moral, etika dan akhlak

advertisement
AGAMA
MORAL, ETIKA DAN AKHLAK
AKHLAK
 Akhlaq merupakan bentuk jamak dari khulq artinya perangai,
tabiat, pekerti. Sedang secara terminologi akhlak adalah
kemampuan /kondisi jiwa yang merupakan sumber dari segala
kegiatanmanusia yang dilakukan secara spontan tanpa
pemikiran. Akhlaq terbentuk dari latihan dan praktek berulang
(pembiasaan). Sehingga jika sudahmenjadi akhlaq tidak mudah
dihapus
 Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu
isim mashdar (bentuk infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu,
ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi majid af'ala, yuf'ilu
if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan,
tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah
(peradaban yang baik) dan al-din (agama).
 Didalam al-quran banyak ditemukan ciri-ciri manusia yang
berima dan memiliki akhlak mulia.
1. Istiqamah atau konsekwan dalam pendirian (QS. Al
Ahqof:13),
2. Suka berbuat kebaikan (QS. Al Baqarah:112),
3. Memenuhi amanah dan berbuat adil (QS. An Nisa’:58),
4. Kreatif dan tawakkal (QS. Ali Imron:160),
5. Disiplin waktu dan produktif (QS.Al Ashr:1-4),
6. Melakukan sesuatu secara profesional dan harmonis (QS.
Al’Araf:31).
Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak:
• Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah
menjadi kepribadiannya.
• Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
• Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya
tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
• Dilakukan dengan sungguh-sungguh.
• Dilakukan dengan ikhlas
Faktor-faktor pembentuk akhlak
 A. Instinct (naluri)
1.
2.
3.
4.
5.
Nutritive instinct (auri maka sejak lahir)
Sexual istinct (naluri berjodoh)
Paternal instinct (naluri keibuan dan kebapakan)
Combative instinct (naluriberjuang)
Naluri bertuhan
B. Keturunan
1.
2.
3.
Memiliki keturunan pokok beberapa sifat dan pembawaan yang
bersamaan. Misal badan, perasaan, akal pikiran dan perasaan.
Menurunkan sifat-sifat manusia.
Menurunkan fisik ‘Azam (kemauan keras).
1. Akhlak terhadap Allah
1. Mentauhidkan Allah (QS. Al-Ihlas: 1-4)
2. Tidak berbuat musyrik pada Allah (QS. Luqman:
13)
3. Bertaqwa pada allah (QS. An Nisa’: 1)
4. Banyak berdzikir pada Allah (QS. Al-Ahzab: 4144)
5. Bertawakkal hanya pada Allah (QS. Ali Imron:
159)
2. Akhlak Terhadap Diri Sendiri
Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai,
menghormati, menyayangi, dan menjaga diri sendiri dengan sebaikbaiknya.
 Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil
daripengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang
menimpanya.
 Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang
tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk
ucapan dan perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah
dengan bacaan alhamdulillah
 Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang
dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk
menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri.
3. Akhlak kepada keluarga
Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkan kasih
sayang di antara anggota keluarga yang diungkapkan dalam
bentuk komunikasi. Akhlak kepada ibu bapak adalah berbuat
baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat
baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk
perbuatan antara lain :
• Menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima
kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut
• Mentaati perintah
• Meringankan beban, serta
• Menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi
berusaha.
4. Akhlak Terhadap Sesama Manusia
Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara, karena ia
berjasa dalam ikut serta mendewasakan kita dan merupakan orang
yang paling dekat dengan kita. Caranya dapat dilakukan dengan
memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan, dan
menghargainya.
A. Akhlak terpuji (Mahmudah)
1) Husnuzan
 Berasal dari lafal husnun (baik) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan
berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Hukum kepada Allah dan
rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada Allah dan Rasul-Nya antara
lain:
 Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul
Nya Adalah untuk kebaikan manusia.
 Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti
berakibat buruk.
 Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan).
2) Tawaduk
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang
merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah
takabur. Allah berfirman , Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya,
dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ”Wahai Tuhanku!
Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
pada waktu kecil.” (Q.S. Al Isra/17:24), menjelaskan perintah tawaduk
kepada kedua orang tua.
3) Tasamuh
Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai
sesama manusia. Allah berfirman, ”Untukmu agamamu, dan untukku
agamaku (Q.S.Alkafirun/109: 6), menjelaskan bahwa masing-masing
pihak bebas melaksanakan ajaran agama yang diyakini.
4) Ta’awun
Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu
dengansesama manusia. Allah berfirman, ”...dan tolong menolonglah
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong
menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan...”(Q.S. Al Maidah/5:2)
B.
Akhlak tercela (Mazmumah)
1) Hasad
Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau
cemburu melihat orang lain beruntung. Allah berfirman, ”Dan
janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah
kepada sebagian kamu atassebagian yang lain.(Karena) bagi laki-laki
ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan
(pun) ada bagian dari mereka usahakan.Mohonlah kepada Allah
sebagian dari karunia-Nya...” (Q.S. AnNisa/4:32)
2) Dendam
Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk
membalas kejahatan. Allah berfirman, ”Dan jika kamu membalas,
maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang
ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhlah
itulah yang terbaik bagi orang yang sabar” (Q.S. An Nahl/16:126)
3) Gibah dan Fitnah
 Membicarakan kejelekan yang dibicarakan tersebut memang
dilakukan orangnya dinamakan gibah. Sedangkan apabila
kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan
itu disebut fitnah. Allah berfirman, ”...dan janganlah ada diantara
kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Tentu kamu merasa jijik...” (Q.S. Al Hujurat/49:12).
4) Namimah
 Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau
perbuatan seseorang yang belum tentu benar kepada orang lain
dengan maksud terjadi perselisihan antara keduanya. Allah
berfirman, ”Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang
yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita maka
telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu
kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu
menyesali perbuatanmu itu.” (Q.S. Al Hujurat/49:6).
ETIKA
 Yunani ethos yang berarti: adat istiadat, Sebagai cabang
dari filsafat, maka etika berangkat dari kesimpulan logis dan
rasio guna untuk menetapkan ukuran yang sama dan
disepakati mengenai sesuatu perbuatan, apakah perbuatan
itu baik atau buruk, benar atau salah dan pantas atau tidak
pantas untuk dikerjakan.
 Etika dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari segala
soal kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup manusia
semuanya, teristimewa yang mengenal gerak-gerik fikiran
dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan
perasaan, sampai mengenal tujuannya yang dapat
merupakan perbuatan
 Etika dalam islam disebut akhlak. Berasal dari bahasa Arab alakhlak yang merupakan bentukjamakdari al-khuluq yang
berartibudipekerti, tabiat atau watak yang tercantum dalam alqur’an sebagai konsideran. (Pertimbangan yg menjadi dasar
penetapan keputusan,peraturan)
 “ Sesungguhnya engkau Muhammad berada di atas budi pekerti
yang agung”
 Istilah etika dalam ajaran Islam tidak sama dengan apa yang
diartikan oleh para ilmuan barat. Bila etika barat
sifatnya ”antroposentrik” (berkisar sekitar manusia), maka etika
islam bersipat ”teosentrik” (berkisar sekitar Tuhan). Dalam etika
Islam suatu perbuatan selalu dihubungkan dengan amal saleh atau
dosa dengan pahala atau siksa, dengan surga atau
neraka (Musnamar, 1986: 88)
etika berhubungan erat dengan empat hal:
a) Dilihat dari obyek formal (pembahasannya), etika berupaya
membahasperbuatan yang dilakukan manusia. Dan sebagai
obyek materialnyaadalah manusia.
b) Dilihat dari sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau
filsafat.Sebagai hasil pemikiran maka etika tidak bersifat mutlak,
absolut, danuniversa. Akan tetapi terbatas, dapat berubah,
memiliki kekurangan,kelebihan, dan sebagainya.
