PENGARUH AKTIVITAS EMPLOYEE RELATIONS TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN LPP TVRI PUSAT JAKARTA Disusun oleh : Nama : Dewi Ristanti .M Nim : 04202-022 Jurusan : Public Relations FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah salah satu unsur penting dalam sebuah perusahaan. Unsur terpenting tersebut adalah aset perusahaan yang dapat menentukan maju mundurnya perusahaan. Unsur sumber daya manusia (SDM) ini dalam perusahaan adalah orang-orang yang berada dalam suatu perusahaan yaitu pimpinan dan karyawan. Karyawan dalam dunia kerja dikenal dengan publik internal merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, proses, dan tujuan yang ingin dicapai. Unsur SDM tersebut terbagi dalam bagian-bagian menurut fungsi dan tugasnya dalam suatu manajemen perusahaan. Dalam perusahaan terdapat hubungan dengan pemilik perusahaan, pimpinan perusahaan, dan karyawan perusahaan. Frank Jefkins, dalam bukunya, menyatakan bahwa “Hubungan timbal balik internal sama pentingnya dengan hubungan masyarakat eksternal, karena kedua bentuk hubungan masyarakat tersebut diumpakan sebagai dua sisi mata uang yang mempunyai arti sama dan saling terkait erat satu sama lain”.1 Sedangkan hubungan kepegawaian yaitu sama dengan hubungan (industrial relations) yang menekankan pada unsur fungsional proses produksi dan upah. Tetapi lebih dari itu 1 Frank Jefkins, Public Relations. Erlangga, Jakarta Edisi 4, Hal 87 1 2 yang dipengaruhi oleh hubungan komunikasi internal antara karyawan dengan karyawan (hubungan horizontal). Pelaksanaan program employee relations (hubungan masyarakat internal) yang tepat dalam suatu organisasi merupakan saran teknis atau suatu kegiatan metode komunikasi yang memiliki kekuatan mengelola sumber daya manusia dan lain sebagainya demi pencapaian tujuan orgaisasi. Kemudian, pada akhirnya hal tersebut bermuara kepada peningkatan produktivitas perusahaan baik dilihat secara kuantitas maupun kualitas. Pencapaian produktivitas itu bukan hanya merupakan hasil kerja keras dari pihak pekerjanya, tetapi juga berkaitan dengan hasil motivasi dan prestasi para pekerja yang bersedia untuk bekerja dengan penuh semangat, memiliki kebanggaan, berdisiplin tinggi, serta mampu mencapai standar kerja yang efisien dan efektif dalam hal pengeluaran tenaga, biaya, waktu dalam berproduksi. Menurut Rosady Ruslan “Keberhasilan pelaksanaan program kerja dalam membina bagian employee relations tersebut, akan menghasilkan kualitas teknis produk barang yang lebih baik atau dapat memberikan kepuasaan terhadap pemakai barang atau bagi pihak pelanggan dan peningkatan citra.”2 Meskipun karyawan merupakan salah satu bagian terpenting bagi keberhasilan manajemen perusahaan, tetapi pada kenyataannya di lapangan tidak semua perusahaan menyadari untuk memperhatikan kepentingan karyawannya. Tenaga kerja yang berpotensi dan produktif tersebut harus diperhatikan, kalau tidak seperti tahun-tahun terakhir ini sering terjadi pemogokan kerja. Faktor- 2 Rusady Ruslan, Manajemen Public Relations. PT Raja Graffindo Persada, Jakarta Hal 253 3 faktor yang melatar-belakangi sering terjadi pemogokan karyawan tersebut antara lain : upah atau gaji yang tidak sesuai dengan peraturan, perundingan yang berkaitan dengan hak-hak normatif, kesejahteraan dan kesehatan bagi para karyawan suatu perusahaan tidak mendapat perhatian dari manajemen. Oleh karena itu untuk menghindari semua itu, setiap perusahaan harus mempunyai fungsi manajemen yang mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif dan harmonis di antara pimpinan perusahaan dengan karyawan. Artinya hubungan yang harmonis tersebut dapat menciptakan komitmen kerja positif melalui motivasi kerja yang tinggi sehingga akan timbul rasa disiplin kerja yang tinggi. Proses timbulnya motivasi kerja karyawan merupakan gabungan dari konsep kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan. Untuk memotivasi karyawan, manajer harus mengetahui motif dan motivasi yang diinginkan karyawan. Orang yang mau bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan yang di sadari (conscious needs), maupun kebutuhan yang tidak disadari (unconscious needs), berbentuk materi atau nonmateri, kebutuhan fisik dan rohani. Kegiatan motivasi di dalam organisasi biasanya dilakukan oleh bagian SDM atau HRD (Human Resource Departement). Karena memang HRD lebih menangani permasalahan karyawan, misalnya untuk meningkatkan kualitas karyawan divisi HRD mengadakan pelatihan (Training) pada karyawan. Meskipun begitu bukan berarti Divisi Humas tidak peduli terhadap permasalahan karyawan, yaitu dengan cara menjalin employee relations melalui komunikasi persuasif motivatif dan pihak Humas merasa perlu mengadakan kegiatan yang 4 bertujuan untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan karyawan. Melalui program employee relations tersebut diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif, yaitu karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pihak pimpinan perusahaan. Sehingga dapat menciptakan rasa memiliki (sense of belonging), motivasi, kreativitas dan ingin mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin. Bagaimana pentingnya hubungan dengan karyawan itu, Archibald William di dalam buku Rusady Ruslan menegaskan bahwa “Hubungan karyawan meliputi filsafat seluruh hubungan kerja dan merupakan landasan di mana itikad baik, gairah kerja, kerjasama, dan motivasi dari angkatan kerja menjadi mapan atau sirna” (Employee relations involve the philosophy of all work relationship and are the foundation on which the goodwill, morele, cooperation, and motivation of the work force become established or lost).3 Jelaslah di sini terlihat bahwa setiap organisasi/perusahaan haruslah dapat memelihara dan mengembangkan kegiatan employee relationsnya. Manajer Humas dan HRD memiliki peran yang sangat penting dalam membuat, melaksanakan dan menerapkan setiap program-program yang berhubungan dengan kepentingan kedua belah pihak yaitu perusahaan dengan karyawannya, khususnya program yang memotivasi kerja karyawan. Salah satu perusahaan yang juga terdapat aktivitas employee relations adalah TVRI. Sebagai perusahaan pertelevisian nasional, TVRI harus memiliki karyawan yang motivasi kerjanya tinggi agar perusahaan dapat mencapai target dan tujuannya dan dapat bersaing dengan perusahaan pertelevisian swasta lainnya. 3 Op cit Rusay Ruslan, Hal 255 5 TVRI selalu berusaha untuk tetap exist dan siap menghadapi persaingan antara stasiun TV swasta lainnya dengan cara mengubah statusnya dari perjan ke status perseroan. Dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV publik sesuai UU No. 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI di beri masa transisi selama tiga tahun dengan mengacu peraturan Pemerintah no. 9 Tahun 2002 di mana di sebutkan TVRI berbentuk Persero atau PT. Dengan adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang di syaratkan oleh UU penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan sasaran khalayak yang jelas. Saat ini TVRI pada tahap peningkatan sumber daya manusia terhadap karakter, mental dan budaya kerjanya. TVRI juga mensejajarkan dirinya dengan stasiun TV swasta lainnya yakni dengan selalu memperhitungkan kemajuan perusahaan berdasarkan rating audience sebagai khalayak perusahaan. Persaingan stasiun TV saat ini untuk memperoleh perhatian dari para audiencenya sangat luar biasa hebat, akibatnya TVRI merasa perlu mengimbangi stasiun-stasiun TV tersebut dalam hal program penyiaran, yaitu memperbaiki TVRI secara internal (manajemen dan program tayangan yang menarik) dan memperbaiki TVRI secara eksternal (citra TVRI di mata khalayak). Dalam pembenahan di dalam perusahaan, LPP TVRI berusaha menciptakan komunikasi yang efektif dengan publik internalnya yaitu karyawan. Perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memberikan ide-ide yang dapat berguna bagi kemajuan perusahaan dan berusaha memenuhi kebutuhan karyawan 6 meskipun terkadang apa yang perusahaan rencanakan untuk mengadakan kegiatan bagi karyawan tidak semua dapat direalisasikan akibat terbatasnya dana yang dimiliki oleh perusahaan. Terlihat masih kurangnya kemajuan yang dimiliki oleh TVRI membuatnya kalah bersaing dengan stasiun-stasiun televisi lainnya yang dalam kinerjanya menunjukan produktivitas kerja yang tinggi. Perusahaan berharap dengan kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan bagi karyawan dapat meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja. Oleh karena itu, perlu adanya suatu bentuk koordinasi yang baik antara pimpinan perusahaan dengan karyawannya agar karyawan merasa juga memiliki perusahaan tersebut dan mempunyai tanggungjawab moral dan lebih termotivasi untuk mau memajukan perusahaan. Selain itu juga menumbuhkan sikap yang kompetitif di dalam diri karyawan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat. 1.2 Pokok Permasalahan Berdasarkan uraian di atas, dirumuskan pokok permasalahan penelitian yaitu : Bagaimana pengaruh aktivitas employee relations yang telah dilakukan Humas LPP TVRI Jakarta tersebut dapat memotivasi kerja karyawan ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk melihat 1. Ada tidaknya pengaruh aktivitas Employee Relations terhadap motivasi kerja karyawan LPP TVRI Jakarta. 7 2. Seberapa besar pengaruh aktivitas employee relations yang telah diadakan LPP TVRI terhadap motivasi kerja karyawannya. 