BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

advertisement
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Perusahaan
1. PT. Cahaya Kalbar Tbk.
PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (sebelumnya PT Cahaya Kalbar
Tbk) (CEKA) didirikan 03 Februari 1968 dengan nama CV Tjahaja Kalbar
dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971. Kantor pusat
CEKA terletak di Kawasan Industri Jababeka II, Jl. Industri Selatan 3 Blok
GG No.1, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat. Lokasi pabrik CEKA
terletak di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat dan
Pontianak, Kalimantan Barat.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
CEKA meliputi bidang industri makanan berupa industri minyak nabati dan
minyak nabati spesialitas, termasuk perdagangan umum, impor dan
ekspor.
2. PT. Davomas Abadi Tbk.
PT Davomas Abadi Tbk (DAVO) didirikan tanggal 14 Maret 1990 dan
memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1991. Kantor pusat
DAVO berlokasi di Gedung Plaza BII, Tower III, Lantai 9, Jln M.H Thamrin
No. 51, Jakarta 10350 dan pabrik berlokasi di Tangerang, Banten.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
DAVO bergerak dalam bidang industri pengolahan biji coklat menjadi
kakao lemak dan kakao bubuk, industri pengolahan coklat dan produk-
produk makanan dan minuman yang berhubungan dengan coklat,
pertanian,
perkebunan,
kehutanan,
perikanan
dan
peternakan,
menjalankan usaha-usaha dalam bidang perdagangan pada umumnya
dan usaha jasa lainnya. Kegiatan usaha DAVO pada saat ini adalah
pengolahan biji coklat menjadi kakao lemak dan kakao bubuk.
3. PT. Delta Djakarta Tbk.
PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) didirikan tanggal 15 Juni 1970 dan
memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1933. Kantor pusat
DLTA dan pabriknya berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi
Timur – Jawa Barat.
Pabrik “Anker Bir” didirikan pada tahun 1932 dengan nama Archipel
Brouwerij. Dalam perkembangannya, kepemilikan dari pabrik ini telah
mengalami beberapa kali perubahan sehingga berbentuk PT Delta
Djakarta pada tahun 1970. DLTA merupakan salah satu anggota dari San
Miguel Group, Filipina.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
DLTA yaitu terutama untuk memproduksi dan menjual bir pilsener dan bir
hitam dengan merek “Anker”, “Carlsberg”, “San Miguel”, “San Mig Light”
dan “Kuda Putih”. DLTA juga memproduksi dan menjual produk minuman
non-alkohol dengan merek “Sodaku”.
4. PT. Fast Food Indonesia Tbk.
PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) didirikan tanggal 19 Juni 1978
dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1979. Kantor pusat
FAST terletak di Jl. M.T. Haryono, Jakarta, Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
FAST adalah bergereak di bidang makanan dan restoran.
5. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) didirikan tanggal 14
Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai
kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Kantor pusat INDF
berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 27, Jl. Jend.
Sudirman Kav. 76 – 78, Jakarta. Sedangkan pabrik dan perkebunan INDF
dan anak usaha berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
INDF antara lain terdiri dari mendirikan dan menjalankan industri makanan
olahan, bumbu penyedap, minuman ringan, kemasan, minyak goreng,
penggilingan biji gandum dan tekstil pembuatan karung terigu.
6. PT. Mayora Indah Tbk.
PT Mayora Indah Tbk (MYOR) didirikan 17 Februari 1977 dan mulai
beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat MYOR
berlokasi di Gedung Mayora, Jl.Tomang Raya No. 21-23, Jakarta,
sedangkan pabrik terletak di Tangerang dan Bekasi.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
MYOR adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan
serta agen/perwakilan. Saat ini, MYOR menjalankan bidang usaha industri
makanan, kembang gula dan biskuit serta menjual produknya di pasar
lokal dan luar negeri.
7. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) didirikan 03 Juni 1929
dengan nama N.V. Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen dan mulai
beroperasi secara komersial pada tahun 1929. Kantor pusat MLBI
berlokasi di Talavera Office Park Lantai 20, Jl. Let. Jend. TB. Simatupang
Kav. 22-26, Jakarta 12430, sedangkan pabrik berlokasi di Jln. Daan
Mogot Km.19, Tangerang 15122 dan Jl. Raya Mojosari – Pacet KM. 50,
Sampang Agung, Jawa Timur.
MLBI adalah bagian dari Grup Asia Pacific Breweries dan Heineken,
dimana pemegang saham utama adalah Fraser & Neave Ltd. (Asia Pacific
Breweries) dan Heineken N.V. (Heineken)
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
MLBI beroperasi dalam industri bir dan minuman lainnya.
8. PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk.
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (dahulu PT Putra
Sejahtera Pioneerindo Tbk) (PTSP) didirikan tanggal 13 Desember 1983
dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1984. Kantor pusat
PTSP terletak di Gedung Jaya lantai 6, Jl. M.H. Thamrin No. 12 Jakarta
Pusat. Saat ini jumlah gerai yang dimiliki oleh PTSP, anak usaha dan
gerai waralaba yang tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 274 gerai.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
PTSP adalah usaha penyediaan makanan dan minuman dengan
menggunakan merek dagang California Fried Chicken “CFC”, Sapo
Oriental dan Cal Donat.
9. PT. Siantar Top Tbk.
PT Siantar Top Tbk (STTP) didirikan tanggal 12 Mei 1987 dan mulai
beroperasi secara komersial pada bulan September 1989. Perusahaan
berdomisili di Sidoarjo, Jawa Timur dengan pabrik berlokasi di Sidoarjo
(Jawa Timur), Medan (Sumatera Utara) dan Bekasi (Jawa Barat). Kantor
pusat Perusahaan beralamat di Jl. Tambak Sawah No. 21-23 Waru,
Sidoarjo.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan terutama bergerak dalam bidang industri makanan ringan,
yaitu mie (snack noodle), kerupuk (crackers) dan kembang gula (candy).
Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri,
khususnya Asia.
10. PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk.
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ) didirikan
tanggal 2 Nopember 1971 dan mulai beroperasi secara komersial pada
awal tahun 1974. Perusahaan memiliki kantor pusat dan pabrik yang
berlokasi di Jl. Raya Cimareme 131 Padalarang Kabupaten Bandung
40552.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. Di
bidang minuman Perusahaan memproduksi rupa-rupa jenis minuman
seperti susu cair, sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman
kesehatan, yang diolah dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature)
dan dikemas dalam kemasan karton aseptik. Di bidang makanan
Perusahaan memproduksi susu kental manis, susu bubuk, dan konsentrat
buah-buahan tropis. Perusahaan memasarkan hasil produksinya dengan
cara penjualan langsung (direct selling), melalui pasar modern (modern
trade). Penjualan langsung dilakukan ke toko-toko, P&D, kios-kios,dan
pasar tradisional lain dengan menggunakan armada milik Perusahaan.
Penjualan tidak langsung dilakukan melalui agen/ distributor yang tersebar
di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Perusahaan juga melakukan
penjualan ekspor ke beberapa negara.
4.2 Analisis Regresi
4.2.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam
variabel yang digunakan dalam penelitian.Data yang baik dan layak
digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi
normal.Pengujian normalitas dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Penentuan Hipotesis
Ho
: data variabel dependen (harga saham) berdisribusi
normal
H1
:
data
variabel
dependen
(harga
saham_tidak
berdistribusi normal
2. Penentuan tingkat signifikansi
Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya
(alpha) sebesar 5%
3. Penentuan Statistik Uji
Untuk melakukan pengujian asumsi normalitas data tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian metode Jarque
Berra (JB) yang dirumuskan sebagai berikut :
2
 n k  2 1
JB  
  S   K  3 
4
 6 

