departemen keuangan republik indonesia direktorat

advertisement
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER- 51 /PB/2008
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,
Menimbang
: a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 75 Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat,
ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan
laporan keuangan bagi entitas pelaporan dan pos-pos
tertentu yang memerlukan perlakuan khusus diatur dengan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan tentang Pedoman Penyusunan Laporan
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;
Mengingat
:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 05, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2007
tentang APBN Tahun Anggaran 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 133, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4778 );
6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.05/2007
tentang
Pengelolaan
Rekening
Milik
Kementerian
Negara/Lembaga/ Kantor/Satuan Kerja;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008
tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Badan Layanan Umum;
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007
tentang
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : P E R A T U R A N
DIREKTUR
JENDERAL
PERBENDAHARAAN
TENTANG
PEDOMAN
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN
NEGARA/LEMBAGA.
BAB I
PENDAHULUAN
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang
dimaksud dengan:
1) Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari
satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
2) Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna
anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib
menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan
keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
3) Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah
pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat.
4) Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dilaksanakan
oleh gubernur sebagai wakil pemerintah pusat yang
mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam
rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana
yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.
5) Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat
kepada daerah dan/atau desa atau sebutan lain dengan
kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan
pelaksanaannya kepada yang menugaskan.
6) Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari
APBN yang dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua
penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan
Tugas Pembantuan.
7) Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut BLU adalah
instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas,
yang
pengelolaan
keuangannya
diselenggarakan sesuai dengan peraturan pemerintah terkait.
BAB II
PELAPORAN KEUANGAN
Pasal 2
(1) Entitas
pelaporan
wajib
menyajikan
laporan
pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga (LKKL) dan menyampaikannya kepada
Menteri Keuangan.
(2) Entitas Akuntansi wajib menyampaikan laporan keuangan
selaku kuasa pengguna anggaran/barang secara periodik dan
berjenjang kepada entitas pelaporan.
(3) Entitas pelaporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
adalah sebagaimana tertera pada lampiran I Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
(4) Kementerian
Negara/Lembaga
membentuk
struktur
organisasi akuntansi sebagaimana tertera pada lampiran II
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
(5) Entitas pelaporan dan entitas akuntansi pada kementerian
negara/lembaga menyusun laporan keuangan menurut tata
cara sebagaimana diatur pada lampiran III Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan ini.
(6) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
merupakan hasil penggabungan laporan keuangan yang
berasal dari entitas akuntansi di lingkungan kementerian
negara/lembaga termasuk entitas akuntansi Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang menerima dana
dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan.
(7) Tata cara penyajian Laporan Keuangan Bagian Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan (BA 062 dan 069) diatur
dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
tersendiri.
Pasal 3
(1) Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai pengguna Barang Milik
Negara
(BMN)
wajib
menyajikan
laporan
pertanggungjawaban berupa Laporan Barang Pengguna
Semester/Tahunan.
(2) Penyusunan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pada kementerian negara/lembaga diatur dalam lampiran III
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
Pasal 4
(1) Dalam penyusunan laporan keuangan, kementerian
negara/lembaga wajib membentuk dan menunjuk unit
akuntansi keuangan/barang milik negara dengan ketentuan:
a) Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Kuasa
Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B) pada tingkat
satuan kerja penerima Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) atau dokumen anggaran lain yang
dipersamakan;
b) Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Pembantu
Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/B-W) pada
tingkat Kantor Wilayah;
c) Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Pembantu
Pengguna Anggaran/Barang Eselon 1 (UAPPA/B-E1)
pada tingkat Eselon 1;
d) Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Pengguna
Anggaran/Barang (UAPA/B) pada tingkat kementerian
negara/lembaga.
(2) Kementerian negara/lembaga yang mempunyai unit vertikal
di daerah tetapi tidak mempunyai Kantor Wilayah wajib
membentuk UAPPA/B-W dengan menunjuk salah satu
satuan kerja di wilayah sebagai UAPPA/B-W;
(3) Kementerian negara/lembaga menetapkan dinas provinsi/
kota/kabupaten sebagai UAPPA/B-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan atas usulan Kepala Daerah;
(4) Kepala Daerah bersama-sama dengan Kepala Kantor
Wilayah Ditjen Perbendaharaan menunjuk dan menetapkan
Koordinator UAPPA/B-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.
BAB III
DOKUMEN SUMBER PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Pasal 5
(1) Dokumen sumber yang diproses dalam penyusunan Laporan
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga adalah dokumen
sumber tahun anggaran berjalan sampai dengan 31
Desember.
(2) Dokumen sumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikecualikan dalam pencatatan saldo awal BMN.
Pasal 6
Dokumen sumber yang diproses dalam penyusunan Laporan
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga diatur dalam lampiran
III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
BAB IV
REKONSILIASI DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
Pasal 7
(1) Dalam
penyajian
Laporan
Keuangan
kementerian
negara/lembaga wajib melakukan rekonsiliasi dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) Rekonsiliasi Laporan Keuangan tingkat UAKPA dilakukan
dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN) setiap bulan;
b) Rekonsiliasi Laporan Keuangan tingkat UAPPA-W
dilakukan dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan setiap triwulan;
c) Rekonsiliasi Laporan Keuangan tingkat UAPPA-E1
dilakukan dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap
semester.
d) Rekonsiliasi Laporan Keuangan tingkat UAPA dilakukan
dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q.
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap
semester;
(2) Pedoman rekonsiliasi laporan barang diatur lebih lanjut
dengan
peraturan
bersama
Direktur
Jenderal
Perbendaharaan dan Direktur Jenderal Kekayaan Negara.
Pasal 8
(1) Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga terdiri dari:
a) Laporan Realisasi Anggaran;
b) Neraca;
c) Catatan atas Laporan Keuangan.
(2) Laporan Barang sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat
(1) disajikan sebagai lampiran Catatan atas Laporan
Keuangan.
(3) Sistematika dan contoh format penyajian laporan keuangan
ditetapkan dalam lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini.
(4) Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) wajib
dikonsolidasikan dengan Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga.
(5) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan unit organisasi
lainnya yang bukan merupakan Bagian Anggaran, yang
menggunakan dan atau memanfaatkan barang milik negara
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan,
wajib
menyampaikan laporan barang tersebut kepada Menteri
Keuangan.
BAB V
REVIU DAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN
Pasal 9
(1) Laporan
Keuangan
Kementerian
Negara/Lembaga
semesteran dan tahunan wajib direviu
oleh aparat
pengawasan intern kementerian negara/lembaga sebelum
disampaikan kepada Menteri Keuangan.
(2) Reviu dilaksanakan secara paralel dengan pelaksanaan
anggaran dan penyusunan laporan keuangan kementerian
negara/lembaga.
(3) Pelaksanaan reviu oleh aparat pengawas intern mengacu
kepada Peraturan Dirjen Perbendaharaan tentang Pedoman
Reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
Pasal 10
(1) Laporan
Keuangan
Kementerian
Negara/Lembaga
semesteran dan tahunan wajib disertai Pernyataan Tanggung
Jawab yang ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga.
(2) Laporan Keuangan Tingkat Eselon 1 semesteran dan
tahunan wajib disertai Pernyataan Tanggung Jawab yang
ditandatangani oleh Pimpinan Eselon 1.
(3) Laporan Keuangan Tingkat Wilayah semesteran dan tahunan
wajib disertai Pernyataan Tanggung Jawab yang
ditandatangani oleh Kepala Kantor/Koordinator Wilayah.
(4) Laporan Keuangan Tingkat Satuan Kerja semesteran dan
tahunan wajib disertai Pernyataan Tanggung Jawab yang
ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja.
Pasal 11
(1) Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga Tahunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sudah disampaikan ke
Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan
pada tanggal terakhir bulan Februari setelah tahun anggaran
berakhir, sesuai dengan lampiran V Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan ini.
(2) Laporan Barang Pengguna Tahunan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 sudah diterima oleh Menteri Keuangan c.q.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara selambat-lambatnya
tanggal 15 Februari setelah tahun anggaran berakhir, sesuai
dengan lampiran V
Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini.
Pasal 12
Kementerian Negara/Lembaga harus mengungkapkan dalam
Laporan Keuangannya:
a) Temuan BPK dan tindak lanjut atas temuan dimaksud dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
b) Rekening pemerintah yang dikelola.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
Entitas Pelaporan yang memerlukan perlakuan khusus dalam
penyusunan laporan keuangan akan diatur secara terpisah
dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan dan mempunyai daya laku surut
terhitung sejak tanggal 1 Januari 2008.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 20 November 2008
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR:
PER-51/PB/2008
TENTANG
PEDOMAN
PENYUSUNAN
LAPORAN
KEUANGAN
KEMENTERIAN
NEGARA/LEMBAGA
ENTITAS PELAPORAN
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
Kode
Uraian Bagian Anggaran
BA
001
Majelis Permusyawaratan Rakyat
002
Dewan Perwakilan Rakyat
004
Badan Pemeriksa Keuangan
005
Mahkamah Agung
006
Kejaksaan Agung
007
Sekretariat Negara
010
Departemen Dalam Negeri
011
Departemen Luar Negeri
012
Departemen Pertahanan
013
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
015
Departemen Keuangan
018
Departemen Pertanian
019
Departemen Perindustrian
020
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
022
Departemen Perhubungan
023
Departemen Pendidikan Nasional
024
Departemen Kesehatan
025
Departemen Agama
026
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
027
Departemen Sosial
029
Departemen Kehutanan
032
Departemen Kelautan dan Perikanan
033
Departemen Pekerjaan Umum
034
Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
035
Menko Bidang Perekonomian
036
Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat
040
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
041
Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara
042
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
043
Kementerian Negara Lingkungan Hidup
044
Kementerian Negara Koperasi dan UKM
047
Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan
048
Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
050
Badan Intelijen Negara
051
Lembaga Sandi Negara
052
Dewan Ketahanan Nasional
054
Badan Pusat Statistik
055
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS
056 Badan Pertanahan Nasional
057 Perpustakaan Nasional
Entitas Pelaporan - Halaman I.1
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR:
PER-51/PB/2008
TENTANG
PEDOMAN
PENYUSUNAN
LAPORAN
KEUANGAN
KEMENTERIAN
NEGARA/LEMBAGA
No.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
Kode
BA
059
060
061*
062*
063
064
065
066
067
068
069*
070*
071*
074
075
076
077
078
079
080
081
082
083
084
085
086
087
088
089
090
091
092
093
094
095
096*
097*
098*
099*
100
101*
102*
103
104
105
Uraian Bagian Anggaran
Departemen Komunikasi dan Informatika
Kepolisian Negara Republik Indonesia
Cicilan Bunga Utang
Subsidi dan Transfer
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Lembaga Ketahanan Nasional
Badan Koordinasi Penanaman Modal
Badan Narkotika Nasional
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
Belanja Lain-Lain
Dana Perimbangan
Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
Badan Meteorologi dan Geofisika
Komisi Pemilihan Umum
Mahkamah Konstitusi
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional
Badan Standardisasi Nasional
Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Lembaga Administrasi Negara
Arsip Nasional Republik Indonesia
Badan Kepegawaian Negara
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Departemen Perdagangan
Kementerian Negara Perumahan Rakyat
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
Komisi Pemberantasan Korupsi
Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias
Dewan Perwakilan Daerah
Pembayaran Cicilan Pokok Hutang Luar Negeri
Pembayaran Cicilan Pokok Hutang Dalam Negeri
Penerusan Pinjaman
Penyertaan Modal Negara
Komisi Yudisial
Penerusan Pinjaman Sebagai Hibah
Penerusan Hibah
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo
* Tata Cara Pelaporan Keuangan atas Bagian Anggaran ini tidak diatur dalam Perdirjen ini
Entitas Pelaporan - Halaman I.2
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR:
PER-51/PB/2008
TENTANG
PEDOMAN
PENYUSUNAN
LAPORAN
KEUANGAN
KEMENTERIAN
NEGARA/LEMBAGA
Unit organisasi lainnya yang bukan merupakan Bagian Anggaran, tetapi mengelola
dana APBN/menggunakan dan atau memanfaatkan barang milik negara
berdasarkan peraturan perundang-undangan adalah entitas pelaporan, antara lain :
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam
Otorita Pengembangan Daerah Industri Sabang
Badan Pengelola Gelora Bung Karno
Badan Pengelola Kompleks Kemayoran
Badan Pengelola Kegiatan Hulu Migas
Lembaga Penyiaran Publik RRI
Lembaga Penyiaran Publik TVRI
Perguruan Tinggi Negeri yang berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN)
Unit Organisasi lainnya
Entitas Pelaporan - Halaman I.3
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR:PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
STRUKTUR ORGANISASI
UNIT AKUNTANSI PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
I. PENDAHULUAN
Dalam pelaksanaan anggaran, setiap kementerian negara/lembaga selaku pengguna
anggaran/barang menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan yang meliputi
transaksi pendapatan, belanja, aset, utang, dan ekuitas dana, yang berada dalam tanggung
jawabnya.
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang menetapkan
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Negara.
A. Unit Akuntansi
Dalam pelaksanaan sistem akuntansi, kementerian negara/lembaga wajib membentuk unit
akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang.
A.1. Unit akuntansi keuangan terdiri dari :
•
Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA)
•
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1)
•
Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
•
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)
•
Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA).
A.2. Unit akuntansi barang terdiri dari :
•
Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB)
•
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I (UAPPB-E1)
•
Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W)
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
•
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W)
•
Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) .
B. Penanggung jawab Unit Akuntansi Keuangan/Barang
B.1. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang (UAPA/B)
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 1
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
UAPA/B merupakan unit akuntansi
pada tingkat kementerian negara/lembaga
(pengguna anggaran/barang), penanggungjawabnya adalah Menteri/Pimpinan
Lembaga.
B.2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Eselon I (UAPPA/B-E1)
UAPPA/B-E1 merupakan unit akuntansi
pada tingkat eselon I, penanggung
jawabnya adalah pejabat eselon I.
B.3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/B-W)
B.3.1. UAPPA/B-W merupakan unit akuntansi pada tingkat wilayah yang
melakukan pengabungan laporan keuangan seluruh UAKPA/B instansi
vertikal kementerian negara/lembaga di wilayahnya. UAPPA/B W dibentuk
dengan menunjuk dan menetapkan kantor wilayah atau satuan kerja
sebagai UAPPA/B-W. Penanggungjawab
UAPPA/B W adalah Kepala
Kantor Wilayah atau Kepala satuan kerja yang ditetapkan sebagai
UAPPA/B-W.
B.3.2 Koordinator UAPPA/B Wilayah Dekonsentrasi merupakan unit akuntansi
pada tingkat wilayah yang melakukan pengabungan laporan keuangan
seluruh
UAPPA-W/UAPPB-W
Dekonsentrasi
di
wilayahnya,
penanggungjawabnya adalah Gubernur.
B.3.3. UAPPA/B Wilayah Dekonsentrasi merupakan unit akuntansi pada tingkat
wilayah yang melakukan pengabungan laporan keuangan seluruh UAKPA/B
Dekonsentrasi yang berada di bawahnya. Setiap dinas pada pemerintah
provinsi yang menerima alokasi dana dekonsentrasi ditunjuk dan ditetapkan
sebagai UAPPA/B-W. Penanggungjawab UAPPA/B Wilayah adalah Kepala
Dinas Pemerintah Provinsi sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh
pemerintah melalui kementerian negara/lembaga.
B.3.4 Koordinator UAPPA/B
Wilayah Tugas Pembantuan
merupakan unit
akuntansi pada tingkat wilayah yang melakukan pengabungan laporan
keuangan seluruh UAPPA-W/UAPPB-W Tugas Pembantuan di wilayahnya,
penanggungjawabnya adalah Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota).