1.4 Signifikansi Penelitian Signifikansi penelitian ini dikelompokkan dalam signifikansi akademis dan signifikansi praktis, yaitu : a. Signifikansi Akademis Untuk mengembangkan kajian Ilmu Komunikasi, khususnya bidang Public Relations, Universitas Mercu Buana menyangkut aktivitas employee relations dalam suatu perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, guna menciptakan motivasi kerja yang tinggi terhadap perusahaan. b. Signifikansi Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang pengaruh aktivitas Employee Relations terhadap motivasi kerja karyawan LPP TVRI Jakarta selama ini, dan juga dapat memberikan masukan dan sumbang saran kepada TVRI dan kepada Divisi Humas Jakarta. BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian Komunikasi dalam Organisasi Seperti yang dikatakan banyak orang bahwa komunikasi memberikan kehidupan pada struktur organisasi. Komunikasi di dalam organisasi dapat sebagai pengerak proses suatu perusahaan. Komunikasi meliputi seluruh kegiatan di dalam organisasi yang dapat menghasilkan suatu alat kerja yang penting di mana akan timbul saling pengertian serta kerjasama diantara anggota organisasi. Goldhaber dalam buku Komunikasi Organisasi “Arni Muhammad” mengemukakan definisinya tentang komunikasi organisai : “Organizational communications is the process of creating and exchanging messages within a network of interdependent relationship to cope with environmental uncertainty”. Atau dengan kata lain “Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak taua yang selalu berubah-ubah.4 Salah satu tantangan besar dalam komunikasi organisasi adalah menyampaikan komunikasi keseluruh bagian organisasi dan menerima informasi dari seluruh bagian organisasi, proses ini berhubungan dengan aliran informasi. Aliran inforamasi dalam suatu organisasi dapat terjadi dengan tiga cara yaitu: a. Komunikasi arus ke bawah (downward communication), yakni dari pihak perusahaan kepada para karyawannya. Misalnya berupa perintah 4 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi. Jakarta, Bumi Aksara 2005 Hal 67 8 9 pimpinan, instruksi, dan informasi spesifikasi teknis suatu pekerjaan yang akan diberikan kepada bawahannya. Media yang dipergunakan dalam bentuk komunikasi lisan (perintah dan instruksi), dan tulisan (nota dinas, peraturan, surat edaran dan lain-lain). b. Komunikasi arus ke atas (upward communication), yaitu dari pihak karyawan kepada perusahaan. Misalnya berbentuk pelaksanaan perintah berbentuk tulisan dan lisan, atau laporan hasil dari pekerjaan, serta sumbang saran dari pihak pekerja kepada pimpinan perusahaan. Media komunikasi baik dalam bentuk lisan maupun tulisan (laporan dan informasi) mengenai pelaksaan tugas. c. Komunikasi sejajar (sideways communication) yang berlangsung antar karyawan. Misalnya informasi mengenai pekerjaan atau menyangkut kegiatan pendidikan dan pelatihan lainnya. Media komunikasinya adalah berupa pemberitahuan, pengumam, sampai kepada penggunaan media Humas (Media of Public Relations), yaitu seperti buletin, majalah internal dan news letter.5 Saya memakai teori diatas karena saya rasa sangat sesuai karena berhubungan dengan arus komunikasi yang biasa terjadi di dalam perusahaan. Komunikasi hubungan masyarakat internal itu dapat menjadi komunikasi yang efektif, apabila: 1. Adanya keterbukaan manajemen perusahaan (open management system) terhadap para karyawannya. 5 R. Wayne Pace Down F. Faules, Komunikasi Organisasi. Bandung, PT Remaja rosdakarya, !993 Hal 171 10 2. Saling menghormati atau menghargai (mutual appreciation) antara satu sama lain, baik ia bertindak sebagai pimpinan maupun sebagai bawahan demi tercapainya tujuan utama perusahaan. 3. Adanya kesadaran atau pengakuan dari pihak perusahaan akan nilainilai dari arti pentingnya suatu “komunikasi timbal balik” dengan para karyawannya. 4. Keberadaan seorang Manager HRD/SDM dan Humas (Public Relations), yang tidak hanya memiliki ketrampilan (skill) dan berpengalaman sebagai seorang komunikator, mediator dan hingga persuador.6 Teori tersebut penting sekali dipakai guna mengetahui bagaimana jalannya komunikasi yang dilakukan supaya dalam penyampaian terhadap pihak internal (karyawan) dapat berjalan dengan efektif & maksimal. Pendekatan terhadap publik di dalam perusahaan berbeda dengan cara yang digunakan terhadap publik eksternal. Di dalam menjalankan fungsi manajemen yang diemban Seorang manager Humas, pertama-tama harus diketahui secara dini apa yang menjadi kebutuhan publik internalnya, agar apa yang menjadi tujuan organisasi dapat berjalan dengan selaras dengan keinginan publiknya sehingga dapat memperoleh hasil sesuai yang diharapkan. Tujuannya adalah untuk mempererat hubungan antara pimpinan dengan karyawannya, antara atasan dengan bawahannya, antara sesama karyawannya 6 Ibid. Rosady Ruslan, Hal 257 11 ataupun semua yang terlibat dengan publik intern sehingga menimbulkan kepuasaan kerja dan motivasi kerja. Salah satu divisi yang menangani masalah hubunga antar karyawan di dalam organisasi adalah divisi Humas/PR. 2.2 Pengertian Humas, Fungsi dan Tujuan Humas Dalam Organisasi 2.2.1 Pengertian Humas Hubungan masyarakat disebut juga Public Relations, Public Relations memiliki ruang lingkup kegiatan yang menyangkut baik individu ke dalam maupun individu ke luar. Semua kegiatan diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing lembaga atau oganisasi. Untuk mengetahui pengertian Humas atau Public Relations, Soleh Soemirat mengutip pernyataan Cutlip, Center & Brown yang menyebutkan “Public Relations is the distinctive management function which help establish and mutual lines of communications understanding, acceptance and cooperation between on organization and its public”.7 Sedangkan menurut Onong Uchjana, dengan mengutip pernyataan IPRA (The Internasional Public Relations Association) mengatakan bahwa : “Hubungan Masyarakat adalah komunikasi dua arah antara organisasi dengan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama dan pemenuhan kepentingan bersama”.8 7 Soleh Soemirat & Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations. PT. Rosdakarya, Bandung 2002 Hal 14 8 Onong Uchajana Effendy, Hubungan Masyarakat, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 1992 Hal 23 12 Dimana teori tersebut memberikan gambaran humas sebagai sarana penghubung komunikasi antara perusahaan dengan karyawan. Yosal Iriantara, mengutip DeFleur dan Denis dalam mendefinisikan Public Relations sebagai “Proses komunikasi, di mana individu atau unit-unit masyarakat berupaya untuk menjalin relasi yang terorganisasi dengan berbagai kelompok atau publik untuk tujuan tertentu”.9 Selain itu juga Rosady pun memberikan definisi Humas/PR yang diambil dari the British Institute of Public Relations, berbunyai : a. “Public Relations activity is management of communications between an organization and its publics”. (Aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi antara organisasi dan publiknya) b. “Public Relations practice is deliberate, planned and sustain effort to establish and maintain mutual understanding between an organization and its publics”. (PraktikPublic Relations adalah memikirkan, merencanakan dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya).”10 Berdasarkan beberapa definisi di atas maka penulis menyimpulkan, Humas adalah sebagai jembatan komunikasi antara perusahaan dengan publiknya dalam upaya membangun dan menjaga saling pengertian guna terwujudnya tujuan organisasi. 9 Yosal Iriantara, Manajemen Strategi Public Relations, Ghalia Indonesia, Jakarta 2004 Hal 44 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, PT.Raja Graffindo Pustaka, Jakarta 2003 Hal 18 10 13 2.2.2 Fungsi Humas Dalam Organisasi Fungsi Humas dalam organisasi menurut Denny Griswold, editor PR News, yang dikutip oleh Soleh Soemirat mengungkapkan tentang fungsi PR yaitu “Public Relations is the management functions which evaluate public attitude, identifies the policies and procedures of an individual organization with the public interest and plans excutes a program action to earn public understanding and acceptance”.11 Yaitu bahwa fungsi manajemen yang mengevaluasi publik, memperkenalkan berbagai kebijakan dan prosedur daari suatu individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan membuat perencanaan, dan melaksanakan suatu program kerja dalam upaya memperoleh pengertian dan pengakuan publik. Kemudian, menurut pakar Humas Internasional, Cutlip & Center and Canfield, fungsi Public Relations dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi). 2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. 3. Mengindentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya. 4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama. 11 Op cit. Soleh Soemirat, Hal 12 14 5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.12 Sedangkan fungsi PR menurut Yosal Iriantara daalam bukunya Manajemen strategis Public Relations, mengutip Oxley menyebut fungsi Public Relations yang pada intinya adalah untuk memberikan layanan pada orang-orang yang berada di dalam manajemen. Secara rinci, fungsi-fungsi tersebut adalah : a. Memberi saran kepada manajemen tentang semua perkembangan internal dan eksternal yang mungkin mempengaruhi hubungan organisasi dengan publik-publiknya. b. Meneliti dan menafsirkan untuk kepentingan organisasi, sikap publikpublik utama pada saat ini atau antisipasi sikap publik-publik pokok terhadap organisasi. c. Bekerja sebagai penghubung (liaison) antara manajemen dan publikpubliknya; dan d. Memberi laporan berkala kepada manajemen tentang semua kegiatan yang mempengaruhi hubungan publik dan organisasi.13 Selain itu juga Humas berfungsi menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu lembaga/perusahaan dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi. Semua itu bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan goodwill (kemauan baik) publiknya serta 12 13 Op cit.Rosady Ruslan, Hal 18 & 19 Op cit. Yosal Iriantara, Hal 45 15 memperoleh opini publik yang menguntungkan (alat untuk mencipta kerjasama berdasarkan hubungan baik dengan publik).14 2.2.3 Tujuan Humas Dalam Organisasi Public Relations merupakan fungsi manajemen dan dalam struktur organisasi Public Relations merupakan salah satu bagian atau divisi dari organisasi. Karena itu, tujuan Public Relations sebagai bagian structural organisasi tentu saja tidak bisa lepas dari tujuan organisasinya sendiri. Tujuan kegiatan Public Relations-nya sendiri oleh Oxley yang dikutip oleh Yosal Iriantara menyatakan “Tujuan Public Relations yaitu mengupayakan dan memelihara saling pengertian antara organisasi dan publiknya”.15 Bahkan secara tegas Oxley menyatakan, bahwa objektif public relations itu tidak akan pernah terlepas daari objektif organisasi. Public Relations sebagai fungsi manajemen pun sangat berkaitan dengan bagaimana dia mampu menciptakan komunikasi yang baik terhadap publiknya. 