4. Penentuan Kriteria uji
Jika nilai probabilitas dari statistik JB lebih kecil dari tingkat
signifikansi yang digunakan maka H0 ditolak.Sebaliknya jika nilai
probabilitas dari statistik JB lebih besar dari tingkat signifikansi
yang digunakan maka H0 diterima.
5. Kesimpulan
Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan bantuan SPSS
adalah sebagai berikut :
Series
Jarque-Bera
Probability
HARGA_CEKA
0.278
0.870
HARGA_DAVO
0.611
0.737
HARGA_DLTA
0.935
0.627
HARGA_FASW
0.949
0.622
HARGA_INDF
0.625
0.732
HARGA_MLBI
0.963
0.618
HARGA_MYOR
0.429
0.807
HARGA_PION
0.689
0.708
HARGA_STOP
0.454
0.797
HARGA_ULTJ
0.531
0.767
Berdasarkan hasil diatas terlihat bahwa nilai JB untuk variabel
harga sahamdari seluruh perusahaan yang diamati mempunyai nilai
signifikansi diatas 0.05 sehingga Ho diterima.Dengan demikian dapat
disimpulkan
bahwa
hargasaham
untuk
seluruh
perusahaan
propertiselama periode 2008-2011 telah berdistribusi normal.
4.2.2
Hasil Analisis Regresi
Setelah persyaratan normalitas data dipenuhi maka selanjutnya
dilakukan analisis regresi antara tingkat profitabilitas perusahaan (ROA,
ROE dan ROI)terhadapperubahan harga saham perusahaan di Bursa
Efek Indonesia.Karena data yang dianalisis berupa datapooled (gabungan
antara data crosssection/perusahaan dengan data time series/tahun)
maka analisis regresi yang digunakan adalah regresi data panel. Hasil
analisis regresi data panel adalah sebagai berikut :
Dependent Variable: HARGA?
Method: Pooled EGLS (Cross-section weights)
Date: 01/10/14 Time: 15:58
Sample: 2008 2011
Included observations: 4
Cross-sections included: 10
Total pool (balanced) observations: 40
Linear estimation after one-step weighting matrix
White cross-section standard errors & covariance (no d.f. correction)
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
C
ROA?
ROE?
ROI?
Fixed Effects (Cross)
_CEKA--C
_DAVO--C
_DLTA--C
_FASW--C
_INDF--C
_MLBI--C
_MYOR--C
_PION--C
_STOP--C
5.410519
0.076530
-0.006472
0.048783
0.284768
0.005643
0.002888
0.008158
18.99978
13.561935
-2.240998
5.979391
1.193991
-1.365009
-1.578753
-1.484140
2.319140
0.346694
0.456820
0.157283
0.105661
Prob.
0.0000
0.0186
0.0334
0.0000
_ULTJ--C
-0.151688
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.891958
0.843939
1.081388
18.57524
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
9.151555
5.356721
31.57380
1.672922
Unweighted Statistics
R-squared
Sum squared resid
0.879999
35.06857
Mean dependent var
Durbin-Watson stat
5.890038
1.937677
Interpretasi dari hasil analisis regresi diatas adalah sebagai berikut
:

Rata-rata pertumbuhan harga saham dari perusahaan sektor
consumer good selama periode 2008-2011 adalah sebesar 5,41%
per tahun.

Tingkat ROA yang dimiliki oleh perusahaan berpengaruh positif
terhadap harga saham perusahaan tersebut. Kenaikan nilai ROA
sebesar 1% akan meningkatkan harga saham sebesar 7,65%

Tingkat ROE yang dimiliki oleh perusahaan berpengaruh negattif
terhadap harga saham perusahaan tersebut.Jika nilai ROEnaik
sebesar maka harga saham perusahaan consumer good yang
diamati justru akan menurun sebesar 0,6%.

Tingkat ROI yang dimiliki oleh perusahaan berpengaruh positif
terhadap harga saham perusahaan tersebut. Kenaikan nilai ROI
sebesar 1% akan meningkatkan harga saham sebesar 4,87%.
4.2.3
Pengujian Model Regresi
Analisis regresi selain digunakan untuk melihat pengaruh juga
digunakan untuk membuat model prediksi dari variabel-variabel yang
diamati.Untuk itu sebelum digunakan dalam pengambilan keputusan,
model yang diperoleh terlebih dahulu harus diuji kebaikannya (goodness
of fit). Tahapan pengujian kebaikan model regresi adalah sebagai berikut :
1. Penentuan Hipotesis
Ho
: seluruh koefisien regresi tidak signifikan(model
regresi tidak signfikan)
H1
: minimal satu koefisien regresi signifikan(model
regresi signfikan)
2. Penentuan tingkat signifikansi
Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya
(alpha) sebesar 5%
3. Penentuan Statistik Uji
Dalam melakukan uji kebaikan model digunakan uji F yang
dirumuskan sebagai berikut :
F
4. Penentuan Kriteria uji
JK Re gresi /  N  k  1
JK Re sidu /  NT  N  k 
Penentuan kriteria uji didasarkan pada perbandingan antara nilai
F-hitung yang diperoleh dengan F-tabel. Jika nilai F-hitung lebih
besar dari F-tabel maka Ho ditolak, dan jika nilai F-hitung lebih
kecil dari nilai F-tabel maka Ho diterima
5. Kesimpulan
Dari hasil analisis sebelumnya didapat nilai F-hitung sebesar
18,57.dengan nilai signifikansi sebesar 0,0000. Jika nilai signifikansi ini
dibandingkan dengan nilai alpha (0,05) maka nilai signifikansi yang
diperoleh jauh lebih kecil dari nilai alpah sehingga Ho ditolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan sudah
sesuai dengan data.
4.2.4
Pengujian Hipotesis
Setelah diketahui bahwa model regresi yang dibangun telah
sesuai dengan data yang dimiliki, selanjutnya akan dilakukan pengujian
untuk mengetahui signfikansi pengaruh setiap jenis rasio profitabilitas
(ROA, ROE dan ROI) terhadap harga saham perusahaan. Untuk
keperluan itu dilakukan pengujian koefisien regresi secara individual
(Testing Individual Regression Coefficient)dengan menggunakan uji t. Jika
nilai mutlak t-hitung yang diperoleh lebih besar dari nilai t-tabel pada
tingkat signifikansi tertentu dan derajat bebas (NT-N-k) maka Ho ditolak.
Secara eksplisit hasil pengujian signifikansi perputaran utang
terhadap laba usaha adalahsebagai berikut
1. Pengujian pengaruh ROA terhadap harga saham
Ho :
1  0
(tidak terdapat pengaruh nilai ROA terhadap harga
saham perusahaan sektor consumer good)
H1 :
1  0
(terdapat pengaruh nilai ROA terhadap harga saham
perusahaan sektor consumer good)

: 5%
Dari hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai t-hitung untuk
variabel nilai ROAadalah sebesar 13,56 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,01. Jika dibandingkan antara nilai alpha yang digunakan
(0,05) maka nilai signifikansi ini masih lebih kecil dari nilai alpha
sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh yang signifikan
dari tingkat ROAterhadap perubahan harga saham perusahaan
consumer good yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2008-2011.
2. Pengujian pengaruh nilai ROE terhadap harga saham perusahaan
Ho :
1  0
(tidak terdapat pengaruh nilai ROE terhadap harga
saham perusahaan sektor consumer good)
H1 :
1  0
(terdapat pengaruh nilai ROE terhadap harga saham
perusahaan sektor consumer good)

: 5%
Dari hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai mutlak thitung untuk variabel nilai ROEadalah sebesar -2,24 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,0334. Jika dibandingkan antara nilai alpha
yang digunakan (0,05) maka nilai signifikansi ini masih lebih kecil
dari nilai alpha sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat
pengaruh yang signifikan dari tingkat ROEterhadap perubahan
harga saham perusahaan consumer good yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia selama periode 2008-2011.
3. Pengujian pengaruh ROI terhadap harga saham perusahaan
Ho :
1  0
(tidak terdapat pengaruh ROI terhadap harga saham
perusahaan sektor consumer goods)
H1 :
1  0
(terdapat pengaruh ROI terhadap harga saham
perusahaan sektor consumer goods)

