BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori yang berkaitan dengan Database
Merupakan kumpulan dari teori-teori yang digunakan dalam perancangan
Database.
2.1.1 Data
Menurut Hoffer (2005, p5), data adalah penyimpanan representasi
dari sebuah objek dan event yang memiliki arti penting bagi lingkungan
user.
2.1.2 Pengertian Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010, p65), basis data adalah
kumpulan data yang saling berhubungan secara logis dan deskripsi data
tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu
organisasi.
2.1.3 DBMS (Database Management System)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p66), Database Management
System (DBMS) adalah sebuah sistem perangkat lunak yang
memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara
dan mengendalikan akses ke basis data.
Fasilitas-fasilitas yang disediakan DBMS antara lain (Connolly
dan Begg, 2010, p66) :
1.
Data Definition Language ( DDL)
Data Definition Language (DDL) memungkinkan pengguna untuk
mendefinisikan basis data serta memungkinkan pengguna untuk
menentukan tipe data, struktur dan kendala pada data untuk disimpan ke
dalam basis data.
2. Data Manipulation Language (DML)
Data Manipulation Language (DML) memungkinkan pengguna
untuk melakukan insert, update, delete, dan retrieve data dari basis data.
3. Kontrol akses terhadap basis data
a. Sistem keamanan (Security system) yang berfungsi untuk mencegah
pengguna yang tidak berwenang mengakses basis data.
b. Sistem integritas (Integrity system) yang berfungsi untuk menjaga
konsistensi data yang tersimpan.
c. Sistem kontrol konkurensi (Concurrency control system) yang berfungsi
untuk memungkinkan shared access terhadap basis data.
d. Sistem kontrol perbaikan (Recovery control system) yang berfungsi untuk
memperbaiki basis data ke kondisi sebelumnya jika terjadi kerusakan
pada perangkat keras atau perangkat lunak.
e. Katalog yang dapat diakses pengguna (User-accessible catalog) yang
berisi deskripsi data pada basis data.
Komponen-komponen utama dalam lingkungan DBMS terdiri dari
(Connolly dan Begg, 2010, p68) :
1. Hardware
Hardware dibutuhkan untuk menjalankan DBMS dan aplikasi. Hardware
dapat berupa personal computer (PC), mainframe atau jaringan
komputer.
2.
Software
Komponen software terdiri dari software DBMS itu sendiri dan program
aplikasi, bersama dengan sistem operasi, termasuk software jaringan jika
DBMS digunakan melalui sebuah jaringan.
3.
Data
Data mungkin merupakan komponen terpenting dari lingkungan DBMS.
Data berperan sebagai suatu jembatan diantara komponen mesin dan
manusia.
4.
Prosedur
Prosedur menunjuk pada instruksi-instruksi dan aturan-aturan yang
mengatur rancangan dan penggunaan basis data. Pengguna system dan
pegawai yang mengatur basis data membutuhkan prosedur yang
terdokumentasi mengenai bagaimana cara untuk menggunakan dan
menjalankan sistem.
5.
Orang (People)
Komponen terakhir adalah orang yang terlibat dengan sistem, seperti
Data Administrator (DA), Database Administrator (DBA), database
designer, application developer dan pengguna akhir (end-user).
Keuntungan-keuntungan DBMS, yaitu (Connolly dan Begg, 2010, p77) :
1.
Kontrol terhadap redundansi data
2.
Konsistensi data
3.
Informasi tambahan dari data yang sama
4.
Data dapat dibagi-bagi
5.
Meningkatkan integritas data
6.
Meningkatkan keamanan
7.
Penetapan standarisasi
8.
Skala ekonomi
9.
Keseimbangan kebutuhan data yang bertentangan
10. Meningkatkan aksesibilitas dan respon terhadap data
11. Meningkatkan pemeliharaan melalui independensi data
12. Meningkatkan produktifitas
13. Meningkatkan konkurensi
14. Meningkatkan layanan backup dan recovery data
Kerugian-kerugian DBMS, yaitu (Connolly dan Begg, 2010, p80) :
1.
Kompleksitas
2.
Ukuran yang besar
3.
Biaya DBMS
4.
Biaya tambahan hardware
5.
Biaya konversi
6.
Kinerja yang kurang maksimal
7. Dampak yang tinggi dari kegagalan
2.1.4 Structure Query Language (SQL)
2.1.4.1 Data Definition Language (DDL)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p92), Data Definition
Language (DDL) adalah sebuah bahasa yang memungkinkan
DBA
(Database
Administrator)
atau
pengguna
untuk
menggambarkan dan memberi nama entitas-entitas, atributatribut, dan hubungan-hubungan yang diperlukan untuk sebuah
aplikasi, bersama dengan integritas terkait dan batasan keamanan
(security constraints).