c) Dilihat dari fungsinya, etika berfungsi sebagi penilai, penentu
danpenetap terhadap suatu perbuatan yang dilakukan manusia,
yaituapakah perbuatan itu akan dinilai baik, buruk, mulia,
terhormat, hina dan sebagainya. dengan demikian etika lebih
berperan sebagikonseptor terhadap sejumlah perilaku yang
dilakukan manusia.
d) Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat
berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Butir-butir Etika Islam
Butir-butir etika Islam yang dapat diidentifkasikan, antara lain:
1.Tuhan merupakan sumber hukum dan sumber moral. Kedua hal tersebut
disampaikan berupa wahyu melalui para Nabi dan para Rasul,
dikodifikasikan ke dalam kitab-kitab suci Allah.
2.Sesuatu perbuatan adalah baik apabila sesuai dengan perintah Allah,
serta didasari atas niat baik.
3.Kebaikan adalah keindahan ahklak, sedangkan tanda-tanda dosa adalah
perasaan tidak enak, serta merasa tidak senang apabila perbuatanya
diketahui orang banyak.
4.Prikemanusiaan hendaknya berlaku bagi siapa saja, dimana saja, kapan
saja, bahkan dalam perang .
5.Anak wajib berbakti kepada orang tuanya (Musnamar, 1986: 89-93).
Etika Dibagi Atas Dua Macam
1. Etika deskriptif
 Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan
pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang
membudaya dalam kehidupan masyarakat.
2. Etika Normatif
 Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia
tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku.
Mengenai norma norma yang menuntun tingkah laku manusia
dalam kehidupan sehari hari.
 Etika dalam keseharian sering dipandang sama denga etiket,
padahal sebenarnya etika dan etiket merupakan dua hal yang
berbeda. Dimana etiket adalah suatu perbuatan yang harus
dilakukan. Sementa etika sendiri menegaskan bahwa suatu
perbuatan boleh atau tidak. Etiket juga terbatas pada pergaulan.
Di sisi yang lain etika tidak bergantung pada hadir tidaknya orang
lain.
Etika Memiliki Peranan Atau Fungsi Diantaranya Yaitu:
1. Dengan etika seseorang atau kelompok dapat
menegemukakan penilaian tentang perilaku manusia
2. Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi
seseorang atau kelompok dalam melakukan suatu tindakan
atau aktivitasnya sebagai mahasiswa
3. Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi
kesulitan moral yang kita hadapi sekarang.
4. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa
dalam menjalankan aktivitas kemahasiswaanya.
5. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun,
dan dengan etika kita bisa di cap sebagai orang baik di
dalam masyarakat.
Etika Dalam Penerapan Kehidupan Sehari-hari
1. Etika bergaul dengan orang lain
a) Hormati perasaan orang lain, tidak mencoba menghina
atau menilai mereka cacat.
b) Jaga dan perhatikanlah kondisi orang, kenalilah karakter
dan akhlaq mereka, lalu pergaulilah mereka, masing-masing
menurut apa yang sepantasnya.
c) Berbaik sangkalah kepada orang lain dan jangan mematamatai mereka.
d) Memaafkan kekeliruan mereka dan jangan mencari-cari
kesalahankesalahannya, dan tahanlah rasa benci terhadap
mereka.
2. Etika bertamu
a) Untuk orang yang mengundang:
 Jangan hanya mengundang orang-orang kaya untuk jamuan
dengan mengabaikan orang-orang fakir.
 Jangan anda membebani tamu untuk membantumu, karena hal
ini bertentangan dengan kewibawaan.
b) Bagi tamu:
 Hendaknya tidak membedakan antara undangan orang fakir
dengan undangan orang yang kaya, karena tidak memenuhi
undangan orang faqir itu merupakan pukulan (cambuk)
terhadap perasaannya.
 Bertamu tidak boleh lebih dari tiga hari, kecuali kalau tuan
rumah memaksa untuk tinggal lebih dari itu.
3. Etika di jalan
 Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu, tidak berlagak sombong
di saat berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau
mengalihkan wajah dari orang lain karena takabbur.
