SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI “Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik” Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 21 Juni 2014 MAKALAH PENDAMPING KIMIA ANORGANIK DAN KIMIA FISIKA ISBN : 979363174-0 IDENTIFIKASI PENGARUH VARIABEL PROSES DAN PENENTUAN KONDISI OPTIMUM DEKOMPOSISI KATALITIK METANA DENGAN METODE RESPON PERMUKAAN Praswasti PDK Wulan 1,* 1 Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Indonesia * tel/fax : 6221-78885335 / 6221-7863515, email: [email protected] [email protected] ABSTRAK Nanokarbon merupakan salah satu produk nanoteknologi yang dapat diperoleh melalui Dekomposisi Katalitik Metana atau Methane Decomposition Reaction (MDR). Nanokarbon menarik perhatian para peneliti karena mempunyai sifat mekanik, elektrik, dan sifat lainnya yang unik. Sifat-sifat unik tersebut mempunyai keunggulan dan potensi yang besar untuk diaplikasikan di berbagai bidang seperti transistor, penyimpan hidrogen dan elektroda pada peralatan display. Penentuan kondisi optimum proses diperlukan untuk menghasilkan nanokarbon dengan kualitas baik. Pada penelitian ini dilakukan analisis korelasi dan signifikansi variabel proses terhadap respon konversi metana menggunakan metode ANOVA. Kondisi operasi yang divariasikan adalah suhu reaksi dengan rentang 650°C-750°C, waktu reaksi rentang 5-40 menit dan laju alir metana pada 120 mL/menit – 160 mL/menit. Proses penentuan kondisi optimum dilakukan dengan metode respon permukaan. Eksperimen dilakukan dalam 2 tahap, yaitu orde I dan orde II. Desain eksperimen pada tahap orde satu menggunakan desain faktorial dua level, sedangkan desain eksperimen pada tahap orde dua menggunakan Central Composite Design (CCD). Hasil penelitian menunjukkan aplikasi metode respon permukaan pada eksperimen mendapatkan konversi optimum nanokarbon pada suhu reaksi 716°C dengan laju alir 118 mL/menit dan waktu reaksi 20 menit. Kata Kunci : ANOVA, Desain Faktorial, Nanokarbon, Respon Permukaan SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 443 ISBN : 979363174-0 PENDAHULUAN Beberapa analisis seperti ANOVA digunakan untuk mengetahui faktor- Nanosains (iptek dan nanoteknologi nano) merupakan pengembangan teknologi dalam skala nanometer. Salah satu contoh produk nanoteknologi tersebut faktor signifikan dalam eksperimen. ANOVA merupakan metode analisis yang telah terbukti dapat menyeleksi faktor-faktor berdasarkan signifikansi adalah dan responnya terhadap sistem atau nanokarbon. Berdasarkan bentuknya, proses kimia (Lazic, 2004). Analisis nanokarbon terbagi menjadi tiga, yaitu varians (ANOVA) dilakukan pada 95% fullerene yang berbentuk bulat, karbon confidence interval. nanotube yang berbentuk pipa, dan karbon nanofiber berbentuk paling efisien pada eksperimen yang serabut dan tidak teratur [Peterson menggunakan pengaruh dari dua atau dkk, 1999]. lebih faktor. Metode konvensional untuk Reaksi yang Desain faktorial merupakan solusi dekomposisi metana mempelajari pengaruh dari beberapa merupakan salah satu metode untuk parameter mendapatkan dengan mengatur semua parameter lain nanokarbon. Pada proses telah dilakukan reaksi ini terjadi pemutusan ikatan H-C seperti dari metana menjadi komponen yang metode preparasi dianggap konstan. lebih sederhana yaitu hidrogen dan Metode yang tepat untuk mengetahui karbon (Muradov, 2000) melalui reaksi pengaruh tiap variabel adalah Response endotermis. Surface (respon permukaan) yang dapat Penentuan kondisi optimum tekanan, jenis katalis dan digunakan untuk membuat model dan merupakan salah satu parameter yang menganalisa beberapa variabel untuk berkaitan dengan pembentukan mengoptimalkan respon. nanokarbon berkualitas tinggi. Kondisi operasi yang berpengaruh Metode merupakan respon permukaan sekumpulan teknik terhadap kualitas nanokarbon matematika