Minanda Fachladelcada Primara 240210130056 IV

advertisement
Minanda Fachladelcada Primara
240210130056
IV.
HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Isolasi Tape
Jumlah
Ciri Koloni
Kel
Sampel Media
Koloni
10-4 10-5
10-4
10-5
Keterangan
TPC
(sel/ml)
Berserabut
1
2
Kayu
PDA
1
1
1 Kapang
1 Kapang
Manis
NA
4
1
4 Bakteri
1 Bakteri
PDA
3
1
3 Kapang
1 Bakteri
Kayu
Berwarna
putih
Berbentuk
bulat putih
Berserabut
Berwarna
1,0 × 104
4,1 × 104
3,0 × 104
putih
Bulat
Manis
NA
5
1
5 Bakteri
1 Bakteri
Putih
5,0 × 104
kekuningan
Berserabut
PDA
3
208
80
4 Kapang
4 Kapang
putih
108 ×
3 Khamir
1 Khamir
Berbentuk
104
Bawang
bulat putih
Berserabut
Putih
NA
282
75
4 Kapang
putih
144 ×
7 Khamir
Berbentuk
104
bulat putih
> 3,0 ×
4
5
6
7
Bawang
PDA
558
336
11 Kapang 2 Kapang
Berserabut
107
putih
(5,6 ×
Putih
Kayu
Manis
Kayu
Manis
Ragi
106)
NA
544
220
-
-
PDA
1
1
1 Kapang
1 Kapang
NA
5
2
5 Bakteri
2 Khamir
PDA
NA
PDA
12
43
41
23
0
53
12 Khamir
3 Khamir
1 Kapang
23 Khamir
52 Khamir
Berbentuk
bulat putih
Berserabut
putih
Berbentuk
bulat putih
Bulat putih
Bulat putih
Serabut putih
2,2 × 107
1,0 × 104
5,0 × 104
3,0 × 104
-
Minanda Fachladelcada Primara
240210130056
Pasar
NA
PDA
8
2
2
12
384
40 Khamir
1 Kapang
1 Kapang
1 Khamir
1 Bakteri
4 Kapang
2 Kapang
1 Kapang
Putih
14
13
1 Khamir
12 Bakteri
Bawang
Putih
Manis
putih
Bulat
> 2,0 ×
9 Khamir
Berserabut
104
4 Kapang
putih
(1,4 ×
kekuningan
Serabut putih
Bulat putih
Berserabut
105)
2,0 × 104
-
PDA
NA
2
4
2
18
2 Kapang
4 Khamir
2 Kapang
18 Khamir
PDA
0
1
48 Khamir
44 Khamir
NA
49
47
1 Kapang
3 Kapang
PDA
1
4
1 Kapang
4 Kapang
NA
6
16
6 Bakteri
16 Bakteri
Ragi
11
Pasar
Bulat
-
Kayu
10
putih
Bulat
Berserabut
putih
Berserabut
putih
Bulat
Berserabut
putih
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014)
V.
PEMBAHASAN
Tape adalah sejenis penganan yang dihasilkan dari proses peragian
(fermentasi). Tape bisa dibuat dari singkong (ubi kayu) dan hasilnya dinamakan
tape singkong. Sedangkan bila dibuat dari ketan hitam maupun ketan putih,
hasilnya dinamakan tape pulut atau tape ketan. Tape yang dibuat dari ubi kayu
maupun beras ketan, mempunyai nilai gizi lebih baik dibandingkan nilai gizi
bahan dasarnya. (Fardiaz, 1992)
-
Berserabut
Khamir
Bawang
NA
9
384
Bulat putih
-
-
-
-
Minanda Fachladelcada Primara
240210130056
Fermentasi tape melibatkan beberapa jenis mikroorganisme terutama yeast
dan kapang, yang mampu mengubah senyawa gizi makro molekul menjadi lebih
sederhana, sehingga mudah dicerna dan diserap oleh usus manusia. Fermentasi
tape mengubah karbohidrat yang merupakan substrat utama dari bahan yang akan
difermentasi, proses fermentasinya yaitu polisakarida dipecah menjadi gula-gula
sederhana dan kemudian glukosa dipecah menjadi senyawa-senyawa lainnya,
selama fermentasi terjadi sintesa protein hingga kuantitasnya mengalami
peningkatan dua kali lipat, dan vitamin B1 (thiamine) mengalami peningkatan
sekitar 300% dari bahan dasarnya. (Fardiaz, 1992)
Fermentasi tape membutuhkan ragi, ragi merupakan starter/inokulum
untuk membuat berbagai produk fermentasi seperti tape, tempe dan lain-lain. Ragi
atau fermen ialah zat yang menyebabkan fermentasi. Ragi tape merupakan
substrat bagi berbagai jenis mikroba untuk hidup. Ragi biasanya mengandung
mikroorganisme
yang
melakukan
fermentasi
dan
media
biakan
bagi
mikroorganisme tersebut. Media biakan ini dapat berbentuk butiran-butiran kecil
atau cairan nutrien. Berbagai jenis ragi yang digunakan di berbagai negara dan
