- 384 - LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM INFORMASI PUSKESMAS PELAPORAN I. DATA DASAR Data dasar Puskesmas wajib dibuat oleh setiap Puskesmas, setidaktidaknya setahun sekali. Data dasar diperlukan untuk mengetahui kemampuan wilayah dalam upaya kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas, sebagai basis data dalam mengukur tingkat pencapaian kinerja program Puskesmas dan memahami situasi epidemiologi wilayah kerja Puskesmas. Data dasar Puskesmas meliputi: 1. identitas Puskesmas; 2. wilayah kerja Puskesmas; 3. sumber daya Puskesmas meliputi: a. manajemen Puskesmas; b. gedung dan sarana Puskesmas; c. jejaring Puskesmas, lintas sektor dan potensi sumberdaya Puskesmas; d. sumber daya manusia kesehatan; e. 4. ketersediaan dan kondisi peralatan Puskesmas; sasaran program. Pada umumnya, data dasar diperoleh dari sumber data sekunder di lingkungan Dinas Kesehatan, maupun sektor lain, misal Kantor Camat, Kantor BPS dan sebagainya. Jenis data dan definisi operasional laporan data dasar Puskesmas sama dengan pencatatan data dasar Puskesmas seperti tercantum pada Tabel 1. Jenis Data dan Definisi Operasional Data Dasar Puskesmas. Contoh instrumen dan cara pengisiannya juga sama dengan - 385 - pencatatannya seperti tercantum pada Formulir 1. Data Dasar Puskesmas. II. DATA PROGRAM A. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL 1. Promosi Kesehatan Upaya promosi kesehatan dilaksanakan oleh semua program yang dilaksanakan Puskesmas. Jenis upaya promosi kesehatan adalah advokasi, penggalangan kemitraan, pemberdayaan masyarakat melalui upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM), yang didukung oleh KIE, penyuluhan atau penyebarluasan informasi. Hasil setiap kegiatan upaya promosi kesehatan dibuat laporan kegiatan promosi kesehatan, dan dihimpun dalam register-register promosi kesehatan sesuai dengan jenis kegiatan promosi kesehatan. Pada umumnya bentuk pencatatan hasil kegiatan adalah formulir laporan kegiatan antara lain: laporan kegiatan penyuluhan kesehatan individu, laporan kegiatan kunjungan rumah, laporan kegiatan penyuluhan kesehatan kelompok dan laporan kegiatan upaya pemberdayaan masyarakat (UKBM), laporan pelaksanaan kegiatan advokasi, laporan kegiatan penggalangan kemitraan, laporan kegiatan penyebarluasan informasi, dan laporan pendataan jumlah desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM. Beberapa metode penyebarluasan informasi antara lain penyuluhan, konseling, bimbingan, seminar, diskusi, media (cetak, elektronik, sosial, tradisional, dll). Dari laporan-laporan kegiatan ini kemudian dihimpun dalam berbagai register sesuai dengan masing-masing jenis kegiatan, dan dari register-register tersebut dapat dibuat berbagai bentuk laporan bulanan kegiatan promosi kesehatan umum dan program kesehatan tertentu. 1) Sumber Data 1) Register Penyuluhan Individu 2) Register Kunjungan Rumah 3) Register Penyuluhan Kelompok 4) Register Pemberdayaan Masyarakat dalam Penguatan UKBM dan Kelompok Masyarakat 5) Register UKBM yang Dibina Puskesmas - 386 - 6) Register Pelaksanaan Advokasi Bidang Kesehatan 7) Register Penggalangan Kemitraan Bidang Kesehatan 8) Register Keluaran Kemitraan Bidang Kesehatan 9) Register Media Penyebarluasan Informasi 10) Register Desa yang Memanfaatkan Dana Desa 10% untuk UKBM 2) Jenis Data, Definisi Operasional dan Instrumen Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan Promosi Kesehatan tercantum dalam Tabel 134 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Bulanan Promosi Kesehatan. Contoh instrumen Laporan Bulanan Promosi Kesehatan tercantum pada Formulir 134 Laporan Bulanan Promosi Kesehatan. Tabel 134 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Bulanan Promosi Kesehatan NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL A. Promosi Kesehatan Umum 1. Jumlah kegiatan advokasi Frekuensi pelaksanaan advokasi di tingkat desa/kelurahan kepada pengambil kebijakan tingkat dan kecamatan bidang desa/kelurahan atau kecamatan di kesehatan bidang kesehatan baik instansi pemerintahan maupun swasta dalam satu bulan pelaporan. 2. Jumlah kegiatan Frekuensi pelaksanaan kunjungan atau penggalangan kemitraan pertemuan untuk penggalangan dengan dunia usaha dan kemitraan dengan dunia usaha dan lintas sektor tingkat lintas sektor tingkat desa/kelurahan desa/kelurahan dan dan kecamatan bidang kesehatan kecamatan bidang dalam satu bulan pelaporan. kesehatan 3. Jumlah kegiatan Frekuensi melaksanakan kegiatan pembinaan UKBM atau pembinaan (misalnya fasilitasi, - 387 - NO. JENIS DATA kelompok masyarakat DEFINISI OPERASIONAL bimbingan teknis, peningkatan kapasitas oleh petugas Puskesmas) kepada UKBM dan forum Peduli Kesehatan yang diintegrasikan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat di desa seperti Pertemuan Desa, Penyegaran dan Orientasi Kader dan Toma, Survey Mawas Diri, Musyawarah Masyarakat Desa, serta pemantauan pada satu bulan pelaporan. 4. Jumlah penyuluhan Frekuensi penyuluhan kelompok kelompok potensial baik di dalam maupun di luar Puskesmas dalam satu bulan pelaporan 5. Jumlah kunjungan rumah Frekuensi kunjungan rumah/home care untuk keluarga dalam satu bulan pelaporan 6. Jumlah jenis media yang Jumlah jenis media digunakan dalam (cetak/elektronik/sosial/tradisional/lu penyebaran informasi ar ruang) yang digunakan untuk penyebaran informasi kepada masyarakat dalam satu bulan pelaporan 7. Jumlah kegiatan Frekuensi melaksanakan kegiatan pembinaan UKGM pada pembinaan kesehatan gigi dan mulut kelompok masyarakat masyarakat (dalam bentuk pelatihan kader, penyuluhan di Posyandu, PAUD, Posyandu lansia/Posbindu atau kelompok masyarakat lainnya) dalam satu bulan pelaporan 8. Puskesmas melaksanakan Puskemas melaksanakan kegiatan Promosi Kesehatan advokasi, penggalangan kemitraan, pemberdayaan masyarakat, dan penyebarluasan KIE pada satu bulan - 388 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL pelaporan. Apabila Puskesmas tidak melaksanakan salah satu dari keempat kegiatan tersebut, berarti Puskesmas belum melakukan Promosi Kesehatan 9. UKBM yang Dibina Jenis, strata, dan jumlah UKBM yang Puskesmas diberikan fasilitasi, bimbingan teknis, dan peningkatan kapasitas kader oleh Puskesmas pada satu bulan pelaporan a. Nomor urut Cukup jelas b. Desa/Kel/Kecamatan Cukup jelas c. Jenis UKBM Jenis UKBM beserta tahapannya (apabila ada) misalnya Posyandu Mandiri, Posbindu, Poskesdes, Pos UKK Pratama, dll d. Nama UKBM Nama UKBM misalnya Posyandu Melati, Poskesdes Sehat Selalu, dll e. Alamat UKBM Alamat UKBM yang terdiri dari jalan, nomor, desa/kelurahan f. Sumber pembiayaan Sumber anggaran untuk pelaksanaan kegiatan UKBM, misalnya dana desa, dana sehat, dll g. Kegiatan UKBM Jenis kegiatan yang dilakukan oleh UKBM, misalnya Survei Mawas Diri, penyuluhan, kunjungan rumah, dll h. Jumlah kader Jumlah kader aktif yang ada di UKBM i. Jumlah kader dilatih Jumlah kader yang telah dilatih atau diorientasi tentang pemberdayaan masyarakat dalam semua topik kesehatan B. Promosi Kesehatan Penyakit Menular - 389 - NO. 1 JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL Jumlah kegiatan Frekuensi penyuluhan baik di dalam Penyuluhan di Puskesmas maupun di luar gedung Puskesmas dan jaringannya dengan yang meliputi penyuluhan individu, topik diare kunjungan rumah, dan penyuluhan kelompok dengan topik diare atau terkait diare 2 Jumlah kegiatan Frekuensi penyuluhan baik di dalam Penyuluhan di Puskesmas maupun di luar gedung Puskesmas dan jaringannya dengan yang meliputi penyuluhan individu, topik tifoid kunjungan rumah, dan penyuluhan kelompok dengan topik tifoid atau terkait tifoid 3 Jumlah kegiatan Frekuensi penyuluhan baik di dalam Penyuluhan di Puskesmas maupun di luar gedung Puskesmas dan jaringannya dengan yang meliputi penyuluhan individu, topik hepatitis kunjungan rumah, dan penyuluhan kelompok dengan topik hepatitis atau terkait hepatitis 4 Jumlah kegiatan Frekuensi penyuluhan baik di dalam Penyuluhan di Puskesmas maupun di luar gedung Puskesmas dan jaringannya topik yang meliputi penyuluhan individu, HIV/AIDS kunjungan rumah, dan penyuluhan kelompok dengan topik HIV/AIDS atau terkait HIV/AIDS 5 Jumlah SLTP/SLTA yang Jumlah sekolah setingkat SLTP/SLTA terlaksana pelayanan yang dilaksanakan atau dibuka konseling/penyuluhan pelayanan konseling kesehatan atau individu kesehatan remaja penyuluhan individu bagi murid (HIV/AIDS) sekolah tersebut tentang kesehatan remaja (HIV/AID) C. Promosi Kesehatan Lingkungan - 390 - NO. 1 JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL Jumlah Jumlah pasien yang telah pulang ke klien/pasien/perseorangan rumahnya atau orang lain atas indikasi mendapat tertentu dikunjungi petugas ke konseling/penyuluhan rumahnya agar mendapat layanan kesehatan lingkungan di konseling atau penyuluhan untuk rumahnya (luar gedung) peningkatan kesehatan lingkungan rumahnya 2 Jumlah Jumlah pasien yang masih dirawat klien/pasien/perseorangan atau akan pulang, atau orang lain yang mendapat konseling datang ke Puskesmas mendapat kesehatan/penyuluhan layanan konseling atau penyuluhan lingkungan di klinik kesehatan lingkungan/pengendalian sanitasi (dalam gedung) penyakit berbasis lingkungan di ruang konseling/klinik sanitasi atau ruang lain yang sesuai D. Promosi Kesehatan KIA, termasuk remaja 1 2 Jumlah Sekolah terlaksana Jumlah sekolah yang mendapatkan KIE kegiatan KIE/penyuluhan atau penyuluhan kesehatan remaja kesehatan remaja oleh oleh tenaga kesehatan (penyuluhan tenaga kesehatan kelompok) Jumlah kelompok remaja Jumlah kelompok remaja di luar diluar sekolah (karang sekolah yang mendapatkan KIE atau taruna, remaja mesjid, penyuluhan kesehatan remaja oleh gereja, pura, wihara, dll) tenaga kesehatan (penyuluhan yang mendapatkan kelompok) KIE/penyuluhan kesehatan remaja 3 Jumlah remaja Jumlah remaja usia 10-19 tahun yang mendapatkan konseling mendapatkan pelayanan konseling oleh tenaga kesehatan atau penyuluhan baik didalam gedung maupun diluar gedung (penyuluhan individu) semua topik 4 Jumlah remaja mendapat Jumlah remaja usia 10-19 tahun yang - 391 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL KIE/penyuluhan mendapatkan pelayanan konseling kesehatan reproduksi atau penyuluhan baik didalam gedung maupun diluar gedung (penyuluhan individu) tentang kesehatan reproduksi E. Promosi Kesehatan Pelayanan Kesehatan 1 Jumlah SD/MI melaksanakan sikat gigi bersama SD/MI yang melaksanakan kegiatan sikat gigi bersama di bawah bimbingan guru 2. Jumlah SD/MI Jumlah murid yang melaksanakan melaksanakan aplikasi flour kumur-kumur dengan larutan yang mengandung flour sesuai dengan indikasi, pada saat pemeriksaan kesehatan gigi di sekolah F. Promosi Kesehatan Pengendalian Penyakit Tidak Menular 1 Jumlah penduduk Setiap orang yang mengikuti konseling mengikuti konseling perorangan atau penyuluhan /penyuluhan kesehatan perorangan untuk masalah diet, perorangan sesuai topik: berhenti merokok, potensi cedera dan a. diet IVA-SADANIS b. berhenti merokok c. potensi cidera d. IVA-SADANIS G. Promosi Kesehatan Jiwa dan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) 1. Jumlah kegiatan Kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa penyuluhan kesehatan jiwa dan NAPZA yang dilakukan oleh masyarakat dan NAPZA di Puskesmas dan jaringannya. Puskesmas dan jaringannya Sasarannya adalah anak usia sekolah, remaja, usia dewasa termasuk kelompok ibu hamil dan menyusui, serta lansia H. ............... (judul program Promosi kesehatan dilakukan oleh promosi kesehatan) semua program kesehatan dengan - 392 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL sasaran sesuai prioritas program. Kegiatan dan hasil kegiatan wajib dicatat dalam formulir, dan register promosi kesehatan yang sesuai, dan dilaporkan dalam laporan bulanan ini. a. .... (sasaran dan metode) sasaran dan metode b. .... (sasaran dan metode) dst 2. Laporan promosi kesehatan sesuai Laporan promosi kesehatan sesuai sasaran dan metode …. Kesehatan Lingkungan Upaya kesehatan lingkungan yang wajib dilaporkan Puskesmas adalah upaya pengawasan kualitas air minum, upaya pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan, upaya pengawasan Tempat-Tempat Umum, upaya pengawasan rumah, Konseling Pelayanan Kesehatan Lingkungan, STBM/ODF. Hasil kegiatan upaya kesehatan lingkungan dicatat dalam berbagai instrumen pencatatan data kesehatan lingkungan sebagaimana dibahas pada bagian pencatatan kesehatan lingkungan. Hasil kegiatan ini direkapitulasi kedalam Laporan Bulanan Kesehatan Lingkungan. 1) Sumber Data Register Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sarana Air Minum Menurut Sarana dan Desa/Kelurahan Register Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tempat Pengelolaan Makanan Menurut Jenis Sarana Register Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tempat Tempat Umum Menurut Jenis Sarana Register Hasil Penilaian STBM 2) Variabel Pelaporan Jenis data dan definisi operasional pada laporan bulanan kesehatan lingkungan, tercantum dalam Tabel 135 Jenis - 393 - Data dan Definisi Operasional pada Laporan Bulanan Kesehatan Lingkungan Contoh instrumen laporan bulanan kesehatan lingkungan tercantum pada Formulir 135 Laporan Bulanan Kesehatan Lingkungan. Tabel 135 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Bulanan Kesehatan Lingkungan No 1. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL Jumlah sarana air minum yang Jumlah sarana air minum yang dilakukan pengawasan kualitas air dilakukan inspeksi kesehatan lingkungan oleh petugas kesehatan lingkungan atau petugas terlatih lainnya sesuai dengan jenis sarananya, dengan hasil inspeksi dikelompokkan dalam kelompok berisiko rendah (R)/sedang (S), dan kelompok berisiko tinggi (T)/ amat tinggi (AT) a. Jumlah sarana perpipaan Cukup jelas perusahaan air minum b. Jumlah sarana air minum Cukup jelas perpipaan non perusahaan (sarana komunal) c. Jumlah Sumur Gali Cukup jelas d. Jumlah Penampungan Air Hujan Cukup jelas e. Jumlah Perlindungan Mata Air Cukup jelas f. Jumlah Sumur Bor dengan Cukup jelas Pompa g. Jumlah Terminal Air dan mobil Cukup jelas - 394 - No JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL tangki air 2 Jumlah Tempat Pengelolaan Jumlah TPM dilakukan inspeksi Makanan (TPM) dilakukan inspeksi kesehatan lingkungan dengan keehatan lingkungan hasil inspeksi adalah memenuhi syarat kesehatan dan tidak memenuhi syarat kesehatan a. Jumlah rumah makan/restoran Cukup jelas b. Jumlah Jasa Boga Cukup jelas c. Jumlah Depot Air Minum Cukup jelas memenuhi syarat d. Jumlah Sentra Makanan Cukup jelas Jajanan 3 e. Jumlah Kantin Sekolah Cukup jelas Jumlah Tempat-Tempat Umum Jumlah TTU dilakukan inspeksi (TTU) dilakukan inspeksi kesehatan kesehatan lingkungan dengan lingkungan hasil memenuhi syarat kesehatan dan tidak memenuhi syarat a. Jumlah Sarana Pendidikan 1) Jumlah Sekolah Cukup jelas 2) Jumlah Pondok Pesantren Cukup jelas b. Jumlah Pasar Rakyat/Tradisional Cukup jelas c. Jumlah Pelayanan Kesehatan Cukup jelas d. Jumlah Tempat ibadah Cukup jelas e. Jumlah Hotel Cukup jelas f. Jumlah Terminal/stasiun Cukup jelas g. Jumlah Tempat rekreasi, Cukup jelas hiburan, wisata h. Jumlah Lapas/Rutan Cukup jelas - 395 - No 4 JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL Jumlah Rumah yang dilakukan Jumlah rumah dilakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan inspeksi kesehatan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan dengan hasil memenuhi syarat kesehatan 5 6 Jumlah pasien / klien Jumlah pasien / klien mendapatkan pelayanan konseling mendapatkan pelayanan setiap hari kerja Puskesmas konseling setiap hari kerja PKM. Jumlah desa / kelurahan yang Desa yang memenuhi kriteria melaksanakan Kesehatan Desa pelaksana STBM (kegiatan lingkungan Total Berbasis pembinaan/pemicuan, terbentuk Masyarakat (STBM) tim STBM, tersusunnya rencana kerja melaksanakan 5 pilar STBM) 7 Jumlah desa/kelurahan Stop BAB Desa yang memenuhi kriteria Sembarangan (Open Defecation Desa Stop Buang Besar Free) Sembarangan (ODF) dan laporan verifikasi Tim Kecamatan 8 Sekolah yang melakukan deteksi Deteksi dini tifoid adalah dini tifoid bagi para penjamah pemeriksaan adanya bakteri makanan yang berjualan di sekolah tifoid pada tinja setiap penjamah makanan yang ada disemua kantin di dalam lingkungan sekolah 9 Sekolah yang menerapkan kawasan Ada kebijakan sekolah kawasana tanpa rokok (KTR) tanpa rokok, ada peringatan kawasan tanpa rokok dan tidak ditemukan orang yang merokok di ruang kelas, tempat-tempat umum dan halaman sekolah. 