diantaranya adalah suhu reaksi, waktu menganalisis reaksi dan laju alir gas umpan. Untuk beberapa meneliti besarnya pengaruh variabel mempengaruhi atau parameter proses tersebut akhirnya adalah untuk mengoptimalkan diperlukan evaluasi dan penentuan respon (Montgomery, 2001). Meskipun metode yang paling efektif. banyak percobaan sebelumnya yang dan statistika permasalahan variabel hasil untuk dimana independen dan tujuan SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 444 ISBN : 979363174-0 mempelajari efek dari variabel proses, Dengan tiga variabel bebas level pada tetapi belum ada yang meneliti tiap variabel bebas dikodekan dengan - penentuan interaksi dan kondisi 1 untuk level rendah dan 1 level tinggi. optimum konversi metana dengan Lebih lanjut, Tabel 1 menunjukkan metode respon permukaan. model Tujuan utama penelitian ini adalah empiris sehubungan dengan pengkodean tiga variabel pada tiap memberikan analisis terhadap variabel level. yang paling berperan dalam produksi Tabel 1. Range eksperimen dan level dari independen variabel untuk konversi metana nanokarbon berkualitas baik, yaitu tiga parameter reaksi : suhu reaksi, waktu reaksi dan laju alir umpan CH4. Nilai optimum dari suatu variabel ini dapat diterapkan pada penelitian selanjutnya Desain Orde I untuk mengoptimalkan kondisi operasi Desain eksperimen yang digunakan dekomposisi katalitik metana. dalam eksperimen tahap desain faktorial dua level dengan METODE PENELITIAN 6 center 1 (23) adalah ditambah point. Langkah pertama dari metode permukaan respon dengan adalah menemukan hubungan antara menggunakan metode statistik yang respon y dengan variabel independen xi diakomodasi dengan software Minitab. melalui persamaan polinomial orde satu Penelitian dilakukan (model orde I). Model respon orde I : Rancangan Eksperimen (Design of experiment) (1) Pada desain orde I digunakan rancangan full factorial design 23 dan Dimana : diperoleh 8 run. Rancangan orde I y = variabel dependen (respon) digunakan untuk membuat model dan menganalisa suatu respon yang dipengaruhi oleh beberapa faktor atau variabel x. Faktor merupakan variabel = variabel independen (variabel bebas), i = 1,2,….,k = error k = jumlah faktor atau variabel pengamatan dan level adalah jumlah perubahan dalam setiap faktor. Suhu Uji orde I dilanjutkan dengan uji reaksi, waktu reaksi dan laju alir dipilih kelengkungan dan Uji Steepest Ascent sebagai variabel bebas dan konversi untuk metana optimum pada permukaan respon. sebagai variable terikat. penentuan titik mendekati SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 445 ISBN : 979363174-0 HASIL DAN PEMBAHASAN Desain Orde II Digunakan Composite metode Design (CCD) agar memiliki sifat ortogonal dan rotatable. Rotatabilitas dapat Parameter Central dibuat dengan penambahan level α, dimana . Pengujian model orde II dilakukan dengan uji lack of fit, uji serentak dan uji individual. Sedangkan pemeriksaan penting yang berpengaruh terhadap respon konversi metana, diantaranya suhu reaksi, waktu reaksi dan laju alir umpan (CH4). Pengaruh masing-masing variabel diamati menggunakan metode respon permukaan. Range setiap variabel proses seperti ditunjukkan pada Tabel 1. asumsi residual meliputi uji asumsi identik, independen, dan normal. Jika ketiga uji telah terpenuhi dilanjutkan pembuatan plot kontur dan grafik respon permukaan untuk penentuan kondisi optimum. Model persamaan respon orde II : Desain Eksperimen dan Analisis Orde I Metode yang rancangan digunakan eksperimen adalah two level factorial design. Variasi kondisi operasi adalah rentang suhu 650°C-750°C, waktu reaksi 5-40 menit dan laju alir metana 120 mL/menit – 160 mL/menit. Adapun (2) respon proses yang akan diamati adalah konversi metana. Hasil output program minitab hasil desain eksperimen dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rancangan