kebudayaan di dunia dibuat menggunakan media biakan tertentu dan campuran
tertentu galur fungi dan bakteri. (Hamukti, 2009)
Ragi tape merupakan starter dalam pembuatan tape yang mengandung
berbagai
mikroorganisme
yang
terdiri
dari
berbagai
species
Candida,
Endomycopsis, Hensenula, Aspergillus, Fusarium, Mucor dan Rhizopus. Tetapi
yang berperan dalam fermentasi terutama adalah kapang yang tergolong A. rouxii
dan khamir Endomycopsis burtonii. (Rialita, 2004)
Beragamnya bumbu rempah yang digunakan dalam pembuatan ragi
menjadikan jenis, populasi, dan keaktifan mikroba dalam ragi sangat beragam,
sehingga terdapat kesulitan untuk mendapatkan ragi dengan kualitas yang
seragam. Salah satu cara mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
membuat ragi menggunakan mikroba murni yang diketahui memiliki aktivitas
amilolitik dan berperan dalam proses fermentasi. (Rialita, 2008)
Minanda Fachladelcada Primara
240210130056
Ragi tape mengandung mikroba Sacchoromyces cereviceae. Mikroba ini
mengeluarkan enzim yang berguna dalam proses fermentasi. Kesterilan ragi dan
bahan dasar pembuatan tape ketika akan digunakan amat penting. Hal ini
dimaksudkan agar tak dicemari bakteri lain, jika hal ini terjadi proses fermentasi
akan terhambat. (Rialita, 2004)
Praktikum kali ini adalah tentang pembuatan ragi tape, pembuatan ragi
tape dilakukan dengan dua cara yang menghasilkan ragi tape A dan ragi tape B.
Ragi tape A yang dibuat dilakukan dengan mencampur ragi tape dengan kayu
manis, ragi tape B dilakukan dengan mencampur ragi tape dengan kayu manis dan
mencampur ragi tape dengan bawang putih. Kayu manis dan bawang putih yang
ditambahkan memiliki fungsi sebagai antimikroba alami, tujuan diberikannya
antimikroba alami adalah untuk menjaga ragi tape tetap steril dan terbebas dari
kontaminan. (Hidayat, 2006) Kontaminan dapat menyebabkan pertumbuhan
mikroorganisme di dalam ragi menjadi terhambat dan tidak optimal, karena
kurang optimalnya pertumbuhan mikroorganisme di dalamnya menyebabkan
kualitas dari ragi menjadi rendah. Kayu manis dan bawang putih kemudian
dibandingkan yang mana yang dapat memberikan kualitas ragi tape terbaik, di
mana penambahan antimikroba tidak menghambat starter dan dapat menghambat
mikroorganisme kontaminan.
Persamaan dari kedua tipe ragi tersebut adalah sama-sama menggunakan
suspensi ragi yang dibuat dari 5 gram ragi pasar yang dilarutkan dalam 20 ml
aquades steril, pada pembuatan ragi tape A, adonan dibuat dengan mencampurkan
95 gram tepung beras dengan 5 gram kayu manis, penambahan tepung beras ini
karena tepung beras dapat menjadi media agar khamir dapat tumbuh, selanjutnya
ditambahkan dengan 5 ml suspensi ragi tape dan aquades steril sedikit demi
sedikit, lalu diaduk hingga terbentuk adonan, dan dibuat bulatan pipih dari adonan
yang kalis tersebut, kemudian diletakkan di atas baki yang diberi alas kertas dan
diinkubasi pada suhu 300C selama 2 hari, setelah selesai inkubasi, selanjutnya
dikeringkan selama 2 hari pada suhu 400C maka diperoleh ragi tape A.
Pembuatan ragi tape B, 5 gram bawang putih dihaluskan dan ditambahkan
10 ml aquades steril kemudian disaring untuk mendapatkan filtratnya, lalu filtrat
Minanda Fachladelcada Primara
240210130056
bawang putih tersebut dicampurkan dengan 100 gram tepung beras dan 5 ml
suspensi ragi tape serta ditambahkan aquades tetes demi tetes, kemudian diaduk
hingga terbentuk adonan yang kalis untuk selanjutnya dibuat bulatan pipih dan