2.2.4 Sasaran / Khalayak PR Publik dalam PR tersebut merupakan khalayak sasaran komunikasi yang disebut juga sebagai stakeholder. Rhenald Khasali menyebut stakeholder sebagai “Setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan”.16 14 Op cit. Soleh Soemirat, Hal 12 Op cit. Yosal Iriantara, Hal 57 16 Rhenald Khasali, Manajemen Public Relations, Jakarta, Graffiti 1994, Hal 33 15 16 Oleh Soleh Soemirat dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Public Relations di mana mengutip pernyataan Rhenald Khasali tentang Publik dalam Public Relations yang dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori yaitu : 1. Publik internal dan publik eksternal : Internal publik yaitu publik yang berada di dalam organisasi/perusahaan seperti supervisor, karyawan pelaksana, manajer, pemegang saham dan direksi perusahaan. Eksternal publik secara organic tidak berkaitan langsung dengan perusahaan seperti pers, pemerintah, pendidik/dosen, pelanggan, komunitas dan pemasok. 2. Publik primer, sekunder, dan marginal : Publik primer bisa sangat membantu atau merintangi upaya suatu perusahaan. Publik sekunder adalah publik yang kurang begitu penting dan publik marginal adalah publik yang tidak begitu penting. 3. Publik tradisional dan publik masa depan : Karyawan dan pelanggan adalah publik tradisional, mahasiswa/pelajar, peneliti, konsumen potensial, dosen, dan pejabat pemerintah (madya) adalah publik masa depan. 4. Proponents, opponent, dan uncommitted : di antara publik yang terdapat kelompok yang menentang perusahaan (opponent), yang memihak (proponent) dan ada yang tidaak peduli (uncommitted). 5. Silent majority daan vocal minority : dilihat dari aktivitas publik dalam mengajukan complaint (keluhan) atau mendukung perusahaan, dapat dibedakan antara yang vokal (aktif) dan yang silent (pasif). 17 Publik penulis di surat kabar umumnya adalah the vokal minority, yaitu aktif menyuarakan pendapatnya, namun jumlahnya tidak banyak. Sedangkan mayoritas pembaca adalah pasif sehingga tidak kelihatan suara atau pendapatnya.17 Sedangkan menurut Lesly, dalam buku Soleh Soemirat “ Para stakeholder atau publik tersebut pada umumnya relasi yang dibangun itu adalah : 1. Internal Relations a. Employee Relations b. Sharehoder Relations 2. Eksternal Relations a. Community Relations b. Media/press Relations c. Government Relations d. Special Groups Relations e. Suppliers Relations”18 Dalam pelaksanaan fungsi Public Relations, praktisi PR harus senantiasa memelihara komunikasi yang baik dengan kelompok-kelompok tersebut (maintain good communications) guna mendapatkan dukungan dari para publiknya daalam hal pencapaian tujuan organisasi dan menciptakan citra positif perusahaan. Hubungan komunikasi yang terjadi di dalam organisasi terutama yang berhubungan denga karyawan disebut juga employee relations. 17 18 Op cit. Soleh Soemirat, Hal 15 Op cit. Soleh Soemirat, Hal 20 18 2.3 Pengertian Employee Relations Di Indonesia masih banyak perusahaan dan organisasi-organisasi lainnya yang mengabaikan karyawan sebagai sasaran kegiatan perusahaan. Kebanyakan memfokuskan kegiatannya publik ekstern, padahal semestinya publik internal mendapat perhatian yang sama dan seimbang, karena setiap kegiatan yang diadakan oleh perusahaan bagi karyawan adalah untuk menciptakan dan mewujudkan hubungan yang harmonis antara pimpinan organisasi dengan para karyawan. Ini dilakukan dengan upaya membina hubungan yang sudah baik dan upaya mencegah terjadinya hubungan yang retak. Pengertian dari aktivitas itu sendiri adalah sebagai bentuk kegiatan yang dikerjakan oleh seseorang untuk tujuan tertentu. Yang dimaksudkan dalam hal ini adalah kegiatan yang dengan sengaja dilakukan oleh perusahaan bagi publik internalnya (karyawan) guna mencapai tujuan perusahaan yaitu untuk memotivasi kinerja di dalam perusahaan, dan kegiatan tersebut dinamakan dengan istilah aktivitas Employee Relations. Fungsi divisi Humas berperan menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik internal dalam hal ini karyawan, di mana hubungan yang terjalin dikenal dengan sebutan Employee Relations. Hal ini sangat diperlukan dalam menciptakan komunikasi organisasi yang efektif. Seperti yang dikutip Onong Uchjana Effendy dari pernyataan Archibald Williams tentang Employee Relations menerangkan bahwa: “Hubungan dengan karyawan merupakan suatu kekuatan suatu kekuatan yang hidup dan dinamis, yang dibangun dan diruntuhkan dalam hubungan perorangan sehari-hari, terbina 19 dibelakang bangku kerja, mesin dan meja tulis”. Tugas manajer tidak hanya duduk dibelakang meja tulisnya, tetapi ia harus beranjak untuk menghubungi para karyawan dalam rangka memantau keresahan tak terungkap.19 Di dalam Manajemen Public Relations, karya Rusadi Ruslan di dalamnya terdapat kutipan pernyataan Cutlip dan Center, tentang pengertian publik internal (internal public), yang dapat juga disebut hubungan masyarakat internal atau hubungan kepegawaian (employee relations) yang mempunyai arti sebagai sekelompok orang-orang yang sedang bekerja di suatu organisasi atau perusahaan yang jelas baik secara fungsional, organisasi maupun bidang teknis dan jenis pekerjaan (tugas) yang dihadapinya.20 Karyawan atau pekerja merupakan aset yang cukup penting dalam suatu perusahaan. Nyatanya karyawan itu sendiri terkait erat dengan status atau kedudukan yang saling berbeda antara satu orang dengan yang lainnya, mempunyai perbedaan-perbedaan yang cukup mencolok. Misalnya dapat dilihat pada tingkat kemampuan, pengalaman, pendidikan, pangkat, gaji, usia dan lain sebagainya. Namun demikian pada prinsipnya karyawan tersebut memiliki keinginan yang sama terhadap pihak pimpinan atau perusahaan yaitu: 1. Upah yang diberikan cukup dan layak. 2. Ingin mendapatkan perlakuan yang adil dan sama dalam hal kesempatan untuk berkarir dari perusahaan dan meraih prestasi kerja yang maksimal sesuai dengan kemampuan. 19 20 Bachtiar Aly, Teknik Hubungan Masyarakat. UT, Jakarta Hal 31 Op cit. Rosady Ruslan, Hal 255 20 3. Iklim tempat bekerja yang kondusif dan penuh ketenangan serta mendapat penghargaan yang baik dari pimpinan. 4. Keinginan-keinginan atau perasaan yang mendapat saluran positif dan diakui atau dihargai oleh perusahaan/pimpinan.21 Tujuan dibinanya hubungan dengan publik internal (karyawan) adalah: “Untuk menciptakan hubungan baik yang harmonis, dalam rangka memperoleh kesediaan kerjasama (cooperation) di antara orang-orang yang menjadi bagian dari organisasi/instansi/perusahaan serta memungkinkan orang-orang tersebut untuk ikut berpartisipasi dan berberprestasi lebih tinggi dengan mendapatkan kepuasan dari hasilnya”.22 Maksud dan tujuan kegiatan komunikasi hubungan masyarakat internal yang dilaksanakan oleh manajer Humas melalui program kerja Employee Relations, antara lain sebagai berikut: a. Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang dipergunakan dalam suatu organisasi/perusahaan. b. Untuk menghilangkan kesalahpahaman atau hambatan komunikasi antara manajemen perusahaan dengan para karyawanya. c. Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya menjelaskan tentang kebijaksanaan, peraturan dan ketatakerjaan dalam sebuah organisasi/perusahaan. d. Sebagai media komunikasi internal bagi pihak karyawan untuk menyampaikan keinginan-keinginan atau sumbang saran dan informasi serta laporan kepada pihak manajemen perusahaan (pimpinan).23 21 Ibid. Rosady Ruslan, Hal 255 Op cit. Neni Yulianita, Hal 53 23 Ibid. Rosady Ruslan, Hal 258 22 21 Selain itu pengrtian dari kegiatan employee relations juga dikemukakan oleh Jery A. Hendrix yang mengatakan “Programming for employee relations should include the careful planning of theme and messeges, action or special event(s), and controlled media, and execuation, using the principles of effective communication. Action and special events used in employee relations programs include : 1. Training seminars 2. Special programs on safety or new technology 3. An open house for employees and their families 4. Parties, receptions and other social affairs 5. Other employee special events releted to organizational development”. 24 Jika penulis terjemahan pengertian di atas sebagai berikut: Program untuk hubungan dengan karyawan harus memperhatikan kebutuhan karyawan adapun pesan-pesan, tindakan atau acara khusus, kontrol media dan pelaksanaanya dengan menggunakan prinsip komunikasi efektif. Tindakan atau acara khusus yang digunakan di dalam program hubungan karyawan yaitu: Pelatihan seminar, Program khusus pada perlindungan atau teknologi baru, Open hause unuk karyawan dan keluarga karyawan, Pesta, resepsi dan kegiatan sosial lainnya, Acara khusus karyawan lainnya yang diubungkan untuk mengembangkan organisasi. Keberhasilan seorang manajer dalam melaksanakan tugasnya tidak terlepas dari kemampuannya melakukan proses komunikasi terus menerus dan 24 Jery A. Hendrix, PR Cases. Fifth edition, 2001 wordworth. Edition of thomson Learning, inc Hal 110 22 berkesinambungan dari kegiatan manajemen kepada publik-publiknya, yaitu berawal dari aktivitas riset, perencanaan, penetapan program kerja, model komunikasi yang diterapkan hingga mengevaluasinya. Prosesnya bukanlah merupakan pekerjaan seorang manajer yang hanya sambil lalu, tetapi bagaimana menggunakan teknik-teknik komunikasi secara efektif, dan pelaksanaan program kerja yang terencana serta terorganisasi, baik secara strategik maupun taktikal pelaksanaan di lapangan yang tepat, objektif, efektif dan efisien. Beberapa kegiatan-kegiatan yang telah diuraikan di atas dapat dikatakan sebagai aktivitas Humas dalam upayanya memotivasi kerja karyawan yang diharapkan karyawan lebih termotivasi lagi untuk memajukan perusahaan. 