3. Gizi, Kesehatan Ibu-Kesehatan Anak, dan Wanita Usia Subur (WUS) - 396 - Hasil kegiatan gizi, kesehatan ibu, anak dan imunisasi balita tercatat dalam Register Kohort Ibu, Register Kohort Bayi, Register Kohort Anak Balita dan PraSekolah, Register Imunisasi Anak dan Register Imunisasi WUS. Berdasarkan data dalam register ini dibuat laporan bulanan Kegiatan Gizi, Kesehatan Ibu, Anak dan Imunisasi Dasar Bagi Bayi, Imunisasi Lanjutan Bagi Batita dan Imunisasi Lanjutan Bagi WUS 1) Sumber Data Register Kohort Ibu Register Kohort Bayi, Anak Balita dan Anak Prasekolah Register Imunisasi Anak Register Imunisasi WUS 2) Variabel Laporan Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan Gizi, Kesehatan Ibu, dan Kesehatan Anak, dalam tercantum Tabel 136 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Bulanan Gizi, Kesehatan Ibu, dan Kesehatan Anak Contoh instrumen laporan bulanan gizi, kesehatan ibu, dan kesehatan anak tercantum pada Formulir 136 Laporan Bulanan Gizi, Kesehatan Ibu, dan Kesehatan Anak. Tabel 136 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Bulanan Gizi, Kesehatan Ibu, dan Kesehatan Anak NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL PROGRAM GIZI 1. Jumlah ibu hamil terdaftar Jumlah ibu hamil yang terdaftar bulan ini bulan ini pada suatu wilayah tertentu (Terdaftar sebagai ibu hamil dalam Register Kohort Ibu pada bulan laporan) 2 Jumlah Ibu hamil dapat tablet Jumlah Ibu Hamil yang tambah darah minimal 90 tablet mendapatkan minimal 90 tablet tambah darah selama kehamilannya (hanya dicatat sekali saat telah - 397 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL mendapat tablet 90 tablet atau lebih) 3 Jumlah ibu hamil anemia Jumlah ibu hamil dengan kadar Hb <11,0 g/dl yang diperiksa pada saat pertama kali diperiksa kehamilannya (KA / Kunjungan Akses) 4 Jumlah Ibu Nifas dapat Vit. A Jumlah ibu nifas (0 - 42 hari) yang dosis tinggi (2 kapsul) mendapat kapsul Vit. A dosis tinggi. Sebaiknya diberikan sesaat setelah melahirkan dan setelah 24 jam berikutnya 5 Jumlah Ibu Hamil KEK (kurang Jumlah ibu hamil dengan ukuran energi kronis) lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm yang diperiksa pada saat kunjungan pertama (KA) 6 Jumlah Ibu Hamil KEK dapat Jumlah ibu hamil KEK yang PMT Ibu Hamil (baru) mendapatkan makanan tambahan ibu hamil selama tiga bulan atau lebih 7 8 Jumlah Bayi 6-11 bulan Jumlah bayi usia 6 - 11 bulan yang mendapat Vit. A (100.000 IU) mendapat vit. A bayi (100.000 IU) Jumlah bayi mendapat ASI Jumlah bayi yang sukses hanya ekslusif mendapat ASI sampai usia 6 bulan berturut-turut 9 Jumlah Balita (terdaftar bulan Jumlah anak usia kurang dari 60 ini) bulan yang ada pada suatu wilayah tertentu pada bulan ini (terdaftar pada Register Kohort Anak Balita dan Anak Prasekolah bulan tertentu) 10 11 Jumlah anak Balita dapat Vit. A Jumlah anak usia 12 - 59 bulan yang dosis tinggi (200.000 IU) mendapat vit. A Balita (200.000IU) Jumlah Balita punya Buku KIA Jumlah Balita (Anak Usia kurang dari (terdaftar bulan ini) 60 bulan) yang mempunyai - 398 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL KMS/Buku KIA 12 Jumlah Balita ditimbang (D) Jumlah Anak Usia kurang dari 60 bulan yang ditimbang di Posyandu/fasyankes bulan ini 13 Jumlah Balita ditimbang yang Jumlah Balita, ditimbang di Posyandu naik berat badannya (N) / fasyankes yang naik berat berat badannya 14 15 16 Jumlah Balita ditimbang yang Jumlah Balita ditimbang yang tidak tidak naik berat badannya (T) naik berat berat badannya Jumlah Balita ditimbang yang Jumlah Balita ditimbang yang tidak tidak naik berat badannya 2 kali naik berat berat badannya dua kali berturut-turut (2T) berturut-turut Jumlah Balita di bawah garis Balita BGM adalah kasus baru Balita merah (kasus baru balita BGM) ditimbang yang hasil penimbangan berat badannya berada di bawah garis merah kurva pertumbuhan anak yang ada pada KMS/Buku KIA 17 Jumlah Balita kurus Balita kurus adalah kasus baru Balita (kasus baru balita kurus) dengan status gizi kurus (BB/PB atau BB/TB -3 Standar Deviasi (SD) sampai dengan < -2 SD) 18 19 Jumlah Balita kurus mendapat Jumlah Balita kurus yang mendapat makanan tambahan (PMT) makanan tambahan Jumlah kasus Balita gizi buruk Balita gizi buruk adalah kasus baru (baru) Balita dengan status gizi sangat kurus (BB/PB atau BB/TB < -3 SD) dan/atau terdapat tanda klinis gizi buruk 20 Jumah kasus balita gizi buruk Jumlah Balita gizi buruk yang ditangani (baru) mendapat perawatan sesuai standar tata laksana anak gizi buruk 21 Jumlah Bayi dengan berat badan BBLR adalah kasus baru bayi lahir - 399 - NO. JENIS DATA lahir rendah (BBLR) DEFINISI OPERASIONAL hidup dengan berat badan lahir <2500 gram (dicatat sekali saja saat pertama kali diperiksa sejak lahir) 22 Jumlah bayi baru lahir Jumlah bayi baru lahir yang mendapat Inisiasi Menyusu Dini diletakkan di dada ibu dalam waktu (IMD) (baru) minimal satu jam setelah lahir sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu 23 Jumlah remaja putri (anak Jumlah remaja putri yang mendapat sekolah SLTP/SLTA) yang telah Tablet Tambah Darah (TTD) minimal mendapat tablet tambah darah 13 butir dalam satu bulan. (TTD) PROGRAM KESEHATAN IBU 1 Jumlah kunjungan KA Ibu Hamil Jumlah ibu hamil yang kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal 2 Jumlah kunjungan K1 ibu hamil Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar, pada trimester ke-1, 3 Jumlah kunjungan K4 ibu hamil Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3 4 Jumlah ibu nifas yang mendapat Ibu nifas yang mendapatkan pelayanan nifas lengkap (KF3) pelayanan standar pada 6-48 jam sejak persalinan, 3-7 hari sejak persalinan dan 8-42 hari sejak persalinan - 400 - NO. 5 JENIS DATA Jumlah kunjungan ibu hamil DEFINISI OPERASIONAL Jumlah Kunjungan Ibu hamil dengan dengan faktor risiko (umur<20 th faktor resiko (umur<20 th atau >35th; atau >35th; paritas >4; jarak paritas >4; jarak kehamilan <2thn; kehamilan <2 th; LiLA <23,5 cm LiLA <23,5 cm dan TB <145cm) dan TB <145cm) (baru/ulang) 6 Jumlah ibu hamil risiko tinggi Jumlah Bumil yang mempunyai (perdarahan, infeksi, abortus, resiko tinggi meliputi perdarahan, keracunan kehamilan, partus infeksi, abortus, keracunan lama) yang ditangani: kehamilan, partus lama yang ditangani. a. Jumlah ibu hamil mengalami perdarahan Jumlah kasus baru ibu hamil dengan perdarahan yang mendapatkan pelayanan b. Jumlah ibu hamil dengan malaria Jumlah kasus baru ibu hamil yang menderita malaria yang mendapatkan pelayanan c. Jumlah ibu hamil dengan TB Jumlah kasus baru ibu hamil dengan TB yang mendapatkan pelayanan d. Jumlah ibu hamil dengan sifilis positif (laboratorium) Jumlah kasus baru ibu hamil dengan Sifilis positif yang mendapatkan pelayanan e. Jumlah ibu hamil dengan HIV Jumlah kasus baru ibu hamil dengan positif HIV Positif yang mendapatkan pelayanan f. Jumlah ibu hamil dengan infeksi lainnya Jumlah kasus baru ibu hamil dengan Infeksi lainnya yang mendapatkan pelayanan g. Jumlah keguguran Jumlah kasus baru ibu hamil mengalami keguguran h. Jumlah ibu hamil dengan hipertensi Jumlah kasus baru ibu hamil dengan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg - 401 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg i. Jumlah ibu hamil preeklamsi Cukup jelas j. Jumlah ibu hamil dengan Cukup jelas eklamsia (keracunan kehamilan) k. Jumlah ibu melahirkan Cukup jelas dengan partus lama 7 Jumlah ibu hamil risiko tinggi Cukup jelas yang dirujuk ke RS 8 Jumlah ibu hamil yang Kelas ibu yang membahas tentang mengikuti kelas ibu hamil kehamilan dan persalinan dan nifas dengan bimbingan tenaga kesehatan yang kompeten. 9 Jumlah ibu bersalin ditolong Jumlah ibu bersalin yang mendapat tenaga kesehatan (bidan/dokter) pertolongan persalinan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (bidan/dokter) 10 Jumlah ibu bersalin di fasilitas Jumlah ibu bersalin yang mendapat pelayanan kesehatan pertolongan persalinan sesuai standar oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan 11 Jumlah ibu bersalin dan nifas dengan risiko ditangani (perdarahan dan infeksi) a. Jumlah ibu bersalin dan nifas dengan pendarahan Jumlah kasus baru ibu bersalin dan nifas dengan perdarahan yang mendapatkan pelayanan b. Jumlah ibu bersalin dan nifas dengan infeksi Jumlah kasus baru ibu hamil dan nifas dengan infeksi yang mendapatkan pelayanan - 402 - NO. 12 JENIS DATA Jumlah ibu bersalin dan nifas DEFINISI OPERASIONAL Cukup jelas dengan risiko dirujuk ke RS 13 14 Jumlah peserta KB aktif baru KB aktif baru adalah PUS yang baru dan lama pertama kali menggunakan metode a. IUD kontrasepsi termasuk mereka pasca b. Implan keguguran, sesudah melahirkan atau c. Tubektomi pasca istirahat minimal tiga bulan d. Vasektomi KB aktif adalah PUS yang e. Suntik menggunakan metode kontrasepsi f. Pil termasuk KB aktif baru dan pus yang g. Kondom masih menggunakan alat kontrasepsi. Jumlah Peserta KB Pasca Adalah ibu yang mulai menggunakan Persalinan (permetode alat kontrasepsi secara langsung kontrasepsi) sesudah melahirkan (sampai dengan a. IUD 42 hari sesudah melahirkan) b. Implan c. Tubektomi d. Vasektomi e. Suntik f. Pil g. Kondom PROGRAM KESEHATAN ANAK 1 Jumlah Kunjungan Neonatal Jumlah neonatus yang telah Pertama (KN1) memperoleh 1 kali pelayanan Kunjungan Neonatal Sesuai Standar pada usia 6-48 jam setelah lahir 2 Jumlah Kunjungan Neonatal Jumlah neonatus yang telah Lengkap (KN lengkap) memperoleh pelayanan Kunjungan Neonatal sesuai standar .minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada usia 6-48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1 kali pada 8-28 hari - 403 - NO. 3 JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL Jumlah neonatus dengan Jumlah neonatus dengan komplikasi komplikasi yang ditangani disatu wilayah kerja pada kurun (baru/ulang) waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan. Neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian, seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr ), sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning pada MTBS 4 Jumlah neonatus yang Jumlah neonatus (idealnya usia 48- mendapat pelayanan skrining 72 jam) yang diambil sampel hipotiroid kongenital (SHK) darahnya untuk pemeriksaan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) 5 6 Jumlah Balita yang telah Jumlah balita (0-59 bulan) yang mendapatkan pelayanan mendapatkan pelayanan Stimulasi stimulasi deteksi dan intervensi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh dini tumbuh kembang (SDIDTK) Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali sebanyak 2 kali tahun ini dalam tahun ini. Jumlah anak prasekolah yang Jumlah anak pra sekolah (60 - 72 mendapatkan pelayanan SDIDTK bulan) yang mendapatkan pelayanan sebanyak 2 kali dalam kurun 1 Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini tahun Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali dalam tahun ini 7 Jumlah anak prasekolah yang Jumlah anak TK/PAUD yang dilakukan pemeriksaan indeks diperiksa gigi untuk dinilai status karies kesehatan giginya dengan - 404 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL menghitung jumlah gigi yang karies/berlubang, jumlah gigi yang hilang (tanggal/dicabut) dan jumlah gigi yang ditambal 8 Jumlah remaja (10-18 tahun) Jumlah remaja usia 10-18 tahun yang mendapatkan konseling yang mendapatkan pelayanan kasus baru remaja oleh tenaga konseling baik didalam gedung kesehatan maupun diluar gedung pertama kali untuk setiap kasus tertentu 9 Jumlah anak dan remaja (umur Jumlah anak dan remaja dengan <20 tahun) dengan disabilitas disabilitas yang mendapatkan yang ditangani (kunjungan pelayanan medis di Puskesmas baru/lama) 10 Jumlah anak dan remaja (umur Jumlah anak korban kekerasan <20 tahun) korban kekerasan (kekerasan seksual, kekerasan fisik, yang ditangani (pelayanan kekerasan emosional/psikis, medis, visum, pelayanan penelantaran dan trafiking) yang konseling) (baru/ulang) mendapatkan pelayanan kesehatan (konseling, medis, visum, rujuk, dll) 11 Jumlah anak korban kekerasan Jumlah anak korban kekerasan yang yang dirujuk (medis, psikososial, mendapatkan rujukan medis dan hukum) atau rujukan psikososial dan atau rujukan hukum 4. Imunisasi Hasil kegiatan imunisasi tercatat pada register kohort ibu, register kohort bayi, dan register kohort anak balita dan prasekolah, serta register imunisasi WUS, dan register imunisasi BIAS (pelaporan tahunan program). 1) Sumber Data 1) Register Kohort Ibu 2) Register Kohort Bayi, Anak Balita dan Anak Prasekolah - 405 - 3) Register Imunisasi Anak 4) Register Imunisasi WUS 5) Register Imunisasi BIAS 2) Jenis Data, Definisi operasional, dan Instrumen Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan Imunisasi, tercantum dalam Tabel 137 Jenis Data dan Definisi Operasional pada Laporan Bulanan Imunisasi Contoh instrumen Laporan Bulanan Imunisasi tercantum pada Formulir 137 Laporan Bulanan Imunisasi. Tabel 137 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Bulanan Imunisasi NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL 1 Kode Puskesmas Cukup jelas 2 Nama Puskesmas Cukup jelas 3 Jml PP Jumlah Puskesmas pembantu yang ada saat laporan dibuat 4 Jml melapor Jumlah Puskesmas pembantu yang ada dan membuat laporan bulanan imunisasi 5 Jml Poskesdes/bidan desa Jumlah pos kesehatan desa atau bidan desa yang ada saat laporan dibuat 6 Jml melapor Jumlah pos kesehatan desa dan bidan desa yang membuat laporan bulanan imunisasi 7 No Wajib dibuat 8 Desa Nama desa atau kelurahan 9 Sasaran bayi Jumlah bayi lahir hidup, dipisahkan menurut jenis kelamin 10 Sasaran Surviving Infant Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang bertahan hidup, dipisahkan menurut jenis kelamin - 406 - NO. 11 JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL Hasil imunisasi bayi (0 - 11 Jumlah bayi lahir hidup usia <24 jam bulan) HB0 <24 jam dan HB0 dan 1-7 hari yang mendapatkan 1-7 hari imunisasi Hepatitis B dalam kurun waktu satu bulan laporan 12 Hasil imunisasi bayi (0 - 11 Jumlah bayi lahir hidup yang bulan) BCG mendapat imunisasi BCG dalam kurun waktu satu bulan laporan 13 Hasil imunisasi bayi (0 - 11 Jumlah bayi (surviving infants) yang bulan) DPT-HB-Hib (1) mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib dosis pertama dalam kurun waktu satu bulan laporan 14 Hasil imunisasi bayi (0 - 11 Jumlah bayi (surviving infants) yang bulan) DPT-HB-Hib (2) mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib dosis kedua yang diberikan dengan jarak minimal satu bulan setelah dosis pertama dalam kurun waktu satu bulan laporan 15 Hasil imunisasi bayi (0 - 11 Jumlah bayi (surviving infants) yang bulan) DPT-HB-Hib (3) mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib dosis ketiga yang diberikan dengan jarak minimal satu bulan setelah dosis kedua dalam kurun waktu satu bulan laporan 16 Hasil imunisasi bayi (0 - 11 Jumlah bayi lahir hidup yang bulan) yang diimunisasi mendapatkan imunisasi polio oral dosis Polio1 pertama dalam kurun waktu satu bulan laporan 17 Hasil imunisasi bayi (0 - 11 Jumlah bayi (surviving infants) yang bulan) yang diimunisasi mendapatkan imunisasi polio oral dosis Polio2 kedua yang diberikan dengan jarak minimal satu bulan setelah dosis pertama dalam kurun waktu satu bulan laporan - 407 - NO. 18 JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL Hasil imunisasi bayi (0 - 11 Jumlah bayi (surviving infants) yang bulan) yang diimunisasi Polio mendapatkan imunisasi polio oral dosis 3 ketiga yang diberikan dengan jarak minimal satu bulan setelah dosis kedua dalam kurun waktu satu bulan laporan 19 Hasil imunisasi bayi (0 - 11 Jumlah bayi (surviving infants) yang bulan) yang diimunisasi Polio mendapatkan imunisasi polio oral dosis 4 keempat yang diberikan dengan jarak minimal satu bulan setelah dosis ketiga dan bersamaan dengan satu dosis polio injeksi, dalam kurun waktu satu bulan laporan 20 Hasil imunisasi bayi (0 - 11 Jumlah bayi (surviving infants) yang bulan) yang diimunisasi IPV 1 mendapatkan imunisasi polio injeksi dosis satu dosis yang diberikan pada usia minimal 4 bulan hingga sebelum berusia 1 tahun, dalam kurun waktu satu bulan laporan 21 22 Hasil imunisasi bayi (0 - 11 Jumlah bayi (surviving infants) yang bulan) yang diimunisasi mendapatkan imunisasi campak dalam campak kurun waktu satu bulan laporan Hasil imunisasi bayi (0 - 11 Jumlah bayi (surviving infants) yang bulan) yang mendapat mendapat satu kali imunisasi Hepatitis imunisasi dasar lengkap (IDL) B, satu kali imunisasi BCG, tiga kali imunisasi DPT-HB-Hib, empat kali imunisasi polio, dan satu kali imunisasi campak, dalam kurun waktu satu bulan laporan 23 Sasaran Baduta Jumlah anak usia 18-24 bulan menurut jenis kelamin 24 Hasil imunisasi lanjutan Jumlah anak usia 18-24 bulan yang Baduta DPT-HB-Hib (DPT-HB- mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib Hib 4) lanjutan sebanyak satu dosis dalam - 408 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL kurun waktu satu bulan 25 Hasil imunisasi lanjutan Jumlah anak usia 18-24 bulan yang Baduta Campak (Campak 2) mendapatkan imunisasi campak lanjutan sebanyak satu dosis dalam kurun waktu satu bulan 26 Sasaran WUS Jumlah wanita usia subur (hamil atau tidak hamil) yang ada dalam bulan laporan 27 Hasil imunisasi lanjutan TT Jumlah wanita usia subur (WUS) (15- pada WUS - imunisasi TT1 39 tahun) yang mendapatkan imunisasi tetanus dosis pertama berdasarkan hasil skrining dalam kurun waktu satu bulan 28 Hasil imunisasi lanjutan TT Jumlah WUS (15-39 tahun) yang pada WUS - imunisasi TT2 mendapatkan imunisasi tetanus dosis kedua yang diberikan minimal satu bulan setelah dosis pertama berdasarkan hasil skrining dalam kurun waktu satu bulan 29 Hasil imunisasi lanjutan TT Jumlah WUS (15-39 tahun) yang pada WUS - imunisasi TT3 mendapatkan imunisasi tetanus dosis ketiga yang diberikan minimal enam bulan setelah dosis kedua berdasarkan hasil skrining dalam kurun waktu satu bulan 30 Hasil imunisasi lanjutan TT Jumlah WUS (15-39 tahun) yang pada WUS - imunisasi TT4 mendapatkan imunisasi tetanus dosis ke empat yang diberikan minimal satu tahun setelah dosis ketiga berdasarkan hasil skrining dalam kurun waktu satu bulan 31 Hasil imunisasi lanjutan TT Jumlah WUS (15-39 tahun) yang pada WUS - imunisasi TT5 mendapatkan imunisasi tetanus dosis - 409 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL kelima yang diberikan minimal satu tahun setelah dosis ke empat berdasarkan hasil skrining dalam kurun waktu satu bulan 5. Pengendalian Penyakit Menular Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular yang wajib dilaporkan adalah upaya pengendalian malaria, DBD, kecacingan, rabies, diare, hepatitis, TB, kusta, frambusia, HIV/AIDS, penyakit kelamin, ISPA-pneumonia, PD3I dan kegiatan surveilans serta penanggulangan kejadian luar biasa penyakit dan keracunan. Hasil kegiatan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular dicatat dalam berbagai instrument pencatatan data di Puskesmas, Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu dan bidan desa sebagaimana dibahas pada bagian pencatatan. 