B.3.5. UAPPA/B Wilayah Tugas Pembantuan merupakan unit akuntansi pada
tingkat wilayah yang melakukan pengabungan laporan keuangan seluruh
UAKPA/UAKPB Tugas Pembantuan yang berada di bawahnya. Setiap
Dinas pada pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota yang menerima
alokasi dana Tugas Pembantuan ditunjuk dan ditetapkan sebagai UAPPA/B
Wilayah Tugas Pembantuan. Penanggungjawab UAPPA/B W Tugas
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 2
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Pembantuan
adalah
Kepala
Dinas
Pemerintah
Daerah
(provinsi/kabupaten/kota) sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh
pemerintah melalui kementerian negara/lembaga.
B.4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B) .
UAKPA/B merupakan unit akuntansi pada tingkat satuan kerja (kuasa pengguna
anggaran/barang) yang memiliki wewenang menguasai anggaran/barang sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Penanggung jawab UAKPA/B adalah Kepala
Satuan
Kerja.
Untuk
UAKPA/B
Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan
penanggungjawabnya adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
C. Struktur Organisasi Unit Akuntansi
Dengan adanya pembentukan dan penunjukan unit akuntansi keuangan maupun barang,
diperlukan adanya struktur organisasi Unit Akuntansi. Pencantuman struktur organisasi
dalam Peraturan Direktur Jenderal ini merupakan pedoman bagi Kementerian
Negara/Lembaga dalam pembentukan dan penunjukan unit akuntansi. Pembentukan
struktur organisasi unit akuntansi disesuaikan dengan struktur organisasi pada
kementerian negara/lembaga atau pemerintah daerah (dana dekonsentrasi dan tugas
pembantuan).
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini hanya dicantumkan struktur
organisasi unit akuntansi keuangan sedangkan untuk unit akuntansi barang telah diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan No.171/PMK.05/2007.
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 3
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur organisasi Unit Akuntansi Keuangan adalah sebagai berikut :
C. 1.
Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA)
MENTERI /PIMPINAN LEMBAGA
PEJABAT ESELON I YANG
MEMBIDANGI KESEKRETARIATAN/
PEJABAT YANG DITUNJUK
KEPALA BIRO YANG MEMBIDANGI
KEUANGAN/
PEJABAT YANG DITUNJUK
KABAG. KEUANGAN/KABAG.
VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/
PEJABAT YANG MEMBIDANGI
KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN
AKUNTANSI/
PEJABAT YANG DITUNJUK
KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI YANG
MEMBIDANGI KEUANGAN/
VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/
PEJABAT YANG DITUNJUK
PETUGAS
KOMPUTER
PETUGAS
AKUNTANSI/
VERIFIKASI
Keterangan:
Penanggung Jawab
Petugas Akuntansi Keuangan
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 4
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
C.2.
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1)
PEJABAT ESELON I
(DIRJEN/KA.BADAN)/
PEJABAT YANG
DITUNJUK
SEKRETARIS ESELON I
(SEKDITJEN/SEKBAN)/
PEJABAT YANG DITUNJUK
KABAG. KEUANGAN/KABAG.
VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/
PEJABAT YANG MEMBIDANGI
KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN
AKUNTANSI/PEJABAT YANG
DITUNJUK
KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI YANG
MEMBIDANGI KEUANGAN/
VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/
PEJABAT YANG DITUNJUK
PETUGAS
KOMPUTER
PETUGAS
AKUNTANSI/
VERIFIKASI
Keterangan:
Penanggung Jawab
Petugas Akuntansi Keuangan
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 5
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
C.3.
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – Wilayah (UAPPA-W)
KEPALA KANTOR WILAYAH/
KEPALA SATUAN KERJA YANG
DITETAPKAN
KABAG. KEUANGAN/ KABAG.
VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/
PEJABAT YANG MEMBIDANGI
KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN
AKUNTANSI/
PEJABAT YANG DITUNJUK
KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI
YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/
VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/
PEJABAT YANG DITUNJUK
PETUGAS
AKUNTANSI/
VERIFIKASI
PETUGAS
KOMPUTER
Keterangan:
Penanggung Jawab
Petugas Akuntansi Keuangan
Pada tingkat wilayah, kementerian negara/lembaga menunjuk dan menetapkan satuan kerja
sebagai UAPPA-W /UAPPB-W untuk unit vertikal instansi yang berada di wilayah/provinsi.
Struktur organisasi unit akuntansi untuk satuan kerja yang ditunjuk sebagai UAPPA-W/ UAPPB-W
disesuaikan dengan struktur organisasi kementerian negara/lembaga.
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 6
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
C. 4.
Koordinator
Unit
Akuntansi
Pembantu
Dekonsentrasi (UAPPA-W Dekonsentrasi)
Pengguna
Anggaran–Wilayah
GUBERNUR
PEJABAT ESELON I YANG
MEMBIDANGI KEUANGAN/
PEJABAT YANG DITUNJUK
PEJABAT ESELON II YANG
MEMBIDANGI KEUANGAN/
PEJABAT YANG DITUNJUK
PEJABAT ESELON III
KABAG. KEUANGAN/ KABAG.
VERIFIKASI DAN
AKUNTANSI/PEJABAT YANG
MEMBIDANGI KEUANGAN/
VERIFIKASI DAN
AKUNTANSI/PEJABAT YANG
DITUNJUK
KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI
YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/
VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/
PEJABAT YANG DITUNJUK
PETUGAS
AKUNTANSI/
VERIFIKASI
PETUGAS
KOMPUTER
Keterangan:
Penanggung Jawab
Petugas Akuntansi Keuangan
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 7
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
C. 5.
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – Wilayah Dekonsentrasi (UAPPAW Dekonsentrasi)
GUBERNUR
SEBAGAI
KOORDINATOR
KEPALA DINAS PROVINSI
KABIRO. KEUANGAN/
PEJABAT YANG
MEMBIDANGI KEUANGAN/
PEJABAT YANG DITUNJUK
KABAG. KEUANGAN/ KABAG.
VERIFIKASI DAN
AKUNTANSI/PEJABAT YANG
MEMBIDANGI KEUANGAN/
VERIFIKASI DAN
AKUNTANSI/PEJABAT YANG
DITUNJUK
KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI
YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/
VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/
PEJABAT YANG DITUNJUK
PETUGAS
AKUNTANSI/
VERIFIKASI
PETUGAS
KOMPUTER
Keterangan:
Penanggung Jawab
Petugas Akuntansi Keuangan
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 8
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
C. 6.
Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran–Wilayah Tugas
Pembantuan (UAPPA-W Tugas Pembantuan)
KEPALA DAERAH
(GUBERNUR/BUPATI/
WALIKOTA)
PEJABAT ESELON I YANG
MEMBIDANGI KEUANGAN/
PEJABAT YANG DITUNJUK
PEJABAT ESELON II YANG
MEMBIDANGI KEUANGAN/
PEJABAT YANG DITUNJUK
PEJABAT ESELON III
KABAG. KEUANGAN/ KABAG.
VERIFIKASI DAN
AKUNTANSI/PEJABAT YANG
MEMBIDANGI KEUANGAN/
VERIFIKASI DAN
AKUNTANSI/PEJABAT YANG
DITUNJUK
KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI
YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/
VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/
PEJABAT YANG DITUNJUK
PETUGAS
AKUNTANSI/
VERIFIKASI
PETUGAS
KOMPUTER
Keterangan:
Penanggung Jawab
Petugas Akuntansi Keuangan
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 9
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
C.7.
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – Wilayah Tugas Pembantuan
(UAPPA-W TP) pada tingkat Kabupaten/Kota
KEPALA DINAS
PEMERINTAH DAERAH
(PROVINSI/KABUPATEN/
KOTA)
KABAG. KEUANGAN/
PEJABAT YANG MEMBIDANGI
KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN
AKUNTANSI/
PEJABAT YANG DITUNJUK
KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI
YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/
VERIFIKASI DAN AKUNTANSI
/PEJABAT YANG DITUNJUK
PETUGAS
AKUNTANSI/
VERIFIKASI
PETUGAS
KOMPUTER
Keterangan:
Penanggung Jawab
Petugas Akuntansi Keuangan
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 10
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
C.8. Unit Akuntansi Kuasa
Pengguna Anggaran Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
(UAKPA DK/UAKPA TP)
KEPALA SATUAN KERJA/
KEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT
DAERAH (SKPD)
KASUBAG.TU/PEJABAT YANG
MENANGANI KEUANGAN/ VERIFIKASI
DAN AKUNTANSI/
PEJABAT YANG DITUNJUK
PETUGAS
AKUNTANSI/
VERIFIKASI
PETUGAS
PEREKAMAN
KOMPUTER
Keterangan:
Penanggung Jawab
Petugas Akuntansi Keuangan
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 11
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
D.
Tugas dan Fungsi Unit Akuntansi Keuangan
D.1. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA)
Tugas pokok penanggung jawab UAPA adalah menyelenggarakan akuntansi
keuangan pada tingkat kementerian negara/lembaga dengan fungsi sebagai berikut:
•
Menyelenggarakan akuntansi keuangan,
•
Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,
•
Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPA melaksanakan kegiatan
sebagaimana uraian di bawah ini.
D.1.a. Penanggung jawab UAPA
D.1.a.1.)
•
Menteri/Pimpinan Lembaga melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
Membina dan mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi
keuangan di lingkup kementerian negara/lembaga;
•
Membina dan memantau pelaksanaan akuntansi pada pengguna anggaran,
sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang diperlukan;
•
Menetapkan organisasi UAPA sebagai pelaksana Sistem Akuntansi
Keuangan;
•
Membina pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup kementerian
negara/lembaga;
•
Menandatangani Pernyataan Tanggung Jawab;;
•
Menyampaikan laporan keuangan semesteran dan tahunan ke Menteri
Keuangan
c.q.
Direktur
Jenderal
Perbendaharaan
sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran;
•
Menandatangani
Laporan
Keuangan
Kementerian
Negara/Lembaga
semesteran dan tahunan yang akan disampaikan ke Menteri Keuangan.
D.1.a.2.)
Pejabat eselon I dan/atau kepala biro yang membidangi keuangan/pejabat
yang ditunjuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
•
Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di
lingkup kementerian negara/lembaga;
•
Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana
yang diperlukan;
•
Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang
telah ditetapkan;
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 12
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan dengan
UAPPA-E1 dan Tim Bimbingan Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
•
Menyetujui Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang akan
disampaikan ke Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan
sebelum ditandatangani menteri/pimpinan lembaga.
D.1.a.3.)
Kepala Bagian Keuangan/Verifikasi dan Akuntansi atau Kepala Subbagian
Keuangan/Verifikasi
dan
Akuntansi
keuangan/verifikasi
dan
akuntansi
atau
pejabat
atau
yang
pejabat
membidangi
yang
ditunjuk,
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
•
Melaksanakan
sistem
akuntansi
keuangan
di
lingkup
kementerian
negara/lembaga;
•
Menyiapkan usulan struktur organisasi dan uraian tugas seluruh unit
akuntansi di tingkat pusat maupun daerah;
•
Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang diperlukan;
•
Memantau
pelaksanaan
sistem
akuntansi
keuangan
pada
unit-unit
akuntansi di lingkup kementerian negara/lembaga;
•
Memberikan petunjuk kepada unit-unit akuntansi di tingkat pusat maupun
daerah tentang hubungan kerja, sumber daya manusia, sumber dana,
sarana dan prasarana serta hal-hal administratif lainnya;
•
Melakukan
supervisi/pembinaan
atas
pelaksanaan
sistem
akuntansi
keuangan pada unit-unit akuntansi di lingkup kementerian negara/lembaga;
•
Meneliti
dan
menganalisis
Laporan
Keuangan
Kementerian
Negara/Lembaga yang akan didistribusikan;
•
Mengkoordinasikan pembuatan laporan kegiatan dan pendistribusiannya;
•
Mengevaluasi hasil kerja petugas akuntansi;
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan
Barang dengan Laporan Keuangan;
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap
semester;
•
Menyampaikan Laporan Keuangan UAPA dan ADK ke Menteri Keuangan
c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan yang telah ditandatangani oleh
menteri/pimpinan lembaga.
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 13
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
D.1.b. Petugas akuntansi keuangan
Petugas
akuntansi
pada
tingkat
UAPA
yang
terdiri
dari
Petugas
Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer melaksanakan kegiatan sebagai
berikut:
•
Memelihara laporan keuangan dari UAPPA-E1;
•
Menerima dan memverifikasi ADK dari UAPPA-E1;
•
Melaksanakan rekonsiliasi internal antara Laporan Keuangan dengan
Laporan Barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta
melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;
•
Melaksanakan rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q.
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan serta melakukan koreksi
apabila ditemukan kesalahan;
•
Menyusun laporan keuangan semesteran dan tahunan tingkat UAPA
berdasarkan penggabungan laporan keuangan dan ADK UAPPA-E1;
•
Meneliti dan menganalisis laporan keuangan semesteran dan tahunan
tingkat UAPA untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan;
•
Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab;
•
Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPA;
•
Menyimpan ADK dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun
anggaran.
D.2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1)
Tugas pokok penanggung jawab UAPPA-E1 adalah menyelenggarakan akuntansi
keuangan pada tingkat Eselon I dengan fungsi sebagai berikut:
•
Menyelenggarakan akuntansi keuangan,
•
Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,
•
Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPPA-E1 melaksanakan kegiatan
sebagaimana uraian di bawah ini.
D.2.a. Penanggung jawab UAPPA-E1
D.2.a.1.)
Direktur Jenderal/Kepala Badan/Pejabat yang ditunjuk melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
•
Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di
lingkup Eselon I;
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 14
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
•
Mengkoordinasikan penyiapan organisasi UAPPA-E1 sebagai pelaksana
Sistem Akuntansi Keuangan;
•
Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana
yang diperlukan;
•
Menetapkan organisasi UAPPA-E1 sebagai pelaksana sistem akuntansi
keuangan di lingkup Eselon I;
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan dan monitoring pelaksanaan
sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-E1;
•
Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang
telah ditetapkan;
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan dengan
UAPPA-E1 dan Tim Bimbingan Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
•
Menandatangani laporan keuangan dan Pernyataan Tanggung Jawab
tingkat UAPPA-E1 yang akan disampaikan ke Menteri/Pimpinan Lembaga;
•
Menyampaikan
laporan
keuangan
UAPPA-E1
ke
Menteri/Pimpinan
Lembaga sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.
D.2.a.2.)
Sekretaris Direktorat Jenderal/Sekretaris Badan/Pejabat yang ditunjuk
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
•
Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup
Eselon I;
•
Menyiapkan konsep penempatan pejabat/petugas pada organisasi UAPPAE1;
•
Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang diperlukan;
•
Memonitor kegiatan proses akuntansi di tingkat UAPPA-E1;
•
Menyetujui laporan keuangan tingkat eselon I yang akan disampaikan ke
UAPA, sebelum ditandatangani Dirjen/Kepala Badan/pejabat eselon I.
D.2.a.3.)
Kepala Bagian dan/atau Kepala Subbagian Keuangan/Verifikasi dan
Akuntansi/pejabat
yang
membidangi
keuangan/verifikasi
dan
akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
•
Melaksanakan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah
ditetapkan;
•
Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para pajabat/petugas yang
terlibat dalam pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
•
Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi
keuangan di lingkup UAPPA-E1;
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 15
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
•
Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar
sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan
Barang dengan Laporan Keuangan;
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan jika
dianggap perlu;
•
Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan UAPPA-E1 yang akan
didistribusikan;
•
Menyampaikan Laporan Keuangan UAPPA-E1 setelah ditandatangani
Dirjen/Kepala Badan/pejabat eselon I dan ADK ke UAPA.
D.2.b. Petugas akuntansi keuangan
Petugas akuntansi pada tingkat UAPPA-E1 yang terdiri dari Petugas
Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer melaksanakan kegiatan sebagai
berikut:
•
Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAPPA-W dan/atau UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
dan/atau UAKPA
Pusat
dan/atau
UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
•
Menerima dan memverifikasi ADK dari UAPPA-W dan/atau UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
dan/atau UAKPA
Pusat
dan/atau
UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
•
Melaksanakan rekonsiliasi internal antara Laporan Keuangan dengan
Laporan Barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta
melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;
•
Melaksanakan rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q.