2.1.4.2 Data Manipulation Language (DML)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p92), Data Manipulation
Language (DML) adalah sebuah bahasa yang menyediakan
sekumpulan operasi untuk mendukung operasi dasar manipulasi
data pada data dalam basis data.
Operasi manipulasi data terdiri dari (Connolly dan Begg,
2010, p92) :
a.
Memasukkan data baru ke dalam basis data
b.
Modifikasi data yang tersimpan dalam basis data
c.
Menampilkan kembali data di dalam basis data
d.
Menghapus data dari basis data
Terdapat dua tipe DML (Connolly dan Begg, 2010, p93), yaitu :
1. Procedural DML
Procedural DML adalah sebuah bahasa yang memungkinkan
pengguna untuk memberitahukan kepada sistem, data apa yang
diperlukan dan bagaimana seharusnya data tersebut diambil.
2. Non-procedural DML
Non-procedural
DML
adalah
sebuah
bahasa
yang
memungkinkan pengguna untuk menyatakan data apa yang
diperlukan daripada tentang bagaimana data tersebut diambil.
2.1.5 Fourth Generation Language (4GL)
Fourth Generation Language (4GL) adalah bahasa pemrograman
yang
tidak
memiliki
prosedur
standard
dimana
pengguna
mendefinisikan apa yang harus diselesaikan, bukan bagaimana cara
menyelesaikannya.
4GL mencakup (Connolly dan Begg, 2010, p94) :
a. Presentation languages, seperti query languages dan report
generators.
b. Speciality languages, seperti spreadsheets dan database languages.
c. Application
generators
yang
mendefinisikan,
memasukkan,
memperbarui, dan menerima data dari basis data untuk membangun
aplikasi.
d. Bahasa tingkat tinggi yang digunakan untuk menghasilkan kode
aplikasi.
2.1.6 Siklus Hidup Aplikasi Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010, p314), adapun tahap-tahap
siklus hidup pengembangan sistem basis data adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 The Stages of The Database System Development Lifecycle
2.1.6.1 Database Planning
Menurut Connolly dan Begg (2010, p313), Database planning
merupakan kegiatan manajemen yang memungkinkan tahapan
siklus hidup pengembangan sistem basis data untuk direalisasikan
seefisien dan seefektif mungkin.
Ada 3 permasalahan pokok yang muncul dalam merumuskan
suatu strategi sistem informasi, yaitu :
1.
Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan penentuan
sistem informasi yang dibutuhkan.
2. Evaluasi sistem informasi yang berjalan untuk menentukan
kelebihan dan kekurangan yang ada.
3. Penilaian terhadap peluang-peluang teknologi informasi yang
mungkin mendatangkan keuntungan yang kompetitif.
2.1.6.2 System Definition
Menurut Connolly dan Begg (2010, p316), System definition
menjelaskan batasan-batasan dan ruang lingkup aplikasi basis
data dan user view utama.
2.1.6.3 Requirement Collection and Analysis
Menurut Connolly dan Begg (2010, p316), Requirement
Collection and analysis merupakan proses pengumpulan dan
analisa informasi mengenai bagian dari organisasi yang didukung
oleh sistem basis data, dan menggunakan informasi ini untuk
mengidentifikasi kebutuhan untuk sistem baru.
Informasi yang dikumpulkan untuk setiap user view utama
terdiri dari :
1.
Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan
2.
Rincian bagaimana data digunakan atau dihasilkan
Beberapa kebutuhan tambahan untuk sistem basis data yang baru.
2.1.6.4 Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2010, p320), Database design
merupakan proses membuat rancangan yang akan mendukung
mission statement dan mission objectives untuk sistem basis data
yang dibutuhkan.
Terdapat tiga fase utama dalam merancang basis data, yaitu :
1.
Perancangan basis data konseptual
Merupakan suatu proses pembuatan model dari informasi yang
digunakan dalam perusahaan, independen dari keseluruhan
aspek fisik. Model data dibangun dengan menggunakan
informasi dalam spesifikasi kebutuhan pengguna.
2.
Perancangan basis data logikal
Merupakan suatu proses pembuatan model dari informasi yang
digunakan dalam perusahaan berdasarkan model data tertentu,
tetapi independen terhadap DBMS tertentu dan aspek fisik
lainnya.
3.
Perancangan basis data fisikal
Merupakan suatu proses menghasilkan deskripsi implementasi
basis data pada penyimpanan sekunder. Menggambarkan
struktur penyimpanan dan metode akses yang digunakan untuk
mencapai akses yang efisien terhadap data.
2.1.6.5 DBMS Selection
Menurut Connolly dan Begg (2010, p325), DBMS selection
merupakan pemilihan DBMS yang sesuai untuk mendukung sistem
basis data.
