BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan 1. PT. Cahaya Kalbar Tbk. PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (sebelumnya PT Cahaya Kalbar Tbk) (CEKA) didirikan 03 Februari 1968 dengan nama CV Tjahaja Kalbar dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971. Kantor pusat CEKA terletak di Kawasan Industri Jababeka II, Jl. Industri Selatan 3 Blok GG No.1, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat. Lokasi pabrik CEKA terletak di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat dan Pontianak, Kalimantan Barat. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CEKA meliputi bidang industri makanan berupa industri minyak nabati dan minyak nabati spesialitas, termasuk perdagangan umum, impor dan ekspor. 2. PT. Davomas Abadi Tbk. PT Davomas Abadi Tbk (DAVO) didirikan tanggal 14 Maret 1990 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1991. Kantor pusat DAVO berlokasi di Gedung Plaza BII, Tower III, Lantai 9, Jln M.H Thamrin No. 51, Jakarta 10350 dan pabrik berlokasi di Tangerang, Banten. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DAVO bergerak dalam bidang industri pengolahan biji coklat menjadi kakao lemak dan kakao bubuk, industri pengolahan coklat dan produk- produk makanan dan minuman yang berhubungan dengan coklat, pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan, menjalankan usaha-usaha dalam bidang perdagangan pada umumnya dan usaha jasa lainnya. Kegiatan usaha DAVO pada saat ini adalah pengolahan biji coklat menjadi kakao lemak dan kakao bubuk. 3. PT. Delta Djakarta Tbk. PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) didirikan tanggal 15 Juni 1970 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1933. Kantor pusat DLTA dan pabriknya berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur – Jawa Barat. Pabrik “Anker Bir” didirikan pada tahun 1932 dengan nama Archipel Brouwerij. Dalam perkembangannya, kepemilikan dari pabrik ini telah mengalami beberapa kali perubahan sehingga berbentuk PT Delta Djakarta pada tahun 1970. DLTA merupakan salah satu anggota dari San Miguel Group, Filipina. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DLTA yaitu terutama untuk memproduksi dan menjual bir pilsener dan bir hitam dengan merek “Anker”, “Carlsberg”, “San Miguel”, “San Mig Light” dan “Kuda Putih”. DLTA juga memproduksi dan menjual produk minuman non-alkohol dengan merek “Sodaku”. 4. PT. Fast Food Indonesia Tbk. PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) didirikan tanggal 19 Juni 1978 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1979. Kantor pusat FAST terletak di Jl. M.T. Haryono, Jakarta, Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan FAST adalah bergereak di bidang makanan dan restoran. 5. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) didirikan tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Kantor pusat INDF berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 27, Jl. Jend. Sudirman Kav. 76 – 78, Jakarta. Sedangkan pabrik dan perkebunan INDF dan anak usaha berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INDF antara lain terdiri dari mendirikan dan menjalankan industri makanan olahan, bumbu penyedap, minuman ringan, kemasan, minyak goreng, penggilingan biji gandum dan tekstil pembuatan karung terigu. 6. PT. Mayora Indah Tbk. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) didirikan 17 Februari 1977 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat MYOR berlokasi di Gedung Mayora, Jl.Tomang Raya No. 21-23, Jakarta, sedangkan pabrik terletak di Tangerang dan Bekasi. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MYOR adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini, MYOR menjalankan bidang usaha industri makanan, kembang gula dan biskuit serta menjual produknya di pasar lokal dan luar negeri. 7. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) didirikan 03 Juni 1929 dengan nama N.V. Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1929. Kantor pusat MLBI berlokasi di Talavera Office Park Lantai 20, Jl. Let. Jend. TB. Simatupang Kav. 22-26, Jakarta 12430, sedangkan pabrik berlokasi di Jln. Daan Mogot Km.19, Tangerang 15122 dan Jl. Raya Mojosari – Pacet KM. 50, Sampang Agung, Jawa Timur. MLBI adalah bagian dari Grup Asia Pacific Breweries dan Heineken, dimana pemegang saham utama adalah Fraser & Neave Ltd. (Asia Pacific Breweries) dan Heineken N.V. (Heineken) Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MLBI beroperasi dalam industri bir dan minuman lainnya. 8. PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk. PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (dahulu PT Putra Sejahtera Pioneerindo Tbk) (PTSP) didirikan tanggal 13 Desember 1983 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1984. Kantor pusat PTSP terletak di Gedung Jaya lantai 6, Jl. M.H. Thamrin No. 12 Jakarta Pusat. Saat ini jumlah gerai yang dimiliki oleh PTSP, anak usaha dan gerai waralaba yang tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 274 gerai. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PTSP adalah usaha penyediaan makanan dan minuman dengan menggunakan merek dagang California Fried Chicken “CFC”, Sapo Oriental dan Cal Donat. 9. PT. Siantar Top Tbk. PT Siantar Top Tbk (STTP) didirikan tanggal 12 Mei 1987 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 1989. Perusahaan berdomisili di Sidoarjo, Jawa Timur dengan pabrik berlokasi di Sidoarjo (Jawa Timur), Medan (Sumatera Utara) dan Bekasi (Jawa Barat). Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jl. Tambak Sawah No. 21-23 Waru, Sidoarjo. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang industri makanan ringan, yaitu mie (snack noodle), kerupuk (crackers) dan kembang gula (candy). Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri, khususnya Asia. 10. PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ) didirikan tanggal 2 Nopember 1971 dan mulai beroperasi secara komersial pada awal tahun 1974. Perusahaan memiliki kantor pusat dan pabrik yang berlokasi di Jl. Raya Cimareme 131 Padalarang Kabupaten Bandung 40552. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. Di bidang minuman Perusahaan memproduksi rupa-rupa jenis minuman seperti susu cair, sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman kesehatan, yang diolah dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) dan dikemas dalam kemasan karton aseptik. Di bidang makanan Perusahaan memproduksi susu kental manis, susu bubuk, dan konsentrat buah-buahan tropis. Perusahaan memasarkan hasil produksinya dengan cara penjualan langsung (direct selling), melalui pasar modern (modern trade). Penjualan langsung dilakukan ke toko-toko, P&D, kios-kios,dan pasar tradisional lain dengan menggunakan armada milik Perusahaan. Penjualan tidak langsung dilakukan melalui agen/ distributor yang tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Perusahaan juga melakukan penjualan ekspor ke beberapa negara. 4.2 Analisis Regresi 4.2.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian.Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal.Pengujian normalitas dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Penentuan Hipotesis Ho : data variabel dependen (harga saham) berdisribusi normal H1 : data variabel dependen (harga saham_tidak berdistribusi normal 2. Penentuan tingkat signifikansi Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5% 3. Penentuan Statistik Uji Untuk melakukan pengujian asumsi normalitas data tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian metode Jarque Berra (JB) yang dirumuskan sebagai berikut : 2 n k 2 1 JB S K 3 4 6 4. Penentuan Kriteria uji Jika nilai probabilitas dari statistik JB lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan maka H0 ditolak.Sebaliknya jika nilai probabilitas dari statistik JB lebih besar dari tingkat signifikansi yang digunakan maka H0 diterima. 5. Kesimpulan Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut : Series Jarque-Bera Probability HARGA_CEKA 0.278 0.870 HARGA_DAVO 0.611 0.737 HARGA_DLTA 0.935 0.627 HARGA_FASW 0.949 0.622 HARGA_INDF 0.625 0.732 HARGA_MLBI 0.963 0.618 HARGA_MYOR 0.429 0.807 HARGA_PION 0.689 0.708 HARGA_STOP 0.454 0.797 HARGA_ULTJ 0.531 0.767 Berdasarkan hasil diatas terlihat bahwa nilai JB untuk variabel harga sahamdari seluruh perusahaan yang diamati mempunyai nilai signifikansi diatas 0.05 sehingga Ho diterima.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hargasaham untuk seluruh perusahaan propertiselama periode 2008-2011 telah berdistribusi normal. 4.2.2 Hasil Analisis Regresi Setelah persyaratan normalitas data dipenuhi maka selanjutnya dilakukan analisis regresi antara tingkat profitabilitas perusahaan (ROA, ROE dan ROI)terhadapperubahan harga saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia.Karena data yang dianalisis berupa datapooled (gabungan antara data crosssection/perusahaan dengan data time series/tahun) maka analisis regresi yang digunakan adalah regresi data panel. Hasil analisis regresi data panel adalah sebagai berikut : Dependent Variable: HARGA? Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 01/10/14 Time: 15:58 Sample: 2008 2011 Included observations: 4 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 40 Linear estimation after one-step weighting matrix White cross-section standard errors & covariance (no d.f. correction) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic C ROA? ROE? ROI? Fixed Effects (Cross) _CEKA--C _DAVO--C _DLTA--C _FASW--C _INDF--C _MLBI--C _MYOR--C _PION--C _STOP--C 5.410519 0.076530 -0.006472 0.048783 0.284768 0.005643 0.002888 0.008158 18.99978 13.561935 -2.240998 5.979391 1.193991 -1.365009 -1.578753 -1.484140 2.319140 0.346694 0.456820 0.157283 0.105661 Prob. 0.0000 0.0186 0.0334 0.0000 _ULTJ--C -0.151688 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) 0.891958 0.843939 1.081388 18.57524 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat 9.151555 5.356721 31.57380 1.672922 Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid 0.879999 35.06857 Mean dependent var Durbin-Watson stat 5.890038 1.937677 Interpretasi dari hasil analisis regresi diatas adalah sebagai berikut : Rata-rata pertumbuhan harga saham dari perusahaan sektor consumer good selama periode 2008-2011 adalah sebesar 5,41% per tahun. Tingkat ROA yang dimiliki oleh perusahaan berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan tersebut. Kenaikan nilai ROA sebesar 1% akan meningkatkan harga saham sebesar 7,65% Tingkat ROE yang dimiliki oleh perusahaan berpengaruh negattif terhadap harga saham perusahaan tersebut.Jika nilai ROEnaik sebesar maka harga saham perusahaan consumer good yang diamati justru akan menurun sebesar 0,6%. Tingkat ROI yang dimiliki oleh perusahaan berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan tersebut. Kenaikan nilai ROI sebesar 1% akan meningkatkan harga saham sebesar 4,87%. 4.2.3 Pengujian Model Regresi Analisis regresi selain digunakan untuk melihat pengaruh juga digunakan untuk membuat model prediksi dari variabel-variabel yang diamati.Untuk itu sebelum digunakan dalam pengambilan keputusan, model yang diperoleh terlebih dahulu harus diuji kebaikannya (goodness of fit). Tahapan pengujian kebaikan model regresi adalah sebagai berikut : 1. Penentuan Hipotesis Ho : seluruh koefisien regresi tidak signifikan(model regresi tidak signfikan) H1 : minimal satu koefisien regresi signifikan(model regresi signfikan) 2. Penentuan tingkat signifikansi Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5% 3. Penentuan Statistik Uji Dalam melakukan uji kebaikan model digunakan uji F yang dirumuskan sebagai berikut : F 4. Penentuan Kriteria uji JK Re gresi / N k 1 JK Re sidu / NT N k Penentuan kriteria uji didasarkan pada perbandingan antara nilai F-hitung yang diperoleh dengan F-tabel. Jika nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel maka Ho ditolak, dan jika nilai F-hitung lebih kecil dari nilai F-tabel maka Ho diterima 5. Kesimpulan Dari hasil analisis sebelumnya didapat nilai F-hitung sebesar 18,57.dengan nilai signifikansi sebesar 0,0000. Jika nilai signifikansi ini dibandingkan dengan nilai alpha (0,05) maka nilai signifikansi yang diperoleh jauh lebih kecil dari nilai alpah sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan sudah sesuai dengan data. 4.2.4 Pengujian Hipotesis Setelah diketahui bahwa model regresi yang dibangun telah sesuai dengan data yang dimiliki, selanjutnya akan dilakukan pengujian untuk mengetahui signfikansi pengaruh setiap jenis rasio profitabilitas (ROA, ROE dan ROI) terhadap harga saham perusahaan. Untuk keperluan itu dilakukan pengujian koefisien regresi secara individual (Testing Individual Regression Coefficient)dengan menggunakan uji t. Jika nilai mutlak t-hitung yang diperoleh lebih besar dari nilai t-tabel pada tingkat signifikansi tertentu dan derajat bebas (NT-N-k) maka Ho ditolak. Secara eksplisit hasil pengujian signifikansi perputaran utang terhadap laba usaha adalahsebagai berikut 1. Pengujian pengaruh ROA terhadap harga saham Ho : 1 0 (tidak terdapat pengaruh nilai ROA terhadap harga saham perusahaan sektor consumer good) H1 : 1 0 (terdapat pengaruh nilai ROA terhadap harga saham perusahaan sektor consumer good) : 5% Dari hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai t-hitung untuk variabel nilai ROAadalah sebesar 13,56 dengan nilai signifikansi sebesar 0,01. Jika dibandingkan antara nilai alpha yang digunakan (0,05) maka nilai signifikansi ini masih lebih kecil dari nilai alpha sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat ROAterhadap perubahan harga saham perusahaan consumer good yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011. 2. Pengujian pengaruh nilai ROE terhadap harga saham perusahaan Ho : 1 0 (tidak terdapat pengaruh nilai ROE terhadap harga saham perusahaan sektor consumer good) H1 : 1 0 (terdapat pengaruh nilai ROE terhadap harga saham perusahaan sektor consumer good) : 5% Dari hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai mutlak thitung untuk variabel nilai ROEadalah sebesar -2,24 dengan nilai signifikansi sebesar 0,0334. Jika dibandingkan antara nilai alpha yang digunakan (0,05) maka nilai signifikansi ini masih lebih kecil dari nilai alpha sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat ROEterhadap perubahan harga saham perusahaan consumer good yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011. 