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan serta melakukan koreksi
apabila ditemukan kesalahan;
•
Menyusun laporan keuangan triwulanan, semesteran, dan tahunan tingkat
UAPPA-E1 berdasarkan penggabungan laporan keuangan dan ADK dari
UAPPA-W dan/atau UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan/atau
UAKPA Pusat;
•
Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab;
•
Melakukan analisis untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan;
•
Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPPA-E1;
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 16
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
•
Menyimpan ADK dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun
anggaran.
D.3.
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)
Tugas pokok penanggung jawab UAPPA-W adalah menyelenggarakan akuntansi
keuangan pada tingkat Kantor Wilayah atau Unit Kerja yang ditetapkan sebagai
UAPPA-W dengan fungsi sebagai berikut:
•
Menyelenggarakan akuntansi keuangan,
•
Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,
•
Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPPA-W melaksanakan kegiatan
sebagaimana uraian di bawah ini.
D.3.a. Penanggung jawab UAPPA-W
D.3.a.1.)
Kepala Kantor Wilayah/Kepala satuan kerja yang ditetapkan sebagai
UAPPA-W melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
•
Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di
lingkup UAPPA-W;
•
Mengkoordinasikan penyiapan organisasi UAPPA-W sebagai pelaksana
sistem akuntansi keuangan;
•
Menetapkan organisasi UAPPA-W sebagai pelaksana sistem akuntansi
keuangan di lingkup wilayahnya;
•
Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana
yang diperlukan;
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan dan monitoring pelaksanaan
sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W;
•
Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang
telah ditetapkan;
•
Mengkoordinasikan
pelaksanaan
sistem
akuntansi
keuangan
antara
UAPPA-W dengan UAPPA-E1, UAPA dan Tim Bimbingan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
•
Menandatangani laporan keuangan dan Pernyataan Tanggung Jawab
tingkat UAPPA-W ke UAPPA-E1;
•
Menyampaikan laporan keuangan UAPPA-W ke UAPPA-E1 sebagai
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 17
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
D.3.a.2.)
Kepala
Bagian
Keuangan/Verifikasi
dan
Akuntansi/pejabat
yang
membidangi Keuangan/Verifikasi dan Akuntansi/pejabat yang ditetapkan
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
•
Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup
UAPPA-W;
•
Menyiapkan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang diperlukan;
•
Memonitor kegiatan proses akuntansi di tingkat UAPPA-W dan tingkat
UAKPA;
•
Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah yang akan disampaikan ke
UAPPA-E1 sebelum ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah/Pejabat
yang ditetapkan.
D.3.a.3.)
Kepala Subbagian/Kepala Seksi yang membidangi Keuangan/Verifikasi dan
Akuntansi/pejabat yang ditetapkan melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
•
Melaksanakan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah
ditetapkan;
•
Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para pejabat/petugas yang
terlibat dalam pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
•
Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi
keuangan di lingkup UAPPA-W;
•
Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar
sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara laporan barang
dengan laporan keuangan;
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan;
•
Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan UAPPA-W yang akan
didistribusikan;
•
Menyampaikan Laporan Keuangan UAPPA-W dan ADK ke UAPPA-E1 yang
telah ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah/Pejabat yang ditetapkan.
D.3.b. Petugas Akuntansi
Petugas akuntansi pada tingkat UAPPA-W yang terdiri dari Petugas
Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer melaksanakan kegiatan sebagai
berikut:
•
Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAKPA;
•
Menerima dan memverifikasi ADK dari UAKPA;
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 18
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
•
Melaksanakan rekonsiliasi internal antara Laporan Keuangan dengan
Laporan Barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta
melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;
•
Melaksanakan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Bidang AKLAP serta melakukan koreksi apabila
ditemukan kesalahan;
•
Menyusun
laporan
keuangan
tingkat
UAPPA-W
berdasarkan
penggabungan laporan keuangan dan ADK UAKPA;
•
Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab;
•
Melakukan analisis untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan;
•
Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPPA-W;
•
Menyimpan ADK dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun
anggaran.
D.4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)
Tugas pokok penanggung jawab UAKPA adalah menyelenggarakan akuntansi
Keuangan di lingkungan satuan kerja, dengan fungsi sebagai berikut:
•
Menyelenggarakan akuntansi keuangan,
•
Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,
•
Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAKPA melaksanakan kegiatan
sebagaimana uraian di bawah ini.
D.4.a. Penanggung jawab UAKPA
Kepala
Satuan
keuangan/verifikasi
Kerja/Kepala
dan
Subbagian/pejabat
akuntansi/pejabat
yang
yang
ditunjuk
menangani
melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
•
Menyiapkan rencana dan jadual pelaksanaan sistem akuntansi keuangan
berdasarkan target yang telah ditetapkan;
•
Menunjuk dan menetapkan organisasi UAKPA sebagai pelaksana sistem
akuntansi keuangan di lingkungannya;
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
•
Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja petugas pelaksana;
•
Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar
sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 19
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan
Barang dengan Laporan Keuangan;
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan;
•
Menelaah dan menandatangani Laporan Keuangan UAKPA;
•
Meneliti dan menganalisis laporan keuangan yang akan didistribusikan;
•
Menandatangani Laporan Keuangan UAKPA;
•
Menyampaikan Laporan Keuangan UAKPA dan ADK
ke KPPN dan
UAPPA-W/E1.
D.4.b. Petugas Akuntansi Keuangan
Petugas akuntansi pada tingkat UAKPA yang terdiri dari Petugas Administrasi
dan Petugas Verifikasi melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
•
Memelihara dokumen sumber (DS) dan dokumen akuntansi;
•
Membukukan/menginput DS ke dalam aplikasi Sistem Akuntansi Kuasa
Pengguna Anggaran (SAKPA);
•
Menerima data BMN dari petugas akuntansi barang;
•
Melakukan verifikasi atas register transaksi yang dihasilkan aplikasi SAKPA
dengan DS;
•
Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan
laporan barang yang disusun serta melakukan koreksi apabila ditemukan
kesalahan;
•
Melakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan serta melakukan koreksi
apabila ditemukan kesalahan;
•
Melakukan analisis untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan;
•
Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab;
•
Menyusun laporan keuangan tingkat UAKPA;
•
Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAKPA;
•
Menyimpan ADK dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun
anggaran.
D.5. Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
Tugas pokok Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan adalah
menyelenggarakan akuntansi keuangan pada tingkat provinsi dengan fungsi sebagai
berikut:
•
Memastikan bahwa seluruh UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan telah
melaksanakan akuntansi keuangan,
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 20
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
•
Menyusun
dan
dekonsentrasi/
menyampaikan
tugas
laporan
pembantuan
keuangan
untuk
atas
pengunaan
provinsi/kabupaten/kota
dana
yang
bersangkutan,
•
Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam
pelaksanaan
tugas
dan
fungsi
tersebut,
Koordinator
UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melaksanakan kegiatan sebagaimana uraian di
bawah ini.
D.5.a. Penanggung jawab Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
D.5.a.1.)
Gubernur/Kepala Daerah (provinsi/kabupaten/kota) melaksanakan kegiatan
sebagai berikut:
ƒ
Menetapkan unit
organisasi Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan sebagai pelaksana sistem akuntansi keuangan;
ƒ
Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang
telah ditetapkan;
D.5.a.2.)
Pejabat Eselon I/pejabat yang membidangi keuangan/pejabat yang ditunjuk
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
ƒ
Mengarahkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup
Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
ƒ
Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana
yang diperlukan;
ƒ
Mengarahkan pelaksanaan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem
akuntansi keuangan di lingkup Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
•
Mengarahkan koordinasi pelaksanaan sistem akuntansi keuangan antara
Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dengan Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
•
Mengarahkan penyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan
di lingkup Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
•
Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah sebelum ditandatangani oleh
Gubernur/ bupati/Walikota.
D.5.a.2.)
Pejabat Eselon II/pejabat yang membidangi keuangan/pejabat yang ditunjuk
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
•
Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup
Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 21
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
•
Menyiapkan
konsep
penempatan
pejabat/petugas
pada
organisasi
Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
•
Menyusun rencana penyiapan sumber daya manusia, sarana, dan
prasarana yang diperlukan;
•
Memonitor kegiatan proses akuntansi di tingkat Koordinator UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
•
Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang di
perlukan;
•
Menyiapkan
konsep
penempatan
pejabat/petugas
pada
organisasi
Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
•
Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah yang akan disampaikan ke
Kementerian Negara/Lembaga sebelum ditandatangani oleh Gubernur/
Bupati/Walikota.
D.5.a.3.)
Kepala
Bagian/Kepala
Subbagian/Kepala
Seksi
yang
membidangi
Keuangan/Verifikasi dan akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
•
Melaksanakan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah
ditetapkan;
•
Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para pajabat/petugas yang
terlibat sistem akuntansi keuangan;
•
Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi
keuangan
di
lingkup
Koordinator
UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
•
Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar
sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan
Barang dengan Laporan Keuangan;
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan;
•
Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan Koordinator UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan yang akan didistribusikan;
•
Menyampaikan
Laporan
Dekonsentrasi/Tugas
Keuangan
Pembantuan
yang
Koordinator
telah
UAPPA-W
ditandatangani
oleh
Gubernur/Bupati/Walikota dan ADK ke Kementerian Negara/Lembaga.
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 22
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
D.5.b. Petugas Akuntansi Keuangan
Petugas akuntansi pada tingkat Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan yang terdiri dari Petugas Akuntansi/Verifikasi dan Petugas
Komputer melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
•
Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
•
Menerima dan memverifikasi ADK dari UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
•
Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan
laporan barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta
melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;
•
Melaksanakan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Bidang AKLAP serta melakukan koreksi apabila
ditemukan kesalahan;
•
Menyusun
laporan
keuangan
tingkat
Koordinator
UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan berdasarkan penggabungan laporan
keuangan dan ADK UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
•
Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab;
•
Melakukan analisis untuk membuat Catatan Atas Laporan Keuangan;
•
Menyiapkan
pendistribusian
laporan
keuangan
tingkat
UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
•
Menyimpan ADK data keuangan dan melakukan proses tutup buku setiap
akhir tahun anggaran.
D.6. Unit
Akuntansi
Pembantu
Pengguna
Anggaran
Wilayah
(UAPPA-W)
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
Tugas pokok Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan adalah
menyelenggarakan akuntansi keuangan pada tingkat provinsi dengan fungsi sebagai
berikut:
•
Memastikan bahwa seluruh UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan telah
melaksanakan akuntansi keuangan,
•
Menyusun
dan
menyampaikan
dekonsentrasi/tugas
laporan
pembantuan
keuangan
untuk
atas
pengunaan
provinsi/kabupaten/kota
dana
yang
bersangkutan,
•
Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 23
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tugas pokok penanggung jawab UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan adalah
menyelenggarakan akuntansi keuangan pada tingkat provinsi/kota/kabupaten dengan
fungsi sebagai berikut:
•
Menyelenggarakan akuntansi keuangan,
•
Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,
•
Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan melaksanakan kegiatan sebagaimana uraian di bawah ini.
E.5.a. Penanggung jawab UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
D.5.a.1.)
Kepala
Dinas
Provinsi
atau
Kepala
Dinas
Pemerintah
Daerah
(provinsi/kabupaten/kota) melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
ƒ
Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di
lingkup UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
ƒ
Menetapkan
organisasi UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
sebagai pelaksana sistem akuntansi keuangan;
ƒ
Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana
yang diperlukan;
ƒ
Mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan dan monitoring pelaksanaan
sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
ƒ
Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang
telah ditetapkan;
ƒ
Mengkoordinasikan
pelaksanaan
sistem
akuntansi
keuangan
antara
UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dengan UAPPA-E1, UAPA
dan Tim Bimbingan Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
ƒ
Menandatangani laporan keuangan dan PERNYATAAN TANGGUNG
JAWAB tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
ƒ
Menyampaikan
Pembantuan
laporan
ke
keuangan
Kementerian
UAPPA-W
Negara/Lembaga
Dekonsentrasi/Tugas
sebagai
laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.
D.5.a.2.)
Kepala Biro Keuangan/pejabat yang membidangi keuangan/pejabat yang
ditunjuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
•
Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup
UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 24
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
•
Menyiapkan konsep penempatan pejabat/petugas pada organisasi UAPPAW Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
•
Menyusun rencana penyiapan sumber daya manusia, sarana, dan
prasarana yang diperlukan;
•
Memonitor
kegiatan
proses
akuntansi
di
tingkat
UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
•
Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang di
perlukan;
•
Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah yang akan disampaikan ke
Kementerian Negara/Lembaga sebelum ditandatangani oleh Gubernur/
bupati/Walikota.
D.5.a.3.)
Kepala
Bagian/Kepala
Subbagian/Kepala
Seksi
yang
membidangi
Keuangan/Verifikasi dan akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
•
Melaksanakan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah
ditetapkan;
•
Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para pajabat/petugas yang
terlibat sistem akuntansi keuangan;
•
Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi
keuangan di lingkup UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
•
Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar
sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara laporan barang
dengan laporan keuangan;
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan;
•
Meneliti
dan
menganalisis
Laporan
Keuangan
UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan yang akan didistribusikan;
•
Menyampaikan
Laporan
Keuangan
UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan yang telah ditandatangani oleh Gubernur/ bupati/Walikota dan
ADK ke Kementerian Negara/Lembaga.
D.5.c. Petugas Akuntansi Keuangan
Petugas akuntansi pada tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
yang
terdiri
dari
Petugas
Akuntansi/Verifikasi
dan
Petugas
Komputer
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 25
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
•
Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
•
Menerima dan memverifikasi ADK dari UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
•
Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan
laporan barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta
melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;
•
Melaksanakan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Bidang AKLAP serta melakukan koreksi apabila
ditemukan kesalahan;
•
Menyusun laporan keuangan tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan berdasarkan penggabungan laporan keuangan
dan ADK
UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
•
Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab;
•
Melakukan analisis untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan;
•
Menyiapkan
pendistribusian
laporan
keuangan
tingkat
UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
•
Menyimpan arsip data keuangan dan melakukan proses tutup buku setiap
akhir tahun anggaran.
D.6. Unit
Akuntansi
Kuasa
Pengguna
Anggaran
(UAKPA)
Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan
Tugas pokok penanggung jawab UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan adalah
menyelenggarakan akuntansi Keuangan di lingkungan satuan kerja, dengan fungsi
sebagai berikut:
•
Menyelenggarakan akuntansi keuangan,
•
Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,
•
Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan melaksanakan kegiatan sebagaimana uraian di bawah ini.
D.6.a. Penanggung jawab UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
Kepala
SKPD,
keuangan/verifikasi
Kepala
dan
Subbagian
akuntansi/pejabat
TU/pejabat
yang
yang
ditunjuk
menangani
melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
•
Menyiapkan rencana dan jadual pelaksanaan sistem akuntansi keuangan
berdasarkan target yang telah ditetapkan;
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 26
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
•
Menunjuk dan menetapkan organisasi UAKPA sebagai pelaksana sistem
akuntansi keuangan di lingkungannya;
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
•
Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja petugas pelaksana sistem
akuntansi keuangan;
•
Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar
sehubungan dengan pelaksanaan sistem;
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara laporan barang
dengan laporan keuangan;
•
Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan KPPN;
•
Menelaah Laporan Keuangan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
•
Meneliti dan menganalisis laporan keuangan yang akan didistribusikan;
•
Menandatangani
Laporan
Keuangan
UAKPA
Dekonsentrasi/Tugas
UAKPA
Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
•
Menyampaikan
Laporan
Keuangan
Pembantuan yang sudah ditandatangani dan ADK ke KPPN , UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan UAPPA-E1.