Langkah-langkah utama untuk memilih sebuah DBMS, yaitu :
1. Mendefinisikan
istilah-istilah
yang
mengarah
pada
pembelajaran.
2. Membuat daftar pendek dua atau tiga produk.
3. Mengevaluasi produk.
4. Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan.
2.1.6.6 Application Design
Menurut Connolly dan Begg (2010, p329), Application design
merupakan rancangan user interface dan program aplikasi yang
menggunakan dan mengolah basis data.
2.1.6.7 Prototyping
Menurut Connolly dan Begg (2010, p333), Prototyping
merupakan pembangunan sebuah model kerja sistem basis data.
2.1.6.8 Implementation
Menurut Connolly dan Begg (2010, p333), Implementation
merupakan realisasi fisik basis data dan perancangan aplikasi.
2.1.6.9 Data Conversion and Loading
Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), Data Conversion
and Loading merupakan pemindahan semua data yang ada ke
dalam basis data baru dan mengubah semua aplikasi yang ada
untuk dijalankan pada basis data baru.
2.1.6.10
Testing
Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), Testing merupakan
proses menjalankan sistem basis data dengan tujuan untuk
menemukan kesalahan.
2.1.6.11
Operational Maintenance
Menurut Connolly dan Begg (2010, p335), Operational
Maintenance merupakan proses mengawasi dan memelihara sistem
basis data setelah proses instalasi.
2.1.7 Entity-Relationship Modeling
Untuk memastikan pemahaman yang tepat terhadap data dan
bagaimana penggunaannya di dalam suatu perusahaan, diperlukan
sebuah model. Salah satunya adalah Model Entity-Relationship (ER).
Menurut Connolly dan Begg (2010, p371), model Entity
Relationship menggunakan pendekatan perancangan basis data topdown, yang dimulai dengan mengidentifikasikan data yang penting.
Data yang penting itu disebut entitas, dimana relationship diantaranya
harus direpresentasikan dalam model dan kemudian ditambahkan
beberapa atribut dan constraint.
Kebalikan dari pendekatan Top-Down, pendekatan Bottom-Up
dimulai dengan mengidentifikasikan data item (attribute dan relationship),
kemudian terakhir baru memulai mengidentifikasikan entitasnya. Oleh karena itu,
pendekatan Bottom-Up tidak begitu efektif digunakan untuk pembuatan model
Entity Relationship.
2.1.7.1 Tipe Entitas
Tipe entitas adalah kumpulan dari berbagai obyek-obyek
yang mempunyai sifat atau properti yang sama dan didefinisikan
oleh perusahaan, serta mempunyai sifat atu properti yang sama dan
didefinisikan oleh perusahaan, serta mempunyai eksistensi yang
independent. Keberadaan entity type dapat berupa fisik atau
abstrak. (Connolly dan Begg, 2010, p372).
Konsep dasar dari Entity relationship adalah tipe entitas,
yang merepresentasikan sebuah kumpulan obyek dalam dunia
nyata dengan properti yang sama. Sebuah tipe entitas mempunyai
keberadaan yang independent dan dapat menjadi obyek fisikal
maupun obyek konseptual. Ini berarti perancang yang berbeda
mungkin dapat mengidentifikasi entitas yang berbeda pula.
Entity Occurence adalah obyek dan tipe entitas yang dapat
didefinisikan secara unik.
Tipe entitas dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Strong entity type, yaitu tipe entitas yang keberadaannya
tidak bergantung pada tipe entitas lainnya. (Connolly dan
Begg, 2010, p383).
2. Weak entity type, yaitu tipe entitas yang keberadaannya
bergantung pada tipe entitas lainnya. (Connolly dan Begg,
2010, p383).
2.1.7.2 Tipe Relasi
Tipe relasi adalah sekumpulan asosiasi antara tipe-tipe entitas
yang ada dan mempunyai arti. (Connolly dan Begg, 2010, p374).
Relationship occurence adalah suatu gabungan yang dapat
diidentifikasikan secara unik, yang meliputi satu kejadian dari
setiap entitas yang berpartisipasi. (Connoly dan Begg, 2010, p375).
Recursive relationship adalah sebuah tipe hubungan dimana
tipe entitas yang sama dapat berpartisipasi lebih dari sekali pada
peran yang berbeda. (Connolly dan Begg, 2010, p378).
Derajat dari tipe relasi adalah jumlah dari partisipasi tipe
entitas dalam sebuah tipe relasi tertentu. Entitas yang berkaitan
dalam sebuah tipe relasi terkenal sebagai participant dalam
relationship. Jumlah dari participant dalam relationship adalah
derajat dari relationship. Oleh karena itu, derajat dari relationship
yang berderajat dua disebut binary, sedangkan relationship yang
berderajat tiga disebut ternary. (Connoly dan Begg, 2010, p376).