3. Pengujian pengaruh ROI terhadap harga saham perusahaan Ho : 1 0 (tidak terdapat pengaruh ROI terhadap harga saham perusahaan sektor consumer goods) H1 : 1 0 (terdapat pengaruh ROI terhadap harga saham perusahaan sektor consumer goods) : 5% Dari hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai t-hitung untuk variabel nilai ROIadalah sebesar 5,97 dengan nilai signifikansi sebesar 0,0000. Jika dibandingkan antara nilai alpha yang digunakan (0,05) maka nilai signifikansi ini masih lebih kecil dari nilai alpha sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat ROIterhadap perubahan harga saham perusahaan consumer good yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011. 4.2.5 Interpretasi Koefisien Determinasi Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel bebas dalam menjalankan perubahan pada variabel tidak bebas secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variable dalam model yang digunakan. Besarnya nilai R2 berkisar antara 0< R2 <1. Jika nilai R2 semakin mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan baik karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa nilai koefisien determinasi untuk model regresi antara nilai ROA, ROE dan ROI terhadap harga saham perusahaan adalah sebesar 0,8919. Nilai ini berarti bahwa sebesar 89,19% perubahan harga saham perusahaan-perusahaan sektor consumer goods yang diamati selama tahun 2008-2011 dipengaruhi oleh jumlah rasio profitabilitas perusahaan tersebut (ROA, ROE dan ROI), sedangkan sisanya sebesar 10,81% dipengaruhi oleh variabel lain. 4.3 Pembahasan Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut bursa efek.Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana masyarakat dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian dimana dana tersebut adalah modal yang dibutuhkan perusahaan untuk memperluas usahanya. Dengan dijualnya saham suatu perusahaan di pasar modal berarti masyarakat diberi kesempatan untuk memiliki dan mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain pasar modal dapat membantu pendapatan masyakarat. Motif dari perusahaan yang menjual sahamnya untuk memperoleh dana yang akan digunakan dalam pengembangan usahanya dan bagi pemodal adalah untuk mendapatkan penghasilan dari modalnya. Dalam melakukan aktivitas pasar modal, harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga saham searah dengan kinerja emiten.Apabila emiten mempunyai prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat dihasilkan dari operasi usaha semakin besar.Pada kondisi yang demikian, harga saham emiten yang bersangkutan cenderung naik.Harga saham juga menunjukkan nilai suatu perusahaan.Nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk efektifitas perusahaan.Sehingga sering kali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Dengan semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya.Oleh karena itu, setiap perusahaan yang menerbitkan saham sangat memperhatikan harga sahamnya.Harga yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik.Namun bila harga saham terlalu tinggi mengurangi kemampuan investor untuk membeli sehingga menimbulkan harga saham sulit untuk meningkat lagi.Kondisi kesehatan perusahaan yang terlihat dalam laporan keuangan inilah yang akan menentukan naik-turunnya harga saham perusahaan tersebut dalam perdagangan di bursa. Banyak sekali faktor-faktor fundamental perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut.Salah satu faktor tersebut adalah tingkat profitabilitas perusahaan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka kemampuan perusahaan tersebut untuk menghasilkan laba juga semakin tinggi sehingga investor akan cenderung membeli saham yang pada akhirnya akan menaikkan harga saham tersebut. Dalam mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan, rasio yang lazim digunakan antara lain ROA, ROE dan ROI. Hasil analisis terhadap 10 perusahaan yang bergerak dalam sektor consumer goods menunjukkan bahwa secara keseluruhan rasio profitabilitas perusahaan baik ROA, ROE maupun ROI secara bersamasama berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham. Besar pengaruh dari tingkat profitabilitas terhadap perubahan harga saham ini pun sangat tinggi. Ini terlihat dari nilai koefisien determinasi yang mencapai 0,8919. Nilai ini berarti bahwa sebesar 89,19% perubahan harga saham perusahaan-perusahaan sektor consumer goods yang diamati selama tahun 2008-2011 dipengaruhi oleh jumlah rasio profitabilitas perusahaan tersebut (ROA, ROE dan ROI), sedangkan sisanya sebesar 10,81% dipengaruhi oleh variabel lain. Demikian pula untuk pengujian secara parsial menunjukkan dari 3 variabel yang diamati semuanya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham.Hasil analisis ini menunjukkan bahwa memang tingkat profitabilitas perusahaan sangat menentukan perubahan harga saham di bursa. Hal ini disebabkan, investor akan cenderung membeli saham dari perusahaan yang menguntungkan dibandingkan perusahaan yang kurang menguntungkan. Akibatnya semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka sahamnya tersebut akan banyak dibeli oleh investor sehingga harganya akan merangkak naik.