2.4 Motivasi Kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah motif (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar. Suatu kebutuhan manusia yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi motivasi. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilan untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Menurut Sondong Siahaan, “Motivasi merupakan daya pendorong yang menyebabkan seseorang karyawan mau dan rela mengerahkan kemampuan, 23 tenaga dan waktunya untuk melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya”.25 Selain itu motivasi juga dikemukakan oleh Edwin B Flippo, mengatakan bahwa “Directions or motivation is essence, it is a skill in aligning employee and organization interest so that behavior result in achievement of employee want simultaneously with attainment or organizational objective”. Maksud dari pernyataan di atas, “Motivasi adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai”.26 Di samping itu Hasibuan juga memberikan definisi bahwa: “Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerjasama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan”.27 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, motivasi adalah kegiatan untuk mempengaruhi dan mendorong karayawan agar dapat berperilaku atau bertindak sesuai dengan yang diinginkan untuk mencapai tujuan perusahaan dan untuk memenuhi kebutuhan karyawan. Tujuan motivasi antara lain sebagai berikut: 1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. 2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan. 3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan. 4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan. 5. Mengefektifkan pengadaan karyawan. 25 Keith Davis & Jhon Newstrom, Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta, Erlangga, 1994 Hal 87 Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara, Jakarta 2002 Hal 143 27 Op. Cit Malayu Hasibuan Hal 140 26 24 6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik. 7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipan karyawan. 8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan. 9. Mempertinggi rasa tanggungjawab karyawan terhadap tugas-tugasnya. 10. Meningkatkan efensiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.28 2.4.1 Proses Timbulnya Motivasi Menurut Gito, memberikan pendapat bahwa: “Proses timbulnya motivasi seseorang merupakan gabungan dari konsep kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan. Proses motivasi terdiri dari beberapa tahapan proses sebagai berikut: 1. Kebutuhan yang belum terpenuhi menyebabkan adanya suatu ketidakseimbangan dalam diri seseorang dan berusaha untuk mengurangi dengan perilaku tertentu. 2. Mencari dan memilih cara-cara untuk memuaskan kebutuhan. 3. Perilaku yang diarahkan pada tujuan atau prestasi dengan cara-cara yang telah dipilihnya dengan didukung dengan kemampuan, keterampilan maupun pengalaman. 4. Evaluasi prestasi dilakukan oleh diri sendiri atau orang lain(atasan tentang keberhasilan dalam mencapai tujuan. 5. Imbalan atau hukuman yang diterima atau dirasakan tergantung kepada evaluasi atas prestasi yang dilakukan. 6. Menilai sejauh mana perilaku dan imbalan telah memuaskan kebutuhannya. 29 28 Ibid. Malayu Hasibuan, Hal 146 25 Seseorang dikatakan memiliki motivasi berprestasi yang tinggi jika, 1. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pelaksanaan suatu tugas atau mencari solusi atas suatu permasalahan. 2. Cenderung menetapkan tingkat kesulitan tugas yang moderat dan menghitung resikonya. 3. Memiliki keinginan yang kuat untuk memperoleh umpan balik atau tanggapan atas pelaksanaan tugasnya. Mereka ingin tahu seberapa baik mereka telah mengerjakannya, dan mereka sangat antusias untuk mendapatkan umpan balik, tidak peduli apakah hasilnya baik atau buruk.30 2.5 Hipotesis Teoritis Diduga bahwa aktivitas employee relations Humas di dalam organisasi hanya memberikan pengaruh yang kecil terhadap motivasi kerja karyawan, dari hasil hipotesis dapat dilihat pengaruh yang kecil antara aktivitas employee relations Humas organisasi terhadap motivasi kerja karyawan. 29 30 Indriyo Gitosudarmo & I Nyoman Sudita, Perilaku Keorganisasian. BPFE, Yogyakarta Hal 29 Ibid. Indriyo Gitosudarmo & I Nyoman Sudita, Hal 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Adapun tipe penelitian ini adalah Kuantitatif. Penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.31 Sifat dari penelitian ini adalah Deskriptif Eksplanatif disebabkan penelitian ini tidak hanya mendeskripsikan hasil penelitiannya tetapi juga menjelaskan dan menelusuri lebih jauh keterkaitan antara beberapa variabel (indevenden variable) yang diduga mempengaruhi variabel lainnya (devenden variable). 32 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey, yaitu mengumpulkan informasi dengan menggunakan kuesioner, dan sebagian populasi untuk mewakili seluruh populasi atau merupakan penelitian pengamatan yang berskala besar pada kelompok-kelompok manusia. Alasan digunakannya metode survey dalam penelitian ini karena memungkinkan pengumpulan data dari responden dalam jumlah besar denga relatif singkat dan dapat membantu dalam pengujian hipotesis. 31 Jallaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi. Universitas Terbuka Depdikbud, Jakarta 1995 hal 114 32 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations & Komunikasi, PT. Raja Graffindo Persada Jakarta 2004 Hal 27 26 27 Tujuan dari penelitian survey adalah: (1) Mencari informasi faktual secara mendetail yang sedang menggejala. (2) Mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan. (3) Untuk mengetahui hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang yang menjadi sasaran penelitian dalam memecahkan masalah, sebagai bahan penyusunan rencana dan pengambilan keputusan di masa mendatang.33 3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Dalam penelitian ini memerlukan populasi, populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, gejalagejala nilai test atau peristiwa-peristiwa, sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.34 Populasi bukan hanya orang sebagai objek/subjek penelitian, tetapi dapat juga pada benda-benda alam lainnya, dan termasuk jumlah (kuantitas dan kualitas) tertentu yang ada pada objek/sunjek yang diamati, bahkan seluruh karakteristik tertentu yang dimiliki oleh objek atu subjek tersebut yang akan diteliti.35 Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh karyawan bagian atau unitunit kerja yang ada di LPP TVRI Jakarta yang berjumlah 5 (lima) Direktorat, yaitu Direktorat Utama, Direktorat Pemasaran, Direktorat Produksi, Direktorat 33 M. Nazir, Metode Penelitian. PT Ghalia Indonesia, Jakarta 1996 Hal 63 Op cit. Jallaludin Rahmat, Hal 114 35 Op cit. Rosady Ruslan, Hal 134 34 28 Teknik, Direktorat Administrasi dan Keuangan. Jumlah keseluruhan karyawan atau populasi dari 5 direktorat tersebut adalah 1500 karyawan dan status karyawan dalam perusahaan tersebut adalah karyawan tetap. Setiap direktorat dipimpin oleh seorang direktur yang membawahi beberapa divisi. Masing-masing divisi dipimpin oleh seorang kepala divisi, Alasan untuk menjadikan pegawai atau divisi tersebut, sebagai populasi adalah karena seluruh divisi atau pegawai, fungsi dan tugasnya lebih berpengaruh dalam melakukan kegiatannya itu lebih banyak berhubungan dengan pekerjaan karyawan atau pegawai. 3.4.2 Sampel Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling, yaitu setiap unsur populasi mempunyai nilai kemungkinan tertentu untuk dipilih secara acak untuk dijadikan responden dalam penelitian. 36 Alasan menggunakan teknik simple random sampling disebabkan karena populasi bersifat homogen karena berada di suatu komunitas yang sama dan responden yang terpilih dapat mewakili divisinya juga mempermudah dalam penentuan responden karena dipilih secara acak. Dalam menentukan jumlah sampel untuk dijadikan responden, peneliti memakai rumus Yamane dimana rumus tersebut digunakan untuk jumlah sampel dalam skala besar. Cara menentukan jumlah sampel yang diperlukan sesuai dengan tingkat kepercayaan 90 % dan presisi yang diinginkan 10 %, dihitung 36 Op cit Rosady Ruslan, Hal 81 29 dengan menggunakan rumus seperti yang dikeluarkan Yamane pada bukunya tahun 1967,37 yaitu: n = ___N__ Nd2 + 1 n = ____1500____ 1500 (0,10)2 + 1 n = 94 Keterangan : n = Berapa besar sampel yang diperlukan N = Populasi d = Presisi yang diinginkan Berdasarkan dengan hasil penghitungan rumus di atas maka jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah 94 orang pegawai. Kriteria populasi yang dijadikan sampel yaitu responden yang mewakili beberapa direktorat dan haruslah karyawan tetap LPP TVRI Jakarta. 3.5 Definisi dan Operasionalisasi Konsep 3.5.1 Definisi Konsep Konsep-konsep yang digunakan pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut : 37 Op cit. Jallaludin Rahmat, Hal 82 30 a. Humas adalah sebagai jembatan komunikasi antara perusahaan dengan publiknya dalam upaya membangun dan menjaga saling pengertian guna terwujudnya tujuan organisasi. b. Aktivitas Employee Relations adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam upaya membina hubungan baik dengan publik internalnya, dalam hal ini karyawan. c. Motivasi kerja adalah daya pendorong atau suatu keinginan untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang ada dalam diri seseorang, yang menyebabkan seorang karyawan mau dan rela mengerahkan kemampuan, tenaga dan waktunya untuk melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. 