Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik (Event

advertisement
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.13 Tahun 2015)
Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik
(Event Study pada Peristiwa Pelantikan Joko Widodo Sebagai
Presiden Republik Indonesia Ke-7)
1
1
2
I Gede Bhakti Pratama, Ni Kadek Sinarwati, Nyoman Ari Surya Dharmawan
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail : [email protected], [email protected],
[email protected],
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis reaksi pasar modal Indonesia terhadap
peristiwa pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia ke-7 yang ditunjukkan dengan
adanya perubahan abnormal return. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Event Study untuk
menganalisis reaksi pasar dan uji beda t-test untuk menganalisis perbedaan abnormal return sebelum
dan sesudah periode. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham LQ45 dengan
menggunakan metode purposive sampling. Abnormal return digunakan untuk mengukur reaksi pasar.
Uji t dan uji beda t-test digunakan untuk menguji reaksi pasar sebelum dan sesudah peristiwa pelantikan
Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia ke-7.
Hasil penelitian menunjukan abnormal return pada periode peristiwa bervariasi namun tidak
signifikan secara statistik. Begitu pula hasil penelitian tentang perbedaan reaksi pasar sebelum dan
sesudah peristiwa pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia ke-7. Dengan kata lain
peristiwa pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia ke-7 tidak mengandung
kandungan informasi yang berarti bagi investor sehingga membuat pasar tidak bereaksi.
Kata kunci : Reaksi Pasar, Abnormal return, Pelantikan Presiden.
Abstract
The purpose of this research is to analyzed reaction of the Indonesian capital market to Joko
th
Widodo inauguration as Republic of Indonesia's 7 President events which indicated by a change in
abnormal return. This research used Event Study methods to analyze the market reaction and paired
sample t-test to analyze abnormal returns differences before and after the event. Sample used in this
research is LQ45 emiten by using purposive sampling method. Abnormal return is used to gauge market
reaction. Simple T test and paired t-test sampling was use to test market reaction before and after the
event.
The results showed abnormal return on the event period was varied but not statistically significant.
Similarly, differences market reaction before and after the event is not significant. In other words, Joko
Widodo inauguration events does not contain meaningful information to investors so as to make the
market did not react.
.
Keywords : Market Reaction, Abnormal Return, Presidential inauguration
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.13 Tahun 2015)
PENDAHULUAN
Pasar modal sebagai tempat jual-beli
saham merupakan salah satu tempat
berinvestasi bagi para investor. Pasar
modal memilki peran yang penting dalam
perekonomian negara. Sebab, pasar
modal merupakan salah satu fasilitas
untuk memindahkan dana dari pihak yang
kelebihan dana kepada pihak yang
membutuhkan
dana.
Dengan
menginvestasikan
dananya,
investor
berharap mendapatkan imbalan atas
pinjaman yang diberikan. Disisi lain pihak
yang
membutuhkan
dana
yaitu
perusahaan dapat melakukan investasi
tanpa harus menunggu dana dari hasil
operasi perusahaan. Timbal balik antara
investor dan perusahaan ini diharapkan
dapat membawa dampak positif bagi
keduanya.
Ada
banyak
faktor
yang
mempengaruhi keberhasilan pasar modal,
Husnan (2008:8-9) mengemukakan faktorfaktor tersebut antara lain (1) ketersediaan
sekuritas (2) permintaan akan sekuritas
(3) masalah hukum dan peraturan, (4)
keberadaan lembaga yang mengatur dan
mengawasi kegiatan pasar modal dan
berbagai lembaga yang memungkinkan
dilakukan transaksi secara efisien, (5)
kondisi politik dan ekonomi suatu negara.
Kondisi politik seperti pergantian
tonggak kekuasaan Presiden merupakan
salah
satu
faktor
yang
mungkin
mempengaruhi pasar modal.
Seperti kita ketahui pada tahun 2014
ini terjadi Pemilu Presiden pada tanggal 9
Juli 2014 dan telah ditetapkan oleh KPU
bahwa Joko Widodo menjadi Calon
Presiden terpilih untuk tahun 2014 – 2019.
