lampiran ii peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor

advertisement
- 384 -
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 46 TAHUN 2016
TENTANG SISTEM INFORMASI PUSKESMAS
PELAPORAN
I.
DATA DASAR
Data dasar Puskesmas wajib dibuat oleh setiap Puskesmas, setidaktidaknya setahun sekali. Data dasar diperlukan untuk mengetahui
kemampuan wilayah dalam upaya kesehatan yang diselenggarakan
Puskesmas, sebagai basis data dalam mengukur tingkat pencapaian
kinerja program Puskesmas dan memahami situasi epidemiologi wilayah
kerja Puskesmas.
Data dasar Puskesmas meliputi:
1.
identitas Puskesmas;
2.
wilayah kerja Puskesmas;
3.
sumber daya Puskesmas meliputi:
a. manajemen Puskesmas;
b. gedung dan sarana Puskesmas;
c.
jejaring Puskesmas, lintas sektor dan potensi sumberdaya
Puskesmas;
d. sumber daya manusia kesehatan;
e.
4.
ketersediaan dan kondisi peralatan Puskesmas;
sasaran program.
Pada umumnya, data dasar diperoleh dari sumber data sekunder di
lingkungan Dinas Kesehatan, maupun sektor lain, misal Kantor
Camat, Kantor BPS dan sebagainya.
Jenis data dan definisi operasional laporan data dasar Puskesmas
sama dengan pencatatan data dasar Puskesmas seperti tercantum
pada
Tabel 1. Jenis Data dan Definisi Operasional Data Dasar Puskesmas.
Contoh
instrumen
dan
cara
pengisiannya
juga
sama
dengan
- 385 -
pencatatannya seperti tercantum pada Formulir 1. Data Dasar
Puskesmas.
II.
DATA PROGRAM
A.
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL
1.
Promosi Kesehatan
Upaya promosi kesehatan dilaksanakan oleh semua program yang
dilaksanakan Puskesmas. Jenis upaya promosi kesehatan adalah
advokasi,
penggalangan
kemitraan,
pemberdayaan
masyarakat
melalui upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM), yang
didukung oleh KIE, penyuluhan atau penyebarluasan informasi.
Hasil setiap kegiatan upaya promosi kesehatan dibuat laporan
kegiatan promosi kesehatan, dan dihimpun dalam register-register
promosi kesehatan sesuai dengan jenis kegiatan promosi kesehatan.
Pada umumnya bentuk pencatatan hasil kegiatan adalah formulir
laporan kegiatan antara lain: laporan kegiatan penyuluhan kesehatan
individu, laporan kegiatan kunjungan rumah, laporan kegiatan
penyuluhan kesehatan kelompok dan laporan kegiatan upaya
pemberdayaan masyarakat (UKBM), laporan pelaksanaan kegiatan
advokasi,
laporan
kegiatan
penggalangan
kemitraan,
laporan
kegiatan penyebarluasan informasi, dan laporan pendataan jumlah
desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM.
Beberapa
metode penyebarluasan informasi antara lain penyuluhan, konseling,
bimbingan,
seminar,
diskusi,
media
(cetak,
elektronik,
sosial,
tradisional, dll).
Dari laporan-laporan kegiatan ini kemudian dihimpun
dalam
berbagai register sesuai dengan masing-masing jenis kegiatan, dan
dari register-register tersebut dapat dibuat berbagai bentuk laporan
bulanan kegiatan promosi kesehatan umum dan program kesehatan
tertentu.
1)
Sumber Data
1)
Register Penyuluhan Individu
2)
Register Kunjungan Rumah
3)
Register Penyuluhan Kelompok
4)
Register Pemberdayaan Masyarakat dalam Penguatan
UKBM dan Kelompok Masyarakat
5)
Register UKBM yang Dibina Puskesmas
- 386 -
6)
Register Pelaksanaan Advokasi Bidang Kesehatan
7)
Register Penggalangan Kemitraan Bidang Kesehatan
8)
Register Keluaran Kemitraan Bidang Kesehatan
9)
Register Media Penyebarluasan Informasi
10) Register Desa yang Memanfaatkan Dana Desa 10%
untuk UKBM
2)
Jenis Data, Definisi Operasional dan Instrumen
Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan
Promosi Kesehatan tercantum dalam Tabel 134 Jenis Data
dan
Definisi
Operasional
Laporan
Bulanan
Promosi
Kesehatan.
Contoh instrumen Laporan Bulanan Promosi Kesehatan
tercantum pada Formulir 134 Laporan Bulanan Promosi
Kesehatan.
Tabel 134
Jenis Data dan Definisi Operasional
Laporan Bulanan Promosi Kesehatan
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
A. Promosi Kesehatan Umum
1.
Jumlah kegiatan advokasi
Frekuensi pelaksanaan advokasi
di tingkat desa/kelurahan
kepada pengambil kebijakan tingkat
dan kecamatan bidang
desa/kelurahan atau kecamatan di
kesehatan
bidang kesehatan baik instansi
pemerintahan maupun swasta dalam
satu bulan pelaporan.
2.
Jumlah kegiatan
Frekuensi pelaksanaan kunjungan atau
penggalangan kemitraan
pertemuan untuk penggalangan
dengan dunia usaha dan
kemitraan dengan dunia usaha dan
lintas sektor tingkat
lintas sektor tingkat desa/kelurahan
desa/kelurahan dan
dan kecamatan bidang kesehatan
kecamatan bidang
dalam satu bulan pelaporan.
kesehatan
3.
Jumlah kegiatan
Frekuensi melaksanakan kegiatan
pembinaan UKBM atau
pembinaan (misalnya fasilitasi,
- 387 -
NO.
JENIS DATA
kelompok masyarakat
DEFINISI OPERASIONAL
bimbingan teknis, peningkatan
kapasitas oleh petugas Puskesmas)
kepada UKBM dan forum Peduli
Kesehatan yang diintegrasikan dengan
kegiatan pemberdayaan masyarakat di
desa seperti Pertemuan Desa,
Penyegaran dan Orientasi Kader dan
Toma, Survey Mawas Diri, Musyawarah
Masyarakat Desa, serta pemantauan
pada satu bulan pelaporan.
4.
Jumlah penyuluhan
Frekuensi penyuluhan kelompok
kelompok
potensial baik di dalam maupun di luar
Puskesmas dalam satu bulan pelaporan
5.
Jumlah kunjungan rumah
Frekuensi kunjungan rumah/home
care untuk keluarga dalam satu bulan
pelaporan
6.
Jumlah jenis media yang
Jumlah jenis media
digunakan dalam
(cetak/elektronik/sosial/tradisional/lu
penyebaran informasi
ar ruang) yang digunakan untuk
penyebaran informasi kepada
masyarakat dalam satu bulan
pelaporan
7.
Jumlah kegiatan
Frekuensi melaksanakan kegiatan
pembinaan UKGM pada
pembinaan kesehatan gigi dan mulut
kelompok masyarakat
masyarakat (dalam bentuk pelatihan
kader, penyuluhan di Posyandu, PAUD,
Posyandu lansia/Posbindu atau
kelompok masyarakat lainnya) dalam
satu bulan pelaporan
8.
Puskesmas melaksanakan
Puskemas melaksanakan kegiatan
Promosi Kesehatan
advokasi, penggalangan kemitraan,
pemberdayaan masyarakat, dan
penyebarluasan KIE pada satu bulan
- 388 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
pelaporan.
Apabila Puskesmas tidak
melaksanakan salah satu dari keempat
kegiatan tersebut, berarti Puskesmas
belum melakukan Promosi Kesehatan
9.
UKBM yang Dibina
Jenis, strata, dan jumlah UKBM yang
Puskesmas
diberikan fasilitasi, bimbingan teknis,
dan peningkatan kapasitas kader oleh
Puskesmas pada satu bulan pelaporan
a. Nomor urut
Cukup jelas
b. Desa/Kel/Kecamatan
Cukup jelas
c. Jenis UKBM
Jenis UKBM beserta tahapannya
(apabila ada) misalnya Posyandu
Mandiri, Posbindu, Poskesdes, Pos UKK
Pratama, dll
d. Nama UKBM
Nama UKBM misalnya Posyandu
Melati, Poskesdes Sehat Selalu, dll
e. Alamat UKBM
Alamat UKBM yang terdiri dari jalan,
nomor, desa/kelurahan
f. Sumber pembiayaan
Sumber anggaran untuk pelaksanaan
kegiatan UKBM, misalnya dana desa,
dana sehat, dll
g. Kegiatan UKBM
Jenis kegiatan yang dilakukan oleh
UKBM, misalnya Survei Mawas Diri,
penyuluhan, kunjungan rumah, dll
h. Jumlah kader
Jumlah kader aktif yang ada di UKBM
i. Jumlah kader dilatih
Jumlah kader yang telah dilatih atau
diorientasi tentang pemberdayaan
masyarakat dalam semua topik
kesehatan
B. Promosi Kesehatan Penyakit Menular
- 389 -
NO.
1
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
Jumlah kegiatan
Frekuensi penyuluhan baik di dalam
Penyuluhan di Puskesmas
maupun di luar gedung Puskesmas
dan jaringannya dengan
yang meliputi penyuluhan individu,
topik diare
kunjungan rumah, dan penyuluhan
kelompok dengan topik diare atau
terkait diare
2
Jumlah kegiatan
Frekuensi penyuluhan baik di dalam
Penyuluhan di Puskesmas
maupun di luar gedung Puskesmas
dan jaringannya dengan
yang meliputi penyuluhan individu,
topik tifoid
kunjungan rumah, dan penyuluhan
kelompok dengan topik tifoid atau
terkait tifoid
3
Jumlah kegiatan
Frekuensi penyuluhan baik di dalam
Penyuluhan di Puskesmas
maupun di luar gedung Puskesmas
dan jaringannya dengan
yang meliputi penyuluhan individu,
topik hepatitis
kunjungan rumah, dan penyuluhan
kelompok dengan topik hepatitis atau
terkait hepatitis
4
Jumlah kegiatan
Frekuensi penyuluhan baik di dalam
Penyuluhan di Puskesmas
maupun di luar gedung Puskesmas
dan jaringannya topik
yang meliputi penyuluhan individu,
HIV/AIDS
kunjungan rumah, dan penyuluhan
kelompok dengan topik HIV/AIDS atau
terkait HIV/AIDS
5
Jumlah SLTP/SLTA yang
Jumlah sekolah setingkat SLTP/SLTA
terlaksana pelayanan
yang dilaksanakan atau dibuka
konseling/penyuluhan
pelayanan konseling kesehatan atau
individu kesehatan remaja
penyuluhan individu bagi murid
(HIV/AIDS)
sekolah tersebut tentang kesehatan
remaja (HIV/AID)
C. Promosi Kesehatan Lingkungan
- 390 -
NO.
1
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
Jumlah
Jumlah pasien yang telah pulang ke
klien/pasien/perseorangan
rumahnya atau orang lain atas indikasi
mendapat
tertentu dikunjungi petugas ke
konseling/penyuluhan
rumahnya agar mendapat layanan
kesehatan lingkungan di
konseling atau penyuluhan untuk
rumahnya (luar gedung)
peningkatan kesehatan lingkungan
rumahnya
2
Jumlah
Jumlah pasien yang masih dirawat
klien/pasien/perseorangan
atau akan pulang, atau orang lain yang
mendapat konseling
datang ke Puskesmas mendapat
kesehatan/penyuluhan
layanan konseling atau penyuluhan
lingkungan di klinik
kesehatan lingkungan/pengendalian
sanitasi (dalam gedung)
penyakit berbasis lingkungan di ruang
konseling/klinik sanitasi atau ruang
lain yang sesuai
D. Promosi Kesehatan KIA, termasuk remaja
1
2
Jumlah Sekolah terlaksana
Jumlah sekolah yang mendapatkan KIE
kegiatan KIE/penyuluhan
atau penyuluhan kesehatan remaja
kesehatan remaja oleh
oleh tenaga kesehatan (penyuluhan
tenaga kesehatan
kelompok)
Jumlah kelompok remaja
Jumlah kelompok remaja di luar
diluar sekolah (karang
sekolah yang mendapatkan KIE atau
taruna, remaja mesjid,
penyuluhan kesehatan remaja oleh
gereja, pura, wihara, dll)
tenaga kesehatan (penyuluhan
yang mendapatkan
kelompok)
KIE/penyuluhan
kesehatan remaja
3
Jumlah remaja
Jumlah remaja usia 10-19 tahun yang
mendapatkan konseling
mendapatkan pelayanan konseling
oleh tenaga kesehatan
atau penyuluhan baik didalam gedung
maupun diluar gedung (penyuluhan
individu) semua topik
4
Jumlah remaja mendapat
Jumlah remaja usia 10-19 tahun yang
- 391 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
KIE/penyuluhan
mendapatkan pelayanan konseling
kesehatan reproduksi
atau penyuluhan baik didalam gedung
maupun diluar gedung (penyuluhan
individu) tentang kesehatan reproduksi
E. Promosi Kesehatan Pelayanan Kesehatan
1
Jumlah SD/MI
melaksanakan sikat gigi
bersama
SD/MI yang melaksanakan kegiatan
sikat gigi bersama di bawah bimbingan
guru
2.
Jumlah SD/MI
Jumlah murid yang melaksanakan
melaksanakan aplikasi flour
kumur-kumur dengan larutan yang
mengandung flour sesuai dengan
indikasi, pada saat pemeriksaan
kesehatan gigi di sekolah
F. Promosi Kesehatan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
1
Jumlah penduduk
Setiap orang yang mengikuti konseling
mengikuti konseling
perorangan atau penyuluhan
/penyuluhan kesehatan
perorangan untuk masalah diet,
perorangan sesuai topik:
berhenti merokok, potensi cedera dan
a. diet
IVA-SADANIS
b. berhenti merokok
c. potensi cidera
d. IVA-SADANIS
G. Promosi Kesehatan Jiwa dan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat
Adiktif lainnya)
1.
Jumlah kegiatan
Kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa
penyuluhan kesehatan jiwa
dan NAPZA yang dilakukan oleh
masyarakat dan NAPZA di
Puskesmas dan jaringannya.
Puskesmas dan jaringannya Sasarannya adalah anak usia sekolah,
remaja, usia dewasa termasuk
kelompok ibu hamil dan menyusui,
serta lansia
H.
............... (judul program
Promosi kesehatan dilakukan oleh
promosi kesehatan)
semua program kesehatan dengan
- 392 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
sasaran sesuai prioritas program.
Kegiatan dan hasil kegiatan wajib
dicatat dalam formulir, dan register
promosi kesehatan yang sesuai, dan
dilaporkan dalam laporan bulanan ini.
a. .... (sasaran dan
metode)
sasaran dan metode
b. .... (sasaran dan
metode)
dst
2.
Laporan promosi kesehatan sesuai
Laporan promosi kesehatan sesuai
sasaran dan metode
….
Kesehatan Lingkungan
Upaya kesehatan lingkungan yang wajib dilaporkan Puskesmas
adalah upaya pengawasan kualitas air minum, upaya pengawasan
Tempat Pengelolaan Makanan, upaya pengawasan Tempat-Tempat
Umum, upaya pengawasan rumah, Konseling Pelayanan Kesehatan
Lingkungan, STBM/ODF.
Hasil kegiatan upaya kesehatan lingkungan dicatat dalam berbagai
instrumen pencatatan data kesehatan lingkungan sebagaimana
dibahas pada bagian pencatatan kesehatan lingkungan. Hasil
kegiatan ini direkapitulasi kedalam Laporan Bulanan Kesehatan
Lingkungan.
1)
Sumber Data
Register Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sarana Air Minum
Menurut Sarana dan Desa/Kelurahan
Register
Inspeksi
Kesehatan
Lingkungan
Tempat
Pengelolaan Makanan Menurut Jenis Sarana
Register Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tempat Tempat
Umum Menurut Jenis Sarana
Register Hasil Penilaian STBM
2)
Variabel Pelaporan
Jenis data dan definisi operasional pada laporan bulanan
kesehatan lingkungan, tercantum dalam Tabel 135 Jenis
- 393 -
Data dan Definisi Operasional pada Laporan Bulanan
Kesehatan Lingkungan
Contoh instrumen laporan bulanan kesehatan lingkungan
tercantum pada Formulir 135 Laporan Bulanan Kesehatan
Lingkungan.
Tabel 135
Jenis Data dan Definisi Operasional
Laporan Bulanan Kesehatan Lingkungan
No
1.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
Jumlah sarana air minum yang
Jumlah sarana air minum yang
dilakukan pengawasan kualitas air
dilakukan inspeksi kesehatan
lingkungan oleh petugas
kesehatan lingkungan atau
petugas terlatih lainnya sesuai
dengan jenis sarananya, dengan
hasil inspeksi dikelompokkan
dalam kelompok berisiko rendah
(R)/sedang (S), dan kelompok
berisiko tinggi (T)/ amat tinggi
(AT)
a. Jumlah sarana perpipaan
Cukup jelas
perusahaan air minum
b. Jumlah sarana air minum
Cukup jelas
perpipaan non perusahaan
(sarana komunal)
c. Jumlah Sumur Gali
Cukup jelas
d. Jumlah Penampungan Air Hujan Cukup jelas
e. Jumlah Perlindungan Mata Air
Cukup jelas
f. Jumlah Sumur Bor dengan
Cukup jelas
Pompa
g. Jumlah Terminal Air dan mobil
Cukup jelas
- 394 -
No
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
tangki air
2
Jumlah Tempat Pengelolaan
Jumlah TPM dilakukan inspeksi
Makanan (TPM) dilakukan inspeksi
kesehatan lingkungan dengan
keehatan lingkungan
hasil inspeksi adalah memenuhi
syarat kesehatan dan tidak
memenuhi syarat kesehatan
a. Jumlah rumah makan/restoran
Cukup jelas
b. Jumlah Jasa Boga
Cukup jelas
c. Jumlah Depot Air Minum
Cukup jelas
memenuhi syarat
d. Jumlah Sentra Makanan
Cukup jelas
Jajanan
3
e. Jumlah Kantin Sekolah
Cukup jelas
Jumlah Tempat-Tempat Umum
Jumlah TTU dilakukan inspeksi
(TTU) dilakukan inspeksi kesehatan
kesehatan lingkungan dengan
lingkungan
hasil memenuhi syarat
kesehatan dan tidak memenuhi
syarat
a. Jumlah Sarana Pendidikan
1) Jumlah Sekolah
Cukup jelas
2) Jumlah Pondok Pesantren
Cukup jelas
b. Jumlah Pasar Rakyat/Tradisional Cukup jelas
c. Jumlah Pelayanan Kesehatan
Cukup jelas
d. Jumlah Tempat ibadah
Cukup jelas
e. Jumlah Hotel
Cukup jelas
f. Jumlah Terminal/stasiun
Cukup jelas
g. Jumlah Tempat rekreasi,
Cukup jelas
hiburan, wisata
h. Jumlah Lapas/Rutan
Cukup jelas
- 395 -
No
4
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
Jumlah Rumah yang dilakukan
Jumlah rumah dilakukan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan
inspeksi kesehatan lingkungan
yang memenuhi syarat kesehatan
dengan hasil memenuhi syarat
kesehatan
5
6
Jumlah pasien / klien
Jumlah pasien / klien
mendapatkan pelayanan konseling
mendapatkan pelayanan
setiap hari kerja Puskesmas
konseling setiap hari kerja PKM.
Jumlah desa / kelurahan yang
Desa yang memenuhi kriteria
melaksanakan Kesehatan
Desa pelaksana STBM (kegiatan
lingkungan Total Berbasis
pembinaan/pemicuan, terbentuk
Masyarakat (STBM)
tim STBM, tersusunnya rencana
kerja melaksanakan 5 pilar
STBM)
7
Jumlah desa/kelurahan Stop BAB
Desa yang memenuhi kriteria
Sembarangan (Open Defecation
Desa Stop Buang Besar
Free)
Sembarangan (ODF) dan laporan
verifikasi Tim Kecamatan
8
Sekolah yang melakukan deteksi
Deteksi dini tifoid adalah
dini tifoid bagi para penjamah
pemeriksaan adanya bakteri
makanan yang berjualan di sekolah
tifoid pada tinja setiap penjamah
makanan yang ada disemua
kantin di dalam lingkungan
sekolah
9
Sekolah yang menerapkan kawasan
Ada kebijakan sekolah kawasana
tanpa rokok (KTR)
tanpa rokok, ada peringatan
kawasan tanpa rokok dan tidak
ditemukan orang yang merokok
di ruang kelas, tempat-tempat
umum dan halaman sekolah.
3.