diletakkan di atas baki yang diberi alas kertas, lalu diinkubasi pada suhu 300C
selama 2 hari, setelah selesai inkubasi, selanjutnya dikeringkan selama 2 hari pada
suhu 400C maka diperoleh ragi tape B.
Ragi tape yang sudah jadi dilakukan isolasi, ragi tape yang dipakai yaitu
ragi tape kayu manis dan bawang putih yang sudah dibuat dan ragi pasar. Isolasi
dilakukan dengan cara mengambil 1 gram sampel ragi tape dan menambahkannya
dengan 9 ml NaCl fisiologis 0,85% di dalam tabung reaksi steril, kemudian
dilakukan pengenceran hingga pengenceran 10-5 secara aseptis, selanjutnya
dilakukan metode agar tuang dengan cara dari masing-masing pengenceran 10-4
dan 10-5 diambil 1 ml lalu dimasukkan ke dalam cawan petri yang berbeda
kemudian dituangkan media PDA dan NA ke dalam masing-masing cawan petri
tersebut, kemudian diinkubasi pada suhu 300C selama 2 hari.
Kayu manis merupakan rempah-rempah dalam bentuk kulit kayu yang
biasa dimanfaatkan masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, selain
sebagai penambah cita rasa masakan dan pembuatan kue, sejak dulu ia dikenal
punya berbagai khasiat. Kayu manis juga saat ini sudah menjadi bagian dari bahan
baku dalam industri jamu dan kecantikan. (Wahyudi, 2007) Tumbuhan kayu
manis (Cinnamomum burmanni, Lauraceae) dikenal sebagai senyawa anti
mikroba yang sering digunkan untuk campuran jamu. Salah satu kandungannya
adalah minyak atsiri yang terdapat baik dalam kulit kayu maupun daunnya.
(Hidayat, 2006)
Minyak atsiri berkhasiat sebagai antimikroba. Penilitian menunjukkan
hasil yang menunjukkan bahwa minyak atisiri kulit batang mempunyai aktivitas
yang kuat terhadap semua bakteri dan fungi uji sedangkan minyak atsiri daun
aktif terhadap semua bakteri uji tetapi tidak aktif terhadap dua marga fungi yaitu
Aspergillus dan Scedosporium. Senyawa anti mikroba kayu manis banyak terdapat
dalam bentuk asam benzoat yang aktif pada pH 2.5 - 4.0, asam benzoat secara
Minanda Fachladelcada Primara
240210130056
alami terdapat pada kayu manis. (Wahyudi, 2007) Hasil pengamatan isolasi ragi
tape kayu manis dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Isolasi Ragi Tape Kayu Manis
Jumlah
Sampe Medi
Ciri Koloni
Kel
Koloni
l
a
10-4 10-5
10-4
10-5
PDA
10
0
1
-
1 Kapang
Kayu
Manis
NA
49
47
48 Khamir Khamir 44
1 Kapang
Kapang 3
Keterangan
SPC
Serabut,
Tidak
putih
Serabut,
valid
putih
4,4 x 106
Bulat, putih
sel/ml
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014)
Hasil pengamatan menunjukkan adanya pertumbuhan mikroorganisme
pada ragi tape yang ditambahkan dengan kayu manis. Ragi tape yang diberi kayu
manis pada media NA ternyata dapat menumbuhkan khamir sebanyak 49 pada
pengenceran 10-4 dan 47 pada pengenceran 10-5, sedangkan yang tumbuh pada
media PDA yang diasumsikan sebagai mikroorganisme kapang adalah 1 pada
pengenceran 10-5 dan tidak ada pada pengenceran 10-4, . Mikroorganisme yang
tumbuh lebih banyak yang diinginkan dibandingkan dengan kontaminan, hal ini
menandakan kayu manis dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
kontaminan dan dapat mempertahankan khamir yang diinginkan untuk dibuat
menjadi ragi tape.
Bawang putih (Allium sativum L. var. Lumbu hijau) telah banyak kita
katahui sebagai salah satu bumbu masak dan obat. Perasan umbi bawang putih
dapat menghasilkan daya antimikroba pada semua mikorganisme yang diujikan,
yaitu bakteri gram negatif (E. coli, Proteus spp., Salmonella, Citrobacter,
