BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Provinsi
Gorontalo. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan Kecamatan Telaga
merupakan salah satu daerah yang mengusahakan tanaman padi sawah di Kabupaten
Gorontalo. Penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu dari bulan Juni 2012 sampai
Juli 2012. Metode yang digunakan adalah metode survei. Data penelitian terdiri dari
data primer dan data sekunder.
3.2 Definisi Operasional Variabel
Untuk memudahkan dalam pengambilan data dan menyamakan persepsi dalam
penelitian ini, maka disusun konsep operasional sebagai berikut:
1. Produksi total usahatani padi sawah yaitu output total dari suatu sistem produksi
padi sawah atau yang dihasilkan dari penggunaan sejumlah tertentu sumber daya
dalam sistem produksi padi sawah per hektar selama satu musim tanam.
2. Biaya total (total cost) usahatani padi sawah adalah keseluruhan jumlah biaya
produksi yang dikeluarkan atau penjumlahan biaya tetap total dan biaya variabel
total (Rp) selama satu musim tanam yang dihitung per hektar
3. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak berubah mengikuti perubahan
keluaran usahatani padi sawah tersebut. Dalam jangka pendek petani tidak mampu
menghindari/mengubahnya bahkan apabila produksinya nol (Rp) dalam satu kali
muso tanam.
4. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang tergantung pada tingkat keluaran
selama satu musim tanam yang dipilih dengan yang terdiri dari biaya pengolahan
tanah, biaya tenaga kerja, biaya sarana produksi, biaya peralatan dan biaya pasca
panen per hektar (Rp).
15
5. Biaya produksi usahatani padi sawah adalah semua biaya yang dikeluarkan petani
padi sawah untuk produksi selama satu musim tanam atau satu kali proses
produksi padi sawah (Rp).
6. Penerimaan adalah perkalian antara produksi padi sawah yang diperoleh dengan
harga jual padi sawah (Rp).
7. Keuntungan dalam usahatani padi sawah adalah selisih antara penerimaan dan
semua biaya yang dikeluarkan dalam suatu usahatani padi sawah (Rp).
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari petani padi sawah. Data ini berupa hasil kuesioner dari
usahatani padi sawah di Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari BPS Kabupaten Gorontalo dan BPP Kecamatan Telaga
Kabupaten Gorontalo berupa data populasi petani serta berbagai terbitan atau
publikasi lain yang berkaitan dengan analisis biaya dan keuntungan padi sawah.
3.4 Teknik dan Penarikan Sampel
Penentuan sampel petani padi sawah menggunakan teknik area sampling.
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang diteliti atau sumber
data yang luas, misalnya dari suatu negara, provinsi, kotamadya, atau kabupaten
(Sugiono, 2002). Selanjutnya penentuan jumlah sampel menurut Umar dalam Irawati
(2009), yaitu menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :
N
n
16
=
1+ N e2
Dimana :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan
Populasi dalam penelitian ini adalah petani padi sawah di Kecamatan Telaga
Kabupaten Gorontalo. Jumlah petani di Kecamatan Telaga terdiri atas tujuh
kelompok tani, masing-masing tiga kelompok di Desa Dulohupa dan empat
kelompok di Desa Luhu. Jumlah populasi ini sebanyak 358 anggota petani padi
sawah yang terdapat di dua desa tersebut dimana 126 anggota di Desa Dulohupa dan
232 anggota di Desa Luhu. Keseluruhan anggota tersebut merupakan anggota yang
aktif pada usaha tani padi sawah di Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo (BPP
Kecamatan Telaga, 2011).
Berdasarkan rumus di atas, dan menggunakan tingkat presesi 90% atau taraf
nyata (tingkat kesalahan 10%), maka diperoleh jumlah sampel penelitian sebagai
berikut :
358
n =
1 + 358 (0,10)2
358
n =
1 + 358 (0,01)
358
n =
4,58
n = 78,16 = 79 sampel
Jadi jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 79 petani.