Gizi, Kesehatan Ibu-Kesehatan Anak, dan Wanita Usia Subur
(WUS)
- 396 -
Hasil kegiatan gizi, kesehatan ibu, anak dan imunisasi balita tercatat
dalam Register Kohort Ibu, Register Kohort Bayi, Register Kohort
Anak Balita dan PraSekolah, Register Imunisasi Anak dan Register
Imunisasi WUS. Berdasarkan data dalam register ini dibuat laporan
bulanan Kegiatan Gizi, Kesehatan Ibu, Anak dan Imunisasi Dasar
Bagi Bayi, Imunisasi Lanjutan Bagi Batita dan Imunisasi Lanjutan
Bagi WUS
1)
Sumber Data
Register Kohort Ibu
Register Kohort Bayi, Anak Balita dan Anak Prasekolah
Register Imunisasi Anak
Register Imunisasi WUS
2)
Variabel Laporan
Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan
Gizi, Kesehatan Ibu, dan Kesehatan Anak,
dalam
tercantum
Tabel 136 Jenis Data dan Definisi Operasional
Laporan Bulanan Gizi, Kesehatan Ibu, dan Kesehatan Anak
Contoh instrumen laporan bulanan gizi, kesehatan ibu, dan
kesehatan anak tercantum pada Formulir 136 Laporan
Bulanan Gizi, Kesehatan Ibu, dan Kesehatan Anak.
Tabel 136
Jenis Data dan Definisi Operasional
Laporan Bulanan Gizi, Kesehatan Ibu, dan Kesehatan Anak
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
PROGRAM GIZI
1.
Jumlah ibu hamil terdaftar
Jumlah ibu hamil yang terdaftar
bulan ini
bulan ini pada suatu wilayah tertentu
(Terdaftar sebagai ibu hamil dalam
Register Kohort Ibu pada bulan
laporan)
2
Jumlah Ibu hamil dapat tablet
Jumlah Ibu Hamil yang
tambah darah minimal 90 tablet
mendapatkan minimal 90 tablet
tambah darah selama kehamilannya
(hanya dicatat sekali saat telah
- 397 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
mendapat tablet 90 tablet atau lebih)
3
Jumlah ibu hamil anemia
Jumlah ibu hamil dengan kadar Hb
<11,0 g/dl yang diperiksa pada saat
pertama kali diperiksa kehamilannya
(KA / Kunjungan Akses)
4
Jumlah Ibu Nifas dapat Vit. A
Jumlah ibu nifas (0 - 42 hari) yang
dosis tinggi (2 kapsul)
mendapat kapsul Vit. A dosis tinggi.
Sebaiknya diberikan sesaat setelah
melahirkan dan setelah 24 jam
berikutnya
5
Jumlah Ibu Hamil KEK (kurang
Jumlah ibu hamil dengan ukuran
energi kronis)
lingkar lengan atas kurang dari 23,5
cm yang diperiksa pada saat
kunjungan pertama (KA)
6
Jumlah Ibu Hamil KEK dapat
Jumlah ibu hamil KEK yang
PMT Ibu Hamil (baru)
mendapatkan makanan tambahan
ibu hamil selama tiga bulan atau
lebih
7
8
Jumlah Bayi 6-11 bulan
Jumlah bayi usia 6 - 11 bulan yang
mendapat Vit. A (100.000 IU)
mendapat vit. A bayi (100.000 IU)
Jumlah bayi mendapat ASI
Jumlah bayi yang sukses hanya
ekslusif
mendapat ASI sampai usia 6 bulan
berturut-turut
9
Jumlah Balita (terdaftar bulan
Jumlah anak usia kurang dari 60
ini)
bulan yang ada pada suatu wilayah
tertentu pada bulan ini (terdaftar
pada Register Kohort Anak Balita dan
Anak Prasekolah bulan tertentu)
10
11
Jumlah anak Balita dapat Vit. A
Jumlah anak usia 12 - 59 bulan yang
dosis tinggi (200.000 IU)
mendapat vit. A Balita (200.000IU)
Jumlah Balita punya Buku KIA
Jumlah Balita (Anak Usia kurang dari
(terdaftar bulan ini)
60 bulan) yang mempunyai
- 398 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
KMS/Buku KIA
12
Jumlah Balita ditimbang (D)
Jumlah Anak Usia kurang dari 60
bulan yang ditimbang di
Posyandu/fasyankes bulan ini
13
Jumlah Balita ditimbang yang
Jumlah Balita, ditimbang di Posyandu
naik berat badannya (N)
/ fasyankes yang naik berat berat
badannya
14
15
16
Jumlah Balita ditimbang yang
Jumlah Balita ditimbang yang tidak
tidak naik berat badannya (T)
naik berat berat badannya
Jumlah Balita ditimbang yang
Jumlah Balita ditimbang yang tidak
tidak naik berat badannya 2 kali
naik berat berat badannya dua kali
berturut-turut (2T)
berturut-turut
Jumlah Balita di bawah garis
Balita BGM adalah kasus baru Balita
merah (kasus baru balita BGM)
ditimbang yang hasil penimbangan
berat badannya berada di bawah garis
merah kurva pertumbuhan anak yang
ada pada KMS/Buku KIA
17
Jumlah Balita kurus
Balita kurus adalah kasus baru Balita
(kasus baru balita kurus)
dengan status gizi kurus (BB/PB atau
BB/TB -3 Standar Deviasi (SD)
sampai dengan < -2 SD)
18
19
Jumlah Balita kurus mendapat
Jumlah Balita kurus yang mendapat
makanan tambahan (PMT)
makanan tambahan
Jumlah kasus Balita gizi buruk
Balita gizi buruk adalah kasus baru
(baru)
Balita dengan status gizi sangat
kurus (BB/PB atau BB/TB < -3 SD)
dan/atau terdapat tanda klinis gizi
buruk
20
Jumah kasus balita gizi buruk
Jumlah Balita gizi buruk yang
ditangani (baru)
mendapat perawatan sesuai standar
tata laksana anak gizi buruk
21
Jumlah Bayi dengan berat badan BBLR adalah kasus baru bayi lahir
- 399 -
NO.
JENIS DATA
lahir rendah (BBLR)
DEFINISI OPERASIONAL
hidup dengan berat badan lahir
<2500 gram (dicatat sekali saja saat
pertama kali diperiksa sejak lahir)
22
Jumlah bayi baru lahir
Jumlah bayi baru lahir yang
mendapat Inisiasi Menyusu Dini
diletakkan di dada ibu dalam waktu
(IMD) (baru)
minimal satu jam setelah lahir
sehingga kulit bayi melekat pada kulit
ibu
23
Jumlah remaja putri (anak
Jumlah remaja putri yang mendapat
sekolah SLTP/SLTA) yang telah
Tablet Tambah Darah (TTD) minimal
mendapat tablet tambah darah
13 butir dalam satu bulan.
(TTD)
PROGRAM KESEHATAN IBU
1
Jumlah kunjungan KA Ibu Hamil Jumlah ibu hamil yang kontak
pertama kali dengan tenaga
kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan antenatal
2
Jumlah kunjungan K1 ibu hamil
Jumlah ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal
sesuai standar, pada trimester ke-1,
3
Jumlah kunjungan K4 ibu hamil
Jumlah ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal
sesuai standar, paling sedikit empat
kali dengan distribusi waktu 1 kali
pada trimester ke-1, 1 kali pada
trimester ke-2 dan 2 kali pada
trimester ke-3
4
Jumlah ibu nifas yang mendapat
Ibu nifas yang mendapatkan
pelayanan nifas lengkap (KF3)
pelayanan standar pada 6-48 jam
sejak persalinan, 3-7 hari sejak
persalinan dan 8-42 hari sejak
persalinan
- 400 -
NO.
5
JENIS DATA
Jumlah kunjungan ibu hamil
DEFINISI OPERASIONAL
Jumlah Kunjungan Ibu hamil dengan
dengan faktor risiko (umur<20 th faktor resiko (umur<20 th atau >35th;
atau >35th; paritas >4; jarak
paritas >4; jarak kehamilan <2thn;
kehamilan <2 th; LiLA <23,5 cm
LiLA <23,5 cm dan TB <145cm)
dan TB <145cm) (baru/ulang)
6
Jumlah ibu hamil risiko tinggi
Jumlah Bumil yang mempunyai
(perdarahan, infeksi, abortus,
resiko tinggi meliputi perdarahan,
keracunan kehamilan, partus
infeksi, abortus, keracunan
lama) yang ditangani:
kehamilan, partus lama yang
ditangani.
a. Jumlah ibu hamil mengalami
perdarahan
Jumlah kasus baru ibu hamil dengan
perdarahan yang mendapatkan
pelayanan
b. Jumlah ibu hamil dengan
malaria
Jumlah kasus baru ibu hamil yang
menderita malaria yang mendapatkan
pelayanan
c. Jumlah ibu hamil dengan TB
Jumlah kasus baru ibu hamil dengan
TB yang mendapatkan pelayanan
d. Jumlah ibu hamil dengan
sifilis positif (laboratorium)
Jumlah kasus baru ibu hamil dengan
Sifilis positif yang mendapatkan
pelayanan
e. Jumlah ibu hamil dengan HIV Jumlah kasus baru ibu hamil dengan
positif
HIV Positif yang mendapatkan
pelayanan
f. Jumlah ibu hamil dengan
infeksi lainnya
Jumlah kasus baru ibu hamil dengan
Infeksi lainnya yang mendapatkan
pelayanan
g. Jumlah keguguran
Jumlah kasus baru ibu hamil
mengalami keguguran
h. Jumlah ibu hamil dengan
hipertensi
Jumlah kasus baru ibu hamil dengan
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg
- 401 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90
mmHg
i. Jumlah ibu hamil preeklamsi
Cukup jelas
j. Jumlah ibu hamil dengan
Cukup jelas
eklamsia (keracunan
kehamilan)
k. Jumlah ibu melahirkan
Cukup jelas
dengan partus lama
7
Jumlah ibu hamil risiko tinggi
Cukup jelas
yang dirujuk ke RS
8
Jumlah ibu hamil yang
Kelas ibu yang membahas tentang
mengikuti kelas ibu hamil
kehamilan dan persalinan dan nifas
dengan bimbingan tenaga kesehatan
yang kompeten.
9
Jumlah ibu bersalin ditolong
Jumlah ibu bersalin yang mendapat
tenaga kesehatan (bidan/dokter)
pertolongan persalinan sesuai standar
oleh tenaga kesehatan (bidan/dokter)
10
Jumlah ibu bersalin di fasilitas
Jumlah ibu bersalin yang mendapat
pelayanan kesehatan
pertolongan persalinan sesuai standar
oleh tenaga kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan
11
Jumlah ibu bersalin dan nifas
dengan risiko ditangani
(perdarahan dan infeksi)
a. Jumlah ibu bersalin dan nifas
dengan pendarahan
Jumlah kasus baru ibu bersalin dan
nifas dengan perdarahan yang
mendapatkan pelayanan
b. Jumlah ibu bersalin dan nifas
dengan infeksi
Jumlah kasus baru ibu hamil dan
nifas dengan infeksi yang
mendapatkan pelayanan
- 402 -
NO.
12
JENIS DATA
Jumlah ibu bersalin dan nifas
DEFINISI OPERASIONAL
Cukup jelas
dengan risiko dirujuk ke RS
13
14
Jumlah peserta KB aktif baru
KB aktif baru adalah PUS yang baru
dan lama
pertama kali menggunakan metode
a. IUD
kontrasepsi termasuk mereka pasca
b. Implan
keguguran, sesudah melahirkan atau
c. Tubektomi
pasca istirahat minimal tiga bulan
d. Vasektomi
KB aktif adalah PUS yang
e. Suntik
menggunakan metode kontrasepsi
f. Pil
termasuk KB aktif baru dan pus yang
g. Kondom
masih menggunakan alat kontrasepsi.
Jumlah Peserta KB Pasca
Adalah ibu yang mulai menggunakan
Persalinan (permetode
alat kontrasepsi secara langsung
kontrasepsi)
sesudah melahirkan (sampai dengan
a. IUD
42 hari sesudah melahirkan)
b. Implan
c. Tubektomi
d. Vasektomi
e. Suntik
f. Pil
g. Kondom
PROGRAM KESEHATAN ANAK
1
Jumlah Kunjungan Neonatal
Jumlah neonatus yang telah
Pertama (KN1)
memperoleh 1 kali pelayanan
Kunjungan Neonatal Sesuai Standar
pada usia 6-48 jam setelah lahir
2
Jumlah Kunjungan Neonatal
Jumlah neonatus yang telah
Lengkap (KN lengkap)
memperoleh pelayanan Kunjungan
Neonatal sesuai standar .minimal 3
kali, yaitu 1 kali pada usia 6-48 jam,
1 kali pada 3-7 hari, 1 kali pada 8-28
hari
- 403 -
NO.
3
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
Jumlah neonatus dengan
Jumlah neonatus dengan komplikasi
komplikasi yang ditangani
disatu wilayah kerja pada kurun
(baru/ulang)
waktu tertentu yang ditangani sesuai
dengan standar oleh tenaga
kesehatan terlatih di seluruh sarana
pelayanan kesehatan. Neonatus
dengan penyakit dan kelainan yang
dapat menyebabkan kesakitan,
kecacatan dan kematian, seperti
asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus
neonatorum, infeksi/sepsis, trauma
lahir, BBLR (bayi berat lahir rendah <
2500 gr ), sindroma gangguan
pernapasan, kelainan kongenital
maupun yang termasuk klasifikasi
kuning pada MTBS
4
Jumlah neonatus yang
Jumlah neonatus (idealnya usia 48-
mendapat pelayanan skrining
72 jam) yang diambil sampel
hipotiroid kongenital (SHK)
darahnya untuk pemeriksaan
Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK)
5
6
Jumlah Balita yang telah
Jumlah balita (0-59 bulan) yang
mendapatkan pelayanan
mendapatkan pelayanan Stimulasi
stimulasi deteksi dan intervensi
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
dini tumbuh kembang (SDIDTK)
Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali
sebanyak 2 kali tahun ini
dalam tahun ini.
Jumlah anak prasekolah yang
Jumlah anak pra sekolah (60 - 72
mendapatkan pelayanan SDIDTK bulan) yang mendapatkan pelayanan
sebanyak 2 kali dalam kurun 1
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
tahun
Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal
2 kali dalam tahun ini
7
Jumlah anak prasekolah yang
Jumlah anak TK/PAUD yang
dilakukan pemeriksaan indeks
diperiksa gigi untuk dinilai status
karies
kesehatan giginya dengan
- 404 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
menghitung jumlah gigi yang
karies/berlubang, jumlah gigi yang
hilang (tanggal/dicabut) dan jumlah
gigi yang ditambal
8
Jumlah remaja (10-18 tahun)
Jumlah remaja usia 10-18 tahun
yang mendapatkan konseling
yang mendapatkan pelayanan
kasus baru remaja oleh tenaga
konseling baik didalam gedung
kesehatan
maupun diluar gedung pertama kali
untuk setiap kasus tertentu
9
Jumlah anak dan remaja (umur
Jumlah anak dan remaja dengan
<20 tahun) dengan disabilitas
disabilitas yang mendapatkan
yang ditangani (kunjungan
pelayanan medis di Puskesmas
baru/lama)
10
Jumlah anak dan remaja (umur
Jumlah anak korban kekerasan
<20 tahun) korban kekerasan
(kekerasan seksual, kekerasan fisik,
yang ditangani (pelayanan
kekerasan emosional/psikis,
medis, visum, pelayanan
penelantaran dan trafiking) yang
konseling) (baru/ulang)
mendapatkan pelayanan kesehatan
(konseling, medis, visum, rujuk, dll)
11
Jumlah anak korban kekerasan
Jumlah anak korban kekerasan yang
yang dirujuk (medis, psikososial,
mendapatkan rujukan medis dan
hukum)
atau rujukan psikososial dan atau
rujukan hukum
4.
Imunisasi
Hasil kegiatan imunisasi tercatat pada register kohort ibu, register
kohort bayi, dan register kohort anak balita dan prasekolah, serta
register imunisasi WUS, dan register imunisasi BIAS (pelaporan
tahunan program).
1)
Sumber Data
1) Register Kohort Ibu
2) Register Kohort Bayi, Anak Balita dan Anak Prasekolah
- 405 -
3) Register Imunisasi Anak
4) Register Imunisasi WUS
5) Register Imunisasi BIAS
2)
Jenis Data, Definisi operasional, dan Instrumen
Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan
Imunisasi, tercantum dalam
Tabel 137 Jenis Data dan
Definisi Operasional pada Laporan Bulanan Imunisasi
Contoh instrumen Laporan Bulanan Imunisasi tercantum
pada Formulir 137 Laporan Bulanan Imunisasi.
Tabel 137
Jenis Data dan Definisi Operasional
Laporan Bulanan Imunisasi
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
1
Kode Puskesmas
Cukup jelas
2
Nama Puskesmas
Cukup jelas
3
Jml PP
Jumlah Puskesmas pembantu yang
ada saat laporan dibuat
4
Jml melapor
Jumlah Puskesmas pembantu yang
ada dan membuat laporan bulanan
imunisasi
5
Jml Poskesdes/bidan desa
Jumlah pos kesehatan desa atau bidan
desa yang ada saat laporan dibuat
6
Jml melapor
Jumlah pos kesehatan desa dan bidan
desa yang membuat laporan bulanan
imunisasi
7
No
Wajib dibuat
8
Desa
Nama desa atau kelurahan
9
Sasaran bayi
Jumlah bayi lahir hidup, dipisahkan
menurut jenis kelamin
10
Sasaran Surviving Infant
Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang
bertahan hidup, dipisahkan menurut
jenis kelamin
- 406 -
NO.
11
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
Hasil imunisasi bayi (0 - 11
Jumlah bayi lahir hidup usia <24 jam
bulan) HB0 <24 jam dan HB0
dan 1-7 hari yang mendapatkan
1-7 hari
imunisasi Hepatitis B dalam kurun
waktu satu bulan laporan
12
Hasil imunisasi bayi (0 - 11
Jumlah bayi lahir hidup yang
bulan) BCG
mendapat imunisasi BCG dalam kurun
waktu satu bulan laporan
13
Hasil imunisasi bayi (0 - 11
Jumlah bayi (surviving infants) yang
bulan) DPT-HB-Hib (1)
mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib
dosis pertama dalam kurun waktu satu
bulan laporan
14
Hasil imunisasi bayi (0 - 11
Jumlah bayi (surviving infants) yang
bulan) DPT-HB-Hib (2)
mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib
dosis kedua yang diberikan dengan
jarak minimal satu bulan setelah dosis
pertama dalam kurun waktu satu
bulan laporan
15
Hasil imunisasi bayi (0 - 11
Jumlah bayi (surviving infants) yang
bulan) DPT-HB-Hib (3)
mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib
dosis ketiga yang diberikan dengan
jarak minimal satu bulan setelah dosis
kedua dalam kurun waktu satu bulan
laporan
16
Hasil imunisasi bayi (0 - 11
Jumlah bayi lahir hidup yang
bulan) yang diimunisasi
mendapatkan imunisasi polio oral dosis
Polio1
pertama dalam kurun waktu satu
bulan laporan
17
Hasil imunisasi bayi (0 - 11
Jumlah bayi (surviving infants) yang
bulan) yang diimunisasi
mendapatkan imunisasi polio oral dosis
Polio2
kedua yang diberikan dengan jarak
minimal satu bulan setelah dosis
pertama dalam kurun waktu satu
bulan laporan
- 407 -
NO.
18
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
Hasil imunisasi bayi (0 - 11
Jumlah bayi (surviving infants) yang
bulan) yang diimunisasi Polio
mendapatkan imunisasi polio oral dosis
3
ketiga yang diberikan dengan jarak
minimal satu bulan setelah dosis kedua
dalam kurun waktu satu bulan laporan
19
Hasil imunisasi bayi (0 - 11
Jumlah bayi (surviving infants) yang
bulan) yang diimunisasi Polio
mendapatkan imunisasi polio oral dosis
4
keempat yang diberikan dengan jarak
minimal satu bulan setelah dosis ketiga
dan bersamaan dengan satu dosis polio
injeksi, dalam kurun waktu satu bulan
laporan
20
Hasil imunisasi bayi (0 - 11
Jumlah bayi (surviving infants) yang
bulan) yang diimunisasi IPV 1
mendapatkan imunisasi polio injeksi
dosis
satu dosis yang diberikan pada usia
minimal 4 bulan hingga sebelum
berusia 1 tahun, dalam kurun waktu
satu bulan laporan
21
22
Hasil imunisasi bayi (0 - 11
Jumlah bayi (surviving infants) yang
bulan) yang diimunisasi
mendapatkan imunisasi campak dalam
campak
kurun waktu satu bulan laporan
Hasil imunisasi bayi (0 - 11
Jumlah bayi (surviving infants) yang
bulan) yang mendapat
mendapat satu kali imunisasi Hepatitis
imunisasi dasar lengkap (IDL)
B, satu kali imunisasi BCG, tiga kali
imunisasi DPT-HB-Hib, empat kali
imunisasi polio, dan satu kali
imunisasi campak, dalam kurun waktu
satu bulan laporan
23
Sasaran Baduta
Jumlah anak usia 18-24 bulan
menurut jenis kelamin
24
Hasil imunisasi lanjutan
Jumlah anak usia 18-24 bulan yang
Baduta DPT-HB-Hib (DPT-HB-
mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib
Hib 4)
lanjutan sebanyak satu dosis dalam
- 408 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
kurun waktu satu bulan
25
Hasil imunisasi lanjutan
Jumlah anak usia 18-24 bulan yang
Baduta Campak (Campak 2)
mendapatkan imunisasi campak
lanjutan sebanyak satu dosis dalam
kurun waktu satu bulan
26
Sasaran WUS
Jumlah wanita usia subur (hamil atau
tidak hamil) yang ada dalam bulan
laporan
27
Hasil imunisasi lanjutan TT
Jumlah wanita usia subur (WUS) (15-
pada WUS - imunisasi TT1
39 tahun) yang mendapatkan
imunisasi tetanus dosis pertama
berdasarkan hasil skrining dalam
kurun waktu satu bulan
28
Hasil imunisasi lanjutan TT
Jumlah WUS (15-39 tahun) yang
pada WUS - imunisasi TT2
mendapatkan imunisasi tetanus dosis
kedua yang diberikan minimal satu
bulan setelah dosis pertama
berdasarkan hasil skrining dalam
kurun waktu satu bulan
29
Hasil imunisasi lanjutan TT
Jumlah WUS (15-39 tahun) yang
pada WUS - imunisasi TT3
mendapatkan imunisasi tetanus dosis
ketiga yang diberikan minimal enam
bulan setelah dosis kedua berdasarkan
hasil skrining dalam kurun waktu satu
bulan
30
Hasil imunisasi lanjutan TT
Jumlah WUS (15-39 tahun) yang
pada WUS - imunisasi TT4
mendapatkan imunisasi tetanus dosis
ke empat yang diberikan minimal satu
tahun setelah dosis ketiga berdasarkan
hasil skrining dalam kurun waktu satu
bulan
31
Hasil imunisasi lanjutan TT
Jumlah WUS (15-39 tahun) yang
pada WUS - imunisasi TT5
mendapatkan imunisasi tetanus dosis
- 409 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
kelima yang diberikan minimal satu
tahun setelah dosis ke empat
berdasarkan hasil skrining dalam
kurun waktu satu bulan
5.