Desain Tiga Faktor dan Dua Level Tabel 2 menunjukkan kekuatan model rancangan desain 2 level dan 3 Gambar 1. Diagram alir penelitian faktor dengan Pengkodean Gambar 1 menunjukkan tahapantahapan dalam melakukan penelitian level 6 center ditunjukkan point. pada range (rendah pada -1, center poin pada 0 dan dan tinggi pada +1). Pengamatan ini. SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 446 ISBN : 979363174-0 dengan tiga faktor adalah pengamatan masih sesuai. Namun uji parameter dengan menggunakan tiga variabel. regresi secara serentak diperoleh pvalue= Sedangkan dua level artinya bahwa 0,206 > 0,05, berarti secara keseluruhan dalam setiap faktor didesain dalam variabel dua nilai perubahan. Sehingga model orde I tidak cocok Pengujian signifikansi pvalue atau menunjukkan peluang untuk memperoleh independen tidak mewakili. untuk wilayah eksperimen dan model dengan orde yang lebih tinggi dibutuhkan untuk analisis. kesalahan maksimal 5% (toleransi kesalahan) dengan tingkat kepentingan (confidence interval) Desain dan Analisis Orde II Tabel 4. Level dan Nilai Level Eksperimen 95%. Sehingga semakin kecil pvalue Orde II maka semakin signifikan pengaruh dari variabel. Uji lack (ketidaksesuaian model) of fit digunakan untuk analisis model hasil output minitab. Semakin besar nilai P akan semakin baik berarti model semakin Tabel 4 menunjukkan pengkodean eksperimen II untuk variabel sesuai. Tabel 3. Hasil output program minitab dan (suhu, waktu dan laju alir umpan). Pada eksperimen orde II digunakan Orde I Central Composite Design (CCD), dengan penambahan 6 titik aksial dan nilai rotatabilitasnya (23)1/4 = 1,682. Tabel 5. Analisis Regresi dan ANOVA Orde II Tabel 3 menunjukkan pvalue yang diperoleh lebih dari angka signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05. pvalue laju alir 0,015 < 0,05 dan uji lack of fit 0,130 > 0,05. Hal ini berarti terdapat variabel yang signifikan berpengaruh terhadap respon serta model orde I SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 447 ISBN : 979363174-0 Gambar 2. Hasil SEM (50 nm) Pengaruh waktu reaksi terhadap pertumbuhan karbon Wulan (2011) melaporkan seperti pada Gambar 2 menunjukkan bahwa waktu 20 menit merupakan waktu terbaik. Jumlah karbon yang terdeposisi lebih banyak pada waktu 20 menit sekitar 86% dengan katalis hampir seluruhnya digunakan untuk produksi Tabel 5 menunjukkan interpretasi karbon. Pada menit ke-40 CNT mulai output response surface orde II. Hasil dipengaruhi oleh karbon berkualitas pemodelan orde dua awal, waktu rendah. mempunyai pertumbuhan angka pvalue 0,097 Kecenderungan rata-rata laju menunjukkan dibandingkan dua variabel lainnya penurunan produktivitas sesudah 40 sebesar 0,000 untuk suhu dan 0,001 menit karena hilangnya aktivitas katalis untuk laju alir. Maka variabel waktu selama reaksi dan berimplikasi pada diambil yang cacatnya struktur CNT. Semakin lama merupakan bentuk penyederhanaan waktu reaksi maka morfologi CNT akan (simplifikasi). terlihat semakin banyak karbon amorf sebagai Hasil patokan taksiran pada Tabel 5 berdasarkan analisis model terbentuk akibat deaktivasi katalis. orde II adalah : Dari Tabel 5 diatas pendugaan y = -1741,2 + 4,20553 x1 + 4,88565x3 model – 0,00294x12 – 0,02065x32 metana (3) orde kedua terhadap dilakukan beberapa koefisien regresi menunjukkan pvalue untuk konversi variabel uji. Pengujian secara < respon 0,05 individu berarti variabel-variabel tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap respon. Pengujian koefisien regresi secara serentak diperoleh pvalue < 0,05. Berarti 20 menit 5 menit terdapat variabel dari suhu maupun laju 40 menit yang memberikan kontribusi signifikan terhadap model yang terbentuk. Uji kesesuaian model dengan lack of fit diperoleh pvalue sebesar 0,051 sehingga SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 