Presiden terpilih ini akan dilantik pada
tanggal 20 Oktober 2014 sebagai
Presiden
Republik
Indonesia
menggantikan
Susilo
Bambang
Yudhoyono. Hal menarik dari sosok Joko
Widodo adalah calon Presiden terpilih
yang mempunyai rekam jejak prestasi
yang luar biasa. Beliau sebelumnya
menjabat sebagai Walikota Solo lalu
menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta
dan sekarang menjadi Presiden. Hal yang
tidak disangka adalah ketika partai PDI-P
menetapkan Joko Widodo sebagai Bakal
Calon Presiden pada tanggal 19 April
2014, Bursa saham menanggapi hal
tersebut secara positif dan media seperti
blomberg.co.id serta kompas menyebut
lonjakan tersebut dengan istilah Jokowi
Effect. Walaupun hal tersebut tidak
signifikan, namun kejadian tersebut
menjadi perbincangan hangat oleh para
ahli pasar modal. Oleh sebab itu peneliti
ingin mengetahui apakah Jokowi Effect
ini akan terulang kembali.
Berdasarkan fenomena tersebut
dapat dicermati bahwa pasar modal akan
bereaksi jika terjadi suatu peristiwa yang
mempengaruhi kondisi suatu Negara.
Event Study dapat digunakan untuk
menguji kandungan suatu informasi dari
suatu peristiwa. Jika peristiwa tersebut
mengandung
informasi,
maka
kemungkinan pasar akan bereaksi ketika
investor mendapat informasi tersebut.
Reaksi pasar ditunjukan dengan adanya
perubahan harga dari suatu sekuritas.
Salah satu cara mengukur reaksi pasar
yaitu dengan mengukur abnormal return
sekuritas tersebut. Jika peristiwa tersebut
mengandung informasi maka investor
akan mendapatkan abnormal return. Jika
peristiwa tersebut tidak mengandung
informasi maka tidak akan ada abnormal
return yang diperoleh investor (Jogiyanto
2009 ).
Dalam penelitian sebelumnya Neni
dan Harimawan (2004) meneliti tentang
pengumuman hasil Pemilu Presiden
Tahun
2004
terhadap
volume
perdagangan dan abnormal return. Hasil
yang diperoleh dari penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa peristiwa tersebut
berpengaruh
terhadap
volume
perdagangan namun tidak berdampak
terhadap abnormal return. Hasnawati &
Yuningsih
(2011)
meneliti
tentang
peristiwa Pemilu Presiden, pembentukan
& pengumuman Kabinet Gotong Royong II
terhadap abnormal return di BEI. Hasil
yang diperoleh mengemukakan bahwa
tidak terdapat abnormal return pada
peristiwa Pemilu Presiden dan terdapat
perbedaan
abnormal
return
pada
pembentukan dan pengumuman kebinet
gotong royong II. Hasil penelitian yang
pernah dilakukan mendapat kesimpulan
yang berbeda pada setiap peristiwa politik
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.13 Tahun 2015)
yang terjadi terhadap reaksi perdagangan
di pasar modal.
Ketidakkonsistenan hasil penelitian
tersebut
melatarbelakangi
perlunya
pengujian kembali apakah suatu peristiwa
politik akan berpengaruh terhadap reaksi
perdagangan di pasar modal Indonesia.
Dalam penelitian ini peneliti akan menguji
reaksi pasar modal terhadap peristiwa
pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden
Republik Indonesia ke-7.
Seperti yang kita ketahui bahwa
Joko Widodo telah ditetapkan sebagai
Presiden Indonesia. Beliau dilantik pada
tanggal 20 Oktober 2014 sebagai
Presiden RI yang ke-7. Pergantian
kepemimpinan merupakan salah satu
momen politik yang sangat penting.
Pemimpin suatu negara bisa menjadi
prediksi kearah mana bangsa tersebut
akan dibawa. Kredibilitas Joko Widodo
sebagai Walikota Solo dan Gubernur
Jakarta membawa kabar baik (good news)
bagi investor. Peristiwa politik yang besar
biasanya akan membawa dampak ke
semua bidang termasuk pada pasar modal
di
Indonesia.Menurut
Jogiyanto
(2009:125)
kebijakan
politik
dapat
merupakan salah satu faktor eksternal
yang mempengaruhi pasar modal di
Indonesia. Maka dari itu peneliti ingin
menguji apakah peristiwa pelantikan
Presiden ini berpengaruh terhadap pasar
modal di Indonesia.
Jogiyanto(2010:351)
mengemukakan para pelaku pasar modal akan
mengevaluasi setiap pengumuman yang
diterbitkan oleh emiten ataupun kebijakan
pemerintah, sehingga hal tersebut akan
menyebabkan beberapa perubahan pada
transaksi perdagangan saham, misalnya
dengan adanya perubahan pada volume
perdagangan saham, perubahan pada
harga saham, bid/ask spread, proporsi
kepemilikan, dan lain-lain. Hal ini
mengindikasikan bahwa pengumuman
yang masuk ke pasar memiliki kandungan
informasi, sehingga direaksi oleh para
pelaku
di
pasar
modal.