Pengendalian Penyakit Menular
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular yang wajib
dilaporkan adalah upaya pengendalian malaria, DBD, kecacingan,
rabies, diare, hepatitis, TB, kusta, frambusia, HIV/AIDS, penyakit
kelamin, ISPA-pneumonia, PD3I dan kegiatan surveilans serta
penanggulangan kejadian luar biasa penyakit dan keracunan.
Hasil
kegiatan
upaya
pencegahan
dan
pengendalian
penyakit
menular dicatat dalam berbagai instrument pencatatan data di
Puskesmas, Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu dan bidan
desa sebagaimana dibahas pada bagian pencatatan.
1)
Sumber Data
1)
Register Rawat Jalan
2)
Register Rawat Inap
3)
Register Pelayanan Laboratorium
4)
Register Rujukan Puskesmas
5)
Register Kematian Puskemas
6)
Register
Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
Menular
7)
Register Penderita Malaria
8)
Register Penderita Malaria Menurut Desa
9)
Register Kelambu Berinsektisida
10) Register Pemeriksaan Jentik Berkala Rumah dan
Bangunan/Institusi (PJB-0)
11) Register Pemeriksaan Jentik Berkala Rumah dan
Bangunan Menurut Kelurahan/Desa (PJB-1)
12) Register Pemeriksaan Jentik Berkala Institusi (PJB-2)
13) Register
Pemberantasan
Sarang
Puskesmas (PSN-DBD) (P-DBD)
Nyamuk
DBD
- 410 -
14) Daftar (Register) Pemeriksaan dan Pengobatan Cacing
Anak Balita dan Prasekolah di Posyandu/ Anak
sekolah di SD/MI
15) Register Pemeriksaan dan Pengobatan Cacing pada
Anak Balita dan Prasekolah di Posyandu, dan Anak
Sekolah di SD/MI Menurut Desa/Kelurahan
16) Register Penderita Gigitan Hewan Penular Rabies dan
Rabies/Lyssa
17) Daftar Terduga TB (TB.06)
18) Register TB Fasilitas Kesehatan (TB.03)
19) Register Kohort Penderita Kusta
20) Register Pemeriksaan Kusta di Sekolah
21) Register Pemeriksaan Kusta di Desa/Kelurahan (Survei
Kusta Desa)
22) Register Penderita Kusta Tipe MB
23) Register Penderita Kusta Tipe PB
24) Register Pemeriksaan Frambusia di Sekolah
25) Register Pemeriksaan Frambusia Menurut Sekolah
26) Penyelidikan dan Pengobatan Kasus Frambusia dan
Kontak
27) Rekapitulasi Pencatatan dan Pelaporan Hasil Imunisasi
Tingkat Puskesmas
28) Register Harian Kunjungan Layanan Rehidrasi Oral
Aktif (LROA)
2)
Jenis Data, definisi operasional, dan instrumen
Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan
Pengendalian Penyakit Menular, tercantum dalam
Tabel
138 Jenis Data dan Definisi Operasional pada Laporan
Bulanan Pengendalian Penyakit Menular
Contoh instrumen laporan bulanan pengendalian penyakit
menular tercantum pada Formulir 138 Laporan Bulanan
Pengendalian Penyakit Menular.
Tabel 138
Jenis Data dan Definisi Operasional
Laporan Bulanan Pengendalian Penyakit Menular
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
- 411 -
NO.
1.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
MALARIA
a. Jumlah suspek malaria
Suspek malaria adalah seseorang yang
menderita sakit dengan gejala demam
atau riwayat demam dalam 48 jam
terakhir dan tinggal di daerah endemis
malaria atau adanya riwayat bepergian ke
daerah endemis malaria dalam empat
minggu terakhir sebelum sakit
b. Jumlah suspek malaria
diperiksa mikroskopis/RDT
Jumlah suspek malaria diperiksa
mikroskopis parasit malaria /RDT atau
cara penegakan.
c. Jumlah malaria positif
Kasus malaria positif adalah seseorang
dengan hasil pemeriksaan darah positif
malaria berdasarkan pengujian
mikroskopis parasit malaria atau RDT.
d. Malaria positif indigenous
Kasus malaria positif yang
penularannya terjadi di wilayah setempat
dan tidak ada bukti langsung
berhubungan dengan kasus impor.
Secara teknis, kasus malaria indigenous
adalah kasus tersangka malaria yang
tidak memiliki riwayat bepergian ke
daerah endemis malaria dalam empat
minggu sebelum sakit dan hasil
pemeriksaan sediaan darah adalah positif
malaria (termasuk kasus introduce)
e. Malaria positif import
Kasus malaria positif yang penularannya
terjadi di luar wilayah. Secara teknis
kasus malaria impor adalah kasus
tersangka malaria dengan riwayat
bepergian kedaerah endemis malaria
dalam 4 minggu terakhir sebelum
menderita sakit dan hasil pemeriksaan
- 412 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
sediaan darah adalah positif malaria
`f. Jumlah malaria positif
Plasmodium falsiparum
Kasus malaria positif P. Falsiparum
adalah seseorang dengan hasil
pemeriksaan darah positif malaria P.
Falsiparum berdasarkan pengujian
mikroskopis parasit malaria atau RDT.
g. Jumlah malaria positif diobati
standar
Malaria positif diobati standar adalah
kasus malaria positif yang mendapat
pengobatan sesuai standar program.
h Jumlah kelambu
2.
Jumlah kelambu berinsektisida yang
berinsektisida yang dibagikan
diberikan kepada masyarakat melalui
di Puskesmas dibuat per desa,
kegiatan pembagian massal dan rutin
dusun atau fokus malaria
integrasi
DBD
(Demam Berdarah Dengue)
DBD : demam tinggi mendadak 2 hari
atau lebih, disertai tanda perdarahan
(bintik merah pada kulit, mimisan,
perdarahan gusi, muntah darah, berak
darah). Pemeriksaan darah hematokrit
naik 20% dan trombosit <100.00/mm2
dan/atau serologi positif
Penderita demam berdarah dengue
dirujuk oleh RS dan dilakukan investigasi
oleh Puskesmas
a. Jumlah kelurahan/desa
Kelurahan/desa berisiko penularan DBD
berisiko penularan DBD (ada
yaitu apabila terdapat cluster DBD yang
kelompok/cluster dalam 3
mengindikasikan terjadinya penularan
tahun terakhir)
setempat DBD dalam 3 tahun terakhir
Desa/kelurahan berisiko penularan DBD
dibuat pada awal Januari Tahun program
b. Jumlah kelurahan/desa
berisiko penularan DBD
Kelurahan/desa diperiksa jentik adalah
dilakukan identifikasi jenis countener dan
- 413 -
NO.
JENIS DATA
diperiksa jentik
DEFINISI OPERASIONAL
ada tidaknya jentik dari rumah ke rumah,
baik oleh petugas Puskesmas, atau oleh
kader DBD di bawah supervisi petugas
Puskesmas
(100 rumah dipilih secara random)
c. Jumlah kelurahan/desa
Kelurahan/desa berisiko penularan DBD
berisiko penularan DBD bebas
bebas jentik adalah apabila 95 % atau
jentik
lebih rumah yang diperiksa tidak
menemukan jentik (Angka Bebas Jentik/
ABJ 95 % atau lebih)
d. Jumlah sekolah diperiksa
jentik (bulan ini)
Sekolah diperiksa jentik pada semua
tempat yang dapat menjadi tempat
berkembang-biak jentik di sekolah dan
sekitar sekolah, baik oleh petugas
Puskesmas, guru, staf sekolah, atau
murid dengan bimbingan dari petugas
Puskesmas
e. Jumlah sekolah bebas dari
jentik
Sekolah bebas jentik adalah apabila tidak
ditemukan jentik pada semua tempat
yang dapat menjadi tempat berkembangbiak jentik di sekolah dan sekitar sekolah
f. Jumlah RS/klinik/ Puskesmas RS/klinik/Puskesmas diperiksa jentik
yang diperiksa jentik
pada semua tempat yang dapat menjadi
tempat berkembang-biak jentik, baik di
lingkungan RS/klinik/ Puskesmas
maupun sekitar RS/klinik/Puskesmas
g. Jumlah RS/Klinik/Puskesmas
bebas dari jentik
RS/klinik/Puskesmas bebas jentik adalah
apabila tidak ditemukan jentik pada
semua tempat yang dapat menjadi tempat
berkembang-biak jentik di lingkungan
RS/klinik/Puskesmas dan sekitar
RS/klinik/ Puskesmas
h. Jumlah tempat-tempat umum
TTU diperiksa jentik pada semua tempat
- 414 -
NO.
JENIS DATA
diperiksa jentik
DEFINISI OPERASIONAL
yang dapat menjadi tempat berkembangbiak jentik, baik di lingkungan TTU
maupun sekitar, dilakukan oleh petugas
Puskesmas, atau staf TTU dengan
bimbingan dari petugas Puskesmas
i. Jumlah tempat-tempat umum
bebas jentik
TTU bebas jentik adalah apabila tidak
ditemukan jentik pada semua tempat
yang dapat menjadi tempat berkembangbiak jentik di lingkungan TTU dan sekitar
TTU
j. Jumlah fogging fokus
Jumlah kegiatan pemberantasan sarang
nyamuk penular DBD dengan melalui
cara pengabutan panas
(pengasapan/fogging).
k. Jumlah desa /kelurahan
dilakukan larvasidasi
Jumlah desa/kelurahan yang
melaksanakan kegiatan pemberantasan
sarang nyamuk penular DBD dengan
melalui cara larvasidasi.
l. Jumlah desa/kelurahan
Jumlah desa/kelurahan yang
dilakukan pemberantasan
melaksanakan kegiatan pemberantasan
sarang nyamuk (PSN) 3M Plus
sarang nyamuk penular DBD dengan
melalui cara 3M Plus.
3.
KECACINGAN
a. Jumlah anak balita yang
diperiksa tinjanya
Jumlah anak (1-4 tahun) yang diambil
tinjanya dan dilakukan uji spesimen
terhadap cacing perut
b. Jumlah anak prasekolah yang
diperiksa tinjanya
Jumlah anak (5-6 tahun) yang diambil
tinjanya dan dilakukan uji spesimen
terhadap cacing perut
c. Jumlah anak sekolah (SD/MI)
yang diperiksa tinjanya
Jumlah anak (7-12 tahun) yang diambil
tinjanya dan dilakukan uji spesimen
- 415 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
terhadap cacing perut
Jumlah
anak balita (1-4 tahun) Ditemukan cacing tanpa melihat jenisnya
d.
yang ditemukan positif telur
cacing
pada
pemeriksaan
tinjanya
Jumlah
anak prasekolah (5-6 Ditemukan cacing tanpa melihat jenisnya
e.
tahun) yang ditemukan positif
telur cacing pada pemeriksaan
tinjanya
f. Jumlah anak sekolah yang
Ditemukan cacing tanpa melihat jenisnya
ditemukan positif telur cacing
pada pemeriksaan tinjanya
g. Jumlah anak balita (1-4
Sesuai takaran
tahun) yang minum obat
cacing (albendazole)
h. Jumlah anak prasekolah (5-6
Sesuai takaran
tahun) yang minum obat
cacing (albendazole)
i. Jumlah anak sekolah (7-12
Sesuai takaran
tahun) yang minum obat
cacing (albendazole)
j. Jumlah SD/MI yang anak
Tidak melihat besarnya cakupan anak
didiknya mendapat obat cacing
yang mendapat obat cacing
(Albendazole) I tahun ini
k. Jumlah SD/MI yang anak
Tidak melihat besarnya cakupan anak
didiknya mendapat obat cacing
yang mendapat obat cacing
(Albendazole) II tahun ini
Jumlah
ibu
l.
tinjanya
hamil
dites
cacing Pemeriksaan tinja untuk menemukan
m. Jumlah ibu hamil kecacingan
telur cacing perut tanpa melihat jenisnya
Jumlah
ibu
hamil
kecacingan
yang
ditangani (mendapat
mendapat albendazole sesuai takaran.
albendazole) (baru/ulang)
Ibu hamil yang mendapat albendazole
adalah ibu hamil trimester 2 dan 3 yang
- 416 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
keluar cacing pada saat buang air besar
dan/atau hasil pemeriksaan tinjanya
ditemukan telur cacing.
4.
PENYAKIT RABIES
a. Jumlah kasus Gigitan Hewan
Penular Rabies (GHPR)
Jumlah kasus gigitan hewan penular
rabies yang dirawat atau diterima
laporannya di Puskesmas, dibagi menutu
jenis kelamin dan umur
b. Jumlah kasus GHPR yang
Kasus GHPR yang mendapatkan
mendapatkan Vaksin Anti
tatalaksana sesuai standar (cuci luka
Rabies (VAR) atau VAR dan
gigitan dengan sabun dan air mengalir
Serum Anti Rabies (SAR)
selama 10-15 menit; dan mendapatkan
post exposure treatment/ VAR atau SAR)
c. Jumlah kasus Rabies (Kasus
Lyssa) yang mendapatkan
Kasus rabies (positif) Mendapat VAR 1, 2
dan 3 atau SAR
VAR/SAR secara lengkap
d. Jumlah kasus Rabies (Kasus
Lyssa) yang tidak
Kasus rabies (positif) yang hanya
mendapat VAR 1, atau Var 1, 2
mendapatkan VAR/SAR
secara lengkap
5.
DIARE (GASTROINTERITIS)
a. Jumlah bayi menderita diare
mendapat oralit
Jumlah bayi yang mengalami diare dan
mendapatkan oralit
Diare – buang air besar yang
frekuensinya lebih sering dari biasanya
(pada umumnya 3 kali atau lebih) perhari
dengan konsistensi cair
b. Jumlah bayi menderita diare
mendapat Zink
c. Jumlah bayi menderita diare
mendapat oralit dan Zink
Jumlah bayi yang mengalami diare dan
mendapatkan zink
Jumlah bayi yang mengalami diare dan
mendapatkan oralit & zink
- 417 -
NO.
JENIS DATA
d. Jumlah bayi menderita diare
mendapat infus
e. Jumlah anak balita menderita
diare mendapat oralit
f. Jumlah anak balita menderita
diare mendapat Zink
g. Jumlah anak balita menderita
DEFINISI OPERASIONAL
Jumlah bayi yang mengalami diare dan
mendapatkan zink
Jumlah anak balita yang mengalami diare
dan mendapatkan oralit
Jumlah anak balita yang mengalami diare
dan mendapatkan zink
Jumlah anak balita yang mengalami diare
diare mendapat oralit dan Zink dan mendapatkan oralit dan zink
h. Jumlah anak balita menderita
diare mendapat infus
i. Jumlah penderita diare
Jumlah anak balita yang mengalami diare
dan mendapatkan infus
Jumlah orang dengan usia > 5 tahun
berumur >5 tahun mendapat
yang mengalami diare dan mendapatkan
oralit
oralit
j. Jumlah penderita diare
berumur >5 tahun mendapat
Jumlah usia > 5 tahun yang mengalami
diare dan mendapatkan infus
infus
6.
HEPATITIS
Jumlah kasus suspek
Suspek hepatitis adalah penderita dengan
hepatitis yang dirujuk
gejala awal demam, lelah, anoreksia,
gangguan pencernaan (mual), dan diikuti
gejala kuning, gatal , air kencing seperti
warna teh
Dirujuk dimaksudkan dirujuk ke RS (tipe
B,C)
7.
TB PARU
a. Jumlah pasien TB paru
TB paru terkonfirmasi bakteriologis
terkonfirmasi bakteriologis
apabila ditemukan salah satu dari :
(BTA/biakan/tes cepat) baru
1. ditemukan BTA (+) dari salah satu uji
diobati
dahak SPS (sewaktu-pagi-sewaktu)
dengan pemeriksaan mikroskopis
langsung
2. ditemukan BTA (+) pada biakan
- 418 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
3. tes cepat positif
TB paru baru artinya baru mulai diobati
saat pengobatan ini, bukan pengobatan
ulang atau lanjutan
b. Jumlah pasien TB paru
terdiagnosis klinis (paru BTA
negatif, rontgen positif) baru
diobati
TB paru terdiagnosis klinis apabila BTA (), tetapi ditemukan tanda klinis dan
penunjang (foto paru) yang ditetapkan
oleh dokter terlatih TB.
TB paru baru artinya baru mulai diobati
c. Jumlah pasien TB anak baru
diobati
Anak umur 0-14 tahun dengan salah
satu:
1. skor >6,
2. skor = 6 dan uji tuberkulin positif/ada
kontak dan klinis positif
3. skor = 5, dengan BTA positif dan 2
gejala klinis (dokter)
TB paru baru artinya baru mulai diobati
d. Jumlah pasien TB paru
Pasien TB paru sembuh adalah apabila
terkonfirmasi bakteriologis
hasil pemeriksaan bakteriologis positif
baru yang sembuh
pada awal pengobatan, kemudian menjadi
negatif pada akhir pengobatan.
Baru sembuh adalah dinyatakan sembuh
pada bulan ini
e. Jumlah pasien TB paru
Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologi
terkonfirmasi bakteriologis
mendapat pengobatan lengkap apabila
baru yang mendapat
pasien telah mendapat pengobatan
pengobatan lengkap
lengkap dengan hasil pemeriksaan
bakteriologis akhir pengobatan tidak
diketahui, tetapi salah satu hasil
pemeriksaan bakteriologis sebelumnya
adalah negatif.
Baru diartikan ditetapkan telah selesai
mendapat pengobatan lengkap bulan ini
f. Jumlah pasien TB paru
Pasien TB paru terdiagnosis klinis
- 419 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
terdiagnosis klinis (paru BTA
mendapat pengobatan lengkap apabila
negatif, rontgen positif) baru
pasien telah mendapat pengobatan
yang mendapat pengobatan
lengkap dengan hasil pemeriksaan
lengkap
bakteriologis akhir pengobatan tidak
diketahui, tetapi salah satu hasil
pemeriksaan bakteriologis sebelumnya
adalah tetap negatif.
Baru diartikan ditetapkan telah selesai
mendapat pengobatan lengkap bulan ini
g. Jumlah pasien TB kambuh
Pasien kambuh: adalah pasien TB yang
pernah dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap dan saat ini
didiagnosis TB berdasarkan hasil
pemeriksaan bakteriologis atau klinis
(baik karena benar-benar kambuh atau
karena reinfeksi)
8
KUSTA
Pada Puskesmas yang sudah
menggunakan pendataan di komputer
dapat hanya mengirimkan register
pengobatan kusta (individu penderita)
setiap bulan yang semula dikirimkan
setiap triwulan. Dinas Kesehatan akan
mengolah data dengan tampilan data
yang sama
a. Jumlah penderita kusta (MB
dan PB) baru dengan cacat
tingkat 0
Kusta ditemukan melalui satu atau le-bih
tanda utama (Cardinal Sign) Kusta :
(1) lesi kulit mati rasa,
(2) penebalan syaraf tepi disertai dg
gangguan fungsi saraf,
(3) BTA kulit positif. Penderita kusta
baru adalah baru ditemukan dan
belum pernah pengobatan kusta
Cacat Tk 0 : Tidak ditemukan kelainan
- 420 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
pada mata, tangan dan kaki
b. Jumlah penderita kusta (MB
dan PB) baru dengan cacat
tingkat 1
Kusta ditemukan satu tanda Cardinal
Sign Kusta :
(1) lesi kulit mati rasa,
(2) penebalan syaraf tepi dg gangguan
fungsi saraf,
(3) BTA kulit positif
Cacat Tk 1 : saat ditemukan telapak
tangan/kaki tidak terlihat cacat, tetapi
ada anestesi, kelemahan otot
Penderita kusta baru adalah baru
ditemukan dan belum pernah pengobatan
kusta
c. Jumlah penderita kusta (MB
Cacat Tk 2 : saat ditemukan terdapat
dan PB) baru dengan cacat
lagoftalmus, cacat terlihat pada telapak
tingkat 2
tangan/kaki
d. Jumlah kasus indeks (MB dan
Jumlah penderita kusta baru (MB dan
PB) yang 20 orang kontaknya
PB) yang 20 orang kontaknya, atau lebih,
dilakukan pemeriksaan kusta
dilakukan pemeriksaan kusta.