D.6.b. Petugas Akuntansi
Petugas akuntansi pada tingkat UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
yang terdiri dari Petugas Administrasi dan Petugas Verifikasi melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
•
Memelihara DS dan dokumen akuntansi;
•
Membukukan/menginput DS ke dalam aplikasi sistem akuntansi keuangan;
•
Menerima data BMN dari petugas akuntansi barang;
•
Melakukan verifikasi atas register transaksi yang dihasilkan aplikasi sistem
akuntansi keuangan dengan DS;
•
Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan
laporan barang yang disusun serta melakukan koreksi apabila ditemukan
kesalahan;
•
Melakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan serta melakukan koreksi
apabila ditemukan kesalahan;
•
Menyiapkan konsep Pertanyaan Tanggung Jawab;
•
Melakukan analisis untuk membuat Catatan Atas Laporan Keuangan;
•
Menyusun
laporan
keuangan
tingkat
UAKPA
Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 27
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
•
Menyiapkan
pendistribusian
laporan
keuangan
tingkat
UAKPA
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
•
Menyimpan arsip data dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun
anggaran.
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 28
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
TATA CARA PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Kementerian
negara/lembaga
selaku
pengguna
anggaran
dan
barang
menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan dan barang yang berada dalam
tanggung jawabnya. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang
menetapkan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Negara serta mengatur
Pengelolaan Anggaran dan Barang Milik Negara. Menteri Keuangan juga menghimpun
Laporan Keuangan dan Laporan Barang dari seluruh kementerian negara/lembaga untuk
menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagai bentuk pertanggungjawaban
pemerintah dalam pengelolaan anggaran dan barang. Laporan barang sebagai bahan
pendukung penyusunan Neraca Pemerintah Pusat.
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang digunakan sebagai
pertanggungjawaban keuangan kementerian negara/lembaga meliputi Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan yang disertai dengan Pernyataan
Telah Direviu yang ditandatangani oleh Aparat Pengawasan Intern, Pernyataan Tanggung
Jawab yang ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran
dan dilampiri dengan Laporan Barang Pengguna, Laporan Keuangan Badan Layanan
Umum (BLU) menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), dan Laporan Rekening
Pemerintah.
Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mengatur:
I.
Jenis dan Periode Pelaporan
II.
Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan
III. Verifikasi dan Rekonsiliasi
IV. Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
V.
Lain-lain Pendukung Laporan Keuangan
VI. Sistematika Isi Laporan Keuangan
VII. Pos-pos Laporan Keuangan
VIII. Rincian Laporan Keuangan
IX. Isi Catatan atas Laporan Keuangan
X.
Penyusunan Laporan Barang
I.
JENIS DAN PERIODE PELAPORAN
Jenis dan periode laporan yang harus disampaikan adalah sebagai berikut:
a. Tingkat UAKPA ke KPPN
a.1. UAKPA dengan jenis kewenangan Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD)
No.
Jenis Laporan/
Periode Pelaporan
ADK
Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan
X
1
LRA ¹)
X
2
Neraca
X
3
ADK
X
4
BAR ²)
a.2. UAKPA dengan jenis kewenangan Dekonsentrasi (DK) dan Tugas Pembantuan (TP)
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.1
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
No.
1
2
3
4
Jenis Laporan/
ADK
LRA ¹)
Neraca
ADK
BAR ²)
Bulanan
X
X
X
Periode Pelaporan
Triwulanan Semesteran
Tahunan
X
a.3. UAKPA dengan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum
No.
1
2
3
4
Jenis Laporan/
ADK
LRA ¹)
Neraca
ADK
BAR ²)
Bulanan
X
Periode Pelaporan
Triwulanan Semesteran
X
X
X
X
Tahunan
b. Tingkat UAKPA ke tingkat UAPPA-W/UAPPA-E1
No.
1
2
3
4
5
Jenis Laporan/
ADK
LRA 3)
Neraca
CaLK
ADK
BAR
Bulanan
X
X
Periode Pelaporan
Triwulanan Semesteran
X
X
X
X
Tahunan
X
X
X
X
X
c. Tingkat UAPPA-W ke Kanwil Ditjen PBN
c.1. UAPPA-W (untuk satker dengan jenis kewenangan KP dan KD) ke Kanwil Ditjen
PBN
Periode Pelaporan
No. Jenis Laporan/
ADK
Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan
X
1
LRA 3)
4
X
2
Neraca )
X
3
ADK
c.2. UAPPA-W DK/TP (untuk satker dengan jenis kewenangan DK dan TP) ke Kanwil
Ditjen PBN
No. Jenis Laporan/
Periode Pelaporan
ADK
Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan
X
1
LRA 3)
X
2
Neraca 4)
X
3
ADK
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.2
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
d. Tingkat UAPPA-W ke tingkat UAPPA-E1
No.
1
2
3
4
5
Jenis Laporan/
ADK
LRA 3)
Neraca
CaLK
ADK
BAR
Bulanan
X
X
Periode Pelaporan
Triwulanan Semesteran
X
X
X
X
Tahunan
X
X
X
X
X
e. Tingkat UAPPA-E1 ke tingkat UAPA
No.
1
2
3
4
5
Jenis Laporan/
ADK
LRA 3)
Neraca
CaLK
ADK
BAR
Bulanan
X
X
Periode Pelaporan
Triwulanan Semesteran
X
X
X
X
Tahunan
X
X
X
X
X
f. Tingkat UAPA ke Departemen Keuangan c.q. Ditjen Perbendaharaan (Unaudited)
No.
1
2
3
4
Jenis Laporan/
ADK
LRA3)
Neraca
CaLK
ADK5)
Bulanan
Periode Pelaporan
Triwulanan Semesteran
X
X
X
X
X
Tahunan
X
X
X
g. Tingkat UAPA ke Departemen Keuangan c.q. Ditjen Perbendaharaan (Audited)
No.
1
2
3
4
Jenis Laporan/
ADK
LRA3)
Neraca
CaLK
ADK5)
Bulanan
Periode Pelaporan
Triwulanan Semesteran
Tahunan
X
X
X
X
Keterangan :
X
Jenis Laporan/ADK yang disampaikan.
¹)
LRA yang disampaikan terdiri dari LRA Belanja Format DIPA, LRA Pengembalian
Belanja, LRA Pendapatan dan Hibah dan LRA Pengembalian Pendapatan dan
Hibah yang disampaikan pada saat rekonsiliasi.
²)
BAR hasil rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen PBN yang
disampaikan oleh UAKPA yang ditunjuk/ditetapkan sebagai UAPPA-W sesuai
dengan prosedur rekonsiliasi.
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.3
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
3
LRA yang disampaikan meliputi LRA Satuan Kerja/Wilayah/Eselon 1/Kementerian
Negara/Lembaga (semesteran dan tahunan), LRA Belanja, LRA Pengembalian
Belanja, LRA Pendapatan, LRA Pengembalian Pendapatan.
4
Neraca yang disampaikan adalah neraca bulan Maret, Juni, September dan
Desember.
5
ADK yang disampaikan adalah ADK selama triwulan I (Januari s.d. Maret),
triwulan II (April s.d. Juni), triwulan III (Juli s.d. September), dan triwulan IV
(Oktober s.d. Desember).
)
)
)
II. PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
A. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Semester I
1. LRA Kementerian Negara/Lembaga Semester I disusun berdasarkan hasil
penggabungan
LRA UAPPA-E1 Semester I lingkup Kementerian
Negara/Lembaga yang bersangkutan.
2. LRA UAPPA-E1 Semester I disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA
Semester I UAKPA di bawah eselon I, LRA Semester I UAKPA dengan pola
pengelolaan keuangan BLU, LRA Semester I UAPPA-W, dan LRA Semester I
UAPPA-W Dekonsentarasi/Tugas Pembantuan Semester I.
3. LRA UAPPA-W Semester I disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA
UAKPA Semester I lingkup wilayah yang bersangkutan.
4. LRA UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Semester I disusun
berdasarkan hasil penggabungan LRA UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan Semester I lingkup wilayah yang bersangkutan.
B. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Tahunan
1.
2.
3.
4.
LRA Tahunan Kementerian Negara/Lembaga disusun berdasarkan hasil
penggabungan LRA UAPPA-E1 Tahunan lingkup Kementerian Negara/Lembaga
yang bersangkutan.
LRA Tahunan UAPPA-E1 disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA
Tahunan UAKPA di bawah eselon I, LRA Tahunan UAKPA dengan pola
pengelolaan keuangan BLU, LRA Tahunan UAPPA-W, dan LRA Tahunan
UAPPA-W Dekonsentarasi/Tugas Pembantuan.
LRA UAPPA-W Tahunan disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA
Tahunan UAKPA lingkup wilayah yang bersangkutan.
LRA Tahunan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan disusun
berdasarkan hasil penggabungan LRA Tahunan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan lingkup wilayah yang bersangkutan.
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.4
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
C. Neraca per 30 Juni 2XX1
1.
2.
3.
4.
Neraca Kementerian Negara/Lembaga per 30 Juni 2XX1 berdasarkan hasil
penggabungan neraca UAPPA-E1 per 30 Juni.
Neraca UAPPA-E1 per 30 Juni 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan
neraca UAKPA di bawah eselon I, LRA UAKPA dengan pola pengelolaan
keuangan BLU, Neraca UAPPA-W, dan neraca UAPPA-W dekonsentrasi/tugas
pembantuan per 30 Juni.
Neraca UAPPA-W per 30 Juni 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan
neraca UAKPA per 30 Juni.
Neraca UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan per 30 Juni 2XX1 disusun
berdasarkan hasil penggabungan neraca UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan per 30 Juni.
D. Neraca per 31 Desember 2XX1
1.
2.
3.
4.
Neraca Kementerian Negara/Lembaga per 31 Desember 2XX1 disusun
berdasarkan hasil penggabungan neraca UAPPA-E1 per 31 Desember.
Neraca UAPPA-E1 per 31 Desember 2XX1 disusun berdasarkan hasil
penggabungan Neraca UAKPA di bawah eselon I, LRA UAKPA dengan pola
pengelolaan keuangan BLU, Neraca UAPPA-W, dan neraca UAPPA-W
dekonsentrasi/tugas pembantuan per 31 Desember.
Neraca UAPPA-W
per 31 Desember 2XX1 disusun berdasarkan hasil
penggabungan Neraca UAKPA per 31 Desember.
Neraca UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan per 31 Desember 2XX1
disusun berdasarkan hasil penggabungan Neraca UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan per 31 Desember.
III. PEREKAMAN, VERIFIKASI DAN REKONSILIASI
A. Tingkat Satuan Kerja (UAKPA)/UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
1. Perekaman dokumen sumber berupa:
a. Dokumen Estimasi Pendapatan yang Dialokasikan
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), DIPA Luncuran, serta Lampiran
RKAKL formulir 4.2 (uraian anggaran pendapatan per akun pendapatan)
b. Dokumen penerimaan anggaran:
Dokumen sumber penerimaan anggaran adalah Bukti Penerimaan Negara
(BPN) yang disertai dengan:
- Surat Setoran Pajak (SSP)/dokumen sejenis, atau
- Surat Setoran Bea Cukai (SSBC)/dokumen sejenis, atau
- Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP), atau
- Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB), atau
- Surat Tanda Setoran (STS), atau
- Dokumen penerimaan lainnya yang dipersamakan.
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.5
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
c. Dokumen pelaksanaan anggaran:
- Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA),
- Revisi DIPA,
- DIPA Luncuran,
- Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) atau RKAKL Formulir 1.5,
- Revisi POK atau RKAKL Formulir 1.5,
- Surat Kuasa Pengguna Anggaran (SKPA),
- Dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yang dipersamakan.
d. Dokumen pengeluaran anggaran:
- Surat Perintah Membayar (SPM) dan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D),
- Surat Perintah Pengesahan dan Pembukuan (SP3),
- Dokumen pengeluaran anggaran lainnya yang dipersamakan.
2. Proses perekaman tersebut menghasilkan register transaksi untuk diverifikasi
dengan dokumen sumbernya, sehingga seluruh transaksi dipastikan sudah
diproses sesuai dengan dokumen sumber yang ada. Disamping itu, petugas
akuntansi keuangan melakukan penerimaan ADK dalam bentuk jurnal transaksi
BMN. Selanjutnya dilakukan proses posting untuk menghasilkan buku besar.
3. Laporan keuangan beserta ADK dikirim ke KPPN untuk dilakukan rekonsiliasi
dengan data yang ada di KPPN. Hasil rekonsiliasi dituangkan dalam Berita
Acara Rekonsiliasi (BAR). BAR tersebut akan menjadi salah satu dokumen
dalam rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
4. Setiap bulan UAKPA melakukan pengiriman ADK, LRA, dan neraca ke tingkat
UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan berikut BAR.
Sedangkan untuk UAKPA kantor pusat hanya melakukan pengiriman ke
UAPPA-E1.
5. UAKPA yang ditunjuk sebagai UAPPA-W, pada saat rekonsiliasi dengan KPPN
untuk bulan Mei, Agustus, November 2XX1 dan Februari 2XX2, harus
melampirkan BAR UAPPA-W hasil rekonsiliasi dengan Kanwil Ditjen
Perbendaharaan.
6. Apabila UAPPA-W belum terbentuk pada Dinas Pemerintah Daerah maka UAKPA
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca ke UAPPA-E1 beserta ADK sesuai jadual penyampaian.
7. Pengenaan sanksi bagi UAKPA dan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
diatur dalam Peraturan Dirjen Perbendaharaan nomor Per-19/PB/2008.
8. Setiap semester UAKPA menyusun Laporan Keuangan lengkap sebagaimana
ilustrasi pada lampiran IVa. Laporan Keuangan tersebut disampaikan ke
UAPPA-W/UAPPA-E1 disertai dengan Pernyataan Tanggung Jawab yang
ditandatangani oleh KPA/kepala satker.
9. Jadual pengiriman laporan keuangan sebagaimana terlampir pada lampiran V
Peraturan Dirjen Perbendaharaan ini.
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.6
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
B. Tingkat Wilayah (UAPPA-W)/UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
1. Laporan keuangan tingkat wilayah (UAPPA-W) adalah laporan keuangan hasil
penggabungan ADK tingkat satuan kerja (UAKPA) lingkup wilayah yang
bersangkutan.
2. Setiap bulan UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
melakukan pengiriman ADK, LRA, dan Neraca ke tingkat UAPPA-E1 untuk
dilakukan penggabungan dan setiap triwulan disertai dengan BAR.
3. Laporan keuangan tingkat wilayah (UAPPA-W) beserta ADK setiap triwulan
harus dikirim ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan untuk dilakukan proses
rekonsiliasi dengan data yang ada di Kanwil Ditjen Perbendaharaan. BAR pada
tingkat satuan kerja dengan KPPN dapat digunakan sebagai salah satu bahan
rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
4. UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melakukan
penelusuran jika terdapat perbedaan data pada proses rekonsiliasi. Apabila
terjadi kesalahan pada satuan kerja, UAPPA-W meminta satuan kerja terkait
untuk mengoreksi dan melakukan pengiriman ulang. Selanjutnya UAPPA-W
dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melakukan penggabungan
ulang dan melakukan pengiriman ke UAPPA-E1.
5. Pengenaan sanksi bagi UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan diatur dalam Peraturan Dirjen Perbendaharaan nomor Per19/PB/2008.
6. Setiap semester UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
menyusun Laporan Keuangan lengkap sebagaimana ilustrasi pada lampiran
IVb, untuk kemudian disampaikan ke UAPPA-E1 disertai dengan Pernyataan
Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh penanggung jawab UAPPA-W.
7. Jadual penggabungan, rekonsiliasi dan pengiriman laporan keuangan
sebagaimana terlampir pada lampiran V Peraturan Dirjen Perbendaharaan.
C. Tingkat Eselon I (UAPPA-E1)
1. Laporan keuangan tingkat eselon I (UAPPA-E1) adalah laporan keuangan hasil
penggabungan laporan keuangan tingkat satuan kerja (UAKPA) di bawah
eselon 1 dan laporan keuangan tingkat wilayah (UAPPA-W)/UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan, lingkup eselon I yang bersangkutan,
termasuk satuan kerja yang menggunakan pola pengelolaan keuangan Badan
Layanan Umum (BLU).