: 5%
Dari hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai t-hitung untuk
variabel nilai ROIadalah sebesar 5,97 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,0000. Jika dibandingkan antara nilai alpha yang
digunakan (0,05) maka nilai signifikansi ini masih lebih kecil dari
nilai
alpha
sehingga
Ho
ditolak.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat
pengaruh yang signifikan dari tingkat ROIterhadap perubahan
harga saham perusahaan consumer good yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia selama periode 2008-2011.
4.2.5
Interpretasi Koefisien Determinasi
Koefisien
determinasi
mencerminkan
besarnya
pengaruh
perubahan variabel bebas dalam menjalankan perubahan pada variabel
tidak bebas secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur
kebenaran dan kebaikan hubungan antar variable dalam model yang
digunakan. Besarnya nilai R2 berkisar antara 0< R2 <1. Jika nilai R2
semakin mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan baik
karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan
oleh variabel independen.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya
diketahui bahwa nilai koefisien determinasi untuk model regresi antara
nilai ROA, ROE dan ROI terhadap harga saham perusahaan adalah
sebesar 0,8919. Nilai ini berarti bahwa sebesar 89,19% perubahan harga
saham perusahaan-perusahaan sektor consumer goods yang diamati
selama tahun 2008-2011 dipengaruhi oleh jumlah rasio profitabilitas
perusahaan tersebut (ROA, ROE dan ROI), sedangkan sisanya sebesar
10,81% dipengaruhi oleh variabel lain.
4.3 Pembahasan
Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan
pembeli dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan
berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut bursa efek.Perdagangan
surat berharga merupakan cara untuk menarik dana masyarakat dalam
hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian dimana dana
tersebut adalah modal yang dibutuhkan perusahaan untuk memperluas
usahanya. Dengan dijualnya saham suatu perusahaan di pasar modal
berarti masyarakat diberi kesempatan untuk memiliki dan mendapatkan
keuntungan. Dengan kata lain pasar modal dapat membantu pendapatan
masyakarat. Motif dari perusahaan yang menjual sahamnya untuk
memperoleh dana yang akan digunakan dalam pengembangan usahanya
dan bagi pemodal adalah untuk mendapatkan penghasilan dari modalnya.
Dalam melakukan aktivitas pasar modal, harga saham merupakan
faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam
melakukan investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten,
pergerakan harga saham searah dengan kinerja emiten.Apabila emiten
mempunyai prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat
dihasilkan dari operasi usaha semakin besar.Pada kondisi yang demikian,
harga saham emiten yang bersangkutan cenderung naik.Harga saham
juga menunjukkan nilai suatu perusahaan.Nilai saham merupakan indeks
yang tepat untuk efektifitas perusahaan.Sehingga sering kali dikatakan
memaksimumkan
nilai
perusahaan
juga
berarti
memaksimumkan
kekayaan pemegang saham.
Dengan semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai
perusahaan tersebut dan sebaliknya.Oleh karena itu, setiap perusahaan
yang menerbitkan saham sangat memperhatikan harga sahamnya.Harga
yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang
baik.Namun bila harga saham terlalu tinggi mengurangi kemampuan
investor untuk membeli sehingga menimbulkan harga saham sulit untuk
meningkat lagi.Kondisi kesehatan perusahaan yang terlihat dalam laporan
keuangan inilah yang akan menentukan naik-turunnya harga saham
perusahaan tersebut dalam perdagangan di bursa.
Banyak sekali faktor-faktor fundamental perusahaan yang dapat
mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut.Salah satu faktor
tersebut adalah tingkat profitabilitas perusahaan. Semakin tinggi tingkat
profitabilitas perusahaan maka kemampuan perusahaan tersebut untuk
menghasilkan laba juga semakin tinggi sehingga investor akan cenderung
membeli saham yang pada akhirnya akan menaikkan harga saham
tersebut. Dalam mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan, rasio
yang lazim digunakan antara lain ROA, ROE dan ROI.
Hasil analisis terhadap 10 perusahaan yang bergerak dalam
sektor consumer goods menunjukkan bahwa secara keseluruhan rasio
profitabilitas perusahaan baik ROA, ROE maupun ROI secara bersamasama berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham.
Besar pengaruh dari tingkat profitabilitas terhadap perubahan harga
saham ini pun sangat tinggi. Ini terlihat dari nilai koefisien determinasi
yang mencapai 0,8919. Nilai ini berarti bahwa sebesar 89,19% perubahan
harga saham perusahaan-perusahaan sektor consumer goods yang
diamati
selama
tahun
2008-2011
dipengaruhi
oleh
jumlah
rasio
profitabilitas perusahaan tersebut (ROA, ROE dan ROI), sedangkan
sisanya sebesar 10,81% dipengaruhi oleh variabel lain.
Demikian pula untuk pengujian secara parsial menunjukkan dari 3
variabel yang diamati semuanya mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap perubahan harga saham.Hasil analisis ini menunjukkan bahwa
memang tingkat profitabilitas perusahaan sangat menentukan perubahan
harga saham di bursa. Hal ini disebabkan, investor akan cenderung
membeli saham dari perusahaan yang menguntungkan dibandingkan
perusahaan yang kurang menguntungkan. Akibatnya semakin tinggi
tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka sahamnya tersebut akan
banyak dibeli oleh investor sehingga harganya akan merangkak naik.
Download