Suatu
pengumuman
memiliki
kandungan
informasi jika pada saat transaksi
perdagangan terjadi, terdapat perubahan
terutama perubahan harga saham.
Peristiwa pelantikan Joko Widodo
sebagai Presiden Republik Indonesia ke-7
merupakan faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi harga saham yaitu,
peraturan regulator dari pemerintah yang
hanya berdampak pada harga dan volume
sekuritas perusahaan tertentu yang
terkena regulasi tersebut. Jika peristiwa
tersebut mengandung informasi yang
relevan maka diharapkan pasar akan
bereaksi yang di tunjukkan dengan
adanya
perubahan
harga
saham.
Kecepatan reaksi harga saham terhadap
suatu peristiwa menggambarkan tingkat
efesiensi suatu pasar. Semakin efisien
suatu pasar maka semakin cepat
informasi yang terefleksi dalam harga
saham (Jogiyanto, 2010: 411).
Studi yang mempelajari reaksi pasar
terhadap
suatu
peristiwa
yang
informasinya dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman disebut event study. Event
Study dapat digunakan untuk menguji
kandungan informasi (information content)
dari suatu pengumuman dan dapat juga di
gunakan untuk menguji efisiensi pasar
bentuk
setengah
kuat
(Jogiyanto,
2010:410).
Pengujian kandungan informasi dan
pengujian efisiensi pasar bentuk setengah
kuat merupakan dua pengujian yang
berbeda. Pengujian kandungan informasi
dimaksudkan untuk melihat reaksi dari
suatu pengumuman. Jika pengumuman
mengandung
informasi
(information
content), maka diharapkan pasar akan
bereaksi pada waktu pengumuman
tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar
ditunjukkan dengan adanya perubahan
harga dari sekuritas bersangkutan.
Pengujian
kandungan informasi
hanya menguji reaksi pasar, tetapi tidak
menguji seberapa cepat pasar itu
bereaksi, jika pengujian melibatkan
kecepatan reaksi dari pasar untuk
menyerap informasi yang diumumkan,
maka pengujian ini merupakan pengujian
efisiensi
pasar
secara
informasi
(informational market) bentuk setengah
kuat. Pasar dikatakan efisien bentuk
setengah kuat jika tidak ada investor yang
mamperoleh
abnormal
return
dari
informasi yang diumumkan atau jika
memang ada abnormal return, maka pasar
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.13 Tahun 2015)
harus bereaksi dengan cepat (quickly)
untuk menyerap abnormal return untuk
menuju harga keseimbangan yang baru.
Jika investor menyerap abnormal return
dengan lambat, maka pasar dikatakan
tidak efisien bentuk setengah kuat secara
informasi.
Abnormal
return
merupakan
indikator yang digunakan untuk mengukur
reaksi pasar akibat terjadi suatu peristiwa
tertentu. Abnormal return
merupakan
kelebihan dari return sesungguhnya yang
dihasilkan dari suatu investasi atas return
yang
diharapkan
(diekspektasikan).
Return normal merupakan return yang
terjadi pada saat situasi normal dan tidak
terjadi suatu peristiwa tertentu. Bila suatu
peristiwa
tertentu
yang
terjadi
mengandung suatu informasi baik (good
news) akan berdampak terhadap kenaikan
abnormal return, dan akan berdampak
penurunan abnormal return bila informasi
tersebut dianggap buruk (bad news).
Untuk mengukur Abnormal return
pada
umumnya
dilakukan
melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut: 1)
menentukan tanggal suatu peristiwa
dipublikasikan; 2) membuat ekspektasi
return pada situasi normal tanpa peristiwa
tertentu ada; 3) mengukur abnormal return
dengan membandingkan ekspektasi return
dalam situasi tanpa suatu peristiwa
dengan return yang sesungguhnya; 4)
menghitung kumulatif abnormal return
(CAR); 5) melakukan pengujian statistik
untuk
melihat
signifikansinya
atas
abnormal return yang dihasilkan. Rumus
untuk menghitung abnormal return :
RTNi,t = R i,t − E(R i,t )
(1)
Keterangan :
RTNit = abnormal return saham I pada
saat t.
Rit
= return saham I pada saat t.
E(Rit) = expected return saham I pada
saat t.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian event study. Menurut
Jogiyanto (2009:318), studi peristiwa
(event study) merupakan study yang
mempelajari reaksi pasar terhadap suatu
peristiwa (event) yang informasinya
dipublikasikan
sebagai
suatu
pengumuman. Pengertian yang lain
mengenai event study menurut Peterson
dalam
Suryawijaya
(1998)
adalah
pengamatan mengenai harga saham di
pasar modal untuk mengetahui apakah
ada abnormal return yang diperoleh
pemegang saham akibat adanya suatu
peristiwa tertentu.