Terdapat beberapa macam derajat relasi, yaitu :
a.
Binary relationship, yaitu keterhubungan antara dua tipe
entitas.
Gambar 2.2 Binary Relationship
b.
Ternary relationship, yaitu keterhubungan antara tiga
tipe entitas.
Gambar 2.3 Ternary Relationship
c.
Quaternary relationship, yaitu keterhubungan antara
empat tipe entitas.
Gambar 2.4 Quaternary Relationship
d. Relasi rekursif adalah sebuah tipe relasi dimana tipe
entitas yang sama berpartisipasi lebih dari satu kali dalam
peranan yang berbeda.
Gambar 2.5 Relasi Rekursif
2.1.7.3 Attributes
Attribute merupakan sifat-sifat atau properti dari sebuah tipe
entitas atau tipe relationship. (Connolly dan Begg, 2010, p379).
Domain attribute adalah kumpulan nilai yang diperbolehkan
untuk satu atau lebih atribut. Setiap atribut yang dihubungkan
dengan sejumlah nilai disebut domain.
Domain akan mendefinisikan nilai-nilai yang dimiliki sebuah
atribut dan fungsi domain di sini sama dengan konsep domain pada
model relasional.
Macam-macam atribut yang ada yaitu :
1. Simple / Composite Attribute
Simple Attribute adalah atribut yang terdiri dari
satu komponen tunggal (single) dan keberadaannya
independent.
Composite Attribute adalah atribut yang terdiri
dari beberapa komponen yang keberadaannya
independent. (Connolly dan Begg, 2010, p380).
2. Single-Valued and Multi-Valued Attributes
Single-valued attributed adalah atribut yang
menampung nilai tunggal untuk tiap-tiap kejadian
dari suatu tipe entitas. Sebagian besar atribut
adalah bernilai tunggal.
Multi-valued attributed adalah atribut yang
dapat menampung banyak nilai untuk setiap
kejadian dari suatu tipe entitas. (Connolly dan
Begg, 2010, p380).
3. Derrived Attributes
Atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan
dari satu atau beberapa atribut lainnya dan tidak
harus berasal dari entitas yang sama. (Connolly
dan Begg, 2010, p380).
2.1.7.4 Keys
Terdapat beberapa jenis key :
1. Candidate Key
Merupakan sejumlah kecil atribut dari entitas
yang mengidentifikasikan setiap kejadian dari
entitas tersebut secara unik. (Connolly dan Begg,
2010, p381).
2. Primary Key
Merupakan candidate key yang dipilih untuk
mengidentifikasikan setiap kejadian dari entitas
secara unik. (Connolly dan Begg, 2010, p381).
3. Alternate Key
Merupakan kumpulan candidate key yang tidak
terpilih menjadi primary key. (Connolly dan Begg,
2010, p151).
4. Composite Key
Merupakan candidate key yang terdiri dari dua
atau lebih atribut. (Connolly dan Begg, 2010,
p382).
5. Foreign Key
Sebuah atribut atau sekumpulan atribut pada
suatu relasi yang sama dengan candidate key dari
beberapa relasi lainnya. (Connolly dan Begg, 2010,
p151).
2.1.7.5 Structural Constraint
Multiplicity adalah jumlah occurence (kejadian) yang mungkin
terjadi pada sebuah tipe entity yang berhubungan ke sebuah
occurence dari tipe entity lain pada suatu relationship. (Connolly
dan Begg, 2010, p385).
Tiga macam hubungan binari secara umum yaitu :
1. Derajat hubungan one to one (1:1)
Derajat hubungan 1:1 terjadi bila tiap anggota suatu
entitas hanya boleh berpasangan dengan satu anggota
dari entitas yang lain. Dan begitu juga sebaliknya.
Anggota dari entitas yang lain hanya boleh mempunyai
satu anggota dari entitas tersebut.
Gambar 2.6 Derajat hubungan One-to-One
2. Derajat hubungan one to many (1:*)
Derajat hubungan 1:* terjadi bila tiap anggota suatu
entitas memilik lebih dari satu anggota dari entitas lain.
Dan sebaliknya, entitas yang lain hanya boleh
berpasangan dengan satu anggota dari entitas tersebut.
Gambar 2.7 Derajat hubungan One-to-Many
3. Derajat hubungan many to many (*:*)
Derajat hubungan *:* terjadi apabila tiap anggota suatu
entitas memiliki lebih dari satu anggota dari entitas
lain, juga entitas lain memiliki lebih dari satu anggota
dari entitas tersebut.
Gambar 2.8 Derajat hubungan Many-to-Many
Multiplicity terdiri dari dua batasan yang terpisah pada
sebuah relasi, yaitu :
1.