1) Sumber Data 1) Register Rawat Jalan 2) Register Rawat Inap 3) Register Pelayanan Laboratorium 4) Register Rujukan Puskesmas 5) Register Kematian Puskemas 6) Register Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular 7) Register Penderita Malaria 8) Register Penderita Malaria Menurut Desa 9) Register Kelambu Berinsektisida 10) Register Pemeriksaan Jentik Berkala Rumah dan Bangunan/Institusi (PJB-0) 11) Register Pemeriksaan Jentik Berkala Rumah dan Bangunan Menurut Kelurahan/Desa (PJB-1) 12) Register Pemeriksaan Jentik Berkala Institusi (PJB-2) 13) Register Pemberantasan Sarang Puskesmas (PSN-DBD) (P-DBD) Nyamuk DBD - 410 - 14) Daftar (Register) Pemeriksaan dan Pengobatan Cacing Anak Balita dan Prasekolah di Posyandu/ Anak sekolah di SD/MI 15) Register Pemeriksaan dan Pengobatan Cacing pada Anak Balita dan Prasekolah di Posyandu, dan Anak Sekolah di SD/MI Menurut Desa/Kelurahan 16) Register Penderita Gigitan Hewan Penular Rabies dan Rabies/Lyssa 17) Daftar Terduga TB (TB.06) 18) Register TB Fasilitas Kesehatan (TB.03) 19) Register Kohort Penderita Kusta 20) Register Pemeriksaan Kusta di Sekolah 21) Register Pemeriksaan Kusta di Desa/Kelurahan (Survei Kusta Desa) 22) Register Penderita Kusta Tipe MB 23) Register Penderita Kusta Tipe PB 24) Register Pemeriksaan Frambusia di Sekolah 25) Register Pemeriksaan Frambusia Menurut Sekolah 26) Penyelidikan dan Pengobatan Kasus Frambusia dan Kontak 27) Rekapitulasi Pencatatan dan Pelaporan Hasil Imunisasi Tingkat Puskesmas 28) Register Harian Kunjungan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA) 2) Jenis Data, definisi operasional, dan instrumen Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan Pengendalian Penyakit Menular, tercantum dalam Tabel 138 Jenis Data dan Definisi Operasional pada Laporan Bulanan Pengendalian Penyakit Menular Contoh instrumen laporan bulanan pengendalian penyakit menular tercantum pada Formulir 138 Laporan Bulanan Pengendalian Penyakit Menular. Tabel 138 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Bulanan Pengendalian Penyakit Menular NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL - 411 - NO. 1. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL MALARIA a. Jumlah suspek malaria Suspek malaria adalah seseorang yang menderita sakit dengan gejala demam atau riwayat demam dalam 48 jam terakhir dan tinggal di daerah endemis malaria atau adanya riwayat bepergian ke daerah endemis malaria dalam empat minggu terakhir sebelum sakit b. Jumlah suspek malaria diperiksa mikroskopis/RDT Jumlah suspek malaria diperiksa mikroskopis parasit malaria /RDT atau cara penegakan. c. Jumlah malaria positif Kasus malaria positif adalah seseorang dengan hasil pemeriksaan darah positif malaria berdasarkan pengujian mikroskopis parasit malaria atau RDT. d. Malaria positif indigenous Kasus malaria positif yang penularannya terjadi di wilayah setempat dan tidak ada bukti langsung berhubungan dengan kasus impor. Secara teknis, kasus malaria indigenous adalah kasus tersangka malaria yang tidak memiliki riwayat bepergian ke daerah endemis malaria dalam empat minggu sebelum sakit dan hasil pemeriksaan sediaan darah adalah positif malaria (termasuk kasus introduce) e. Malaria positif import Kasus malaria positif yang penularannya terjadi di luar wilayah. Secara teknis kasus malaria impor adalah kasus tersangka malaria dengan riwayat bepergian kedaerah endemis malaria dalam 4 minggu terakhir sebelum menderita sakit dan hasil pemeriksaan - 412 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL sediaan darah adalah positif malaria `f. Jumlah malaria positif Plasmodium falsiparum Kasus malaria positif P. Falsiparum adalah seseorang dengan hasil pemeriksaan darah positif malaria P. Falsiparum berdasarkan pengujian mikroskopis parasit malaria atau RDT. g. Jumlah malaria positif diobati standar Malaria positif diobati standar adalah kasus malaria positif yang mendapat pengobatan sesuai standar program. h Jumlah kelambu 2. Jumlah kelambu berinsektisida yang berinsektisida yang dibagikan diberikan kepada masyarakat melalui di Puskesmas dibuat per desa, kegiatan pembagian massal dan rutin dusun atau fokus malaria integrasi DBD (Demam Berdarah Dengue) DBD : demam tinggi mendadak 2 hari atau lebih, disertai tanda perdarahan (bintik merah pada kulit, mimisan, perdarahan gusi, muntah darah, berak darah). Pemeriksaan darah hematokrit naik 20% dan trombosit <100.00/mm2 dan/atau serologi positif Penderita demam berdarah dengue dirujuk oleh RS dan dilakukan investigasi oleh Puskesmas a. Jumlah kelurahan/desa Kelurahan/desa berisiko penularan DBD berisiko penularan DBD (ada yaitu apabila terdapat cluster DBD yang kelompok/cluster dalam 3 mengindikasikan terjadinya penularan tahun terakhir) setempat DBD dalam 3 tahun terakhir Desa/kelurahan berisiko penularan DBD dibuat pada awal Januari Tahun program b. Jumlah kelurahan/desa berisiko penularan DBD Kelurahan/desa diperiksa jentik adalah dilakukan identifikasi jenis countener dan - 413 - NO. JENIS DATA diperiksa jentik DEFINISI OPERASIONAL ada tidaknya jentik dari rumah ke rumah, baik oleh petugas Puskesmas, atau oleh kader DBD di bawah supervisi petugas Puskesmas (100 rumah dipilih secara random) c. Jumlah kelurahan/desa Kelurahan/desa berisiko penularan DBD berisiko penularan DBD bebas bebas jentik adalah apabila 95 % atau jentik lebih rumah yang diperiksa tidak menemukan jentik (Angka Bebas Jentik/ ABJ 95 % atau lebih) d. Jumlah sekolah diperiksa jentik (bulan ini) Sekolah diperiksa jentik pada semua tempat yang dapat menjadi tempat berkembang-biak jentik di sekolah dan sekitar sekolah, baik oleh petugas Puskesmas, guru, staf sekolah, atau murid dengan bimbingan dari petugas Puskesmas e. Jumlah sekolah bebas dari jentik Sekolah bebas jentik adalah apabila tidak ditemukan jentik pada semua tempat yang dapat menjadi tempat berkembangbiak jentik di sekolah dan sekitar sekolah f. Jumlah RS/klinik/ Puskesmas RS/klinik/Puskesmas diperiksa jentik yang diperiksa jentik pada semua tempat yang dapat menjadi tempat berkembang-biak jentik, baik di lingkungan RS/klinik/ Puskesmas maupun sekitar RS/klinik/Puskesmas g. Jumlah RS/Klinik/Puskesmas bebas dari jentik RS/klinik/Puskesmas bebas jentik adalah apabila tidak ditemukan jentik pada semua tempat yang dapat menjadi tempat berkembang-biak jentik di lingkungan RS/klinik/Puskesmas dan sekitar RS/klinik/ Puskesmas h. Jumlah tempat-tempat umum TTU diperiksa jentik pada semua tempat - 414 - NO. JENIS DATA diperiksa jentik DEFINISI OPERASIONAL yang dapat menjadi tempat berkembangbiak jentik, baik di lingkungan TTU maupun sekitar, dilakukan oleh petugas Puskesmas, atau staf TTU dengan bimbingan dari petugas Puskesmas i. Jumlah tempat-tempat umum bebas jentik TTU bebas jentik adalah apabila tidak ditemukan jentik pada semua tempat yang dapat menjadi tempat berkembangbiak jentik di lingkungan TTU dan sekitar TTU j. Jumlah fogging fokus Jumlah kegiatan pemberantasan sarang nyamuk penular DBD dengan melalui cara pengabutan panas (pengasapan/fogging). k. Jumlah desa /kelurahan dilakukan larvasidasi Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk penular DBD dengan melalui cara larvasidasi. l. Jumlah desa/kelurahan Jumlah desa/kelurahan yang dilakukan pemberantasan melaksanakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus sarang nyamuk penular DBD dengan melalui cara 3M Plus. 3. KECACINGAN a. Jumlah anak balita yang diperiksa tinjanya Jumlah anak (1-4 tahun) yang diambil tinjanya dan dilakukan uji spesimen terhadap cacing perut b. Jumlah anak prasekolah yang diperiksa tinjanya Jumlah anak (5-6 tahun) yang diambil tinjanya dan dilakukan uji spesimen terhadap cacing perut c. Jumlah anak sekolah (SD/MI) yang diperiksa tinjanya Jumlah anak (7-12 tahun) yang diambil tinjanya dan dilakukan uji spesimen - 415 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL terhadap cacing perut Jumlah anak balita (1-4 tahun) Ditemukan cacing tanpa melihat jenisnya d. yang ditemukan positif telur cacing pada pemeriksaan tinjanya Jumlah anak prasekolah (5-6 Ditemukan cacing tanpa melihat jenisnya e. tahun) yang ditemukan positif telur cacing pada pemeriksaan tinjanya f. Jumlah anak sekolah yang Ditemukan cacing tanpa melihat jenisnya ditemukan positif telur cacing pada pemeriksaan tinjanya g. Jumlah anak balita (1-4 Sesuai takaran tahun) yang minum obat cacing (albendazole) h. Jumlah anak prasekolah (5-6 Sesuai takaran tahun) yang minum obat cacing (albendazole) i. Jumlah anak sekolah (7-12 Sesuai takaran tahun) yang minum obat cacing (albendazole) j. Jumlah SD/MI yang anak Tidak melihat besarnya cakupan anak didiknya mendapat obat cacing yang mendapat obat cacing (Albendazole) I tahun ini k. Jumlah SD/MI yang anak Tidak melihat besarnya cakupan anak didiknya mendapat obat cacing yang mendapat obat cacing (Albendazole) II tahun ini Jumlah ibu l. tinjanya hamil dites cacing Pemeriksaan tinja untuk menemukan m. Jumlah ibu hamil kecacingan telur cacing perut tanpa melihat jenisnya Jumlah ibu hamil kecacingan yang ditangani (mendapat mendapat albendazole sesuai takaran. albendazole) (baru/ulang) Ibu hamil yang mendapat albendazole adalah ibu hamil trimester 2 dan 3 yang - 416 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL keluar cacing pada saat buang air besar dan/atau hasil pemeriksaan tinjanya ditemukan telur cacing. 4. PENYAKIT RABIES a. Jumlah kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) Jumlah kasus gigitan hewan penular rabies yang dirawat atau diterima laporannya di Puskesmas, dibagi menutu jenis kelamin dan umur b. Jumlah kasus GHPR yang Kasus GHPR yang mendapatkan mendapatkan Vaksin Anti tatalaksana sesuai standar (cuci luka Rabies (VAR) atau VAR dan gigitan dengan sabun dan air mengalir Serum Anti Rabies (SAR) selama 10-15 menit; dan mendapatkan post exposure treatment/ VAR atau SAR) c. Jumlah kasus Rabies (Kasus Lyssa) yang mendapatkan Kasus rabies (positif) Mendapat VAR 1, 2 dan 3 atau SAR VAR/SAR secara lengkap d. Jumlah kasus Rabies (Kasus Lyssa) yang tidak Kasus rabies (positif) yang hanya mendapat VAR 1, atau Var 1, 2 mendapatkan VAR/SAR secara lengkap 5. DIARE (GASTROINTERITIS) a. Jumlah bayi menderita diare mendapat oralit Jumlah bayi yang mengalami diare dan mendapatkan oralit Diare – buang air besar yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada umumnya 3 kali atau lebih) perhari dengan konsistensi cair b. Jumlah bayi menderita diare mendapat Zink c. Jumlah bayi menderita diare mendapat oralit dan Zink Jumlah bayi yang mengalami diare dan mendapatkan zink Jumlah bayi yang mengalami diare dan mendapatkan oralit & zink - 417 - NO. JENIS DATA d. Jumlah bayi menderita diare mendapat infus e. Jumlah anak balita menderita diare mendapat oralit f. Jumlah anak balita menderita diare mendapat Zink g. Jumlah anak balita menderita DEFINISI OPERASIONAL Jumlah bayi yang mengalami diare dan mendapatkan zink Jumlah anak balita yang mengalami diare dan mendapatkan oralit Jumlah anak balita yang mengalami diare dan mendapatkan zink Jumlah anak balita yang mengalami diare diare mendapat oralit dan Zink dan mendapatkan oralit dan zink h. Jumlah anak balita menderita diare mendapat infus i. Jumlah penderita diare Jumlah anak balita yang mengalami diare dan mendapatkan infus Jumlah orang dengan usia > 5 tahun berumur >5 tahun mendapat yang mengalami diare dan mendapatkan oralit oralit j. Jumlah penderita diare berumur >5 tahun mendapat Jumlah usia > 5 tahun yang mengalami diare dan mendapatkan infus infus 6. HEPATITIS Jumlah kasus suspek Suspek hepatitis adalah penderita dengan hepatitis yang dirujuk gejala awal demam, lelah, anoreksia, gangguan pencernaan (mual), dan diikuti gejala kuning, gatal , air kencing seperti warna teh Dirujuk dimaksudkan dirujuk ke RS (tipe B,C) 7. TB PARU a. Jumlah pasien TB paru TB paru terkonfirmasi bakteriologis terkonfirmasi bakteriologis apabila ditemukan salah satu dari : (BTA/biakan/tes cepat) baru 1. ditemukan BTA (+) dari salah satu uji diobati dahak SPS (sewaktu-pagi-sewaktu) dengan pemeriksaan mikroskopis langsung 2. ditemukan BTA (+) pada biakan - 418 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL 3. tes cepat positif TB paru baru artinya baru mulai diobati saat pengobatan ini, bukan pengobatan ulang atau lanjutan b. Jumlah pasien TB paru terdiagnosis klinis (paru BTA negatif, rontgen positif) baru diobati TB paru terdiagnosis klinis apabila BTA (), tetapi ditemukan tanda klinis dan penunjang (foto paru) yang ditetapkan oleh dokter terlatih TB. TB paru baru artinya baru mulai diobati c. Jumlah pasien TB anak baru diobati Anak umur 0-14 tahun dengan salah satu: 1. skor >6, 2. skor = 6 dan uji tuberkulin positif/ada kontak dan klinis positif 3. skor = 5, dengan BTA positif dan 2 gejala klinis (dokter) TB paru baru artinya baru mulai diobati d. Jumlah pasien TB paru Pasien TB paru sembuh adalah apabila terkonfirmasi bakteriologis hasil pemeriksaan bakteriologis positif baru yang sembuh pada awal pengobatan, kemudian menjadi negatif pada akhir pengobatan. Baru sembuh adalah dinyatakan sembuh pada bulan ini e. Jumlah pasien TB paru Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologi terkonfirmasi bakteriologis mendapat pengobatan lengkap apabila baru yang mendapat pasien telah mendapat pengobatan pengobatan lengkap lengkap dengan hasil pemeriksaan bakteriologis akhir pengobatan tidak diketahui, tetapi salah satu hasil pemeriksaan bakteriologis sebelumnya adalah negatif. Baru diartikan ditetapkan telah selesai mendapat pengobatan lengkap bulan ini f. Jumlah pasien TB paru Pasien TB paru terdiagnosis klinis - 419 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL terdiagnosis klinis (paru BTA mendapat pengobatan lengkap apabila negatif, rontgen positif) baru pasien telah mendapat pengobatan yang mendapat pengobatan lengkap dengan hasil pemeriksaan lengkap bakteriologis akhir pengobatan tidak diketahui, tetapi salah satu hasil pemeriksaan bakteriologis sebelumnya adalah tetap negatif. Baru diartikan ditetapkan telah selesai mendapat pengobatan lengkap bulan ini g. Jumlah pasien TB kambuh Pasien kambuh: adalah pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap dan saat ini didiagnosis TB berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau klinis (baik karena benar-benar kambuh atau karena reinfeksi) 8 KUSTA Pada Puskesmas yang sudah menggunakan pendataan di komputer dapat hanya mengirimkan register pengobatan kusta (individu penderita) setiap bulan yang semula dikirimkan setiap triwulan. Dinas Kesehatan akan mengolah data dengan tampilan data yang sama a. Jumlah penderita kusta (MB dan PB) baru dengan cacat tingkat 0 Kusta ditemukan melalui satu atau le-bih tanda utama (Cardinal Sign) Kusta : (1) lesi kulit mati rasa, (2) penebalan syaraf tepi disertai dg gangguan fungsi saraf, (3) BTA kulit positif. Penderita kusta baru adalah baru ditemukan dan belum pernah pengobatan kusta Cacat Tk 0 : Tidak ditemukan kelainan - 420 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL pada mata, tangan dan kaki b. Jumlah penderita kusta (MB dan PB) baru dengan cacat tingkat 1 Kusta ditemukan satu tanda Cardinal Sign Kusta : (1) lesi kulit mati rasa, (2) penebalan syaraf tepi dg gangguan