Pemeriksaan kusta pada kontak
dilakukan setahun sekali, mulai tahun
pertama penderita didiagnosis sampai 4
tahun berikutnya. Kontak penderita
terdiri dari kontak serumah, tetangga,
dan kontak social.
e. Jumlah penderita kusta (PB
Masih dalam pengobatan adalah
dan MB) lama masih dalam
penderita terdaftar minum obat kusta
pengobatan MDT
standar di Puskesmas dan belum
dinyatakan default (gagal), mati, pindah
atau ganti tipe
f Jumlah penderita kusta (PB)
Penderita kusta (MB) RFT apabila telah
yang telah menyelesaikan
mendapat pengobatan 12 blister dalam
pengobatan (RFT)
waktu 12-18 bulan, tanpa pemeriksaan
laboratorium
- 421 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
g. Jumlah penderita kusta (PB)
Penderita kusta (PB) RFT apabila telah
yang telah menyelesaikan
mendapat pengobatan 6 blister dalam
pengobatan (RFT)
waktu 6-9 bulan, tanpa pemeriksaan
laboratorium
h. Jumlah penderita kusta (PB)
dinyatakan default
Penderita kusta (PB) default/mangkir
apabila tidak minum MDT lebih dari 3
bulan berturut-turut atau kumulatif
i. Jumlah penderita kusta (MB)
dinyatakan default
Penderita kusta (PB) default/mangkir
apabila tidak minum MDT lebih dari 6
bulan berturut-turut atau kumulatif
9
FRAMBUSIA
a. Jumlah penderita frambusia
Jumlah suspek frambusia yang
suspek diperiksa serologi
ditemukan di pelayanan pemeriksaan
(pemeriksaan cepat/RDT)
umum, pemeriksaan anak sekolah dan
penyelidikan kasus frambusia yang
dilakukan konfirmasi dengan
pemeriksaan cepat (RDT)
b. Jumlah SD/MI diperiksa
frambusia
SD/MI diperiksa frambusia adalah
melakukan screaning suspek kasus
frambusia dan konfirmasi dengan
pemeriksan cepat untuk menemukan
kasus frambusia konfirmasi diantara
murid SD/MI terutama kelas 3, 4 dan 5
10
HIV-AIDS
a. Jumlah orang dites HIV
Jumlah orang yang dites dengan tiga
reagen (tes HIV standar)
b. Jumlah orang dengan HIV
positif
Jumlah orang yang dites dengan tiga
reagen (tes HIV standar) dan hasil
akhirnya positif
c. Jumlah ibu hamil dites HIV
Jumlah ibu hamil yang dites dengan tiga
- 422 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
reagen (tes HIV standar)
d. Jumlah ibu hamil dengan HIV
positif
Jumlah ibu hamil yang dites dengan tiga
reagen (tes HIV standar) dan hasil
akhirnya positif
11
PENYAKIT KELAMIN
a.
Jumlah
sifilis
b
pasien
yang
dites Jumlah orang yang dites sifilis melalui
pendekatan laboratorium
Jumlah pasien positif sifilis
Jumlah pasien yang dites sifilis dan
ditemukan positif sifilis
c.
Jumlah
diobati
pasien
sifilis
yang Jumlah
orang
yang
dites
sifilis
dan
didiagnosis sifilis dini atau lanjut, dan
diberikan pengobatan
d
Jumlah ibu hamil yang dites Jumlah ibu hamil yang dites
sifilis
melalui pendekatan laboratorium
sifilis
e.
Jumlah ibu hamil positif sifilis Jumlah ibu hamil yang dites sifilis dan
didiagnosis sifilis dini atau lanjut
f.
Jumlah ibu hamil sifilis yang Jumlah ibu hamil yang dites sifilis dan
diobati
didiagnosis sifilis dini atau lanjut, dan
diberikan pengobatan
12
ISPA
a Jumlah kunjungan Balita
Jumlah seluruh kunjungan balita dengan
batuk atau kesukaran
keluhan/gejala
bernapas
bernapas
b Jumlah Balita batuk atau
batuk
atau
kesukaran
Jumlah seluruh balita batuk atau
kesukaran bernafas yang
kesukaran bernapas yang di hitung
dihitung napas atau dilihat
frekuensi napasnya dalam 1 menit penuh
ada tidaknya tarikan dinding
dada kedalam
6.
Penyakit Tidak Menular
atau dilihat ada tidaknya Tarikan Dinding
Dada bagian Bawah Kedalam (TDDK)
- 423 -
Upaya pengendalian penyakit tidak menular yang wajib dilaporkan
adalah upaya tatalaksana penyandang PTM, deteksi dini kanker leher
rahim dan payudara, dan pemeriksaan faktor risiko, terutama di
posbindu PTM.
Hasil kegiatan upaya pengendalian penyakit tidak menular dicatat
dalam
berbagai
instrument
pencatatan
data
di
Puskesmas,
Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu dan bidan desa serta
posbindu PTM sebagaimana dibahas sebelumnya.
1)
Sumber Data
1)
Buku Monitoring Faktor Risiko PTM
2)
Register Monitoring Faktor Risiko PTM
3)
Kartu
Pemeriksaan
Faktor
Risiko
Pengemudi
di
Terminal
4)
Register Pemeriksaan Faktor Risiko Pengemudi di
Terminal
2)
5)
Register Rawat Jalan Puskesmas
6)
Register Rawat Inap Puskesmas
Jenis Data, Definisi operasional
Jenis data dan definisi operasional pada laporan bulanan
pengendalian penyakit tidak menular, tercantum dalam
Tabel 139 Jenis Data dan Definisi Operasional pada
Laporan Bulanan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Contoh instrumen laporan bulanan pengendalian penyakit
tidak menular tercantum pada Formulir 139 Laporan
Bulanan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
Tabel 139
Jenis Data dan Definisi Operasional
Laporan Bulanan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
NO.
JENIS DATA
1.
Deteksi Dini Kanker Leher
Rahim dan Payudara
DEFINISI OPERASIONAL
- 424 -
NO.
JENIS DATA
a. Jumlah perempuan 30-50
DEFINISI OPERASIONAL
IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
tahun yang diperiksa IVA-
adalah pemeriksaan dengan cara
SADANIS
mengamati dengan menggunakan
spekulum, melihat leher rahim yang
telah dipulas dengan asam asetat atau
asam cuka (3-5%)
SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis)
adalah pemeriksaan klinis payudara oleh
tenaga medis terlatih
b. Persentase cakupan
Perempuan berusia 30-50 tahun
perempuan 30-50 tahun yang
diperiksa IVA-SADANIS dibagi dengan
diperiksa IVA-SADANIS
perempuan 30-50 tahun di suatu wilayah
c. Jumlah perempuan usia 3050 tahun dengan:
Perempuan berusia 30-50 tahun
diperiksa IVA-SADANIS dengan hasil
temuan
1) IVA positif
- Bercak putih dengan batas yang tegas
dan meninggi, tidak mengkilap yang
terhubung, atau meluas dari
sambungan skuamo kolumnar (SSK)
2) dicurigai kanker leher
rahim
- Ditemukan pertumbuhan massa
seperti kembang kol yang mudah
berdarah atau luka bernanah/ulcer
3) kelainan ginekologi lain
- Ditemukan tanda-tanda kelainan
selain IVA positif dan curiga kanker
pada organ reproduksi
4) pap smear positif
- Ditemukan kelainan histopatologi
pada leher rahim
5) IVA positif yang sudah
dikrioterapi
6) benjolan payudara
- IVA positif yang sudah diterapi dengan
terapi gas dingin (krioterapi)
- Ditemukan benjolan abnormal/massa
- 425 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
pada payudara yaitu sekelompok sel
yang saling menempel, dapat
diakibatkan oleh abses, kista, tumor
jinak, atau ganas
7) dicurigai kanker payudara
- Ditemukan tanda-tanda keganasan
pada payudara
8) kelainan payudara
- kelainan payudara selain benjolan
lainnya
2.
abnormal dan curiga kanker payudara
Penemuan dini kanker pada
dilaporkan sebagai laporan kesakitan
anak usia <18 tahun
umum
Jumlah anak usia <18 tahun
dengan :
1) Suspek leukemia
Penyakit keganasan sel darah yang
berasal dari sumsum tulang.
2) Suspek retinoblastoma
Tumor ganas di dalam bola mata yang
berkembang dari sel retina
3) Suspek kanker nasofaring
Tumor ganas pada daerah antarahidung
dan tenggorokan
4) Suspek osteosarcoma
Keganasan yang tumbuh dari tulang
5) Suspek limphoma
Keganasan primer jaringan limfoid yang
malignum
6) Suspek neuroblastoma
bersifat padat
Tumor embrional dari sistem saraf
simpatis yang berasal dari primitive
neural crest
3.
Pemeriksaan Faktor Risiko PTM
a. Jumlah penduduk berusia
Posbindu PTM adalah peran masyarakat
≥15 tahun melakukan
dalam melakukan kegiatan deteksi dini
pemeriksaan di Posbindu
dan pemantauan faktor risiko PTM
PTM
utama yang dilaksanakan secara
b. Jumlah penduduk berusia
terpadu, rutin, dan periodik.
- 426 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
≥15 tahun melakukan
pemeriksaan di Posbindu
PTM dengan masalah
kesehatan :
1) merokok
Merokok dalam 1 bulan terakhir (perokok
aktif)
2) kurang mengkonsumsi
buah dan sayur
Makan sayur dan buah < 5 porsi sehari
(1 porsi sayur adalah 1 mangkuk kecil
“100 gram” dan buah adalah “70 gram“
sepotong pisang ambon kecil)
3) kurang melakukan
aktivitas fisik
4) mengkonsumsi
minuman beralkohol
Aktivitas fisik kurang dari 30 menit/hari
(kurang dari 150 menit/minggu)
Konsumsi minuman beralkohol dalam 1
bulan terakhir (minimal 1 sloki)
5) obesitas
IMT >25 kg/m2
6) obesitas sentral
Lingkar perut pria 90 cm, dan wanita
80 cm
7) kenaikan tekanan
darah
8) hiperglikemia
Berdasarkan pengukuran tekanan darah
saat pemeriksaan 140/90 mmHg
Berdasarkan pemeriksaan gula darah
sewaktu saat pemeriksaan >200 mg/dL
9) hiperkolesterolemia
Berdasarkan pemeriksaan kolesterol total
darah saat pemeriksaan >190 mg/dL
10) hipertrigliserida
Berdasarkan pemeriksaan trigliserida
darah >150 mg/dL
11) dislipidemia
Bila salah satu parameter hasil
pemeriksaan lipid darah tidak normal
12) fungsi paru paru tidak
normal
Berdasarkan pemeriksaan arus puncak
ekspirasi (APE)
- 427 -
NO.
JENIS DATA
13) positif alkohol dalam
pernafasan
DEFINISI OPERASIONAL
Berdasarkan pengukuran kadar alkohol
pernafasan saat pemeriksaan
14) positif amfetamin dalam Berdasarkan tes amfetamin pada air
urine
4.
kencing yang diambil saat pemeriksaan
Jumlah penduduk mengikuti
Seseorang yang mendapat pelayanan
konseling kesehatan :
konseling PTM, baik di layanan konseling
Puskesmas, Posbindu PTM atau tempat
lain yang sesuai . Topik konseling sesuai
permasalahan yang dihadapi orang
tersebut
a. mengikuti konseling diet
Mengikuti penyuluhan dan konseling diet
di Posbindu PTM/Puskesmas
b. mengikuti konseling berhenti
merokok
c. mengikuti konseling potensi
cedera
Seseorang yang mendapatkan pelayanan
konseling upaya berhenti merokok
Seseorang yang mendapatkan pelayanan
konseling terhadap cedera seperti cedera
akibat kekerasan (kekerasan dalam
rumah tangga, kekerasan seksual,
kecelakaan transport, keracunan,
tenggelam, jatuh, terbakar, digigit ular),
untuk menghilangkan trauma serta
edukasi tentang pencegahan dan
pengendalian cedera
d. mengikuti konseling IVASADANIS
Mengikuti penyuluhan dan konseling
IVA-SADANIS di Posbindu
PTM/Puskesmas
5.
Jumlah SLTP/SLTA yang
Sekolah yang menyelenggarakan CERDIK
melaksanakan CERDIK di
(Cek kesehatan secara berkala,
sekolah
Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas
fisik, Diet seimbang, Istirahat yang
cukup dan Kelola stres), termasuk
didalamnya penerapan kawasan tanpa
rokok disekolah
- 428 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
6.
Jumlah Pengemudi yang
Pengemudi adalah pengemudi bus
dilakukan pemeriksaan faktor
kendaraan umum Antar Kabupaten
risiko kesehatan pengemudi
Antar Provinsi (AKAP) dan Antar
di terminal dalam wilayah
Kabupaten Dalam Provinsi (AKDP) yang
Puskesmas
diperiksa faktor risiko kecelakaan lalu
lintas darat
7.
Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Bentuk
pelayanan
Keperawatan
Kesehatan
Masyarakat
(PERKESMAS) yang dilaksanakan oleh perawat Puskesmas adalah
asuhan keperawatan individu, asuhan keperawatan keluarga, dan
asuhan
keperawatan
dalamnya
penyiapan
diberdayakan
kesehatan
kelompok
care
peran
yang
giver
sertanya
ada
dan
di
masyarakat,
atau
kader
dalam
wilayah
kesehatan
mengatasi
tempat
termasuk
di
untuk
permasalahan
tinggalnya.
Untuk
meningkatkan pengetahuannya, perawat Puskesmas menjadwalkan
kegiatan diskusi refleksi kasus secara rutin di Puskesmas.
Hasil kegiatan di atas dilaporkan dalam bentuk Laporan Bulanan
Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
1)
Sumber Data
1)
Register Asuhan Keperawatan Individu Pelayanan RJ,
GD, ODC dan RI
2)
Register Kohort Asuhan Keperawatan Keluarga
3)
Register Kohort Asuhan Keperawatan Kelompok
4)
Register
Data
Care
Giver
dalam
Pelayanan
Keperawatan Keluarga
5)
Register Data Kader
Kesehatan dalam Pelayanan
Keperawatan Kelompok dan Masyarakat
6)
2)
Laporan Kegiatan Refleksi Diskusi Kasus oleh Perawat
Jenis Data, Definisi Operasional, dan Instrumen
Jenis data dan definisi operasional pada laporan bulanan
keperawatan
Tabel
140
Masyarakat.
kesehatan
Laporan
masyarakat,
Bulanan
tercantum
Keperawatan
dalam
Kesehatan
- 429 -
Contoh instrumen laporan bulanan keperawatan kesehatan
masyarakat tercantum pada Formulir 140 Laporan Bulanan
Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
Tabel 140
Jenis Data dan Definisi Operasional
Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
NO.
1.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
Jumlah individu yang
Jumlah individu dalam hal ini adalah
mendapatkan asuhan
pasien Puskesmas pada bulan ini yang
keperawatan di rawat jalan
mendapatkan asuhan keperawatan di
bulan ini
ruang rawat jalan di Puskesmas maupun
di wilayah kerja Puskesmas, contoh
Puskesmas keliling
2.
3.
4.
5.
6.
Jumlah individu yang
Jumlah individu dalam hal ini adalah
mendapatkan asuhan
pasien Puskesmas pada bulan ini yang
keperawatan di gawat
mendapatkan asuhan keperawatan di
darurat bulan ini
ruang gawat darurat
Jumlah individu yang
Jumlah individu dalam hal ini adalah
mendapatkan asuhan
pasien Puskesmas pada bulan ini yang
keperawatan di rawat inap
mendapatkan asuhan keperawatan di
bulan ini
ruang rawat inap
Jumlah individu yang
Jumlah individu dalam hal ini adalah
mendapatkan asuhan
pasien Puskesmas pada bulan ini yang
keperawatan di one day
mendapatkan asuhan keperawatan di
care bulan ini
ruang rawat inap one day care
Jumlah keluarga binaan
Jumlah keluarga binaan baru dan
yang mendapatkan asuhan
lanjutan pada bulan ini yang
keperawatan keluarga
mendapatkan asuhan keperawatan
bulan ini (total)
keluarga
Jumlah keluarga binaan
Jumlah keluarga binaan baru pada bulan
yang mendapatkan asuhan
ini yang mendapatkan asuhan
keperawatan keluarga
keperawatan keluarga untuk kunjungan
bulan ini (binaan baru)
yang pertama
- 430 -
NO.
7.
JENIS DATA
Jumlah keluarga binaan
DEFINISI OPERASIONAL
Jumlah keluarga binaan pada bulan ini
dengan tingkat kemandirian yang menerima perawat dan menerima
KM-I bulan ini
pelayanan kesehatan sesuai rencana
keperawatan keluarga
8.
Jumlah keluarga binaan
Jumlah keluarga binaan pada bulan ini
dengan tingkat kemandirian yang telah memenuhi KM-I dan
KM-II bulan ini
selanjutnya tahu dan dapat
mengungkapkan masalah kesehatannya
secara benar, memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai anjuran, dan
melakukan tindakan keperawatan
sederhana sesuai anjuran dari perawat
9.
Jumlah keluarga binaan
Jumlah keluarga binaan pada bulan ini
dengan tingkat kemandirian yang telah memenuhi KM-II dan
KM-III bulan ini
selanjutnya mampu melakukan tindakan
preventif secara aktif sesuai kasus/
anjuran perawat
10.
Jumlah keluarga binaan
Jumlah keluarga binaan pada bulan ini
dengan tingkat kemandirian yang telah memenuhi KM-III dan
KM-IV bulan ini
selanjutnya mampu melakukan tindakan
promotif secara aktif sesuai kasus/
anjuran perawat
11.
12.
13.
Jumlah kelompok binaan
Jumlah kelompok binaan baru dan
yang mendapatkan asuhan
lanjutan pada bulan ini yang
keperawatan kelompok
mendapatkan asuhan keperawatan
bulan ini (total)
kelompok
Jumlah kelompok binaan
Jumlah kelompok binaan baru pada bulan
yang mendapatkan asuhan
ini yang mendapatkan asuhan
keperawatan kelompok
keperawatan kelompok untuk kunjungan
bulan ini (binaan baru)
yang pertama
Jumlah kelompok binaan
Jumlah kelompok yang telah mandiri
swabantu bulan ini
pada bulan ini ditandai dengan adanya
- 431 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
komitmen dalam kelompok, adanya kerja
sama untuk saling membantu dan
mendukung sesama anggota kelompok,
serta terbentuknya norma kelompok
14.
Jumlah pelaksanaan
Jumlah DRK dalam bulan ini yang
kegiatan diskusi refleksi
dilaksanakan oleh perawat di Puskesmas
kasus (DRK) oleh perawat
dalam rangka membahas permasalahan
dalam bulan ini
teknis/ kasus/ pencapaian prestasi
terkait asuhan keperawatan, dibuktikan
adanya laporan DRK sesuai Kepmenkes RI
Nomor 836/Menkes/SK/VI /2005
15.
Jumlah care giver dalam
Jumlah care giver yang dilibatkan dalam
pelayanan keperawatan
pendampingan asuhan keperawatan di
keluarga yang terlibat bulan keluarga binaan untuk meningkatkan
ini
pengetahuan keluarga binaan terhadap
pemeliharaan kesehatan di wilayahnya
16.
Jumlah kader kesehatan
Jumlah kader kesehatan yang dilibatkan
dalam pelayanan
dalam pendampingan asuhan
keperawatan kelompok dan
keperawatan di kelompok binaan/darbin
masyarakat yang terlibat
untuk meningkatkan pengetahuan
bulan ini
kelompok dan masyarakat terhadap
pemeliharaan kesehatan di wilayahnya
17.
Jumlah daerah binaan
Jumlah desa/kelurahan yang diberikan
keperawatan kesehatan
pelayanan perkesmas dalam bulan ini
masyarakat bulan ini
meliputi asuhan keperawatan keluarga
dan/atau asuhan keperawatan kelompok
dan masyarakat
B.
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN
1.
Usaha Kesehatan Sekolah dan Kesehatan Remaja
Upaya kesehatan anak remaja di sekolah dan lingkungan sekolah
terdiri atas:
a.