Cardinality
Mendeskripsikan jumlah maksimum dari kejadian relasi yang
mungkin untuk suatu entitas yang berpartisipasi di dalam suatu
tipe relasi tertentu.
2.
Participation
Menentukan apakah semua atau hanya sebagian entitas
berpartisipasi di dalam suatu relasi.
Gambar 2.9 Cardinality and Participation
2.1.8 Metodologi Perancangan Basis Data
Metodologi desain adalah sebuah pendekatan terstruktur yang
menggunakan prosedur, teknik, perangkat, dan dokumentasi yang
mendukung dan memfasilitasi proses desain (Connolly dan Begg, 2010,
p466).
Terdapat tiga fase utama dalam metodologi perancangan basis data
antara lain (Connolly dan Begg, 2010, p467) :
2.1.8.1 Perancangan Konseptual
Perancangan basis data konseptual adalah proses membangun
sebuah model data yang digunakan dalam sebuah perusahaan, yang
tidak bergantung pada semua pertimbangan fisikal.
Perancangan ini merupakan tahap pertama dimana secara
objektif dilakukan
untuk membangun sebuah model data
konseptual dari kebutuhan data sebuah perusahaan.
Langkah-langkah untuk membangun model data konseptual,
yaitu :
1. Mengidentifikasi tipe entitas
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi tipe
entitas yang dibutuhkan.
2. Mengidentifikasi tipe relasi
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi relasi
penting yang ada diantara tipe entitas.
3. Mengidentifikasi dan mengasosiasi atribut dengan
tipe entitas atau relasi
Tujuannya adalah untuk mengasosiasi atribut
dengan tipe entitas atau tipe relasi yang sesuai.
4. Menentukan domain atribut
Tujuannya adalah untuk menentukan domain untuk
atribut pada model data lokal konseptual.
5. Menentukan atribut candidate key, primary key,
dan alternate key
Tujuannya
adalah
untuk
mengidentifikasi
candidate key untuk setiap tipe entitas, dan jika ada
lebih dari satu candidate key, maka dipilih satu
untuk menjadi primary key dan yang lain sebagai
alternate key.
6. Mempertimbangkan penggunaan konsep enhanced
modeling (langkah optional)
Tujuannya
adalah
untuk
penggunaan
konsep
(Permodelan
yang
mempertimbangkan
enhanced
lebih
specialization/generalization,
rumit),
modeling
seperti
aggregation
dan
composition.
7. Memeriksa model untuk redundansi
Tujuannya
adalah
untuk
memeriksa
adanya
redundansi/data berulang pada model.
8. Validasi
pengguna
model
konseptual
dengan
transaksi
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa model
konseptual mendukung transaksi yang dibutuhkan.
9. Meninjau kembali model data konseptual dengan
pengguna
Tujuannya adalah untuk meninjau kembali model
data
konseptual
dengan
pengguna
untuk
memastikan bahwa model tersebut sudah sesuai
dengan
representasi
yang
sebenarnya
dari
kebutuhan data perusahaan.
2.1.8.2 Perancangan Logikal
Perancangan basis data logikal adalah proses membangun
sebuah model data yang digunakan dalam sebuah perusahaan
berdasarkan model data spesifik, tetapi tidak bergantung pada
DBMS tertentu dan pertimbangan fisikal lainnya.
Perancangan ini merupakan tahap kedua dimana secara
objektif dilakukan untuk menerjemahkan model data konseptual
menjadi model data logikal dan kemudian memvalidasi model ini
untuk memeriksa bahwa model tersebut sudah benar secara struktur
dan mampu mendukung transaksi yang dibutuhkan.
Langkah-langkah untuk membangun model data logikal,
yaitu :
1. Penurunan relasi untuk model data logikal
Tujuannya adalah untuk membuat relasi untuk model data
logikal untuk merepresentasikan entitas, relasi, dan atribut
yang telah diidentifikasi.
2. Validasi relasi menggunakan normalisasi
Tujuannya adalah untuk memvalidasi relasi pada model
data logikal menggunakan normalisasi.
3. Validasi relasi terhadap transaksi pengguna
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa relasi pada
model data logikal mendukung transaksi yang dibutuhkan.
4. Memeriksa integrity constraints
Tujuannya adalah untuk memeriksa integrity constraints
yang direpresentasikan pada model data logikal.
5. Meninjau kembali model data logikal dengan pengguna
Tujuannya adalah untuk meninjau kembali model data
logikal dengan pengguna untuk memastikan bahwa model
tersebut sesuai dengan representasi yang sebenarnya dari
kebutuhan data perusahaan.
6. Menggabungkan model data logikal menjadi model global
(langkah optional)
Tujuannya adalah untuk menggabungkan model data lokal
logikal menjadi sebuah model data logikal global yang
merepresentasikan semua pandangan pengguna basis data.