fungsi saraf, (3) BTA kulit positif Cacat Tk 1 : saat ditemukan telapak tangan/kaki tidak terlihat cacat, tetapi ada anestesi, kelemahan otot Penderita kusta baru adalah baru ditemukan dan belum pernah pengobatan kusta c. Jumlah penderita kusta (MB Cacat Tk 2 : saat ditemukan terdapat dan PB) baru dengan cacat lagoftalmus, cacat terlihat pada telapak tingkat 2 tangan/kaki d. Jumlah kasus indeks (MB dan Jumlah penderita kusta baru (MB dan PB) yang 20 orang kontaknya PB) yang 20 orang kontaknya, atau lebih, dilakukan pemeriksaan kusta dilakukan pemeriksaan kusta. Pemeriksaan kusta pada kontak dilakukan setahun sekali, mulai tahun pertama penderita didiagnosis sampai 4 tahun berikutnya. Kontak penderita terdiri dari kontak serumah, tetangga, dan kontak social. e. Jumlah penderita kusta (PB Masih dalam pengobatan adalah dan MB) lama masih dalam penderita terdaftar minum obat kusta pengobatan MDT standar di Puskesmas dan belum dinyatakan default (gagal), mati, pindah atau ganti tipe f Jumlah penderita kusta (PB) Penderita kusta (MB) RFT apabila telah yang telah menyelesaikan mendapat pengobatan 12 blister dalam pengobatan (RFT) waktu 12-18 bulan, tanpa pemeriksaan laboratorium - 421 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL g. Jumlah penderita kusta (PB) Penderita kusta (PB) RFT apabila telah yang telah menyelesaikan mendapat pengobatan 6 blister dalam pengobatan (RFT) waktu 6-9 bulan, tanpa pemeriksaan laboratorium h. Jumlah penderita kusta (PB) dinyatakan default Penderita kusta (PB) default/mangkir apabila tidak minum MDT lebih dari 3 bulan berturut-turut atau kumulatif i. Jumlah penderita kusta (MB) dinyatakan default Penderita kusta (PB) default/mangkir apabila tidak minum MDT lebih dari 6 bulan berturut-turut atau kumulatif 9 FRAMBUSIA a. Jumlah penderita frambusia Jumlah suspek frambusia yang suspek diperiksa serologi ditemukan di pelayanan pemeriksaan (pemeriksaan cepat/RDT) umum, pemeriksaan anak sekolah dan penyelidikan kasus frambusia yang dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan cepat (RDT) b. Jumlah SD/MI diperiksa frambusia SD/MI diperiksa frambusia adalah melakukan screaning suspek kasus frambusia dan konfirmasi dengan pemeriksan cepat untuk menemukan kasus frambusia konfirmasi diantara murid SD/MI terutama kelas 3, 4 dan 5 10 HIV-AIDS a. Jumlah orang dites HIV Jumlah orang yang dites dengan tiga reagen (tes HIV standar) b. Jumlah orang dengan HIV positif Jumlah orang yang dites dengan tiga reagen (tes HIV standar) dan hasil akhirnya positif c. Jumlah ibu hamil dites HIV Jumlah ibu hamil yang dites dengan tiga - 422 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL reagen (tes HIV standar) d. Jumlah ibu hamil dengan HIV positif Jumlah ibu hamil yang dites dengan tiga reagen (tes HIV standar) dan hasil akhirnya positif 11 PENYAKIT KELAMIN a. Jumlah sifilis b pasien yang dites Jumlah orang yang dites sifilis melalui pendekatan laboratorium Jumlah pasien positif sifilis Jumlah pasien yang dites sifilis dan ditemukan positif sifilis c. Jumlah diobati pasien sifilis yang Jumlah orang yang dites sifilis dan didiagnosis sifilis dini atau lanjut, dan diberikan pengobatan d Jumlah ibu hamil yang dites Jumlah ibu hamil yang dites sifilis melalui pendekatan laboratorium sifilis e. Jumlah ibu hamil positif sifilis Jumlah ibu hamil yang dites sifilis dan didiagnosis sifilis dini atau lanjut f. Jumlah ibu hamil sifilis yang Jumlah ibu hamil yang dites sifilis dan diobati didiagnosis sifilis dini atau lanjut, dan diberikan pengobatan 12 ISPA a Jumlah kunjungan Balita Jumlah seluruh kunjungan balita dengan batuk atau kesukaran keluhan/gejala bernapas bernapas b Jumlah Balita batuk atau batuk atau kesukaran Jumlah seluruh balita batuk atau kesukaran bernafas yang kesukaran bernapas yang di hitung dihitung napas atau dilihat frekuensi napasnya dalam 1 menit penuh ada tidaknya tarikan dinding dada kedalam 6. Penyakit Tidak Menular atau dilihat ada tidaknya Tarikan Dinding Dada bagian Bawah Kedalam (TDDK) - 423 - Upaya pengendalian penyakit tidak menular yang wajib dilaporkan adalah upaya tatalaksana penyandang PTM, deteksi dini kanker leher rahim dan payudara, dan pemeriksaan faktor risiko, terutama di posbindu PTM. Hasil kegiatan upaya pengendalian penyakit tidak menular dicatat dalam berbagai instrument pencatatan data di Puskesmas, Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu dan bidan desa serta posbindu PTM sebagaimana dibahas sebelumnya. 1) Sumber Data 1) Buku Monitoring Faktor Risiko PTM 2) Register Monitoring Faktor Risiko PTM 3) Kartu Pemeriksaan Faktor Risiko Pengemudi di Terminal 4) Register Pemeriksaan Faktor Risiko Pengemudi di Terminal 2) 5) Register Rawat Jalan Puskesmas 6) Register Rawat Inap Puskesmas Jenis Data, Definisi operasional Jenis data dan definisi operasional pada laporan bulanan pengendalian penyakit tidak menular, tercantum dalam Tabel 139 Jenis Data dan Definisi Operasional pada Laporan Bulanan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Contoh instrumen laporan bulanan pengendalian penyakit tidak menular tercantum pada Formulir 139 Laporan Bulanan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Tabel 139 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Bulanan Pengendalian Penyakit Tidak Menular NO. JENIS DATA 1. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Payudara DEFINISI OPERASIONAL - 424 - NO. JENIS DATA a. Jumlah perempuan 30-50 DEFINISI OPERASIONAL IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) tahun yang diperiksa IVA- adalah pemeriksaan dengan cara SADANIS mengamati dengan menggunakan spekulum, melihat leher rahim yang telah dipulas dengan asam asetat atau asam cuka (3-5%) SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis) adalah pemeriksaan klinis payudara oleh tenaga medis terlatih b. Persentase cakupan Perempuan berusia 30-50 tahun perempuan 30-50 tahun yang diperiksa IVA-SADANIS dibagi dengan diperiksa IVA-SADANIS perempuan 30-50 tahun di suatu wilayah c. Jumlah perempuan usia 3050 tahun dengan: Perempuan berusia 30-50 tahun diperiksa IVA-SADANIS dengan hasil temuan 1) IVA positif - Bercak putih dengan batas yang tegas dan meninggi, tidak mengkilap yang terhubung, atau meluas dari sambungan skuamo kolumnar (SSK) 2) dicurigai kanker leher rahim - Ditemukan pertumbuhan massa seperti kembang kol yang mudah berdarah atau luka bernanah/ulcer 3) kelainan ginekologi lain - Ditemukan tanda-tanda kelainan selain IVA positif dan curiga kanker pada organ reproduksi 4) pap smear positif - Ditemukan kelainan histopatologi pada leher rahim 5) IVA positif yang sudah dikrioterapi 6) benjolan payudara - IVA positif yang sudah diterapi dengan terapi gas dingin (krioterapi) - Ditemukan benjolan abnormal/massa - 425 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL pada payudara yaitu sekelompok sel yang saling menempel, dapat diakibatkan oleh abses, kista, tumor jinak, atau ganas 7) dicurigai kanker payudara - Ditemukan tanda-tanda keganasan pada payudara 8) kelainan payudara - kelainan payudara selain benjolan lainnya 2. abnormal dan curiga kanker payudara Penemuan dini kanker pada dilaporkan sebagai laporan kesakitan anak usia <18 tahun umum Jumlah anak usia <18 tahun dengan : 1) Suspek leukemia Penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang. 2) Suspek retinoblastoma Tumor ganas di dalam bola mata yang berkembang dari sel retina 3) Suspek kanker nasofaring Tumor ganas pada daerah antarahidung dan tenggorokan 4) Suspek osteosarcoma Keganasan yang tumbuh dari tulang 5) Suspek limphoma Keganasan primer jaringan limfoid yang malignum 6) Suspek neuroblastoma bersifat padat Tumor embrional dari sistem saraf simpatis yang berasal dari primitive neural crest 3. Pemeriksaan Faktor Risiko PTM a. Jumlah penduduk berusia Posbindu PTM adalah peran masyarakat ≥15 tahun melakukan dalam melakukan kegiatan deteksi dini pemeriksaan di Posbindu dan pemantauan faktor risiko PTM PTM utama yang dilaksanakan secara b. Jumlah penduduk berusia terpadu, rutin, dan periodik. - 426 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL ≥15 tahun melakukan pemeriksaan di Posbindu PTM dengan masalah kesehatan : 1) merokok Merokok dalam 1 bulan terakhir (perokok aktif) 2) kurang mengkonsumsi buah dan sayur Makan sayur dan buah < 5 porsi sehari (1 porsi sayur adalah 1 mangkuk kecil “100 gram” dan buah adalah “70 gram“ sepotong pisang ambon kecil) 3) kurang melakukan aktivitas fisik 4) mengkonsumsi minuman beralkohol Aktivitas fisik kurang dari 30 menit/hari (kurang dari 150 menit/minggu) Konsumsi minuman beralkohol dalam 1 bulan terakhir (minimal 1 sloki) 5) obesitas IMT >25 kg/m2 6) obesitas sentral Lingkar perut pria 90 cm, dan wanita 80 cm 7) kenaikan tekanan darah 8) hiperglikemia Berdasarkan pengukuran tekanan darah saat pemeriksaan 140/90 mmHg Berdasarkan pemeriksaan gula darah sewaktu saat pemeriksaan >200 mg/dL 9) hiperkolesterolemia Berdasarkan pemeriksaan kolesterol total darah saat pemeriksaan >190 mg/dL 10) hipertrigliserida Berdasarkan pemeriksaan trigliserida darah >150 mg/dL 11) dislipidemia Bila salah satu parameter hasil pemeriksaan lipid darah tidak normal 12) fungsi paru paru tidak normal Berdasarkan pemeriksaan arus puncak ekspirasi (APE) - 427 - NO. JENIS DATA 13) positif alkohol dalam pernafasan DEFINISI OPERASIONAL Berdasarkan pengukuran kadar alkohol pernafasan saat pemeriksaan 14) positif amfetamin dalam Berdasarkan tes amfetamin pada air urine 4. kencing yang diambil saat pemeriksaan Jumlah penduduk mengikuti Seseorang yang mendapat pelayanan konseling kesehatan : konseling PTM, baik di layanan konseling Puskesmas, Posbindu PTM atau tempat lain yang sesuai . Topik konseling sesuai permasalahan yang dihadapi orang tersebut a. mengikuti konseling diet Mengikuti penyuluhan dan konseling diet di Posbindu PTM/Puskesmas b. mengikuti konseling berhenti merokok c. mengikuti konseling potensi cedera Seseorang yang mendapatkan pelayanan konseling upaya berhenti merokok Seseorang yang mendapatkan pelayanan konseling terhadap cedera seperti cedera akibat kekerasan (kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual, kecelakaan transport, keracunan, tenggelam, jatuh, terbakar, digigit ular), untuk menghilangkan trauma serta edukasi tentang pencegahan dan pengendalian cedera d. mengikuti konseling IVASADANIS Mengikuti penyuluhan dan konseling IVA-SADANIS di Posbindu PTM/Puskesmas 5. Jumlah SLTP/SLTA yang Sekolah yang menyelenggarakan CERDIK melaksanakan CERDIK di (Cek kesehatan secara berkala, sekolah Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres), termasuk didalamnya penerapan kawasan tanpa rokok disekolah - 428 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL 6. Jumlah Pengemudi yang Pengemudi adalah pengemudi bus dilakukan pemeriksaan faktor kendaraan umum Antar Kabupaten risiko kesehatan pengemudi Antar Provinsi (AKAP) dan Antar di terminal dalam wilayah Kabupaten Dalam Provinsi (AKDP) yang Puskesmas diperiksa faktor risiko kecelakaan lalu lintas darat 7. Keperawatan Kesehatan Masyarakat Bentuk pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS) yang dilaksanakan oleh perawat Puskesmas adalah asuhan keperawatan individu, asuhan keperawatan keluarga, dan asuhan keperawatan dalamnya penyiapan diberdayakan kesehatan kelompok care peran yang giver sertanya ada dan di masyarakat, atau kader dalam wilayah kesehatan mengatasi tempat termasuk di untuk permasalahan tinggalnya. Untuk meningkatkan pengetahuannya, perawat Puskesmas menjadwalkan kegiatan diskusi refleksi kasus secara rutin di Puskesmas. Hasil kegiatan di atas dilaporkan dalam bentuk Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat. 1) Sumber Data 1) Register Asuhan Keperawatan Individu Pelayanan RJ, GD, ODC dan RI 2) Register Kohort Asuhan Keperawatan Keluarga 3) Register Kohort Asuhan Keperawatan Kelompok 4) Register Data Care Giver dalam Pelayanan Keperawatan Keluarga 5) Register Data Kader Kesehatan dalam Pelayanan Keperawatan Kelompok dan Masyarakat 6) 2) Laporan Kegiatan Refleksi Diskusi Kasus oleh Perawat Jenis Data, Definisi Operasional, dan Instrumen Jenis data dan definisi operasional pada laporan bulanan keperawatan Tabel 140 Masyarakat. kesehatan Laporan masyarakat, Bulanan tercantum Keperawatan dalam Kesehatan - 429 - Contoh instrumen laporan bulanan keperawatan kesehatan masyarakat tercantum pada Formulir 140 Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Tabel 140 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat NO. 1. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL Jumlah individu yang Jumlah individu dalam hal ini adalah mendapatkan asuhan pasien Puskesmas pada bulan ini yang keperawatan di rawat jalan mendapatkan asuhan keperawatan di bulan ini ruang rawat jalan di Puskesmas maupun di wilayah kerja Puskesmas, contoh Puskesmas keliling 2. 3. 4. 5. 6. Jumlah individu yang Jumlah individu dalam hal ini adalah mendapatkan asuhan pasien Puskesmas pada bulan ini yang keperawatan di gawat mendapatkan asuhan keperawatan di darurat bulan ini ruang gawat darurat Jumlah individu yang Jumlah individu dalam hal ini adalah mendapatkan asuhan pasien Puskesmas pada bulan ini yang keperawatan di rawat inap mendapatkan asuhan keperawatan di bulan ini ruang rawat inap Jumlah individu yang Jumlah individu dalam hal ini adalah mendapatkan asuhan pasien Puskesmas pada bulan ini yang keperawatan di one day mendapatkan asuhan keperawatan di care bulan ini ruang rawat inap one day care Jumlah keluarga binaan Jumlah keluarga binaan baru dan yang mendapatkan asuhan lanjutan pada bulan ini yang keperawatan keluarga mendapatkan asuhan keperawatan bulan ini (total) keluarga Jumlah keluarga binaan Jumlah keluarga binaan baru pada bulan yang mendapatkan asuhan ini yang mendapatkan asuhan keperawatan keluarga keperawatan keluarga untuk kunjungan bulan ini (binaan baru) yang pertama - 430 - NO. 7. JENIS DATA Jumlah keluarga binaan DEFINISI OPERASIONAL Jumlah keluarga binaan pada bulan ini dengan tingkat kemandirian yang menerima perawat dan menerima KM-I bulan ini pelayanan kesehatan sesuai rencana keperawatan keluarga 8. Jumlah keluarga binaan Jumlah keluarga binaan pada bulan ini dengan tingkat kemandirian yang telah memenuhi KM-I dan KM-II bulan ini selanjutnya tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran, dan melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran dari perawat 9. Jumlah keluarga binaan Jumlah keluarga binaan pada bulan ini dengan tingkat kemandirian yang telah memenuhi KM-II dan KM-III bulan ini selanjutnya mampu melakukan tindakan preventif secara aktif sesuai kasus/ anjuran perawat 10. Jumlah keluarga binaan Jumlah keluarga binaan pada bulan ini dengan tingkat kemandirian yang telah memenuhi KM-III dan KM-IV bulan ini selanjutnya mampu melakukan tindakan promotif secara aktif sesuai kasus/ anjuran perawat 11. 12. 13. Jumlah kelompok binaan Jumlah kelompok binaan baru dan yang mendapatkan asuhan lanjutan pada bulan ini yang keperawatan kelompok mendapatkan asuhan keperawatan bulan ini (total) kelompok Jumlah kelompok binaan Jumlah kelompok binaan baru pada bulan yang mendapatkan asuhan ini yang mendapatkan asuhan keperawatan kelompok keperawatan kelompok untuk kunjungan bulan ini (binaan baru) yang pertama Jumlah kelompok binaan Jumlah kelompok yang telah mandiri swabantu bulan ini pada bulan ini ditandai dengan adanya - 431 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL komitmen dalam kelompok, adanya kerja sama untuk saling membantu dan mendukung sesama anggota kelompok, serta terbentuknya norma kelompok 14. Jumlah pelaksanaan Jumlah DRK dalam bulan ini yang kegiatan diskusi refleksi dilaksanakan oleh perawat di Puskesmas kasus (DRK) oleh perawat dalam rangka membahas permasalahan dalam bulan ini teknis/ kasus/ pencapaian prestasi terkait asuhan keperawatan, dibuktikan adanya laporan DRK sesuai Kepmenkes RI Nomor 836/Menkes/SK/VI /2005 15. Jumlah care giver dalam Jumlah care giver yang dilibatkan dalam pelayanan keperawatan pendampingan asuhan keperawatan di keluarga yang terlibat bulan keluarga binaan untuk meningkatkan ini pengetahuan keluarga binaan terhadap pemeliharaan kesehatan di wilayahnya 16. Jumlah kader kesehatan Jumlah kader kesehatan yang dilibatkan dalam pelayanan dalam pendampingan asuhan keperawatan kelompok dan keperawatan di kelompok binaan/darbin masyarakat yang terlibat untuk meningkatkan pengetahuan bulan ini kelompok dan masyarakat terhadap pemeliharaan kesehatan di wilayahnya 17. Jumlah daerah binaan Jumlah desa/kelurahan yang diberikan keperawatan kesehatan pelayanan perkesmas dalam bulan ini masyarakat bulan ini meliputi asuhan keperawatan keluarga dan/atau asuhan keperawatan kelompok dan masyarakat B. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN 1. Usaha Kesehatan Sekolah dan Kesehatan Remaja Upaya kesehatan anak remaja di sekolah dan lingkungan sekolah terdiri atas: a. Penjaringan kesehatan pada anak baru kelas 1, kelas 7 dan kelas 10 - 432 - b. Melakukan penyuluhan, promosi kesehatan c. Pembagian obat cacing dua kali setahun yaitu pada bulan Mei dan November, d. BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang biasa dilakukan pada bulan Oktober atau November, e. Pencabutan gigi susu sekali setahun, f. Pengamatan kesehatan lingkungan sekolah seperti pengawasan terhadap sumber air bersih, pengawasan kamar mandi/wc dan pengawasan terhadap kantin sekolah g. Pemeriksaan frambusia h. Pemeriksaan kusta i. Pelayanan kesehatan j. Bebas jentik sekolah Kegiatan yang tersebut di atas, dilaporkan sesuai dengan penanggung jawab masing-masing program. 2. Kesehatan Kerja, Olahraga dan Tradisional Komplementer Upaya kesehatan olahraga di Puskesmas antara lain pemberdayaan kelompok, termasuk penyuluhan; pemeriksaan kesehatan olahragawan pada kelompok olahraga; pemeriksaan kebugaran masyarakat. Pemberdayaan kelompok olahraga merupakan kegiatan promosi kesehatan, pemberdayaan sehingga kelompok pencatatan olahraga hasil kegiatan menggunakan Register Penyuluhan Kelompok yang digunakan pada kegiatan Promosi Kesehatan. Upaya kesehatan kerja di Puskesmas antara lain pemberdayaan kelompok kerja, pemberdayaan institusi tempat kerja dan pemeriksaan potensi bahaya tempat kerja. Pemberdayaan kelompok pekerja dan tempat kerja dilaksanakan dengan menerapkan prinsip promosi kesehatan, sehingga pencatatan hasil kegiatan pemberdayaan kelompok kerja dan pemberdayaan institusi kerja menggunakan pencatatan kegiatan Promosi Kesehatan. Pemeriksaan potensi bahaya tempat kerja dilaksanakan pada setiap tempat kerja tertentu, dengan pencatatan hasil kegiatannya menggunakan Laporan Pemeriksaan Bahaya Tempat Kerja, yang kemudian dihimpun dalam Register Pemeriksaan Potensi Bahaya Tempat Kerja. - 433 - Upaya kesehatan tradisional komplementer di Puskesmas antara lain pelayanan akupresur, pemberdayaan kelompok Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional di Posyandu. Pelaksanaan pelayanan akupresur di lakukan di pelayanan umum, sehingga menggunakan instrumen register rawat jalan. 1) Sumber Data Instrumen yang digunakan pada kesehatan olahraga adalah: 1) Register Promosi Kesehatan Kelompok Olahraga. Instrumen merujuk pada Register Promosi Kesehatan Kelompok di kegiatan promosi kesehatan 2) Kartu Pemeriksaan Kesehatan Kelompok Olahraga 3) Register Pemeriksaan Kesehatan Kelompok Olahraga 4) Register Pemeriksaan Kebugaran Perorangan Instrumen yang digunakan pada kesehatan kerja adalah: 1) Register Promosi Kesehatan Kelompok Pekerja 2) Register Promosi Kehatan Tempat Kerja, termasuk Pos UKK 3) Register Pemeriksaan Potensi Bahaya Tempat Kerja 4) Register Pelayanan Kesehatan Pos UKK Instrumen pelayanan akupresur 2) 1) Register Rawat Jalan (tindakan akupresur) 2) Register Pelayanan Akupresur Puskesmas (jika ada) Variabel Pelaporan Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Kesehatan Kerja, Olahraga, serta Tradisional dan Komplementer, tercantum dalam Tabel 141 Jenis Data dan Definisi Operasional pada Laporan Bulanan Kesehatan Kerja, Olahraga, dan Tradisional Komplementer Contoh instrumen Laporan Bulanan UKMP 2. Kesehatan Kerja, Olahraga, dan Tradkom tercantum pada Formulir 141 Laporan Bulanan UKMP 2. Kesehatan Kerja, Olahraga, Tradisional, dan Komplementer. Tabel 141 Jenis Data dan Definisi Operasional - 434 - Laporan Bulanan Kesehatan Kerja, Olahraga, dan Tradisional Komplementer NO. 1. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL Pelayanan kesehatan kerja dasar yang dilaksanakan di internal dan eksternal Puskesmas a. Jumlah kelompok pekerja yang dibina Kelompok pekerja yang dibina adalah kelompok yang anggotanya dilaksanakan kegiatan peningkatan kesehatan pekerja dengan peningkatan pengetahuan, pengorganisasian, pemberdayaan dan pergerakan masyarakat pekerja. Kelompok pekerja antara lain kelompok pekerja makanan, kelompok perajin. (Register Promosi Kesehatan Kelompok – Pekerja) b. Jumlah tempat kerja yang Tempat kerja yang dilakukan pemetaan diperiksa dan teridentifikasi potensi bahaya (fisik, kimia, biologi, potensi bahaya ekonomi), terutama risiko lingkungan terhadap pekerja, potensi hazard, dan melaksanakan evaluasi serta pengendalian risiko tersebut untuk mempertahankan status kesehatan pekerja. (Laporan Pemeriksaan Potensi Bahaya Tempat Kerjaïƒ Register Pemeriksaan Potensi Bahaya Tempat Kerja) c. Jumlah tempat kerja yang dibina Tempat kerja yang dibina adalah tempat kerja yang dilaksanakan kegiatan pendataan kelompok pekerja, sarana dan prasarana kesehatan kerja, identifikasi potensi bahaya pada kelompok pekerja tersebut, pengendalian bahaya, penyuluhan, pelatihan dan pemeriksaan kesehatan serta upaya pembinaan kesehatan kerja lainnya. - 435 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL (Register Promosi Kesehatan Tempat Kerja (Institusi) d. Jumlah kasus penyakit pada pekerja. Jumlah kasus penyakit pada pekerja adalah jumlah kasus menurut jenis penyakit diantara pekerja. Pekerja yang dimaksud adalah semua orang yang berobat difasilitas pelayanan kesehatan berumur 15 tahun atau lebih. e. Jumlah kasus penyakit Seseorang menderita sakit akibat akibat kerja pada pekerja pekerjaannya atau akibat dari lingkungan (di Puskesmas dan Tempat kerjanya berobat ke Puskesmas dan Kerja lain) jejaringnya yang dibuktikan dengan diagnosis klinis akibat kerja (misal: stres akibat tempat kerja, menderita HIV pada dokter gigi, dsb) f. Jumlah kasus kecelakaan akibat kerja pada pekerja Kecelakaan akibat kerja adalah kejadian atau peristiwa yang tidak terduga, tidak dikehendaki, tidak disengaja terjadi dalam hubungan kerja menimbulkan cedera, kecacatan dan kematian. Kasus kecelakaan akibat kerja adalah seseorang berobat di Puskesmas karena menderita cedera, cacat atau kematian yang disebabkan kecelakaan akibat kerja, yang dibuktikan dengan adanya diagnosis klinis cedera akibat kerja g. Jumlah Pekerja yang Pelayanan kesehatan adalah kunjungan mendapatkan pelayanan ke Puskesmas (bagian pelayanan kesehatan berdasarkan kesehatan pekerja, atau bagian pelayanan jenis pekerjaan rawat jalan) untuk mendapatkan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Jenis pekerjaan adalah konstruksi, - 436 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL pertambangan, manufaktur, fasilitas kesehatan, pertanian, perikanan, jasa atau pekerja berdasarkan faktor risiko ( Kategori BPS) h. Jumlah pekerja yang mendapatkan pelayanan promotif, preventif Jumlah pekerja yang mendapatkan pelayanan Puskesmas sesuai dengan jenis pelayanan: promotif, preventif, dan/atau rehabilitatif kuratif dan rehabilitatif. berdasarkan jenis Pekerja yang dimaksud adalah semua pelayanan orang yang berobat difasilitas pelayannan kesehatan berumur 15 tahun atau lebih. i. Penerapan kewaspadaan Penerapan kewaspadaan standar standar di lingkungan diterapkan setiap hari di Puskesmas dan Puskesmas jaringannya. Kewaspadaan standar yang dinilai adalah adanya tim K3, kebijakan tertulis penerapan K3, tersedia sarana cuci tangan untuk mencegah infeksi silang, pemakaian sarung tangan dan alat pelindung diri lain, pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan 2 Kesehatan Olahraga a. Jumlah kelompok olahraga Jumlah kelompok olahraga atau terdaftar di Puskesmas instruktur olahraga yang terdaftar baru di pada bulan ini Puskesmas pada bulan ini (Register Data Dasar Kelompok Olahraga) b. Jumlah kelompok olahraga yang dibina Puskesmas Kelompok olah raga yang mendapat promosi kesehatan kelompok (pemberdayaan) c. Jumlah kelompok olahraga Kelompok olahraga atau instruktur yang dilakukan olahraga yang mendapat promosi penyuluhan kesehatan (penyuluhan) - 437 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL d. Jumlah orang yang Seseorang yang mendapat promosi mendapatkan konsultasi kesehatan perorangan (konseling) kesehatan olahraga e. Jumlah kelompok olahraga Kelompok olahraga atau instruktur yang diperiksa kesehatan olahraga yang anggotanya dilakukan anggotanya pemeriksaan kesehatan olahraga. (Register Pemeriksaan Kesehatan Kelompok Olahraga) f. Jumlah orang yang diukur tingkat kebugaran jasmani Cukup jelas (Register Pemeriksaan Kebugaran Perorangan) g. Jumlah orang yang Cukup jelas mendapatkan penanganan Laporan khusus cedera olahraga akut h. Jumlah atlet yang dilayani Cukup jelas kesehatan pada even Laporan khusus olahraga 3 Jumlah POS UKK yang Jumlah POS UKK yang dilakukan dibina Puskesmas bulan pembinaan, supervisi, konsultasi dalam ini bulan ini. Laporan khusus Register Promosi Kesehatan Tempat Kerja – Pos UKK 4. Jumlah kunjungan kasus Kasus yang memerlukan tindakan dengan pelayanan akupresur akupresur di Puskesmas C. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN 1. Pelayanan Puskesmas Upaya Pelayanan yang wajib dilaporkan Puskesmas adalah kunjungan Puskesmas (kunjungan umum/pendaftaran, kunjungan rawat jalan umum Puskesmas, kunjungan rawat jalan gigi & mulut), kunjungan rawat tinggal, dan keperawatan kesehatan masyarakat. - 438 - ï‚· Setiap pengunjung Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, bidan desa) terdaftar sebagai kunjungan Puskesmas, yang dicatat dalam Register Kunjungan Puskesmas. Jika pengunjung Puskesmas dan jaringannya mendapat beberapa pelayanan, maka setiap tujuan pelayanan tersebut tercatat dalam Register Kunjungan Puskesmas ï‚· Bagi Puskesmas Pembantu dan bidan desa yang belum menerapkan sistem pencatatan dalam Register Kunjungan, maka data kunjungan Puskesmas dicatat dalam masingmasing Register Rawat Jalan, atau Register Kesehatan Ibu Anak. ï‚· Hasil kegiatan upaya pelayanan rawat jalan dicatat dalam Register Rawat Jalan Puskesmas, demikian juga di Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan bidan desa, dan hasil kegiatan upaya pelayanan rawat inap dicatat dalam Register Rawat Inap Puskesmas. ï‚· Setiap orang (penderita, laboratorium, dll) yang dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain dicatat dalam Register Rujukan Puskesmas. Demikian juga dengan rujukan balik. ï‚· Hasil kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat dicatat dalam Laporan Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Data laporan keperawatan kesehatan masyarakat ini dihimpun dan dikelompokkan dalam Register Keperawatan Kesehatan Masyarakat. 1) Sumber Data 1) Register Kunjungan Puskesmas 2) Register Rawat Jalan Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas Pembantu, Puskesmas keliling, dan bidan desa) 2) 3) Register Rawat Inap Puskesmas 4) Register Rujukan Puskesmas 5) Register Keperawatan Kesehatan Masyarakat Jenis Data, Definisi Operasional, dan Instrumen Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan Pelayanan Puskesmas, tercantum dalam Tabel 142 Jenis - 439 - Data dan Definisi Operasional pada Laporan Bulanan Pelayanan Puskesmas Contoh instrumen Laporan Bulanan Pelayanan Puskesmas tercantum pada Formulir 142 Laporan Bulanan Pelayanan Puskesmas. Tabel 142 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Bulanan Pelayanan Puskesmas NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL I KUNJUNGAN PUSKESMAS 1. Jumlah kunjungan Kunjungan Puskesmas adalah orang yang Puskesmas (baru dan berkunjung ke Puskesmas/jaringannya ulang) untuk mendapat pelayanan perorangan, baik dalam gedung maupun luar gedung (Puskesmas Keliling, pemeriksaan anak sekolah, dsb) Kunjungan Puskesmas Baru adalah kunjungan Puskesmas pertama kali dalam satu tahun tertentu Kunjungan Puskesmas Lama adalah Kunjungan Puskesmas kedua atau kunjungan berikutnya dalam satu tahun tertentu 2. Jumlah kunjungan Kunjungan dengan Kartu Sehat adalah dengan Kartu sehat (baru seseorang yang mendapat pelayanan dan ulang) perorangan di Puskesmas dan jaringannya dengan sumber pembiayaan Kartu Sehat (Kartu Indonesia Sehat, Kartu Sehat Provinsi, dsb), baik sebagai bagian dalam sistem JKN atau bukan dalam sistem JKN 3. Jumlah kunjungan peserta Kunjungan peserta JKN adalah seseorang JKN yang mendapat pelayanan perorangan di Puskesmas dan jaringannya dengan sumber pembiayaan jaminan kesehatan nasional, - 440 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL termasuk kunjungan peserta JKN yang dibiayai dari Kartu Sehat 4. Jumlah kunjungan peserta Kunjungan peserta ansuransi kesehatan asuransi kesehatan lainnya lainnya adalah seseorang yang mendapat pelayanan perorangan di Puskesmas dan jaringannya dengan sumber pembiayaan jaminan kesehatan selaian JKN, termasuk kunjungan peserta ansuransi selain JKN yang dibiayai dari Kartu Sehat 5. Jumlah kasus baru yang Jumlah orang yang mendapat pelayanan dirujuk ke fasilitas dalam/luar gedung yang kemudian dirujuk pelayanan kesehatan ke RS (fasyankes sekunder) sekunder 6. 7. 8. Jumlah kasus penyakit Jumlah orang yang mendapat pelayanan tidak menular dirujuk ke dalam/luar gedung yang kemudian dirujuk fasilitas pelayanan ke RS karena menderita penyakit tidak sekunder menular bermasalah Jumlah kasus baru yang Jumlah kasus yang dirujuk ke fasyankes dirujuk balik dari sekunder, kemudian datang kembali ke fasilitas pelayanan Puskesmas atas rujukan balik fasyakes kesehatan sekunder sekunder Jumlah rujukan dari Jumlah orang yang mengalami gangguan Posbindu PTM ke kesehatan karena penyakit tidak menular di Puskesmas Posbindu PTM dirujuk ke Puskesmas II RAWAT TINGGAL 1 Jumlah semua penderita Cukup jelas dirawat inap Puskesmas 2 Jumlah ibu hamil, Cukup jelas melahirkan, nifas dengan gangguan kesehatan dirawat inap 3 Jumlah anak berumur <5 Cukup jelas - 441 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL th sakit dirawat inap 4 Jumlah penderita Cukup jelas cedera/kecelakaan dirawat inap 5 Jumlah penderita Cukup jelas penyakit tidak menular dirawat inap 6 Jumlah penderita yang Cukup jelas keluar dari rawat inap Puskesmas 7 Jumlah hari rawat semua Cukup jelas penderita rawat inap III KEBIDANAN 1 Jumlah persalinan di Cukup jelas tolong bidan 2 Jumlah ibu dan bayi Cukup jelas yang di rawat gabung 3 Jumlah kegiatan refleksi Cukup jelas diskusi kasus kebidanan di Puskesmas IV PELAYANAN FISIOTERAPI 1 Jumlah kunjungan Cukup jelas fisioterapi kasus muskuloskeletal 2 Jumlah kunjungan Cukup jelas fisioterapi kasus neurologi 3 Jumlah kunjungan Cukup jelas fisioterapi kasus kardiorespirasi 4 Jumlah kunjungan Cukup jelas - 442 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL fisioterapi kasus tumbuh kembang anak 5 Jumlah kunjungan Cukup jelas fisioterapi kasus lain-lain 6 Jumlah kegiatan promotif Cukup jelas dan preventif fisioterapi pada kelompok V PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT 1 Jumlah penambalan gigi Cukup jelas tetap 2 Jumlah penambalan gigi Cukup jelas sulung 3 Jumlah pencabutan gigi Cukup jelas tetap 4 Jumlah pencabutan gigi Cukup jelas sulung 5 Jumlah pembersihan Cukup jelas karang gigi 6 Jumlah premedikasi/ Cukup jelas pengobatan 7 Jumlah pelayanan Cukup jelas rujukan gigi 8 Jumlah SD/MI Cukup jelas dilaksanakan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut 9 Jumlah murid SD/MI Cukup jelas perlu perawatan kesehatan gigi 10 Jumlah murid SD yang mendapat perawatan Cukup jelas - 443 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL kesehatan gigi 11 Jumlah pemasangan gigi Cukup jelas tiruan 12 Jumlah ibu hamil yang Cukup jelas mendapatkan perawatan gigi 13 Jumlah TK/PAUD yang Cukup jelas dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut VI PELAYANAN LABORATORIUM 1 Jumlah pemeriksaan Cukup jelas hematologi 2 Jumlah pemeriksaan Cukup jelas kimia klinik 3 Jumlah pemeriksaan Cukup jelas urinalisa 4 Jumlah pemeriksaan Cukup jelas mikrobiologi dan parasitologi 5 Jumlah pemeriksaan Cukup jelas imunologi 6 Jumlah pemeriksaan Cukup jelas tinja VII PELAYANAN FARMASI Cukup jelas 1 Jumlah resep dari rawat Cukup jelas jalan 2 Jumlah resep dari rawat Cukup jelas inap 3 Jumlah konseling obat Cukup jelas - 444 - NO. 4. JENIS DATA Jumlah pemberian DEFINISI OPERASIONAL Cukup jelas informasi obat 5. Jumlah penggunaan Jumlah pasien ISPA non-Pneumonia yang antibiotik pada ISPA Non- mendapatkan antibiotik Pneumonia Jumlah kasus ISPA Non- Jumlah pasien yang terdiagnosa menderita Pneumonia penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai hidung hingga batang paru (alveoli) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus/rongga disekitar hidung (sinus paranasal) rongga telinga tengah dan pleura serta tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat dengan kode ICD X: J 00; J 01; J 04; J 05; J 06; J 10; J 11 6. Jumlah antibiotik penggunaan Jumlah pasien Diare non-Spesifik yang pada Diare mendapatkan antibiotik Non-Spesifik Jumlah kasus Diare Non- Jumlah pasien yang terdiagnosa menderita Spesifik penyakit diare non infeksi atau tidak dispesifikasikan lebih lanjut, dengan gejala tidak terjadi kenaikan suhu tubuh penderita dan tidak ditemukan lendir atau darah di feses penderita dengan kode ICD X: A 09; K 52 7. Jumlah penggunaan Jumlah pasien Myalgia yang mendapatkan injeksi pada Myalgia injeksi Jumlah kasus Myalgia Jumlah pasien yang terdiagnosa menderita penyakit Mialgia atau yang bisa disebut nyeri otot adalah suatu keadaan dimana - 445 - NO. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL badan terasa pegal-pegal, dapat diakibatkan oleh olah raga yang menyebabkan tubuh merengang terlalu banyak. Mialgia tanpa adanya cedera biasanya disebabkan oleh infeksi dari virus dengan kode ICD X: M 79.1 8. Jumlah item obat semua Jumlah item obat resep lembar resep Jumlah resep Jumlah lembar resep 2. yang tertulis dalam Kesakitan Umum Hasil kegiatan yang telah dicatat petugas Puskesmas sebagaimana dibahas pada bagian pencatatan kegiatan Puskesmas kemudian dihimpun dan dikelompokkan secara teratur setiap minggu dan setiap bulan sesuai kebutuhannya. Hasil kegiatan tersebut dilaporkan setiap awal minggu dan atau setiap awal bulan berikutnya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Khusus Puskesmas Sentinel juga melaporkan secara langsung kepada Menteri Kesehatan melalui surat pos, faksimili, surat elektronik (email) atau pelaporan online sesuai dengan Pedoman Puskesmas Sentinel. Laporan Bulanan Kesakitan Umum merupakan laporan jumlah kejadian kesakitan (kasus) yang mendapat pelayanan di Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan bidan desa), baik rawat jalan maupun rawat inap, serta pos-pos pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pada saat terjadi kejadian luar biasa penyakit dan keracunan, dalam periode waktu satu bulan kalender. 1) Sumber Data Register Rawat Jalan Puskesmas Register Rawat Inap Puskesmas Register Rawat Jalan Puskesmas Pembantu Register Rawat Jalan Puskesmas Keliling - 446 - Register Penderita Pada KLB penyakit dan keracunan di pos-pos pelayanan di luar fasilitas pelayanan kesehatan 2) Jenis data, Definisi Operasional dan Instrumen Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan Kesakitan Umum, tercantum dalam Tabel 143 Jenis Data dan Definisi Operasional pada Laporan Bulanan Kesakitan Umum Contoh instrumen Laporan Bulanan Kesakitan Umum tercantum pada Formulir 143 Laporan Bulanan Kesakitan Umum. Tabel 143 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Bulanan Kesakitan Umum NO 01 JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL KELOMPOK UMUM 1 Alergi makanan 2 Chikungunya 3 Demam dengue dan demam berdarah dengue a. Demam berdarah dengue b. Demam dengue 4 Filariasis 5 Infeksi pada Umbilikus 6 Kandidiasis Mulut 7 Keracunan makanan 8 Lepra Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan Praktik Klinis bagi dokter di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau diagnosis yang ditetapkan dari rumah sakit melalui rujuk balik ke Puskesmas. - 447 - NO 9 JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL Leptospirosis 10 Malaria 11 Morbili 12 Reaksi Anafilaktik 13 Syok 14 TB selain Paru (ekstra Paru) TB Ekstraparu adalah TB yang terjadi pada organ selain paru, misalnya: pleura, kelenjar limfe, abdomen, saluran kencing, kulit, sendi, selaput otak dan tulang (Buku Pedoman Nasional TB 2014) 15 Tuberkulosis (TB) Paru 16 Tuberkulosis dengan HIV 17 Varisela 02 DARAH, PEMBENTUKAN DARAH DAN SISTEM IMUN 1 Anemia defisiensi besi 2 HIV/ AIDS tanpa komplikasi 3 Leukemia 4 Limfadenitis 5 Limfoma Maligna 6 Lupus Eritematosus Sistemik 7 Thalasemia 03 DIGESTIVE 1 Ankilostomiosis Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan Praktik Klinis bagi dokter di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau diagnosis yang ditetapkan dari rumah sakit melalui rujuk balik ke Puskesmas. Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan Praktik Klinis bagi dokter di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau diagnosis yang ditetapkan dari - 448 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL rumah sakit Puskesmas. 2 Apendisitis Akut 3 Askariasis 4 Atresia dengan atau tanpa fistula 5 Bibir dan langit-langit sumbing 6 Bibir sumbing 7 Demam tifoid 8 Disentri basiler dan disentri amuba 9 Gastritis 10 Gastroenteritis (Kolera dan Giardiasis) 11 Gastroschisis 12 Hemoroid grade 1-2 13 Hepatitis A 14 Hepatitis B 15 Hepatitis C melalui rujuk balik ke Seseorang tanpa atau dengan gejala (demam/anoreksia/gangguan perncernaaan/ ikterik/kencing seperti teh) atau orang yang termasuk dalam kelompok risiko tinggi tertular hepatitis C dan hasil pemeriksaan laboratorium anti (VHC) reaktif Hepatitis D 16 Seseorang yang telah terinfeksi hepatitis B dan hasil pemeriksaan laboratorim (anti VHD) reaktif 17 Hepatitis E Seseorang tanpa atau dengan gejala (demam/anoreksia/gangguan - 449 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL perncernaaan/ ikterik/kencing seperti teh) dan menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium (anti VHE) reaktif 18 Intoleransi makanan 19 Kanker Kolorektal 20 Kolesistitis 21 Langit-langit sumbing 22 Malabsorbsi makanan 23 Omphalocele 24 Parotitis 25 Perdarahan gastrointestinal 26 Peritonitis 27 Refluksgastroesofageal 28 Skistosomiasis 29 Strongiloidiasis 30 Taeniasis 31 Ulkus mulut 04 MATA 1 Astigmatisme 2 Benda asing di konjungtiva 3 Blefaritis 4 Buta senja 5 Episkleritis 6 Glaukoma akut Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan Praktik Klinis bagi dokter di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau diagnosis yang ditetapkan dari rumah sakit melalui rujuk balik ke Puskesmas. - 450 - NO JENIS DATA 7 Glaukoma kronis 8 Hifema 9 Hipermetropia 10 Hordeolum 11 Katarak kongenital 12 Katarak pada pasien dewasa 13 Konjungtivitis DEFINISI OPERASIONAL a. Konjungtivitis alergi b. Konjungtivitis infeksi 14 Laserasi kelopak mata 15 Low Vision 16 Mata kering 17 Miopia ringan 18 Perdarahan subkonjungtiva 19 Presbiopia 20 Pterygium 21 Retinoblastoma 22 Retinopati Diabetik 23 Trauma kimia mata 24 Trikiasis 05 TELINGA 1 Benda asing ditelinga 2 Mastoiditis Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan Praktik Klinis bagi dokter di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau diagnosis yang ditetapkan dari rumah sakit melalui rujuk balik ke Puskesmas. - 451 - NO JENIS DATA 3 Otitis Eksterna 4 Otitis Media Akut 5 Otitis Media Supuratif Kronik 6 Presbiakusis 7 Serumen Prop 8 Tuli akibat bising 9 Tuli kongenital 06 KARDIOVASKULER 1 Angina Pektoris Stabil 2 Cardiorespiratory arrest 3 Gagal Jantung akut dan kronik 4 Hipertensi Esensial 5 Infark Miokard 6 Takikardia 07 MUSKULOSKELETAL 1 Artritis Reumatoid 2 Artritis, Osteoartritis 3 Fraktur Terbuka 4 Fraktur tertutup DEFINISI OPERASIONAL Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan Praktik Klinis bagi dokter di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau diagnosis yang ditetapkan oleh rumah sakit melalui rujuk balik ke Puskesmas. Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan Praktik Klinis bagi dokter di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau diagnosis yang ditetapkan dari rumah sakit melalui rujuk balik ke Puskesmas. - 452 - NO JENIS DATA 5 Lipoma 6 Osteoporosis 7 Osteosarkoma 8 Polimialgia Reumatik 9 Reduction Deformity 10 Talipes 11 Vulnus 08 NEUROLOGI 1 Anencephaly 2 Bells’ Palsy 3 Delirium 4 Epilepsi 5 Kejang Demam 6 Malaria Serebral 7 Meningo/Encephalocele 8 Migren 9 Neuroblastoma 10 Rabies 11 Status Epileptikus 12 Stroke 13 Tension Headache 14 Tetanus DEFINISI OPERASIONAL Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan Praktik Klinis bagi dokter di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau diagnosis yang ditetapkan dari rumah sakit melalui rujuk balik ke Puskesmas. - 453 - NO JENIS DATA 15 Tetanus Neonatorum 16 Transient Ischemic Attack (TIA)/ 17 Vertigo 09 PSIKIATRI 1 Demensia 2 Gangguan Anxietas DEFINISI OPERASIONAL Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan Praktik Klinis bagi dokter di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau diagnosis yang ditetapkan dari rumah sakit melalui rujuk balik ke Puskesmas. Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan Praktik Klinis bagi dokter di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau diagnosis yang ditetapkan dari rumah sakit melalui rujuk balik ke Puskesmas. Termasuk di dalamnya adalah gangguan anxietas fobik, gangguan anxietas lainnya, gangguan obsesif kompulsif, reaksi terhadap stress berat dan gangguan penyesuaian, gangguan disosiatif (konversi), gangguan somatoform dan gangguan neurotik lainnya. 3 Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan Praktik Klinis bagi dokter di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau diagnosis yang ditetapkan dari rumah sakit melalui rujuk balik ke Puskesmas. 4 Gangguan Depresi Diagnosis Praktik ditetapkan Klinis bagi sesuai dokter Panduan di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau rumah diagnosis sakit yang melalui ditetapkan rujuk balik dari ke - 454 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL Puskesmas. 5 Gangguan Penggunaan Napza Diagnosis Praktik ditetapkan Klinis bagi sesuai dokter Panduan di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau diagnosis rumah sakit Puskesmas. yang ditetapkan melalui rujuk Termasuk di dari balik ke dalamnya gangguan penggunaan alkohol, opioid, kanabinoid, sedatif-hipnotik, stimulansia lain, kokain, halusinogenika, tembakau, pelarut yang mudah menguap dan penggunaan zat multipel serta zat psikoaktif lainnya. 6 Gangguan Perkembangan dan Diagnosis Perilaku Pada Anak dan Remaja Praktik ditetapkan Klinis bagi sesuai dokter Panduan di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau diagnosis rumah sakit yang ditetapkan melalui Puskesmas. rujuk Termasuk dari balik ke didalamnya gangguan perkembangan psikologis dan gangguan perilaku dan emosional dengan onset pada masa kanak dan remaja. 7 Gangguan Psikotik Diagnosis Praktik ditetapkan Klinis bagi sesuai dokter Panduan di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau rumah diagnosis sakit Puskesmas. yang melalui Termasuk ditetapkan rujuk di balik dari ke dalamnya adalah skizofrenia, gangguan skizotipal, gangguan waham menetap, gangguan psikotik akut dan sementara, gangguan waham induksi, gangguan skizoafektif, gangguan psikotik non-organik lainnya - 455 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL maupun yang tidak tergolongkan. 8 Gangguan Somatoform Diagnosis Praktik ditetapkan Klinis bagi sesuai dokter Panduan di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau diagnosis rumah sakit yang ditetapkan dari melalui rujuk balik ke ditetapkan sesuai Panduan Puskesmas. 9 10 1 Insomnia RESPIRASI Asma Bronkial Diagnosis Praktik Klinis bagi dokter di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau rumah diagnosis sakit Puskesmas. 2 Asfiksia 3 Benda Asing di Hidung 4 Bronkitis Akut 5 Difteria 6 Epistaksis 7 Faringitis Akut 8 Furunkel pada hidung 9 Influenza 10 Kanker nasofaring 11 Kanker Paru . yang melalui ditetapkan rujuk balik dari ke - 456 - NO JENIS DATA 12 Laringitis Akut 13 Penyakit Paru Obstruktif Kronis 14 Pertusis (Batuk Rejan) 15 Pneumonia Aspirasi 16 Pneumonia, Bronkopneumonia DEFINISI OPERASIONAL a. Bronkopneumonia b. Pneumonia 17 Pneumotoraks 18 Rinitis Akut 19 Rinitis Alergi 20 Rinitis vasomotor 21 Sinusitis Akut 22 Status Asmatikus 23 Tonsilitis a. Tonsilitis Akut b. Tonsilitis Kronis 11 1 KULIT Akne Vulgaris Ringan Diagnosis Praktik ditetapkan Klinis bagi sesuai dokter Panduan di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau rumah diagnosis sakit Puskesmas. 2 Cutaneus Larva Migrans 3 Dermatitis Atopik yang melalui ditetapkan rujuk balik dari ke - 457 - NO JENIS DATA 4 Dermatitis Kontak Alergi 5 Dermatitis Kontak Iritan 6 Dermatitis Numularis 7 Dermatitis Perioral 8 Dermatitis Popok 9 Dermatitis Seboroik 10 Dermatofitosis a. Tinea capitis dan tinea barbea b. Tinea corporis c. Tinea cruris d. Tinea manuum e. Tinea pedis f. Tinea Unguium 11 Erisipelas 12 Eritrasma 13 Exanthematous drug Eruption 14 Fixed Drug Eruption 15 Frambusia RDT (+) konfirmasi/probable 16 Herpes Simplek 17 Herpes Zoster 18 Hidradenitis supuratif 19 Liken Simpleks Kronik(Neurodermatitis Sirkumkripta) 20 Luka bakar derajat I dan II 21 Miliaria 22 Moluskum Kontagiosum 23 Pedikulosis Kapitis 24 Pedikulosis Pubis 25 Pioderma DEFINISI OPERASIONAL - 458 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL a. Abses, furuncke dan carbuncle b. Impetigo c. Pioderma 26 Pitiriasis Rosea 27 Pitiriasis versikolor 28 Reaksi Gigitan Serangga 29 Sindrom Stevens Johnson 30 Skabies 31 Skrofuloderma 32 Ulkus pada tungkai 33 Urtikaria 34 Veruka Vulgaris 12 METABOLIK ENDOKRIN DAN NUTRISI 1 Diabetes Mellitus Tipe 1 Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan Praktik Klinis bagi dokter di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau diagnosis yang ditetapkan dari rumah sakit melalui rujuk balik ke Puskesmas. 2 Diabetes Mellitus Tipe 2 3 Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik 4 Hiperurisemia – Gout Arthritis 5 Hipoglikemia 6 Hipotiroid kongenital 7 Lipidemia 8 Malnutrisi Energi Protein 9 Obesitas 10 Tirotoksikosis 13 GINJAL DAN SALURAN KEMIH - 459 - NO 1 JENIS DATA Epispadia DEFINISI OPERASIONAL Diagnosis Praktik ditetapkan Klinis bagi sesuai dokter Panduan di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau diagnosis rumah sakit yang ditetapkan dari melalui rujuk balik ke ditetapkan sesuai Panduan Puskesmas. 2 Fimosis 3 Hipertropi prostat 4 Hypospadia 5 Infeksi Saluran Kemih 6 Parafimosis 7 Penyakit Ginjal Kronik 8 Pielonefritis tanpa komplikasi 14 1 KESEHATAN WANITA Abortus Diagnosis Praktik Klinis bagi dokter di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau rumah diagnosis sakit Puskesmas. a. Abortus Inkomplit b. Abortus Komplit 2 Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan 3 Cracked Nipple 4 Eklampsi 5 Hiperemesis Gravidarum 6 Inverted Nipple 7 Kanker Serviks 8 Kehamilan Normal 9 Ketuban Pecah Dini yang melalui ditetapkan rujuk balik dari ke - 460 - NO JENIS DATA 10 Mastitis 11 Perdarahan Post Partum 12 DEFINISI OPERASIONAL Persalinan Lama 13 Pre Eklampsia 14 Ruptur Perineum tingkat I-2 15 Tumor Payudara 15 PENYAKIT KELAMIN 1 Fluor Albus 2 Sifilis 3 Gonore 4 Vaginitis 5 Vulvitis Diagnosis ditetapkan sesuai Panduan Praktik Klinis bagi dokter di FKTP, pedoman pelayanan kesehatan di FKTP atau diagnosis yang ditetapkan dari rumah sakit melalui rujuk balik ke Puskesmas. Tabel 144 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Bulanan Kesakitan Berdasarkan Gejala, Penyebab Penyakit atau Kondisi Pasien NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL 01 INFEKSI PADA USUS 1 Diare tanpa dehidrasi Diare tanpa disertai tanda dehidrasi 2 Diare dengan dehidrasi ringan- diare dengan 2 keadaan gelisah/rewel, sedang mata cekung, haus, turgor lambat. Diare dengan dehidrasi berat diare dengan 2 keadaan 3 lesu/lunglai/tidak sadar, mata cekung, malas/tidak mau minum, turgor sangat lambat. - 461 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL 02 INFEKSI PADA SALURAN PERNAFASAN 1 Pneumonia berat Anak umur 2 bulan - <5th menderita sakit batuk/sesak nafas dengan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam Anak umur <2 bulan menderita sakit batuk/sesak nafas dengan nafas cepat 60 kali/menit atau lebih dan atau ada tarikan dinding dada bagian bawah yang kuat 03 INFEKSI UMUM BAKTERI 1 Demam tifoid probable Sindrom klinis telah lengkap dengan bukti pemeriksaan laboratorium 2 Demam tifoid konfirmasi Sindrom klinis telah lengkap dengan bukti pemeriksaan laboratorium yang sesuai Etiologik, biakan atau PCR menemukan bakteri tifoid 04 1 INFEKSI UMUM VIRUS Acute flaccid paralysis (AFP) Anak berumur kurang dari 15 tahun menunjukkan gejala lumpuh layuh (flaccid) dan perkembangan sakitnya cepat (akut), dan bukan disebabkan ruda paksa 2 Hepatitis klinis (ikterik/warna Demam, badan lemas, mual, selaput mata urine seperti teh) berwarna kuning, dan air kencing berwarna seperti air the 05 GANGGUAN MATA DAN ADNEKSA 1 Buta Jika tajam penglihatan satu atau kedua mata setelah koreksi maksimal ≤ 3/60 06 KECELAKAAN DAN KERACUNAN - 462 - NO 1 2 JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL Cedera akibat kecelakaan Kerusakan pada jaringan fungsi tubuh transport karena kecelakaan sarana transportasi Cedera akibat tenggelam Kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi akibat dari terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh ke dalam cairan. 3 Cedera akibat jatuh Kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi sebagai akibat dari seseorang terpeleset, terperosok, terjatuh dari ketinggian secara tidak disengaja ke tempat yang lebih rendah dari semula (ketinggian) baik yang disebabkan karena penyakit kronik maupun multifaktorial. 4 Cedera akibat terbakar Kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi sebagai akibat rusaknya sebagian atau seluruh lapisan sel kulit karena cairan panas, benda panas atau api, termasuk didalamnya kerusakan kulit karena radiasi sinar ultraviolet, zat radioaktif, zat kimia, sengatan listrik, dan kerusakan saluran pernapasan karena trauma inhalasi. 