2. Setiap bulan UAPPA-E1 melakukan pengiriman ADK, LRA, dan Neraca ke
tingkat UAPA untuk dilakukan penggabungan.
3. UAPPA-E1 dapat melakukan rekonsiliasi dengan Ditjen Perbendaharaan c.q.
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Berita Acara Rekonsiliasi
tingkat UAKPA satuan kerja pusat dan/atau UAPPA-W dapat dijadikan salah
satu bahan rekonsiliasi dengan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
4. UAPPA-E1 melakukan penelusuran jika terdapat perbedaan data hasil proses
rekonsiliasi. Apabila terdapat kesalahan, UAPPA-E1 menyampaikan kepada
UAKPA melalui UAPPA-W terkait untuk melakukan perbaikan dan mengirim
ulang data perbaikan secara berjenjang. Selanjutnya UAPPA-E1 melakukan
penggabungan ulang dan melakukan penggiriman ke UAPA.
5. Setiap semester UAPPA-E1 menyusun Laporan Keuangan lengkap
sebagaimana ilustrasi pada lampiran IVc, untuk kemudian disampaikan ke
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.7
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
UAPA disertai dengan Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh
penanggung jawab UAPPA-E1.
6. Jadual penggabungan, rekonsiliasi dan pengiriman laporan keuangan
sebagaimana terlampir pada lampiran V Peraturan Dirjen Perbendaharaan ini.
D. Tingkat Kementerian Negara/Lembaga (UAPA)
1. Laporan keuangan tingkat kementerian negara/lembaga (UAPA) adalah laporan
keuangan hasil penggabungan laporan keuangan eselon I (UAPPA-E1) lingkup
kementerian negara/lembaga yang bersangkutan.
2. Setiap triwulan UAPA melakukan penggiriman ADK, LRA dan neraca kepada
Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
3. UAPA melakukan rekonsiliasi dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap akhir semester. BAR tingkat UAKPA
satuan kerja pusat dan/atau UAPPA-W/UAPPA-E1 dapat dijadikan salah satu
bahan rekonsiliasi dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan.
4. UAPA melakukan penelusuran jika terdapat perbedaan data pada proses
rekonsiliasi. Apabila terdapat kesalahan, UAPA menyampaikan kepada UAKPA
melalui UAPPA-E1 terkait untuk melakukan perbaikan dan mengirim ulang data
perbaikan secara berjenjang. Selanjutnya UAPA melakukan penggabungan dan
rekonsiliasi ulang dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan.
5. Setiap semester UAPA menyusun Laporan Keuangan lengkap sebagaimana
ilustrasi pada lampiran IVd. Laporan Keuangan tersebut disampaikan ke Ditjen
Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan disertai
dengan Pernyataan Telah Direviu yang ditandatangani oleh Aparat Pengawas
Intern serta Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga.
6. Jadual penggabungan, rekonsiliasi dan pengiriman sebagaimana terlampir
pada lampiran V Peraturan Dirjen Perbendaharaan.
IV. WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga disampaikan kepada Menteri
Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan, dengan ketentuan sebagai berikut:
A. LRA Triwulan I dan Neraca per 31 Maret selambat-lambatnya tanggal 9 Mei tahun
anggaran berjalan;
B. LRA semester I, Neraca per 30 Juni, dan Catatan atas Laporan Keuangan
selambat-lambatnya tanggal 26 Juli tahun anggaran berjalan;
C. LRA Triwulan III dan Neraca per 30 September selambat-lambatnya tanggal 9
November tahun anggaran berjalan;
D. LRA Tahunan, Neraca per 31 Desember, dan Catatan atas Laporan Keuangan
selambat-lambatnya tanggal terakhir di bulan Februari setelah tahun anggaran
berakhir;
Untuk memenuhi target penyampaian laporan keuangan di atas, disampaikan jadual
pengiriman laporan dari tingkat satuan kerja (UAKPA) sampai dengan tingkat
kementerian negara/lembaga (UAPA) sesuai dengan Lampiran V Peraturan Dirjen
Perbendaharaan.
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.8
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
V.
LAIN-LAIN
Hal lain yang perlu diperhatikan untuk kelengkapan pengungkapan (full disclosure)
dan keakuratan data laporan keuangan, yaitu:
A. Kementerian negara/lembaga yang menggunakan anggaran pembiayaan dan
perhitungan (BA 062 Subsidi dan BA 069 Belanja Lain-lain) disamping
menyampaikan laporan keuangan bagian anggarannya juga menyampaikan laporan
keuangan bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan yang digunakan kepada
Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran dengan tembusan Direktorat
Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan;
B. Kementerian Negara/Lembaga yang memiliki satker BLU harus melampirkan
Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) yang disajikan berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan.
C. Kementerian Negara/Lembaga menyampaikan Laporan Keuangan kepada Menteri
Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebanyak 3 (tiga) set disertai
softcopy laporan keuangan tersebut yang berupa data pengiriman (beserta Register
Pengirimannya), back up, dan Catatan Atas Laporan Keuangan (disarankan dalam
format pdf).
VI.
ISI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca kementerian negara/lembaga
dengan penjelasan atas laporan yang memuat:
disertai
A. Penjelasan Umum
A.1. Dasar Hukum
A.2. Kebijakan Teknis
A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
A.4. Kebijakan Akuntansi
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
B.1. Penjelasan Umum LRA
B.2. Penjelasan Per Pos LRA
B.3. Catatan Penting/Pengungkapan Lainnya
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca
C.1. Posisi Keuangan secara umum
C.2. Penjelasan Per Pos Neraca
C.3. Catatan Penting/Pengungkapan Lainnya
D. Informasi tambahan bila diperlukan
VII. POS-POS LAPORAN KEUANGAN
Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca kementerian negara/lembaga
setidak-tidaknya meliputi:
A. Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran
1.
Pendapatan:
a. Penerimaan Perpajakan *)
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.9
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
b. Penerimaan Negara Bukan Pajak
c. Penerimaan Hibah
2.
Belanja Negara:
a. Belanja Pemerintah Pusat menurut jenis belanja:
1) Belanja Pegawai
2) Belanja Barang
3) Belanja Modal
4) Belanja Pembayaran Kewajiban Utang *)
5) Belanja Subsidi *)
6) Belanja Hibah *)
7) Belanja Bantuan Sosial
8) Belanja Lain-lain
b. Transfer ke Daerah *) :
1) Transfer Dana Perimbangan
2) Transfer Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
3.
Pembiayaan *):
a. Penerimaan Pembiayaan
b. Pengeluaran Pembiayaan
B. Pos-Pos Neraca:
1. Aset Lancar terdiri dari:
a. Kas dan Setara Kas
1) Kas di Bendahara Pengeluaran
2) Kas di Bendahara Penerimaan
3) Kas pada Badan Layanan Umum
b. Piutang:
1) Piutang Pajak *);
2) Piutang Bukan Pajak;
3) Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran;
4) Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi;
5) Bagian Lancar Investasi Permanen *);
6) Uang Muka Belanja;
7) Piutang;
8) Piutang dari Kegiatan Operasional BLU;
9) Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU;
c. Investasi Jangka Pendek:
1) Investasi dalam Deposito;
2) Investasi dalam Surat Perbendaharaan Negara *);
3) Investasi Jangka Pendek BLU;
4) Investasi Jangka Pendek Lainnya *).
d. Persediaan
1) Persediaan
2) Persediaan BLU
2. Investasi Jangka Panjang :
a. Investasi Non Permanen
1) Rekening Dana Investasi/Rekening Pembangunan Daerah*);
2) Dana Restrukturisasi Perbankan*);
3) Dana Bergulir;
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.10
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
4) Investasi dalam Obligasi*);
5) Penyertaan Modal Pemerintah dalam Proyek Pembangunan*);
6) Investasi Non Permanen BLU;
7) Investasi Non Permanen Lainnya.
b. Investasi Permanen
1) Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah*);
2) Investasi Permanen BLU;
3) Investasi Permanen Lainnya.
3. Aset Tetap:
a. Tanah;
b. Peralatan dan Mesin;
c. Gedung dan Bangunan;
d. Jalan, Irigasi dan Jaringan;
e. Aset Tetap Lainnya;
f. Konstruksi Dalam Pengerjaan;
g. Tanah BLU;
h. Peralatan dan Mesin BLU;
i. Gedung dan Bangunan BLU;
j. Jalan, Irigasi dan Jaringan BLU;
k. Aset Tetap Lainnya BLU;
l. Konstruksi Dalam Pengerjaan BLU;
4. Aset Lainnya:
a. Tagihan Penjualan Angsuran;
b. Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi;
c. Tagihan Penjualan Angsuran BLU;
d. Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi BLU;
e. Kemitraan dengan Pihak Ketiga;
f. Aset Tak Berwujud;
g. Aset Tak Berwujud BLU;
h. Aset Lain-lain;
i. Aset Yang Dibatasi Penggunaannya;
j. Dana Penjaminan;
k. Aset Lain-lain BLU.
5. Kewajiban Jangka Pendek:
a. Utang Perhitungan Fihak Ketiga *);
b. Utang Kepada Pihak Ketiga;
c. Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan *);
d. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang *);
e. Utang Biaya Pinjaman *);
f. Utang Subsidi *);
g. Utang Surat Perbendaharaan Negara *);
h. Uang Muka Rekening Khusus *);
i. Uang Muka *);
j. Uang Muka dari KPPN;
k. Pendapatan yang Ditangguhkan;
l. Utang Kepada KUN;
m. Utang Jangka Pendek Lainnya *).
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.11
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
6. Kewajiban Jangka Panjang *):
a. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Perbankan ;
b. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Non Perbankan;
c. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Obligasi;
d. Utang Kepada Dana Pensiun dan THT;
e. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya;
f. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan;
g. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan;
h. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya.
7. Ekuitas Dana Lancar:
a. Cadangan Piutang;
b. Cadangan Persediaan;
c. Pendapatan Yang Ditangguhkan;
d. Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek *);
e. Selisih Kurs *).
8. Ekuitas Dana Investasi:
a. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang *);
b. Diinvestasikan dalam Aset Tetap;
c. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya;
d. Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang *).
9. Ekuitas Dana Cadangan
a. Diinvestasikan dalam Dana Cadangan *).
Catatan:
*) Khusus Departemen Keuangan dan Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan
serta Departemen tertentu.
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.12
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
VIII.
RINCIAN LAPORAN KEUANGAN
A. Laporan Keuangan kementerian negara/lembaga yang harus disampaikan
adalah sebagai berikut:
1. Laporan Keuangan Tahunan
a. Laporan Realisasi Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
No.
Nama Laporan
1
Laporan Realisasi Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga - Tahunan
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN
dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga
melalui KPPN dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN
dan BUN—Menurut Jenis Satuan Kerja
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN
dan BUN—Menurut Fungsi, Subfungsi, Program
2
3
4
5
Kode
Laporan
LRAKT
LRBKW 01*)
LRPKW 01*)
LRBKW 01a*)
LRBKW 01d*)
b. Neraca Kementerian Negara/Lembaga
No.
1
Nama Laporan
Neraca
Kode
Laporan
NSAIKPT
c. Lampiran-lampiran
No.
Nama Laporan
1
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui BUN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN
dan BUN—Menurut Satuan Kerja Pusat – Wilayah
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN
dan BUN—Menurut Sumber Dana dan Kegiatan
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga
melalui KPPN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga
2
3
4
5
6
Kode
Laporan
LRBKW 02*)
LRBKW 03*)
LRBKW 01b*)
LRBKW 01c*)
LRPK W02*)
LRPK W03*)
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.13
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
7
8
melalui BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan Kementerian Negara/Lembaga melalui
KPPN dan BUN—Menurut Jenis Satuan Kerja
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan Kementerian Negara/Lembaga melalui
KPPN dan BUN—Menurut Satuan Kerja Pusat –
Wilayah
LRPK W01a*)
LRPK W01b*)
2. Laporan Keuangan Semesteran
a. Laporan Realisasi Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
No.
Nama Laporan
1
Laporan Realisasi Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga – Semester
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN
dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga
melalui KPPN dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN
dan BUN—Menurut Jenis Satuan Kerja
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN
dan BUN—Menurut Fungsi, Subfungsi, Program
2
3
4
5
Kode
Laporan
LRAKS
LRBKW 01*)
LRPKW 01*)
LRBKW 01a*)
LRBKW 01d*)
b. Neraca Kementerian Negara/Lembaga
No.
1
Nama Laporan
Neraca
KodeLaporan
NSAIKPS
c. Lampiran-lampiran
No.
Nama Laporan
1
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui BUN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN
dan BUN—Menurut Satuan Kerja Pusat – Wilayah
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN
dan BUN—Menurut Sumber Dana dan Kegiatan
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
2
3
4
5
Kode
Laporan
LRBKW 02*)
LRBKW 03*)
LRBKW 01b*)
LRBKW 01c*)
LRPK W02*)
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.14
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
6
7
8
Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga
melalui KPPN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga
melalui BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan Kementerian Negara/Lembaga melalui
KPPN dan BUN—Menurut Jenis Satuan Kerja
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan Kementerian Negara/Lembaga melalui
KPPN dan BUN—Menurut Satuan Kerja Pusat –
Wilayah
LRPK W03*)
LRPK W01a*)
LRPK W01b*)
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.15
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
B. Laporan Keuangan Eselon I yang harus disampaikan adalah:
1. Laporan Keuangan Tahunan
a. Laporan Realisasi Anggaran Eselon I
No.
Nama Laporan
1
2
Laporan Realisasi Anggaran Eselon I – Tahunan
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Eselon I melalui KPPN dan
BUN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN
menurut Jenis Satuan Kerja
3
4
Kode
Laporan
LRAET
LRBEW 01
LRPE.W 01
LRBEW 01a
b. Neraca Eselon I
No.
1
Nama Laporan
Neraca
KodeLaporan
NSAIET
c. Lampiran-lampiran
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nama Laporan
Neraca Percobaan
Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I
melalui KPPN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Eselon I melalui BUN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN
menurut Satuan Kerja Pusat – Wilayah
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN
menurut Sumber Dana dan Kegiatan
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Eselon I melalui KPPN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Eselon I melalui BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan Eselon I melalui KPPN dan BUN
menurut Satuan Kerja-Pusat Wilayah
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan Eselon I melalui KPPN dan BUN
menurut Jenis Satuan Kerja
Kode
Laporan
NPSAIET
LRBEW 02
LRBEW 03
LRBEW 01b
LRBEW 01c
LRPE.W02
LRPE.W03
LRPE.W01a
LRPE.W01b
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.16
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
2. Laporan Keuangan Semesteran
a. Laporan Realisasi Anggaran Eselon I
No.
Nama Laporan
1
2
Laporan Realisasi Anggaran Eselon I – Semesteran
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Eselon I melalui KPPN dan
BUN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN
menurut Jenis Satuan Kerja
3
4
Kode
Laporan
LRAES
LRBEW 01
LRPE.W01
LRBEW 01a
b. Neraca Eselon I
No.
1
Nama Laporan
Neraca
Kode
Laporan
NSAIES
c. Lampiran-lampiran
No.
Nama Laporan
1
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Eselon I melalui KPPN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Eselon I melalui BUN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN
menurut Satuan Kerja Pusat – Wilayah
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN
menurut Sumber Dana dan Kegiatan
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Eselon I melalui KPPN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Eselon I melalui BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan Eselon I melalui KPPN dan BUN
menurut Satuan Kerja-Pusat Wilayah
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan Eselon I melalui KPPN dan BUN
menurut Jenis Satuan Kerja
2
3
4
5
6
7
8
Kode
Laporan
LRBEW 02
LRBEW 03
LRBEW 01b
LRBEW 01c
LRPE.W02
LRPE.W03
LRPE.W01a
LRPE.W01b
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.17
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
C. Laporan Keuangan Wilayah yang harus disampaikan adalah:
1. Laporan Keuangan Tahunan
a. Laporan Realisasi Anggaran Wilayah
No.