7. Memeriksa perkembangan di masa mendatang
Tujuannya
adalah
untuk
menentukan
apakah
ada
perubahan signifikan yang memungkinkan di masa
mendatang dan untuk menilai apakah model data logikal
dapat mengakomodasi perubahan.
2.1.8.3 Perancangan Fisikal
Perancangan basis data fisikal adalah proses menghasilkan
sebuah deskripsi implementasi basis data pada secondary storage.
Menjelaskan relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang
digunakan untuk mendapatkan akses yang efisien terhadap data,
dan integrity constraints terkait serta langkah-langkah keamanan.
Terdapat beberapa tahap untuk membangun model data fisikal,
yaitu :
a.
Tahap ketiga : Menerjemahkan model data logikal untuk
DBMS yang
dituju.
Secara
objektif
dilakukan
untuk
menghasilkan sebuah skema relasi basis data dari model data
logikal yang bisa diimplementasikan pada DBMS yang dituju.
Tahap ini terdiri dari 3 langkah, yaitu :
1. Merancang relasi dasar
Tujuannya
adalah
menentukan
bagaimana
cara
merepresentasikan relasi dasar yang telah diidentifikasi
dalam model data logikal pada DBMS yang dituju.
2. Merancang representasi dari derived data
Tujuannya
adalah
menentukan
merepresentasikan berbagai
bagaimana
cara
derived data yang terdapat
dalam model data logikal pada DBMS yang dituju
3. Merancang batasan umum
Tujuannya adalah merancang batasan umum pada DBMS
yang dituju.
b.
Tahap keempat : Merancang organisasi file dan indeks. Secara
objektif dilakukan untuk menentukan organisasi file yang
optimal untuk menyimpan relasi dasar dan indeks yang
dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang dapat diterima, yaitu
keadaan dimana relasi dan tupel akan disimpan pada
secondary storage. Tahap ini terdiri dari 4 langkah, yaitu :
1. Menganalisa transaksi
Tujuannya adalah untuk mengetahui fungsi dari transaksi
yang akan berjalan pada basis data dan untuk menganalisa
transaksi yang penting.
2. Memilih organisasi file
Tujuannya adalah untuk menentukan organisasi file yang
yang efisien untuk setiap relasi dasar.
3. Memilih indeks
Tujuannya adalah untuk menentukan apakah menambah
indeks akan meningkatkan kinerja sistem.
4. Memperkirakan
besarnya
tempat
penyimpanan
yang
dibutuhkan
Tujuannya adalah untuk memperkirakan besar tempat
penyimpanan yang akan dibutuhkan oleh basis data.
c.
Tahap kelima : Merancang user views. Secara objektif
dilakukan untuk merancang user views yang teridentifikasi
selama tahap pengumpulan dan analisa kebutuhan dari siklus
pengembangan sistem basis data.
d.
Tahap keenam : Merancang mekanisme keamanan. Secara
objektif dilakukan untuk merancang mekanisme keamanan
untuk basis data yang ditentukan oleh pengguna selama tahap
pengumpulan kebutuhan dari siklus pengembangan sistem
basis data.
e.
Tahap ketujuh : Mempertimbangkan penggunaan redundansi
terkontrol. Secara objektif dilakukan untuk menentukan
apakah menggunakan redundansi secara terkendali
dengan
aturan normalisasi akan meningkatkan kinerja sistem. Tahap
ini terdiri dari 7 langkah, yaitu :
1. Menggabungkan relasi one-to-one (1:1)
2. Menduplikasi atribut non-key pada relasi one-to-many (1:*)
untuk mengurangi join
3. Menduplikasi atribut foreign key pada relasi one-to-many
(1:*) untuk mengurangi join
4. Menduplikasi atribut-atribut pada relasi many-to-many (*:*)
untuk mengurangi join
5. Memperkenalkan repeating groups
6. Membuat extract tables
7. Mempartisi relasi-relasi
f.
Tahap kedelapan : Mengawasi dan menyempurnakan sistem
operasional. Secara objektif dilakukan untuk mengawasi
sistem operasional dan meningkatkan kinerja sistem untuk
memperbaiki
rancangan
yang
tidak
sesuai
atau
mempertimbangkan adanya perubahan kebutuhan.
2.1.9 Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2010, p416), normalisasi adalah
sebuah teknik untuk menghasilkan sekumpulan relasi dengan properti
yang diinginkan, yang akan memberikan kebutuhan data bagi
perusahaan. Relasi adalah sebuah tabel dengan kolom dan baris.
Menurut Michael V. Mannino (2001, p267), normalisasi adalah
sebuah proses untuk menghapus redundansi pada sebuah tabel sehingga
tabel tersebut mudah dimodifikasi.