3.5.2 Operasional Konsep Variabel (X) Dimensi Aktivitas Employee Pelatihan seminar Relations Indikator - Perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti seminar yang berkaitan dengan peningkatan kinerja. - Perusahaan membantu karyawan dalam menyelesaikan krisis komunikasi internal. Program khusus pada - Perusahaan memanfaatkan perlindungan atau program teknologi baru teknologi baru pada karyawan guna meningkatkan keterampilan dan kemampuan di bidang teknologi - Perusahaan merasa perlu memberikan perlindungan 31 Open house untuk karyawan dan keluarga karyawan - HUT Perusahaan dan kegiatan sosial lainnya - Acara khusus karyawan lainnya dihubungkan untuk mengembangkan organisasi Variabel (Y) Motivasi kerja Dimensi Karyawan memiliki motivasi berprestasi Karyawan merasa diakui oleh perusahaan kepada karyawan dalam bentuk asuransi kesehatan. Perusahaan mengadakan family gathering yang dimaksudkan agar karyawan merasa diakui dan dihargai. Perusahaan mengadakan acara dialog yang dikhususkan kepada karyawan guna memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengungkapkan masalah yang terjadi di dalam komunikasi internal Perusahaan mengadakan acara resepsi karyawan pada saat HUT perusahaan. Perusahaan mengadakan Charity Event yang melibatkan karyawan di dalamnya Perusahaan mengadakan rapat internal guna memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memberi masukanmasukannya yang bertujuan memperbaiki kinerja perusahaan. Indikator - Pekerjaan karyawan sesuai dengan keahlian yang dimiliki - Perusahaan memberi penghargaan bagi karyawan yang berprestasi. - Karyawan diikutsertakan langsung dalam penentuan kegiatan-kegiatan 32 karyawan yang akan diadakan oleh perusahaan. - Perusahaan memperhatikan kebutuhan karyawan baik materi maupun non materi. Karyawan - Karyawan lebih bertanggungjawab atas meningkatkan kedisiplinan pekerjaan yang kerja diberikan. - Perusahaan memberikan kepercayaan kepada karyawan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan pimpinan. Perusahaan - Perusahaan memberikan memberikan beasiswa pendidikan. kesempatan untuk - Perusahaan mengadakan maju kepada training seminar untuk karyawan. karyawan. Perusahaan - Karyawan termotivasi untuk memberikan menuangkan ide-ide yang kesempatan kepada mampu meningkatkan karyawan dalam kreativitas dalam bekerja. mengembangkan diri. - Perusahaan memberikan kesempatan prospek karir yg lebih baik bagi karyawan. 33 3.6 Teknik Pengumpulan Data Data merupakan sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan. Metode pengumpulan data menunjukan cara-cara untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Pada penelitian ini untuk memperoleh data dilakukan melalui data primer dan data sekunder. 1. Data primer dalam penelitian ini adalah dengan penelitian lapangan, pengumpulan data yang bersumber dari hasil penelitian langsung terhadap objek yang diteliti, adapun teknik yang digunakan adalah : a. Kuesioner yaitu pengumpulan data dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada karyawan. Alasan digunakannya kuesioner dalam penelitian ini adalah karena untuk mengukur variabel yang bersifat faktual dan untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Kuesioner yang disebarkan berisi daftar pertanyaan-pertanyaan yang harus diisi oleh responden. 2. Sedangkan untuk memperoleh dan melengkapi data penelitian, peneliti mendapatkan data sekunder dengan : a. Studi kepustakaan, yaitu data yang didapat dengan cara mempelajari bukubuku, litelatur, bahan-bahan kuliah, dokumen-dokumen dan buku-buku lainnya yang berkaitan dengan dengan materi penelitian ini. Penelitian dengan cara ini untuk memperoleh berbagai teori, sehingga dapat memberikan pengertian secara teoritis mengenai masalah yang dibahas dalam penelitian ini. 34 b. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan mengadakan yanya jawab langsung pada bagian-bagian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini peneliti akan mengadakan wawancara dengan pihak humas LPP TVRI Pusat Jakarta. 3.7 Metode Skala Skala adalah ukuran gabungan yang didasarkan pada struktur intensitas pertanyaan-pertanyaan. Dalam penelitian ini tingkat pengukuran yang digunakan adalah ukuran interval/rasio. Untuk penentuan skor cara yang digunakan adalah dengan menggunakan “Skala Likert”.38 Cara pengukuran adalah dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah pertanyaan dan kemudian di minta untuk memberikan jawaban. Di mana setiap jawaban yang tersedia diberi nilai sebagai berikut: 1. Apabila jawaban “Sangat Setuju” diberi nilai 5 2. Apabila jawaban “Setuju” diberi nilai 4 3. Apabila jawaban “Ragu-ragu” diberi nilai 3 3. Apabila jawaban “Kurang Setuju ” diberi nilai 2 4. Apabila jawaban “Tidak Setuju” diberi nilai 1 3.7 Metode Analisa Data Dalam penulisan skripsi ini data yang telah terkumpul melalui penyebaran koesioner disusun dan ditabulasikan sesuai dengan alat analisis yang digunakan, 38 Op. Cit Jallaludin Rachmat Hal 86 35 untuk memenuhi tujuan penelitian ini analisis data yang telah terkumpul dilakukan dengan menggunakan Analisa uji hipotesis dan uji Regresi yaitu, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh aktivitas Employee Relations Humas terhadap motivasi kerja karyawan. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari kegiatan tersebut terhadap aktivitas employee relations Dengan rumus sebagai berikut : KP = r² Yaitu rumus koefisien penentu yang digunakan untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari X terhadap naik turunnya nilai Y. Karena penulis menyertakan hipotesis, perlu sekali untuk melakukan uji hipotesis yang mendukung dukungan sementara dari penulis, untuk melihat seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan dari X terhadap Y. Dengan fomulasi : Y = a + bx Keterangan : a = Harga Y bila x = 0 (harga konstan) b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen. Bila b (+) maka naik, bila ( - ) maka terjadi penurunan. X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan39. 39 Anto Dajan, Pengatar Metode Statistik. Penerbit LP3S, Jakarta 1996. Hal 171 36 3.8 Hipotesis Statistik Pernyataan Hipotesis Ho = (Aktivitas Employee Relations Humas berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan LPP TVRI Pusat Jakarta). Ha = (Aktivitas Employee Relations Humas tidak berpengaruh motivasi kerja karyawan LPP TVRI Pusat Jakarta). terhadap 37 BAB IV ANALISA & PEMBAHASAN Setelah mengadakan penelitian di LPP TVRI Jakarta, khususnya pada Bidang Umum, Bidang Personalia, Bidang Teknik, Bidang Humas dan Bidang Keuangan. Penulis telah mengumpulkan responden sebanyak 94 orang dan diminta untuk mengisi daftar pernyataan, namun sebelumnya responden agar tidak segan-segan untuk menanyakan kepada penulis jika ada pertanyaan yang tidak dimengerti. Adapun karateristik responden yang telah diminta untuk mengisi kuesioner sebagai berikut : Tabel 1 Jenis Kelamin Valid Pria Wanita Total Frequency 65 29 94 Percent 69,1 30,9 100,0 Valid Percent 69,1 30,9 100,0 Cumulative Percent 69,1 100,0 Dari tabel 1 di atas terlihat bahwa sejumlah 65 orang (69,1%) responden kebanyakan pria dan sisanya sebesar 29 orang (30,9%) responden adalah wanita. Karyawan LPP TVRI lebih banyak laki-laki menurut penelitian yang dilakukan mengatakan bahwa laki-laki diperlukan dalam bidang teknis. 38 Tabel 2 Pendidikan Terakhir Valid SMU D3 S-1 S-2 Total Frequency 10 25 56 3 94 Percent 10,6 26,6 59,6 3,2 100,0 Valid Percent 10,6 26,6 59,6 3,2 100,0 Cumulative Percent 10,6 37,2 96,8 100,0 Dari tabel 2 di atas terlihat bahwa pendidikan responden tingkat SMU sebanyak 10 orang (10,6%), Tingkat Diploma sebanyak 25 orang (26,6%), Tingkat S1 sebanyak 56 orang (59,6%), dan tingkat S2 sebanyak 3 orang (3,2%). Tabel 3 Lama Bekerja pada LPP TVRI Jakarta Valid < 1 tahun 1-5 tahun 5-10 tahun > 10 Tahun Total Frequency 7 34 32 21 94 Percent 7,4 36,2 34,0 22,3 100,0 Valid Percent 7,4 36,2 34,0 22,3 100,0 Cumulative Percent 7,4 43,6 77,7 100,0 Dari tabel 3 di atas terlihat bahwa lamanya karyawan bekerja di LPP TVRI berkisar antara < 1 tahun sebanyak 7 (7,4%), 1 s/d 5 tahun sebanyak 34 orang (36,2%), bekerja 5 s/d 10 tahun sebanyak 32 orang (34,0%), sedangkan sisanya sebanyak 21 orang (22,3%) yaitu lama bekerja selama lebih dari 10 tahun. 39 A. Aktivitas Employee Relations Sesuai dengan sebutan bahwa karyawan adalah aset terpenting dalam menentukan maju mundurnya suatu perusahaan memang benar adanya. Perusahaan tidak akan mampu berjalan tanpa adanya karyawan yang yang ikut menjalankan roda perusahan untuk mencapai kesuksesan. Peningkatan kinerja dan produktivitas karayawan dalam memajukan perusahaan perlu ditunjang dengan adanya fasilitas guna meningkatkan kreativitas dan keterampilan serta serangkaian aktivitas yang diadakan yang berkaitan dengan karyawan guna meningkatkan mutu karyawan dalam bekerja, atau disebut juga aktivitas employee relations. LPP TVRI pun sangat memperhatikan masalah tersebut sehingga perusahaan berusaha untuk memberikan segala yang diperlukan karyawan dan selalu mengikutsertakan karyawan dalam kegiatan-kegiatan guna menciptakan suatu motivasi pegawai dan produktivitas perusahaan secara keseluruhan yang memuaskan baik segi kulitas maupun kuantitas. Aktivitas employee relations yang tepat adalah suatu cara ampuh untuk menciptakan suasana yang harmonis dan komunikasi yang baik antara perusahaan dengan karyawannya dan juga mampu meningkatkan kreativitas dan ide-ide karyawan guna memajukan perusahaan. 