5 Cedera akibat digigit ular Kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh akibat dari gigitan ular berbisa. - 463 - NO 6 JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL Cedera atau gangguan kesehatan Kerusakan pada struktur atau fungsi akibat kekerasan fisik tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi akibat perbuatan terhadap seseorang yang menimbulkan kesengsaraan atau penderitaan secara fisik (perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat dan diprioritaskan pada kekerasan secara fisik (dipukul, ditendang, ditampar, dll) yang dialami oleh subyek. 7 Gangguan kesehatan akibat Menderita sakit atau gangguan kesehatan kekerasan mental lainnya, baik fisik atau psikis, sebagai akibat dari adanya tindakan kekerasan mental 8 Gangguan kesehatan akibat Secara garis besar, dampak kekerasan kekerasan seksual seksual dibagi menjadi 3, yaitu gangguan fisik (termasuk gangguan psikosomatis), gangguan kognitif, psikososial dan atau gangguan psikoemosional. Gangguan fisik secara jelas dapat dilihat melalui pemeriksaan kesehatan, yaitu mengalami beberapa gangguan kesehatan fisik, terutama di bagian organ reproduksi. Gangguan fisik yang dialami korban kekerasan seksual tidak hanya gangguan kesehatan fisik yang dapat dilihat, namun bisa saja berupa gangguan psikosomatis. Gangguan psikosomatis terjadi jika korban kekerasan seksual terus bagian mengeluh sakit tubuhnya pada (misal: beberapa organ reproduksi), padahal dalam pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga - 464 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL kesehatan (misal: dokter) tidak ditemukan gangguan apapun3. Korban kekerasan seksual juga berisiko mengalami gangguan kognitif, misal, merasa dirinya telah menjadi “sampah”, menganggap pria adalah jahat, seks itu sakit, dan pola pikir negatif lainnya. Gangguan psikososial atau psikoemosional yang terjadi pada korban kekerasan seksual menyangkut bagaimana mereka mengekspresikan emosi mereka setelah kejadian yang menimpanya dan bagaimana mereka menjalin hubungan dengan orang lain. Ada korban yang hanya diam menanggapinya, ada pula yang mengekspresikannya secara agresif lewat kata-kata. Bentuk gangguan ini tentu nantinya akan berpengaruh terhadap komunikasi mereka dengan orang lain. 9 Keracunan bahan kimia (bukan Seseorang yang menderita sakit akibat makanan) bahan kimia tertentu yang masuk dalam tubuh korban tidak melalui makanan 10 Keracunan makanan Seseorang yang menderita sakit akibat makan makanan beracun atau mengandung bahan racun 07 GANGGUAN (CEDERA, PENYAKIT) AKIBAT KERJA 1 Sakit akibat kerja Menderita sakit non cedera/kecelakaan, baik fisik atau psikis, yang disebabkan karena pekerjaannya atau lingkungan kerjanya. 2 Cedera/kecelakaan akibat kerja Seseorang menderita cedera sebagai akibat pekerjaannya atau lingkungan - 465 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL kerjanya, misalnya tangan terisis pisau pada pekerja dapur. 08 GANGGUAN MENTAL 1 Percobaan Tindakan Bunuh Diri Sesuai dengan pedoman diagnosis di fasilitas pelayanan primer 09 PENYAKIT LAINNYA 1 Trauma Lahir Sesuai dengan pedoman diagnosis di fasilitas pelayanan primer 10 KELAINAN BAWAAN LAINNYA 1 Kembar siam Sesuai dengan pedoman diagnosis di fasilitas pelayanan primer 3. Kesakitan Gigi dan Mulut Laporan Bulanan Kesehatan Gigi dan Mulut dibuat berdasarkan himpunan dan pengelompokan jumlah kasus kesehatan gigi dan mulut yang berobat ke Puskesmas menurut jenis gangguan kesehatan gigi dan mulut, dalam periode waktu satu bulan kalender. 1) Sumber Data Sumber data untuk laporan bulanan kesehatan gigi dan mulut bersumber dari Register Rawat Jalan Gigi & Mulut Puskesmas 2) Variabel Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan Kesakitan gigi dan mulut, tercantum dalam Tabel 145 Jenis Data dan Definisi Operasional pada Laporan Bulanan Kesakitan Gigi dan Mulut Contoh instrumen Laporan Bulanan Kesakitan Gigi dan Mulut tercantum pada formulir 145 Laporan Bulanan Kesakitan Gigi dan Mulut. Tabel 145 - 466 - Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Bulanan Kesakitan Gigi dan Mulut NO 1. 2. JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL Persistensi gigi sulung Diagnosa kasus gigi sulung belum (K00.6) tanggal, gigi tetap pengganti sudah erupsi. Impaksi M3 Klasifikasi IA Diagnosa kasus kesukaran/kegagalan (K01.1) erupsi molar ke tiga karena malposisi, kekurangan tempat, terhalang gigi lain, tertutup tulang tebal danatau jaringan lunak lainnya. 3. Karies Gigi (K02) kasus karies gigi meliputi karies terhenti, demineralisasi permukaan halus, aproksimal karies dini, lesi putih, karies email tanpa kavitas, karies dentin dan karies mencapai pulpa vital gigi sulung, dalam 1 bulan 4. Penyakit jaringan keras gigi kasus atrisi, abrasi, erosi, OH buruk, lainnya (K03) perubahan warna mahkota eksterna, dan dentin hipersensitif, dalam 1 bulan 5. Penyakit pulpa dan jaringan kasus hiperemia pulpa gigi tetap muda, periapikal (K04) iritasi pulpa gigi tetap muda, pulpitis irreversibel akar tunggal atau akar jamak lurus, pulpitis reversibel/pulpitis awal gigi sulung/dewasa muda, nekrosis pulpa dan abses periapikal, dalam 1 bulan 6. Gingivitis dan Penyakit kasus gingivitis akut akibat plak Periodontal (K05) mikrobial, abses periodontal, periodontitis kronis dengan kehilangan jaringan periodontal ringan sampai sedang, dalam 1 bulan 7. Anomali Dentofasial (K07) kasus maloklusi klas I (distoklusi, mesioklusi, overjet, overbite, open bite, crossbite, oklusi posterior lingual gigi RB, anomali letak gigi karena prematur loss, - 467 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL kelainan fungsi dentofasial, dalam 1 bulan 8. Gangguan gigi dan jaringan kasus kelainan fungsi sistem penyangga lainnya (K08) pengunyahan karena kehilangan semua gigi, satu atau sebagian gigi, danakar gigi tertinggal 9. Stomatitis dan lesi-lesi kasus stomatitis aphtosa rekuren (ulcer berhubungan (K12) rekuren pada mukosa mulut, tanpa tanda-tanda penyakit lain) dan ulkus traumatik, dalam 1 bulan 10. Angular Cheilitis (K13.0) kasus angular cheilitis (retakan/belahan/fissura di area sudut mulut yang dikelilingi area kemerahan), dalam 1 bulan 11. Eritema Multiformis (L51) kasus Eritema multiformis (peradangan akut pada kulit dan membran mukosa dengan lesi multiformis, khas berupa vesikel/bula yang mudah pecah dan berdarah), dalam 1 bulan 12. Nyeri orofasial (R51) kasus nyeri orofasial (nyeri daerah orofasial yang disebabkan penyakit inflamasi yang berasal dari pulpa/struktur penyangga gigi), dalam 1 bulan 13. Fraktur Mahkota yang tidak kasus fraktur pada mahkota yang tidak merusak pulpa (S02.5) merusak pulpa (tanpa disertai gejala/ rasa sakit pulpa belum terbuka), dalam 1 bulan 4. Kesakitan Terbanyak (umum, gigi dan mulut) Puskesmas - 468 - Laporan Bulanan Data Kesakitan Terbanyak dibuat berdasarkan himpunan dan pengelompokan jumlah data kesakitan warga berobat ke Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, baik rawat jalan maupun rawat inap, bidan desa, serta pospos pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pada saat terjadi kejadian luar biasa penyakit dan keracunan), dalam periode waktu satu bulan kalender. 1) Sumber Data Register Rawat Jalan Puskesmas Register Rawat Inap Puskesmas Register Rawat Jalan Puskesmas Pembantu Register Puskesmas Keliling Register Rawat Jalan bidan desa/pos kesehatan desa Register Penderita Pada KLB penyakit dan keracunan di pos-pos pelayanan di luar fasilitas pelayanan kesehatan Register Rawat Jalan Gigi dan Mulut 2) Jenis Data, dan Instrument Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan Kesakitan Terbanyak tercantum dalam Tabel 146 Jenis Data dan Definisi Operasional pada Laporan Bulanan Kesakitan Terbanyak Contoh instrumen Laporan Bulanan Kesakitan Terbanyak tercantum pada formulir 146 Laporan Bulanan Kesakitan Terbanyak. Tabel 146 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Bulanan Kesakitan Terbanyak NO 1. JENIS DATA Jenis Penyakit Terbanyak DEFINISI OPERASIONAL Merupakan jenis penyakit yang terdata berdasarkan jumlah kasus baru terbanyak yang terdapat di Puskesmas 2. Kode ICD X Cukup jelas 3. Jumlah Kasus Baru Ks B (Kasus baru) adalah kasus yang - 469 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL datang berobat untuk pertama kalinya pada sakit tersebut 4. Jumlah Kasus Lama Ks L (Kasus lama) adalah kasus yang datang berobat untuk kedua kalinya atau lebih pada episode sakit yang sama dengan berobat pertama 5. Kejadian Kematian Puskesmas Laporan Bulanan Data Kematian Puskesmas dibuat berdasarkan data Register Kematian Puskesmas, dalam periode satu bulan kalender. 1) Sumber Data Sumber data laporan bulanan data kematian Puskesmas bersumber dari Register Kematian Puskesmas. 2) Jenis Data, Definisi Operasional dan Instrumen Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan Data Kematian, tercantum dalam Tabel 147 Jenis Data dan Definisi Operasional pada Laporan Bulanan Data Kematian Contoh instrumen Laporan Bulanan Data Kematian Puskesmas tercantum pada formulir 147 Laporan Bulanan Data Kematian di Puskesmas. Tabel 147 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Bulanan Data Kematian di Puskesmas NO 1. JENIS DATA Tanggal Pendataan DEFINISI OPERASIONAL Tanggal dilakukan pendataan Kematian 2. Identitas Warga yang Identitas lengkap warga yang meninggal, meninggal Nomor Induk Kependudukan, Nomor Kepala Keluarga, Nama Kepala Keluarga, alamat lengkap warga yang meninggal, jenis kelamin, - 470 - serta tanggal lahir 3. Tanggal meninggal Cukup jelas 4. Lokasi meninggal Lokasi spesifik kejadian kematian, nama jalan 5. Sebab kematian Sebab kematian harus dilaporkan secara jelas disertai dengan kode ICD X. sebab kematian harus dilaporkan juga dengan sebab langsung, sebab dasar (sebab tidak langsung), dan penyakit penyerta. 6. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) Puskesmas dan jejaringnya mendapatkan obat dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kementerian Kesehatan, serta dari sumber pengadaan obat lainnya. Obat yang diterima Puskesmas dimasukkan dalam Ruang Farmasi Puskesmas (tercatat dalam Kartu Stok Obat), dan diditribusikan ke unit-unit dan jejaring Puskesmas (resep dari pelayanan umum, gigi, kesehatan ibu dan anak, program pengendalian penyakit menular, gizi, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan bidan desa). Sehari-hari, obat yang digunakan unit-unit di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan bidan desa dicatat dalam Register Ruang Farmasi, dan Kartu Stok Obat Ruang Farmasi. Berdasarkan penerimaan dan pemakaian obat yang tercatat dalam Kartu Stok Obat setiap jenis obat di masing-masing unit Puskesmas, setiap akhir bulan unit-unit Puskesmas membuat LPLPO unit. Data penggunaan obat dalam LPLPO unit dihimpun oleh Puskesmas dalam LPLPO Puskesmas, dan LPLPO Puskesmas ini yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap awal bulan berikutnya. 1) Sumber Data Register Ruang Farmasi setiap unit dan jaringan Puskesmas Kartu Stok Ruang Farmasi setiap unit dan jaringan Puskesmas LPLPO unit-unit dan jaringan Puskesmas Kartu Stok Gudang Obat Puskesmas 2) Jenis Data, Definisi Operasional, dan Instrumen - 471 - Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Bulanan Pemakaian dan tercantum dalam Lembar Permintaan Tabel 148 Obat (LPLPO) Jenis Data dan Definisi Operasional pada Laporan Bulanan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) Contoh instrumen Laporan Bulanan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) tercantum pada Formulir 148 Laporan Bulanan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Tabel 148 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Bulanan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) NO 1. JENIS DATA Detail Informasi DEFINISI OPERASIONAL Informasi lengkap mengentai obat, yaitu kode obat, nama obat, satuan 2. Jumlah obat Jumlah obat yang dimaksud termasuk informasi lengkap mengai stok awal obat, jumlah penerimaan berdasarkan jenis obat, jumlah pemakaian, jumlah permintaan obat berdasarkan setiap jenis obat. 3. Sumber pendanaan Sumber pendanaan setiap jenis obat obat berdasarkan (APBD I, APBD II, Dana Alokasi Khusus , Program, dan Sumber Pendanaan Lainnya) D. LAPORAN MINGGUAN DAN LAPORAN KHUSUS Dalam rangka penerapan SKD-KLB dan respon penyakit menular potensi KLB/wabah, maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memerlukan data perkembangan penyakit potensi KLB yang dihimpun oleh Puskesmas di seluruh wilayah kerjanya. Untuk maksud tersebut, maka Puskesmas berkewajiban melaporkan secara teratur perkembangan penyakit potensi KLB di wilayah kerjanya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota secara teratur mingguan/bulanan menggunakan formulir Laporan Data Mingguan Penyakit Potensi KLB - 472 - Disamping itu, jika terjadi dugaan KLB, Puskesmas juga berkewajiban membuat laporan adanya dugaan dengan menggunakan formulir laporan KLB (<24 jam) (W1). Bagan 51.Skema Laporan Mingguan Data Penyakit Menular Potensi KLB 1. Laporan Data Mingguan Penyakit Menular Potensi KLB (SKD-R KLB) 1) Penggunaan Laporan Data Mingguan Penyakit Menular Potensi KLB merupakan laporan rekapitulasi data kesakitan (kasus baru) sejumlah penyakit potensi KLB di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan bidan desa, menurut jenis penyakit dan desa/kelurahan pada minggu tertentu Jenis penyakit menular potensi KLB yang dilaporkan sesuai dengan kebutuhan pemantauan perkembangan penyakit potensi KLB setempat, baik di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kementerian Kesehatan. 2) Sumber Data Data untuk Laporan Data Mingguan Penyakit Menular Potensi KLB diperoleh dari data kesakitan (kasus baru) pada Register Rawat Jalan, Register Rawat Inap, Register Rawat Jalan (berobat) di Puskesmas Keliling, di Puskesmas (induk), Register Rawat Jalan Puskesmas Pembantu dan - 473 - Register Rawat Jalan pos kesehatan desa/bidan desa, serta data kematian pada Register Kematian Puskesmas. Data ini telah dihimpun Puskesmas dalam Register Data Mingguan Masing-masing Penyakit Menular Potensi KLB 3) Jenis Data, Definisi Operasional dan Cara Pengisian Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Data Mingguan Penyakit Menular Potensi KLB tercantum dalam Tabel 149 Laporan Data Mingguan Penyakit Menular Potensi KLB Contoh instrumen Laporan Data Mingguan Menular Potensi KLB dan cara pengisiannya Penyakit tercantum pada Formulir 149 Laporan Data Mingguan Penyakit Menular Potensi KLB Tabel 149 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Data Mingguan Penyakit Menular Potensi KLB NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL 1 Kode Puskesmas Cukup Jelas 2 Nama Puskesmas Cukup Jelas 3 Tahun Tahun pendataan 4 Jumlah Pustu/ Cukup jelas Poskesdes/ bides yg ada : 5 Jumlah yg Cukup jelas melapor 6 Desa/Kelurahan Cukup jelas 7 Minggu Ke yaitu minggu kejadian kesakitan atau saat berobat 8 Nama Penyakit Sesuai dengan jenis penyakit yang ditentukan oleh (Kasus/Meninggal) Kepala Dinas Kesehatan setempat atau kebutuhan masing-masing Puskesmas Kepala Dinas Kesehatan menetapkan jenis penyakit yang harus dilaporkan oleh Puskesmas dalam - 474 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL formulir Laporan Data Mingguan Penyakit Menular Kepala Dinas Kesehatan menetapkan jenis-jenis penyakit yang harus dilaporkan oleh Puskesmas dengan memperhatikan Keputusan Menteri Kesehatan terkait dengan jenis-jenis penyakit potensi wabah/KLB Jenis penyakit yang harus dilaporkan dapat berubah-ubah sesuai perkembangan penyakit menular dan kebutuhan pemantauannya. Pada saat ini, Kementerian Kesehatan menetapkan 21 jenis penyakit yang wajib dilaporkan dalam laporan mingguan penyakit potensi wabah. (lihat pada tabel dibawah ini *). 9 Kasus Jumlah kasus selama seminggu pemantauan yang sesuai dengan desa/kelurahan tertentu dan jenis penyakitnya. Jumlah kasus pada minggu sebelumnya tidak boleh digabung, tetapi dibuat nama desa dengan minggu ke yang terpisah 10 Meninggal Jumlah kasus meninggal selama seminggu pemantauan yang sesuai dengan desa/kelurahan tertentu dan jenis penyakitnya 11 Jumlah meninggal Jumlah orang yang meninggal selama seminggu (total) pemantauan yang sesuai dengan desa/kelurahan tertentu untuk semua jenis penyebab kematian *) Daftar jenis penyakit yang wajib dilaporkan Puskesmas secara berkala mingguan sesuai Buku Algoritma Diagnosis Penyakit dan Respons, oleh Direktorat SIMKAR-KESMA, Ditjen PPPL, Kementerian Kesehatan, Tahun 2011, adalah sebagai berikut : 1. Diare Akut 2. Malaria Konfirmasi 3. Tersangka Demam Dengue 4. Pneumonia - 475 - 5. Diare Berdarah 6. Tersangka Demam Tifoid 7. Jaundice Akut 8. Tersangka DBD 9. Tersangka Flu Burung pada Manusia 10. Tersangka Campak 11. Tersangka Difteri 12. Tersangka Pertussis 13. AFP (Lumpuh Layuh Mendadak) 14. Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies 15. Tersangka Antrax 16. Demam yg tdk diketahui sebabnya 17. Tersangka Kolera 18. Kluster Penyakit yg tdk diketahui 19. Tersangka Meningitis/Encephalitis 20. Tersangka Tetanus Neaonatorum 21. Tersangka Tetanus 22. Jumlah kunjungan 2. Laporan KLB 24 Jam (W1) 1) Penggunaan Laporan KLB (24 Jam) (W1) adalah formulir pencatatan hasil kegiatan konfirmasi dugaan adanya KLB yang sekaligus digunakan sebagai laporan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tentang adanya dugaan KLB (24 jam) (W1) 2) Sumber Data Sumber data Formulir Laporan KLB 24 jam (W1) adalah hasil penyelidikan dugaan adanya KLB 3) Jenis data, Definisi Operasional dan Cara Pengisian (W1) Jenis data dan definisi operasional pada Laporan KLB 24 Jam (W1) tercantum dalam Tabel 150 Laporan KLB 24 Jam (W1) Contoh instrumen Formulir Laporan KLB 24 Jam (W1) dan cara pengisiannya tercantum pada Formulir 150 Laporan KLB 24 Jam (W1) - 476 - Beberapa jenis penyakit tertentu yang ditemukan di wilayah Puskesmas, disamping dilaporkan melalui laporan data mingguan penyakit potensi KLB, wajib diikuti dengan serangkaian penyelidikan dan laporan, antara lain penemuan kasus AFP (sistem surveilans AFP dan virus polio liar), kasus campak (system surveilans campak dalam rangka eliminasi campak), kasus tetanus neonatorum, dan sebagainya. Formulir pencatatan penyelidikan penyakit tertentu tersebut dan formulir laporannya tidak menggunakan formulir laporan KLB 24 jam, tetapi tatacara penyelidikan dan formulir pencatatan dan laporannya sesuai dengan pedoman penyelidikan dan pelaporan masing-masing jenis penyakit tertentu tersebut. Tabel 150 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Kejadian Luar Biasa / Wabah (W1) NO 1 JENIS DATA Nomor DEFINISI OPERASIONAL No. surat yang dikeluarkan oleh Puskesmas 2 Tujuan Laporan Tujuan pelaporan kasus luar biasa 3 Kode Puskesmas Cukup jelas 4 Nama Puskesmas Cukup jelas 5 Tanggal/bulan/tahun Cukup jelas kejadian diketahui terjadi 6 Desa/Kelurahan Cukup jelas 7 Kecamatan Cukup jelas 8 Jumlah kasus/korban Cukup jelas 9 Jumlah korban meninggal Cukup jelas 10 Gejala – tanda dari kasus – Cukup jelas kasus yang dicurigai sebagai kajadian - 477 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL kasus KLB 11 Diagnosis KLB/Tersangka Cukup jelas penyakit 12 Tindakan yang telah diambil Jenis tindakan yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan dalam menangani kasus kejadian luar biasa 13 Petugas dan daftar kontak Nama Petugas pananggung jawab yang dapat dihubungi dan nomor kontak yang bisa dihubungi E. LAPORAN TAHUNAN PROGRAM 1) Sumber Data a) Promosi Kesehatan 1. Register Pemberdayaan Masyarakat dalam Penguatan UKBM dan Kelompok Masyarakat 2. Register UKBM yang Dibina Puskesmas 3. Register Penggalangan Kemitraan Bidang Kesehatan 4. Register Keluaran Kemitraan Bidang Kesehatan 5. Register Desa yang Memanfaatkan Dana Desa 10% untuk UKBM b) Pengendalian Filariasis 1. Kartu Rawat Jalan Penderita Filariasis 2. Register Penderita Filariasis Kronis 3. Laporan hasil kegiatan POPM filariasis desa/pos POPM c) Imunisasi Anak Sekolah Laporan Imunisasi di Sekolah (BIAS) d) Kesehatan Lingkungan 1. Kartu Inspeksi Kesehatan Lingkungan 2. Register Inspeksi menurut desa Kesehatan Lingkungan - 478 - e) Program Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Komplementer 1. Register Tenaga Penyehat Tradisonal 2. Register Posyandu pelaksana kegiatan asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional f) Pelaksanaan K3 Di Lingkungan Puskesmas Dokumen terkait 2) Jenis Data, Definisi Operasional dan Instrumen Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Tahunan Program tercantum dalam Tabel 151 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Tahunan Program Contoh instrumen laporan tahunan program kesehatan terdapat pada Formulir 151 Laporan Tahunan Program Tabel 151 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Tahunan Program NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL 1 PROMOSI KESEHATAN a Desa yang Memanfaatkan Dana Jumlah desa yang memanfaatkan dana Desa minimal untuk UKBM di desa dari dana desa yang diterima Wilayah Kerja Puskesmas AA untuk pemberdayaan masyarakat di UKBM dalam satu tahun pelaporan a. Nomor urut Cukup jelas b. Nama Desa Cukup jelas c. Total dana desa yang diterima dalam Total Dana Desa satu tahun d. Jumlah Anggaran Kegiatan e. Jumlah anggaran kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di pemberdayaan masyarakat di UKBM UKBM yang sumber dananya dari dana desa Presentase (%) Diisi persentase dana desa yang digunakan untuk pemberdayaan masyarakat di UKBM, merupakan hasil dari jumlah anggaran kegiatan - 479 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL pemberdayaan masyarakat di UKBM yang sumber pendanaannya dari dana desa dibagi total dana desa dikali 100 b UKBM di wilayah kerja Puskesmas Jenis, strata, dan jumlah UKBM yang diberikan fasilitasi, bimbingan teknis, dan peningkatan kapasitas kader oleh Puskesmas pada satu tahun pelaporan a. Nomor urut Cukup jelas b. Puskesmas Nama Puskesmas c. Posyandu Pratama Jumlah Posyandu dengan frekuensi penimbangan <8 kali, dengan jumlah kader <5, cakupan D/S <50%, cakupan kumulatif KIA <50%, Cakupan kumulatif KB <50%, cakupan kumulatif imunisasi <50%, cakupan dana sehat <50% d. Posyandu Madya Jumlah Posyandu dengan frekuensi penimbangan >8 kali, dengan jumlah kader ≥5, cakupan D/S <50%, cakupan kumulatif KIA <50%, Cakupan kumulatif KB <50%, cakupan kumulatif imunisasi <50%, cakupan dana sehat <50% e. Posyandu Purnama Jumlah Posyandu dengan frekuensi penimbangan > 8 kali, dengan jumlah kader ≥5, cakupan D/S ≥50%, cakupan kumulatif KIA ≥50%, Cakupan kumulatif KB ≥50%, cakupan kumulatif imunisasi ≥50%, cakupan dana sehat <50% dan mampu menyelenggarakan program tambahan f. Posyandu Mandiri Jumlah Posyandu dengan frekuensi penimbangan > 8 kali, dengan jumlah - 480 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL kader ≥5, cakupan D/S ≥50%, cakupan kumulatif KIA ≥50%, Cakupan kumulatif KB ≥50%, cakupan kumulatif imunisasi ≥50%, cakupan dana sehat ≥50% dan mampu menyelenggarakan program tambahan g. Poskesdes Jumlah Poskesdes sebagai Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa h. Posbindu PTM Jumlah Posbindu PTM aktif yang menyelenggarakan kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan berkesinambungan. i. Posyandu Lansia Jumlah wadah pelayanan kepada lansia di masyarakat dimana proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitikberatkan pelayanan pada upaya promotif dan preventif j. Pos TB Desa Jumlah Pos TB desa sesuai dengan kriteria pada pedoman program terkait k. Posmaldes Jumlah Pos Malaria Desa sesuai dengan kriteria pada pedoman program terkait l. Poskestren Jumlah Pos Kesehatan Pesantren - 481 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL (POSKESTREN) sebagai Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) di lingkungan Pondok Pesantren, dengan prinsip dari, oleh, dan untuk warga pondok pesantren yang mengutamakan pelayanan promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif dengan binaan Puskesmas setempat m. Pos UKK Jumlah Pos UKK sesuai dengan kriteria pada pedoman program terkait n. UKBM Lainnya Jumlah UKBM lainnya sesuai dengan kriteria pada pedoman program terkait o. Jumlah Kader Jumlah kader aktif yang ada di UKBM p. Jumlah kader yang dilatih Jumlah kader yang telah dilatih atau diorientasi tentang pemberdayaan masyarakat dalam semua topik kesehatan c Kemitraan Bidang Kesehatan Jumlah dunia usaha dan lintas sektor yang bekerjasama yang diikat dengan MoU dan atau PKS atau dokumen lainnya dengan Puskesmas tingkat desa/kelurahan dan kecamatan untuk mengatasi masalah kesehatan atau meningkatkan kesehatan masyarakat. Memorandum of Understanding (MoU) adalah perjanjian pendahuluan yang mengatur dan memberikan kesempatan kepada para pihak untuk mengadakan studi kelayakan terlebih dahulu sebelum membuat perjanjian yang lebih terperinci dan mengikat para pihak - 482 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL nantinya. Perjanjian Kerja Sama (PKS) adalah tindak lanjut MoU yang sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak (kepala Puskesmas dan Mitra) berisi ruang lingkup pekerjaan, tujuan, anggaran, dan mekanisme pelaporan dalam satu tahun a. Nomor urut Cukup jelas b. Nama mitra Nama dunia usaha atau lintas sektor yang bekerjasama dalam bidang kesehatan c. Alamat Mitra Alamat mitra yang bekerjasama d. Bentuk kemitraan Bentuk perjanjian, (MoU, PKS, atau dokumen lainnya) e. Ruang Lingkup Ruang lingkup pelaksanaan kemitraan, misalnya nama pekerjaan/kegiatan, tujuan, anggaran, dan mekanisme pelaporan f. Lokasi Kemitraan Nama lokasi desa/kelurahan / kecamatan tempat kemitraan dilakukan d Jumlah SD/sederajat yang SD atau sekolah sederajat yang memiliki UKS terdapat organisasi UKS dan terdapat kegiatan UKS pada tahun laporan e. Jumlah SLTP/sederajat yang SLTP atau sekolah sederajat yang memiliki UKS terdapat organisasi UKS dan terdapat kegiatan UKS pada tahun laporan 2 PENGENDALIAN FILARIASIS a jumlah penderita filariasis Penderita filariasis kronis adalah kronis terdaftar (per desa dan seseorang yang pernah terdata sebagai golongan umur) penderita filariasis dengan gejala - 483 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL penderita kronis dikurangi jumlah yang meninggal atau pindah. b jumlah penduduk mendapat POPM filariasis diberikan kepada setiap obat pencegahan massal orang sasaran setahun sekali pada filariasis (per desa) daerah endemis filariasis selama minimal 5 tahun berturut-turut Jumlah penduduk mendapat obat tersebut sesuai dengan laporan pelaksaaan POPM per desa 3 IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS) (menurut sekolah dan jenis kelamin) a Jumlah anak kelas 1 SD Cukup jelas (sederajat) yang diimunisasi campak (pada BIAS Campak)*) b Jumlah anak kelas 1 SD Cukup jelas (sederajat) yang diimunisasi DT (pada BIAS DT) *) c Jumlah anak kelas 2 dan 3 SD Cukup jelas (sederajat) yang diimunisasi Td (pada BIAS Td) *) d Jumlah Desa/Kelurahan UCI Desa/kelurahan UCI adalah jumlah (menurut desa) **) anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap >80 % setahun kegiatan (Januari-Desember) *) dibuat laporan menurut sekolah dan jenis kelamin (jumlah sasaran, jumlah cakupan, % cakupan) **) dibuat laporan menurut desa/kelurahan (jumlah sasaran, jumlah cakupan, % cakupan) 4 KESEHATAN LINGKUNGAN - 484 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL a. Sarana Air Minum 1) Perpipaan PAM Jelas, lihat pada laporan bulanan 2) Perpipaan non PAM (sarana Jelas, lihat pada laporan bulanan komunal) 3) Depot Air Minum Jelas, lihat pada laporan bulanan 4) Sumur Gali Jelas, lihat pada laporan bulanan 5) Penampungan Air Hujan Jelas, lihat pada laporan bulanan 6) Perlindungan Mata Air Jelas, lihat pada laporan bulanan 7) Sumur Bor dengan Pompa Jelas, lihat pada laporan bulanan 8) Terminal air Jelas, lihat pada laporan bulanan 9) Mobil Tangki Jelas, lihat pada laporan bulanan 10) Tingkat risiko pencemaran Diukur sesuai pedoman untuk masingmasing jenis sarana air minum sesuai dengan inspeksi kesehatan lingkungan terakhir pada tahun laporan (belum dilaksanakan inspeksi kesehatan lingkungan/IKL, rendah, sedang, tinggi, amat tinggi, dan bersertifikat) b. Rumah dan Jamban 1) Jumlah Rumah Jelas, lihat pada laporan bulanan 2) Jumlah Jamban Jelas, lihat pada laporan bulanan 3) Klasifikasi Standar Kesehatan Diukur sesuai pedoman untuk masingmasing jenis sarana sesuai dengan inspeksi kesehatan lingkungan terakhir pada tahun laporan (belum dilaksanakan inspeksi kesehatan lingkungan/IKL, tidak memenuhi syarat kesehatan, memenuhi syarat kesehatan dan bersertifikat) 5. PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL DAN - 485 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL KOMPLEMENTER a. Jumlah tenaga Penyehat Tenaga Hattra yang diusulkan oleh Tradisional (Hattra) di wilayah Puskesmas dan kemudian mendapat Puskesmas terdaftar (STPT) surat tanda penyehat tradisional dari Dinas Kesehatan b. Jumlah posyandu yang Posyandu yang melaksanakan kegiatan melaksanakan asuhan Mandiri belajar dan praktek kesehatan Kesehatan Tradisional 6. tradisional diantara peserta posyandu PELAKSANAAN K3 DI LINGKUNGAN PUSKESMAS a. Terdapat kebijakan tertulis Dibuat ketetapan dan dikampanyekan pelaksanaan K3 di atau perinagatan K3 melalui berbagai Lingkungan Sekolah media b. Tim K3 di Puskesmas (SK Kepala Puskesmas) c. Penerapan Kewaspadaan Tim yang ditetapkan dengan keputusan kepala Puskesmas Cuci tangan pakai sabun, masker, Standar di Lingkungan peringatan kewaspadaan dan penetapan Puskesmas tim K3 Puskesmas. Disesuaikan dengan pedoman yang berlaku F. LAPORAN KELAHIRAN Setiap kelahiran di jejaring Puskesmas wajib segera dilaporkan ke Puskesmas setempat. Pelaporan bayi baru lahir menggunakan instrumen formulir bayi baru lahir sebagai berikut: 1) Penggunaan Formulir Bayi Baru Lahir digunakan untuk mendata kondisi bayi ketika lahir 2) Sumber Data Sumber data pada Formulir Bayi Baru Lahir bersumber dari pemeriksaan yang dilakukan ketika bayi baru lahir. 3) Jenis Data, Definisi Operasional, Instrumen dan Cara Pengisian - 486 - Jenis data dan definisi operasional pada Formulir Bayi Baru Lahir tercantum dalam Tabel 152 Jenis Data dan Definisi Operasional pada Formulir Bayi Baru Lahir Contoh instrumen formulir bayi baru lahir dan cara pengisiannya tercantum pada Formulir 152 Formulir Bayi Baru Lahir. Tabel 152 Jenis Data dan Definisi Operasional Formulir Bayi Baru Lahir NO 1. JENIS DATA Nama dan tanda tangan DEFINISI OPERASIONAL Cukup jelas pemeriksa 2. Nama bayi Cukup jelas 3. Jenis kelamin Cukup jelas 4. Nama orangtua Cukup jelas 5. NKK Cukup jelas 6. Alamat Cukup jelas 7. Tanggal dan jam lahir Cukup jelas 8. Umur kehamilan saat lahir Umur kehamilan pada waktu persalinan Pemeriksaan : 9. Postur, tonus, aktivitas 10. Kulit bayi Cukup jelas Kondisi kulit bayi ketika lahir 11. Pernapasan ketika bayi tidak Cukup jelas menangis 12. Detak jantung Cukup jelas 13. Suhu ketiak Cukup jelas 14. Kepala Cukup jelas 15. Mata Cukup jelas 16. Mulut Cukup jelas - 487 - NO JENIS DATA DEFINISI OPERASIONAL 17. Perut dan tali pusat Cukup jelas 18. Punggung dan tulang Cukup jelas belakang 19. Lubang anus Cukup jelas 20. Alat kelamin Cukup jelas 21. Berat badan Cukup jelas 22. Panjang badan Cukup jelas 23. Lingkar kepala Cukup jelas Asuhan/konseling : 24. IMD Inisiasi menyusu dini 25. Salep mata Cukup jelas 26. Suntikan vitamin K1 Cukup jelas 27. Imunisasi hepatitis Cukup jelas 28. Rawat gabung Cukup jelas 29. Memandikan bayi Cukup jelas 30. Konseling menyusui Cukup jelas 31. Tanda bahaya padi bayi Cukup jelas 32. Perawatan bayi Cukup jelas Catatan medis Cukup jelas 33. Waktu pemeriksaan Cukup jelas kembali/kunjungan neonatal G. Laporan Penetapan Sebab Kematian di Jejaring Puskesmas Warga meninggal di fasilitas pelayanan yang merupakan jejaring Puskesmas maka petugas kesehatan (dokter, perawat, bidan), wajib membuat Laporan Penetapan Sebab Kematian dan dilaporkan kepada Puskesmas setempat. - 488 - 1) Penggunaan Laporan Penetapan Sebab Kematian merupakan salah satu sumber data laporan kematian di Puskesmas. 2) Sumber Data Data pada Laporan Penetapan Sebab Kematian bersumber dari hasil pemeriksaan dokter, bidan, atau perawat serta dokumen rekam medis pasien meninggal di jejaring Puskesmas. 3) Jenis Data, Definisi Operasional, Instrumen dan Cara Pengisian Jenis data dan definisi operasional pada Laporan Penetapan Sebab Kematian tercantum dalam dan Definisi Operasional Tabel 153 Jenis Data Laporan Penetapan Sebab Kematian. Contoh instrumen laporan penetapan sebab kematian dan cara pengisiannya tercantum pada Formulir 153 Laporan Penetapan Sebab Kematian. Tabel 153 Jenis Data dan Definisi Operasional Laporan Penetapan Sebab Kematian NO 1. JENIS DATA Fasilitas Pelayanan DEFINISI OPERASIONAL Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kesehatan 2. Kab/Kota Cukup jelas 3. Provinsi Cukup jelas 4. Nama Nama lengkap sesuai KTP 5. NIK Nomor Induk Kependudukan 6. Tempat tanggal lahir Cukup jelas 7. Umur Umur saat meninggal 8. Jenis Kelamin Laki-laki (L) atau Perempuan (P) 9. Alamat Alamat lengkap Desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi - 489 - NO JENIS DATA 10. Tanggal dan jam DEFINISI OPERASIONAL Cukup jelas meninggal 11. Lokasi meninggal Tempat/lokasi meninggal 12. Sebab langsung Sebab langsung yang menyebabkan kematian 13. Sebab tidak langsung Sebab tidak langsung yang menyebabkan kematian 14. Penyakit penyerta/ kondisi tertentu antara lain pembunuhan, bunuh diri, BBLR, kelainan bawaan, hamil, NAPZA, HIV, stroke, hipertensi, sakit jantung, DM, kanker, gagal ginjal, PPOK 15. Tanggal surat dibuat Tanggal ketika surat dibuat 16. Nama dan tempat Ditulis nama pemeriksa dg bertugas dokter/bidan/ gelar/jabatan fungsionalnya perawat yang membuat surat keterangan MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NILA FARID MOELOEK