Proses-proses normalisasi terdiri dari (Connolly dan Begg, 2010,
p430) :
1. Unnormalized Form (UNF)
Sebuah tabel yang terdiri dari satu atau lebih kelompok yang
berulang. UNF merupakan bentuk awal tabel yang belum di
normalisasi. Proses normalisasi UNF menjadi 1NF melibatkan
penghilangan repeating groups.
2. First Normal Form (1NF)
Sebuah relasi dimana titik temu dari setiap baris dan kolom
mengandung satu dan hanya satu nilai saja. Proses normalisasi
1NF
menjadi
2NF
melibatkan
penghilangan
partial
dependencies.
3. Second Normal Form (2NF)
Sebuah relasi yang telah memenuhi 1NF dan setiap atribut yang
bukan primary key sepenuhnya bergantung secara fungsional
pada primary key. Proses normalisasi 2NF menjadi 3NF
melibatkan penghilangan transitive dependencies.
4. Third Normal Form (3NF)
Sebuah relasi yang telah memenuhi 1NF dan 2NF dan dimana
tidak ada lagi atribut yang bukan primary key bergantung secara
transitif pada primary key.
2.2 Teori yang Terkait Tema Penelitian (Tematik)
Merupakan kumpulan dari penjelasan dan pengertian mengenai teori
pendukung dalam perancangan dan software yang digunakan dalam
perancangan.
2.2.1 Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2009, p206) data flow
diagram adalah sebuah model sistem grafis yang menampilkan semua
kebutuhan utama untuk sistem informasi dalam satu diagram seperti
input dan output, proses dan penyimpanan data.
Simbol-simbol dari data flow diagram, yaitu:
1. Process
Instruksi atau langakah yang diikuti yang mengubah input
menjadi output (sebuah komputer atau orang atau
keduanya yang melakukan kerja).
Gambar 2.10 Simbol Process DFD
2. Data Flow
Aliran data dari satu tempat ke tempat lain, seperti sebuah
input atau output ke sebuah proses.
Gambar 2.11 Simbol Data Flow
3. External Agent
Sumber atau tujuan dari data diluar sistem.
Gambar 2.12 Simbol External Agent
4. Data Store
Data saat jeda, disimpan untuk penggunaan selanjunya.
Biasanya berhubungan dengan data entitas pada sebuah
entity relationship diagram.
Gambar 2.13 Simbol Data Store
2.2.2 Flowchart
Menurut Soeherman (2008, p133) Flowchart atau bagan alur
merupakan metode untuk menggambarkan tahap-tahap penyelesaian
masalah (prosedur) beserta aliran data dengan simbol-simbol standar
yang mudah dipahami. Tujuan utama penggunaan flowchart adalah
untuk menyederhanakan rangkaian proses atau prosedur untuk
memudahkan pemahaman pengguna terhadap informasi tersebut.
Simbol-simbol yang digunakan pada flowchart, yaitu:
a.
Dokumen
Simbol yang menyatakan input berasal dalam bentuk kertas
atau output dicetak ke kertas.
Gambar 2.14 Simbol Dokumen dalam Flowchart
b.
Proses
Simbol yang menunjukkan pengolahan yang dilakukan oleh
komputer.
Gambar 2.15 Simbol Proses dalam Flowchart
c.
Keputusan
Simbol untuk menunjukkan kondisi yang menghasilkan
beberapa kemungkinan jawaban/aksi yang dilakukan user.
Gambar 2.16 Simbol Keputusan dalam Flowchart
d.
Manual
Simbol yang menunjukkan pengolahan yang tidak dilakukan
oleh komputer.
Gambar 2.17 Simbol Manual dalam Flowchart
e.
Terminal
Simbol untuk menunjukkan permulaan atau akhir dari suatu
program.
Gambar 2.18 Simbol Terminal dalam Flowchart
2.2.3 State Transition Diagram (STD)
Menurut Whitten & Bentley (2007, p635), State Transition
Diagram adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggambarkan
urutan dan variasi dari layar yang bias terjadi selama sesi user.
Komponen-komponen dari STD, yaitu
1. Rectangle
Digunakan untuk menunjukkan tampilan layar (state).
Gambar 2.19 Simbol Rectangle
2. Arrow
Digunakan untuk menunjukkan aliran control dan
kejadian yang menyebabkan layar menjadi aktif atau
mendapat fokus.
Action
Gambar 2.20 Simbol Arrow
2.2.4 Visual Basic
Merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan IDE
visual untuk pembuatan program piranti lunak dengan basis sistem
operasi Microsoft.Visual basic merupakan hasil turunan dari bahasa
BASIC (Beginner’s All-purpose Symbolic Instruction Code) yang
diciptakan oleh Prof. John Kemeny dan Thomas Eugene Kurtz.