40 Analisa tentang Aktivitas Employee Relations (variabel x) Berdasarkan data yang diolah dari jawaban responden tentang aktivitas employee relations, maka dapat penulis sajikan sebagai berikut : Tabel 4 Jawaban responden atas variabel X Penilaian No Uraian Pernyataan Sangat Setuju Jml 1 2 3 4 5 6 7 8 Perusahaan mengadakan seminar karyawan yang 40 berkaitan dengan peningkatan kinerja Saya mengikuti seminar internal lembaga guna mengatasi krisis 18 komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan Perusahaan memberikan kebebasan kepada saya untuk mengikuti seminar di 20 luar lembaga yang berkaitan dengan peningkatan kinerja Perusahaan memanfaatkan program teknologi baru pada karyawan guna meningkatkan ketrampilan 30 dan kemampuan dibidang teknologi Perusahaan memberikan perlindungan pada 44 karyawan dalam bentuk asuransi kesehatan Perusahaan mengadakan 14 Family Gathering Dengan diadakan acara Family Gathering saya 12 merasa lebih diakui oleh perusahaan Perusahaan mengadakan dialog khusus untuk karyawan guna memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengungkapkan masalah yang terjadi di 23 % Setuju Jml % Kurang Setuju Tidak Setuju Jml % Jml % 42,6% 52 55,3% 0 0% 2 2,1% 19,1% 50 53,2% 14 14,9% 12 12,8% 21,3% 45 47,9% 18 19,1% 11 11,7% 31,9% 42 44,7% 8 8,5% 14 14,9% 46,8% 45 47,9% 5 5,3% 0 0% 14,9% 60 63,8% 20 21,3% 0 0% 12,8% 62 65,9% 15 16% 5 5,3% 24,5% 63 67% 8 8,5% 0 0% 41 dalam internal 9 10 11 12 komunikasi Perusahaan mengadakan acara resepsi karyawan pada saat HUT perusahaan Perusahaan melibatkan karyawan dalam penentuan kegiatan Perusahaan mengadakan Charity Event yang melibatkan karyawan di dalamnya Perusahaan mengadakan rapat internal guna memberikan kesempatan kepada karyawan untuk dapat memberikan masukan & ide-ide yang bertujuan memperbaiki kinerja perusahaan 14 15% 66 70,2% 7 7,4% 7 7,4% 0 0% 68 72,3% 17 18,1% 9 9,6% 6 6,4% 64 68,1% 16 17% 8 8,5% 23 24,5% 63 67% 8 8,5% 0 0% Sumber : Karyawan LPP TVRI Pusat Jakarta dan data diolah penulis Dari hasil analisis deskriptif sesuai tabel 4 diperoleh analisis sebagai berikut : a. Dari 94 jawaban responden di atas adalah sangat setuju 42,6 %, setuju 55,3 % dan tidak setuju 2,1 %. Hal itu menunjukkan bahwa, perusahaan memang mengadakan seminar yang berkaitan dengan peningkatan mutu kinerja karyawan di dalam perusahaan; b. Karyawan mengikuti seminar internal perusahaan guna mengatasi krisis komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan, jawaban ini memperoleh 19,1% sangat setuju, 53,2% setuju, 14,9% kurang setuju dan 12,8% tidak setuju. Hal itu memperlihatkan bahwa sebagaian besar karyawan masih antusias untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan perusahaan bagi karyawan; c. Perusahaan memberikan kebebasan kepada karyawan untuk mengikuti seminar di luar perusahaan yang berkaitan dengan peningkatan kinerja, atas pernyataan ini responden memeberikan jawaban 21,3% untuk sangat setuju, 42 47,9% setuju, 19,1% kurang setuju dan 11,7% tidak setuju. Hal di atas menunjukkan bahwa perusahaan memang memberikan kebebasan dan kesempatan bagi karyawan untuk mengikuti seminar atau kegiatan-kegiatan di luar perusahaan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja karyawan; d. Perusahaan memanfaatkan program teknologi baru pada karyawan guna meningkatkan keterampilan dan kemampuan di bidang teknologi, atas jawaban tersebut 31,9% untuk sangat setuju, 44,7% setuju, 8,5% untuk kurang setuju dan 14,9% untuk tidak setuju. Hal ini menggambarkan bahwa perusahaan memfasilitasi karyawan dengan alat teknologi yang dapat karyawan gunakan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan di bidang teknologi guna kemajuan perusahaan. e. Perusahaan memberikan perlindungan pada karyawan dalam bentuk asuransi jiwa kesehatan, atas jawaban tersebut 46,8% untuk sangat setuju, 47,9% setuju dan 5,3% untuk kurang setuju. Hal itu menandakan bahwa perusahaan bertanggungjawab atas karyawannya dengan memberikan perlindungan yang ditunjukkan dengan asuransi kesehatan bagi karyawan; f. Perusahaan mengadakan family gathering, atas jawaban di atas 14,9% menyatakan sangat setuju, 63,8% setuju dan 21,3% kurang setuju. Hal itu memperlihatkan bahwa perusahaan sudah seharusnya memperhatikan karyawan dan keluarga karyawan dengan kegiatan semacam family gathering tersebut disebabkan karyawan adalah aset terpenting bagi maju perusahaan; g. Dengan diadakan kegiatan family gathering karyawan merasa menjadi bagian dari perusahaan, atas jawaban tersebut 12,8% menyatakan sangat setuju, 43 65,9% setuju, 16% kurang setuju dan 5,3% untuk tidak setuju. Hal itu menunjukkan perasaan yang selama ini karyawan rasakan selam bekerja di dalam perusahaan bahwa mereka merasa diperhatikan dan merasa menjadi bagian dari perusahaan itu sendiri; h. Perusahaan mengadakan dialog khusus untuk karyawan guna memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengungkapkan masalah yang terjadidi dalam komunikasi internal, atas jawaban di atas 24,5% menyatakan sangat setuju, 67% setuju dan 8,5% untuk kurang setuju. Hal itu menggambarkan bahwa perusahaan berusaha membuka komunikasi terbuka bagi karyawan untuk mengungkapkan segala permasalahan-permasalahan yang ada di dalam perusahaan karena semua itu sangatlah penting untuk dilakukan demi keberlangsungan jalannya perusahaan; i. Perusahaan mengadakan acara resepsi karyawan pada saat HUT perusahaan, atas jawaban tersebut 15% menyatakan sangat setuju, 70,2% setuju, 7,4% kurang setuju dan 7,4% menyatakan tidak setuju. Hal tersebut memperlihatkan perusahaan ikut berbagi kegembiraannya dengan para karayawan pada saat hari jadi perusahaan dengan cara mengadakan acara resepsi yang khusus diperuntukkan bagi karyawan; j. Perusahaan melibatkan karyawan dalam penentuan kegiatan, atas jawaban di atas 72,3% untuk setuju, 18,1% kurang setuju dan 9,6% untuk tidak setuju. Hal itu memperlihatkan bahwa peran karyawan dalam menentukan kegiatankegiatan sangat diperlukan agar kegiatan yang diadakan tepat sasaran dan berfungsi dengan baik bagi penunjangan kreativitas karyawan dalam bekerja; 44 k. Perusahaan mengadakan charity event yang melibatkan karyawan di dalamnya, atas jawaban tersebut 6,4% untuk sangat setuju, 68,1 setuju, 17% kurang setuju dan 8,5% untuk tiak setuju. Hal ini memperlihatkan bahawa perusahaan selalu ingin melibatkan karyawan dalam berbagai kegiatan yang diadakan oleh perusahaan salah satunya adalah kegiatan charity event yang mengikutsertakan karyawan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. l. Perusahaan mengadakan rapat internal guna memberikan kesempatan kepada karyawan untuk dapat memberikan masukan & ide-ide yang bertujuan memperbaiki kinerja perusahaan, atas jawaban di atas 24,5% menyatakan sangat setuju, 67% setuju dan 8,5% untuk kurang setuju. Hal ini menggambarkan perusahaan ingin lebih memajukan perusahaan dengan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memberikan ide-ide yang cemerlang bagi kemajuan perusahaan. 45 B. Motivasi Kerja Motivasi kerja yang diharapkan ditunjukkan oleh karyawan LPP TVRI Pusat Jakarta adalah motivasi kerja yang profesional,efektif,efisien dan modern. Profesional meliputi kemampuan pegawai yang dilandasi oleh peningkatan pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar yang mendukung hasil kerja secara keseluruhan ditambah daya pemikiran yang kreatif untuk melaksanakan tugastugas yang sesuai dengan bidang keahlian dan profesinya. Efektif meliputi pencapaian sasaran yang telah ditetapkan yang dapat membawa hasil atau berhasil guna atas suatu usaha atau suatu tindakan. Efisien meliputi pencapaian sasaran tertentu dengan mengorbankan biaya terendah atau yang berupa berbagai unsur biaya atau kemampuan menjalankan tugas dengan tertib, tepat dan benar. Modern meliputi sikap dan cara berfikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan zaman, agar selalu dapat mengikuti perubahan menuju era globalisasi persaingan pertelevisian melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. 46 Analisa Motivasi kerja (Variabel Y) Berdasarkan data yang diolah dari jawaban responden tentang motivasi kerja, maka dapat peulis sajikan sebagai berikut : Tabel 5 jawaban responden atas variabel Y Penilaian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Sangat Setuju Uraian Pernyataan Pekerjaan saya sesuai dengan keahlian saya Perusahaan memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi Saya ikut serta dalam penentuan kegiatan-kegiatan karyawan yang diadakan oleh Perusahaan Perusahaan telah dapat memenuhi kebutuhan primer saya Perusahaan memperhatikan kebutuhan psikologis saya, ex: terciptanya suasana kerja yang kondusif dan harmonis di dalam perusahaan Saya perlu meningkatkan kedisiplinan dalam bekerja Saya mendapatkan kepercayaan untuk menyelesaikan tugas-tugas Perusahaan memberikan beasiswa pendidikan kepada karyawan yang berprestasi Perusahaan mengadakan training seminar untuk karyawan Training seminar yang diadakan perusahaan membantu saya dalam peningkatan kinerja Perusahaan memberikan kebebasan kepada saya dalam menuangkan ide-ide yang mampu meningkatkan Setuju Kurang Setuju Jml % Jml % Jml % 15 16% 63 67% 10 18 19,2% 54 57,4% 0 0% 57 0 0% 0 Tidak Setuju Jml % 10,6% 6 6,4% 13 13,8% 9 9,6% 60,5% 25 26,6% 13 13,8% 29 30,8% 40 42,6% 25 26,6% 0% 40 42,6% 37 39,3% 17 18,1% 10 10,6% 72 76,6% 12 12,8% 0 0% 10 10,6% 70 74,5% 14 14,9% 0 0% 18 19,1% 38 40,4% 23 24,5% 15 16% 15 16% 53 56,4% 18 19,1% 8 8,5% 6 6,4% 73 77,6% 15 16% 0 0% 68 72,3% 15 5 5,3% 6 6,4% 16% 47 12 kreativitas dalam bekerja Saya diberikan kebebasan dalam berkreasi untuk mengembangkan karir saya 14 14,9% 51 54,2% 23 24,5% 6 6,4% Sumber : Karyawan LPP TVRI Pusat Jakarta dan data diolah penulis Dari tabel di atas diketahui bahwa “motivasi kerja”, mempunyai alternatif jawaban responden seperti berikut : a. Karyawan bekerja sesuai dengan kemampuan dan keterampilan dengan jawaban sebagai berikut : Sangat setuju memperoleh 16%, setuju mendapat 67%,kurang setuju 10,6% dan tidak setuju 6,4%, hal itu mengandung arti bahwa, bekerja akan lebih mudah dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya walaupun kenyataannya masih terdapat karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan bidangnya; b. Perusahaan memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi, dengan jawaban sebagai berikut : 19,2% sangat setuju,57,4% setuju,13,8% kurang setuju dan 9,6% tidak setuju yang berarti bahwa perusahaan selalu berusaha memberikan motivasi kerja kepada karyawannya, yaitu salah satunya dengan memberikan penghargaan kepada karyawan yang dimaksudkan untuk meningkatkan prestasi karyawan dalam bekerja guna keberhasilan perusahaan. c. Karyawan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan karyawan yang diadakan oleh perusahaan, dengan jawaban responden sebagai berikut : Setuju 60,5%, kurang setuju 26,6% dan tidak setuju 13,8%, yang artinya bahwa sebagian besar karyawan masih antusias untuk mengikuti kegiatan-kegiatan perusahaan, di mana kegiatan-kegiatan tersebut memang sengaja diadakan oleh perusahaan yang diperuntukkan bagi karyawan guna peningkatan 48 motivasi karyawan dalam bekerja untuk memajukan perusahaan dalam mencapai target-targetnya; d. Perusahaan telah dapat memenuhi kebutuhan primer karyawan, dengan jawaban responden sebagai berikut : 30,8% menunjukan setuju, 42,6% kurang setuju dan 26,6% tidak setuju, yang berarti bahwa apa yang menjadi kebutuhan primer karyawan masih belum dapat dipenuhi oleh perusahaan, sedangkan salah satu pendorong motivasi kerja di dalam karyawan adalah telah terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan primernya; e. Perusahaan memperhatikan kebutuhan psikologis karyawan, ex: terciptanya suasana kerja yang kondusif dan harmonis di dalam perusahaan, dengan jawaban sebagai berikut : 42,6% setuju, 39,3% kurang setuju dan 18,1% menyatakan tidak setuju, hal itu mengandung arti bahwa masih kurang terciptanya hubungan yang lebih dekat antara perusahaan dengan karyawan sehingga bisa dikatakan perusahaan kurang memperhatikan kebutuhan psikologis yang dibutuhkan karyawan. f. Karyawan perlu meningkatkan kedisiplinan dalam bekerja, dengan jawaban responden sebagai berikut : Sangat setuju 10,6%, setuju 76,6% dan kurang setuju 12,8% , hal itu menunjukan bahwa dalam rangka untuk meningkatkan kinerja karyawan guna memenuhi unsur efektifitas, efesiensi dan produktivitas karyawan dalam bekerja; g. Karyawan mendapatkan kepercayaan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan perusahaan, dengan jawaban responden sebagai berikut : Sangat 49 setuju 10,6%, setuju 74,5% dan kurang setuju 14,9%, hal itu berarti karyawan diberikan kepercayaan secara penuh oleh perusahaan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan; h. Perusahaan memberikan beasiswa pendidikan kepada karyawan yang berprestasi, dengan jawaban responden sebagai berikut : 19,1% sangat setuju, 40,4% setuju, 24,5% kurang setuju, 16% tidak setuju, hal itu menunjukan perusahaan memperhatikan tingkat pendidikan karyawan,perusahaan ingin karyawan mempunyai pendidikan dan tingkat kemampuan yang tinggi guna bersaing dengan perusahaan-perusahan lain, yang mana diharapkan dapat meningkatkan kemajuan perusahaan; i. Karyawan mengikuti training seminar bagi karyawan yang diadakan oleh perusahaan, dengan jawaban sebagai berikut : 16% sangat setuju, 56,4% setuju, 19,1% kurang setuju dan 8,5% tidak setuju, hal tersebut menandakan karyawan ingin meningkatkan kualitas dan kemampuan mereka dalam bekerja sehingga merekapun ingin memberikan yang terbaik bagi perusahaan; j. Training seminar yang diadakan perusahaan membantu karyawan dalam peningkatan kinerja, dengan jawaban sebagai berikut : 6,4% sangat setuju, 77,6% setuju dan 16% kurang setuju,hal itu memberikan gambaran bahwasanya karyawan sadar akan pentingnya diadakan training seminar bagi karyawan, selain itupun kegiatan tersebut mampu mendekatkan hubungan antara perusahaan dengan karyawan; k. Perusahaan memberikan kebebasan kepada karyawan dalam menuangkan ideide yang mampu meningkatkan kreativitas dalam bekerja, dengan jawaban 50 responden sebagai berikut : 6,4% sangat setuju, 72,3% setuju, 16% kurang setuju dan 5,3% tidak setuju, hal itu menunjukan karyawan diberikan kebebasan berkreativitas guna meningkatkan kualitas dan kemampuan yang ada di dalam diri karyawan agar dapat menjalankan tugas-tugas yang diberikan; l. karyawan diberikan kebebasan dalam berkreasi untuk mengembangkan karirnya di dalam perusahaan, dengan jawaban responden sebagai berikut : Sangat setuju 14,9%, setuju 54,2%, kurang setuju 24,5% dan 6,4% menyatakan tidak setuju, hal tersebut memberikan gambaran perusahaan memberikan peluang yang besar kepada karyawan untuk meningkatkan karir mereka di dalam perusahaan sehingga karyawan akan selalu berkreativitas untuk kemajuan karirnya. C. Pengujian Hipotesis Sehubungan dengan adanya dugaan terdapat pengaruh antara variabel aktivitas employee relations terhadap motivasi kerja karyawan, maka analisis berikut ini adalah dengan menggunakan pengujian hipotesis. Uji ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara aktivitas employee relations terhadap motivasi kerja karyawan. Dari hasil analisa yang telah diuji dapat dilihat pada tabel berikut ini : 51 Ustandardized coefficients Model B 1 (Constant) employee Relations Standadized Coefficients Std Error 15,090 ,516 Beta 2,633 ,060 t Sig ,666 5,732 8,564 Coefficients a. Dependent Variable : motivasi Kerja Karyawan Tabel coefficients memaparkan nilai konstanta a dan b dari persamaan linier Y = 15,090 + 0,516X. angka konstanta sebesar 15,090 jika aktivitas employee relations bagus atau baik maka motivasi kerja karyawan akan naik sebesar 15% ( dibulatkan dari 15,0990 ). Koefesien regresi 0,516x menyatakan bahwa setiap penambahan 1 kali frekuensi employee relations maka akan meningkatkan motivasi kerja karyawan sebesar 0,516 dan nilai t hitung 8,564 > t tabel adalah 1,6612 dengan nilai sig ( 0,000 ) < a maka Ho ditolak, dengan kata lain bahwa Employee Relations terhadap motivasi kerja karyawan LPP TVRI Pusat Jakarta adalah benar Model Summary Model R R Square Adjusted R Square 1 ,666a ,444 ,438 a. Predictors : (Constant), Employee Relations Std. Error of the Estimate 4,988 Dari tabel Model summary angka korelasi 0,573 artinya variabel aktivitas employee relations dengan motivasi kerja karyawan mempunyai hubungan yang cukup kuat. Korelasi positif menunjukan bahwa hubungan yang searah. Artinya semakin baik aktivitas employee relations, maka motivasi kerja karyawan akan 52 meningkat. Untuk menentukan besarnya sumbangan atau kontribusi employee relations terhadap motivasi kerja karyawan, maka digunakan angka R Square atau Koefesien Penentu ( KP ). Besarnya angka R Square adalah 0,444 artinya 44,4% besarnya pengaruh aktivitas employee relations terhadap motivasi kerja karyawan. Sedangkan sisanya 55,6% ( 100% - 44,4% ) dijelaskan atau disebabkan oleh faktor lain diluar variabel aktivitas employee relations. D. Pembahasan Dan hasil uji analisis diketahui aktivitas Employee Relations memberikan pengaruh sebesar 44 % terhadap motivasi kerja karyawan di LPP TVRI Jakarta. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini sesuai dengan teori yang digunakan, yakni teori dan kegiatan employee relations yang dikemukakan oleh Jery A. Hendrix terdiri dan 5 (lima) aktivitas yaitu “Training Seininars, Special programs on Safely or New Tecnology, An Open House for Employees and their fainilies, Parties receptions and Other Social Affairs, Other Employee Special Event Releted to Organizational Development “, dan teori Katz dan Khan tentang sistem terbuka yang menerima energi dan lingkungannya dan merubah energi ini menjadi produk,dalam hal ini adalah motivasi kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut sebagai salah satu penunjang peningkatan motivasi, salah satunya Pelatihan bagi karyawan memotivasi karyawan untuk peningkatan kemampuan dan keterampilan dan motivasi mengembangkan karir. Aktivitas open house bagi karyawan dan keluarga karyawan memotivasi karyawan untuk mau memajukan perusahaan karena merasa diakui keberadaannya di dalam perusahaan. Sementara adanya 53 pemberian reward dan punishment memotivasi karyawan untuk berprestasi dan bertanggung jawab atas pekerjaannya. Hasil tadi sesuai dengan teori motivasi yang dikemukakan oleh Frederic Herzberg. Dimensinya adalah pekerjaan itu sendiri, Prestasi yang diraih, Peluang untuk maju, Pengakuan terhadap eksistensi setiap karyawan. Kernungkinan pengembangan karir, dan Tanggungjawab yang dimiliki dalam pekerjaan. Dasar dan teori-teori tersebut merupakan satu analisis bahwa aktivitas Er Relations dan motivasi kerja karyawan merupakan sebagian dan masalah-masalah yang dibahas pada kebanyakan organisasi, dimana perusahaan mampu mengetahui kebutuhan dan para karyawan agar terciptanya komunikasi yang kondusif dan harmonis antara perusahaan dengan karyawannya. Aktivitas yang ditujukan bagi karyawan (Employee Relations) sangat diperlukan didalam sebuah Perusahaan. Aktivitas dan manusia (karyawan) tidak bisa dipisahkan karena merupakan satu kesatuan guna memajukan perusahaan. Aktivitas Employee Relations yang terjadi di dalam perusahaan ada yang bersifat formal seperti : Dialog antara pimpinan perusahaan dengan perwakilan dan karyawan, dan ada juga yang bersifat nonformal yaitu acara Fainily Gathering yang diadakan oleh perusahaan pada saat han ulang tahun perusahaan. Motivasi juga hams dimiliki oleh seluruh karyawan untuk melakukan sesuatu seperti yang diinginkan baik karyawannya itu sendiri maupun terhadap perusahaan. Bidang yang ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan adalah Divisi Hubungan Masyarakat yaitu salah satu divisi di LPP TVRI Pusat Jakarta yang ditugaskan untuk membuat dan menjalankan kegiatan-kegiatan yang sudah dibuat oleh 54 perusahaan bagi karyawannya. Dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis yang ditandai dengan suasana dimana terselenggaranya komunikasi yang terbuka, guna memberikan kebebasan dalam mengungkapkan pendapat. .Selain