17
Menurut Nazir (2003), ukuran sampel yang diperoleh akan dialokasikan dengan
menggunakan rumus :
ni = fi . n
Dimana :
ni = sampel strata i
fi = jumlah sampel tiap barea dibagi jumlah seluruh populasi
n = jumlah sampel dari populasi
Adapun jumlah sampel di wilayah penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Populasi dan Sampel di Wilayah Penelitian
No
Kecamatan
Desa
Populasi
Sampel
1
Telaga
Dulohupa
126
28
Luhu
232
51
358
79
Jumlah
Sumber: BPP Kecamatan Telaga, 2011
Dari hasil Tabel 1. Menunjukkan bahwa jumlah sampel di setiap desa di
Kecamatan Telaga masing-masing adalah Desa Dulohupa 28 orang dan Desa Luhu 51
orang
3.5 Teknik Analisis Data
Dalam mencapai tujuan penelitian, data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan analisis usahatani yang terdiri dari biaya tetap, biaya variabel,
total biaya, pendapatan kotor, pendapatan bersih (keuntungan) usahatani dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
1) Biaya Tetap (fixed cost)
18
Menurut Soekartawi dalam Sitanggang (2002), biaya tetap adalah biaya yang
dikeluarkan tanpa mempengaruhi hasil produksi, seperti pajak lahan, penyusutan alat,
dan irigasi yang dinyatakan dalam rupiah. Cara menghitung biaya tetap (fixed cost)
adalah sebagai berikut:
n
TFC =
∑
X . Pxi
i=1
Dimana :
TFC
X
Px
n
= Biaya tetap (Fixed cost)
= Jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap
= Hasil input
= Macam input
1) Biaya variabel (variable cost)
Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang
mempengaruhi hasil produksi seperti biaya benih, obatan-obatan, tenaga kerja, dan
peralatan. Menurut Soekartawi dalam Sitanggang (2002), untuk menghitung biaya
variabel (variable cost) dapat digunakan rumus:
n
TVC =
∑
Bv
i =1
Dimana :
TVC = biaya tidak tetap (variable cost)
Bv = Biaya variabel dari setiap input
n
= Banyak input
2) Total biaya (total cost)
Menurut Rahim dan Hastuti (2007), total biaya atau total cost adalah jumlah dari
biaya tetap atau fixed cost dan biaya tidak tetap atau variable cost. Untuk menghitung
total biaya (total cost) dapat digunakan rumus:
19
TC=TFC+TVC
Dimana :
TC = Biaya total produksi padi
TFC = Biaya tetap total
TVC = Biaya variabel total
3) Pendapatan kotor
Menurut Soekartawi (1995), pendapatan kotor merupakan total nilai produksi
usahatani dalam jangka waktu tertentu dikali dengan harga jual. Untuk menghitung
pendapatan kotor (total revenue) dapat digunakan rumus:
TR = Y . Py
Di mana:
TR = total penerimaan (total revenue)
Py = Harga padi
y = produksi padi yang diperoleh dalam suatu usahatani
4) Pendapatan bersih (keuntungan)
Rahim dan Hastuti (2007) mengemukakan bahwa pendapatan bersih yaitu selisih
antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
Untuk menghitung pendapatan bersih dapat digunakan rumus:
π = TR – TC
Di mana:
π = Pendapatan bersih/keuntungan
TR = Total penerimaan (total revenue)
TC = Total biaya (total cost)
20
5) Analisis R/C Ratio
Rahim dan Hastuti (2007) mengemukakan analisis R/C Ratio merupakan
perbandingan (ratio atau nisba) antara penerimaan (revenue) dan biaya (cost).
Pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
R/C Ratio =
TR
TC
Dimana TR = Total Revenue ( total penerimaan )
TC = Total cost (biaya tetap)
Kriteria keputusan :
R/C > 1 : Usahatani padi sawah menguntungkan
R/C < 1 : Usahatani padi sawah rugi
R/C = 1 : Usahatani padi sawah impas (tidak untung dan tidak rugi)
21
Download