Peristiwa yang diuji pada penelitian
ini adalah peristiwa pelantikan Joko
Widodo sebagai Presiden Republik
Indonesia ke-7. Informasi dari peristiwa
pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden
Republik Indonesia ke-7 akan diuji
pengaruhnya terhadap reaksi pasar modal
yang diproyeksikan terhadap ada tidaknya
abnormal return yang terjadi pada periode
pengamatan.
H1: Terdapat Abnormal Return yang
signifikan pada Peristiwa Pelantikan Joko
Widodo Sebagai Presiden RI ke-7
Serta menganalisis apakah ada
perbedaan abnormal return yang terjadi
sebelum dan setelah peristiwa pelantikan
Joko Widodo sebagai Presiden Republik
Indonesia ke-7.
H2: Terdapat perbedaan Abnormal
Return yang signifikan sebelum dan
sesudah Peristiwa Pelantikan Joko
Widodo Sebagai Presiden RI ke-7
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua perusahaan yang terdaftar
di bursa efek Indonesia pada tahun 2014.
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian
ini
diambil
dengan
menggunakan
metode
purposive
sampling. Metode purposive sampling
adalah pemilihan sampel secara tidak
acak yang informasinya diperoleh dengan
menggunakan pertimbangan tertentu,
yang pada umumnya disesuaikan dengan
tujuan atau masalah penelitian (Sugiyono
2012:131).
Kriteria untuk menentukan sampel
adalah Emiten yang sahamnya masuk
dalam kategori LQ45 di bursa Efek
Indonesia pada periode pengamatan yaitu
perusahan yang masuk kategori LQ45
periode Agustus 2014 – Januari 2015.
Periode jendela (window period)
dalam penelitian ini diambil selama 100
hari bursa yaitu dimulai dari tanggal 26
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.13 Tahun 2015)
Mei 2014 yaitu t-104 sampai tanggal 24
Oktober 2014 yaitu t+4 setelah pelantikan
Presiden terpilih. Periode Pengamatan
terhadap peristiwa (Event Period) dimulai
pada t-4 dari tanggal pelantikan Presiden
sampai dengan t+4 setelah pelantikan
Presiden
terpilih
berlangsung.
Pengambilan periode ini dilakukan untuk
menghindari confounding effect dari
adanya peristiwa lain, seperti right issue,
warrant, additional shotres, pengumuman
dividen, saham bonus, merger dan lainlain, Penggunaan periode pengamatan
mengacu pada metode yang digunakan
oleh Suryawijaya dan Setiawan (1998).
Gambar 1. Periode pengamatan.
(Sumber Jogiyanto (2010).
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
berupa data harga saham emiten yang
menjadi sampel penelitian pada periode
pengamatan.
Sumber
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder, yaitu data berupa dokumen dan
informasi berupa hubungan dengan objek
penelitian yang diterbitkan oleh pihak lain
dalam hal ini pihak Bursa Efek Indonesia
yaitu data harga saham harian yang bisa
diakses melalui situs resmi Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id) dan website
yahoo finance (Finance.yahoo.com)
Langkah-langkah analisis data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan sampel penelitian.
Mengidentifikasikan perusahaan yang
termasuk dalam kelompok LQ 45 pada
peristiwa Pelantikan Joko Widodo
sebagai Presiden Republik Indonesia
Ke-7.
2. Menentukan waktu penelitian.
Pengamatan peristiwa menggunakan
periode penelitian selama 109 hari
bursa yang dibagi ke dalam dua
periode waktu yaitu : 100 hari periode
estimasi dan 9 hari periode peristiwa.
3. Mencatat harga saham harian yang
masuk ke dalam kategori LQ45 pada
waktu periode estimasi dan periode
peristiwa.
4. Mencatat Indeks Harga Saham
Gabungan periode estimasi dan
periode peristiwa.
5. Menghitung actual return selama
periode estimasi dan periode peristiwa.
𝑅𝑖 =
𝑃𝑡 −𝑃𝑡−1
𝑃𝑡−1
(2)
Keterangan
:
Ri = return saham individual
sesungguhnya.
Pt = harga saham individual pada
saat t.
Pt-1 = harga saham individual pda saat
t-1.
6. Menghitung return pasar ( market
return) harian.
Market
return
adalah
tingkat
keuntungan seluruh saham yang
terdaftar di pasar modal. Market return
diwakili oleh Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). IHSG menunjukan
indeks harga saham yang terdaftar di
pasar
modal
yang
dapat
diformulasikan sebagai berikut
R mt =
IHSG t −IHSG t−1
IHSG t−1
(3)
Keterangan :
Rmt = return psar pada saat t.
