakan peristiwa yang ”positif“ (good news),
sehingga investor akan melakukan pembelian saham-saham perbankan dengan harapan
mereka akan mendapatkan abnormal return.
Sebaliknya, jika peningkatan volume perdagangan ini lebih banyak diakibatkan
oleh peningkatan penjualan (supply) saham, maka dapat disimpulkan bahwa pelaku pasar
atau investor mengartikan bahwa peristiwa tersebut sebagai “bad news“, sehingga investor
akan melakukan penjualan saham-sahamnya dikarenakan adanya kekhawatiran
ketidakpastian situasi di pasar modal.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan atas hasil penelitian dan pembahasan yang penulis kemukakan pada
bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian komparatif adalah suatu penelitian
yang bersifat membandingkan, dimana peneliti akan membandingkan IHSG sebelum
dan sesudah terjadinya pelantikan Ir.H.Joko Widodo. Tanggal 15 Oktober 2012.
2. Hasil pengujian sampel perpasangan menunjukkan terdapat perbedaan signifikan
pasangan Indeks Harga Saham Gabungan perusahaan perbankan sebelum dan sesudah
pelantikan Ir. H. Joko Widodo. Kondisi ini menunjukkan bahwa situasi dan kondisi
sebelum dan setelah peristiwa pelantikan tersebut memiliki kandungan informasi yang
cukup untuk membuat pasar bereaksi. Indeks Harga Saham Gabungan sebelum
pelantikan yaitu 100 hari yang cenderung turun, menunjukkan para investor melakukan
profit tacking (mengambil keuntungan) dan beberapa investor beralasan wait and see
(menunggu) gebrakan Ir. H. Joko Widodo apakah menguntungkan mereka atau
merugikan mereka.
Saran
1. Informasi yang terjadi di pasar modal tidak semua merupakan informasi yang berharga,
akibatnya para pelaku pasar modal harus secara tepat memilah dan menganalisis
informasi-informasi yang relevan untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan, sehingga diharapkan investor tidak terburu-buru untuk melakukan aksi jual
dan lebih bersikap rasional dalam pengambilan keputusan.
2. Hendaknya para pelaku pasar modal untuk lebih memiliki kepekaan terhadap berbagai
kegiatan atau peristiwa yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
berpengaruh terhadap harga saham. Para pelaku pasar juga dituntut untuk berhati-hati
dalam menimbang relevansi antara perisitwa dengan pergerakan harga saham di bursa.
Daftar Pustaka
Anoraga, P. 2006. Pengantar Pasar Modal. Edisi revisi. PT. Rineka Cipta.Jakarta.
Darmadji,T. 2012. Pasar Modal Indonesia. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Husnan, S. 2004.
YKPN.Yogyakarta.
Dasar-dasar
Teori
Portofolio
dan
Analisis
Sekuritas.
UPP
Jogiyanto. 2004. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kedua.BPFE.Yogyakarta.
AMP
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 11 (2013)
15
Jogiyanto. 2005. Metode Penelitian Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. BPFE.Yogyakarta.
Lolo, A. 2008. Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Saham dengan Indeks Harga Saham
Gabungan dengan Menggunakan Metode Raw Return, Sharpe, Treynor, Jensen, dan
Sortino periode 2009-2011. Skripsi. Program Akuntansi Universitas Gunadarma. Publikasi
http:www.google.com/jurnal ekonomi. Diakses tanggal 12 juni 2013.
Puspitasari, I. Analisis Indeks Harga Saham Gabnungan dengan Metode Regresi Kernel.
Publikasi http:www.google.com/jurnal ekonomi. Diakses tanggal 12 juni 2013.
Sartono, A. 2003. Manajemen Keuangan. Edisi Tiga. BPFE. Yogyakarta.
Siregar, S. 2005. Statistik Terapan Untuk Penelitian. Penerbit PT.Grasindo. Jakarta.
Sunarriyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. UPP AMP YKPN
Yogyakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi. Penerbit Alfabeta.
Bandung.
Swastika, L. Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Pemilihan Gubernur DKI
Jakarta. Publikasi http:www.google.com/jurnal ekonomi. Diakses tanggal 15 April 2013.
Tandelilin, E. 2001. Analisis investasi dan manajemen portofolio. Penerbit BPFE. Yogyakarta
Download