PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

advertisement
Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis
PERAN, SEJARAH DAN
ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN
A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran
(output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk
memenuhi tujuan tertentu manajemen. Proses dapat dideskripsikan melalui berbagai kegiatan
seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan, dan pengelolaan informasi.
Keluaran mencakup laporan khusus, harga pokok produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan
kinerja. Model operasional dari sistem informasi akuntansi manajemen diilustrasikan sebagai
berikut:
Masukan
Keluaran
Proses
pengguna
Gambar: Model Operasional Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu kriteria formal yang
menjelaskan sifat dari masukan, prosean maupun keluarannya. Kriteria bersifat fleksibel dan
berdasarkan pada tujuan yang akan dicapai manajemen. Sistem akuntansi manajemen
mempunyai tiga tujuan umum, yaitu:
1. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam penghitungan harga pokok jasa, produk,
dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
2. Menyediakan
informasi
yang
dipergunakan
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputuan.
Azfa Mutiara Ahmad Pabulo, SE, MEK
Dari berbagai sumber
dalam
perencanaan,
pengendalian,
Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis
B. Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan
Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem utama, yaitu: sistem
akuntansi manajeman dan sistem akuntansi keuangan. Kedua subsistem akuntansi tersebut
berbeda dalam tujuannya, sifat masukannya, dan jenis proses yang dipergunakan untuk
mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output).
Sistem informasi akuntansi keuangan berhubungan dengan penyediaan keluaran bagi
pengguna eksternal. Sistem tersebut menggunakan kegiatan ekonomi sebagai masukan dan
memprosesnya sampai memenuhi aturan dan ketentuan tertentu. Tujuan sistem informasi
akuntansi keuangan adalah untuk menyusun laporan eksternal (laporan keuangan) bagi investor,
kreditor, lembaga pemerintah, dan pengguna eksternal lainnya. Informasi yang dihasilkan
digunakan untuk keperluan seperti keputusan investasi, evaluasi, pemonitoran aktivitas, dan
ketentuan peraturan.
Sistem informasi akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pengguna internal,
seperti manajer, eksekutif, dan pekerja. Secara spesifik, akuntansi manajemen mengidentifikasi,
mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi
pengguna internal dalam merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan.
Beberapa perbedaan penting antara akuntansi manajemen dengan akuntansi keuangan
dapat diringkas sebagai berikut:
Akuntansi Manajemen
1. Fokus internal
2. Tidak mengikuti aturan
3.
4.
5.
6.
Akuntansi Keuangan
1. Fokus eksternal
2. Mengikuti aturan tertentu dan pihak
eksternal
Informasi keuangan dan non-keuangan, 3. Informasi keuangan bersifat objektif
informasi dapat bersifat subjektif
Penekanan pada masa yang akan dating 4. Berorientansi histories
Evaluasi dan keputusan internal 5. Informasi mengenai perusahaan secara
didasarkan atas informasi yang sangat
keseluruhan
terinci
Sangat luas dan multidisiplin
6. Lebih independen
C. Sejarah Singkat Akuntansi Manajemen
 Sampai ± 1914
Akuntansi manajemen menekankan pada perhitungan penetapan harga pokok produk pada
tingkat manajerial, menelusuri tingkat laba perusahaan ke tiap produk dan menggunakan
informasi tersebut untuk pengambilan keputusan strategis.
Azfa Mutiara Ahmad Pabulo, SE, MEK
Dari berbagai sumber
Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis
 Tahun 1925
Akuntansi manajemen menggunakan pendekatan perhitungan biaya persediaan, mengalokasikan
biaya manufaktur ke produk agar biaya persediaan dapat dilaporkan kepada pengguna eksternal
laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan menjadi kekuatan yang membentuk desain
sistem biaya.
Manajer dan perusahaan dapat menerima informasi biaya rata-rata secara agregat atas tiap
produk, dari pada informasi biaya yang lebih terinci dan akurat setiap produk. Meskipun
keanekaragaman jenis produk meningkat, kebutuhan informasi biaya yang lebih akurat kalah
dengan tingginya biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan informasi tersebut.