Penjaringan kesehatan pada anak baru kelas 1, kelas 7 dan
kelas 10
- 432 -
b.
Melakukan penyuluhan, promosi kesehatan
c.
Pembagian obat cacing dua kali setahun yaitu pada bulan
Mei dan November,
d.
BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang biasa dilakukan
pada bulan Oktober atau November,
e.
Pencabutan gigi susu sekali setahun,
f.
Pengamatan kesehatan lingkungan sekolah seperti
pengawasan terhadap sumber air bersih, pengawasan
kamar mandi/wc dan pengawasan terhadap kantin sekolah
g.
Pemeriksaan frambusia
h.
Pemeriksaan kusta
i.
Pelayanan kesehatan
j.
Bebas jentik sekolah
Kegiatan
yang
tersebut
di
atas,
dilaporkan
sesuai
dengan
penanggung jawab masing-masing program.
2.
Kesehatan Kerja, Olahraga dan Tradisional Komplementer
Upaya kesehatan olahraga di Puskesmas antara lain pemberdayaan
kelompok,
termasuk
penyuluhan;
pemeriksaan
kesehatan
olahragawan pada kelompok olahraga; pemeriksaan kebugaran
masyarakat. Pemberdayaan kelompok olahraga merupakan kegiatan
promosi
kesehatan,
pemberdayaan
sehingga
kelompok
pencatatan
olahraga
hasil
kegiatan
menggunakan
Register
Penyuluhan Kelompok yang digunakan pada kegiatan Promosi
Kesehatan.
Upaya kesehatan kerja di Puskesmas antara lain pemberdayaan
kelompok
kerja,
pemberdayaan
institusi
tempat
kerja
dan
pemeriksaan potensi bahaya tempat kerja. Pemberdayaan kelompok
pekerja dan tempat kerja dilaksanakan dengan menerapkan prinsip
promosi
kesehatan,
sehingga
pencatatan
hasil
kegiatan
pemberdayaan kelompok kerja dan pemberdayaan institusi kerja
menggunakan pencatatan kegiatan Promosi Kesehatan.
Pemeriksaan potensi bahaya tempat kerja dilaksanakan pada setiap
tempat
kerja
tertentu,
dengan
pencatatan
hasil
kegiatannya
menggunakan Laporan Pemeriksaan Bahaya Tempat Kerja, yang
kemudian dihimpun dalam Register Pemeriksaan Potensi Bahaya
Tempat Kerja.
- 433 -
Upaya kesehatan tradisional komplementer di Puskesmas antara lain
pelayanan akupresur, pemberdayaan kelompok Asuhan Mandiri
Kesehatan
Tradisional
di
Posyandu.
Pelaksanaan
pelayanan
akupresur di lakukan di pelayanan umum, sehingga menggunakan
instrumen register rawat jalan.
1)
Sumber Data
Instrumen
yang
digunakan
pada
kesehatan
olahraga
adalah:
1)
Register
Promosi
Kesehatan
Kelompok
Olahraga.
Instrumen merujuk pada Register Promosi Kesehatan
Kelompok di kegiatan promosi kesehatan
2)
Kartu Pemeriksaan Kesehatan Kelompok Olahraga
3)
Register Pemeriksaan Kesehatan Kelompok Olahraga
4)
Register Pemeriksaan Kebugaran Perorangan
Instrumen yang digunakan pada kesehatan kerja adalah:
1)
Register Promosi Kesehatan Kelompok Pekerja
2)
Register Promosi Kehatan Tempat Kerja, termasuk Pos
UKK
3)
Register Pemeriksaan Potensi Bahaya Tempat Kerja
4)
Register Pelayanan Kesehatan Pos UKK
Instrumen pelayanan akupresur
2)
1)
Register Rawat Jalan (tindakan akupresur)
2)
Register Pelayanan Akupresur Puskesmas (jika ada)
Variabel Pelaporan
Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Kesehatan
Kerja, Olahraga, serta Tradisional dan Komplementer,
tercantum dalam Tabel 141 Jenis Data dan Definisi
Operasional
pada
Laporan
Bulanan
Kesehatan
Kerja,
Olahraga, dan Tradisional Komplementer
Contoh instrumen Laporan Bulanan UKMP 2. Kesehatan
Kerja, Olahraga, dan Tradkom tercantum pada Formulir
141 Laporan Bulanan UKMP 2. Kesehatan Kerja, Olahraga,
Tradisional, dan Komplementer.
Tabel 141
Jenis Data dan Definisi Operasional
- 434 -
Laporan Bulanan Kesehatan Kerja, Olahraga, dan Tradisional
Komplementer
NO.
1.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan kesehatan kerja dasar yang dilaksanakan di internal dan
eksternal Puskesmas
a. Jumlah kelompok pekerja
yang dibina
Kelompok pekerja yang dibina adalah
kelompok yang anggotanya dilaksanakan
kegiatan peningkatan kesehatan pekerja
dengan peningkatan pengetahuan,
pengorganisasian, pemberdayaan dan
pergerakan masyarakat pekerja.
Kelompok pekerja antara lain kelompok
pekerja makanan, kelompok perajin.
(Register Promosi Kesehatan Kelompok –
Pekerja)
b. Jumlah tempat kerja yang
Tempat kerja yang dilakukan pemetaan
diperiksa dan teridentifikasi potensi bahaya (fisik, kimia, biologi,
potensi bahaya
ekonomi), terutama risiko lingkungan
terhadap pekerja, potensi hazard, dan
melaksanakan evaluasi serta
pengendalian risiko tersebut untuk
mempertahankan status kesehatan
pekerja.
(Laporan Pemeriksaan Potensi Bahaya
Tempat Kerja Register Pemeriksaan
Potensi Bahaya Tempat Kerja)
c. Jumlah tempat kerja yang
dibina
Tempat kerja yang dibina adalah tempat
kerja yang dilaksanakan kegiatan
pendataan kelompok pekerja, sarana dan
prasarana kesehatan kerja, identifikasi
potensi bahaya pada kelompok pekerja
tersebut, pengendalian bahaya,
penyuluhan, pelatihan dan pemeriksaan
kesehatan serta upaya pembinaan
kesehatan kerja lainnya.
- 435 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
(Register Promosi Kesehatan Tempat Kerja
(Institusi)
d. Jumlah kasus penyakit
pada pekerja.
Jumlah kasus penyakit pada pekerja
adalah jumlah kasus menurut jenis
penyakit diantara pekerja.
Pekerja yang dimaksud adalah semua
orang yang berobat difasilitas pelayanan
kesehatan berumur 15 tahun atau lebih.
e. Jumlah kasus penyakit
Seseorang menderita sakit akibat
akibat kerja pada pekerja
pekerjaannya atau akibat dari lingkungan
(di Puskesmas dan Tempat
kerjanya berobat ke Puskesmas dan
Kerja lain)
jejaringnya yang dibuktikan dengan
diagnosis klinis akibat kerja (misal: stres
akibat tempat kerja, menderita HIV pada
dokter gigi, dsb)
f. Jumlah kasus kecelakaan
akibat kerja pada pekerja
Kecelakaan akibat kerja adalah kejadian
atau peristiwa yang tidak terduga, tidak
dikehendaki, tidak disengaja terjadi
dalam hubungan kerja menimbulkan
cedera, kecacatan dan kematian.
Kasus kecelakaan akibat kerja adalah
seseorang berobat di Puskesmas karena
menderita cedera, cacat atau kematian
yang disebabkan kecelakaan akibat kerja,
yang dibuktikan dengan adanya diagnosis
klinis cedera akibat kerja
g. Jumlah Pekerja yang
Pelayanan kesehatan adalah kunjungan
mendapatkan pelayanan
ke Puskesmas (bagian pelayanan
kesehatan berdasarkan
kesehatan pekerja, atau bagian pelayanan
jenis pekerjaan
rawat jalan) untuk mendapatkan
pelayanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Jenis pekerjaan adalah konstruksi,
- 436 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
pertambangan, manufaktur, fasilitas
kesehatan, pertanian, perikanan, jasa
atau pekerja berdasarkan faktor risiko (
Kategori BPS)
h. Jumlah pekerja yang
mendapatkan pelayanan
promotif, preventif
Jumlah pekerja yang mendapatkan
pelayanan Puskesmas sesuai dengan
jenis pelayanan: promotif, preventif,
dan/atau rehabilitatif
kuratif dan rehabilitatif.
berdasarkan jenis
Pekerja yang dimaksud adalah semua
pelayanan
orang yang berobat difasilitas pelayannan
kesehatan berumur 15 tahun atau lebih.
i. Penerapan kewaspadaan
Penerapan kewaspadaan standar
standar di lingkungan
diterapkan setiap hari di Puskesmas dan
Puskesmas
jaringannya.
Kewaspadaan standar yang dinilai adalah
adanya tim K3, kebijakan tertulis
penerapan K3, tersedia sarana cuci
tangan untuk mencegah infeksi silang,
pemakaian sarung tangan dan alat
pelindung diri lain, pengelolaan jarum
dan alat tajam untuk mencegah
perlukaan
2
Kesehatan Olahraga
a. Jumlah kelompok olahraga
Jumlah kelompok olahraga atau
terdaftar di Puskesmas
instruktur olahraga yang terdaftar baru di
pada bulan ini
Puskesmas pada bulan ini (Register Data
Dasar Kelompok Olahraga)
b. Jumlah kelompok olahraga
yang dibina Puskesmas
Kelompok olah raga yang mendapat
promosi kesehatan kelompok
(pemberdayaan)
c. Jumlah kelompok olahraga
Kelompok olahraga atau instruktur
yang dilakukan
olahraga yang mendapat promosi
penyuluhan
kesehatan (penyuluhan)
- 437 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
d. Jumlah orang yang
Seseorang yang mendapat promosi
mendapatkan konsultasi
kesehatan perorangan (konseling)
kesehatan olahraga
e. Jumlah kelompok olahraga
Kelompok olahraga atau instruktur
yang diperiksa kesehatan
olahraga yang anggotanya dilakukan
anggotanya
pemeriksaan kesehatan olahraga.
(Register Pemeriksaan Kesehatan
Kelompok Olahraga)
f. Jumlah orang yang diukur
tingkat kebugaran jasmani
Cukup jelas
(Register Pemeriksaan Kebugaran
Perorangan)
g.
Jumlah orang yang
Cukup jelas
mendapatkan penanganan
Laporan khusus
cedera olahraga akut
h.
Jumlah atlet yang dilayani
Cukup jelas
kesehatan pada even
Laporan khusus
olahraga
3
Jumlah POS UKK yang
Jumlah POS UKK yang dilakukan
dibina Puskesmas bulan
pembinaan, supervisi, konsultasi dalam
ini
bulan ini.
Laporan khusus
Register Promosi Kesehatan Tempat Kerja
– Pos UKK
4.
Jumlah kunjungan kasus
Kasus yang memerlukan tindakan
dengan pelayanan
akupresur
akupresur di Puskesmas
C.
UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
1.
Pelayanan Puskesmas
Upaya
Pelayanan
yang
wajib
dilaporkan
Puskesmas
adalah
kunjungan Puskesmas (kunjungan umum/pendaftaran, kunjungan
rawat jalan umum Puskesmas, kunjungan rawat jalan gigi & mulut),
kunjungan rawat tinggal, dan keperawatan kesehatan masyarakat.
- 438 -
ï‚·
Setiap pengunjung Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas
Pembantu,
Puskesmas
Keliling,
bidan
desa)
terdaftar
sebagai kunjungan Puskesmas, yang dicatat dalam Register
Kunjungan Puskesmas. Jika pengunjung Puskesmas dan
jaringannya mendapat beberapa pelayanan, maka setiap
tujuan
pelayanan
tersebut
tercatat
dalam
Register
Kunjungan Puskesmas
ï‚·
Bagi Puskesmas Pembantu dan bidan desa yang belum
menerapkan sistem pencatatan dalam Register Kunjungan,
maka data kunjungan Puskesmas dicatat dalam masingmasing Register Rawat Jalan, atau Register Kesehatan Ibu
Anak.
ï‚·
Hasil kegiatan upaya pelayanan rawat jalan dicatat dalam
Register
Rawat
Jalan
Puskesmas,
demikian
juga
di
Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan bidan desa,
dan hasil kegiatan upaya pelayanan rawat inap dicatat
dalam Register Rawat Inap Puskesmas.
ï‚·
Setiap orang (penderita, laboratorium, dll) yang dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan lain dicatat dalam Register
Rujukan Puskesmas. Demikian juga dengan rujukan balik.
ï‚·
Hasil kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat dicatat
dalam Laporan Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Data
laporan keperawatan kesehatan masyarakat ini dihimpun
dan dikelompokkan dalam Register Keperawatan Kesehatan
Masyarakat.
1)
Sumber Data
1)
Register Kunjungan Puskesmas
2)
Register Rawat Jalan Puskesmas dan jaringannya
(Puskesmas Pembantu, Puskesmas keliling, dan bidan
desa)
2)
3)
Register Rawat Inap Puskesmas
4)
Register Rujukan Puskesmas
5)
Register Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Jenis Data, Definisi Operasional, dan Instrumen
Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan
Pelayanan Puskesmas, tercantum dalam Tabel 142 Jenis
- 439 -
Data dan Definisi Operasional pada Laporan Bulanan
Pelayanan Puskesmas
Contoh instrumen Laporan Bulanan Pelayanan Puskesmas
tercantum pada Formulir 142 Laporan Bulanan Pelayanan
Puskesmas.
Tabel 142
Jenis Data dan Definisi Operasional
Laporan Bulanan Pelayanan Puskesmas
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
I
KUNJUNGAN PUSKESMAS
1.
Jumlah kunjungan
Kunjungan Puskesmas adalah orang yang
Puskesmas (baru dan
berkunjung ke Puskesmas/jaringannya
ulang)
untuk mendapat pelayanan perorangan,
baik dalam gedung maupun luar gedung
(Puskesmas Keliling, pemeriksaan anak
sekolah, dsb)
Kunjungan Puskesmas Baru adalah
kunjungan Puskesmas pertama kali dalam
satu tahun tertentu
Kunjungan Puskesmas Lama adalah
Kunjungan Puskesmas kedua atau
kunjungan berikutnya dalam satu tahun
tertentu
2.
Jumlah kunjungan
Kunjungan dengan Kartu Sehat adalah
dengan Kartu sehat (baru
seseorang yang mendapat pelayanan
dan ulang)
perorangan di Puskesmas dan jaringannya
dengan sumber pembiayaan Kartu Sehat
(Kartu Indonesia Sehat, Kartu Sehat
Provinsi, dsb), baik sebagai bagian dalam
sistem JKN atau bukan dalam sistem JKN
3.
Jumlah kunjungan peserta
Kunjungan peserta JKN adalah seseorang
JKN
yang mendapat pelayanan perorangan di
Puskesmas dan jaringannya dengan sumber
pembiayaan jaminan kesehatan nasional,
- 440 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
termasuk kunjungan peserta JKN yang
dibiayai dari Kartu Sehat
4.
Jumlah kunjungan peserta
Kunjungan peserta ansuransi kesehatan
asuransi kesehatan lainnya
lainnya adalah seseorang yang mendapat
pelayanan perorangan di Puskesmas dan
jaringannya dengan sumber pembiayaan
jaminan kesehatan selaian JKN, termasuk
kunjungan peserta ansuransi selain JKN
yang dibiayai dari Kartu Sehat
5.
Jumlah kasus baru yang
Jumlah orang yang mendapat pelayanan
dirujuk ke fasilitas
dalam/luar gedung yang kemudian dirujuk
pelayanan kesehatan
ke RS (fasyankes sekunder)
sekunder
6.
7.
8.
Jumlah kasus penyakit
Jumlah orang yang mendapat pelayanan
tidak menular dirujuk ke
dalam/luar gedung yang kemudian dirujuk
fasilitas pelayanan
ke RS karena menderita penyakit tidak
sekunder
menular bermasalah
Jumlah kasus baru yang
Jumlah kasus yang dirujuk ke fasyankes
dirujuk balik dari
sekunder, kemudian datang kembali ke
fasilitas pelayanan
Puskesmas atas rujukan balik fasyakes
kesehatan sekunder
sekunder
Jumlah rujukan dari
Jumlah orang yang mengalami gangguan
Posbindu PTM ke
kesehatan karena penyakit tidak menular di
Puskesmas
Posbindu PTM dirujuk ke Puskesmas
II
RAWAT TINGGAL
1
Jumlah semua penderita
Cukup jelas
dirawat inap Puskesmas
2
Jumlah ibu hamil,
Cukup jelas
melahirkan, nifas dengan
gangguan kesehatan
dirawat inap
3
Jumlah anak berumur <5 Cukup jelas
- 441 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
th sakit dirawat inap
4
Jumlah penderita
Cukup jelas
cedera/kecelakaan
dirawat inap
5
Jumlah penderita
Cukup jelas
penyakit tidak menular
dirawat inap
6
Jumlah penderita yang
Cukup jelas
keluar dari rawat inap
Puskesmas
7
Jumlah hari rawat semua Cukup jelas
penderita rawat inap
III
KEBIDANAN
1
Jumlah persalinan di
Cukup jelas
tolong bidan
2
Jumlah ibu dan bayi
Cukup jelas
yang di rawat gabung
3
Jumlah kegiatan refleksi
Cukup jelas
diskusi kasus kebidanan
di Puskesmas
IV
PELAYANAN FISIOTERAPI
1
Jumlah kunjungan
Cukup jelas
fisioterapi kasus
muskuloskeletal
2
Jumlah kunjungan
Cukup jelas
fisioterapi kasus
neurologi
3
Jumlah kunjungan
Cukup jelas
fisioterapi kasus
kardiorespirasi
4
Jumlah kunjungan
Cukup jelas
- 442 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
fisioterapi kasus tumbuh
kembang anak
5
Jumlah kunjungan
Cukup jelas
fisioterapi kasus lain-lain
6
Jumlah kegiatan promotif Cukup jelas
dan preventif fisioterapi
pada kelompok
V
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
1
Jumlah penambalan gigi
Cukup jelas
tetap
2
Jumlah penambalan gigi
Cukup jelas
sulung
3
Jumlah pencabutan gigi
Cukup jelas
tetap
4
Jumlah pencabutan gigi
Cukup jelas
sulung
5
Jumlah pembersihan
Cukup jelas
karang gigi
6
Jumlah premedikasi/
Cukup jelas
pengobatan
7
Jumlah pelayanan
Cukup jelas
rujukan gigi
8
Jumlah SD/MI
Cukup jelas
dilaksanakan
pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut
9
Jumlah murid SD/MI
Cukup jelas
perlu perawatan
kesehatan gigi
10
Jumlah murid SD yang
mendapat perawatan
Cukup jelas
- 443 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
kesehatan gigi
11
Jumlah pemasangan gigi
Cukup jelas
tiruan
12
Jumlah ibu hamil yang
Cukup jelas
mendapatkan perawatan
gigi
13
Jumlah TK/PAUD yang
Cukup jelas
dilakukan pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut
VI
PELAYANAN LABORATORIUM
1
Jumlah pemeriksaan
Cukup jelas
hematologi
2
Jumlah pemeriksaan
Cukup jelas
kimia klinik
3
Jumlah pemeriksaan
Cukup jelas
urinalisa
4
Jumlah pemeriksaan
Cukup jelas
mikrobiologi dan
parasitologi
5
Jumlah pemeriksaan
Cukup jelas
imunologi
6
Jumlah pemeriksaan
Cukup jelas
tinja
VII
PELAYANAN FARMASI
Cukup jelas
1
Jumlah resep dari rawat
Cukup jelas
jalan
2
Jumlah resep dari rawat
Cukup jelas
inap
3
Jumlah konseling obat
Cukup jelas
- 444 -
NO.
4.
JENIS DATA
Jumlah pemberian
DEFINISI OPERASIONAL
Cukup jelas
informasi obat
5.
Jumlah penggunaan
Jumlah pasien ISPA non-Pneumonia yang
antibiotik pada ISPA Non- mendapatkan antibiotik
Pneumonia
Jumlah kasus ISPA Non-
Jumlah pasien yang terdiagnosa menderita
Pneumonia
penyakit infeksi akut yang menyerang salah
satu bagian atau lebih dari saluran napas
mulai hidung hingga batang paru (alveoli)
termasuk jaringan adneksanya seperti
sinus/rongga disekitar hidung (sinus
paranasal) rongga telinga tengah dan pleura
serta tidak ditemukan tanda tarikan kuat
dinding dada bagian bawah dan tidak ada
napas cepat dengan kode ICD X: J 00; J 01;
J 04; J 05; J 06; J 10; J 11
6.
Jumlah
antibiotik
penggunaan Jumlah pasien Diare non-Spesifik yang
pada
Diare mendapatkan antibiotik
Non-Spesifik
Jumlah kasus Diare Non- Jumlah pasien yang terdiagnosa menderita
Spesifik
penyakit
diare
non
infeksi
atau
tidak
dispesifikasikan lebih lanjut, dengan gejala
tidak terjadi kenaikan suhu tubuh penderita
dan tidak ditemukan lendir atau darah di
feses penderita dengan kode ICD X: A 09; K
52
7.