IHSGt = Indeks Harga Saham
Gabungan pada saat t.
IHSGt-1= Indeks Harga Saham
Gabungan pada saat t-1.
7. Menghitung expected return pada
periode peristiwa.
E R i = αi + βi E(R m )
(4)
Keterangan :
E(Ri) = return ekspektasi
α
= nilai ekspektasi dari return
sekuritas yang independen
terhadap return pasar.
β
= koefisien slope yang
merupakan beta dari
sekuritas ke-i.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.13 Tahun 2015)
E(Rm) = return pasar dari indeks
pasar selama periode
Peristiwa.
estimasi.
b. Menghitung nilai return tidak normal
standarisasi
Koefisien alpha dan beta diperoleh
dari perhitungan persamaan regresi
secara time series dari return saham
harian dengan return pasar. Dengan
variabel dependen dalam persamaan
tersebut adalah return saham harian
dan variabel independenya adalah
return pasar.
8. Menghitung abnormal return setiap
saham selama periode peristiwa.
RTNi,t = R i,t − E(R i,t )
(5)
Keterangan :
RTNit = abnormal return saham I pada
saat t.
Rit = return saham I pada saat t.
E(Rit) = expected return saham I pada
saat t.
9. Menghitung rata-rata return tidak
normal seluruh saham harian ke-t.
RRTNnt =
n
i=t RTN it
(6)
n
RTNSit =
t = RTNSi =
− R i )2
T1 − 2
(7)
Keterangan :
KSEi = Standar deviasi untuk
sekuritas ke-i
Rij = Return sekuritas ke-I pda hari
ke-j selama periode estimasi
Ri = Rata-rata return sekuritas I
pada periode estimasi.
T1 = Jumlah hari pada periode
(8)
RTNS it
k
(9)
keterangan :
t
= t hitung untuk masingmasing hari pada periode
peristiwa.
RTNSi = abnormal return portofolio
pada periode peristiwa
RTNSit = abnormal return sekuritas
pada periode peristiwa.
k
= Jumlah sampel.
Hipotesis 1
Pengujian Statistik terhadap return
tidak normal untuk melihat signifikansi
return tidak normal yang ada di periode
peristiwa, dengan langkah –langkah
sebagai berikut :
a. Menghitung nilai deviasi standart
t2
j=ti ( R ij
KSE i
Keterangan :
RTNSit = return tidak normal
standarisasi sekuritas i
pada t.
RTNit = return tidak normal
standarisasi pada periode
persitiwa.
KSEi = Standar deviasi untuk
sekuritaske-i.
c. Merumuskan formula untuk pengujian
statistik
Ho : ARt = 0 , Abnormal return di
sekitar peristiwa secara signifikan
tidak berbeda dengan nol.
H1 : ARt ≠ 0 , Abnormal return di
sekitar peristiwa secara signifikan
berbeda dengan nol.
d. Menentukan tingkat signifikansi.
Penelitian ini menggunakan taraf
nyata sebesar 5% dengan derajat
kebebasan n-1.
e. Hitung nilai t hitung
Keterangan :
RRTNnt = rata-rata return tidak normal
seluruh saham saat t.
RTNit = return saham I pada saat t.
n
= Jumlah saham yang diteliti.
KSEi =
RTN it
f.
Mengambil keputusan
Membandingkan nilai thitung dengan
ttabel untuk mengambil keputusan
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Apabila thitung terletak diantara +t
a/2; (n-1) dan –t a/2; (n1) maka
Ho diterima.
2. Apabila thitung lebih kecil dari –t
a/2; (n-1) atau thitung lebih besar
dari +t a/2;( n-1) maka Ho ditolak.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.13 Tahun 2015)
g. Menarik kesimpulan
Jika Ho ditolak. Maka dapat ditarik
kesimpulan
bahwa
ditemukan
abnormal return yang signifikan di
sekitar peristiwa pelantikan Presiden.
Jika Ho diterima, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa tidak ditemukan
abnormal return yang signifikan di
sekitar peristiwa pelantikan Presiden.
Keterangan :
KSPsebelum = Standar deviasi
untuk sekuritas ke-i
Rij
= Return sekuritas ke-I
selama periode peristiwa
Ri
= Rata-rata return
sekuritas I pada periode
Peristiwa.
T1
= Jumlah hari pada periode
peristiwa.