Nama Laporan
1
2
Laporan Realisasi Anggaran Wilayah– Tahunan
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN dan
BUN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
menurut Jenis Satuan Kerja
Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN
3
4
Kode
Laporan
LRAWT
LRBWW 01
LRPW.W 01
LRBWW 01b
b. Neraca Wilayah
No.
1
Nama Laporan
Neraca
Kode
Laporan
NSAIWT
c. Lampiran-lampiran
No.
Nama Laporan
1
2
Neraca Percobaan
Laporan Realisasi Anggaran Wilayah– Tahunan
Belanja Menurut Eselon I
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Wilayah melalui KPPN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Wilayah melalui BUN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Menurut Eselon I
Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
menurut Sumber Dana dan Kegiatan
Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
menurut Eselon I dan Jenis Satuan Kerja
Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode
Laporan
NPSAIWT
LRAWTa
LRBWW 02
LRBWW 03
LRBWW 01a
LRBWW 01c
LRBWW 01d
LRPW.W02
LRPW.W03
LRPW.W01a
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.18
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
11
12
13
Hibah
Menurut Eselon I
Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
menurut Jenis Satuan Kerja
Pendapatan Wilayah melalui KPPN dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
menurut Sumber Dana dan Kegiatan
Pendapatan Wilayah melalui KPPN dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Menurut Eselon I dan Jenis Satuan Kerja
Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN
LRPW.W01b
LRPW.W01c
LRPW.W01d
2. Laporan Keuangan Semesteran
a. Laporan Realisasi Anggaran Wilayah
No.
Nama Laporan
1
2
Laporan Realisasi Anggaran Wilayah– Semesteran
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN dan
BUN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
menurut Jenis Satuan Kerja
Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN
3
4
Kode
Laporan
LRAWS
LRBWW 01
LRPW.W01
LRBWW 01b
b. Neraca Wilayah
No.
1
Nama Laporan
Neraca
Kode
Laporan
NSAIWS
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.19
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
c. Lampiran-lampiran
No.
Nama Laporan
1
Laporan Realisasi Anggaran Wilayah– Semesteran
Belanja Menurut Eselon I
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Wilayah melalui KPPN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Wilayah melalui BUN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Menurut Eselon I
Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
menurut Sumber Dana dan Kegiatan
Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
menurut Eselon I dan Jenis Satuan Kerja
Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Menurut Eselon I
Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
menurut Jenis Satuan Kerja
Pendapatan Wilayah melalui KPPN dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
menurut Sumber Dana dan Kegiatan
Pendapatan Wilayah melalui KPPN dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Menurut Eselon I dan Jenis Satuan Kerja
Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kode
Laporan
LRAWSa
LRBWW 02
LRBWW 03
LRBWW 01a
LRBWW 01c
LRBWW 01d
LRPW.W02
LRPW.W03
LRPW.W01a
LRPW.W01b
LRPW.W01c
LRPW.W01d
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.20
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
D. Laporan Keuangan Satuan Kerja yang harus disampaikan adalah:
1. Laporan Keuangan Tahunan
a. Laporan Realisasi Anggaran Satuan Kerja
No.
Nama Laporan
1
2
Laporan Realisasi Anggaran Satuan Kerja– Tahunan
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Satuan Kerja melalui KPPN dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui KPPN
dan BUN
3
Kode
Laporan
LRAST
LRBSW 01
LRPS.W 01
b. Neraca Satuan Kerja
No.
1
Nama Laporan
Neraca
Kode
Laporan
NSAIST
c. Lampiran-lampiran
No.
Nama Laporan
1
2
Neraca Percobaan
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Satuan Kerja melalui KPPN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Satuan Kerja melalui BUN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Satuan Kerja melalui KPPN dan BUN
menurut format DIPA
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui KPPN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui KPPN
Menurut Program Kegiatan
3
4
5
6
7
Kode
Laporan
NPSAIST
LRBSW 02
LRBSW 03
LRBSDW 01
LRPS.W02
LRPS.W03
LRPS.W01a
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.21
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
2. Laporan Keuangan Semesteran
a. Laporan Realisasi Anggaran Satuan Kerja
No.
Nama Laporan
1
Laporan Realisasi Anggaran Satuan Kerja–
Semesteran
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Satuan Kerja melalui KPPN dan BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui KPPN
dan BUN
2
3
Kode
Laporan
LRASS
LRBSW 01
LRPS.W 01
b. Neraca Satuan Kerja
No.
1
Nama Laporan
Neraca
Kode
Laporan
NSAISS
c. Lampiran-lampiran
No.
Nama Laporan
1
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Satuan Kerja melalui KPPN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Satuan Kerja melalui BUN
Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Satuan Kerja melalui KPPN dan BUN
menurut format DIPA
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui KPPN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui BUN
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah
Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui KPPN
Menurut Program Kegiatan
2
3
4
5
6
Kode
Laporan
LRBSW 02
LRBSW 03
LRBSDW 01
LRPS.W02
LRPS.W03
LRPS.W01a
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.22
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
IX. PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA
Transaksi BMN diproses melalui Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang
Milik Negara (SIMAK-BMN) yang merupakan subsistem dari Sistem Akuntansi Instansi
(SAI).
A. JENIS DAN PERIODE PELAPORAN BMN
Jenis laporan yang harus disampaikan dan periode penyampaian diatur sebagai
berikut :
1. Tingkat UAKPB ke tingkat UAKPA
No.
Uraian
1
ADK
Laporan
Barang
Kuasa
Pengguna Intrakomtabel
Laporan
Barang
Kuasa
Pengguna Ekstrakomtabel
Laporan
Kuasa
PenggunaKonstruksi Dalam Pengerjaan
Laporan
Kuasa
PenggunaPersediaan
Laporan Kuasa Pengguna-Aset
Tak Berwujud
Catatan atas Laporan BMN
(CaLBMN)
2
3
4
5
6
7
Bulanan
X
Periode Pelaporan
Semesteran Tahunan
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
2. Tingkat UAKPB/UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan ke tingkat KPKNL
dalam rangka rekonsiliasi:
No.
Uraian
1
2
3
ADK
Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP)
CaLBMN
Periode Pelaporan
Semesteran
Tahunan
X
X
X
X
X
3. Tingkat UAKPB ke tingkat UAPPB-W/UAPPB-E1
No.
Uraian
1
2
3
4
ADK
Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP)
Laporan Kondisi Barang (LKB)
CaLBMN
Periode Pelaporan
Semesteran
Tahunan
X
X
X
X
X
X
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.23
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
4. Tingkat UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan ke tingkat UAPPB-E1
No.
Uraian
1
2
3
4
ADK
Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP)
Laporan Kondisi Barang (LKB)
CaLBMN
Periode Pelaporan
Semesteran
Tahunan
X
X
X
X
X
X
5. Tingkat UAPPB-W/UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan ke tingkat
UAPPB-E1
No.
Uraian
1
2
ADK
Laporan Barang Pembantu Pengguna
Wilayah (LBPPW)
Laporan Kondisi Barang (LKB)
CaLBMN
3
4
6.
Periode Pelaporan
Semesteran
Tahunan
X
X
X
X
X
X
Tingkat UAPPB-W/UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan ke tingkat
Kanwil Ditjen Kekayaan Negara dalam rangka rekonsiliasi:
No.
1
2
3
Periode Pelaporan
Semesteran
Tahunan
X
-
Uraian
ADK
Laporan Barang Pembantu
Wilayah (LBPPW)
CaLBMN
Pengguna
X
X
X
X
7. Tingkat UAPPB-E1 ke tingkat UAPB
No.
Uraian
1
2
ADK
Laporan Barang Pembantu Pengguna
Eselon I (LBPPE1)
Laporan Kondisi Barang (LKB)
CaLBMN
3
4
Periode Pelaporan
Semesteran
Tahunan
X
X
X
X
X
X
8. Tingkat UAPPB-E1 ke tingkat Ditjen Kekayaan Negara dalam rangka rekonsiliasi:
No.
Uraian
1
2
ADK
Laporan Barang Pembantu Pengguna
Eselon I (LBPPE1)
Laporan Kondisi Barang (LKB)
CaLBMN
3
4
Periode Pelaporan
Semesteran
Tahunan
X
X
X
X
X
X
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.24
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
9. Tingkat UAPB ke Ditjen Kekayaan Negara
No.
Uraian
1
2
ADK
Laporan Barang Pengguna (LBP)
3
4
Laporan Kondisi Barang (LKB)
CaLBMN
Periode Pelaporan
Semesteran
Tahunan
X
X
X
X
X
X
B. KETENTUAN PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA
1. Laporan Barang Milik Negara Semesteran
a. Laporan Barang Pengguna Semester I dan II disusun berdasarkan hasil
penggabungan Laporan Barang Pembantu Pengguna Eselon I Semester I
dan II.
b. Laporan Barang Pembantu Pengguna Eselon 1 Semester I dan II disusun
berdasarkan hasil penggabungan Laporan Barang Pembantu Pengguna
Wilayah/Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan dan Laporan Barang Kuasa Pengguna satker kantor pusat
Semester I dan II.
c. Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Semester I dan II disusun
berdasarkan hasil penggabungan Laporan Barang Kuasa Pengguna Satker
kantor daerah Semester I dan II.
d. Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan Semester I dan II disusun berdasarkan hasil penggabungan
Laporan Barang Kuasa Pengguna Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
Semester I dan II.
e. Laporan Barang Kuasa Pengguna Semester I dan II disusun berdasarkan
proses perekaman transaksi barang Semester I dan II termasuk saldo awal.
f. Laporan Barang Kuasa Pengguna Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
Semester I dan II disusun berdasarkan proses perekaman transaksi barang
Semester I dan II termasuk saldo awal yang dananya bersumber dari Dana
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.
g. UAKPB yang memiliki UAPKPB menggabungkan Laporan Barang Kuasa
Pembantu Pengguna Semester I dan II untuk menghasilkan Laporan Barang
Pengguna Semester I dan II.
2. Laporan Barang Milik Negara Tahunan
a. Laporan Barang Pengguna Tahunan disusun berdasarkan hasil
penggabungan Laporan Barang Pembantu Pengguna Eselon 1 Tahunan.
b. Laporan Barang Pembantu Pengguna Eselon 1 Tahunan disusun
berdasarkan hasil penggabungan Laporan Barang Pembantu Pengguna
Wilayah/Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan dan Laporan Barang Kuasa Pengguna satker pusat.
c. Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Tahunan disusun berdasarkan
hasil penggabungan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan.
d. Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan Tahunan disusun berdasarkan hasil penggabungan Laporan
Barang Kuasa Pengguna Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Tahunan.
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.25
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
e. Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan disusun berdasarkan akumulasi
saldo awal, mutasi tambah tahun anggaran berjalan, dan mutasi berkurang
tahun anggaran berjalan.
f. Laporan Barang Kuasa Pengguna Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
Tahunan disusun berdasarkan akumulasi saldo awal, mutasi tambah tahun
anggaran berjalan, dan mutasi berkurang tahun anggaran berjalan.
g. UAKPB yang memiliki UAPKPB menggabungkan Laporan Barang Kuasa
Pembantu Pengguna Tahunan untuk menghasilkan Laporan Barang
Pengguna Tahunan.
3. Hal lain yang perlu diperhatikan untuk kelengkapan pengungkapan (full
disclosure) dan keakuratan data laporan BMN, yaitu:
a. Kementerian negara/lembaga pengguna anggaran pembiayaan dan
perhitungan (BA 062 [Subsidi dan Transfer] dan BA 069 [Belanja Lain-lain])
yang menghasilkan BMN dilaporkan dalam neraca
bagian anggaran
pembiayaan dan perhitungan;
b. Dalam rangka meyakini keandalan data persediaan, setiap akhir semester
UAKPB melakukan opname fisik barang persediaan.
C. VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA BARANG MILIK NEGARA
1. Tingkat Satuan Kerja (UAKPB)
Petugas akuntansi memproses dokumen sumber transaksi BMN untuk
menghasilkan data transaksi BMN, Laporan Barang Kuasa Pengguna, Laporan
Barang Kuasa Pengguna Barang Bersejarah, Laporan Barang Kuasa Pengguna
Barang Persediaan, Laporan Barang Kuasa Pengguna Konstruksi Dalam
Pengerjaan, Laporan Kondisi Barang, Kartu Identitas Barang , Daftar Barang
Ruangan, dan Daftar Barang Lainnya. Register Transaksi Harian diverifikasi
dengan dokumen sumber, untuk memastikan bahwa seluruh transaksi sudah
diproses sesuai dengan dokumen sumber yang ada. Laporan Barang Kuasa
Pengguna beserta ADK setiap semester dan tahunan dikirim ke tingkat UAPPBW/UAPPB-E1 untuk dilakukan penggabungan data.
Petugas akuntansi memproses hasil penertiban aset yang dilaksanakan oleh
tim penertiban aset dengan melakukan koreksi nilai melalui transaksi perubahan
nilai koreksi tim penertiban aset. Koreksi yang dilakukan tidak akan merubah
posisi aset didalam laporan barang kuasa pengguna, yaitu jika sebelum
penertiban, aset tersebut mempunyai nilai diatas kapitalisasi (intrakomptabel) dan
setelah dilakukan penertiban, aset tersebut mempunyai nilai dibawah kapitalisasi
(ekstrakomptabel) tetap akan terlaporkan dalam laporan barang kuasa pengguna
intrakomptabel atau sebaliknya.
Transaksi Perolehan melalui Transfer masuk dan Hibah masuk tidak
menjadikan BMN tersebut secara otomatis tercatat kedalam laporan barang
kuasa pengguna intrakomptabel, tetapi BMN tersebut akan tercatat sesuai
dengan nilai perolehannya (nilai kapitalisasi).
UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyampaikan LBKP beserta
ADK ke UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan setiap semester dan
tahunan.
Untuk menjaga keandalan Laporan Barang dan Laporan Keuangan, UAKPB
bersama UAKPA melakukan rekonsiliasi internal.
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.26
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
2. Tingkat Wilayah (UAPPB-W)
Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah divalidasi dengan Laporan Barang
Kuasa Pengguna di lingkup UAPPB-W yang bersangkutan.
Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan divalidasi dengan Laporan Barang Kuasa Pengguna
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan di lingkup UAPPB-W yang bersangkutan.
Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah beserta ADK setiap semester dan
tahunan disampaikan ke tingkat eselon I (UAPPB-E1) dan Kanwil Ditjen
Kekayaan Negara di wilayah masing-masing. Penyampaian Laporan Barang oleh
UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan tidak perlu disertai ADK.
Untuk menjaga keandalan Laporan Barang dan Laporan Keuangan, UAPPB-W
bersama UAPPA-W melakukan rekonsiliasi internal.
3. Tingkat Eselon I (UAPPB-E1)
Laporan Barang Pembantu Pengguna Eselon I (UAPPB-E1) divalidasi dengan
Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah (UAPPB-W) di lingkupnya dan
juga Laporan Barang tingkat UAKPB di lingkup UAPPB-E1 yang bersangkutan,
termasuk dana dekonsentrasi/tugas pembantuan yang disalurkan melalui
propinsi/kabupaten/kota.
Laporan Barang tingkat eselon I beserta ADK setiap semester dan tahunan
disampaikan ke kementerian negara/lembaga (UAPB).
Untuk menjaga keandalan Laporan Barang dan Laporan Keuangan, UAPPB-E1
bersama UAPPA-E1 melakukan rekonsiliasi internal.
4. Tingkat Kementerian Negara/Lembaga (UAPB)
Laporan Barang tingkat Kementerian Negara/Lembaga (UAPB) divalidasi dengan
Laporan Barang Eselon I (UAPPB-E1) di lingkupnya.
Untuk menjaga keandalan Laporan Barang dan Laporan Keuangan, UAPB
bersama UAPA melakukan rekonsiliasi internal.
