1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Perubahan iklim global (global warming) disebabkan oleh radiasi termal dari permukaan bumi yang terperangkap oleh greenhouse gas yang terdiri dari karbondioksida, nitrous oxide, dan metana (Rao, 1999). Proporsi metana di antara greenhouse gas penyebab global warming sebesar 15 hingga 25%, namun demikian, meskipun proporsi metana tidak sebesar karbondioksida (60%), akan tetapi metana memiliki efektivitas penangkapan radiasi termal yang lebih besar dibandingkan dengan karbondioksida yaitu sebesar 20 hingga 60 kali efektivitas karbondioksida (Hanson & Hanson, 1996). Efektivitas metana sebagai penangkap radiasi termal tersebut menunjukkan bahwa emisi metana merupakan faktor utama penyebab global warming. Produksi gas metana di bumi dapat disebabkan oleh aktivitas non biologis seperti penggunaan bahan bakar fosil dan aplikasi pupuk pada pertanian, serta aktivitas biologis seperti fermentasi dalam rongga pencernaan ruminansia dan metabolisme archaea metanogenik (Topp &Pattey, 1997). Wye (2010) menyebutkan bahwa sumber produksi gas metana yang terbesar adalah metabolisme mikroorganisme dengan total kontribusi metana global sebesar 69% dan lahan pertanian padi merupakan salah satu habitat terpenting dalam produksi metana global sebesar 10%. Aplikasi pupuk pada lahan pertanian dapat menyebabkan fluktuasi emisi gas metana, penggunaan pupuk urea dapat menghambat aktivitas metanotrof serta memperkecil kelimpahan bakteri metanotrofik sehingga emisi metana menjadi lebih besar (Zheng et al, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa penelitian mengenai korelasi ragam jenis pupuk yang digunakan dengan besarnya emisi metana yang dihasilkan sangat diperlukan bagi upaya pengurangan emisi metana pada lahan pertanian. Emisi metana dapat direduksi melalui proses oksidasi metana merupakan proses pemecahan senyawa metana oleh mikroorganisme metanotrofik dengan menggunakan enzim methane monooxygenase yang mampu mengoksidasi metana 2 menjadi karbon dioksida melalui serangkaian reaksi kimiawi dengan menghasilkan senyawa metabolik intermediet seperti metanol, formate, dan formaldehyde (Topp & Pattey, 1997). Proses oksidasi metana dapat berlangsung dalam kondisi aerob maupun anaerob (Smemo & Yavitt, 2010). Proses oksidasi metana secara anaerobik dapat dilakukan Stenotrophomonas, oleh konsorsium Hyphomicrobium bakteri dan denitrifying Mesorhizobium anggota genus dengan bakteri metanotrofik anggota genus Methylocystis (Ettwig et al., 2010), serta strain bakteri denitrifying-methanotrophic anggota spesies Candidatus Methylomirabillis oxyfera (Ettwig et al., 2009). Penelitian yang dilakukan Raghobersing et al. (2006) menunjukkan bahwa bakteri denitrifying-methanotrophic terdapat dalam kelompok bakteri uncultured sehingga sangat jarang teridentifikasi pada suatu habitat. Kemampuan bakteri metanotrofik menghasilkan enzim methane monooxygenase dipengaruhi oleh ekspresi gen pmoA sehingga deteksi gen tersebut memungkinkan untuk mendeteksi bakteri metanotrofik uncultured seperti bakteri denitrifyingmethanotrophic (Wye, 2010). Sebagian bakteri metanotrofik toleran terhadap salinitas dan salah satu bakteri metanotrofik halofilik adalah strain anggota spesies Methylohalobius crimeensis yang mampu tumbuh optimum pada kondisi lingkungan dengan konsentrasi NaCl 1-1,5 M dan memiliki toleransi terhadap konsentrasi NaCl hingga 2,5 M, bahkan beberapa bakteri halotoleran termasuk anggota genus Methylomicrobium mampu tumbuh pada kondisi salinitas 1-1,5 M NaCl (Wye, 2010). Keberagaman populasi bakteri metanotrofik pada berbagai kadar salinitas lingkungan tersebut mengindikasikan bahwa aktivitas oksidasi metana juga beragam pada kondisi lingkungan dengan kadar salinitas yang berbeda. 3 B. Permasalahan Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh salinitas dan jenis pupuk terhadap diversitas dan potensi oksidasi metana oleh konsorsium bakteri denitrifying-methanotrophic pada tanah pertanian padi. C. Tujuan Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh salinitas dan jenis pupuk terhadap diversitas dan potensi oksidasi metana oleh konsorsium bakteri denitrifying-methanotrophic pada tanah pertanian padi. D. Manfaat Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai diversitas konsorsium bakteri denitrifying-methanotrophic pada tanah pertanian padi, memberikan informasi mengenai diversitas dan potensi oksidasi metana konsorsium bakteri denitrifying-methanotrophic pada beragam salinitas tanah, dan memberikan wawasan mengenai pemilihan jenis pupuk yang tepat untuk mengurangi emisi metana pada tanah pertanian padi.