448 ISBN : 979363174-0 model yang diperoleh pada orde II telah sesuai. Pengujian asumsi residual dilakukan dengan tiga asumsi uji identik, independen dan distribusi normal. Pengujian Pendugaan Model Orde II Untuk Respon Konversi Metana Gambar distribusi Gambar 3 menunjukkan uji identik 5 menunjukkan normal untuk uji mengamati penyimpangan model dan titik residual hubungan plot residual dengan fitted harus value, ditentukan. Uji ini dilakukan dengan bertujuan untuk memeriksa mendekati garis lurus yang apakah varians residual dari model membandingkan yang diperoleh sama penyebarannya Kolmogorov-Smirnov (homokedastisitas). Residual tersebar dengan tabel. Nilai statistik Kolmogorov- secara acak dan tidak membentuk Smirnov output 0,147 < 0,210 (Nur pola tertentu. Hal ini menunjukkan Iriawan, 2006) sehingga uji kenormalan bahwa residual asumsi residual identik terpenuhi. telah uji statistik (KS) mengikuti output distribusi normal. Gambar 4 independen, menunjukkan bertujuan uji untuk mengetahui apakah ada dependensi antara residual dengan waktu independen pada tertentu. pada Gambar 6 Plot Contour Konversi vs Laju, Suhu pengamatan Residual Autocorrelation Function (ACF) berada pada interval ± . Untuk model orde II asumsi independen telah terpenuhi karena nilai ACF berada pada interval 0,632. Gambar 7 Plot permukaan respon SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 449 ISBN : 979363174-0 Gambar 6 menunjukkan plot Chen, Chang, &Lin,2002; Snoeck, contour pengaruh suhu dan laju alir. Froment, & Fowles, 1997). Semakin Sedangkan plot permukaan respon tinggi suhu reaksi, maka semakin cepat dalam Gambar 7 menampilkan plot terjadinya deaktivasi. contour dalam tiga dimensi yang membentuk puncak optimum. Hasil penelitian diperoleh kondisi optimum proses untuk mendapatkan respon pada suhu 716°C dan laju alir CH4 118 mL/min dengan hasil konversi 52,93%. Hasil RSM menunjukkan suhu optimum yang mempengaruhi besarnya konversi metana adalah 716°C. Pada suhu 600oC besarnya konversi CH4 adalah 15,737% dan pada suhu 750oC sebesar 22,243%. Pertambahan suhu reaksi setelah 700oC akan menurunkan Pengaruh Variabel Proses Terhadap kualitas Respon Konversi Metana Kemurnian Suhu reaksi sangat berpengaruh pada terjadinya reaksi kimia. Laju reaksi kimia termasuk dekomposisi metana, akan H2 yang dan terbentuk. konversi CH4 mencapai nilai maksimal pada suhu 700oC yaitu 44,057 % dan 34,744%. (Wulan, 2011). dengan Variasi laju alir umpan diperlukan hingga karena kenaikan laju alir umpan akan tercapainya kondisi kesetimbangan. meningkatkan konversi CH4. Hal ini Hal disebabkan naiknya bertambah karbon temperatur ini terjadi dekomposisi reaksi karena reaksi metana merupakan endotermik sehingga peningkatan suhu mengakibatkan reaksi konversi semakin tinggi. spesifik adalah pembentukan bahwa laju reaksi karbon awal semakin tinggi namun juga semakin cepat turun seiring meningkatnya suhu antar peningkatan molekul reaktan. Namun, pada nilai laju alir tertentu, konversi akan cenderung konstan walaupun laju alir terus ditingkatkan karena Pengaruh suhu reaksi terhadap laju tumbukan adanya laju difusi eksternal telah mencapai maksimum. Produk karbon akan semakin bertambah dan konversi metana berkurang dengan peningkatan laju alir CH4 (Shuanglin Zhan, 2007). Peningkatan laju alir metana (F) (Sergei, 2004). Tetapi semakin tinggi dengan suhu, pembentukan karbon berlebih menunjukkan akan katalis pendeknya waktu kontak (W/F) akan terjadinya meningkatkan yield karbon. Naiknya laju enkapsulasi partikel katalis (Piao, Li, alir di antara 40 - 120 mL/menit akan menutupi sehingga permukaan menyebabkan berat katalis bahwa (W) tetap semakin SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 450 ISBN : 979363174-0 mendorong ke arah reaksi Ernawati atas kerja samanya selama ini. dekomposisi