Setiap semester kementerian negara/lembaga melakukan rekonsiliasi dengan
Ditjen Kekayaan Negara, serta menyampaikan Laporan Barang Pengguna
beserta ADK kepada Menteri Keuangan c.q. Dirjen Kekayaan Negara setiap
semester dan tahunan.
D. WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA
Kementerian Negara/Lembaga menyampaikan Laporan Barang Pengguna kepada
Menteri Keuangan c.q. Dirjen Kekayaan Negara, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Laporan Barang Pengguna Semester I disampaikan selambat-lambatnya pada
tanggal 20 Juli tahun anggaran berjalan;
b. Laporan Barang Pengguna Semester II disampaikan selambat-lambatnya pada
tanggal 4 Februari setelah tahun anggaran berakhir;
c. Laporan Barang Pengguna dan Laporan Kondisi Barang (LKB) selambatlambatnya pada tanggal 14 Februari setelah tahun anggaran berakhir;
Jadual pengiriman Laporan Barang dari tingkat UAKPB sampai dengan tingkat UAPB
diatur dalam lampiran V peraturan ini.
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.27
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
E. RINCIAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA
1. Laporan Barang Pengguna yang harus disampaikan adalah sebagai berikut:
a. Laporan Barang Pengguna Semesteran
No.
1
2
3
Nama Laporan
Laporan Barang Pengguna Intrakomptabel per Kelompok Barang
Kementerian Negara/Lembaga – Semesteran
Laporan Barang-Barang Bersejarah per Kelompok Barang
Kementerian Negara/Lembaga – Semesteran
Laporan Persediaan Kementerian Negara/Lembaga – Semesteran
b. Laporan Barang Pengguna Tahunan
No.
1
2
4
5
Nama Laporan
Laporan Barang Pengguna Intrakomptabel per Kelompok Barang
Kementerian Negara/Lembaga – Tahunan
Laporan Barang-Barang Bersejarah per Kelompok Barang
Kementerian Negara/Lembaga – Tahunan
Laporan Kondisi Barang Kementerian Negara/Lembaga – Tahunan
Laporan Kondisi Barang – Barang Bersejarah Kementerian
Negara/Lembaga – Tahunan
2. Laporan Barang Pembantu Pengguna Eselon I yang harus disampaikan
adalah sebagai berikut:
a. Laporan Barang Semesteran
No.
Nama Laporan
1
Laporan Barang Pembantu Pengguna Intrakomptabel per Kelompok
Barang Eselon I – Semesteran
Laporan Barang-Barang Bersejarah per Kelompok Barang Eselon I –
Semesteran
Laporan Persediaan Eselon I – Semesteran
2
3
b. Laporan Barang Tahunan
No.
Nama Laporan
1
Laporan Barang Pembantu Pengguna Intrakomptabel per Kelompok
Barang Eselon I – Tahunan
Laporan Barang-Barang Bersejarah per Kelompok Barang Eselon I –
Tahunan
Laporan Kondisi Barang Eselon I – Tahunan
Laporan Kondisi Barang – Barang Bersejarah Eselon I – Tahunan
2
4
5
3. Laporan Barang wilayah yang harus disampaikan adalah sebagai berikut:
a. Laporan Barang Semesteran
No.
1
2
Nama Laporan
Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Intrakomptabel Per
Sub Kelompok Barang Wilayah – Semesteran
Laporan Barang-Barang Bersejarah Per Sub Kelompok Barang
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.28
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
3
Wilayah – Semesteran
Laporan Persediaan Wilayah – Semesteran
b. Laporan Barang Tahunan
No.
1
2
3
4
Nama Laporan
Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Intrakomptabel Per
Sub Kelompok Barang Wilayah – Tahunan
Laporan Barang-Barang Bersejarah Per Sub Kelompok Barang
Wilayah – Tahunan
Laporan Kondisi Barang Wilayah – Tahunan
Laporan Kondisi Barang – Barang Bersejarah Wilayah – Tahunan
4. Laporan Barang satuan kerja yang harus disampaikan adalah sebagai
berikut :
a. Laporan Barang Tahunan
No.
1
2
3
4
Nama Laporan
Laporan Barang Kuasa Pengguna Intrakomptabel Per Sub-sub
Kelompok Barang satuan kerja – Tahunan
Laporan Barang-Barang Bersejarah Per Sub-sub Kelompok Barang
satuan kerja – Tahunan
Laporan Kondisi Barang satuan kerja – Tahunan
Laporan Kondisi Barang – Barang Bersejarah satuan kerja –
Tahunan
b. Laporan Barang Semesteran
No.
1
2
3
Nama Laporan
Laporan Barang Kuasa Pengguna Intrakomptabel Per Sub-sub
Kelompok Barang satuan kerja – Semesteran
Laporan Barang-Barang Bersejarah Per Sub-sub Kelompok Barang
satuan kerja – Semesteran
Laporan Persediaan satuan kerja – Semesteran
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.29
LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
JADUAL PENYUSUNAN DAN PENGIRIMAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Realisasi AnggaranTriwulan I dan Neraca Per 31 Maret
Unit Organisasi
Terima
Proses dan
Rekonsiliasi
Kirim
UAKPA
-
-
12 April 2XX1
Waktu
Pengiriman
3 hari
UAPPA-W
15 April 2XX1
5 hari
20 April 2XX1
3 hari
UAPPA-E1
23 April 2XX1
3 hari
26 April 2XX1
2 hari
UAPA
28 April 2XX1
8 hari
06 Mei 2XX1
1 hari
Menkeu cq.
Dirjen PBN
07 Mei 2XX1
-
-
Laporan Keuangan Semester I
Unit Organisasi
Terima
Proses dan
Rekonsiliasi
Kirim
UAKPA
-
-
10 Juli 2XX1
Waktu
Pengiriman
2 hari
UAPPA-W
12 Juli 2XX1
3 hari
15 Juli2XX1
2 hari
UAPPA-E1
17 Juli 2XX1
3 hari
20 Juli 2XX1
2 hari
UAPA
22 Juli 2XX1
3 hari
25 Juli 2XX1
Menkeu cq.
Dirjen PBN
26 Juli 2XX1
-
-
1 hari
Jadual Penyusunan dan Pengiriman LK K/L - Halaman V.1
LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Realisasi Anggaran Triwulan III dan Neraca Per 30 September
Unit Organisasi
Terima
Proses dan
Rekonsiliasi
Kirim
UAKPA
-
-
12 Oktober 2XX1
Waktu
Pengiriman
3 hari
UAPPA-W
15 Oktober 2XX1
5 hari
20 Oktober 2XX1
3 hari
UAPPA-E1
23 Oktober 2XX1
6 hari
29 Oktober 2XX1
2 hari
UAPA
31 Oktober 2XX1
8 hari
08 November 2XX1
Menkeu cq.
Dirjen PBN
09 November2XX1
-
-
Proses dan
Rekonsiliasi
Kirim
1 hari
Laporan Keuangan Tahunan
Unit Organisasi
Terima
UAKPA
-
UAPPA-W
20 Januari 2XX2
6 hari
23 Januari2XX2
Waktu
Pengiriman
3 hari
29 Januari 2XX2
3 hari
UAPPA-E1
02 FebruarI2XX2
6 hari
08 Februari 2XX2
2 hari
UAPA
Menkeu cq.
Dirjen PBN
10 Februari2XX2
Tanggal terakhir
FebruarI 2XX2
17 hari
-
Tanggal terakhir
FebruarI 2XX2
1atau 2
hari
-
Keterangan
•
Laporan Keuangan yang disampaikan ke Unit Akuntansi di atasnya adalah
Laporan Keuangan yang telah direkonsiliasi dengan KPPN, Kanwil Ditjen PBN
dan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
Jadual Penyusunan dan Pengiriman LK K/L - Halaman V.2
LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
•
•
Proses dan Rekonsiliasi termasuk kegiatan penggabungan, rekonsiliasi dan
pengiriman.
Tahun 2XX1 adalah untuk tahun anggaran berjalan,
Tahun 2XX2 adalah 1 (satu) tahun setelah tahun anggaran berakhir (tahun
anggaran berikutnya).
Jadual Penyusunan dan Pengiriman LK K/L - Halaman V.3
LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
JADUAL PENYUSUNAN DAN PENGIRIMAN
LAPORAN BARANG KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Semester I
Unit Organisasi
Terima
Proses
Kirim
UAKPB
-
-
05 Juli 2XX1
Waktu
Pengiriman
2 hari
UAPPB-W
07 Juli 2XX1
4 hari
11 Juli 2XX1
2 hari
UAPPB-E1
13 Juli 2XX1
2 hari
15 Juli 2XX1
2 hari
UAPB
17 Juli 2XX1
3 hari
20 Juli 2XX1
Menkeu cq.
Dirjen KN
21 Juli 2XX1
-
-
1 hari
Laporan Barang Semester II
Unit Organisasi
Terima
Proses
Kirim
UAKPB
-
-
10 Januari 2XX2
Waktu
Pengiriman
5 hari
UAPPB-W
15 Januari 2XX2
5 hari
20 Januari2XX2
3 hari
UAPPB-E1
23 Januari 2XX2
5 hari
28 Januari 2XX2
2 hari
UAPB
30 Januari 2XX2
5 hari
4 Februari 2XX2
1 hari
Menkeu cq.
Dirjen KN
5 Februari 2XX2
-
-
Jadual Penyusunan dan Pengiriman LK K/L - Halaman V.4
LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Tahunan
Unit Organisasi
Terima
Proses
Kirim
UAKPB
-
-
14 Januari 2XX2
Waktu
Pengiriman
5 hari
UAPPB-W
19 Januari 2XX2
5 hari
24 Januari 2XX2
3 hari
UAPPB-E1
27 Januari 2XX2
7 hari
3 Februari 2XX2
2 hari
UAPB
11 hari
5 Februari 2XX2
14 Februari 2XX2
(termasuk
pemutakhiran
data BMN)
Menkeu cq.
Dirjen KN
15 Februari 2XX2
-
1 hari
-
Keterangan :
•
Tahun 2XX1 adalah untuk tahun anggaran berjalan,
Tahun 2XX2 adalah untuk 1 (satu) tahun setelah tahun anggaran berakhir
(tahun anggaran berikutnya).
Jadual Penyusunan dan Pengiriman LK K/L - Halaman V.5
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA
CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA /ESELON I/SATUAN KERJA...
I. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;
7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 96/PMK.06/2007
tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemenfaatan, Penghapusan dan
Pemindahtanganan Barang Milik Negara;
9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 97/PMK.06/2007
tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara;
10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 120/PMK.06/2007
tentang Penatausahaan Barang Milik Negara;
11. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;
12. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER
/PB/2008 tentang
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 1
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
II. LAPORAN BARANG
1. TANAH (131111)
a. Tanah (1.01)
Saldo Tanah pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ...
sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... m2/Rp ... mutasi tambah ...
m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp...
Mutasi tambah tanah tersebut meliputi:
- Pembelian
- Transfer masuk
- Hibah (masuk)
- Rampasan/sitaan
- Penyelesaian Pembangunan
- Pembatalan Penghapusan
- Reklasifikasi Masuk
- Bangun Serah Guna
- Bangun Guna Serah
- Pertukaran
- Perolehan Lainnya
- Pengembangan Nilai
- Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
- Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi
- Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Mutasi kurang tanah tersebut meliputi:
- Penghapusan
- Transfer keluar
- Hibah (keluar)
- Pengurangan
- Reklasifikasi keluar
- Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
- Koreksi pencatatan
- Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
- Penghentian BMN dari Penggunaan
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Dari jumlah di atas dalam proses ruislag/sengketa ... m2/Rp...
Dari jumlah di atas yang dihentikan penggunaannya karena rusak berat/hilang
tetapi belum dihapuskan adalah ... m2/Rp...
2. PERALATAN DAN MESIN (131311)
a. Alat Besar (2.01)
Saldo BMN berupa Alat Besar pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon
I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ...
buah/unit/Rp... mutasi tambah ... buah/unit/Rp... mutasi kurang ... buah/unit/Rp...
Mutasi tambah Alat Besar tersebut meliputi:
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 2
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
- Pembelian
- Transfer masuk
- Hibah (masuk)
- Rampasan/sitaan
- Penyelesaian Pembangunan
- Pembatalan Penghapusan
- Reklasifikasi Masuk
- Bangun Serah Guna
- Bangun Guna Serah
- Pertukaran
- Perolehan Lainnya
- Pengembangan Nilai
- Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
- Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi
- Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Intrakomptabel
Ekstrakomptabel
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Mutasi kurang Alat Besar tersebut meliputi:
-
Penghapusan
Transfer keluar
Hibah (keluar)
Pengurangan
Reklasifikasi keluar
Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
Koreksi pencatatan
Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Penghentian BMN dari Penggunaan
Intrakomptabel
Ekstrakomptabel
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Dari jumlah di atas dalam proses pertukaran/sengketa ... buah/unit/Rp...
Dari jumlah di atas yang dihentikan penggunaannya karena rusak berat/hilang
tetapi belum dihapuskan adalah ... buah/unit/Rp...
b. Alat Angkutan (2.02)
Saldo Alat Angkutan pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja
... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... unit/Rp... mutasi
tambah ... unit/Rp... mutasi kurang ... unit/Rp...
Mutasi tambah Alat Angkut tersebut meliputi:
- Pembelian
- Transfer masuk
- Hibah (masuk)
- Rampasan/sitaan
- Penyelesaian Pembangunan
- Pembatalan Penghapusan
- Reklasifikasi Masuk
- Bangun Serah Guna
- Bangun Guna Serah
- Pertukaran
- Perolehan Lainnya
- Pengembangan Nilai
Intrakomptabel
Ekstrakomptabel
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 3
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
- Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
- Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi
- Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Mutasi kurang Alat Angkut tersebut meliputi:
-
Penghapusan
Transfer keluar
Hibah (keluar)
Pengurangan
Reklasifikasi keluar
Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
Koreksi pencatatan
Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Penghentian BMN dari Penggunaan
Intrakomptabel
Ekstrakomptabel
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
3. GEDUNG DAN BANGUNAN (131511)
Saldo Gedung dan Bangunan pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/
Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ...
m2/Rp... mutasi tambah ... m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp...
Mutasi tambah Gedung dan Bangunan tersebut meliputi:
- Pembelian
- Transfer masuk
- Hibah (masuk)
- Rampasan/sitaan
- Penyelesaian Pembangunan
- Pembatalan Penghapusan
- Reklasifikasi Masuk
- Bangun Serah Guna
- Bangun Guna Serah
- Pertukaran
- Perolehan Lainnya
- Pengembangan Nilai
- Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
- Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi
- Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Intrakomptabel
Ekstrakomptabel
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Mutasi kurang Gedung dan Bangunan tersebut meliputi:
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 4
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
-
Penghapusan
Transfer keluar
Hibah (keluar)
Pengurangan
Reklasifikasi keluar
Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
Koreksi pencatatan
Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Penghentian BMN dari Penggunaan
Intrakomptabel
Ekstrakomptabel
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
4. JALAN DAN JEMBATAN (131711)
Saldo Jalan dan Jembatan pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan
Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... m2/Rp ...
mutasi tambah ... m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp...
Mutasi tambah Jalan dan Jembatan tersebut meliputi:
-
Pembelian
Transfer masuk
Hibah (masuk)
Rampasan/sitaan
Penyelesaian Pembangunan
Pembatalan Penghapusan
Reklasifikasi Masuk
Bangun Serah Guna
Bangun Guna Serah
Pertukaran
Perolehan Lainnya
Pengembangan Nilai
Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi
Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Mutasi kurang Jalan dan Jembatan tersebut meliputi:
-
Penghapusan
Transfer keluar
Hibah (keluar)
Pengurangan
Reklasifikasi keluar
Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
Koreksi pencatatan
Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Penghentian BMN dari Penggunaan
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 5
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
5. IRIGASI (131712)
Saldo Irigasi pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ...
sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... m2/Rp... mutasi tambah ...
m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp...