2.2.5 Crystal Report
Menurut Junindar (2008, p12), Crystal Report adalah program
third party (pihak ketiga, artinya diluar Microsoft dan pemakai) untuk
membuat laporan pada aplikasi windows dan web. Sekarang, program
crystal report diintegrasikan ke dalam VB .NET sehingga menjadi
bagian
dari
lingkungan
pengembangan
atau
IDE
(Integrated
Development Environment) aplikasi VB .NET
Crystal report merupakan salah satu product report design yang
banyak digunakan para developer.
Membuat report dengan Report Expert:
1. Mendesain report hasil Report Expert.
2. Menyimpan desain report ke file.
3. Menampilkan report dari Project Visual Basic.
4. Membatasi data dengan Selection Formula.
Membuat report dengan cara mendesain langsung:
1. Melakukan desain dengan crystal report.
2. Mengatur formula pada runtime.
2.2.6 Teori Maintenance/Pemeliharaan
Menurut Ariani (2008), pemeliharaan dapat didefinisikan sebagai
suatu kombinasi dari berbagai tindakan untuk menjaga, memperbaiki
dan memelihara fasilitas / peralatan pabrik serta mengadakan perbaikan
atau penggantian yang diperlukan untuk mencapai suatu keadaan
operasi sesuai dengan yang telah direncanakan.
2.2.7 Teori Stock/Persediaan
Menurut Warren, Reeve dan Fess (2008) persediaan digunakan
untuk mengindikasikan:
1.
Barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam
operasi bisnis perusahaan.
2.
Bahan yang dipergunakan dalam proses produksi atau yang
disimpan untuk tujuan itu.
Menurut Assauri (2004) persediaan adalah sejumlah bahan-bahan,
parts-parts yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat
dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau
produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau
langganan setiap waktu.
2.3 Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya
Berdasarkan Jurnal Analisis dan Perancangan Basis Data untuk
Mendukung Aplikasi ERP Education pada Bina Nusantara University (Studi
Kasus : Academic Management and Content Preparation), Maret 2009 :
1. Database adalah koleksi dari data-data yang terkait secara
logis dan deskripsi dari data-data tersebut, yang dirancang
untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi.
2. Terdapat
delapan
keuntungan
pendekatan database, yaitu:
dengan
menggunakan
•
Redundansi dapat dikurangkan.
•
Ketidakkonsistenan dapat dihindari.
•
Data dapat dibagikan.
•
Standar-standar dapat diselenggarakan.
•
Pembatasan keamanan dapat diselenggarakan.
•
Integritas dapat dipertahankan.
•
Keperluan
yang
bertentangan
dapat
diseimbangkan.
•
Tersedianya dukungan untuk transaksi.
3. DBMS adalah perangkat lunak yang berinteraksi dengan
program aplikasi pengguna dan database.
4. Untuk menggambarkan sebuah database digunakan Entity
Relationship Model. Tabel-tabel dalam database digambarkan
dalam wujud entity. Beberapa konsep dasar dalam E-R Model,
yaitu :
•
Tipe Entiti
Menggambarkan kumpulan dari objek yang ada
pada “dunia nyata” dengan properti yang sama.
Setiap tipe entity dilambangkan dengan sebuah
persegi panjang yang diberi nama dari entity
tersebut.
•
Tipe Relasi
Sekumpulan hubungan antartipe entitas yang
memiliki arti. Tipe relasi digambarkan dengan
sebuah garis yang menghubungkan tipe entitas-tipe
entitas yang saling berhubungan.
•
Attribut
Properti sebuah entitas atau relationship. Atribut
menampung nilai yang menjelaskan setiap entity
dan menggambarkan bagian utama dari data yang
disimpan di dalam basis data.
Gambar 2.21 E-R Model
Berdasarkan Jurnal Basis Data, ICT Research Center UNAS Vol.3 No.2
November 2008 :
1. Basis data adalah dua atau lebih simpanan data dengan
elemen-elemen data penghubung, yang dapat diakses lebih
dari satu cara. Basis data dinyatakan dengan tehnik-tehnik
formal dan manajemen basis data. Dari definisi diatas, maka
dapat dikatakan bahwa basis data merupakan kumpulan dari
data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
2. Pembuatan sistem informasi penjualan dapat digambarkan
dengan E-RD yang diawali dari Pelanggan sampai terjadi
cetak kwitansi. Kegiatan ini menggambarkan data dalam
keadaan diam, bukan bagaimana proses terhadap data itu
terjadi.
Gambar 2.22 E-RD
3. Perancangan proses yang diusulkan untuk penjualan tunai
pada PT. Klaten Bercahaya dapat digambarkan dalam struktur
Diagram DFD (Data Flow Diagram).
Gambar 2.23 DFD
35
Download