 Menyingkirkan gangguan dari jalan. Ini merupakan sedekah yang
karenanya seseorang bisa masuk surga.
 Menjawab salam orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal.
4. Etika makan dan minum
 Berupaya untuk mencari makanan yang halal.
 Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu
kotor, dan begitu juga setelah makan untuk menghilangkan bekas
makanan yang ada di tanganmu.
 Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman
yang ada, dan jangan sekali-kali mencelanya.
5. Etika berbicara
 Hendaknya pembicaraan selalu di dalam kebaikan..
 Menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun
kamu berada di fihak yang benar dan menjauhi perkataan
dusta sekalipun bercanda. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Aku adalah penjamin sebuah istana di
taman surga bagi siapa saja yang menghindari bertikaian
(perdebatan) sekalipun ia benar; dan (penjamin) istana di
tengah-tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan
dusta sekalipun bercanda". (HR. Abu Daud dan dinilai hasan
oleh Al-Albani). Tenang dalam berbicara dan tidak tergesagesa.
 Menghindari perkataan jorok (keji).
 Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna bagimu.
6. Etika bertetangga
 Menghormati tetangga dan berprilaku baik terhadap
mereka.
 Jangan kikir untuk memberikan nasihat dan saran kepada
mereka, dan seharusnya kita ajak mereka berbuat yang
ma`ruf dan mencegah yang munkar dengan
bijaksana (hikmah) dan nasihat baik tanpa maksud
menjatuhkan atau menjelek-jelekkan mereka.
 Hendaknya kita tidak mencari-cari kesalahan/kekeliruan
mereka dan jangan pula bahagia bila mereka keliru, bahkan
seharusnya kita tidak memandang kekeliruan dan kealpaan
mereka.
 Hendaknya kita sabar atas prilaku kurang baik mereka
terhadap kita.
7. Etika menjenguk orang sakit
a) Untuk orang yang berkunjung (menjenguk):
 Hendaknya tidak lama di dalam berkunjung, dan mencari waktu yang
tepat untuk berkunjung, dan hendaknya tidak menyusahkan si sakit,
bahkan berupaya untuk menghibur dan membahagiakannya.
 Mendo`akan semoga cepat sembuh, dibelaskasihi Allah, selamat dan
disehatkan.
 Mengingatkan si sakit untuk bersabar atas taqdir Allah SWT.
b) Untuk orang yang sakit:
 Hendaknya segera bertobat dan bersungguh-sungguh beramal shalih.
 Berbaik sangka kepada Allah, dan selalu mengingat bahwa ia
sesungguhnya adalah makhluk yang lemah di antara makhluk Allah
lainnya, dan bahwa sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak
membutuhkan untuk menyiksanya dan tidak mem-butuhkan ketaatannya.
 Hendaknya cepat meminta kehalalan atas kezhaliman-kezhaliman yang
dilakukan olehnya, dan segera mem-bayar/menunaikan hak-hak dan
kewajiban kepada pemi-liknya, dan menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya.
9. Etika Berbeda Pendapat
 menghindari sikap show (ingin tampil) dan membela diri
dan nafsu.
 Mengembalikan perkara yang diperselisihkan kepada
Kitab Al-Qur'an dan Sunnah.
 Berusaha sebisa mungkin untuk tidak mudah
menyalahkan orang lain, kecuali sesudah penelitian yang
dalam dan difikirkan secara matang.
 Sedapat mungkin menghindari permasalahanpermasalahan khilafiyah dan fitnah.
 Berpegang teguh dengan etika berdialog dan
menghindari perdebatan, bantah membantah dan kasar
menghadapi lawan.
10. Etika Berkomunikasi Lewat Telepon
 a) Hendaknya penelpon memulai pembicaraannya dengan ucapan
Assalamu’alaikum, karena dia adalah orang yang datang, maka
dari itu ia harus memulai pembicaraannya dengan salam dan juga
menutupnya dengan salam.
 b) Pilihlah waktu yang tepat untuk berhubungan via telepon,
karena manusia mempunyai kesibukan dan keperluan, dan
mereka juga mempunyai waktu tidur dan istirahat, waktu makan
dan bekerja.
 c) Jangan memperpanjang pembicaraan tanpa alasan, karena
khawatir orang yang sedang dihubungi itu sedang mempunyai
pekerjaan penting atau mempunyai janji dengan orang lain.