 Tahun 1950-an sampai 1960-an
Akuntansi manajemen melakukan usaha-usaha untuk memperbaiki sistem biaya konvensional
guna meningkatkan manfaat informasi akuntansi keuangan bagi penggunanya.
 Tahun 1980-an sampai 1990-an
Banyak ditemukan bahwa praktik-praktik akuntansi manajemen tradisional sudah tidak mampu
melayani kebutuhan manajerial. Perhitungan biaya produk yang lebih akurat, yang menjelaskan
secara rinci penggunaan input dibutuhkan untuk memungkinkan manajer meningkatkan
perhitungan, produktivitas, dan mengurangi biaya.
D. Topik-topik Akuntansi Manajemen
1. Activity – Based Management
Manajemen berbardasarkan aktivitas adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan
terintegrasi, yang memfokuskan pada aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai bagi
pelanggan (customer value) dan laba sebagai hasilnya.
Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas/Activity
Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Biaya berdasarkan aktivitas meningkatkan
keakuratan mengalokasikan biaya dengan pertama-tama menelusuri biaya ke berbagai
aktivitas, dan kemudian menelusuri pada produk atau pelanggan yang menggunakan aktivitas
tersebut. Analisis nilai proses menekankan pada analisis aktivitas, yaitu menetapkan
mengapa aktivitas dilakukan dan seberapa baik dilakukan. Tujuannya adalah untuk
menemukan cara melakukan aktivitas yang diperlukan secara lebih efisien, dan untuk
menghapuskan aktivitas yang tidak memberikan nilai bagi pelanggan.
Azfa Mutiara Ahmad Pabulo, SE, MEK
Dari berbagai sumber
Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis
2. Orientasi Pada Pelanggan
Manajemen berdasarkan aktivitas memiliki tujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan
(customer value). Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara apa yang pelanggan terima
(realisasi bagi pelanggan) dengan apa yang pelanggan serahkan (hal yang dikorbankan oleh
pelanggan). Apa yang pelanggan terima disebut sebagai produk total (total product). Produk
total adalah seluruh manfaat bai berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible)
yang pelanggan terima dari produk yang dibeli. Produk total meliputi fitur umum dan khusus
suatu produk/jasa, kualitas, petunjuk penggunaan, reputasi, merek dagang, dan faktor-faktor
lain yang dianggap penting oleh pelanggan. Pengorbanan pelanggan meliputi biaya
pembelian produk, waktu dan usasha yang dikeluarkan untuk mendapatkan dan mempelajari
cara menggunakan produk, dan biaya-biaya pasca pembelian yang meliputi biaya
penggunaan, pemeliharaan, dan menjual kembali produk tersebut. Meningkatkan nilai bagi
pelanggan berarti meningkatkan realisasi bagi pelanggan, menurunkan pengorbanan
pelanggan, atau keduanya.
a. Penetapan Posisi Strategis (Strategic Positioning). Meningkatkan nilai bagi pelanggan
untuk menciptkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dapat dicapai melalui
pemilihan berbagai strategi secara bijaksana. Umumnya, perusahaan memilih suatu posisi
strategis yang sesuai dari dua strategi umum berikut ini: (1)kepemimpinan biaya (cost
leadership); dan (2)produk superior melalui diferensiasi produk. Tujuan dari strategi
kepemimpinan biaya adalah untuk memberikan nilai yang sama atau lebih baik bagi
pelanggan, dengan biaya yang lebih rendah dari pesaing. Sebagai contoh, menurunkan
biaya pembuatan suatu produk dengan memperbaiki proses, akan memungkinkan
perusahaan untuk menurunkan harga jual, yang kemudian akan menurunkan pengorbanan
pelanggan. Tujuan dari strategi diferensiasi adalah untuk meningkatkan nilai bagi
pelanggan dengan meningkatakan realisasi. Menyediakan sesuatu untuk pelanggan yang
tidak disediakan oleh pesaing, akan menciptakan keunggulan kompetitif. Sebagi contoh,
salah satu toko komputer dapat memberikan penawaran pelayanan perbaikan di tempat,
sesuatu yang tidak ditawarkan oleh pesaing di pasar setempat. Agar strategi diferensiasi
dapat berjalan, nilai yang ditambahkan bagi pelanggan dengan diferensiasi harus
melebihi biaya perusahaan untuk melakukan diferensiasi.