Jumlah
penggunaan Jumlah pasien Myalgia yang mendapatkan
injeksi pada Myalgia
injeksi
Jumlah kasus Myalgia
Jumlah pasien yang terdiagnosa menderita
penyakit Mialgia atau yang bisa disebut
nyeri otot adalah suatu keadaan dimana
- 445 -
NO.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
badan terasa pegal-pegal, dapat diakibatkan
oleh olah raga yang menyebabkan tubuh
merengang terlalu banyak. Mialgia tanpa
adanya cedera biasanya disebabkan oleh
infeksi dari virus dengan kode ICD X: M
79.1
8.
Jumlah item obat semua Jumlah
item
obat
resep
lembar resep
Jumlah resep
Jumlah lembar resep
2.
yang
tertulis
dalam
Kesakitan Umum
Hasil kegiatan yang telah dicatat petugas Puskesmas sebagaimana
dibahas pada bagian pencatatan kegiatan Puskesmas kemudian
dihimpun dan dikelompokkan secara teratur setiap minggu dan
setiap
bulan
sesuai
kebutuhannya.
Hasil
kegiatan
tersebut
dilaporkan setiap awal minggu dan atau setiap awal bulan berikutnya
ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Khusus Puskesmas Sentinel
juga melaporkan secara langsung kepada Menteri Kesehatan melalui
surat pos, faksimili, surat elektronik (email) atau pelaporan online
sesuai dengan Pedoman Puskesmas Sentinel.
Laporan Bulanan Kesakitan Umum merupakan laporan jumlah
kejadian kesakitan (kasus) yang mendapat pelayanan di Puskesmas
dan jaringannya (Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan
bidan desa), baik rawat jalan maupun rawat inap, serta pos-pos
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pada saat terjadi kejadian
luar biasa penyakit dan keracunan, dalam periode waktu satu bulan
kalender.
1)
Sumber Data
Register Rawat Jalan Puskesmas
Register Rawat Inap Puskesmas
Register Rawat Jalan Puskesmas Pembantu
Register Rawat Jalan Puskesmas Keliling
- 446 -
Register Penderita Pada KLB penyakit dan keracunan di
pos-pos
pelayanan
di
luar
fasilitas
pelayanan
kesehatan
2)
Jenis data, Definisi Operasional dan Instrumen
Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan
Kesakitan Umum, tercantum dalam Tabel 143 Jenis Data
dan Definisi Operasional pada Laporan Bulanan Kesakitan
Umum
Contoh instrumen Laporan Bulanan Kesakitan Umum
tercantum pada Formulir 143 Laporan Bulanan Kesakitan
Umum.
Tabel 143
Jenis Data dan Definisi Operasional
Laporan Bulanan Kesakitan Umum
NO
01
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
KELOMPOK UMUM
1
Alergi makanan
2
Chikungunya
3
Demam dengue dan demam
berdarah dengue
a. Demam berdarah dengue
b. Demam dengue
4
Filariasis
5
Infeksi pada Umbilikus
6
Kandidiasis Mulut
7
Keracunan makanan
8
Lepra
Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan
Praktik Klinis bagi dokter di FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau diagnosis yang ditetapkan dari
rumah sakit melalui rujuk balik ke
Puskesmas.
- 447 -
NO
9
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
Leptospirosis
10
Malaria
11
Morbili
12
Reaksi Anafilaktik
13
Syok
14
TB selain Paru (ekstra Paru)
TB Ekstraparu adalah TB yang terjadi
pada organ selain paru, misalnya: pleura,
kelenjar limfe, abdomen, saluran kencing,
kulit, sendi, selaput otak dan tulang
(Buku Pedoman Nasional TB 2014)
15
Tuberkulosis (TB) Paru
16
Tuberkulosis dengan HIV
17
Varisela
02
DARAH, PEMBENTUKAN DARAH DAN SISTEM IMUN
1
Anemia defisiensi besi
2
HIV/ AIDS tanpa komplikasi
3
Leukemia
4
Limfadenitis
5
Limfoma Maligna
6
Lupus Eritematosus Sistemik
7
Thalasemia
03
DIGESTIVE
1
Ankilostomiosis
Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan
Praktik Klinis bagi dokter di FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau diagnosis yang ditetapkan dari
rumah sakit melalui rujuk balik ke
Puskesmas.
Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan
Praktik Klinis bagi dokter di FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau diagnosis yang ditetapkan dari
- 448 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
rumah sakit
Puskesmas.
2
Apendisitis Akut
3
Askariasis
4
Atresia dengan atau tanpa fistula
5
Bibir dan langit-langit sumbing
6
Bibir sumbing
7
Demam tifoid
8
Disentri basiler dan disentri
amuba
9
Gastritis
10
Gastroenteritis (Kolera dan
Giardiasis)
11
Gastroschisis
12
Hemoroid grade 1-2
13
Hepatitis A
14
Hepatitis B
15
Hepatitis C
melalui
rujuk
balik
ke
Seseorang tanpa atau dengan gejala
(demam/anoreksia/gangguan
perncernaaan/ ikterik/kencing seperti
teh) atau orang yang termasuk dalam
kelompok risiko tinggi tertular hepatitis C
dan hasil pemeriksaan laboratorium anti
(VHC) reaktif
Hepatitis D
16
Seseorang yang telah terinfeksi hepatitis
B dan hasil pemeriksaan laboratorim
(anti VHD) reaktif
17
Hepatitis E
Seseorang tanpa atau dengan gejala
(demam/anoreksia/gangguan
- 449 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
perncernaaan/ ikterik/kencing seperti
teh) dan menunjukkan hasil pemeriksaan
laboratorium (anti VHE) reaktif
18
Intoleransi makanan
19
Kanker Kolorektal
20
Kolesistitis
21
Langit-langit sumbing
22
Malabsorbsi makanan
23
Omphalocele
24
Parotitis
25
Perdarahan gastrointestinal
26
Peritonitis
27
Refluksgastroesofageal
28
Skistosomiasis
29
Strongiloidiasis
30
Taeniasis
31
Ulkus mulut
04
MATA
1
Astigmatisme
2
Benda asing di konjungtiva
3
Blefaritis
4
Buta senja
5
Episkleritis
6
Glaukoma akut
Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan
Praktik Klinis bagi dokter di FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau diagnosis yang ditetapkan dari
rumah sakit melalui rujuk balik ke
Puskesmas.
- 450 -
NO
JENIS DATA
7
Glaukoma kronis
8
Hifema
9
Hipermetropia
10
Hordeolum
11
Katarak kongenital
12
Katarak pada pasien dewasa
13
Konjungtivitis
DEFINISI OPERASIONAL
a. Konjungtivitis alergi
b. Konjungtivitis infeksi
14
Laserasi kelopak mata
15
Low Vision
16
Mata kering
17
Miopia ringan
18
Perdarahan subkonjungtiva
19
Presbiopia
20
Pterygium
21
Retinoblastoma
22
Retinopati Diabetik
23
Trauma kimia mata
24
Trikiasis
05
TELINGA
1
Benda asing ditelinga
2
Mastoiditis
Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan
Praktik Klinis bagi dokter di FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau diagnosis yang ditetapkan dari
rumah sakit melalui rujuk balik ke
Puskesmas.
- 451 -
NO
JENIS DATA
3
Otitis Eksterna
4
Otitis Media Akut
5
Otitis Media Supuratif Kronik
6
Presbiakusis
7
Serumen Prop
8
Tuli akibat bising
9
Tuli kongenital
06
KARDIOVASKULER
1
Angina Pektoris Stabil
2
Cardiorespiratory arrest
3
Gagal Jantung akut dan kronik
4
Hipertensi Esensial
5
Infark Miokard
6
Takikardia
07
MUSKULOSKELETAL
1
Artritis Reumatoid
2
Artritis, Osteoartritis
3
Fraktur Terbuka
4
Fraktur tertutup
DEFINISI OPERASIONAL
Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan
Praktik Klinis bagi dokter di FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau diagnosis yang ditetapkan oleh
rumah sakit melalui rujuk balik ke
Puskesmas.
Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan
Praktik Klinis bagi dokter di FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau diagnosis yang ditetapkan dari
rumah sakit melalui rujuk balik ke
Puskesmas.
- 452 -
NO
JENIS DATA
5
Lipoma
6
Osteoporosis
7
Osteosarkoma
8
Polimialgia Reumatik
9
Reduction Deformity
10
Talipes
11
Vulnus
08
NEUROLOGI
1
Anencephaly
2
Bells’ Palsy
3
Delirium
4
Epilepsi
5
Kejang Demam
6
Malaria Serebral
7
Meningo/Encephalocele
8
Migren
9
Neuroblastoma
10
Rabies
11
Status Epileptikus
12
Stroke
13
Tension Headache
14
Tetanus
DEFINISI OPERASIONAL
Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan
Praktik Klinis bagi dokter di FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau diagnosis yang ditetapkan dari
rumah sakit melalui rujuk balik ke
Puskesmas.
- 453 -
NO
JENIS DATA
15
Tetanus Neonatorum
16
Transient Ischemic Attack (TIA)/
17
Vertigo
09
PSIKIATRI
1
Demensia
2
Gangguan Anxietas
DEFINISI OPERASIONAL
Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan
Praktik Klinis bagi dokter di FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau diagnosis yang ditetapkan dari
rumah sakit melalui rujuk balik ke
Puskesmas.
Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan
Praktik Klinis bagi dokter di FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau diagnosis yang ditetapkan dari
rumah sakit melalui rujuk balik ke
Puskesmas. Termasuk di dalamnya
adalah gangguan anxietas fobik,
gangguan anxietas lainnya, gangguan
obsesif kompulsif, reaksi terhadap stress
berat dan gangguan penyesuaian,
gangguan disosiatif (konversi), gangguan
somatoform dan gangguan neurotik
lainnya.
3
Gangguan Campuran Anxietas
dan Depresi
Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan
Praktik Klinis bagi dokter di FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau diagnosis yang ditetapkan dari
rumah sakit melalui rujuk balik ke
Puskesmas.
4
Gangguan Depresi
Diagnosis
Praktik
ditetapkan
Klinis
bagi
sesuai
dokter
Panduan
di
FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau
rumah
diagnosis
sakit
yang
melalui
ditetapkan
rujuk
balik
dari
ke
- 454 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
Puskesmas.
5
Gangguan Penggunaan Napza
Diagnosis
Praktik
ditetapkan
Klinis
bagi
sesuai
dokter
Panduan
di
FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau
diagnosis
rumah
sakit
Puskesmas.
yang
ditetapkan
melalui
rujuk
Termasuk
di
dari
balik
ke
dalamnya
gangguan penggunaan alkohol, opioid,
kanabinoid,
sedatif-hipnotik,
stimulansia
lain,
kokain,
halusinogenika,
tembakau, pelarut yang mudah menguap
dan penggunaan zat multipel serta zat
psikoaktif lainnya.
6
Gangguan Perkembangan dan
Diagnosis
Perilaku Pada Anak dan Remaja
Praktik
ditetapkan
Klinis
bagi
sesuai
dokter
Panduan
di
FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau
diagnosis
rumah
sakit
yang
ditetapkan
melalui
Puskesmas.
rujuk
Termasuk
dari
balik
ke
didalamnya
gangguan perkembangan psikologis dan
gangguan perilaku dan emosional dengan
onset pada masa kanak dan remaja.
7
Gangguan Psikotik
Diagnosis
Praktik
ditetapkan
Klinis
bagi
sesuai
dokter
Panduan
di
FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau
rumah
diagnosis
sakit
Puskesmas.
yang
melalui
Termasuk
ditetapkan
rujuk
di
balik
dari
ke
dalamnya
adalah skizofrenia, gangguan skizotipal,
gangguan
waham
menetap,
gangguan
psikotik akut dan sementara, gangguan
waham induksi, gangguan skizoafektif,
gangguan psikotik non-organik lainnya
- 455 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
maupun yang tidak tergolongkan.
8
Gangguan Somatoform
Diagnosis
Praktik
ditetapkan
Klinis
bagi
sesuai
dokter
Panduan
di
FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau
diagnosis
rumah
sakit
yang
ditetapkan
dari
melalui
rujuk
balik
ke
ditetapkan
sesuai
Panduan
Puskesmas.
9
10
1
Insomnia
RESPIRASI
Asma Bronkial
Diagnosis
Praktik
Klinis
bagi
dokter
di
FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau
rumah
diagnosis
sakit
Puskesmas.
2
Asfiksia
3
Benda Asing di Hidung
4
Bronkitis Akut
5
Difteria
6
Epistaksis
7
Faringitis Akut
8
Furunkel pada hidung
9
Influenza
10
Kanker nasofaring
11
Kanker Paru
.
yang
melalui
ditetapkan
rujuk
balik
dari
ke
- 456 -
NO
JENIS DATA
12
Laringitis Akut
13
Penyakit Paru Obstruktif Kronis
14
Pertusis (Batuk Rejan)
15
Pneumonia Aspirasi
16
Pneumonia, Bronkopneumonia
DEFINISI OPERASIONAL
a. Bronkopneumonia
b. Pneumonia
17
Pneumotoraks
18
Rinitis Akut
19
Rinitis Alergi
20
Rinitis vasomotor
21
Sinusitis Akut
22
Status Asmatikus
23
Tonsilitis
a. Tonsilitis Akut
b. Tonsilitis Kronis
11
1
KULIT
Akne Vulgaris Ringan
Diagnosis
Praktik
ditetapkan
Klinis
bagi
sesuai
dokter
Panduan
di
FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau
rumah
diagnosis
sakit
Puskesmas.
2
Cutaneus Larva Migrans
3
Dermatitis Atopik
yang
melalui
ditetapkan
rujuk
balik
dari
ke
- 457 -
NO
JENIS DATA
4
Dermatitis Kontak Alergi
5
Dermatitis Kontak Iritan
6
Dermatitis Numularis
7
Dermatitis Perioral
8
Dermatitis Popok
9
Dermatitis Seboroik
10
Dermatofitosis
a. Tinea capitis dan tinea barbea
b. Tinea corporis
c. Tinea cruris
d. Tinea manuum
e. Tinea pedis
f. Tinea Unguium
11
Erisipelas
12
Eritrasma
13
Exanthematous drug Eruption
14
Fixed Drug Eruption
15
Frambusia RDT (+)
konfirmasi/probable
16
Herpes Simplek
17
Herpes Zoster
18
Hidradenitis supuratif
19
Liken Simpleks
Kronik(Neurodermatitis
Sirkumkripta)
20
Luka bakar derajat I dan II
21
Miliaria
22
Moluskum Kontagiosum
23
Pedikulosis Kapitis
24
Pedikulosis Pubis
25
Pioderma
DEFINISI OPERASIONAL
- 458 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
a. Abses, furuncke dan carbuncle
b. Impetigo
c. Pioderma
26
Pitiriasis Rosea
27
Pitiriasis versikolor
28
Reaksi Gigitan Serangga
29
Sindrom Stevens Johnson
30
Skabies
31
Skrofuloderma
32
Ulkus pada tungkai
33
Urtikaria
34
Veruka Vulgaris
12
METABOLIK ENDOKRIN DAN
NUTRISI
1
Diabetes Mellitus Tipe 1
Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan
Praktik Klinis bagi dokter di FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau diagnosis yang ditetapkan dari
rumah sakit melalui rujuk balik ke
Puskesmas.
2
Diabetes Mellitus Tipe 2
3
Hiperglikemia Hiperosmolar Non
Ketotik
4
Hiperurisemia – Gout Arthritis
5
Hipoglikemia
6
Hipotiroid kongenital
7
Lipidemia
8
Malnutrisi Energi Protein
9
Obesitas
10
Tirotoksikosis
13
GINJAL DAN SALURAN KEMIH
- 459 -
NO
1
JENIS DATA
Epispadia
DEFINISI OPERASIONAL
Diagnosis
Praktik
ditetapkan
Klinis
bagi
sesuai
dokter
Panduan
di
FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau
diagnosis
rumah
sakit
yang
ditetapkan
dari
melalui
rujuk
balik
ke
ditetapkan
sesuai
Panduan
Puskesmas.
2
Fimosis
3
Hipertropi prostat
4
Hypospadia
5
Infeksi Saluran Kemih
6
Parafimosis
7
Penyakit Ginjal Kronik
8
Pielonefritis tanpa komplikasi
14
1
KESEHATAN WANITA
Abortus
Diagnosis
Praktik
Klinis
bagi
dokter
di
FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau
rumah
diagnosis
sakit
Puskesmas.
a. Abortus Inkomplit
b. Abortus Komplit
2
Anemia Defisiensi Besi pada
Kehamilan
3
Cracked Nipple
4
Eklampsi
5
Hiperemesis Gravidarum
6
Inverted Nipple
7
Kanker Serviks
8
Kehamilan Normal
9
Ketuban Pecah Dini
yang
melalui
ditetapkan
rujuk
balik
dari
ke
- 460 -
NO
JENIS DATA
10
Mastitis
11
Perdarahan Post Partum
12
DEFINISI OPERASIONAL
Persalinan Lama
13
Pre Eklampsia
14
Ruptur Perineum tingkat I-2
15
Tumor Payudara
15
PENYAKIT KELAMIN
1
Fluor Albus
2
Sifilis
3
Gonore
4
Vaginitis
5
Vulvitis
Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan
Praktik Klinis bagi dokter di FKTP,
pedoman pelayanan kesehatan di FKTP
atau diagnosis yang ditetapkan dari
rumah sakit melalui rujuk balik ke
Puskesmas.
Tabel 144
Jenis Data dan Definisi Operasional
Laporan Bulanan Kesakitan Berdasarkan Gejala, Penyebab Penyakit atau
Kondisi Pasien
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
01
INFEKSI PADA USUS
1
Diare tanpa dehidrasi
Diare tanpa disertai tanda dehidrasi
2
Diare dengan dehidrasi ringan-
diare dengan 2 keadaan gelisah/rewel,
sedang
mata cekung, haus, turgor lambat.
Diare dengan dehidrasi berat
diare dengan 2 keadaan
3
lesu/lunglai/tidak sadar, mata cekung,
malas/tidak mau minum, turgor sangat
lambat.
- 461 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
02
INFEKSI PADA SALURAN PERNAFASAN
1
Pneumonia berat
Anak umur 2 bulan - <5th menderita
sakit batuk/sesak nafas dengan tarikan
dinding dada bagian bawah ke dalam
Anak umur <2 bulan menderita sakit
batuk/sesak nafas dengan nafas cepat 60
kali/menit atau lebih dan atau ada
tarikan dinding dada bagian bawah yang
kuat
03
INFEKSI UMUM BAKTERI
1
Demam tifoid probable
Sindrom klinis telah lengkap dengan
bukti pemeriksaan laboratorium
2
Demam tifoid konfirmasi
Sindrom klinis telah lengkap dengan
bukti pemeriksaan laboratorium yang
sesuai
Etiologik, biakan atau PCR menemukan
bakteri tifoid
04
1
INFEKSI UMUM VIRUS
Acute flaccid paralysis (AFP)
Anak berumur kurang dari 15 tahun
menunjukkan gejala lumpuh layuh
(flaccid) dan perkembangan sakitnya
cepat (akut), dan bukan disebabkan ruda
paksa
2
Hepatitis klinis (ikterik/warna
Demam, badan lemas, mual, selaput mata
urine seperti teh)
berwarna kuning, dan air kencing
berwarna seperti air the
05
GANGGUAN MATA DAN ADNEKSA
1
Buta
Jika tajam penglihatan satu atau kedua
mata setelah koreksi maksimal ≤ 3/60
06
KECELAKAAN DAN KERACUNAN
- 462 -
NO
1
2
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
Cedera akibat kecelakaan
Kerusakan pada jaringan fungsi tubuh
transport
karena kecelakaan sarana transportasi
Cedera akibat tenggelam
Kerusakan pada struktur atau fungsi
tubuh yang dikarenakan suatu paksaan
atau tekanan fisik maupun kimiawi
akibat dari terbenamnya seluruh atau
sebagian tubuh ke dalam cairan.
3
Cedera akibat jatuh
Kerusakan pada struktur atau fungsi
tubuh yang dikarenakan suatu paksaan
atau tekanan fisik maupun kimiawi
sebagai akibat dari seseorang terpeleset,
terperosok, terjatuh dari ketinggian
secara tidak disengaja ke tempat yang
lebih rendah dari semula (ketinggian) baik
yang disebabkan karena penyakit kronik
maupun multifaktorial.
4
Cedera akibat terbakar
Kerusakan pada struktur atau fungsi
tubuh yang dikarenakan suatu paksaan
atau tekanan fisik maupun kimiawi
sebagai akibat rusaknya sebagian atau
seluruh lapisan sel kulit karena cairan
panas, benda panas atau api, termasuk
didalamnya kerusakan kulit karena
radiasi sinar ultraviolet, zat radioaktif, zat
kimia, sengatan listrik, dan kerusakan
saluran pernapasan karena trauma
inhalasi.