itu karyawan juga merasa lebih di hargai karena perusahaan berupaya untuk memperhati kan kebutuhan karyawan dan me rnberikan dorongan untuk kemajuan karir karyawan. Kodisi tersebut menciptakan suasana didalam perusahaan terjalin dengan haik, hangat dan akrab yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja yang tinggi dalam perusahaan. Dari analisis didapatkan pula faktor-faktor yang diprediksikan juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 55,6%. Faktor-faktor tersebut meliputi penyediaan dana yang memadai guna pengadaan teknologi dibidang pertelevisian agar dapat bersaing dengan pertelevisian swasta lainnya. Dengan arana tersebut karyawanpun akan meningkatkan keterampilan dan penguasaan terhadap teknologi canggih sehingga dapat menuangkan ide-ide kreatif menciptakan acaraacara yang menarik dan edukatif. Tujuannya untuk meningkatkan citra perusahaan dan dapat memajukan perusahaan, sehingga karyawanpun merasa bangga menjadi bagian dan perusahaan tersebut. Selain itu, pemberian pensiun diakhir masa kerja juga memberikan pengaruh, sehingga karyawan tidak ingin beralih kerja dr tempat lain karena perusahaan menjainin pemberian pensiun diakhir masa kerja karyawan. Dampaknya karyawan termotivasi untuk bekerja lebih baik dan sebelumnya. Faktor yang juga mempengaruhi motivasi kerja karyawan yaltu penyusunan 55 program kerja yang jelas. Karyawan mempunyai jadwal kerja yang pasti baik dalam beban kerja dan waktu. Disamping itu, hubungan perusahaan atau relationship dengan lembagalembaga pemerintahan mempermudah karyawan dalam melaksanakan program kerjanya masing-masing. Hal itu disebabkan karena LPP TVRI merupakan lembaga milik pemerintah sekaligus menjadi media bagi pemerintah untuk mengkomunikasikan program-program pembangunan kepada masyarakat. Sedangkan karyawan menjadi bagian strategis untuk mengkomunikasikan program milik pemerintah tersebut. Sehinga program kerja memiliki sasaran yang pasti. Dengan deinikian faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan tidak hanya tergantung kepada aktivitas Employee Relations melainkan dipengaruhi juga program kerja, pengadaan fasilitas, jaininan han tua dan posisi perusahaan sebagai stasiun televisi milik pemerintah. 56 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh aktivitas employee relations yang dilakukan oleh humas terhadap motivasi kerja karyawan pada LPP TVRI Pusat Jakarta. Dan bila ada, sejauh mana pengaruh tersebut. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebgai berikut : 1. Pelaksanaa aktivitas Employee Relations pada LPP TVRI Pusat Jakarta dalam rangka meningkatkan motivasi kerja karyawan yang profesional, efektif, efisien dan berprestasi, memberikan pengaruh yang signifikan. Ini dapat dilihat dengan indikasi adanya pengaruh dengan perhitungan koefisien regresi sebesar Y = 15,090 + 0,516X. Dengan nilai sig(0,000) < α (0,05) maka Ho ditolak. Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas employee relations yang telah dilakukan mempunyai pengaruh terhadap motivasi kerja karyawan pada LPP TVRI Pusat Jakarta. 2. Penelitian yang menyatakan bahwa “Kegiatan Employee Relations memberikan pengaruh sebesar 44.4% terhadap motivasi kerja karyawan, sedangkan 55,6% disebabkan oleh faktor lain diluar variabel Employee Relations 3. Faktor-faktor lain yang ditemukan meliputi adanya jaminan hari tua, pengadaan sarana teknologi pertelevisian, kepastian penyusunan dan 57 sasaran program kerja dan relationship TVRI dengan lembaga-lembaga pemerintahan yang berkaitan dengan kepastian program kerja. 5.2 Saran Untuk dapat mewujudkan keadaan dimana aktivitas employee relations yang telah dilakukan akan benar-benar dapat bermanfaat dan dapat secara maksimal memotivasi kerja karyawan seperti apa yang diharapkan oleh LPP TVRI Pusat Jakarta, disarankan : a. Saran Akademis Semoga penelitian berikutnya dapat memperluas pengetahuan terutama dibidang Humas mengenai tanggung jawab perusahaan yang tidak hanya bertujuan memajukan kepentingan perusahaan dan hanya memikirkan keuntungan finansial saja tetapi juga meningkatkan motivasi kerja karyawan yang berhubungan untuk peningkatan performance perusahaan. b. Saran Praktis Disarankan agar perusahaan memiliki sistem manajemen yang mampu menjaga hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan para karyawanya. Sehingga bermanfaat untuk menciptakan iklim kerja yang kondusif untuk mencapai kinerja perusahaan secara maksimal. 58 DAFTAR PUSTAKA Jefkins, Frank. Public Relations. Jakarta: Erlangga. 2004 Khasali, Rhenald. Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Graffiti. 1994 Effendy, Onong Uchjana. Hubungan Masyarakat. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 1992 Effendy, Onong Uchjana. Human Relations dan Public Relations. Bandung: CV Mandar Maju. 1993 Soemirat, Soleh. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2002 Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Graffindo Pustaka. 2003 Iriantara, Yosal. Manajemen Strategis Public Relations. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2004 Aly, Bachtiar. Teknik Hubungan Masyarakat. Jakarta: UT. Yulianita, Neni. Dasar-Dasar Public Relations. Pusat Penerbitan Universitas Bandung. 2003 Hasibuan, Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara 2002 Gitosudarmo, Indriyo & Sudita, I Nyoman. Perilaku keorganisasian. Edisi pertama, Yogyakarta: BPFE 1997 R. Schermerhorn, John. Manajemen. Yogyakarta: ANDI 1998 Rahmat, Jallaudin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya 1998 Nazir, M. Metode Penelitian. Jakarta: PT Ghalia Indonesia 1996 Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relations & Komunikasi. Jakarta: PT Raja Graffindo Persada 2004 Santoso, Singgih. SPSS Versi 10 (Mengolah data statistik dengan profesional). Jakarta: PT Elex Media Komputindo 2003 Rochaety,eti. Tresnati, Ratih. Madjid Latief, Abdul. Metodologi Penelitian Bisnis : Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Mitra Wacana Media 2007 Artikel : http://www.geoogle.com.html http://www.bumn-ri.com/directory.html 60 Hasil Wawancara Dengan Pihak Sekretaris Perusahaan LPP TVRI Pusat Jakarta (Ibu Maghda)Tentang Aktivitas Employee Relations T : Apakah di dalam perusahaan terjadi komunikasi yang efektif & harmonis antara karyawan dengan pimpinan perusahaan ? J : Hubungan secara umum setiap bulan perusahaan mengadakan upacara, dimana manajemen menyampaikan kebijakan, perencanaan-perencanaan pendek pada seluruh karyawan, lalu acara-acara keagamaan yang sering dirayakan seperti halal bihalal, isra mi’raj, natal dll. Acara tersebut sering dijadikan sebagai suatu wahana atau sarana untuk bertemu dengan karyawan, dan kalau misalnya sewaktu-waktu karyawan ingin bertemu dengan masing-masing atasan, pintu selalu terbuka. Yang terpenting dalam pertemuan tersebut karyawan dapat memberikan masukan-masukan yang positif, yaitu masukanmasukan guna memperbaiki kinerja TVRI. T :Apakah perusahaan senantiasa membina hubungan baik dengan para karyawannya ? J : Seperti yang saya utarakan diatas, perusahaan selalu berusaha untuk membina hubungan baik dengan karyawan melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh perusahaan. T :Apakah perusahaan mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan karyawan seperti kegiatan pelatihan, kegiatan untuk memotivasi kerja, program penghargaan, special event & media internal ? J : Untuk kegiatan-kegiatan tersebut jelas ada, untuk program pelatihan yang dilakukan bermacam-macam karena di LPP TVRI terdiri dari berbagai jenis profesi jadi kegiatan pelatihan dilaksanakan jelas berbeda-beda. Kegiatan untuk memotivasi kerja juga dilakukan oleh perusahaan tetapi kegiatan tersebut tidak bisa dilakukan secara sekaligus karena berbagai profesi, jadi kegiatan tersebut diadakan di divisi masing-masing. Misalnya kameramen dikumpulkan untuk diberikan pengarahan bagaimana mengambil gambar yang baik & menyajikan gambar yang menarik, karena produk perusahaan adalah 61 gambar jadi kameramen harus diberikan ilmu bagaimana cara mengambil & menyajikan gambar yang bagus. * Program perhargaan bagi karyawan biasanya dilakukan perusahaan 5 tahun sekali dan diumumkan bersamaan pada saat HUT perusahaan. * Untuk special event ada berbagai kegiatan yang diadakan contohnya HUT perusahaan, family gathering, acara keagamaan dll. * Sedangkan media internal untuk saat ini hanya ada majalah dinding, dulu ada buletin dan majalah. Tetapi karena situasi keuangan akhirnya yang diprioritaskan adalah untuk program-program tayangan, maka seperti media internal untuk dikesampingkan terlebih dahulu. T :Seberapa efektifkah kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut terhadap motivasi kerja karyawan ? J : Sepertinya kurang begitu efektif karena frekuensinya sangat sedikit. Jika frekuensinya ditambah & juga dialognya lebih mengarah kepada kebutuhan karyawan dimana menunjukan bahwa hasil kerja karyawan membuat keuntungan perusahaan lebih meningkat, baru dapat dikatakan bahwa kegiatan tersebut berjalan dengan efektif. T : Apakah karyawan merasa antusias untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh perusahaan ? J : Karyawan sepertinya kurang begitu antusias mengikuti kegiatan tersebut, disebabkan perusahaan tidak bisa mengadakan kegiatan-kegiatan tersebut secara serentak sekaligus pada waktu yang bersamaan karena jam kerja yang berbeda-beda. Menjadikan jarang sekali karyawan bisa bertemu sama-sama. T : Bagaimana umpan balik yang diberikan karyawan terhadap kegiatan-kegiatan tersebut ? J : Semuanya itu pada prinsipnya perusahaan hanya bisa menampung, kembali lagi komunikasi yang terjadi untuk memperbaiki suatu program dan meningkatkan mutu produksi. Perusahaan memerlukan dana dan sampai saat ini masalah tersebut belum dapat perusahaan atasi. Karyawan bisa menyampaikan umpan balik melalui mading dan melalui koordinasi dengan humas. 62