Azfa Mutiara Ahmad Pabulo, SE, MEK
Dari berbagai sumber
Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis
b. Kerangka Kerja Rantai Nilai. Aplikasi atas strategi kepemimpinan biaya dan/atau
strategi diferensiasi, membutuhkan suatu pemahaman atas rantai nilai tingkat internal dan
tingkat industri perusahaan. Rantai nilai internal adalah rangkaian aktivitas yang
dibutuhkan untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasarkan, dan
mengirimkan produk serta jasa ke pelanggan. Sebagai contoh, pengiriman suatu produk
atau jasa yang tepat waktu adalah bagian dari total produk, dan bernilai bagi pelanggan.
Nilai pelanggan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kecepatan pengiriman dan
respon. Rantai nilai industri perusahaan adalah rangkaian aktivitas yang menciptakan
nilai dan saling berhubungan, mulai dari bahan dasar mentah hingga pada penjualan
kembali produk jadi oleh pengguna akhir.
Dasar kerangka kerja rantai nilai adalah pemahaman akan pertalian (linkage) yang
komplek dan hubungan antar aktivitas-aktivitas di dalam maupun di luar perusahaan.
Terdapat dua pertalian, yaitu: (1)pertalian internal, adalah hubungan antara aktivitasaktivitas yang dilakukan dalam jaringan industri perusahaan (nilai rantai internal);
(2)pertalian eksternal, adalah hubungan aktivitas-aktivitas antara perusahaan dengan
pemasok dan pelanggan perusahaan. Dengan menggunakan dua pertalian tersebut untuk
mencapai hasil yang saling memenangkan antara pihak perusahaan, pemasok, dan
pelanggan merupakan kunci suksesnya manajemen biaya strategis. Manajemen biaya
strategis adalah penggunaan data biaya untuk mengembangkan dan mengidentifikasi
strategi-strategi superior yang akan menghasilkan keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan. Hal ini juga merupakan karakteristik utama dari apa yang disebut sebagai
manajemen rantai suplai (supply chain management). Manajemen rantai suplai adalah
manajemen dari aliran material dimulai dari pemasok hingga ke hulu, bergerak dari
transformasi material menjadi barang jadi, dan diselesaikan dengan distribusi barang
jadi kepada pelanggan, dan pelanggan berikutnya.
3. Total Quality Management
Filosofi dari manajemen kualitas adalah perusahaan berusaha menciptakan suatu lingkungan
yang memungkinkan pekerjanya menghasilkan produk yang sempurna (zero-defect),
menggantikan sikap “kualitas yang dapat diterima” di masa lalu. Penekanan pada kualitas
telah menciptakan kebutuhan akan adanya suatu sistem akuntansi manajemen yang mampu
menyediakan informasi operasional dan keuangan mengenai kualitas termasuk informasi
Azfa Mutiara Ahmad Pabulo, SE, MEK
Dari berbagai sumber
Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis
jumlah produk cacat, laporan biaya kualitas, laporan trend biaya kualitas, dan laporan kinerja
biaya kualitas.
Industri jasa juga berusaha meningkatkan kualitas. Perusahaan jasa menghadapi persoalan
adanya perbedaan kualitas antara pekerja yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu,
perusahaan jasa mengutamakan konsistensi melalui pengembangan suatu sistem yang
mendukung usaha yang dilakukan pekerjanya.