Hipotesis 2
Langkah-langkah yang dilakukan
untuk pengujian Hipotesis 2
a. Menghitung Rata Rata Return
Tidak Normal pada Periode
Sebelum dan Sesudah Peristiwa
RRTNsebelum =
n
i=t RTNSebelum
KSPsesudah =
n
T1
(11)
n
b. Menghitung Nilai Standar deviasi
pada
periode
Sebelum
dan
Sesudah hari Peristiwa
t2
j=ti ( R ij
Rij
Ri
Keterangan :
RRTNnt = rata-rata return tidak
normal Saham sesudah
Periode Peristiwa.
RTNsebelum = return saham I
pada hari sesudah
peristiwa.
n
= Jumlah saham yang
diteliti.
KSPsebelum =
− R i )2
T1 − 2
= Standar deviasi
untuk sekuritas ke-i
= Return sekuritas ke-I
selama periode peristiwa
= Rata-rata return
sekuritas I pada periode
Peristiwa.
= Jumlah hari pada periode
peristiwa.
KSPsesudah
(10)
n
i=t RTNsesudah
T1−2
Keterangan :
Keterangan :
RRTNnt = rata-rata return tidak
normal Saham Sebelum
Periode Peristiwa.
RTNsebelum = return saham I
pada hari sebelum
peristiwa.
n
= Jumlah saham yang
diteliti
RRTNsesudah =
t2
2
j=ti ( R ij −R i )
(12)
c. Merumuskan formula untuk
pengujian statistik
Ho : ARt = 0 , Rata Rata Abnormal
return di sekitar periode peristiwa
tidak berbeda secara signifikan .
H1 : ARt ≠ 0 , Rata Rata Abnormal
return di sekitar peristiwa berbeda
secara signifikan.
d. Menentukan tingkat signifikansi.
Penelitian ini menggunakan taraf
nyata sebesar 5% dengan derajat
kebebasan n-1.
e. Melakukan uji Beda t-Test dengan
menggunakan Microsoft Excel
Data Analysis Tools.
f. Mengambil keputusan.
Membandingkan nilai sig. thitung
dengan sig. untuk mengambil
keputusan. Dengan kriteria :
1. Jika nilai sig. thitung > 0.05 maka
Ho diterima.
2. Jika nilai sig. thitung < 0.05 maka
Ho ditolak.
g. Menarik kesimpulan
Jika Ho ditolak. Maka dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa
ditemukan
adanya
perbedaan
abnormal return yang signifikan,
(12)
sebelum dan sesudah peristiwa
pelantikan Presiden.
Jika Ho diterima, Maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa
tidak ditemukan adanya perbedaan
abnormal return yang signifikan,
sebelum dan sesudah peristiwa
pelantikan Presiden.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Pengujian Hipotesis 1 terhadap ada
tidaknya reaksi pasar modal akibat
peristiwa pelantikan Joko Widodo sebagai
Presiden Indonesia ke-7 dapat dilakukan
dengan mengamati pergerakan rata-rata
abnormal return pada periode peristiwa.
Pergerakan abnormal return yang
terjadi selama periode peristiwa memiliki
dua arah, yaitu positif dan negatif. Grafik
pada gambar
2, menunjukan adanya
pergerakan
abnormal
return
yang
bervariasi saat terjadi peristiwa pelantikan
Joko Widodo sebagai Presiden Indonesia
ke-7. Dari grafik tersebut dapat dilihat
bahwa pada t-1 ditemukan adanya
Abnormal return positif paling tinggi
selama periode peristiwa, sedangkan
pada t-3 ditemukan adanya abnormal
return paling rendah pada periode
peristiwa dan pada hari ke t atau saat
pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden
Indonesia ke-7 didapatkan abnormal
return yang negatif. Tetapi jika ditinjau
berdasarkan hasil pengujian signifikansi
abnormal return pada tabel 1 dtitemukan
bahwa perubahan abnormal return
RRTN
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.13 Tahun 2015)
0.01
0.008
0.006
0.004
0.002
0
-0.002
-0.004
-0.006
t-4 t-3 t-2 t-1 0 t+1t+2 t+3 t+4
Hari ke
Gambar 2 : Pergerakan rata-rata abnormal
return. (Sumber : data penelitian diolah 2015)
tersebut tidak signifikan atau dengan kata
lain pasar modal tidak bereaksi terhadap
peristiwa pelantikan Joko Widodo sebagai
Presiden Indonesia ke-7. Hal tersebut
berarti peristiwa pelantikan Joko Widodo
sebagai Presiden Indonesia ke-7 tidak
memiliki kandungan informasi yang
signifikan sehingga para investor tidak
bereaksi berlebihan sehingga abnormal
return pada periode peristiwa pelantikan
Joko Widodo sebagai Presiden Indonesia
ke-7 tidak signifikan.Para investor tidak
menganggap peristiwa pelantikan Joko