Enterobacter, Psedomonas, Klebsiella), bakteri gram positif (Staphyllococcus
aureus, Streptococcus pneumoniae, B. antracis) dan Aspergillus, Candida,
Cryptococcus, Rhodotorula, Torulopsis dan Trichosporum. (Hidayat, 2006)
Fardiaz (1992) mengatakan Umbi bawang putih mengandung Allicin,
Allicin adalah zat yang bersifat anti bakteri yang mencegah infeksi dari bakteri
pathogen. Bawang putih segar yang dihancurkan atau dicincang, akan
menyebabkan enzim dalam umbinya dilepas dan sebuah senyawa yang
Minanda Fachladelcada Primara
240210130056
mengadang sulfur (belerang) bernama Allicin dibuat. Hasil pengamatan isolasi
ragi tape bawang putih dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Ragi Tape Bawang Putih
Jumlah
Ciri Koloni
Kel Sampel Media
Koloni
10-4 10-5
10-4
10-5
9
Bawang
putih
PDA
2
2
2 Kapang
2 Kapang
NA
4
18
4 Khamir
18 Khamir
Ket
SPC
Serabut,
2,0 x 104
putih
Bulat,
sel/ml
Tidak
putih
valid
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014)
Hasil pengamatan menunjukkan ragi tape yang diberikan tambahan
bawang putih dapat menumbuhkan mikroorganisme. Bawang putih dianggap
sebagai bahan yang paling baik dalam pembuatan ragi tape, bawang putih
memiliki kemampuan dan zat antimikroba yang banyak sehingga dapat
mengurangi mikroorganisme kontaminan, namun efek samping yang ditimbulkan
akan menyebabkan mikroorganisme yang diinginkan justru ikut terhambat
pertumbuhannya. Media NA menunjukkan hasil kontaminasi karena jumlah
koloni pada pengenceran yang lebih tinggi lebih banyak dibandingkan dengan
pengenceran yang lebih rendah, kontaminasi dapat terjadi karena pada saat
mengisolasi keadaan kurang steril sehingga mengakibatkan mikroorganisme
kontaminan ikut tumbuh. Media PDA menunjukkan hasil 2 koloni pada
pengenceran 10-4 dan 2 koloni pada pengenceran 10-5, hasil ini lebih sedikit
dibandingkan yang tumbuh pada ragi tape dengan tambahan kayu manis, hal ini
karena khamir yang seharusnya ikut terhambat oleh bawang putih. Hasil
pengamatan isolasi ragi pasar dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Pengamatan Ragi Pasar
Jumlah
Sampe
Ciri Koloni
Kel
Media
Koloni
l
10-4 10-5
10-4
10-5
11
PDA
1
4
1 Kapang
4 Kapang
NA
6
16
6 Bakteri
16 Bakteri
Ragi
Pasar
Ket
SPC
Berserabut
Tidak
putih
Bulat
valid
Berserabut
putih
Tidak
valid
Minanda Fachladelcada Primara
240210130056
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014)
Hasil pengamatan menunjukkan ragi pasar dapat menumbuhkan
mikroorganisme. Media NA menunjukkan hasil jumlah koloni pada pengenceran
yang lebih tinggi lebih banyak dibandingkan dengan pengenceran yang lebih
rendah. Media PDA menunjukkan hasil 1 koloni pada pengenceran 10-4 dan 4
koloni pada pengenceran 10-5.
Ragi
tape
dengan
penambahan
rempah-rempah
bawang
putih
menghasilkan pertumbuhan mikroba yang lebih sdikit daripada kayu manis. Hal
ini menunjukan bahwa bawang putih mempuyai daya antimikroba yang lebih
tinggi daripada kayu manis, berdasarkan literatur kayu manis juga merupakan
antimikroba yang kuat, sehingga seharusnya pada pada ragi tape yang diberi kayu
manis menghasilkan koloni yang tidak jauh berbeda dengan bawang putih.
Penambahan rempah yang berbeda juga memberikan perbedaan terhadap
warna dan aroma. Ragi yang ditambahi kayu manis aromanya wangi dan
berwarna agak kecoklatan, sementara itu ragi yang ditambah bawang putih
warnanya putih dan aromanya kurang mencolok.
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan

Pembuatan ragi tape menggunakan bahan dasar tepung beras yang
merupakan sumber nutrien bagi ragi tape.
Minanda Fachladelcada Primara
240210130056

Penambahan kayu manis dan bawang putih bertujuan untuk menghambat
mikroorganisme kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang diinginkan.

Kayu manis dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme kontaminan
dalam ragi tape.

Kayu manis dapat mempertahankan pertumbuhan khamir yang diinginkan
dalam ragi tape.

Bawang putih dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
kontaminan dalam ragi tape.

Bawang putih dapat mempertahankan pertumbuhan khamir yang
diinginkan dalam ragi tape.

Bawang putih dapat menjadi bahan tambahan ragi tape yang lebih baik
dari kayu manis karena dapat menghambat mikroorganisme kontaminan
dan dapat mempertahankan khamir yang diinginkan.
6.2
Saran

Praktikum selanjutnya harus dilakukan secara lebih aseptis agar hasil yang

didapatkan lebih maksimal.
Lebih teliti dalam perhitungan koloni.
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Minanda Fachladelcada Primara
240210130056
Hamukti. 2009. Ragi Tape. Available at : http://www.cafepojok.com/ (diakses
pada tanggal 11 November 2014).
Hidayat, Nur, Masdiana C.Padaga, Sri Suhartini.2006. Mikrobiologi Industri.Andi
Offset, Yogyakarta.
Rialita, Tita. 2004. Pembuatan Ragi Tape Menggunakan Inokulum Mikroba
Murni. Available at: www.sith.itb.htm (diakses pada tangga 12 November
2014).
Rialita, Tita dan Debby M. Sumanti. 2008. Teknologi Fermentasi. Penerbit Widya
Padjadjaran, Bandung.
Wahyudi, Andi. 2007. Melawan Penyakit dengan Kayu Manis. Available at:
www.Pikiran Rakyat.com (diakses pada tanggal 13 November 2014).
JAWABAN PERTANYAAN
1. Adakah pengaruh antara jenis rempah dan cara pembuatan terhadap ragi tape
yang dihasilkan?
Minanda Fachladelcada Primara
240210130056
Jawab :
Ada, setiap jenis rempah yang digunakan sebagai bumbu memiliki kandungan
yang berbeda-beda, sehingga dari kandungan yang berbeda tersebut dapat
mengakibatkan pemakaian bahan yang berbeda pula.
2. Berdasarkan hasil pengamatan, mana yang memiliki jumlah dan jenis mikroba
yang paling banyak?
Jawab :
Ragi tape yang menggunakan bumbu kayu manis, karena kadungan zat
antimikroba pada kayu manis lebih rendah dibandingkan dengan bawang putih.
Download