Sebagai contoh, Ritz-Carlton Hotel Company merancang suatu strategi untuk mencapai 100 persen loyalitas
tamu. Bagian kunci dari strategi ini adalah untuk mencapai target ‘pengalaman sempurna’ (defect-free) bagi
para tamu. Perusahaan menerapkan sistem bagan untuk mengukur proses dalam menghilangkan masalah
tamu. Setiap karyawan disediakan salinan kecil “Standar Emas” (Gold Standard) seukuran saku. Standarstandar ini adalah kinerja yang diharapkan dan protokol untuk berinteraksi dengan tamu dan merespons
kebutuhan tamu. Standar-standar ini ditekankan pada setiap pengarahan lima sampai sepuluh menit di awak
setiap jadwal pergantian. Survei independen menghasilkan 99 persen tamu puas dengan pengalaman mereka,
lebih dari 80 persen menyatakan sangat puas. Keuntungan (earning), kembalian investasi (return on
investment), dan pendapatan (revenue) per kamar telah meningkat dengan dramatis.
4. Waktu sebagai Unsur Kompetitif
Perusahaan kelas dunia mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mecapai pasar dengn cara
memperpendek siklus desain, implementasi, dan produksi. Perusahaan tersebut mengirim
produk atau jasa dengan cepat melalui penghapusan waktu yang tidak bernilai-tambah
(waktu yang tidak bermanfaat). Waktu yang tidak bermanfaat bagi pelanggan misalnya,
waktu yang dibutuhkan untuk memuat produk ke kapal. Pengurangan waktu yang tidak
bernilai-tambah semakan besar seiring dengan meningkatnya kualitas.
5. Efisiensi
Kualitas dan waktu merupakan hal yang penting, namun peningkatan efisiensi adalah hal
yang juga vital. Baik pengukuran efisiensi finansial maupun non-finansial diperlukan. Biaya
adalah ukuran kritikal untuk efisiensi. Agar pengukuran efisiensi menjadi bernilai, biaya
harus ditetapkan, diukur, dan dialokasikan dengan tepat; produk jadi harus berhubungan
dengan input yang dibutuhkan, dan pengaruh karena perubahan produktivitas harus dihitung.
6. Bisnis secara Elektronik (e-business)
Bisnis secara elektronik (e-business) adalah semua transaksi bisnis atau pertukaran informasi
yang dijalankan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Perdagangan
secara elektronik (e-commerce) adalah jual beli produk dengan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi.
Azfa Mutiara Ahmad Pabulo, SE, MEK
Dari berbagai sumber
Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis
E. Peran Akuntan Manajemen
Peran akuntan manajemen dalam suatu organisasi merupakan salah satu peran pendukung.
Akuntan manajemen membantu orang-orang yang bertanggung jawab melaksanakan tujuan
dasar organisasi. Posisi yang bertanggung jawab langsung pada tujuan dasar organisasi disebut
posisi lini. Posisi yang mendukung dan tidak bertanggung jawab langsung terhadap tujuan dasar
organisasi disebut sebagai posisi staf.
Manajer lini adalah orang yang membuat kebijakan dan membuat keputusan yang
berpengaruh terhadap produksi. Melalui penyediaan dan penginterpretasian informasi akuntansi,
akuntan manajemen dapat memiliki masukan pentin dalam berbagai kebijakan dan keputusan.
Controller, kepala bagian akuntansi, mengawasi semua departemen akuntansi. Karena
perannya yang penting dalam operasi suatu organisasi, controller sering dipandang sebagai
anggota dari tim manajemen puncak dan diikutsertakan dalam perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan. Sebagai kepala bagian akuntansi, controller bertanggung jawab terhadap
kebutuhan akuntansi baik secara internal maupun eksternal. Tanggung jawab tersebut dapat
mencakup pertanggungjawaban langsung kepada pemeriksaan internal, akuntansi biaya,
akuntansi keuangan, akuntansi sistem, dan perpajakan.
Bendahara bertanggung jawab terhadap fungsi keuangan. Bendahara mencari dana dan
mengelola kas serta investasi. Bendahara bertanggung jawab atas pemberian kredit dan
penagihan serta asuransi.
Azfa Mutiara Ahmad Pabulo, SE, MEK
Dari berbagai sumber
Download