sehingga diperoleh CNT DAFTAR RUJUKAN lebih banyak (Wulan, 2011). [1] V.M.SIVAKUMAR,A.Z.ABDULLA H, A.R.MOHAMED, S.P.CHAI. 2010. KESIMPULAN Studies on Carbon Nanotube Synthesis Variabel suhu reaksi, waktu reaksi dan laju korelasi alir umpan terhadap mempunyai respon konversi via Methane CVD Process Using CoOx as Catalyst on Carbon Support. Journal of Nanomaterials and Biostructure metana secara signifikan, dengan nilai α (tingkat signifikansi) pada variabel [2] suhu reaksi 0,001 dan laju alir umpan Wulan, 0,002 (dengan convidence level 95%). Dekomposisi Metana Dengan Katalis Ni- Komposisi masing-masing Pembangun Dyah Praswasti. Kencana 2011. Reaksi Cu-Al Untuk Produksi Carbon Nanotube variabel pada proses dekomposisi : katalitik metana untuk mendapatkan Reaktor. Disertasi. Departemen Teknik konversi metana yang optimum adalah Kimia pada suhu 716°C, waktu reaksi 20 Indonesia menit dan laju alir umpan 118 mL/menit. Hasil komposisi masingmasing variabel pada konversi metana menunjukkan optimasi dengan bentuk kurva tiga dimensi yang memuncak (maksimum). [3] Kinetika Reaksi Fakultas Yuni dan Pemodelan Teknik Parinduri, Universitas Wilda. 2011. Pengaruh Kondisi Operasi Terhadap Pertumbuhan Nanokarbon Melalui Dekomposisi Katalitik Metana. Skripsi. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia [4] Muradov, Nazim. 2000. Termocatalytic CO2-Free Production of UCAPAN TERIMA KASIH Penulis kasih atas diberikan Hydrogen From Hydrocarbon Fuels. mengucapkan dukungan oleh Pengembangan dana Hibah Ilmu terima yang Kompetisi dan Journal of Proceedings of the 2000 Hydrogen Program Review, NREL/CP570-28890 [5] Furimsky, Edward. 2008. Pengetahuan Teknologi 2013. Penulis Carbons juga mengucapkan terima kasih pada Catalyst in Hydroprocessing. Canada: and Carbon-Supported IMAF GROUP SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 451 ISBN : 979363174-0 [6] Shuanglin Zhan, Yajun Tian, Yanbin Cui, Hao Wu, Yonggang [11] Nur PA.2006. Iriawan dan Septin, Mengolah data Statistik Wang, Shufeng Ye, Yunfa Chen. Dengan Mudah Menggunakan Minitab 2007. Effect Process Conditions on 14. ANDI OFFSET, Yogyakarta the Synthesis of Carbon Nanotubes by Catalytic Decomposition of Methane. [12] Momen, Awad A., Zachariadis, George, China Particuology; 213-219 N. Anthemidis, Aristidis & Stratis, John. 2006. Use of Fractional [7] Wahjudi, Aplikasi Factorial Design For Optimization of Untuk Digestioan Procedure Followed by Multi- Warna Minyak Element Determination of Essential and for Quality Non-Essential Elements in Nuts Using Improvement Fakultas Teknik Industri ICP-OES Technique. Statistics ; 77 : Universitas Kristen Petra 443-451 [8] [13] Metode Didik. Response Optimasi Kualitas Goreng. Surface Center Jarrah, Nabel. 2009. Studying Nuryanti dan Djati the Influence of Process Parameters Salimy.2008. on the Catalityc Carbon Nanofibers Respon dan Aplikasinya Pada Optimasi Formation Using Factorial Design. Eksperimen Kimia. Risalah Lokakarya Chemical engineering Journal 151: Komputasi dalam Sains dan Teknologi 367-371 Nuklir ; 373-391 [9] Jangan Ashok, Machiraju Akula Venugopal. Subrahmanyam, 2008. Hydrotalcite Structure Derived Ni-Cu-Al catalyst for the Production of H2 by CH4 Decomposition. Hydrogen Metode H Permukaan TANYA JAWAB Pemakalah : praswati PDK wulan Penanya : Wahyu Utomo Energy: 2704-2713 Pertanyaan: [10] I Suelves, M.J Lazaro, R. Moliner, B.M Corbella, J.M Palacios. 2005. Hydrogen Thermocatalitic Methane on Production by Apakah menggunakan Analisis Metode lain Decomposition of pada pemodelan ini? Ni-based Catalyst : Jawaban Influence of Operating Conditions on Catalyst Deactivation Characteristics. and Hydrogen Carbon Memakai Software Consol dan Consol Energy: faktorial dengan sistem blo 1555-1567 SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 452 ISBN : 979363174-0