Widodo sebagai Presiden Indonesia ke-7
sebagai suatu peristiwa politik yang akan
mempengaruhi harga saham dan indeks
harga saham di bursa sehingga investor
masih melakukan tindakan wait and see di
bursa. Tindakan ini dilakukan karena para
investor tidak mau mengambil resiko
dengan
terlalu
cepat
mengambil
keputusan dari suatu informasi eksternal
Tabel 1. Hasil uji t dan t-hitung return tidak normal selama periode peristiwa
Hari
t-4
RRTNt
0.002153
t hitung
0.02114
Kesimpulan
Ho Diterima
t-3
-0.0043
-0.0192
Ho Diterima
t-2
0.006433
0.03354
Ho Diterima
t-1
0.008786
0.07784
Ho Diterima
0
-0.00229
-0.0178
Ho Diterima
t+1
0.002329
0.00823
Ho Diterima
t+2
0.004239
0.02908
Ho Diterima
t+3
0.000759
0.00273
Ho Diterima
t+4
-0.00182
-0.0117
Ho Diterima
(Sumber : data penelitian diolah 2015)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.13 Tahun 2015)
Tabel 2. Hasil Uji Beda T-test Berpasangan
Sebelum
0.003269
3.3E-05
4
-0.95836
0
3
0.459701
0.338499
2.353363
0.676998
3.182446
Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean Difference
Df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail
Sesudah
0.001377
6.56E-06
4
(Sumber : hasil output Ms Excel Data Analysis tools)
yang di dapat. Kehati-hatian investor inilah
yang menyebabkan pasar tidak bereaksi
secara signifikan karena investor tidak
ingin mendapat kerugian dari keputusan
investasi yang dilakukannya.
Hasil penelitian ini selaras dengan
hasil penelitian Alim (2002) yang menguji
reaksi pasar pada peristiwa pelantikan
Presiden Megawati Soekarnoputri yaitu
tidak menemukan adanya reaksi pasar
yang signifikan pada peristiwa tersebut.
Dari kedua hasil penelitian tersebut
peneliti yakin bahwasannya peristiwa
pelantikan presiden bukan merupakan
peristiwa yang memiliki kandungan
informasi yang penting bagi investor.
Berbeda dengan hasil penelitian
sebelumnya yang melakukan event study
dengan menggunakan peristiwa politik lain
seperti pemilihan umum dan pelantikan
kabinet yang dilakukan Rizal (2005). Hasil
dari event study
ini mendapatkan
abnormal return yang signifikan. Dari hal
tersebut peneliti mengemukakan teori
bahwa pasar modal di Indonesia tidak
bereaksi terhadap semua peristiwa politik
yang terjadi. Sehingga pasar akan
bereaksi terhadap peristiwa tertentu saja
dan oleh sebab itu event study dapat
dilakukan
untuk
menguji
peristiwa
yangakan direspon oleh pasar modal di
Indonesia.
Sedangkan pengujian hipotesis 2
yang menguji perbedaan abnormal return
sebelum dan sesudah peristiwa pelantikan
Joko Widodo sebagai Presiden Indonesia
ke-7 menunjukan hasil yang sama. Pada
tabel 2 dapat dilihat nilai sig t-hitung
sebesar 0,676998 lebih besar dari 0,05
yang berarti Ho diterima sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan sebelum dan
sesudah peristiwa pelantikan Joko Widodo
sebagai Presiden Indonesia ke-7. Hal ini
berarti tidak terdapat perbedaan reaksi
investor pada hari sebelum dan sesudah
peristiwa pelantikan Joko Widodo sebagai
Presiden Indonesia ke-7. Investor tetap
melakukan langkah wait and see di bursa.
Tidak ada perbedaan cara bertransaksi
saham sebelum dan sesudah peristiwa
pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden
Indonesia ke-7 sehingga abnormal return
yang didapatkan tidak signifikan.
Abnormal return
yang tidak
signifikan pada hari sebelum dan sesudah
peristiwa politik juga diperoleh pada
penelitian Alim (2002). Alim juga
mendapatkan hasil abnormal return yang
tidak signifikan pada peristiwa pelantikan
Megawati
Soekarno
Putri
sebagai
Presiden
Republik
Indonesia
ke-5.
Keselarasan
hasil
penelitian
ini
mengandung makna bahwa pada hari
sebelum
dan
sesudah
pelantikan
presiden, investor tetap memiliki cara yang
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.13 Tahun 2015)
sama saat bertransaksi saham yang
dimilikinya sehingga tidak diperoleh hasil
yang berbeda secara signifikan.