Mutasi tambah Irigasi tersebut meliputi:
-
Pembelian
Transfer masuk
Hibah (masuk)
Rampasan/sitaan
Penyelesaian Pembangunan
Pembatalan Penghapusan
Reklasifikasi Masuk
Bangun Serah Guna
Bangun Guna Serah
Pertukaran
Perolehan Lainnya
Pengembangan Nilai
Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi
Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Mutasi kurang Irigasi tersebut meliputi:
-
Penghapusan
Transfer keluar
Hibah (keluar)
Pengurangan
Reklasifikasi keluar
Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
Koreksi pencatatan
Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Penghentian BMN dari Penggunaan
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
6. JARINGAN (131713)
Saldo Jaringan pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per
... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... m2/Rp ... mutasi tambah
... m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp...
Mutasi tambah Jaringan tersebut meliputi:
-
Pembelian
Transfer masuk
Hibah (masuk)
Rampasan/sitaan
Penyelesaian Pembangunan
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 6
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
-
Pembatalan Penghapusan
Reklasifikasi Masuk
Bangun Serah Guna
Bangun Guna Serah
Pertukaran
Perolehan Lainnya
Pengembangan Nilai
Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi
Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Mutasi kurang Jaringan tersebut meliputi:
-
Penghapusan
Transfer keluar
Hibah (keluar)
Pengurangan
Reklasifikasi keluar
Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
Koreksi pencatatan
Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Penghentian BMN dari Penggunaan
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
7. ASET TETAP LAINNYA (131911)
Saldo Aset Tetap Lainnya pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan
Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... buah/Rp ...
mutasi tambah ... buah/Rp... mutasi kurang ... buah/Rp...
Mutasi tambah Aset Tetap Lainnya tersebut meliputi:
- Pembelian
- Transfer masuk
- Hibah (masuk)
- Rampasan/sitaan
- Penyelesaian Pembangunan
- Pembatalan Penghapusan
- Reklasifikasi Masuk
- Bangun Serah Guna
- Bangun Guna Serah
- Pertukaran
- Perolehan Lainnya
- Pengembangan Nilai
- Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
- Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi
- Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Intrakomptabel
Ekstrakomptabel
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 7
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
Mutasi kurang Aset Tetap Lainnya tersebut meliputi:
-
Penghapusan
Transfer keluar
Hibah (keluar)
Pengurangan
Reklasifikasi keluar
Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
Koreksi pencatatan
Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Penghentian BMN dari Penggunaan
Intrakomptabel
Ekstrakomptabel
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Didalam Aset Tetap Lainnya pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon
I/Satuan Kerja menguasai aset renovasi sebanyak ... unit dengan rincian sebagai
berikut: ... (disampaikan informasi mengenai jenis aset renovasi yang dikelola)
8. KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (132111)
Saldo Konstruksi Dalam Pengerjaan pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon
I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ...
m2/Rp... mutasi tambah ... m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp...
Mutasi tambah Konstruksi Dalam Pengerjaan tersebut meliputi:
- Perolehan
- Pengembangan
Rp...
Rp...
Mutasi kurang Konstruksi Dalam Pengerjaan tersebut meliputi:
- Penyelesaian Pembangunan
Rp...
9. PERSEDIAAN
Saldo persediaan pada tanggal ... adalah Rp... yang terdiri dari:.. disampaikan
jenis persediaan yang masih tersisa dan kondisi dari persediaan tersebut).
Jumlah persediaan yang rusak/usang adalah Rp...
Mutasi tambah Persediaan tersebut meliputi:
-
Pembelian
Transfer masuk
Hibah masuk
Rampasan
Perolehan Lainnya
Koreksi
Hasil Opname Fisik
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
.
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 8
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
Mutasi kurang Persediaan tersebut meliputi:
- Habis Pakai
- Transfer keluar
- Hibah keluar
- Usang
- Rusak
- Penghapusan Lainnya
- Koreksi
- Hasil Opname Fisik
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
10. ASET TAK BERWUJUD (153)
Saldo Aset Tak Berwujud pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan
Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... m2/Rp ...
mutasi tambah ... m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp...
Mutasi tambah Aset Tak Berwujud tersebut meliputi:
-
Pembelian
Transfer masuk
Hibah (masuk)
Rampasan/sitaan
Penyelesaian Pembangunan
Pembatalan Penghapusan
Reklasifikasi Masuk
Bangun Serah Guna
Bangun Guna Serah
Pertukaran
Perolehan Lainnya
Pengembangan Nilai
Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi
Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Mutasi kurang Aset Tak Berwujud tersebut meliputi:
-
Penghapusan
Transfer keluar
Hibah (keluar)
Pengurangan
Reklasifikasi keluar
Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
Koreksi pencatatan
Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Penghentian BMN dari Penggunaan
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Rp...
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 9
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
11. ASET BERSEJARAH
Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja
menguasai aset
bersejarah sebanyak ... unit dengan rincian sebagai berikut: ... disampaikan
informasi mengenai jenis aset bersejarah yang dikelola)
III. INFORMASI TAMBAHAN
1. BMN BADAN LAYANAN UMUM
Total BMN yang yang dikelola BLU senilai Rp... dengan rincian sebagai berikut:
Saldo awal mutasi tambah
mutasi kurang
saldo
Tanah
....
...
...
...
Peralatan dan Mesin
...
...
...
...
Gedung dan Bangunan
...
...
...
...
Jalan dan Jembatan
...
...
...
...
Irigasi
...
...
...
...
Jaringan
...
...
...
...
Aset Tetap Lainnya
...
...
...
...
Aset Tak Berwujud
...
...
...
...
.
2. INFORMASI LAINNYA
a. BMN yang diperoleh dari dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan
yang belum diserahkan dengan rincian sebagai berikut:
Saldo awal mutasi tambah
mutasi kurang
saldo
Tanah
...
...
...
...
Peralatan dan Mesin
...
...
...
...
Gedung dan Bangunan
...
...
...
...
Jalan dan Jembatan
...
...
...
...
Irigasi
...
...
...
...
Jaringan
...
...
...
...
Aset Tetap Lainnya
...
..
...
...
Aset Tak Berwujud
...
...
...
...
.
Mutasi kurang dari BMN tersebut di atas antara lain disebabkan oleh penyerahan
kepada Pemerintah Daerah.
Dari total BMN tersebut di atas termasuk BMN yang diperoleh dari Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan yang belum diserahkan dengan rincian sebagai
berikut:
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 10
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
Saldo awal mutasi tambah
mutasi kurang
saldo
Tanah
...
...
...
...
Peralatan dan Mesin
...
...
...
...
Gedung dan Bangunan
..
.
...
...
...
Jalan dan Jembatan
..
.
...
...
...
Irigasi
...
...
...
...
Jaringan
...
...
...
...
Aset Tetap Lainnya
...
...
...
...
Aset Tak Berwujud
...
...
...
...
Mutasi kurang dari BMN tersebut di atas antara lain disebabkan oleh penyerahan
kepada Kementeritan Negara/Lembaga ... sebagai pelaksana BA
b.
BMN yang dihentikan penggunaan aktifnya dan belum dihapuskan dengan
rincian sebagai berikut:
Tanah
Rp...
Peralatan dan Mesin
Rp...
Gedung dan Bangunan
Rp...
Jalan dan Jembatan
Rp...
Irigasi
Rp...
Jaringan
Rp...
Aset Tetap Lainnya
Rp...
Aset Tak Berwujud
Rp...
c.
Informasi lainnya terkait dengan BMN yang perlu diungkapkan
Disamping itu dilampirkan cetakan Laporan Barang Semester/Tahunan yang
berasal dari proses penginputan data BMN melalui Aplikasi SIMAK-BMN
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 11
LAMPIRAN VII
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
MONITORING PENUTUPAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
BANK
NO.
:
NOMOR REKENING
TANGGAL PENUTUPAN
SALDO YANG DISETOR
TGL DAN SURAT BANK
1
-
2
-
3
-
4
-
KETERANGAN
dst
JUMLAH
-
Monitoring Penutupan Rekening K/L - Halaman VII.1
LAMPIRAN VII
PERATURAN
DIREKTUR
JENDERAL
PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
RENCANA TINDAK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
TERHADAP TEMUAN PEMERIKSAAN BPK ATAS PENGELOLAAN REKENING
TAHUN 2XX1 DAN 2XX0∗
KLASIFIKASI
NOMOR
∗
TEMUAN
I
TEMUAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN
A.
Pembukaan Rekening
B.
Pengoperasian Rekening
C.
Penutupan Rekening
D.
Pelaporan Rekening
E.
Lain-lain
I
II
III
RENCANA TINDAK PEMERINTAH
(USULAN TPRP)
JADWAL
PENYELESAIAN
Sumber PMK Nomor: 116/PMK.05/2007
Rencana Tindak Terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas Pengelolaan Rekening K/L – Halaman VII.2
LAMPIRAN VII
PERATURAN
DIREKTUR
JENDERAL
PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
FORMAT RENCANA TINDAK PEMERINTAH
TERHADAP TEMUAN PEMERIKSAAN BPK ATAS LKKL, LKBUN, LKPP TAHUN 20X0
KLASIFIKASI TEMUAN
NO.
(1)
TEMUAN PEMERIKSAAN
(2)
I
II
III
(3)
(4)
(5)
RENCANA TINDAK
JADWAL
PENYELESAIAN
(6)
(7)
Jakarta,
20X1
Pejabat yang bertanggung jawab,
Nama ...............................
NIP/NRP .........................
Format Rencana Tindak Pemerintah – Halaman VII. 3
LAMPIRAN VII
PERATURAN
DIREKTUR
JENDERAL
PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER- /PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I
No.
Header/Kolom
Uraian Isian
1.
Kolom 1
Diisi dengan nomor urut.
2.
Kolom 2
Diisi dengan uraian temuan pemeriksaan BPK, sesuai dengan yang dimuat dalam
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
Contoh:
I. TEMUAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI)
A. Temuan tentang Sistem Pengendalian atas Kas dan Bank
Rekening Giro Milik Pemerintah sebanyak 2.141 senilai Rp2.560.473,03
juta dan 260 Rekening Deposito Milik Pemerintah senilai Rp144.316,88
juta di Bank Umum belum diungkapkan dalam LKPP Tahun 2006 dan
tidak jelas statusnya.
3.
Kolom 3
Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksan BPK harus
diselesaikan dalam tahun anggaran berjalan.
4.
Kolom 4
Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus
diselesaikan dalam tahun anggaran berikutnya.
5.
Kolom 5
Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus
diselesaikan dalam 2-3 tahun anggaran berikutnya.
6.
Kolom 6
Diisi dengan uraian rencana tindak yang akan dilakukan untuk menyelesaian
temuan pemeriksaan BPK.
Contoh:
Pemerintah akan melakukan upaya-upaya penertiban rekening, antara lain:
1. menyusun peraturan/pedoman pengelolaan dan penertiban rekening
pemerintah;
2. menginventarisasi, mengevaluasi, dan menentukan langkah-langkah
penyelesaian rekening pemerintah.
7.
Kolom 7
Diisi dengan batas akhir penyelesaian rencana tindak, dengan memperhatikan
klasifikasi temuan sesuai kolom (3), (4), dan (5)
Contoh:
Tahun 2007
Format Rencana Tindak Pemerintah – Halaman VII.4
LAMPIRAN VII
PERATURAN
DIREKTUR
JENDERAL
PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER- /PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
FORMAT MONITORING PENYELESAIAN TINDAK LANJUT PEMERINTAH
TERHADAP TEMUAN PEMERIKSAAN BPK ATAS LKKL, LKBUN, LKPP TAHUN 20X0
NO
(1)
TEMUAN
PEMERIKSAAN
(2)
KLASIFIKASI
TEMUAN
RENCANA TINDAK
I
II
III
(SESUAI DENGAN SURAT
NOMOR .../20X1)
(3)
(4)
(5)
(6)
JADWAL
PENYELESAIAN
PROGRESS PER
... 20X1
UNIT
PENANGGUNG
JAWAB
KET
(7)
(8)
(9)
(10)
Jakarta,
20X1
Pejabat yang bertanggung jawab,
Nama ................................
NIP/NRP ...........................
Format Rencana Tindak Pemerintah – Halaman VII. 5
LAMPIRAN VII
PERATURAN
DIREKTUR
JENDERAL
PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER- /PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II
No.
Header/Kolom
Uraian Isian
1.
Kolom 1
Diisi dengan nomor urut.
2.
Kolom 2
Diisi dengan uraian temuan pemeriksaan BPK, sesuai dengan yang dimuat dalam
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
Contoh:
I. TEMUAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI)
A. Temuan tentang Sistem Pengendalian atas Kas dan Bank
Rekening Giro Milik Pemerintah sebanyak 2.141 senilai Rp2.560.473,03
juta dan 260 Rekening Deposito Milik Pemerintah senilai Rp144.316,88
juta di Bank Umum belum diungkapkan dalam LKPP Tahun 2006 dan
tidak jelas statusnya.
3.
Kolom 3
Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksan BPK harus
diselesaikan dalam tahun anggaran berjalan.
4.
Kolom 4
Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus
diselesaikan dalam tahun anggaran berikutnya.
5.
Kolom 5
Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus
diselesaikan dalam 2-3 tahun anggaran berikutnya.
6.
Kolom 6
Diisi dengan uraian rencana tindak yang akan dilakukan untuk menyelesaian
temuan pemeriksaan BPK sesuai dengan surat penyampaian rencana tindak
kepada BPK.
Contoh:
Pemerintah akan melakukan upaya-upaya penertiban rekening, antara lain:
1. menyusun peraturan/pedoman pengelolaan dan penertiban rekening
pemerintah;
2. menginventarisasi, mengevaluasi, dan menentukan langkah-langkah
penyelesaian rekening pemerintah.
7.
Kolom 7
Diisi dengan batas akhir penyelesaian rencana tindak, dengan memperhatikan
klasifikasi temuan sesuai kolom (3), (4), dan (5)
Contoh:
Tahun 2007
8.
Kolom 8
Diisi dengan progress atau perkembangan penyelesaian rencana tindak per
periode, misalnya per 31 Oktober 2007.
Contoh:
Pemerintah telah melakukan langkah-langkah penertiban rekening, antara lain:
1. Telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dan Keputusan Menteri
Keuangan (KMK):
a. PMK Nomor 57 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik
Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja pada tanggal 13 Juni
2007;
b. PMK Nomor 58 Tahun 2007 tentang Penerbitan Rekening Pemerintah
pada Kementerian Negara/Lembaga pada tanggal 13 Juni 2007;
c.
PMK Nomor 67 Tahun 2007 tentang Pengenaan Sanksi Dalam Rangka
Pengelolaan dan Penertiban Rekening pada Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja pada tanggal 26 Juni 2007.
d. KMK Nomor 254 Tahun 2007 tentang Pembentukan Tim Penertiban
Format Rencana Tindak Pemerintah – Halaman VII.6
LAMPIRAN VII
PERATURAN
DIREKTUR
JENDERAL
PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER- /PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Rekening Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga
2. Tim yang telah dibentuk telah melakukan:
a. Sosialisasi pengelolaan dan penertiban rekening kepada seluruh
kementerian negara/lembaga.
b. Pengiriman kuesioner identifikasi rekening pada kementerian
negara/lembaga.
c.
Inventarisasi, evaluasi, dan penyelesaian rekening sebanyak 47 dari 81
kementerian negara/lembaga dengan hasil:
ƒ Dipertahankan sebanyak 1145 rekening dengan nilai Rp567,05 miliar
ƒ Ditutup dan saldonya disetor ke Kas Negara sebanyak 97 rekening
dengan nilai Rp854,87 miliar.
9.
Kolom 9
Diisi dengan unit yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian rencana tindak.
Contoh:
Direktorat Pengelolaan Kas Negara dan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan.
10.
Kolom 10
Diisi dengan keterangan seperlunya.
Format Rencana Tindak Pemerintah – Halaman VII. 7
Download