5
Cedera akibat digigit ular
Kerusakan pada struktur atau fungsi
tubuh akibat dari gigitan ular berbisa.
- 463 -
NO
6
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
Cedera atau gangguan kesehatan
Kerusakan pada struktur atau fungsi
akibat kekerasan fisik
tubuh yang dikarenakan suatu paksaan
atau tekanan fisik maupun kimiawi
akibat perbuatan terhadap seseorang
yang menimbulkan kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik (perbuatan yang
mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit,
atau luka berat dan diprioritaskan pada
kekerasan secara fisik (dipukul,
ditendang, ditampar, dll) yang dialami
oleh subyek.
7
Gangguan kesehatan akibat
Menderita sakit atau gangguan kesehatan
kekerasan mental
lainnya, baik fisik atau psikis, sebagai
akibat dari adanya tindakan kekerasan
mental
8
Gangguan kesehatan akibat
Secara garis besar, dampak kekerasan
kekerasan seksual
seksual dibagi menjadi 3, yaitu gangguan
fisik (termasuk gangguan psikosomatis),
gangguan
kognitif,
psikososial
dan
atau
gangguan
psikoemosional.
Gangguan fisik secara jelas dapat dilihat
melalui
pemeriksaan
kesehatan,
yaitu
mengalami beberapa gangguan kesehatan
fisik,
terutama
di
bagian
organ
reproduksi. Gangguan fisik yang dialami
korban kekerasan seksual tidak hanya
gangguan kesehatan fisik yang dapat
dilihat, namun bisa saja berupa gangguan
psikosomatis.
Gangguan
psikosomatis
terjadi jika korban kekerasan seksual
terus
bagian
mengeluh
sakit
tubuhnya
pada
(misal:
beberapa
organ
reproduksi), padahal dalam pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan oleh tenaga
- 464 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
kesehatan (misal: dokter) tidak ditemukan
gangguan apapun3.
Korban kekerasan seksual juga berisiko
mengalami gangguan kognitif, misal,
merasa dirinya telah menjadi “sampah”,
menganggap pria adalah jahat, seks itu
sakit, dan pola pikir negatif lainnya.
Gangguan psikososial atau
psikoemosional yang terjadi pada korban
kekerasan seksual menyangkut
bagaimana mereka mengekspresikan
emosi mereka setelah kejadian yang
menimpanya dan bagaimana mereka
menjalin hubungan dengan orang lain.
Ada korban yang hanya diam
menanggapinya, ada pula yang
mengekspresikannya secara agresif lewat
kata-kata. Bentuk gangguan ini tentu
nantinya akan berpengaruh terhadap
komunikasi mereka dengan orang lain.
9
Keracunan bahan kimia (bukan
Seseorang yang menderita sakit akibat
makanan)
bahan kimia tertentu yang masuk dalam
tubuh korban tidak melalui makanan
10
Keracunan makanan
Seseorang yang menderita sakit akibat
makan makanan beracun atau
mengandung bahan racun
07
GANGGUAN (CEDERA, PENYAKIT) AKIBAT KERJA
1
Sakit akibat kerja
Menderita sakit non cedera/kecelakaan,
baik fisik atau psikis, yang disebabkan
karena pekerjaannya atau lingkungan
kerjanya.
2
Cedera/kecelakaan akibat kerja
Seseorang menderita cedera sebagai
akibat pekerjaannya atau lingkungan
- 465 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
kerjanya, misalnya tangan terisis pisau
pada pekerja dapur.
08
GANGGUAN MENTAL
1
Percobaan Tindakan Bunuh Diri
Sesuai dengan pedoman diagnosis di
fasilitas pelayanan primer
09
PENYAKIT LAINNYA
1
Trauma Lahir
Sesuai dengan pedoman diagnosis di
fasilitas pelayanan primer
10
KELAINAN BAWAAN LAINNYA
1
Kembar siam
Sesuai dengan pedoman diagnosis di
fasilitas pelayanan primer
3.
Kesakitan Gigi dan Mulut
Laporan Bulanan Kesehatan Gigi dan Mulut dibuat berdasarkan
himpunan dan pengelompokan jumlah kasus kesehatan gigi dan
mulut
yang
berobat
ke
Puskesmas
menurut
jenis
gangguan
kesehatan gigi dan mulut, dalam periode waktu satu bulan kalender.
1)
Sumber Data
Sumber data untuk laporan bulanan kesehatan gigi dan
mulut bersumber dari Register Rawat Jalan Gigi & Mulut
Puskesmas
2)
Variabel
Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan
Kesakitan gigi dan mulut, tercantum dalam
Tabel 145
Jenis Data dan Definisi Operasional pada Laporan Bulanan
Kesakitan Gigi dan Mulut
Contoh instrumen Laporan Bulanan Kesakitan Gigi dan
Mulut tercantum pada formulir 145 Laporan Bulanan
Kesakitan Gigi dan Mulut.
Tabel 145
- 466 -
Jenis Data dan Definisi Operasional
Laporan Bulanan Kesakitan Gigi dan Mulut
NO
1.
2.
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
Persistensi gigi sulung
Diagnosa kasus gigi sulung belum
(K00.6)
tanggal, gigi tetap pengganti sudah erupsi.
Impaksi M3 Klasifikasi IA
Diagnosa kasus kesukaran/kegagalan
(K01.1)
erupsi molar ke tiga karena malposisi,
kekurangan tempat, terhalang gigi lain,
tertutup tulang tebal danatau jaringan
lunak lainnya.
3.
Karies Gigi (K02)
kasus karies gigi meliputi karies terhenti,
demineralisasi permukaan halus,
aproksimal karies dini, lesi putih, karies
email tanpa kavitas, karies dentin dan
karies mencapai pulpa vital gigi sulung,
dalam 1 bulan
4.
Penyakit jaringan keras gigi
kasus atrisi, abrasi, erosi, OH buruk,
lainnya (K03)
perubahan warna mahkota eksterna, dan
dentin hipersensitif, dalam 1 bulan
5.
Penyakit pulpa dan jaringan
kasus hiperemia pulpa gigi tetap muda,
periapikal (K04)
iritasi pulpa gigi tetap muda, pulpitis
irreversibel akar tunggal atau akar jamak
lurus, pulpitis reversibel/pulpitis awal gigi
sulung/dewasa muda, nekrosis pulpa dan
abses periapikal, dalam 1 bulan
6.
Gingivitis dan Penyakit
kasus gingivitis akut akibat plak
Periodontal (K05)
mikrobial, abses periodontal, periodontitis
kronis dengan kehilangan jaringan
periodontal ringan sampai sedang, dalam
1 bulan
7.
Anomali Dentofasial (K07)
kasus maloklusi klas I (distoklusi,
mesioklusi, overjet, overbite, open bite,
crossbite, oklusi posterior lingual gigi RB,
anomali letak gigi karena prematur loss,
- 467 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
kelainan fungsi dentofasial, dalam 1
bulan
8.
Gangguan gigi dan jaringan
kasus kelainan fungsi sistem
penyangga lainnya (K08)
pengunyahan karena kehilangan semua
gigi, satu atau sebagian gigi, danakar gigi
tertinggal
9.
Stomatitis dan lesi-lesi
kasus stomatitis aphtosa rekuren (ulcer
berhubungan (K12)
rekuren pada mukosa mulut, tanpa
tanda-tanda penyakit lain) dan ulkus
traumatik, dalam 1 bulan
10.
Angular Cheilitis (K13.0)
kasus angular cheilitis
(retakan/belahan/fissura di area sudut
mulut yang dikelilingi area kemerahan),
dalam 1 bulan
11.
Eritema Multiformis (L51)
kasus Eritema multiformis (peradangan
akut pada kulit dan membran mukosa
dengan lesi multiformis, khas berupa
vesikel/bula yang mudah pecah dan
berdarah), dalam 1 bulan
12.
Nyeri orofasial (R51)
kasus nyeri orofasial (nyeri daerah
orofasial yang disebabkan penyakit
inflamasi yang berasal dari
pulpa/struktur penyangga gigi), dalam 1
bulan
13.
Fraktur Mahkota yang tidak
kasus fraktur pada mahkota yang tidak
merusak pulpa (S02.5)
merusak pulpa (tanpa disertai gejala/
rasa sakit pulpa belum terbuka), dalam 1
bulan
4.
Kesakitan Terbanyak (umum, gigi dan mulut) Puskesmas
- 468 -
Laporan Bulanan Data Kesakitan Terbanyak dibuat berdasarkan
himpunan dan pengelompokan jumlah data kesakitan warga berobat
ke Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Keliling, baik rawat jalan maupun rawat inap, bidan desa, serta pospos pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pada saat terjadi
kejadian luar biasa penyakit dan keracunan), dalam periode waktu
satu bulan kalender.
1)
Sumber Data
Register Rawat Jalan Puskesmas
Register Rawat Inap Puskesmas
Register Rawat Jalan Puskesmas Pembantu
Register Puskesmas Keliling
Register Rawat Jalan bidan desa/pos kesehatan desa
Register Penderita Pada KLB penyakit dan keracunan di
pos-pos
pelayanan
di
luar
fasilitas
pelayanan
kesehatan
Register Rawat Jalan Gigi dan Mulut
2)
Jenis Data, dan Instrument
Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan
Kesakitan Terbanyak tercantum dalam
Tabel 146 Jenis
Data dan Definisi Operasional pada Laporan Bulanan
Kesakitan Terbanyak
Contoh instrumen Laporan Bulanan Kesakitan Terbanyak
tercantum pada formulir 146 Laporan Bulanan Kesakitan
Terbanyak.
Tabel 146
Jenis Data dan Definisi Operasional
Laporan Bulanan Kesakitan Terbanyak
NO
1.
JENIS DATA
Jenis Penyakit Terbanyak
DEFINISI OPERASIONAL
Merupakan jenis penyakit yang terdata
berdasarkan jumlah kasus baru
terbanyak yang terdapat di Puskesmas
2.
Kode ICD X
Cukup jelas
3.
Jumlah Kasus Baru
Ks B (Kasus baru) adalah kasus yang
- 469 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
datang berobat untuk pertama kalinya
pada sakit tersebut
4.
Jumlah Kasus Lama
Ks L (Kasus lama) adalah kasus yang
datang berobat untuk kedua kalinya
atau lebih pada episode sakit yang sama
dengan berobat pertama
5.
Kejadian Kematian Puskesmas
Laporan Bulanan Data Kematian Puskesmas dibuat berdasarkan
data Register Kematian Puskesmas, dalam periode satu bulan
kalender.
1)
Sumber Data
Sumber data laporan bulanan data kematian Puskesmas
bersumber dari Register Kematian Puskesmas.
2)
Jenis Data, Definisi Operasional dan Instrumen
Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan
Data Kematian,
tercantum dalam
Tabel 147 Jenis Data
dan Definisi Operasional pada Laporan Bulanan Data
Kematian
Contoh
instrumen
Laporan
Bulanan
Data
Kematian
Puskesmas tercantum pada formulir 147 Laporan Bulanan
Data Kematian di Puskesmas.
Tabel 147
Jenis Data dan Definisi Operasional
Laporan Bulanan Data Kematian di Puskesmas
NO
1.
JENIS DATA
Tanggal Pendataan
DEFINISI OPERASIONAL
Tanggal dilakukan pendataan
Kematian
2.
Identitas Warga yang
Identitas lengkap warga yang meninggal,
meninggal
Nomor Induk Kependudukan, Nomor Kepala
Keluarga, Nama Kepala Keluarga, alamat
lengkap warga yang meninggal, jenis kelamin,
- 470 -
serta tanggal lahir
3.
Tanggal meninggal
Cukup jelas
4.
Lokasi meninggal
Lokasi spesifik kejadian kematian, nama jalan
5.
Sebab kematian
Sebab kematian harus dilaporkan secara jelas
disertai dengan kode ICD X. sebab kematian
harus dilaporkan juga dengan sebab
langsung, sebab dasar (sebab tidak
langsung), dan penyakit penyerta.
6.
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
Puskesmas dan jejaringnya mendapatkan obat dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota,
Dinas
Kesehatan
Provinsi
dan
Kementerian
Kesehatan, serta dari sumber pengadaan obat lainnya. Obat yang
diterima Puskesmas dimasukkan dalam Ruang Farmasi Puskesmas
(tercatat dalam Kartu Stok Obat), dan diditribusikan ke unit-unit dan
jejaring Puskesmas (resep dari pelayanan umum, gigi, kesehatan ibu
dan anak, program pengendalian penyakit menular, gizi, Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling dan bidan desa).
Sehari-hari,
obat
yang
digunakan
unit-unit
di
Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan bidan desa dicatat
dalam Register Ruang Farmasi, dan Kartu Stok Obat Ruang Farmasi.
Berdasarkan penerimaan dan pemakaian obat yang tercatat dalam
Kartu Stok Obat setiap jenis obat di masing-masing unit Puskesmas,
setiap akhir bulan unit-unit Puskesmas membuat LPLPO unit. Data
penggunaan obat dalam LPLPO unit dihimpun oleh Puskesmas dalam
LPLPO Puskesmas, dan LPLPO Puskesmas ini yang dilaporkan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap awal bulan berikutnya.
1)
Sumber Data
Register Ruang Farmasi setiap unit dan jaringan Puskesmas
Kartu Stok Ruang Farmasi setiap unit dan jaringan
Puskesmas
LPLPO unit-unit dan jaringan Puskesmas
Kartu Stok Gudang Obat Puskesmas
2)
Jenis Data, Definisi Operasional, dan Instrumen
- 471 -
Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan
Pemakaian
dan
tercantum dalam
Lembar
Permintaan
Tabel 148
Obat
(LPLPO)
Jenis Data dan Definisi
Operasional pada Laporan Bulanan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (LPLPO)
Contoh
instrumen
Laporan
Bulanan
Pemakaian
dan
Lembar Permintaan Obat (LPLPO) tercantum pada Formulir
148 Laporan Bulanan Pemakaian dan Lembar Permintaan
Obat (LPLPO).
Tabel 148
Jenis Data dan Definisi Operasional
Laporan Bulanan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
NO
1.
JENIS DATA
Detail Informasi
DEFINISI OPERASIONAL
Informasi lengkap mengentai obat, yaitu kode
obat, nama obat, satuan
2.
Jumlah obat
Jumlah obat yang dimaksud termasuk informasi
lengkap mengai stok awal obat, jumlah
penerimaan berdasarkan jenis obat, jumlah
pemakaian, jumlah permintaan obat berdasarkan
setiap jenis obat.
3.
Sumber pendanaan
Sumber pendanaan setiap jenis obat
obat
berdasarkan (APBD I, APBD II, Dana Alokasi
Khusus , Program, dan Sumber Pendanaan
Lainnya)
D.
LAPORAN MINGGUAN DAN LAPORAN KHUSUS
Dalam rangka penerapan SKD-KLB dan respon penyakit menular potensi
KLB/wabah, maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memerlukan data
perkembangan penyakit potensi KLB yang dihimpun oleh Puskesmas di
seluruh wilayah kerjanya.
Untuk maksud tersebut, maka Puskesmas berkewajiban melaporkan
secara teratur perkembangan penyakit potensi KLB di wilayah kerjanya ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota secara teratur mingguan/bulanan
menggunakan formulir Laporan Data Mingguan Penyakit Potensi KLB
- 472 -
Disamping itu, jika terjadi dugaan KLB, Puskesmas juga berkewajiban
membuat laporan adanya dugaan dengan menggunakan formulir laporan
KLB (<24 jam) (W1).
Bagan 51.Skema Laporan Mingguan Data Penyakit Menular Potensi KLB
1.
Laporan Data Mingguan Penyakit Menular Potensi KLB (SKD-R
KLB)
1)
Penggunaan
Laporan Data Mingguan Penyakit Menular Potensi KLB
merupakan laporan rekapitulasi data kesakitan (kasus
baru) sejumlah penyakit potensi KLB di Puskesmas,
Puskesmas Pembantu dan bidan desa, menurut jenis
penyakit dan desa/kelurahan pada minggu tertentu
Jenis penyakit menular potensi KLB yang dilaporkan
sesuai
dengan
kebutuhan
pemantauan
perkembangan
penyakit potensi KLB setempat, baik di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota,
Dinas
Kesehatan
Provinsi
dan
Kementerian Kesehatan.
2)
Sumber Data
Data untuk Laporan Data Mingguan Penyakit Menular
Potensi KLB diperoleh dari data kesakitan (kasus baru)
pada Register Rawat Jalan, Register Rawat Inap, Register
Rawat Jalan (berobat) di Puskesmas Keliling, di Puskesmas
(induk), Register Rawat Jalan Puskesmas Pembantu dan
- 473 -
Register Rawat Jalan pos kesehatan desa/bidan desa, serta
data kematian pada Register Kematian Puskesmas. Data ini
telah dihimpun Puskesmas dalam Register Data Mingguan
Masing-masing Penyakit Menular Potensi KLB
3)
Jenis Data, Definisi Operasional dan Cara Pengisian
Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Data
Mingguan Penyakit Menular Potensi KLB tercantum dalam
Tabel 149 Laporan Data Mingguan Penyakit Menular
Potensi KLB
Contoh
instrumen
Laporan
Data
Mingguan
Menular Potensi KLB dan cara pengisiannya
Penyakit
tercantum
pada Formulir 149 Laporan Data Mingguan Penyakit
Menular Potensi KLB
Tabel 149
Jenis Data dan Definisi Operasional
Laporan Data Mingguan Penyakit Menular Potensi KLB
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
1
Kode Puskesmas
Cukup Jelas
2
Nama Puskesmas
Cukup Jelas
3
Tahun
Tahun pendataan
4
Jumlah Pustu/
Cukup jelas
Poskesdes/ bides
yg ada :
5
Jumlah yg
Cukup jelas
melapor
6
Desa/Kelurahan
Cukup jelas
7
Minggu Ke
yaitu minggu kejadian kesakitan atau saat berobat
8
Nama Penyakit
Sesuai dengan jenis penyakit yang ditentukan oleh
(Kasus/Meninggal) Kepala Dinas Kesehatan setempat atau kebutuhan
masing-masing Puskesmas
Kepala Dinas Kesehatan menetapkan jenis penyakit
yang harus dilaporkan oleh Puskesmas dalam
- 474 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
formulir Laporan Data Mingguan Penyakit Menular
Kepala Dinas Kesehatan menetapkan jenis-jenis
penyakit yang harus dilaporkan oleh Puskesmas
dengan memperhatikan Keputusan Menteri
Kesehatan terkait dengan jenis-jenis penyakit
potensi wabah/KLB
Jenis penyakit yang harus dilaporkan dapat
berubah-ubah sesuai perkembangan penyakit
menular dan kebutuhan pemantauannya. Pada saat
ini, Kementerian Kesehatan menetapkan 21 jenis
penyakit yang wajib dilaporkan dalam laporan
mingguan penyakit potensi wabah. (lihat pada tabel
dibawah ini *).
9
Kasus
Jumlah kasus selama seminggu pemantauan yang
sesuai dengan desa/kelurahan tertentu dan jenis
penyakitnya.
Jumlah kasus pada minggu sebelumnya tidak boleh
digabung, tetapi dibuat nama desa dengan minggu
ke yang terpisah
10
Meninggal
Jumlah kasus meninggal selama seminggu
pemantauan yang sesuai dengan desa/kelurahan
tertentu dan jenis penyakitnya
11
Jumlah meninggal Jumlah orang yang meninggal selama seminggu
(total)
pemantauan yang sesuai dengan desa/kelurahan
tertentu untuk semua jenis penyebab kematian
*) Daftar jenis penyakit yang wajib dilaporkan Puskesmas secara
berkala mingguan sesuai Buku Algoritma Diagnosis Penyakit dan
Respons, oleh Direktorat SIMKAR-KESMA, Ditjen PPPL, Kementerian
Kesehatan, Tahun 2011, adalah sebagai berikut :
1.
Diare Akut
2.
Malaria Konfirmasi
3.
Tersangka Demam Dengue
4.
Pneumonia
- 475 -
5.
Diare Berdarah
6.
Tersangka Demam Tifoid
7.
Jaundice Akut
8.
Tersangka DBD
9.
Tersangka Flu Burung pada Manusia
10. Tersangka Campak
11. Tersangka Difteri
12. Tersangka Pertussis
13. AFP (Lumpuh Layuh Mendadak)
14. Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
15. Tersangka Antrax
16. Demam yg tdk diketahui sebabnya
17. Tersangka Kolera
18. Kluster Penyakit yg tdk diketahui
19. Tersangka Meningitis/Encephalitis
20. Tersangka Tetanus Neaonatorum
21. Tersangka Tetanus
22. Jumlah kunjungan
2.