Hasil penelitian Aseptin (2011) yang
menguji reaksi pasar pada peristiwa
mundurnya Sri Mulyani sebagai Menteri
Keuangan memiliki hasil yang berbeda.
Dlam penelitiannya Aseptin menemukan
perbedaan yang signifikan sebelum dan
sesudah periode peristiwa. Hasil penelitian
ini berbeda dengan event study yang
peneliti lakukan karena tidak semua
peristiwa politik akan bereaksi sama pada
hari sebelum dan sesudah peristiwa
tersebut terjadi. Sehingga penelitian untuk
menguji perbedaan rata-rata abnormal
return sebelum dan sesudah suatu
peristiwa politik perlu dilakukan kembali
karena tidak semua peristiwa politik akan
membuat pasar modal di Indonesia
bereaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Alim, Elizabeth dkk. 2002. “Reaksi Pasar
Modal
Indonesia
Terhadap
Peristiwa Politik Dalam Negeri
(Event Study:Peristiwa Pelantikan
Megawati Soekarnoputri sebagai
Presiden RI ke-5)”. Skripsi (tidak
diterbitkan). Universitas Kristen
Petra.
KESIMPULAN
Berdasarkan
analisis
data,
kesimpulan yang dapat diambil adalah
peristiwa pelantikan Joko Widodo sebagai
Presiden
Indonesia
ke-7
tidak
mengakibatkan adanya abnormal return
yang signifikan pada saat periode
peristiwa. Hal ini berarti bahwa pasar
modal Indonesia tidak bereaksi terhadap
peristiwa tersebut.
Berdasarkan hasil analisis data
untuk menguji perbedaan rata-rata
abnormal return pada hari sebelum dan
sesudah peristiwa pelantikan Joko Widodo
sebagai
Presiden
Indonesia
ke-7,
kesimpulan yang dapat diambil adalah
bahwa tidak ada perbedaan reaksi pasar
yang signifikan. Jadi tidak ada perbedaan
reaksi pasar modal Indonesia sebelum
dan sesudah pelantikan Joko Widodo
sebagai Presiden Indonesia ke-7.
Kamaruddin Ahmad. 2004. Dasar – Dasar
Manajemen Investasi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
SARAN
Penelitian selanjutnya tidak hanya
menggunakan
paramaeter
abnormal
return untuk menguji reaksi pasar, tetapi
juga menggunakan volume perdagangan
saham. Penelitian selanjutnya harus
memperkirakan periode estimasi dan
jumlah sampel yang tepat dan sesuai
dengan event study.
Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Pasar
Modal. Bandung: Alfabeta
Jogiyanto H. M. 2009. Teori Portofolio dan
Analisis Investasi. Edisi ketiga.
Yogyakarta: BPFE.
Jogiyanto H. M.. 2010. Studi Peristiwa:
Menguji Reaksi Pasar Modal Akibat
Suatu Peristiwa. Edisi Pertama.
Yogyakarta : BPFE.
Marwan A. Suryawijaya dan Faizal A.
Setiawan. 1998. “Reaksi Pasar
Modal
Indonesia
Terhadap
Peristiwa Politik Dalam Negeri
(Event Study pada Peristiwa 27
Juli 1996)”. Kelola. Vol. 7. No. 18:
137 – 253.
Neni Meidawati dan Mahendra
Harimawan. 2004. “Pengaruh
Pemilihan Umum Legislatif Tahun
2004 Terhadap Return Saham dan
Volume Perdagangan Saham LQ45 di BEJ”. Sinergi. Vol. 7. No.
1: 113 - 125.
Ria, Aseptin. 2011. “Reaksi Pasar Modal
Indonesia
Terhadap Peristiwa
Politik Dalam Negeri (Event Study
: Pada Peristiwa Mundurnya Sri
Mulyani Indrawati Sebagai Menteri
Keuangan)”. Binar Akuntansi. Vol.
1. No. 1: 14-22.
Suad, Husnan. 2008. Manajemen
Keuangan: Teori dan Penerapan.
Buku
1. Edisi 4. Yogyakarta:
BPFE
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.13 Tahun 2015)
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung :
Alfabeta.
Umar Rizal. 2005. “Reaksi Pasar modal
(BEJ) Indonesia Terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri :
"Event Study" Pengaruh Peristiwa
Pemilu Legislatif, Pilpres 1. Skripsi.
Fakultas Ekonomi UI. Tersedia:
http://www.digilib.ui.ac.id. (diakses
tanggal 15 September 2014)
Download