Macam-macam Etika
1
Etika Deskriptif
 Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia,
serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara
 apa adanya, suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya.
2.
Etika Normatif
 etika normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia
bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk sesuai dengan kaidah
atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
3.
Etika metaetika
 Merupakan sebuah cabang dari etika yang membahas dan menyelidiki serta
menetapkan arti dan makna istilah-istilah normatif yang diungkapkan lewat
pertanyaan-pertanyaan etis yang membenarkan atau menyalahkan suatu tindakan.
Istilah-istilah normatif yang sering mendapat perhatian khusus, antara lain keharusan,
baik, buruk, benar, salah, yang terpuji, tercela, yang adil, yang semestinya.
MORAL
 Secara bahasa moral berasal dari kata Latin “Mos” yang dalam
bentuk jamaknya “Mores” yang berarti juga adat atau cara hidup.
Moral dan etika sama artinya, tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada
sedikit perbedaan. Moral dan atau moralitas dipakai untuk perbuatan
yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem
nilai-nilai yang ada.
 moral juga merupakan istilah yang digunakan untuk memberikan
batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik
atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari
dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang dimaksudkan
adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik.
 Moral Islam
Lima Nilai Moral Islam dikenal pula sebagai Sepuluh Perintah
Tuhan versi Islam. Perintah-perintah ini tercantum dalam AlQur'an (surat Al-An'aam 6:150-153) di mana Allah
menyebutnya sebagai Jalan yang Lurus (Shirathal Mustaqim ):
1. Tauhid (Nilai Pembebasan)
2. Nikah (Nilai Keluarga)
3. Hayat (Nilai Kemanusiaan)
4. Adil (Nilai Keadilan)
5. Amanah (Nilai Kejujuran)
Persamaan dan Perbedaan Antara
Etika,Moral dan Akhlak
 Persamaan
Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, dan moral yang dapat dipaparkan sebagai
berikut:
 akhlak, etika, dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan,
tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik.
 akhlak, etika, moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar
martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas akhlak, etika,
moral seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas
kemanusiaannya.
 akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan
faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi
positif yang dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif
tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan,
mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu menerus,
berkesinambangan, dengan tingkat keajegan dan konsistensi yang tinggi.
Perbedaan
 Berikut ini adalah uraian mengenai segi-segi perbedaan yang
dimaksud:
 Akhlak merupakan istilah yang bersumber dari Al-Qur’an dan alSunnah. Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau
tidak layak suatu perbuatan, kelakuan, sifat, dan perangai dalam
akhlak bersifat universal dan bersumber dari ajaran Allah.
Sementara itu, etika merupakan filsafat nilai, pengetahuan
tentang nilai-nilai, dan kesusilaan tentang baik dan buruk. Jadi,
etika bersumber dari pemikiran yang mendalam dan renungan
filosofis, yang pada intinya bersumber dari akal sehat dan hati
nurani. Etika besifat temporer, sangat tergantung kepada aliran
filosofis yang menjadi pilihan orang-orang yang menganutnya.
Manfaat etika, moral dan akhlak
dalam kehidupan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Menjadikan insan yang lebih taqwa kepada Allah.
Dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Memperbaiki tingkah laku manusia untuk menjadi pribadi yang
baik.
Mengetahui dampak positif hidup rukun dalam kehidupan.
Memahami pentingnya arti persatuan di dalam kehudipan.
Menumbuhkan kesadaran pribadi untuk membentuk nuansa
kebersamaan dalam kehidupan sosial.
Dapat berperilaku mahmudah yaitu berakhlak terpuji dan
mampu mennghindari akhlak madzmumah.
THANK YOU
Download