Laporan KLB 24 Jam (W1)
1)
Penggunaan
Laporan KLB (24 Jam) (W1) adalah formulir pencatatan
hasil
kegiatan
konfirmasi
dugaan
adanya
KLB
yang
sekaligus digunakan sebagai laporan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota tentang adanya dugaan KLB
(24 jam) (W1)
2)
Sumber Data
Sumber data Formulir Laporan KLB 24 jam (W1) adalah
hasil penyelidikan dugaan adanya KLB
3)
Jenis data, Definisi Operasional dan Cara Pengisian (W1)
Jenis data dan definisi operasional pada Laporan KLB 24
Jam (W1) tercantum dalam Tabel 150 Laporan KLB 24 Jam
(W1)
Contoh instrumen Formulir Laporan KLB 24 Jam (W1) dan
cara pengisiannya tercantum pada Formulir 150 Laporan
KLB 24 Jam (W1)
- 476 -
Beberapa jenis penyakit tertentu yang ditemukan di wilayah
Puskesmas, disamping dilaporkan melalui laporan data
mingguan penyakit potensi KLB, wajib diikuti dengan
serangkaian
penyelidikan
dan
laporan,
antara
lain
penemuan kasus AFP (sistem surveilans AFP dan virus polio
liar), kasus campak (system surveilans campak dalam
rangka eliminasi campak), kasus tetanus neonatorum, dan
sebagainya.
Formulir
pencatatan
penyelidikan
penyakit
tertentu
tersebut dan formulir laporannya tidak menggunakan
formulir laporan KLB 24 jam, tetapi tatacara penyelidikan
dan formulir pencatatan dan laporannya sesuai dengan
pedoman penyelidikan dan pelaporan masing-masing jenis
penyakit tertentu tersebut.
Tabel 150
Jenis Data dan Definisi Operasional
Laporan Kejadian Luar Biasa / Wabah (W1)
NO
1
JENIS DATA
Nomor
DEFINISI OPERASIONAL
No. surat yang dikeluarkan oleh
Puskesmas
2
Tujuan Laporan
Tujuan
pelaporan
kasus luar biasa
3
Kode Puskesmas
Cukup jelas
4
Nama Puskesmas
Cukup jelas
5
Tanggal/bulan/tahun
Cukup jelas
kejadian diketahui terjadi
6
Desa/Kelurahan
Cukup jelas
7
Kecamatan
Cukup jelas
8
Jumlah kasus/korban
Cukup jelas
9
Jumlah korban meninggal
Cukup jelas
10
Gejala – tanda dari kasus –
Cukup jelas
kasus yang dicurigai sebagai
kajadian
- 477 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
kasus KLB
11
Diagnosis KLB/Tersangka
Cukup jelas
penyakit
12
Tindakan yang telah diambil
Jenis tindakan yang telah
dilakukan oleh petugas kesehatan
dalam menangani kasus kejadian
luar biasa
13
Petugas dan daftar kontak
Nama Petugas pananggung jawab
yang dapat dihubungi
dan nomor kontak yang bisa
dihubungi
E.
LAPORAN TAHUNAN PROGRAM
1)
Sumber Data
a)
Promosi Kesehatan
1. Register
Pemberdayaan
Masyarakat
dalam
Penguatan UKBM dan Kelompok Masyarakat
2. Register UKBM yang Dibina Puskesmas
3. Register
Penggalangan
Kemitraan
Bidang
Kesehatan
4. Register Keluaran Kemitraan Bidang Kesehatan
5. Register Desa yang Memanfaatkan Dana Desa
10% untuk UKBM
b)
Pengendalian Filariasis
1. Kartu Rawat Jalan Penderita Filariasis
2. Register Penderita Filariasis Kronis
3. Laporan hasil kegiatan POPM filariasis desa/pos
POPM
c)
Imunisasi Anak Sekolah
Laporan Imunisasi di Sekolah (BIAS)
d)
Kesehatan Lingkungan
1. Kartu Inspeksi Kesehatan Lingkungan
2. Register
Inspeksi
menurut desa
Kesehatan
Lingkungan
- 478 -
e)
Program
Pelayanan
Kesehatan
Tradisional
dan
Komplementer
1. Register Tenaga Penyehat Tradisonal
2. Register Posyandu pelaksana kegiatan asuhan
Mandiri Kesehatan Tradisional
f)
Pelaksanaan K3 Di Lingkungan Puskesmas
Dokumen terkait
2)
Jenis Data, Definisi Operasional dan Instrumen
Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Tahunan
Program tercantum dalam Tabel 151 Jenis Data dan
Definisi Operasional Laporan Tahunan Program
Contoh instrumen laporan tahunan program kesehatan
terdapat pada Formulir 151 Laporan Tahunan Program
Tabel 151
Jenis Data dan Definisi Operasional
Laporan Tahunan Program
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
1
PROMOSI KESEHATAN
a
Desa yang Memanfaatkan Dana
Jumlah desa yang memanfaatkan dana
Desa minimal untuk UKBM di
desa dari dana desa yang diterima
Wilayah Kerja Puskesmas AA
untuk pemberdayaan masyarakat di
UKBM dalam satu tahun pelaporan
a.
Nomor urut
Cukup jelas
b. Nama Desa
Cukup jelas
c.
Total dana desa yang diterima dalam
Total Dana Desa
satu tahun
d. Jumlah Anggaran Kegiatan
e.
Jumlah anggaran kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat di
pemberdayaan masyarakat di UKBM
UKBM
yang sumber dananya dari dana desa
Presentase (%)
Diisi persentase dana desa yang
digunakan untuk pemberdayaan
masyarakat di UKBM, merupakan hasil
dari jumlah anggaran kegiatan
- 479 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
pemberdayaan masyarakat di UKBM
yang sumber pendanaannya dari dana
desa dibagi total dana desa dikali 100
b
UKBM di wilayah kerja
Puskesmas
Jenis, strata, dan jumlah UKBM yang
diberikan fasilitasi, bimbingan teknis,
dan peningkatan kapasitas kader oleh
Puskesmas pada satu tahun pelaporan
a. Nomor urut
Cukup jelas
b. Puskesmas
Nama Puskesmas
c. Posyandu Pratama
Jumlah Posyandu dengan frekuensi
penimbangan <8 kali, dengan jumlah
kader <5, cakupan D/S <50%, cakupan
kumulatif KIA <50%, Cakupan
kumulatif KB <50%, cakupan kumulatif
imunisasi <50%, cakupan dana sehat
<50%
d. Posyandu Madya
Jumlah Posyandu dengan frekuensi
penimbangan >8 kali, dengan jumlah
kader ≥5, cakupan D/S <50%, cakupan
kumulatif KIA <50%, Cakupan
kumulatif KB <50%, cakupan kumulatif
imunisasi <50%, cakupan dana sehat
<50%
e. Posyandu Purnama
Jumlah Posyandu dengan frekuensi
penimbangan > 8 kali, dengan jumlah
kader ≥5, cakupan D/S ≥50%, cakupan
kumulatif KIA ≥50%, Cakupan
kumulatif KB ≥50%, cakupan kumulatif
imunisasi ≥50%, cakupan dana sehat
<50% dan mampu menyelenggarakan
program tambahan
f.
Posyandu Mandiri
Jumlah Posyandu dengan frekuensi
penimbangan > 8 kali, dengan jumlah
- 480 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
kader ≥5, cakupan D/S ≥50%, cakupan
kumulatif KIA ≥50%, Cakupan
kumulatif KB ≥50%, cakupan kumulatif
imunisasi ≥50%, cakupan dana sehat
≥50% dan mampu menyelenggarakan
program tambahan
g. Poskesdes
Jumlah Poskesdes sebagai Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dibentuk di desa dalam
rangka mendekatkan/menyediakan
pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat desa
h. Posbindu PTM
Jumlah Posbindu PTM aktif yang
menyelenggarakan kegiatan deteksi
dini, pemantauan dan tindak lanjut
dini faktor risiko PTM secara mandiri
dan berkesinambungan.
i. Posyandu Lansia
Jumlah wadah pelayanan kepada
lansia di masyarakat dimana proses
pembentukan dan pelaksanaannya
dilakukan oleh masyarakat bersama
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
lintas sektor pemerintah dan non
pemerintah, swasta, organisasi sosial
dan lain-lain, dengan menitikberatkan
pelayanan pada upaya promotif dan
preventif
j. Pos TB Desa
Jumlah Pos TB desa sesuai dengan
kriteria pada pedoman program terkait
k. Posmaldes
Jumlah Pos Malaria Desa sesuai
dengan kriteria pada pedoman program
terkait
l. Poskestren
Jumlah Pos Kesehatan Pesantren
- 481 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
(POSKESTREN) sebagai Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) di lingkungan Pondok
Pesantren, dengan prinsip dari, oleh,
dan untuk warga pondok pesantren
yang mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif tanpa
mengabaikan aspek kuratif dan
rehabilitatif dengan binaan Puskesmas
setempat
m. Pos UKK
Jumlah Pos UKK sesuai dengan kriteria
pada pedoman program terkait
n. UKBM Lainnya
Jumlah UKBM lainnya sesuai dengan
kriteria pada pedoman program terkait
o. Jumlah Kader
Jumlah kader aktif yang ada di UKBM
p. Jumlah kader yang dilatih
Jumlah kader yang telah dilatih atau
diorientasi tentang pemberdayaan
masyarakat dalam semua topik
kesehatan
c
Kemitraan Bidang Kesehatan
Jumlah dunia usaha dan lintas sektor
yang bekerjasama yang diikat dengan
MoU dan atau PKS atau dokumen
lainnya dengan Puskesmas tingkat
desa/kelurahan dan kecamatan untuk
mengatasi masalah kesehatan atau
meningkatkan kesehatan masyarakat.
Memorandum of Understanding (MoU)
adalah perjanjian pendahuluan yang
mengatur dan memberikan kesempatan
kepada para pihak untuk mengadakan
studi kelayakan terlebih dahulu
sebelum membuat perjanjian yang lebih
terperinci dan mengikat para pihak
- 482 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
nantinya.
Perjanjian Kerja Sama (PKS) adalah
tindak lanjut MoU yang sudah
ditandatangani oleh kedua belah pihak
(kepala Puskesmas dan Mitra) berisi
ruang lingkup pekerjaan, tujuan,
anggaran, dan mekanisme pelaporan
dalam satu tahun
a. Nomor urut
Cukup jelas
b. Nama mitra
Nama dunia usaha atau lintas sektor
yang bekerjasama dalam bidang
kesehatan
c. Alamat Mitra
Alamat mitra yang bekerjasama
d. Bentuk kemitraan
Bentuk perjanjian, (MoU, PKS, atau
dokumen lainnya)
e. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan kemitraan,
misalnya nama pekerjaan/kegiatan,
tujuan, anggaran, dan mekanisme
pelaporan
f.
Lokasi Kemitraan
Nama lokasi desa/kelurahan /
kecamatan tempat kemitraan
dilakukan
d
Jumlah SD/sederajat yang
SD atau sekolah sederajat yang
memiliki UKS
terdapat organisasi UKS dan terdapat
kegiatan UKS pada tahun laporan
e.
Jumlah SLTP/sederajat yang
SLTP atau sekolah sederajat yang
memiliki UKS
terdapat organisasi UKS dan terdapat
kegiatan UKS pada tahun laporan
2
PENGENDALIAN FILARIASIS
a
jumlah penderita filariasis
Penderita filariasis kronis adalah
kronis terdaftar (per desa dan
seseorang yang pernah terdata sebagai
golongan umur)
penderita filariasis dengan gejala
- 483 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
penderita kronis dikurangi jumlah yang
meninggal atau pindah.
b
jumlah penduduk mendapat
POPM filariasis diberikan kepada setiap
obat pencegahan massal
orang sasaran setahun sekali pada
filariasis (per desa)
daerah endemis filariasis selama
minimal 5 tahun berturut-turut
Jumlah penduduk mendapat obat
tersebut sesuai dengan laporan
pelaksaaan POPM per desa
3
IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS) (menurut sekolah dan jenis
kelamin)
a
Jumlah anak kelas 1 SD
Cukup jelas
(sederajat) yang diimunisasi
campak (pada BIAS Campak)*)
b
Jumlah anak kelas 1 SD
Cukup jelas
(sederajat) yang diimunisasi DT
(pada BIAS DT) *)
c
Jumlah anak kelas 2 dan 3 SD
Cukup jelas
(sederajat) yang diimunisasi Td
(pada BIAS Td) *)
d
Jumlah Desa/Kelurahan UCI
Desa/kelurahan UCI adalah jumlah
(menurut desa) **)
anak yang mendapat imunisasi dasar
lengkap >80 % setahun kegiatan
(Januari-Desember)
*) dibuat laporan menurut sekolah dan jenis kelamin (jumlah sasaran, jumlah
cakupan, % cakupan)
**) dibuat laporan menurut desa/kelurahan (jumlah sasaran, jumlah cakupan,
% cakupan)
4
KESEHATAN LINGKUNGAN
- 484 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
a. Sarana Air Minum
1) Perpipaan PAM
Jelas, lihat pada laporan bulanan
2) Perpipaan non PAM (sarana
Jelas, lihat pada laporan bulanan
komunal)
3) Depot Air Minum
Jelas, lihat pada laporan bulanan
4) Sumur Gali
Jelas, lihat pada laporan bulanan
5) Penampungan Air Hujan
Jelas, lihat pada laporan bulanan
6) Perlindungan Mata Air
Jelas, lihat pada laporan bulanan
7) Sumur Bor dengan Pompa
Jelas, lihat pada laporan bulanan
8) Terminal air
Jelas, lihat pada laporan bulanan
9) Mobil Tangki
Jelas, lihat pada laporan bulanan
10) Tingkat risiko pencemaran
Diukur sesuai pedoman untuk masingmasing jenis sarana air minum sesuai
dengan inspeksi kesehatan lingkungan
terakhir pada tahun laporan (belum
dilaksanakan inspeksi kesehatan
lingkungan/IKL, rendah, sedang, tinggi,
amat tinggi, dan bersertifikat)
b. Rumah dan Jamban
1) Jumlah Rumah
Jelas, lihat pada laporan bulanan
2) Jumlah Jamban
Jelas, lihat pada laporan bulanan
3) Klasifikasi Standar Kesehatan Diukur sesuai pedoman untuk masingmasing jenis sarana sesuai dengan
inspeksi kesehatan lingkungan terakhir
pada tahun laporan (belum
dilaksanakan inspeksi kesehatan
lingkungan/IKL, tidak memenuhi syarat
kesehatan, memenuhi syarat kesehatan
dan bersertifikat)
5. PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL DAN
- 485 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
KOMPLEMENTER
a. Jumlah tenaga Penyehat
Tenaga Hattra yang diusulkan oleh
Tradisional (Hattra) di wilayah Puskesmas dan kemudian mendapat
Puskesmas terdaftar (STPT)
surat tanda penyehat tradisional dari
Dinas Kesehatan
b. Jumlah posyandu yang
Posyandu yang melaksanakan kegiatan
melaksanakan asuhan Mandiri belajar dan praktek kesehatan
Kesehatan Tradisional
6.
tradisional diantara peserta posyandu
PELAKSANAAN K3 DI LINGKUNGAN PUSKESMAS
a. Terdapat kebijakan tertulis
Dibuat ketetapan dan dikampanyekan
pelaksanaan K3 di
atau perinagatan K3 melalui berbagai
Lingkungan Sekolah
media
b. Tim K3 di Puskesmas (SK
Kepala Puskesmas)
c. Penerapan Kewaspadaan
Tim yang ditetapkan dengan keputusan
kepala Puskesmas
Cuci tangan pakai sabun, masker,
Standar di Lingkungan
peringatan kewaspadaan dan penetapan
Puskesmas
tim K3 Puskesmas. Disesuaikan dengan
pedoman yang berlaku
F.
LAPORAN KELAHIRAN
Setiap kelahiran di jejaring Puskesmas wajib segera dilaporkan ke
Puskesmas setempat. Pelaporan bayi baru lahir menggunakan instrumen
formulir bayi baru lahir sebagai berikut:
1)
Penggunaan
Formulir Bayi Baru Lahir digunakan untuk mendata
kondisi bayi ketika lahir
2)
Sumber Data
Sumber data pada Formulir Bayi Baru Lahir bersumber dari
pemeriksaan yang dilakukan ketika bayi baru lahir.
3)
Jenis Data, Definisi Operasional, Instrumen dan Cara
Pengisian
- 486 -
Jenis data dan definisi operasional pada Formulir Bayi Baru
Lahir tercantum dalam Tabel 152 Jenis Data dan Definisi
Operasional pada Formulir Bayi Baru Lahir
Contoh instrumen formulir bayi baru lahir dan cara
pengisiannya tercantum pada Formulir 152 Formulir Bayi
Baru Lahir.
Tabel 152
Jenis Data dan Definisi Operasional
Formulir Bayi Baru Lahir
NO
1.
JENIS DATA
Nama dan tanda tangan
DEFINISI OPERASIONAL
Cukup jelas
pemeriksa
2.
Nama bayi
Cukup jelas
3.
Jenis kelamin
Cukup jelas
4.
Nama orangtua
Cukup jelas
5.
NKK
Cukup jelas
6.
Alamat
Cukup jelas
7.
Tanggal dan jam lahir
Cukup jelas
8.
Umur kehamilan saat lahir
Umur kehamilan pada waktu
persalinan
Pemeriksaan :
9.
Postur, tonus, aktivitas
10. Kulit bayi
Cukup jelas
Kondisi kulit bayi ketika lahir
11. Pernapasan ketika bayi tidak Cukup jelas
menangis
12. Detak jantung
Cukup jelas
13. Suhu ketiak
Cukup jelas
14. Kepala
Cukup jelas
15. Mata
Cukup jelas
16. Mulut
Cukup jelas
- 487 -
NO
JENIS DATA
DEFINISI OPERASIONAL
17. Perut dan tali pusat
Cukup jelas
18. Punggung dan tulang
Cukup jelas
belakang
19. Lubang anus
Cukup jelas
20. Alat kelamin
Cukup jelas
21. Berat badan
Cukup jelas
22. Panjang badan
Cukup jelas
23. Lingkar kepala
Cukup jelas
Asuhan/konseling :
24. IMD
Inisiasi menyusu dini
25. Salep mata
Cukup jelas
26. Suntikan vitamin K1
Cukup jelas
27. Imunisasi hepatitis
Cukup jelas
28. Rawat gabung
Cukup jelas
29. Memandikan bayi
Cukup jelas
30. Konseling menyusui
Cukup jelas
31. Tanda bahaya padi bayi
Cukup jelas
32. Perawatan bayi
Cukup jelas
Catatan medis
Cukup jelas
33. Waktu pemeriksaan
Cukup jelas
kembali/kunjungan
neonatal
G.
Laporan Penetapan Sebab Kematian di Jejaring Puskesmas
Warga
meninggal
di
fasilitas
pelayanan
yang
merupakan
jejaring
Puskesmas maka petugas kesehatan (dokter, perawat, bidan), wajib
membuat Laporan Penetapan Sebab Kematian dan dilaporkan kepada
Puskesmas setempat.
- 488 -
1)
Penggunaan
Laporan Penetapan Sebab Kematian merupakan salah satu
sumber data laporan kematian di Puskesmas.
2)
Sumber Data
Data pada Laporan Penetapan Sebab Kematian bersumber
dari hasil pemeriksaan dokter, bidan, atau perawat serta
dokumen
rekam
medis
pasien
meninggal
di
jejaring
Puskesmas.
3)
Jenis Data, Definisi Operasional, Instrumen dan Cara
Pengisian
Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Penetapan
Sebab Kematian tercantum dalam
dan
Definisi
Operasional
Tabel 153 Jenis Data
Laporan
Penetapan
Sebab
Kematian.
Contoh instrumen laporan penetapan sebab kematian dan
cara pengisiannya tercantum pada Formulir 153 Laporan
Penetapan Sebab Kematian.
Tabel 153
Jenis Data dan Definisi Operasional
Laporan Penetapan Sebab Kematian
NO
1.
JENIS DATA
Fasilitas Pelayanan
DEFINISI OPERASIONAL
Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Kesehatan
2.
Kab/Kota
Cukup jelas
3.
Provinsi
Cukup jelas
4.
Nama
Nama lengkap sesuai KTP
5.
NIK
Nomor Induk Kependudukan
6.
Tempat tanggal lahir
Cukup jelas
7.
Umur
Umur saat meninggal
8.
Jenis Kelamin
Laki-laki (L) atau Perempuan (P)
9.
Alamat
Alamat lengkap Desa, kelurahan,
kecamatan, kabupaten, provinsi
- 489 -
NO
JENIS DATA
10. Tanggal dan jam
DEFINISI OPERASIONAL
Cukup jelas
meninggal
11. Lokasi meninggal
Tempat/lokasi meninggal
12. Sebab langsung
Sebab langsung yang menyebabkan
kematian
13. Sebab tidak langsung
Sebab tidak langsung yang
menyebabkan kematian
14. Penyakit penyerta/
kondisi tertentu
antara lain pembunuhan, bunuh diri,
BBLR, kelainan bawaan, hamil,
NAPZA, HIV, stroke, hipertensi, sakit
jantung, DM, kanker, gagal ginjal,
PPOK
15. Tanggal surat dibuat
Tanggal ketika surat dibuat
16. Nama dan tempat
Ditulis nama pemeriksa dg
bertugas dokter/bidan/
gelar/jabatan fungsionalnya
perawat yang membuat
surat keterangan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
NILA FARID MOELOEK
Download